Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Jl. Basuki Rahmat No. 15 Telp (0354) 862955


KOTA KEDIRI

Rencana kerja dan


syarat

NAMA PEKERJAAN : PENINGKATAN JALAN JL. LAPANGAN


GROGOL KEL. SINGONEGARAN

LOKASI : KECAMATAN PESANTREN

SUMBER DANA : PAK TAHUN 2021

KONSULTAN PERENCANA :
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

KATA PENGANTAR
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini disusun sebagai salah
satu bentuk persyaratan teknis kontrak pengadaaan jasa konsultan
perencana antara CV. MAHAKARYA UTAMA dengan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Kediri, pada pekerjaan pekerjaan
“Peningkatan Jalan Jl. Lapangan Grogol Kel. Singonegaran ”.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini dimaksudkan sebagai bahan


informasi kepada pemilik pekerjaan mengenai spesifik asi teknis bahan dan
metode pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini disampaikan, semoga


dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam tahapan selanjutnya.

Kediri, ……………… 20….


CV. MAHAKARYA UTAMA

Ir. Wahyudi
Direktur

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

SPESIFIKASI TEKNIS

1.1. RUANG LINGKUP PROYEK

Nama Pekerjaan : Peningkatan Jalan Jl. Lapangan Grogol Kel. Singonegaran


Lokasi : Kecamatan Pesantren Kota Kediri

1.2. Lingkup Pekerjaan Persiapan :


• Mobilisasi
• Pembersihan Lapangan
• Pemotongan Pohon
• Pemindahan PJU

1.3. Lingkup Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa SIngonegaran :


1.3.1. Pembangunan jalan Desa Singonegaran
Divisi 6, Perkerasan Aspal
• Laston Lapis Antara (AC-BC)
• Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi (CSS-1/SS-1)
• Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi (CRS-1/RS-1)
• Laston Lapis Aus (AC-WC)
Divisi 7, Struktur
• Pasangan Batu
• Beton struktur fc’ 14 Mpa
• Pembesian
• Beton Buis

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

1.4. Rencana Kerja


Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari
setelah Surat Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah
rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti
yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus
bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang
ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi
yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

1.5. Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti
rugi, maka Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi
dengan pembiayaan tambahan.

1.6. Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan
konstruksi lama yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan
yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan
kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor . Pada keadaan
apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

1.7. Tenaga Kerja


Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

1.8. Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang
digunakan di dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut
satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.9. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut
dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk
mewakili Kontraktor . Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa
yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah
khusus untuk keperluan tersebut.

1.10. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga


Satuan
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-
macamnya seperti yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini,

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

gambar rencana, petunjuk tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di


lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan,
organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa
/ pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang,
kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil
kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama
pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan-bahan
sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

1.11. Laporan
1.11.1. Laporan Perkembangan Bulanan.
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi,
tanpa biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang
ditetapkan oleh Direksi, lima (5) salinan laporan bulanan yang berisi
sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului
dan perkiraan perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan
berdasarkan pada jadwal pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah
pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada Kontraktor untuk bulan
ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang
barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan
Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang
bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf
supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan
oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai
barang pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan
dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan-
bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan
berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

1.11.2. Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari
masing-masing seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut akan
berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di
pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang
sedang dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang
relevan dengan perkembangan pekerjaan.

1.11.3. Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet
(Kantor di Lokasi Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan
karyawan Kontraktor.

1.11.4. Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit
bila perlu sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat
berakhirnya kontrak seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan
Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang tidak
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan


yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan
persetujuan dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.

1.11.5. Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor
diwajibkan membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada
direksi dan atas persetujuan direksi maka pekerjaan baru boleh
dilaksanakan.

1.12. Gambar-gambar dan Ukuran

a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor


diberi 2 (dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya.
Permintaan Kontraktor akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan
dikenakan biaya.

c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk


dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.

d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus


mendapat persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa


pemeliharaan harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).

f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.

g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku
adalah yang ditetapkan oleh Direksi.

1.13. Wilayah Kerja

a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-


bahan bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk
wilayah kerja Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas
persetujuan dari Direksi.

b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir
setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas


kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan
dengan jaringan utilitas yang ada.

1.14. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum
dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil
pekerjaan dan mutu termasuk bahan bahan yang terpakai harus diterima dan
disetujui Direksi.

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang


tercantum dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar
peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang
mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam
spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum
dipergunakan.

c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional,


apabila diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan
sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang
memproduksi bahan yang bersangkutan.

d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor
untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.

e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor


harus menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk
diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat
penting lainnya dari bahan tersebut.

f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai


dengan contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun
kekuatannya, maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan
mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.

g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami
proses lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu
bahan-bahan tersebut.

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan


bahan-bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar,
gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan
keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.

i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti


pedoman atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam
hal ini merupakan tanggung jawab Kontraktor .

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan


yang diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang
leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya
ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai
bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

1.15. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor
diharuskan membuat bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan
pompa air berkapasitas cukup beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk
menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya
tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk
mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya
adalah beban Kontraktor .

b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air
dapat menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam
hal ini pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan
Direksi dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar
galian tetap dalam keadaan kering.

c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara


lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat
adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya
perbaikan ditanggung Kontraktor .

d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan


Kontruksi pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko
Kontraktor .Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian tidak
dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah
beban Kontraktor

e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau


sudetan sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap
dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap
selesai, maka Kontraktor harus menimbun kembali saluran dan sudetan
sementara seperti keadaan semula.

f. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi


tanggung jawab Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan.
Perbaikan talud serta akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .

g. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna


mengendalikan aliran air di saluran.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. PEKERJAAN PENDAHULUAN

2.1. Pembuatan papan nama proyek


Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200
x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
• Nama proyek
• Pemilik proyek
• Lokasi proyek
• Jumlah biaya (kontrak)
• Nama Konsultan Perencana
• Nama Konsultan Pengawas
• Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan,
pengukuran dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan
pemasangan bouplank.

2.2. Sewa Rambu Pengaman


Pengaturan Lalu Lintas
2.2.1. Lalu Lintas Proyek
a. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan
mematuhi dan mentaati ketentuan dan peraturan lalu lintas
umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya mempengaruhi
kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat
yang berwenang.
b. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian
rupa agar gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul
sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan
terhadap jalan, jembatan, gorong-gorong yang diakibatkan oleh
lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui
Direksi.

2.2.2. Rambu-rambu Sementara


Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan
menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi
penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek.
Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi
lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat
pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap
pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari
harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

oleh Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu


dan rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang
selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di
sekitar lokasi proyek.

2.3. Uitzet Dengan waterPass / Theodolit.


2.3.1. Jaringan dan Permukiman
a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik
tetap (patok beton) yang dipasang oleh Dinas Terkait
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar
adalah elevasi yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap
seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam
proyek ini tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan
ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

2.3.2. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan
personil tekniknya untuk melakukan survey dan membuat
laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi
rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama
mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan
didasarkan.
b. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus
membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
c. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24
jam dimuka, bila akan mengadakan levelling pada semua bagian
daripada pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua
bantuan yang diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan
levelling tersebut.
e. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan
maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark)
permanen di tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus
diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya pekerjaan
agar tidak berubah.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan
berlangsung berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga
apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran
ulang.
h. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan
dengan alat optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

i. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum


dalam gambar dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi
akan memutuskan hal itu kemudian.
j. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka
pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus mengukur ulang lagi dan dikoreksi oleh pihak
Direksi.
k. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
l. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan
Cross Section per titik. Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
m. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut,
koordinat, serta letak patok patok harus dibuat gambarnya dan
dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
n. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat
pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai
pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang
ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak
lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan
seluruh biayanya kepada Kontraktor.
o. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis
tanah dan daya dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan
test penyelidikan tanah dengan menunjuk pihak / lembaga yang
bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang bersertifikasi.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3. ASPAL EMULSI
3.1. Uraian

Pekerjaan pengabutan ( fog seal ) ini diterapkan


pada permukaan perkerasan beraspal eksisting
dalam kondisi baik yang mulai terjadi retak rambut,
pengausan (stripping) sesuai dengan lokasi yang
sudah ditunjukkan di dalam Gambar.

Pengabutan digunakan untuk menutup permukaan


perkerasan beraspal untuk mencegah terjadinya
pelepasan butiran agregat ( raveling ) pada
permukaan perkerasan beraspal. Penambahan
aspal akan meningkatkan kekedapan ( water
proofing ) permukaan dan mengurangi kerentanan
terhadap penuaan dengan menurunkan
permeabilitas air dan udara.

3.2. Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada


Pengawas Pekerjaan berikut ini:

1. Lima (5) liter contoh aspal emulsi yang


disetujui untuk dipakai akan disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan selama Masa Kontrak sebagai
keperluan rujukan;

2. Laporan tertulis yang menyatakan hasil pengujian


untuk sifat-sifat semua bahan, sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal 4.1.2;

3. Perancangan Takaran dan hasil data


pendukung pengujian, sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal 4.1.3;

4. Data seluruh peralatan yang akan digunakan.

3.3. Pelaksanaan

1. Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap


lintasan penyemprotan harus diukur dan ditandai.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus


dilindungi dengan bahan yang cukup kedap.
Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan di atas
bahan pelindung (kertas tebal/karton) sehingga
seluruh nosel bekerja dengan benar pada
sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.

3. Jumlah aspal emulsi yang disemprotkan harus


sesuai dengan yang ditetapkan dan hasil
penyemprotan harus merata pada setiap titik.

4. Penyemprotan aspal dengan distributor aspal


harus dioperasikan sesuai dengan jarak batang
penyemprot yang dimaksud pada Pasal 4.1.4.2).d)
dan telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian
batang semprot, dan penempatan nosel harus disetel
sesuai Pasal 4.1.4.3) sebelum dan selama pelaksanaan
penyemprotan.

5. Bila lintasan penyemprotan dilaksanakan satu


lajur atau setengah lebar jalan maka lebar
penyemprotan harus selebar rencana ditambah
20 cm pada sisi kiri dan kanannya sehingga ada
bagian yang tumpang tindih ( overlap ) selebar
20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang
bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20
cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh
ditutup oleh lapisan berikutnya sampai
lintasan penyemprotan di lajur yang
bersebelahan telah selesai dilaksanakan.

6. Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5m


sebelum daerah yang akan disemprot dengan
demikian kecepatan lajunya sudah dapat
dijaga konstan sesuai ketentuan, dan batang
semprot mencapai bahan pelindung dengan
kecepatan tetap dan harus dipertahankan
sampai melewati bahan pelindung akhir.

7. Jumlah pemakaian aspal pada setiap kali lintasan


penyemprotan harus segera diukur dari volume
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

sisa dalam tangki dengan meteran tongkat


celup.

8. Penyemprotan harus segera dihentikan jika


ternyata ada ketidaksempurnaan peralatan
penyemprot pada saat beroperasi.

4. LASTON LAPIS
4.1. Persiapan
- Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca
cerah.
- Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan
4.2. Pengangkutan
- Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup
terpal.
- Menerima tiket pengiriman.
4.3. Penghamparan
- Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
- Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
- Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi
hamparan.
- Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
- Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang
dihampar (minimal 1x pada jarak 100 meter).
- Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan
standar yang telah ditentukan, untuk menghindari timbulnya
koyakan pada penghamparan.
- Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan
sampai ditemukan penyebabnya hamparan dilanjutkan.
- Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/
baik, penebaran merata.
- Tidak diperbolehkan ada penaburan butiran kasar pada
permukaan yang telah dihampar rapi.
- -Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0
meter toleransi 4 mm utk Laston Lapis Aus (AC-WC)

5. PASANGAN BATU
5.1. LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau
disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.

- Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan


bagian-bagian lain yang dianggap perlu.

5.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


13
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

- Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang


terbaik yang dikenal disini , batu kali harus keras dengan
permukaan kasar tanpa cacat atau retak .

- Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam


baru diperbolehkan melakukan pekerjaan lanjutan.

- Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan


ukuran dan bentuk -bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-
tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan
sempurna, semua batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan
di cetak di tempatnya sehingga tegak.adukan harus mengisi penuh
rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat
dan integral.

6. BETON Fc’ 15 Mpa


- Sebelum pekerjaan lantai kerja dilakukan, kontraktor wajib
memberitahukan direksi pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecora beton atau
meneruskan pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24
jam. Pemberitahuan meliputi kondisi pekerjaan, mutu beton
dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
- Sebelum pengecoran dimulai, acuan harus sudah siap dan
dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi (construktion joint) yang telah
disetujui sebelumnya.
- Untuk dimensi atau ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar
rencana.
7. PEMBESIAN

- Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U-24 untuk  < 13 mm dan U50 untuk D  13
(ulir) dan D10 (ulir).
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI 1971.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.
- Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan
perencana/pengawas.

- Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture)


dan tidak diperkenankan untuk mencampur-adukan bermacam-
macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

- Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian


mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai
dengan petunjuk Pengawas. Batang percobaan diambil
dibawah kesaksian Pengawas. Jumlah test besi beton dengan
interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah
test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap
saat bilamana dipandang perlu oleh pengawas.
- Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-
gambar atau mendapat persetujuan pengawas. Hubungan antara
besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran
beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat.

8. BETON BUIS
- Apabila kondisi tanah sudah digali, Buis Beton dibantu dengan
perlengkapan seperti tripod ataupun menggunakan tambang
dadung untuk menurunkannya ke dalam tanah galian.
- Atau menempatkan Buis Beton terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses penggalian, buis beton ditempatkan dilokasi
yang akan digali, setelah itu dimulai proses penggalian dari
sisi dalam buis beton.
Pekerjaan ini dimungkinkan untuk penggunaan buis beton
dimensi yang besar, yang memiliki ruang untuk melakukan
penggalian.

- Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman rencana,


apabila satu titik rencana kedalaman lebih dari 1 m, maka
buis beton yang digunakan akan lebih dari satu unit,
permukaan buis beton yang diatasnya harus tepat berada
permukaan buis beton yang pertama
- Ruangan kosong antara tanah galian dan buis beton dapat diisi
kembali dengan tanah bekas galian, atau dengan material
lainnya seperti sirtu, pasir, split, ataupun beton.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa


yang selanjutnya akan merupakan bagian yang mengikat dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan
dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan
atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan
dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.

16

Anda mungkin juga menyukai