Anda di halaman 1dari 12

Spesifikasi Teknis Pengairan

SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I.
SPESIFIKASI UMUM
1. LOKASI PEKERJAAN
1.1. Lokasi Pekerjaan di Desa Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.

2. RUANG LINGKUP KONTRAK


2.1. Pekerjaan Konstruksi termasuk seperti yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. JALAN MASUK KE DAERAH KERJA


3.1. Jalan masuk ke daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang ada dan berhubungan dengan
jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek, Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan
dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan
yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh
yang dibutuhkan untuk pekerjaanya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan
Pemerintah setempat dan Swasta.
3.2. Kontraktor dapat menggunakan tanah yang telah dibebaskan oleh yang memberi tugas, untuk keperluan jalan
masuk ke daerah kerja, apabila Kontraktor membutuhkan jalan masuk demi kelancaran pekerjaan. Dalam hal
ini Kontraktor diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi selambat-lambatnya 15 hari setelah
menerima SPK. Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan
yang digunakan oleh kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain,
yang tidak ditentukan oleh Direksi maka harus dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut dalam harga satuan pekerjaan

4. GAMBAR-GAMBAR YANG DIMILIKI KONTRAKTOR


4.1. Umum.
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar–gambar yang telah ditandatangani oleh
Direksi, dan apabila ada perubahan akan diserahkan oleh Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pelaksanaan dimulai. Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi resiko
kontraktor. Persetujuan Direksi terhadp gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Kontraktor atas kebenaran gambar-gambar tersebut.
4.2. Gambar-Gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja.
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar
pelaksanaan. Gambar pelaksanaan itu dibuat lebih detail untuk melaksanakan pekerjaan. Untuk pekerjaan
khusus seperti pekerjaan beton harus memperlihatkan penampang melintang dan memanjang, beton,
pengaturan batang pembesihan termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe
bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat,
4.3. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara.
Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor harus terinci dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Gambar –gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan
sementara seperti Kisdam, Tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar Perencanaan yang
diusulkan kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 3 ( tiga ) rangkap.
4.4. Gambar-Gambar yang sebenar-benarnya terbangun(Asbuildrawing)
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan
paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan
sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai,
kontraktor harus menyerahkan gambar As-builtdrawing dalam 3 (tiga ) set ukuran A3 dijilid.

5. STANDAR
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Nasionalisasi Indonesia
(SNI), bila asa pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada pada Standar Indonesia, maka dapat dipakai satandar lain yang
disetujui Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ni pasti dan menentukan.

1
Spesifikasi Teknis Pengairan

6. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


6.1. Rencana Kerja
Kontraktor harus menyerahkan 2 ( dua ) Rangkap Rencana Kerja mingguan setiap akhir minggu berikutnya
berencana dan rencana kerja bulanan untuk setiap akhir bulan berikunya yang disetujui oleh Direksi. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang sehubungan dengan
pelaksanaaan pekeraan yang disetujui oleh Direksi.
6.2. Program Pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan program kerja dengan menggunakan barchart yang memperlihatkan kegiatan
sebagai berikut ;
Tanggal dimulainya pekeraan
Tanggal selesainya pekerjaan
Waktu yang diperlukan
Jumlah dn kualifikasi tenaga kerja, jumlah dan jenis peralatan.
6.3. Laporan Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus membuat laporan kemajuan pekerjan mingguan dan bulanan yang disampaikan kepada
pengawas lapangan dan direksi sebanyak 3 ( tiga ) rangkap. Bentuk dan format ditentukan oleh direksi.
6.4. Rapat Evaluasi Kemajuan Pekerjaan
Rapat antar Direksi lapangan dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah
disetujui oleh direksi. Maksud dari rapat ini membicarakan kemauan pekejaan yang telah, sedang dan akan
dilakukan, dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

7. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR


7.1. Umum
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar,
kontraktor harus segera memberitahu kepada direksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
7.2. Perlengkapan Konstruksi
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar,
kontraktor harus segera memberitahu kepada direksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
7.3. Bahan Pengganti
Kontraktor harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka
dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin dari direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan
tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
7.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak ditempatkan pembuatan atau dilapangan sesuai yang
disetujui Direksi. Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan
kepada pemberi tugas sesuai yang dimintanya u tuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak
meringankan kontraktor dari tanggungjawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.

8. SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN


8.1. Bens Mark
Untuk survei dan pengukuran pekerjaan dipakai Bens Mark atau titik tetap dan titik yang ditetapkan oleh Direksi
dan disetujui dalam peta dan data Bens Mark. Bens Mark yang lain dan titik referensi yang terlibat dalam
gambar diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi.
Sebelum menggunakan Bens Mark dan titik referensi kecuali Bens Mark dasar untuk seting out pekerjaan,
Kontraktor harus melakukan pengukuran / pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bens Mark yang lain, begitu juga dengan titik
referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bens Mark sementara yang didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui
direksi.
8.2. Permukaan tanah asli untuk tujuan Pengukuran.
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan
pada Kontraktor kebenaran dari muka tanah, sebelum mulai bekerja Kontraktor memberitahukan kepada
Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah
tersebut biayanya dibebankan kepada Kontraktor. Dalam segala hal sebelum dimulai melaksanakan pekerjaan
tanah dengan menggunakan Bench Marks atau titik referensi yang disetujui Direksi. Pengukuran Volume yang
dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
8.3. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan Direksi.
Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut Direksi dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat
dan perlengkapan yang akan disediakan Kontraktor. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam
waktu pelaksanaan Kkontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direrksi.

2
Spesifikasi Teknis Pengairan

9. PEKERJAAN SEMENTARA
9.1. Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan berikut pemindahan
semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana kontraktor bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur data spesifikasi teknis.
Apabila Kontraktor bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti
terlihat pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa
tanah, dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada
daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk memenuhi dalam kontrak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
9.2. Lapangan Kerja
Lapangan Kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh
pemberi tugas dan bebas biaya pembebasan tanah. Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk direksi.
Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan pekerjaan pada tanah yang sudah dibebaskan,
termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman / pemilikan dan
tanah. Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan harus diperbaiki sebelum diterima oleh pemberi
tugas. Kontraktor mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutn karena kerusakan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
9.3. Perlengkapan Kantor Direksi
Kantor harus menyediakan dan memelihara kantor sementara dilapangan yang dilengkapi alat-alat untuk
Direksi beserta stafnya sesuai ditetapkan oleh Direksi sekurang-kurangnya 45 M² serta satu toilet dan kamar
mandi.
Kantor Direksi tersebut semua dibiayai Kontraktor. Kantor Direksi harus dilengkapi dengan barang-barang
sebagai berikut : meja, kursi, meja tamu, almari, lampu dan papan.
9.4. Pekerjan Peringatan Selama Pelaksanaan.
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Kontraktor
harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi
pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat kegagalan pengeringan air.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga
kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi, dan tidak
mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan pengeringan diperlukan pompa, kontraktor harus menyediakan.
9.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan yang ada.
Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi
akan meminta Kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan.
Kontraktor supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Setelah rencana itu disetujui oleh direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.

10. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


10.1. Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan
kesehatan, Pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh kontraktor atas biaya Kontraktor.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan keselamatan kerja. Tidak ada
pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk kontrak.
10.2. Sistem Pengawasan Keamanan
Kontraktor supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk
mendapatkan persetujuan kepada direksi. Sistem keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga kerja yang
cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada
hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
10.3. Pengaturan kesehatan
Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan sehat memperlengkapi/ memelihara
kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan
mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

3
Spesifikasi Teknis Pengairan

10.4. Pencegahan Kebakaran


Kontraktor harus melakukan pencegahan terhadap kebakaran pada atau sekitar lapangan kerja dan harus
menyediakan peralatan secukupnya. Dalam pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran tersebut dalam keadaan baik dan siap dipakai pada saat dibutuhkan.

11. DOKUMENTASI DAN FOTO


Kontraktor harus menyerahkan foto untuk laporan pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh direksi. Minimum tiga
gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tiap
konstruksi dan keadaan telah selesai. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap
dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi
tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai tanggal pengambilan, dan penjelasan
secukupnya, foto negatif, yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu
sama lain. Empat set album-album harus diserahkan pada Direksi pada penyelesaian pekerjaan.

12. MUTUAL CHEEK


12.1. Pelaksanaan Mutual Cheek
Pelaksanaan Mutual Cheek dilaksanakan bersama-sama oleh pihak Direksi dan Kontraktor atas biaya
Kontraktor.
12.2. Mutual Cheek 0
a) Mutual Cheek 0 diadakan dengan dasar gambar Kontrak
b) Uraian pekerjaan Mutual Cheek 0
 Pengukuran kembali semua rencana-rencana kegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada
titik tetap dengan meneliti 10 VL mm.
 Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten), Profil memanjang dan melintang
dengan mengikuti standart penggambaran yang berlaku.
 Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti standart penggambaran yang berlaku.
 Membuat perhitungan hidroulis, apabila ada perubahan bentuk.
 Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan tambahan / pengurangan.
c) Semua produk-produk hasil Uitsetten (data pengukuran kembali, gambar-gambar, Bill of Quantity dan RAB
perubahan tambahan / pengurangan biaya ) disampaikan kepada Pimpro untuk selanjutnya diteliti /
diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan dari Direksi maka kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
d) Dari hasil pengukuran kembali (Uitset), akan didapat perbandingan volume dengan gambar kontrak.
e) Gambar-gambar hasil Uitset adalah sebagai dasar untuk pelaksanaan konstruksi lapangan.
f) Semua gambar hasil Mutual Cheek diperbanyak 4 kali.
12.3. Mutual Ceck 100
a) Mutual Check 100 dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar
terpasang (Asbuilt Drawing).
b) Dari hasil Mutual Check 100 dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran
volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
c) Semua gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat cetakan rangkap 3 dan 1 negatif.
12.4. Jangka Waktu Pelaksanaan
a) Jangka waktu pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi.
b) Jika tidak ditentukan pengajuan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat 1 bulan
sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus diserahkan kepada Pimpro melalui Direksi.
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual check ini akan ditentukan kemudian oleh
Direksi.

4
Spesifikasi Teknis Pengairan

BAB II
SPESIFIKASI KHUSUS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan ini adalah merupakan pekerjaan awal yang berfungsi untuk
mempersiapkan dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan persiapan ini sangat
mempengaruhi terhadap rencana kerja yang dibuat oleh penyedia jasa.

1.1. Pengukuran Untuk MC


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran dilapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama
pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dilapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap
utama (" Bench Mark ") yang akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai
titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik
atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan
untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik bantu utama dengan, jarak ±
500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus
tertanam sedalam ± 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak rnudah berubah bentuk dan posisinya.
Semua data gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan, harus Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk
penggambaran rencana gambar pelaksanaan atau (" Construction Drawing ").
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus Disyahkan oleh Direksi
Pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar
perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari hasil
pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan
dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As Built Drawing).
Pada hal - hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi Pekerjaan sewaktu - waktu
berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai chek berkala atau stick proof, misalnya kedalaman
pondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan perhitungan hasil
pengukuran yang sudah Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan.

1.2. Pengukuran dan Bowplank


Pekerjaan pengukuran dan bowplank ini dimaksudkan untuk menentukan acuan pokok untuk pelaksanaan
pekerjaan. Pemasangan patok ukur dan bowplank ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan pengukuran dan bowplank ini terlebih dahulu harus disepakati dengan pihak dinas yang berwenang.
Sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini selanjutnya telah medapatkan persetujuan oleh pihak dinas
mengenai panjang, lebar dan tinggi ataupun dimensi konstruksi yang telah direncanakan oleh pihak konsultan
perencana.

1.3. Pembuatan & Pembongkaran Kisdam > 1 m


Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan metode sehubungan dengan pekerjaan kisdam/Dewatering untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan pengeringan selama pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan air,
termasuk memelihara semua peralatan, pengeringan agar lokasi pekerjaan bebas dari pengaruh air.
Setelah pekerjaan coffering selesai dan tidak digunakan lagi, maka pekerjaan tersebut dibongkar/dipindahkan
termasuk semua material harus diratakan sehingga tidak mengganggu aliran sungai.

1.4. Pengeringan Air (Dewatering)


Pada bagian - bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang - kadang tidak bisa
bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai
sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kwalitas
pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.
Sebelum membuat suatu konstruksi penahan rembesan (kist dam) Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar
rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan konstruksi utama
selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus membongkar dan membersihkan material kistdam sehingga tidak
mengganggu aliran sungai.

5
Spesifikasi Teknis Pengairan

Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga
tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan buah.

1.5. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Pekerjaan


Papan nama dibuat dari kayu dengan kayu berkualitas baik dicat. Papan nama tersebut berisikan nama pekerjaan
yang sedang dikerjakan, biaya, tahun anggaran dan nama perusahaan penyedia jasa yang mengerjakan yang
ditulis secara jelas.

1.6. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan Kesehatan kerja
konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan
tingkat resiko yang ditetapkan oleh Direksi.
Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang
telah disetujui oleh Direksi.
- Pelaksanaan:
1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-tahapan
3. dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
8. Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3

Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.mempresentasikan
RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil
Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan kerja serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

Dalam rangka antisispasi pencegahan dan penyebaran COVID-19, pihak penyedia jasa dipersyaratkan untuk
menyediakan fasilitas berupa:
 Menyediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir
 Menyediakan desinfectan
 Membuat banner yang berisi himbauan untuk pencegahan COVID-19
 Menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari masker dan sarung tangan
 Menjalin Kerjasama dengan fasilitas pelayanan Kesehatan terdekat.

2. PEKERJAAN TANAH
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengupasan dan pembersihan
2. Galian terbuka termasuk parit
3. Timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan
4. Galian bahan-bahan yang berguna maupun yang dibuang
5. Pekerjaan galian dan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Rencana Kontraktor yang menerangkan mengenai pelaksanaan pekerjaan galian atau timbunan untuk setiap
macam kegiatan, harus diserahkan pada Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan.
Harga satuan untuk semua macam pekerjaan galian, timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permulaan
dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).

Pekerjaan Galian Tanah Menggunakan Alat Berat (Excavator)


Galian Menggunakan Excavator Alat Berat Yang Lazim Digunakan Pada Berbagai Proyek Galian Tanah.
Kemampuan Untuk Menggali Dengan Kedalaman Yang Lebih Teliti Dan Dapat di gunakan sebagai alat
pemuat material langsung ke dalam truck. Pengoperasian excavator pada suatu proyek galian tanah
membutuhkan biaya sangat besar. Biaya pengoperasian excavator pada pelaksanaan proyek terdiri dari biaya
pengadaan alat, biaya kebutuhan bahan bakar, serta biaya akan upah pekerja.

6
Spesifikasi Teknis Pengairan

2.1. Galian Tanah Biasa Langsung Untuk Timbunan/Dibuang


Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan menggunakan alat berat baik di saluran ataupun di bantaran
sungai berupa pendalaman, pelebaran dan pembentukan profil dari sungai yang ada. Pekerjaan galian harus
dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan batas-batas, permukaan dan dimensi sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar atau atas petunjuk Direksi.
Jarak angkut untuk material hasil galian baik yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang, dengan
cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak antara pusat berat dari tempat galian dan pusat berat dari tempat
pembuangan atau tempat penimbunan melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui sebelumnya
oleh Direksi.
Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan di atas, jika diperlukan, akan dihitung berdasarkan atas
analisa harga satuan dari Kontraktor yang digunakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan menyesuaikan
jarak angkut yang diperlukan.
Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan kedalaman diatas atau dibawah
air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik yang dimaksud di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan harus dianggap termasuk konpensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material,
peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan


Lingkup pekerjaan galian tanah meliputi, pekerjaan galian pondasi bangunan, galian rencana konstruksi dan galian
sedimen yang berada dilokasi pekerjaan.
Apabila ada sebagian atau seluruh material tanah hasil galian akan dipergunakan sebagai bahan timbunan tanah
tanggul atau timbunan kembali dibelakang pondasi bangunan atau pondasi bangunan, maka material tanah yang
akan dipakai sebagai bahan timbunan tersebut harus dipisahkan dan bahan material galian tanah lainya yang tidak
terpakai, sebelum diangkut kelokasi penimbunan.
Jika bahan material tanah hasil galian tersebut atas pengarahan Direksi pekerjaan tidak akan dipergunakan, maka
bahan material tanah hasil galian harus diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan atau lokasi penimbunan yang
diperlukan.
Pada lokasi pembuangan bahan material tanah hasil galian yang dibuang, harus diratakan lapis demi lapis secara
rapi, tidak boleh ditimbun menjadi satu gundukan tanah, dan tidak boleh mengakibatkan dampak negatif pada
lingkungan disekitarnya. Apabila hasil galian berupa batu maka harus ditata dengan rapi dan sebisa mungkin tidak
mengganggu selama pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi areal tempat peimbuangan bahan material tanah hasil galian, harus dipersiapkan dan menjadi beban
tanggung jawab Penyedia Jasa, dan untuk penentuan lokasinya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dan mengikuti garis batas galian yang tergambar dalam gambar
pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.
Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan galian tanah tidak mengikuti garis batas galian seperti yang
tertera dalam gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa harus
bertanggungg jawab sepenuhnya terhadap kesalahan yang telah dilakukannya, dan kelebihan volume galian tanah
tersebut tidak dapat dibayar oleh Pengguna Jasa.

2.1.2. Pengangkutan Material Hasil Galian


Pengangkutan material-material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan kembali, “stock pile” atau
pembuangan kelebihan material ataupun material yang tidak memenuhi syarat harus dilaksanakan sesuai dengan
jadual pelaksanaan yang telah disetujui Direksi.
Kontraktor harus mengangkut material melalui rute yang terdekat antara tempat penggalian dan tempat
penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap
penduduk di sekitar lokasi kerja.

2.1.3. Pembuangan Bahan Hasil Galian


Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian dibuang dilokasi kaki tanggul luar
kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi. Kontraktor harus merapikan dan meratakan permukaan timbunan
tanah buangan yang tidak beraturan pada profil, pada ketinggian dan permukaan yang disetujui oleh Direksi.
Lokasi timbunan tanggul yang sudah jadi tidak boleh dipakai untuk penimbunan sementara hasil galian kecuali
disetujui Direksi secara tertulis. Kontraktor juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan oleh longsoran
puncak-puncak timbunan / gundukan tanah.

2.1.4. Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa,
dan diperhitungkan dalam satuan (Unit) m3.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan keuntungan Penyedia Jasa.

7
Spesifikasi Teknis Pengairan

2.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Dipadatkan.


Pekerjaan dalam klausul ini haruslah meliputi pekerjaan melengkapi sarana-sarana dan pemilihan bahan / material
yang diperlukan penggonggokan (stockpiling) dan pencampuran (bila perlu), transportasi, menuangkan,
menebarkan, pembasahan atau pengeringan, memadatkan, pembentukan dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
kecil lainnya demi untuk memenuhi garis-garis dan angka / keterangan seperti yang terlihat dalam gambar
konstruksi atau sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.

2.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan


 Pekerjaan timbunan tidak boleh dilaksanakan, bila menurut pendapat Direksi pekerjaan bahwa hasil pekerjaan
timbunan yang memenuhi persyaratan tidak akan tercapai sehubungan dengan keadaan hujan lebat atau
keadaan lain yang tidak layak.
 Pekerjaan timbunan haruslah dilaksanakan mendatar / horisontal dan dipadatkan per layer (lapis), meliputi
seluruh lebar bidang timbun, dengan ketebalan tiap layer (lapisan) yang seragam tidak lebih dari 30 cm
ketebalan setelah proses pemadatan. Pekerjaan menyiapkan lapisan timbun haruslah dilakukan sedemikian
rupa hingga bila dipadatkan dapat tercampur baik, dapat diperoleh tingkat padat kering praktis lebih tinggi dan
tingkat kedap air (impermeability) serta stabiiitas tanah timbunan padat terbaik. Bila ada permukaan suatu
lapisan tanah timbunan atau bidang kontak samping yang terlalu kering atau halus untuk dapat menyatu secara
baik dengan lapisan tanah. timbunan selanjutnya, maka permukaan lapisan tanah tersebut harus dibasahi dan
dikasarkan dengan cara yang disetujui sebelum meletakkan lapisan timbunan berikutnya, untuk memperoleh
sambungan yang dapat diterima.
 Tingkat basah tanah timbunan (kadar lengas) haruslah dikendalikan dengan cara menjemur ataupun
membasahi dengan alat semprot.
 Bahan timbunan yang derajat kebasehannya melebihi derajat ketasanan yang dipersyaratkan, tidak boleh
dimasukkan / diletakkan di daerah timbunan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan sampai bahan tersebut cukup
kering dilokasi onggokan (stockpile).
 Pembasahan yang dapat dilakukan sesuai dengan yang diterapkan Direksi Pekerjaan haruslah dilakukan
ditempat onggokan bahan timbunan (site of stockpiles) namun apabila diperlukan pembasahan tambahan
secara semprotan dapat dilakukan pada waktu proses pemadatan. Bila tingkat kebasahan berada diluar
ketentuan, maka operasi pekerjaan timbunan harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan - timbunan
harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan dibasahi atau dibiarkan kering sehingga memenuhi derajat
kebasahan yang ditentukan, kecuali bila ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Masing - masing lapisan tanah timbunan haruslah dipadatkan secara seragam. Penggilasan / pemadatan harus
dilakukan secara arah memanjang sepaniang daerah timbunan dan secara umum mulai dari tepi luar kemudian
bergerak melebar ke arah tengah sedemikian hingga setiap bagian tanah timbunan memperoleh perlakuan
pemadatan yang sama.

2.2.2 Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m3. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh
Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan,
"Overhead" dan keuntungan Penyedia jasa.

3. PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG

3.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat
(gabion),pasangan batu kosong (non-grounted rip rap),maupun pasangan batu kosong yang diisi adukan (ground
rip rap) pada landasan yang disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam pada gambar dan memenuhi
spesifikasi ini.
Pemasangan ini harus dilakukan pada tebing sungai,leremg timbunan,lereng galian dan permukaan lain yang terdiri
dari bahan yang mudah tererosi dimana perlindungan terhadap erosi dikehendaki

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang tidak termasuk dalam dokumen kontrak pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi pekerjaan setelah peninjauan kembali rencana awal selesai dikerjakan.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini


a) Kajian Teknis Lapangan
b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c) Selokan dan Saluran Air
d) Drainase porous
e) Galian
f) Timbunan
8
Spesifikasi Teknis Pengairan

4) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 2417:2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
SNI 07-6892-2002 : Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baja Berlapis Seng.
SNI 07-6443-2000 : Metode pengujian untuk Menentukan Daerah Lapisan seng paling tipis dengan
Cara Dreece pada Besi atau Baja Digalvanis.
SNI 03-6154-1999 : Kawat Bronjong.
SNI 03-0090-1999 : Bronjong Kawat.
SNI 03-3750-1995 : Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL).
SNI 03-3760-1995 : Bronjong logam bentang.
SNI 03-3046-1992 : Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida).

ASTM:
ASTM B 117 : Salt Spray Exposure Test

5) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil pengujian seperti yang
disyaratkan.
b) Contoh dari kerjanjang kawat dengan sertifiat dari pabrik bila ada.

6) BAHAN

1) Kawat Bronjong

a) Kawat Bronjong Pabrikasi dan harus memenuhi salah satu dari SNI berikut ini: SNI 03-6154-1999, SNI 03-
0090-1999, SNI 03- 3750-1995, SNI 03-3760-1995 atau SNI 03-3046-1992.

b) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan 3 llilitan dengan lubang
lilitan kira kira 80 mm x 100 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas lepas dirancang untuk
diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka
bronjong sehingga sambungan sambungan yang yang diikatkan pad akerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman.

c) Bronjong Pabrikasi harus merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam
Gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum
diisi dengan batu.

d) Bronjong Pabrikasi harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda, lilitan harus erat dan
tidak terjadi kerenggangan.
Permukaan Kawat harus lurus dan rata serta bebas dari cacat berupa serpihan retak, pengelupasan lapisan
dan cacat lainnya yang dapat merugikan dalam pemakaian.

Ukuran
a) Panjang 2,00 ± 0,1 m
b) Lebar 1,00 ± 0,05 m
c) Tinggi 0,50 ± 0,025 m
d) Jumlah penyekat 1 buah
e) Jumlah Lilitan Minimum 3
f) Lubang anyaman 80±4 x 100±5 mm
g) Jarak lilitan Maksimum 40 mm
h) Diameter kawat anyaman 3 ± 0,12 mm
i) Diameter kawat sisi 4 ± 0,16 mm
j) Diameter kawat pengikat 2,0 ± 0,08 mm

Sifat mekanis
a) Kuat tarik
a. Kawat anyaman Minimum 41 kgf/mm2
b. Kawat Sisi Minimum 41 kgf/mm2
c. Kawat pengikat Minimum 41 kgf/mm2

9
Spesifikasi Teknis Pengairan

b) Tahan Puntir
a. Kawat anyaman Minimum 28
b. Kawat sisi Minimum 26
c. Kawat pengikat Minimum 38

Lapisan seng anti karat (Galvanis)


a) Berat lapisan seng
d. Kawat anyaman Minimum 260 g/mm2
e. Kawat sisi Minimum 275 g/mm2
f. Kawat pengikat Minimum 240 g/mm2
b) Kerataan lapisan seng Tidak boleh menunjukkan adanya deposit warna tembaga
c) Kelekatan lapisan seng Lapisan seng tidak boleh menyerpih, retak-retak atau mengelupas

2) Tiang Pancang Dolken / Cerucuk Bambu


Tiang pancang harus ditancapkan dengan kuat (menancap sampai pada tanah keras).
Cara pengerjaannya tanah digali dulu sesuai dengan kebutuhan baru setelah itu bronjong ditata rapi
berjajar dan dolken ditancapkan diantara lubang anyaman bronjong.
Tiang Pancang Dolken Yang Biasanya Menggunakan Bambu Bongkotan Dia 8 - 10 Cm X 2,50 M
untuk pelaksanaan pemancangan bambu cerucuk dapat di lakukan secara manual (tenaga manusia),
Dan Alat Yang Di Gunakan Memakai Palu Besar Dengan Berat 10 Kg

3) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat
sebagai berikut:
a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
b) Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
c) Penyerapan air tidak lebih besar dari 4%.

Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam,memiliki dimensi minimum 200mm. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup
tinggi.

4) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah fondasi
tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu
kosong atau bonjong.

3.2 PELAKSANAAN

1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan galian,termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong
dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar
dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat
bronjong. Sambungan antara kawat bronjong haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi
enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong,antara segi enam
tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggikan sesudah pengikatan
terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.

b) Batu harus dimasukkan satu per satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal
mungkin. Bila mana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya , dua kawat pengaku horizontal dari
muka ke belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi berlebihan agar terjadi penurunan
(settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.

c) Setelah pengisisan, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan bentang penarik atau ulir penarik pada
permukaan atasnya dan diikat.

d) Bila mana keranjang dipasang satu diatas yang lainnya, sambungan vertical harus dibuat berselang seling.

10
Spesifikasi Teknis Pengairan

3) Penempatan pasangan batu kosong


Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar,pasangan batu kosong harus dimulai dengan
penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian parit ditumit lereng. Batu harus ditempatkan
dengan mobil Derek atau dengan tangan sesuai dengan panjang,tebal dan kedalaman yang diperlukan.
Selanjutnya batu harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus
terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang
disyaratkan. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu batu tesebut telah bersudut, tetapi pemasangan
harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu terbesar berada dibawah permukaan air
tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong
yg telah selesai

4) Penimbunan kembali
Seperti ketentuan dari seksi Timbunan.

5) Pemasangan Geotextile Non Woven


Sifat – Sifat Fisik

1. Geotextile Non Woven harus terdiri dari serat kawat menerus dengan bahan polypropylene kualitas polymer
harus bersertifikat dari pabrik, tahan terhadap asam dan alkali, rembesan dan substansi didalam rate PH 2 –
14.
2. Geotextile Non Woven harus khusus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak langsung terhadap air laut
dan material – material yang mengandung semen, setelah 3 bulan dihamparkan pada daerah tropical.
3. Geotextile Non Woven yang dihasilkan dari potongan – potongan bahan fiber, limbah fiber, hasil daur ulang dari
fiber yang tidak dapat diterima.
4. Setiap roll Geotextile Non Woven yang dikirim kelapangan, harus mempunyai tingkat / kelas dan nomor produksi
yang tertera jelas sepanjang lembaran dengan panjang interval tertentu untuk maksud pemeriksaan visual.

3.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong
lengkap ditempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi
nominal dari masing masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Dasar pembayaran
Kuantitas yang ditentukan sesuai diuraikan diatas, harus dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran,
untuk mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga
dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk
pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, penguji dan
pekerjaan lain yang diperlukan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan pengukuran

Kawat Bronjong Pabrikasi Meter Kubik


Pasangan Batu Kosong Meter Kubik
Cerucuk / Dolken Bambu Bongkotan Batang
Geotextile Non Woven Meter Persegi

11
Spesifikasi Teknis Pengairan

BAB III

PENUTUP
 Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka yang dipakai adalah gambar
detail.
 Kontraktor wajib meneliti terlebih dahulu gambar sebelum melaksanakan pekerjaan,bila ditemui hal –hal
yang meragukan harus melaporkan kepada Direksi untuk mendapakan persetujuan terlebih dahulu.
 Yang dimaksud dengan Gambar diatas adalah gambar setelah adanya perubahan di dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) atau Gambar yang disetujui setelah rekayasa lapangan ( MC).
 Hal – hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna
Anggaran, bilamana perlu diadakan penyempurnaan / addendum.
 Apabila untuk uraian bahan – bahan , pekerjaan yang tidak disebut diselenggarakan oleh kontraktor maka
harus dianggap seperti disebutkan.
 Bagian – bagian yang secara nyata termasuk di dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan dalam gambar,
maka tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor.

12

Anda mungkin juga menyukai