SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I.
SPESIFIKASI UMUM
1. LOKASI PEKERJAAN
1.1. Lokasi Pekerjaan di Desa Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
5. STANDAR
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Nasionalisasi Indonesia
(SNI), bila asa pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada pada Standar Indonesia, maka dapat dipakai satandar lain yang
disetujui Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ni pasti dan menentukan.
1
Spesifikasi Teknis Pengairan
2
Spesifikasi Teknis Pengairan
9. PEKERJAAN SEMENTARA
9.1. Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan berikut pemindahan
semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana kontraktor bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur data spesifikasi teknis.
Apabila Kontraktor bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti
terlihat pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa
tanah, dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada
daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk memenuhi dalam kontrak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
9.2. Lapangan Kerja
Lapangan Kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh
pemberi tugas dan bebas biaya pembebasan tanah. Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk direksi.
Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan pekerjaan pada tanah yang sudah dibebaskan,
termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman / pemilikan dan
tanah. Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan harus diperbaiki sebelum diterima oleh pemberi
tugas. Kontraktor mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutn karena kerusakan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
9.3. Perlengkapan Kantor Direksi
Kantor harus menyediakan dan memelihara kantor sementara dilapangan yang dilengkapi alat-alat untuk
Direksi beserta stafnya sesuai ditetapkan oleh Direksi sekurang-kurangnya 45 M² serta satu toilet dan kamar
mandi.
Kantor Direksi tersebut semua dibiayai Kontraktor. Kantor Direksi harus dilengkapi dengan barang-barang
sebagai berikut : meja, kursi, meja tamu, almari, lampu dan papan.
9.4. Pekerjan Peringatan Selama Pelaksanaan.
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Kontraktor
harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi
pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat kegagalan pengeringan air.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga
kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi, dan tidak
mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan pengeringan diperlukan pompa, kontraktor harus menyediakan.
9.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan yang ada.
Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi
akan meminta Kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan.
Kontraktor supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Setelah rencana itu disetujui oleh direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.
3
Spesifikasi Teknis Pengairan
4
Spesifikasi Teknis Pengairan
BAB II
SPESIFIKASI KHUSUS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan ini adalah merupakan pekerjaan awal yang berfungsi untuk
mempersiapkan dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan persiapan ini sangat
mempengaruhi terhadap rencana kerja yang dibuat oleh penyedia jasa.
5
Spesifikasi Teknis Pengairan
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga
tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan buah.
Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.mempresentasikan
RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil
Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan kerja serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.
Dalam rangka antisispasi pencegahan dan penyebaran COVID-19, pihak penyedia jasa dipersyaratkan untuk
menyediakan fasilitas berupa:
Menyediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir
Menyediakan desinfectan
Membuat banner yang berisi himbauan untuk pencegahan COVID-19
Menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari masker dan sarung tangan
Menjalin Kerjasama dengan fasilitas pelayanan Kesehatan terdekat.
2. PEKERJAAN TANAH
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengupasan dan pembersihan
2. Galian terbuka termasuk parit
3. Timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan
4. Galian bahan-bahan yang berguna maupun yang dibuang
5. Pekerjaan galian dan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Rencana Kontraktor yang menerangkan mengenai pelaksanaan pekerjaan galian atau timbunan untuk setiap
macam kegiatan, harus diserahkan pada Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan.
Harga satuan untuk semua macam pekerjaan galian, timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permulaan
dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).
6
Spesifikasi Teknis Pengairan
7
Spesifikasi Teknis Pengairan
3.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat
(gabion),pasangan batu kosong (non-grounted rip rap),maupun pasangan batu kosong yang diisi adukan (ground
rip rap) pada landasan yang disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam pada gambar dan memenuhi
spesifikasi ini.
Pemasangan ini harus dilakukan pada tebing sungai,leremg timbunan,lereng galian dan permukaan lain yang terdiri
dari bahan yang mudah tererosi dimana perlindungan terhadap erosi dikehendaki
4) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 2417:2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
SNI 07-6892-2002 : Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baja Berlapis Seng.
SNI 07-6443-2000 : Metode pengujian untuk Menentukan Daerah Lapisan seng paling tipis dengan
Cara Dreece pada Besi atau Baja Digalvanis.
SNI 03-6154-1999 : Kawat Bronjong.
SNI 03-0090-1999 : Bronjong Kawat.
SNI 03-3750-1995 : Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL).
SNI 03-3760-1995 : Bronjong logam bentang.
SNI 03-3046-1992 : Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida).
ASTM:
ASTM B 117 : Salt Spray Exposure Test
6) BAHAN
1) Kawat Bronjong
a) Kawat Bronjong Pabrikasi dan harus memenuhi salah satu dari SNI berikut ini: SNI 03-6154-1999, SNI 03-
0090-1999, SNI 03- 3750-1995, SNI 03-3760-1995 atau SNI 03-3046-1992.
b) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan 3 llilitan dengan lubang
lilitan kira kira 80 mm x 100 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas lepas dirancang untuk
diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka
bronjong sehingga sambungan sambungan yang yang diikatkan pad akerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman.
c) Bronjong Pabrikasi harus merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam
Gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum
diisi dengan batu.
d) Bronjong Pabrikasi harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda, lilitan harus erat dan
tidak terjadi kerenggangan.
Permukaan Kawat harus lurus dan rata serta bebas dari cacat berupa serpihan retak, pengelupasan lapisan
dan cacat lainnya yang dapat merugikan dalam pemakaian.
Ukuran
a) Panjang 2,00 ± 0,1 m
b) Lebar 1,00 ± 0,05 m
c) Tinggi 0,50 ± 0,025 m
d) Jumlah penyekat 1 buah
e) Jumlah Lilitan Minimum 3
f) Lubang anyaman 80±4 x 100±5 mm
g) Jarak lilitan Maksimum 40 mm
h) Diameter kawat anyaman 3 ± 0,12 mm
i) Diameter kawat sisi 4 ± 0,16 mm
j) Diameter kawat pengikat 2,0 ± 0,08 mm
Sifat mekanis
a) Kuat tarik
a. Kawat anyaman Minimum 41 kgf/mm2
b. Kawat Sisi Minimum 41 kgf/mm2
c. Kawat pengikat Minimum 41 kgf/mm2
9
Spesifikasi Teknis Pengairan
b) Tahan Puntir
a. Kawat anyaman Minimum 28
b. Kawat sisi Minimum 26
c. Kawat pengikat Minimum 38
3) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat
sebagai berikut:
a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
b) Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
c) Penyerapan air tidak lebih besar dari 4%.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam,memiliki dimensi minimum 200mm. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup
tinggi.
4) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah fondasi
tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu
kosong atau bonjong.
3.2 PELAKSANAAN
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan galian,termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong
dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar
dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat
bronjong. Sambungan antara kawat bronjong haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi
enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong,antara segi enam
tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggikan sesudah pengikatan
terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu per satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal
mungkin. Bila mana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya , dua kawat pengaku horizontal dari
muka ke belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi berlebihan agar terjadi penurunan
(settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisisan, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan bentang penarik atau ulir penarik pada
permukaan atasnya dan diikat.
d) Bila mana keranjang dipasang satu diatas yang lainnya, sambungan vertical harus dibuat berselang seling.
10
Spesifikasi Teknis Pengairan
4) Penimbunan kembali
Seperti ketentuan dari seksi Timbunan.
1. Geotextile Non Woven harus terdiri dari serat kawat menerus dengan bahan polypropylene kualitas polymer
harus bersertifikat dari pabrik, tahan terhadap asam dan alkali, rembesan dan substansi didalam rate PH 2 –
14.
2. Geotextile Non Woven harus khusus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak langsung terhadap air laut
dan material – material yang mengandung semen, setelah 3 bulan dihamparkan pada daerah tropical.
3. Geotextile Non Woven yang dihasilkan dari potongan – potongan bahan fiber, limbah fiber, hasil daur ulang dari
fiber yang tidak dapat diterima.
4. Setiap roll Geotextile Non Woven yang dikirim kelapangan, harus mempunyai tingkat / kelas dan nomor produksi
yang tertera jelas sepanjang lembaran dengan panjang interval tertentu untuk maksud pemeriksaan visual.
1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong
lengkap ditempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi
nominal dari masing masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Dasar pembayaran
Kuantitas yang ditentukan sesuai diuraikan diatas, harus dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran,
untuk mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga
dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk
pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, penguji dan
pekerjaan lain yang diperlukan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
11
Spesifikasi Teknis Pengairan
BAB III
PENUTUP
Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka yang dipakai adalah gambar
detail.
Kontraktor wajib meneliti terlebih dahulu gambar sebelum melaksanakan pekerjaan,bila ditemui hal –hal
yang meragukan harus melaporkan kepada Direksi untuk mendapakan persetujuan terlebih dahulu.
Yang dimaksud dengan Gambar diatas adalah gambar setelah adanya perubahan di dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) atau Gambar yang disetujui setelah rekayasa lapangan ( MC).
Hal – hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna
Anggaran, bilamana perlu diadakan penyempurnaan / addendum.
Apabila untuk uraian bahan – bahan , pekerjaan yang tidak disebut diselenggarakan oleh kontraktor maka
harus dianggap seperti disebutkan.
Bagian – bagian yang secara nyata termasuk di dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan dalam gambar,
maka tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor.
12