Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

PENJELASAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN PERAWATAN RUSUNAWA
KOTA SUKABUMI

Pasal 1
URAIAN KEGIATAN

1. KEGIATAN : Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Daerah


Kabupaten/Kota

2. Lingkup Pekerjaan :NPerawatan Rusunawa

Persiapan pelaksanaan antara lain :


- Sesuai yang tertuang dalam dokumen BOQ atau gambar bestek.

3. Sarana Pekerjaan
3.1 Tenaga Kerja / Tenaga Ahli
Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan bidang keahliannya dan
jumlahnya sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk koordinator
dan assisten Koordinator tenaga kerja yang akan melaksanakan Pekerjaan Konsultansi
Perencanaan Pemeliharaan Rutin harus sesuai dengan bidang keahliannya dan dibuktikan
dengan sertifikasi keahlian di samping ijasah yang diperoleh dari pendidikan formal,
antara lain : Bidang Keahlian Sipil, Serta Sertifikat Keahlian lainnya yang di butuhkan.

4. Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar kerja yang diterbitkan.Kontraktor
berkewajiban membuat Metoda pelaksanaan yang menguraikan pemahaman tentang
pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari pekerjaan persiapan sampai akhir pelaksanaan
termasuk didalamnya menguraikan tugas dan tanggungjawab dari masing-masing personil inti
dilapangan yang dilengkapi dengan struktur organisasi pelaksana dilapangan dengan tujuan
untuk memudahkan koordinasi saat pelaksanaan dilapangan, membuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan( Time Schedule )yang dituangkan dalam bentuk Kurva S dan jadwal penugasan
pekerja selama kegiatan berlangsung.
Selain RKS dan gambar sebagai pegangan Pihak pelaksana. Juga Pihak pelaksana harus
merealisasikan Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Direksi.

Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannnya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing)

SPESIFIKASI TEKNIS 1
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah (RKS) yang setelah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
3. Ukuran
3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
pelengkap meliputi :As- as luar dalam, diameter ( d ),ukuran panjang dengan simbul ( m1
) ukuran luas dengan simbul ( m2 ) ukuran kubikasi dengan simbul ( m3 ) dan untuk baja
besi yang dinyatakan dalam inch atau mm (Milimeter ).
3.2 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan meneliti
terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar kerja struktur dan gambar
kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk
peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.
3.3 Kontaktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi dan segala akibat yang terjadi
adalah tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
3.4 Khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai (finised)
4. Perbedaan gambar
4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja desain dengan lapangan, maka yang
berlaku/mengikat adalah gambar kerja mengingat pekerjaan telah dilaksanakan.
4.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan
pengawas/pengelola proyek dan kontraktor harus mengikuti keputusan tersebut.

PASAL 3
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar Industri
Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis
pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991
SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU BANGUNAN
1253-1989-A CAT EMULSI
SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU
SNI 0225-87-D PERATURAN INSTALASI LISTRIK
AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR
1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas,
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar Internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS 2
Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
1. Kontraktor harus bertanggung jawabpenuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau
memberi nasehat tidak mengurangi tangung jawab penuh tersebut diatas
3. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
5. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/ material,
barang milik proyek, direksi dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan
yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan
bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
6. Apabila pekerjaan telah selesai kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-
sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
7. Bila pekerjaan sudah selesai dan di terima oleh Pihak Bouwhir, selanjutya pekerjaan
pemeliharaan selama jangka waktu sesuai kesepakatan menjadi tanggung jawab kontraktor
sampai dengan penggantian bila ada kerusakan.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut
pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan Pengalaman
bidang Pelaksanaan Proyek (memiliki Ijasah, KTP, NPWP dan CV ) yang di terbitkan oleh
Lembaga resmi Sertifikasi khusus.ditambah dengan, Tenaga Pelaksana Bangunan Gedung(
memiliki SKT/SKK,KTP dan Cv ) berpengalaman.
2. Dengan adanya Site manager, tidak berarti kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin kegiatan dan Direksi, nama
dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemimpin Kegiatan dan Direksi, Site manager /
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Site manager / Pelaksana baru atau kontraktor sendiri (Penanggung jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin perusahaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 3
PASAL 6
MEREK-MEREK DAGANG
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan
dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal
mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Dalam hal dimana disebutkan 2 (dua) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang
sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

PASAL 7
DATA UMUM LAPANGAN KERJA
1. TITIK-TITIK UKUR
Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat,
yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-
gambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.

2. DATA FISIK
Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterakan pada
gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk
pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Penawaran yang diserahkan oleh Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya untuk
pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar.

PASAL 8
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Konsultan
Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan
penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

PASAL 9
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan dilaksanakan oleh
Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 10
PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawasdan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur
(Surveyor)yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
PASAL 11
PERSIAPAN PEKERJAAN
1. AIR DAN DAYA
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan.

2. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS


LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
3. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman
proyek.
4. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu kelas III) ukuran minimum 3/20 cm yang
utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm
dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada
bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00. Letak dan ketinggian permukaan
bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
5. PAPAN NAMA KEGIATAN
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama kegiatan di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari
Pemberi Tugas.

PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan
dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/ teak oil, cat dasar,
pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan
akhir.
Untuk dinding bagian luar menggunakan cat dasar alkali dan cat exterior dan untuk
bagian dalam menggunakan cat dasar Alkali seproduk dan cat interior untuk bagian
dalam.
Yang dicat adalah semua permukaan baja/ besi, kayu, plesteran tembok, plafond, list
plafond dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini. Untuk semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.

2. BAHAN-BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas, baik
mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat
pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk contoh/ pengujian.Contoh
tersebut akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/ kaleng-kaleng cat yang dimasukkan
harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar
tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
Warna-warna cat yang digunaan akan kemudian ditentukan oleh Konsultan
Perencana.
b. Cat dinding tembok
Cat dinding bagian luar menggunakan cat dasar dan cat eksterior dari jenis cat
Weatershield dari ICIdan Cat bagian dalam yang digunakan adalah sekelas Catylac.
Bahan penutup (dempul) yang digunakan merupakan campuran dari bahan cat yang
sama. Untuk cat dasar harus digunakan bahan cat dasar yang dikeluarkan dari pabrik
yang sama. Untuk dinding luar sebelum dicat, dilapisi dulu dengan syntetis anti lumut.
c. Cat kayu
Cat yang digunakan untuk pengecatan permukaan kayu (bilamana tidak dipolitur) yang
akan di-expose harus mengandung bahan sintetis (synthetic resin) dari jenis yang baik

SPESIFIKASI TEKNIS 6
(setara Seiv,). Bahan penutup (dempul) dan cat dasar atau meni harus dipakai produk
yang dikeluarkan oleh pabrik yang sama.

d. Cat besi
Bahan cat besi yang digunakan adalah setara seiv. Sebelum pengecatan dilakukan harus
dilakukan pendempulan yang merata dan rapi. Warna cat yang akan digunakan akan
ditentukan kemudian bersama User.

3. PERSETUJUAN AHLI
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh
dipakai didalam pekerjaan.Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli
dari pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

4. PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu tidak
beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah cukup. Sewaktu
pelaksanaan pengecatan lantai harus ditutupi sedemikian sehingga terhindar dari
cipratan-cipratan cat. Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus
langsung dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.
b. Pengecatan dinding tembok
Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus dicat dengan cat
tembok. Kontraktor tidak diperkenankan untuk mengecat sampai permukaan plesteran
dinding benar-benar kering. Permukaan plesteran yang belum rata tidak boleh dicat.
Bidang plesteran yang dicat harus diperbaiki dengan pendempulan/ plesteran yang sama.
Retak-retak harus ditambal dengan bahan penutup. Retak-retak yang lebar harus
dipotong bersama-sama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran yang baru.
Sebelum diratakan dengan bahan penutup, tembok harus digosok dengan batu kambang
sampai rata dan halus. Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan petunjuk
dari pabrik cat yang bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.
c. Pengecatan kayu
Yang dicat adalah semua kayu yang tidak dipertahankan corak naturalnya, termasuk
semua kusen kayu dan permukaan kayu diexspose. Semua retak, celah, lubang harus
dibersihkan, digosok/ diampelas, lalu dicat dasar dan ditambal dengan bahan penutup
(dempul). Pengecatan dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan dicat sudah
didempul dan dimeni. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil
akhir yang rata diseluruh permukaan bidang pengecatan.
d. Pengecatan besi
Semua pekerjaan besi dan baja harus dicat dengan zinkromat. Sebelum dicat akhir besi
dan baja harus dicat meni terlebih dahulu menurut syarat-syarat yang ada.
Pengerjaan pengecatan harus mengikuti cara yang ditentukan.Besi/ baja yang akan dicat
harus diampelas, kemudian dicat meni dan dicat dasar. Pengecatan dilakukan lapis demi
lapis sehingga didapat hasil akhir yang rata. Pekerjaan harus rapi, sesedikit mungkin
cipratan mengenai bagian-bagian lain.

PASAL 13
PEKERJAAN LAIN – LAIN

SPESIFIKASI TEKNIS 7
a. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas Pelaksana diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain :
1. Pembuatan Perizinan Lingkungan dan Surat Pemberitahuan mulai pekerjaan kepada
semua pihak, termasuk tokoh / aparat lingkungan pekerjaan.
2. Papan nama kegiatan dan photo pelaksanaan
b. Sebelum penyerahan pertama, Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih
dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
c. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Pelaksana untuk itu Pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
e. Selama masa pemeliharaan, Pelaksana wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-
benar sempurna.
f. Semua yang belum tercantum didalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian, dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing).

SPESIFIKASI TEKNIS 8

Anda mungkin juga menyukai