Anda di halaman 1dari 5

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE YANG


TERHUBUNG LANGSUNG DENGAN SUNGAI DALAM DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE JL. MAKMUR KEL. SEKIP LAMA
LOKASI : KOTA SINGKAWANG
TAHUN ANGGARAN : 2022

PASAL 01 : PERATURAN DAN PERSYARATAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan dan ketentuan-
ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam :
1.1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Umum.
1.2. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-F dan SK SNIS-06-1989-F.
1.3. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan semua peralatan kerja
harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau Pejabat Teknis yang ditunjuk sebelum
dipasang dan atau digunakan dalam proyek ini.
1.4. Petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas dan Pengawas Lapangan (Internal Dinas).

PASAL 02 : PENGGUNA BARANG/JASA, PENGELOLA TEKNIS / STAFF TEKNIS, PENYEDIA BARANG/JASA


2.1. Pengguna Barang / Jasa adalah Direksi, yaitu: Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran /
Kepala satuan kerja / Kepala kantor / Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
/ Pengawas Lapangan / Pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu.
2.2. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran / Kepala satuan kerja / Kepala kantor adalah bagian
dari Direksi yang mengatur tentang kebijakan dalam kegiatan proyek.
2.3. Pejabat Pembuat Komitmen adalah bagian dari Direksi yang mengatur tentang Perjanjian Kerja,
Perubahan Perjanjian Kerja, Pelaporan Progress Kegiatan, dan Proses Pembayaran.
2.4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Staff Teknis adalah bagian dari Direksi yang membantu Pejabat
Pembuat Komitmen dalam mengatur Prosedur Teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan
pelaporan kegiatan.
2.5. Pengawas Lapangan adalah bagian dari Direksi yang membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam
mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan pelaporan kegiatan.
2.6. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan barang / layanan jasa. Penyedia barang / jasa di dalam proyek ini adalah Kontraktor
Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas Pekerjaan.
2.6.1.Konsultan Pengawas adalah penyedia jasa yang merupakan perpanjangan tangan dari Direksi,
yang bertugas mengawasi kontraktor dalam menjalankan kegiatan pembangunan dalam sebuah
proyek. Konsultan Pengawas bertanggungjawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen /
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, dan Pengawas Lapangan (Internal Dinas).
2.6.2.Kontraktor adalah penyedia jasa yang melaksanakan kegiatan pembangunan dalam sebuah
proyek. Kontraktor bertanggungjawab langsung kepada Konsultan Pengawas, Pejabat Pembuat
Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, dan Pengawas Lapangan (Internal Dinas).

PASAL 03 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwiizing).
3.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat /
berlaku adalah ketentuan yang ada dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, dan Pengawas Lapangan (Internal Dinas). Kontraktor harus mengikuti
keputusannya.

1
Spesifikasi Teknis

PASAL 04 : PERSIAPAN DI LAPANGAN


4.1. Penyedia jasa harus membangun dan memelihara jalan masuk guna keperluan pengukuran,
pengangkutan dalam masa pelaksanaan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui secara tetap oleh
kendaraan proyek dan kendaraan penyedia jasa maupun pejalan kaki. Dalam penyelesaian pekerjaan
konstruksi penyedia jasa harus memperbaiki jalan masuk yang rusak akibat operasional pekerjaan,
dibentuk sesuai dengan keadaan semula.
4.2. Penyedia jasa harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan kelangsungan fungsi bangunan
fasilitas / kepentingan umum seperti jalan, tiang listrik dan telpon dan lain-lain yang terkena atau
terpengaruh dengan adanya pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum memulai pekerjaan penyedia
jasa harus mendapat persetujuan dari yang berwenang.
4.3. Penyedia jasa wajib menyediakan Buku Harian Pekerjaan, yang akan diisi oleh Konsultan Pengawas
tentang Tugas / Instruksi Pekerjaan, dan Laporan Cuaca Harian.

PASAL 05 : JADWAL PELAKSANAAN


5.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, kontraktor wajib membuat rencana pekerjaan pelaksanaan
dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart / Kurva-S yang telah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Konsultan Pengawas.
5.2. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat), kepada Pejabat Pembuat
Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan (Internal Dinas), Konsultan
Pengawas, serta satu salinan dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi Kerja) di lapangan.
5.3. Konsultan Pengawas, Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas
Lapangan (Internal Dinas) akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja
tersebut.

PASAL 06 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


6.1. Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut PELAKSANA LAPANGAN
yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa
penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum sesuai yang tertera di dalam Dokumen Kontrak Kerja .
6.2. Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan kewajibannya.
6.3. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan,
pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
kontraktor secara tertulis untuk mengganti pelaksana lapangan tersebut. Tembusannya diberikan
kepada Konsultan Pengawas.
6.4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk
pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab / direktur perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

PASAL 07 : TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR


7.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / Pengawas Lapangan, dan Konsultan Pengawas.
7.2. Alamat kontraktor atau pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat, kontraktor / pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan / Konsultan Pengawas.

PASAL 08 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


8.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.

PASAL 09 : JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


9.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
9.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan air bersih.

2
Spesifikasi Teknis

9.3. Penyedia jasa harus menyediakan perangkat keselamatan kerja, antara lain berupa lampu isyarat /
tanda pemberitahuan adanya kegiatan pekerjaan yang cukup dan sesuai serta mengambil tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan keselamatan umum.
9.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja wajib diberikan kontraktor
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 10 : PENJAGAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


10.1. Kontraktor wajib menjaga kebersihan lingkungan di sekitar area luar proyek terhadap sampah,
buangan atau limbah yang dihasilkan selama kegiatan proyek.
10.2. Bila terdapat buangan atau limbah di sekitar area luar proyek yang mengganggu stabilitas lingkungan
atau yang mengganggu masyarakat setempat, menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
membersihkannya dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.
10.3. Untuk itu kontraktor harus menyediakan alat-alat kebersihan yang memadai sesuai dengan tingkat
banyaknya sampah, buangan atau limbah yang akan dihasilkan selama kegiatan proyek.
10.4. Kontrol kebersihan dilakukan oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan /
Pengawas Lapangan (Internal Dinas) sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.

PASAL 11 : SITUASI, UKURAN DAN PERSIAPAN KERJA


11.1. Situasi
Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.Kelalaian atau kekurang telitian
Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
11.2. Ukuran
Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Cm, kecuali ukuran-ukuran untuk
baja yang dinyatakan dalam inch atau mm. Ukuran pada semua gambar kerja adalah ukuran jadi /
terpasang, kecuali ada keterangan tambahan.
11.3. Sebelum memulai sebuah pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya yang
berkaitan atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai dengan disyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis ini, dan harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan
menurunkan atau mengurangi pekerjaannya.

PASAL 12 : SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


12.1. Syarat-syarat Pemeriksaan Bahan Bangunan ini berlaku terhadap semua jenis material bahan
bangunan yang akan digunakan selama kegiatan proyek berjalan.
12.2. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Sebelum memulai pekerjaan Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas
Lapanganakan menetapkan jenis bahan yang akan dipakai dengan mempelajari RAB, RKS, dan
Gambar Kerja.
12.3. Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan berwenang
menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan.
12.4. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak
rusak, bukan barang bekas dan tidak cacat. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam
kemasannya pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan
12.5. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.
12.6. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan,
harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu 2x24 jam,
terhitung dari jam penolakan.
12.7. Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh Konsultan Pengawas
/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan, maka pekerjaan tersebut harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.
12.8. Jika terjadi kesulitan mendapatkan material seperti yang disyaratkan dalam RAB atau RKS, pada saat
pekerjaan berjalan, penggantian jenis material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.

PASAL 13 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN


13.1. Tugas mengerjakan pekerjaan diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh Konsultan
Pengawas.

3
Spesifikasi Teknis

13.2. Jika terdapat ketidakjelasan Kontraktor wajib menanyakan langsung kepada Konsultan Pengawas.
13.3. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan
(Internal Dinas), Kontraktor wajib meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan. Baru apabila Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.
13.4. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari diterima Surat Permohonan
pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan, dapat diminta perpanjangan waktu pekerjaan.
13.5. Bila kontraktor melanggar ayat 3 pasal ini, Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan /
Pengawas Lapangan berhak, menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya
untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan ulang menjadi tanggung jawab kontraktor.

PASAL 14 : PEKERJAAN TAMBAH KURANG


14.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh
Konsultan Pengawas serta persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
14.2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang sudah di setujui dari Konsultan Pengawas dan
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
14.3. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan
dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-
sama Kontraktor dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
14.4. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab keterlambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.

PASAL 15 : URAIAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN DRAINASE JL. MAKMUR KEL.
SEKIP LAMA, meliputi Pekerjaan Pendahuluan dan Pekerjaan Saluran Pasangan Batu.
PASAL 16 : PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN
16.1. Lingkup Pekerjaan
16.1.1. Papan Nama Proyek;
16.1.2. SMK3 ( Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja);
16.1.3. Pekerjaan Bouwplank;

PASAL 17 :PEKERJAAN GALIAN TANAH


17.1 Penggalian tanah saluran dengan kedalaman sesuai gambar kerja.
17.2 Hasil galian harus rapi, dimensi kedalaman dan kemiringan galian harus sesuai gambar kerja. Galian
harus dijaga agar tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan.
17.3 Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan, sisa galian yang tidak dipakai untuk menimbun harus
dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-sama Pengawas dan Direksi.

PASAL 18 : PEKERJAAN CERUCUK DAN URUGAN PASIR


18.1 Pada Tipe tertentu saluran untuk menstabilkan tanah dipasang cerucuk dari kayu bulat ukuran
diameter 6 - 8 cm dengan jarakan dan panjang pemasangan sesuai yang tertera pada kontrak.
18.2 Pemasangan cerucuk harus dilaksanakan dengan baik dan dipasang hingga masuk kedalam tanah,
dan pada bagian atas / ujung bekas tumbukan harus dipotong rata.
18.3 Sebelum pekerjaan pasangan batu pecah untuk pembuatan saluran drainase dikerjakan, dasar saluran
harus diberi urugan pasir yang dipadatkan dengan cara menyiram air secukupnya hingga padat.
18.4 Tebal pasir urug disesuaikan dengan RAB / gambar kerja.

PASAL 19: PEKERJAAN PASANGAN BATU


19.1 Batu pecah yang digunakan untuk pekerjaan ini harus berkualitas baik, keras dan tidak mengandung
unsur organik yang dapat mengurangi mutu batu tersebut.
19.2 Spesi untuk pekerjaan pasangan batu mengggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps.

4
Spesifikasi Teknis

19.3 Pekerjaan pasangan harus padat rapi tidak ada rongga-rongga yang kosong sehingga dapat
mengurangi kualitas maupun kuantitas dari pasangan batu .
19.4 Untuk resapan air pada dinding saluran pasangan batu dipasang pipa PVC dengan Diameter pipa,
panjang dan jarak sesuai yang ditentukan pada daftar kuantitas dan harga.
19.5 Pekerjaan selanjutnya penimbunan dan pemadatan pada bekas galian dengan urugan tanah setempat
atau tanah datang jika ditentukan pada daftar kuantitas dan harga.

PASAL 20 : PEKERJAAN PLESTERAN


20.1 Plesteran saluran harus halus dan rapi dengan ketebalan 1,5 cm dan menggunakan campuran 1 Pc :
3 Ps. Bagian yang diplester meliputi bagian atas saluran serta dinding saluran.
20.2 Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru dan memenuhi syarat.

PASAL 21 : PENUTUP
21.1 Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan dijelaskan kemudian.
21.2 Semua sisa-sisa bahan bangunan / alat-alat bantu harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan segera
setelah pekerjaan selesai atas biaya kontraktor.
21.3 Bahan-bahan sisa yang dipergunakan apabila terhitung di dalam RAB sepenuhnya menjadi milik
Pengguna Barang / Jasa (Direksi).
21.4 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
21.5 Kontraktor harus membuat jadwal dan metoda pengujian dan menyerahkannya kepada Pengawas
Lapangan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengujian dilaksanakan. Hasil pengujian harus
dibuat laporannya oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
Laporan ini adalah bagian dari test uji mutu bahan/peralatan, yang telah disyaratkan di dalam kontrak
(jika ada di dalam RAB), yang juga menjadi syarat kekelengkapan dalam pembayaran termin
kontraktor.
21.6 Untuk barang-barang yang memiliki garansi toko / pabrik, maka Kontraktor wajib menyerahkan surat /
kartu garansi tersebut kepada Direksi setelah masa pemeliharaan.
21.7 Jika diperlukan, sebelum serah terima kerjaan Kontraktor harus melaksanakan training kepada calon
operator yang ditunjuk oleh Direksi tentang operasi dan perawatan barang-barang peralatan yang
terpasang, sehingga operator yang ditunjuk dapat mengoperasikan dan memelihara semua peralatan
dengan baik dan benar. Segala biaya yang dibutuhkan untuk pelatihan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
21.8 Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas /
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.

Demikian Spesisifikasi Teknis / Rencana Kerja dan Syarat pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dibuat Oleh :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG SUMBER DAYA AIR
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

ARINTA KAMESSYWARA, S.T, M.T


NIP. 19690818 199703 1 006

Anda mungkin juga menyukai