Anda di halaman 1dari 23

SPESIFIKASI TEKNIS

1. SYARAT - SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.1. Pendahuluan
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Sipil/Struktur, Arsitektur, Elektrikal dan Finishing ini merupakan
bagian dari dokumen Pengadaan. Apabila ada klausul dari syarat-syarat umum ini dituliskan kembali dalam
Spesifikasi Teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari dokumen Pengadaan. Gambar-gambar, Spesifikasi Teknis dan Rab ini
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada suatu bagian dari pekerjaan atau bahan
atau peralatan yang diperlukan agar pekerjaan ini terlaksana dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja, kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.
1.2. Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan
1. RKS dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar Pelaksanaan
3. Agreed Bill of quantity
4. Berita Acara Rapat Penjelasan
5. Berita Acara Aanwijzing
1.3. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Blok Hunian dan Sarana Prasarana Lingkungan yang
meliputi :

a. Pekerjaan Persiapan, yang terdiri dari :


- Pembuatan Papan Nama Keiatan
- Pembongkaran dan pembuangan
b. Pekerjaan Struktur, yang terdiri dari :
- Pekerjaan Baja
- Pekerjaan Kayu

c. Pekerjaan Arsitektur,Yang terdiri dari


- Pekerjaan dinding partisi
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan tangga
- Pekerjaan pengecatan

d. Pekerjaan Instalasi Listrik (Mekanikal dan Elektrikal) :


- Pasang titik lampu dan instalasinya
- Pasang Lampu LED 14 watt

1.4. Papan Nama Kegiatan


Kontraktor harus membuat papan nama kegiatan sesuai dengan peraturan Pemda setempat.

1.5. Penyerahan Lapangan/Area/Tempat Pekerjaan


Lapangan/Area/Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada kontraktor terhitung sejak Berita Acara Serah Terima
lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak, dan Kontraktor harus
sudah mulai melaksanakan pekerjaan di tempat pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah
diterbitkannya SPMK. Kontraktor dianggap sudah memahami benar-benar mengenai letak, batas-batas maupun
kondisi lapangan/tempat pekerjaan.

1.6. Penyerahan Rencana Kerja / Time Schedule


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan suatu rencana kerja/time schedule dalam
bentuk bar-chart, S Curve dan network planning kepada Owner dan pengawas selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender setelah Kontrak dikeluarkan untuk memperoleh persetujuan. bar-chart, S. Curve dan network
planning kontraktor harus ditanda tangani oleh penanda tangan kontrak
.
b. Setelah rencana kerja disetujui, dokumen asli diserahkan Owner dua salinan dicetak dan diserahkan pada
pengawas, satu salinan ditempelkan di kantor Kontraktor ditempat pekerjaan.

c. Berdasarkan Rencana kerja tersebut, Pengawas akan mengadakan penilaian secara periodik terhadap
prestasi kerja kontraktor.

1.7. Penyerahan Bagan Struktur Organisasi Proyek


a. Bersamaan waktunya dengan penyerahan Rencana Kerja, Kontraktor wajib pula menyerahka n bagan
struktur organisasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, untuk disetujui pengawas dan
Owner.
b. Sebagai lampiran dari bagan struktur organisasi tersebut, Kontraktor harus menyerahkan suatu daftar nama
petugas yang akan ditugaskan, lengkap dengan fungsi dan pengalaman kerjanya.

1.8. Penyerahan Wewenang Kepada Kuasa Kontraktor


a. Kontraktor wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil atau kuasanya untuk
mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Pemberian kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap pelaksanaan
pekerjan baik sebagian ataupun keseluruhan.

1.9. Tenaga Ahli


Kontraktor harus menugaskan minimal seorang tenaga ahli yang harus selalu berada di lokasi pekerja an
(Lapangan).

1.10. Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager)


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan konstruksi bangunan ini harus diawasi oleh seorang yang
cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penanda-tangan kontrak (Kontraktor) untuk mengambil
keputusan di lapangan. la bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan pada pekerjaan ini dan
harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara
tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
b. Nama, curricullum vitae Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.
1.11. Pemberhentian Tenaga Ahli dan Site Manager
a. Bila dikemudian hari ternyata Tenaga Ahli dan Site Manager yang ditunjuk Kontraktor dianggap kurang at au
tidak mampu, maka pengawas berhak memerintahkan Kontraktor untuk mengganti pelaksana/petugas
tersebut.
b. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat perintah pengawas tersebut keluar, Kontraktor
harus sudah menunjuk seorang pelaksana/petugas yang baru.

1.12. Koordinasi Dengan Pihak Lain


a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi/penyesuaian pelaksanaan
pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai
maupun pada waktu pelaksanaan. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.

b. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak lain, demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini.

c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak
lain dan termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur, maka Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dalam pekerjaan ini.

d. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan
yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

1.13. Ganti Rugi


Pengawas dan Owner tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan yang diajukan oleh pekerja/buruh
Kontraktor, Sub Kontraktor agen-agennya, Supplier atau pihak ketiga yang berhubungan dengan kecelakaan,
kerusakan, kerugian lainnya serta gugatan apapun yang berhubungan dengan kontrak ini, semuanya adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
1.14. Lembur
Apabila menurut Kontraktor demi untuk mencapai target waktu penyelesaian yang sudah ditentukan diperlukan
pekerjaan lembur, maka seluruh biaya yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor, termasuk biaya personil untuk
pengawasan selama kerja lembur.

1.15. Rapat Lapangan


Rapat lapangan akan diadakan secara berkala untuk maksud koordinasi, monitoring serta mengevaluasi program
pelaksanaan pekerjaan. Notulen rapat akan dibuat Pengawas dan akan dibagikan kepada semua yang
berkepentingan.
1.16. Buku Harian
Kontraktor harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-
keputusan dan detail-detail dari pekerjaan serta kejadian-kejadian di lapangan. Kontraktor wajib mencatat dalam
buku harian ini atas semua kejadian dan kegiatan yang ada di lokasi pekerjaan.
1.17. Pembuatan Laporan Pekerjaan
a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dimana tertulis proses kemajuan pekerjaan setiap hari, bahan -bahan
dan peralatan-peralatan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan, jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan yan g di
laksanakan serta keadaan cuaca di lapangan.
b. Perintah-perintah/Instruksi-instruksi dari pengawas baru berlaku mengikat jika ditulis dalam laporan harian dan
telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari petugas pengawas/melalui surat resmi kepada kontraktor.
c. Apabila ada Pekerjaan tambah kurang harus dicatat pula dalam Laporan harian ini dengan teliti.
d. Kontraktor juga wajib membuat laporan Mingguan dan Bulanan dimana tertulis Rekapitulasi segala kegiatan
yang berlangsung dalam minggu atau bulan tersebut.
e. Kelalaian dalam menyusun laporan akan terkena sanksi, yaitu penundaan pembayaran termijn. Pembayaran
termijn hanya akan dilakukan, apabila Kontraktor telah melengkapi seluruh laporan.

1.18. Pembuatan Foto-Foto Pekerjaan


a. Kontraktor wajib membuat foto-foto pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan kondisi setiap tahapan
pelaksanaan.
b. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan ini akan dijadikan lampiran dalam penyusunan laporan bulanan Konsultan
Pengawas.
c. Foto harus dibuat rangkap 4 (empat) dalam ukuran standar dan berwarna, disusun rapih dalam album.
d. Pengambilan foto dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dilaksanakan setiap 7 hari
kalender dan setiap tahapan pekerjaan mulai sejak dilaksanakan pekerjaan ini.
1.19. Jaminan Terhadap Keselamatan Kerja
a. Kontraktor wajib menyediakan peti yang berisi obat-obatan/alat-alat PPPK guna pertolongan pertama pada
kecelakaan.
b. Kontraktor wajib menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan guna menjamin keselamatan kerja baik bagi
pekerja-pekerja, pelaksana, petugas dari Kontraktor, dari pengawas maupun dari Owner.
c. Untuk keperluan Perencana dan pengawas, Kontraktor wajib menyediakan helm pengaman, sepatu lapangan,
sarung tangan pengaman, dan sebagainya sesuai ketentuan yang berlaku dalam Undang -undang
Keselamatan Kerja.
d. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor wajib mengurus dan menyelesaikan atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor.
1.20. Penjagaan Keamanan dan Penerangan di Tempat Pekerjaan
a. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu membuat peng aman pagar sekeliling area
pekerjaan dengan pagar seng gelombang atau sesuai petunjuk pengawas.
b. Kontraktor harus mengusahakan adanya cukup penerangan dan penjagaan ditempat pekerjaan untuk
menghindari terjadinya kehilangan dan pencurian terutama diluar jam kerja.
c. Untuk kepentingan keamanan, Kontraktor harus mengadakan lampu kerja.
d. Kontraktor bertanggung-jawab penuh terhadap kehilangan atau kerusakan yang terjadi atas barang -
barangnya.
e. Kehilangan yang terjadi atas barang atau alat bantu tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan.
f. Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan dan kehilangan atas barang-barang disekitar lokasi yang
dikerjakan dan wajib menggantinya atas biaya sendiri.
1.21. Penyediaan Tempat Peralatan Dan Bahan
a. Kontraktor wajib menyediakan tempat menyimpan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dengan
bentuk, konstruksi dan ukuran sesuai kebutuhan sehingga memenuhi syarat-syarat penyimpanan yang
ditentukan.
b. Letak tempat peralatan ini harus disetujui oleh Pengawas dan Owner.

1.22. Penyediaan Air Untuk Kebutuhan Kerja


a. Untuk keperluan kerja, Kontraktor wajib menyediakan air yang sedapat mungkin diambil dari sumber air yang
sudah ada di lokasi tersebut.
b. Sumber air selama kerja harus terpisah dari yang akan dilaksanakan.
c. Pembuangan air hasil pekerjaan harus direncanakan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

1.23. Penyediaan Tenaga Listrik Sementara


a. Seluruh kebutuhan listrik disediakan dan dipasang sendiri oleh Kontraktor dan diketahui Direksi Pengawas
b. Pelaksana harus meminta ijin sesuai prosedur dengan pihak terkait/PLN untuk penyambungan listrik.
c. Masalah Keamanan yang menyangkut listrik ditanggung oleh pelaksana.

1.24. Penyediaan Peralatan Kerja


a. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pek erjaan dan menjamin
keamanannya. Peralatan yang hilang karenanya menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
b. Direksi Pengawas berhak menolak setiap peralatan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam kontrak. Tidak tersedianya peralatan yang memenuhi persyaratan tidak dapat
dijadikan alasan kelambatan pekerjaan.
c. Adanya perubahan merk peralatan yang telah ditentukan hanya diperkenankan dengan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas.

1.25. Penyediaan Bahan (Material Approval)


a. Bahan yang dimaksud disini adalah bahan yang hanya dipergunakan dalam pekerjaan ini yang tercantum dalam
Gambar dan Dokumen spesifikasi.
b. Kontraktor harus membuat daftar bahan atau material dan jadwal pemasukan material dan disetujui Direksi
pengawas termasuk cara pengangkutannya.
c. Bahan atau material yang sudah masuk tidak boleh keluar tanpa sepengetahuan Direksi Pengawas.
d. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ketempat pekerjaan tapi ditolak pemakaiannya oleh pengawas harus
segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah penolakan tersebut.
e. Bagian pekerjaan yang telah dimulai menggunakan bahan yang telah ditolak, harus segera dihentikan dan
dibongkar atas biaya kontraktor.
f. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar, semua bahan
harus dalam keadaan baru dan baik. Bilamana ternyata dipakai bahan/peralatan lama, bekas pakai atau cacat
atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar-gambar atas biaya dan tanggungan Kontraktor.
g. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab Kontraktor dan
Kontraktor harus mengganti dan memperbaiki hal tersebut diatas.
h. Kontraktor wajib mengirim contoh bahan tersebut diatas kepada Laboratorium Penelitian Bahan yang ditentukan
oleh pengawas, apabila pengawas sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang yang diusulkan tersebut.
Biaya penelitian bahan di laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Seluruh hasil test laboratorium wajib dikumpulkan dan diserahkan ke Owner pada waktu serah terima pekerjaan.

1.26. Tata Cara Untuk Memulai Suatu Jenis Pekerjaan


a. Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yang tidak
dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka Kontraktor wajib meminta pada Konsultan Pengawas
secara tertulis, untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup
tersebut dinyatakan baik, baru Kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
b. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Konsultan Pengawas, dalam waktu
2x24 jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari libur resmi), maka Kontraktor boleh
melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan
dan Kontraktor menyetujuinya.
c. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut pada huruf a dan b diatas dilanggar oleh Kontraktor, maka pengawas
berhak menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya
untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali akan dibebankan
kepada kontraktor.
1.27. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan hendaknya dilaksanakan pada jam-jam kerja normal kecuali apabila ada jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan perlu dilakukan di luar jam kerja normal. Pada hari libur resmi, Kontraktor terlebih dahulu harus
mengajukan permohonan tertulis minimal 24 jam sebelumnya kepada pengawas, dan segala biaya untuk itu menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

1.28. Tata Cara Pemeriksaan


a. Konsultan Pengawas akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap kualitas bahan-bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini. Untuk ini Kontraktor diharap agar benar-benar memperhatikan ketentuan dalam pasal 1.26
tersebut diatas.
b. Pengawas akan melakukan pengawasan ketat terhadap jenis pekerjaan yang akan, sedang maupun yang
sudah dilaksanakan. Untuk ini kontraktor diharap agar benar-benar memperhatikan ketentuan dalam pasal
1.27 dan pasal 1.28 tersebut diatas.
c. Kontraktor wajib membantu sepenuhnya agar seluruh proses pemeriksaan/pengawasan tersebut diatas
berjalan lancar.
d. Segala peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan/pengawasan tersebut harus disediakan
Kontraktor.

1.29. Tata Cara Penilaian Prestasi Pekerjaan


Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh pengawas dapat dihitung
prestasinya. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke lokasi pekerjaan tetapi belum terpasang, tidak dapat dinilai
prestasinya kecuali apabila ada pertimbangan-pertimbangan khusus dari pengawas dan Owner.

1.30. Tata Cara Perbaikan Pekerjaan


Kontraktor wajib memperbaiki dan atau mengulangi semua pekerjaan yang tidak diterima oleh pengawas. Segala
biaya untuk ini menjadi tanggungan Kontraktor. Kontraktor tidak diperkenankan minta perpanjangan waktu akibat
perbaikan-perbaikan ini.

1.31. Koordinasi Dengan Sub Kontraktor


Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga (Sub Kontraktor) sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam Kontrak, maka untuk ini Kontraktor wajib mengatur koordinasi kerja dengan pihak -pihak
ketiga tersebut. Tanggung jawab atas kwalitas pekerjaan yang telah diserahkan pada pihak ketiga ini tetap berada
ditangan Kontraktor
.
1.32. Pemasangan Iklan
Pemasangan segala bentuk Ikan dalam lokasi pekerjaan atau ditempat yang berdekatan harus mendapat ijin
tertulis dari Owner.

1.33. Perlindungan Terhadap Milik Umum Dan Lingkungan / Bangunan Yang Ada
a. Kontraktor wajib menjaga properti Owner dan properti umum lainnya terhadap gangguan -gangguan yang
diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor wajib membongkar, memindahkan dan memperbaiki kembali saluran-saluran air bersih, air kotor,
saluran telepon, listrik dan sebagainya yang mungkin akan terpengaruh dan atau mengganggu jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Kontraktor wajib memelihara kondisi lingkungan selama pekerjaan berlangsung.
d. Kontraktor wajib memelihara/menjaga bangunan yang ada di sekitar terhadap adanya gangguan yang
diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
e. Segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut diatas menjadi tanggungan Kontraktor.
f. Selama masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebaginya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-
kerusakan ssejenis yang disebabkan opersai-operasi kontraktor, dalam arti kata yang luas, itu semua harus
diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima oleh pemberi tugas, dengan beban biaya tanggung jawab
kontraktor.

1.34. Perlindungan Terhadap Hasil Pekerjaan


Kontraktor wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil pekerjaan yang sedang dan suda h selesai
dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan.
1.35. Pencegahan Gangguan Terhadap Tetangga
Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada jam-jam yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Untuk
hal tersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.

1.36. Pemeliharaan Kebersihan Dan Kerapihan


Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib untuk selalu menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapihan
lokasi pekerjaan. Untuk itu Kontraktor diminta menempatkan petugas khusus untuk memelihara kebersihan dan
kerapihan.

1.37. Perbedaan Ukuran, Ketidak Sesuaian Antara Gambar Dan RKS


a. Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dalam gambar. Ukuran-ukuran yang
ada dalam gambar harus diperiksa kembali oleh Kontraktor terhadap keadaan/kondisi di lapangan.
b. Bila ada keragu-raguan ukuran, ketidaksesuaian dan/atau kekeliruan, maka Kontraktor wajib memberitahukan
dan meminta petunjuk pada pengawas untuk diselesaikan.
c. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada (AR, ST, dan ME) dalam
buku uraian spesifikasi teknis ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan d ilokasi, kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan dilokasi setelah Direksi Pekerjaan berunding terlebih dahulu dengan perencana. Ketentutan
tersebut diatas tidak dapat dijadikan alas an oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan
pekerjaan.
d. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.
e. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih
dahulu semua ukuran yang tercantum seperti, peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-
lainnya sebelum memulai pekerjaan.
f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran dan spesifikasi bahan yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi Pekerjaan.

1.38. Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Direksi pekerjaan, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk
pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.39. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari suatu jenis bahan/komponen, maka
Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alas an bagi Kontraktor
pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudaj ttidak terdapat la gi dipasaran ataupun sukar didapat.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera
mungkin memesan pada agennya diindonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar
diperoleh, maka Pengawas dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternative
merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor haru s
memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang di import pada agen ataupun importer
lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order Import).

1.40. Contoh-contoh
1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas
biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksa naan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar
penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang,
untuk mendapatkan persetujuan diireksi pekrjaan.
3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan spesifikasi
teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
4. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan), maka kontraktor
diwajibkan menyerahkan : Brochure,, Katalogue, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample,
yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas/Direksi
Pekerjaan.

1.41. Subtitusi
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus
melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis, atau dapat mengajukan produk penganti yang
setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas sebelum
pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang
menghasilkannya bahan tersebut dan selanjutnya menguraikan data-data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/pengawas/direksi pekerjaan.
1.42. Peraturan Hak Paten
Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “klaim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga
karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan
peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

1.43. Tanggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan


a. Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memelihara pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang cacat, rusak
dan atau tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas, maka Kontraktor wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut secepatnya.
b. Apabila dalam masa pemeliharaan ini Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan -perbaikan seperti yang
diminta pengawas/Owner, maka prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum
diperbaiki tersebut dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.
c. Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang pada setiap hari kerja untuk merawat peralatan Sipil, Arsitektur
selama masa pemeliharaan (6 bulan).
d. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem pekerjaan Sipil, Arsitektur
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh hari setelah proyek ini diserahterimakan untuk pertama kali
dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.

1.44. Penyediaan Dokumen Pelaksanaan Di Lapangan


a. Kontraktor wajib menyediakan 3 set dari seluruh dokumen pelaksanaan seperti yang disebut dalam pasal 3.2
buku RKS ini, untuk dipegang Kontraktor di lapangan, Pengawas Lapangan dan Ow ner.
b. Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelas mudah di baca dan sudah mencantumkan
perubahan-perubahan terakhir.
c. Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.

1.45. Pembuatan Gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja dan detail pelaksanaan (Shop Drawing) dengan
menggunakan kertas HVS 80 gr ukuran A2 lengkap dengan skala dan perhitungan -perhitungan yang
diperlukan.
b. Gambar-gambar tersebut harus dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada pekerjaan ini dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.
c. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan disetujui
pengawas atau Perencana. Pekerjaan baru dapat dimulai bila shop drawing telah diperiksa dan disetujui oleh
pengawas.

1.46. Testing/Commissioning
a. Kontraktor harus melaksanakan semua testing dan pengujian yang dianggap perlu untuk memeriksa dan
mengetahui apakah seluruh sistem sudah dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan testing tersebut merupakan
tanggung jawab pihak Kontraktor. Hal ini termasuk peralatan khusus yang diperlukan untuk testing siste m
seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuat, juga disediakan oleh Kontraktor.
c. Semua biaya, lisensi, testing/pengujian, adalah tanggung jawab Kontraktor.
d. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan Sipil, Arsitektur ini harus di hadiri p ihak Owner,
pengawas, Konsultan Perencana dan pihak yang ditunjuk untuk itu. Dan dibuatkan berita acaranya.
e. Keseluruhan lisensi dan hasil test commissioning harus dikumpulkan dan diserahkan ke Owner.
f. Jadwal test commissioning dan uji laboratorium harus disesuaikan dengan Bar-chart, kurva S dan persyaratan
yang disyaratkan.

1.47. Pembuatan Gambar-Gambar Terpasang (As Built Drawing)


a. Kontraktor wajib membuat gambar-gambar terpasang (as built drawing) yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Gambar-gambar terpasang tersebut harus dibuat pada kertas ukuran A3 dan diserahkan sebanyak 1 (satu) set
asli dalam bentuk blue print dan 1 (satu) set blue print kepada Owner dan 3 (tiga) set Blue Print beserta soft
copy dalam bentuk CD-Rom kepada Konsultan pengawas sebelum serah terima pekerjaan pertama.
SYARAT-SYARAT TEKNIS STRUKTUR

PASAL 1 UMUM
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design) adalah merupakan satu kesatuan
dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
 Dewan Normalisasi Indonesia
 SNI (Standar Nasional Indonesia)
 ASTM ( America Society for Testing & Materials )
 ASSHO ( America Association of State Highway Officials )
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan
apabila terjadi perbedaan-perbedaan dilapangan, kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.

PASAL 2 SYARAT-SYARAT UMUM


Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
2.1. Perpres No. 70 Tahun 2012 Tanggal 31 Juli 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2.2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45 Tahun 2007 tanggal 27 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.3. Surat Edaran bersama Bapennas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan SE-39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997
2.4. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij
Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941.
2.5. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
2.6. Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03 - 2847 – 2002
2.7. Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku di dalam : P.U.B.B.N.I.I. 3 Tahun 1956, PBI (N.I. 2 Tahun 1971)
A.V.W.I.A.V.E., P.K.K.I. 1971 Peraturan pembangunan setempat dan lain sebagainya
2.8. Peraturan Umum Keselamatan kerja dari Departemen Tenaga kerja.
2.9. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN setempat.
2.10. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
2.11. Peraturan kontruksi Kayu di indonesia (PKKI) NI5
2.12. Mutu Kayu bangunan SNI 03-3527-1994
2.13. Peraturan konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
2.14. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08.
2.15. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
2.16. Peraturan Muatan Indonesia.
2.17. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
2.18. Peraturan Pengecatan NI-12.
2.19. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2.20. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
2.21. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar
detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
2.22. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
2.23. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2.24. Berita Acara Penunjukan.
2.25. Surat Keputusan Pengguna Anggaran tentang Penunjukan Kontraktor.
2.26. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
2.27. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
2.28. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
2.29. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

PASAL 3 PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN


3.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI
3.1.1. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor terlebih dahulu melaporkan pekerjaan yang akan dibersihkan kepada
pengawas lapangan
3.1.2. pembersihan lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan pengukuran dilaksanakan
3.2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG DIREHAB
3.2.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan identifikasi dan gambaran kembali bagian bangunan yang akan direhab dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian, letak tata ruang dan sebagainya.
3.2.2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera
dilaporkan kepada Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3.2.3. Pemeriksaan Pengawas Lapangan selama pelaksanaan pekerjaan.
3.2.4. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggungan Kontraktor.

3.3. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


3.3.1. Kontraktor wajib menyediakan air untuk keperluan pekerjaannya yang sedapat mungkin diambil dari sumber air yang
sudah ada dilokasi tersebut dan mendapat persetujuan pemberi tugas / pengawas atau air untuk bekerja harus
disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa dilokasi pekerjaan atau disuplai dari luar. Air harus bersih dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Pengawas Lapangan.
3.3.2. Segala peralatan dan instalasi-instalasi yang diperlukan untuk penyediaan air ini termasuk pencabutannya kembali,
menjadi tanggung jawab kontraktor
3.3.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama
masa pembangunan. Penggunaaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Daya listrik juga disediakan untuk suplay kantor direksi pekerjaan.

PASAL 4 PEKERJAAN STRUKTUR BAJA


4.1. LINGKUP PEKERJAAN
4.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
4.1.2. Pekerjaan Baja ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
pengawas lapangan, meliputi :
 Pekerjaan Kolom dan balok baja WF 200 dan WF 100

4.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan-bahan
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan "Hot rolled structural
steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ).
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah
selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-
bagian/tempat-tempat yang sulit dapat digunakan sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu)
kalidengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum 35 micron.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar Kerja
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan
mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set
gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun
semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung
jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. Pengukuran dengan
skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan
seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang dipakai adalah harus merk
"Kobesteel" atau yang setaraf.
Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat. Permukaan bagian yang akan dilas harus
dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar.
Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen
konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari
satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu
dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang ada.
Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang samasekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji
sesuai dengan standard AWS D1.0. Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut
perbaikan harus dtanggung oleh Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yang dipakai harus sesuai dengan AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM
E114 - 75 ; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal
and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.
Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109. Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh
Pemberi Tugas.
Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Baud Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut
harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.
Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam HTB, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan
baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang
baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-
masing baut. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin pengencangan
baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
d. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan
brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak diperkenankan.
e. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan,
guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat
yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak
untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.

f. Eriction
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja dan
memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan pelaksanaan erection. Perhatian khusus
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan pile cap.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor
diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini. Semua pelat-pelat atau elemen yang
rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection
dilapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
erection tersebut harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Penempatan konstruksi baja dilapangan
harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus
memberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah
dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan
bengkok, Kontraktor harus mengganti yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan typecat ICI Green Primer R 540 -
157 setebal 35 micron.
g. Pengecatan
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat kualitas baik masing-masing setebal 30 micron.
Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul-betul kering.
PASAL 5 PEKERJAAN STRUKTUR KAYU

5.1. LINGKUP PEKERJAAN


5.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
5.1.2. Pekerjaan kayu ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
pengawas lapangan, meliputi :
 Pekerjaan Gelagar dan lantai

5.2. PERSYARATAN BAHAN

5.2.1. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yarig berhubungan dengan pekerjaan baik yang
kasar maupun yang halus seperti yang tercantum dalarn gambar dan spesifikasi.

5.2.2. Syarat-syarat :
 Pekerjaan harus sesuai kecuali ditentukan lain dalarn gambar.
Pengukuran, pekerjaan ini harus diukur setempat di lapangan dengan teliti. Laporkan bila ada
perbedaan-perbedaan antara ukuran gambar dan di lapangan.
 Semua kayu harus yang bermutu baik.

5.2.3. Bahan-bahan :
 Penyerahan dan penyimpanan.
Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus disimpan di bawah atap dengan ventilasi baik dan
kering. Lindungi bahan-bahan dari air dan kelembaban selama pengiriman dan di
lapangan.
 Semua kayu-kayu yang tersembunyi letaknya sebelum dipasang harus dimeni dahulu.
Bahan meni kayu seperti yang tercantum dalam pasal pengecatan.
 Daftar bahan yang dipergunakan

Untuk Pekerjaan Kayu Mutu Terbaik


 Gelgar  Kayu Palepek/banuas 5/7
 Lantai  Papan Palepek/banuas 2/20

 Kayu Musiman :
Semua kayu harus dikeringkan minimum 3 (tiga) bulan,
kelembaban 20 % untuk pekerjaan kasar dan
kelembaban 15 % untuk pekerjaan halus.
 Perlengkapan-perlengkapan lain, paku, baut, sekrup
dan lain-lain.

 Tata kerja
 Periksa pekerjaan yang berhubungan dan permukaan setempat sebelum dilanjutkan
dengan pekerjaan kayu.
 Setiap perbaikan, perombakan, penggantian pekerjaan kayu yang disebabkan kurang
baiknya pekerjaan adalah tanpa penambahan biaya.
 Semua pekerjaan ini harus dikerjakan serapi mungkin.
 Semua kayu yang dipakai tidak boleh bekas dan dimeni/residu terlebih dahulu sebelum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR

PASAL 1 PEKERJAAN DINDING PARTISI


1.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING PARTISI PLYWOOD
1.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.
1.1.1.2. Pekerjaan dinding partisi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk pengawas lapangan.
1.1.2. PERSYARATAN BAHAN
1.1.2.1. Rangka dinding partisi adalah kayu kelas II.
1.1.2.2. Penutup dinding dari plywood 9 mm.

1.1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1.1.3.1. Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelum dipasang, terlebihdahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuannyasecara tertulis.
1.1.3.2. Sebelum pemasangan dinding partisi terlebih dahulu harus dipasang rambu sebagai acuan
pemasangan dinding. Pemasangan rambu dipasang lurus baik vertikal maupun horisontal.
1.1.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus di lakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat : Semua pasangan dinding pagar harus rata (horisontal) dan pengukuran harus di lakukan
dengan benang

1.2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING PARTISI KALSIBORD

1.2.1. LINGKUP PEKERJAAN


1.2.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.
1.2.1.2. Pekerjaan dinding partisi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk pengawas lapangan.
1.1.2. PERSYARATAN BAHAN
1.2.2.1. Rangka dinding partisi adalah besi hollow

1.2.2.2. Penutup dinding dari Kalsiboad 9 mm.

1.1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1.1.3.1. Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelum dipasang, terlebihdahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuannyasecara tertulis.
1.1.3.2. Sebelum pemasangan dinding partisi terlebih dahulu harus dipasang rambu sebagai acuan
pemasangan dinding. Pemasangan rambu dipasang lurus baik vertikal maupun horisontal.
1.1.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus di lakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat : Semua pasangan dinding pagar harus rata (horisontal) dan pengukuran harus di lakukan
dengan benang

1.3. PEKERJAAN PASANGAN PINTU PLYWOOD LAPIS HPL

1.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


1.3.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.
1.3.1.2. Pekerjaan ini dilaksanakanan untuk Pasangan Daun Pintu Plywood lapis HPL pada bagian
bangunan atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
pengawas lapangan sehingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
1.3.2. PERSYARATAN BAHAN
1.3.2.1. Bingkai dan Daun Pintu dan Jendela dari bahan rangka kayu kelas II.
1.3.2.2. Ukuran rangka sesuai yang disyaratkan dalam gambar., permukaan rata
1.3.2.3. Pelapis pintu adalah Plywood 6 mm finising HPL

1.3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1.3.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
1.3.3.2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penyimpanan bahan-bahan pintu di tempat pekerja harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung,
dan terlindung dari kerusakan dan kelembapan.
1.3.33.3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain serta
penempelan plywood dengan tebal 15 mm terhadap kedua sisi rangka agar terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
1.3.3.4. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanis atas persetujuan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan daun pintu yang
tampak.
1.3.3.5. Untuk daun pintu setelah pemasangan harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua
peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna.
1.3.3.6. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Pelaksana harus segera melaporkannya kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas secara tertulis.
1.3.3.7. Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di
tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
1.3.3.8. Pelaksana wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.
1.3.3.9. Setelah pintu terpasang difinishing cat melamic dengan permukaan cat harus rata dan rapi.
1.3.3.10. Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat/kena noda.
Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
1.3.3.11. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan
maka Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan
Pelaksana.
1.3.3.12. Pelaksana wajib mengadakan perlindungan terhadap pintu dan asesoris yang sudah terpasang.
1.3.3.13. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab pelaksana sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
1.3.3.14. Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi toleransi fabrikasi.
 Hasil pelaksanaan memenuhi syarat standart toleransi fabrikasi.
 Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari tempat yang ditentukan,
toleransi •} 1mm.
 Hasil pekerjaan pintu yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,
terjamin kerapiannya dan tidak cacat.
 Lembaran pintu terpasang dan menempel sempurna pada seluruh permukaan kusen
dimana pintu tersebut dipasang.
 Kegiatan penguncian tidak menimbulkan beban pada saat proses dilaksanakan dan pintu
pada saat dibuka dan ditutup tidak menimbulkan suara derit.
 Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi syarat gambar perencanaan, shop drawing
dan pengarahan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana. Semua sarana yang
terdapat pada pintu harus berfungsi dengan baik..

PASAL 2 PEKERJAAN PLAFOND

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


2.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.
2.1.2. Pekerjaan pasangan Rangka Plafond, Penutup Plafond dan List Profil dilaksanakanan pada
seluruh bangunan atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk pengawas lapangan sehingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
2.2. PERSYARATAN BAHAN
2.2.1. Rangka Plafond digunakan besi hollow uk. 4/4 cm dan 2/4 cm
2.2.2. Penutup Plafond digunakan kalisbourd /Nusabourd ukuran 3 mm
2.2.4. List plafond Profil gypsum

2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


2.3.1. Sebelum pemasangan rangka plafond, harus ditentukan terlebih dahulu elevasi plafond dan buat
garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
2.3.2. Sebelum pemasangan rangka plafond harus ditentukan terlebih dahulu jarak penempatan
penggantung.
2.3.3. Pemasangan rangka plafond harus menggunakan penggantung/hanger yang benar-benar kuat.
2.3.4. Pemasangan harus menggunakan benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung
untuk menjamin kelurusan Pemasangan Rangka Plafond, pemasangan diperkuat dengan sekrup.
2.3.5. Pemasangan rangka utama dan rangka pembagi dengan Kayu Kelas II ukuran sesuai yg
dipersyaratkan, dikerjakan sesuai gambar kerja.
2.3.6. Pemasangan pelapis Plapond menggunakan gypsum dan Nusabourd 3.5 mm dan pemasangan
diperkuat dengan srup dan baut, serta di pasang tanpa nat sesuai dengan gambar kerja.
2.3.7. Pada Pinggir Plapond dipasang list Profil ukuran 3/5 cm dan pemasangan diperkuat dengan
bahan skrup / Paku kayu..

PASAL 3 PEKERJAAN PENGECATAN


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
3.1.1 Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
3.1.2 Pengecatan permukaan dengan bahan yang telah ditentukan.
3.1.3 Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus, dengan
warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan.

3.2. STANDARD PENGERJAAN (MOCK UP)


3.2.1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
3.2.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas Lapangan, bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

3.3. CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN


3.3.1. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
3.3.2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas Lapangan. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan, barulah pemborong melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 3.2.1 diatas.
3.3.3. Pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, untuk kemudian akan diteruskan
kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mecantumkan dengan jelas indentitas cat yang ada di dalamnya. Cat
ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi Tugas.

3.4. PENGECATAN PLAFOND


3.4.1. Permukaan plafond dibersihkan dari berbagai macam kotoran, lubang-lubang paku/sekrup di isi dan
diratakan dengan plamur wall filler.
3.4.2. Plafond yang akan dicat telah dikerok dan telah diamplas dibersihkan dan diberi cat dasar.
3.4.3. Warna cat dan motif cat harus telah disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/ Perencana.
3.4.4. Cara pengecatan harus mengikuti petunjuk/ spesifikasi yang dikeluarkan oleh pihak pabrik cat.
3.4.5. Aplikasi pengecatan, harus dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapat
rekomendasi atau pengawasan dari produksi cat.
SYARAT-SYARAT TEKNIS
ELEKTRIKAL & MEKANIKAL

PASAL 1 PEKERJAAN LISTRIK


1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :

a. Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik

b. Pekerjaan Tegangan Rendah


 Panel Penerangan (Lighting Panel Indoor & Outdor)

c. Pekerjaan Penerangan dan Kotak – Kotak


 Armatur dan lampunya
 Saklar-saklar (tunggal, seri, tukar, dimmer)
 Kotak-kontak biasa (KKB)
 Kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak
 Pipa pelindung kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak dengan kelengkapannya
 Flexible conduit dan kotak-kontak sambung ke titik-titik lampu

d. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan di atas.

1.2 PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN LISTRIK


a. Pelaksana Pekerjaan harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang
tertera dalam gambargambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai dengan
spesifikasi yang dipakai pada BAB ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya tambahan biaya.
b. Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada peraturan-peraturan seperti :
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2002.
 Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
 Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
 Standart lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standar, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA USA.
 Petunjuk dari pabrik pembuatan peralatan, Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
TELKOM, Dit.Jen. Bina Lindung, PLN dan Pemerintah Daerah setempat.
c. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin instalasi dari instansi yang berwenang
dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

1.3. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


a. Gambar – Gambar
 Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
 Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan
dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada. Dilakukan tambah kurang apabila ada perubahan.
 Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing”
instalasi.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan detail shop drawing kepada
Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan dengan instalasi
ini.
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan dokumen
asli operating and Maintenance Instruction, technical instruction, spare part instruction dan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 5 (lima). (Construction detail, electrical
wiring diagram, control diagram dll).
b. Koordinasi
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan dan pihak PLN, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
 Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
c. Pelaksanaan Pemasangan
 Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan gambar kerja (shop
drawing) dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
 Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan
dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.

d. Testing & Commisioning


 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang
ada.
 Testing/pengujian meliputi : Uji Isolasi Minimal 100 MΩ (Mega Ohm) dan Uji Beban Penuh.
 Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi
kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan.
 Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
 Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan Pertama.

e. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


 Peralatan instalasi ini harus digaransi secara tertulis dan bermaterai selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
 Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.
 Selama masa pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan instalasi ini diwajibkan mengatasi dan mengganti segala kerusakan
yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
 Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
 Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Konsultan
Pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
 Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh
pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya (maintenance
operasional).
 Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang
baik yang ditandatangani oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
 Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pelaksana Pekerjaan harus bersedia datang ke lokasi kegiatan untuk
mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh Pelaksana Pekerjaan
harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.

f. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
 Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
 Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis. Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis.

g. Ijin – Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

h. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


 Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta
mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
 Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Konsultan
Pengawas secara tertulis.

1.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN DAN BAHAN


 Saluran
Semua kabel – kabel tertutup oleh langit – langit harus dibentang dalam conduit dengan ukuran minimal O . dan setiap
belokan/pencabangan harus dilengkapi dengan doose.
 Kabel
Semua kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam bungkus aslinya, jelas tandanya, jenis
isolasinya, nomor dan pemintalannya serta merk dagangnya. Penampang kabel logam minimal 2,5 mm2 dengan daya
isolasi tidak kurang dari 1 KVA dan jenis kabel digunakan NYA untuk titik lampu. Untuk kabel tegangan rendah maka produk
yang digunakan adalah produk dari Kabelindo, Kabel Metal, Interna atau Supreme. Sedangkan untuk kabel tegangan
menengah maka produk yang digunakan adalah produk dari Supreme atau setara.
 Saklar
Saklar harus dari jenis tumbler dengan wadah plastik 10 amp, 50/500 volt yang terpasang pada ketinggian 1,5 meter atau
sesuai PUIL 2002, di atas lantai, jadi yang dipasang dalam kotak – kotak dan ring setelah standard dilengkapi dengan tutup
persegi. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan dan juga tidak dibenarkan ada sambungan
kabel dalam konduit, sambungan hanya diperbolehkan pada kotak sambungan. Produk yang digunakan adalah Brocco atau
Bekker atau setara (MK).
Stop Kontak
Stop kontak 1 phase dengan kemampuan 16 amp, 250/500 volt dan untuk 3 phase, 25 amp, 380/200 volt harus
dihubungkan dengan ground pada panel yang diberi saluran ke tanah. Stop kontak dengan ketinggian 1,5 M di atas lantai
tadi, kecuali di tempat – tempat tertentu harus disesuaikan dengan keadaan dan situasi pada tempat tersebut. Semua jarak
ketinggian harus diukur dari tengah – tengah stop kontak dan dipasang dengan rapi, baik serta aman terhadap hal – hal
yang tidak diinginkan. Produk yang digunakan adalah Brocco, Bekker, Jung, MK.
Fitting Penerang
Fitting harus dibuat dari bahan yang sesuai, bentuk menarik dan pekerjaannya yang rapi. Pelaksana Pekerjaan harus
menyediakan contoh–contoh dari semua fitting yang akan dipasang untuk disetujui pengawas/pemberi tugas.
 Merek Produk barang yang digunakan :
- ACB, MCB, Fuse, Switch : Siemens, AEG, Unileg, atau ABB
- Box MCB : Aviva
- Pipa listrik : Maspion, atau Clipsal
- Isolasi kabel : 3M atau setara
-
1.5. GAMBAR – GAMBAR RENCANA
a. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu kabel, panel, lampu dan lainnya.
b. Penyesuaian harus dilaksanakan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan
oleh kondisi di lapangan.
c. Gambar-gambar keperluan ijin pihak PLN disediakan pihak Pelaksana.

1.6. GAMBAR – GAMBAR TERLAKSANA


Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing).
As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjan selesai beserta blue printnya sebanyak tiga set.

1.7. STANDAR DAN PERATURAN


a. Seluruh pekerjaan instalasi harus mengikuti standar dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2002 atau standar-
standar internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL 2002.
b. Seluruh pekerjaan telepon harus dilaksanakan mengikuti standar dari CCITT atau PT. TELKOM.
c. Di samping standar dan peraturan-peraturan tersebut di atas, harus diikuti pula peraturan dan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.

1.8. BAHAN – BAHAN DAN TENAGA PELAKSANAAN


a. Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100 % baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang
dimaksud. Contoh bahan harus diserahkan kepada pengawas sebelum pemasangan.
b. Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh (life time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
c. Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi ini
secara kuat, aman dan rapi.
1.9. BROSUR DAN DATA TEKNIS
Kontraktor harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan dipasang, lengkap dengan data teknis dan ukuran-ukuran
fisiknya.

PASAL 2 PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTIK


2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat-alat, pemasangan dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan
untuk sistem distribusi daya listrik.
Item pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Panel Daya (Panel Power)
b. Kabel daya tegangan rendah 1 KV
c. Pekerjaan lainnya yang tidak disebutkan di sini yang menunjang pekerjaan di atas.

2.2. PANEL DAYA (PP)


a. Tipe
PP adalah tipe tertutup

b. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainnya seperti VDE/DIN, BS, NEMA, dan lain sebagainya.

c. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam
persyaratan teknis) untuk memberikan performance yang dikehendaki.

2.3. PENERANGAN DAN KOTAK-KONTAK


2.1. Bahan dan Peralatan
Lampu dan armatur harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail elektrikal :
a. Semua armatur yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal pembumian.
b. Semua lampu flourecent dan lampu discharge dikompensasi dengan dengan kapasitor.
c. Reflector harus mempunyai pemantul yang baik.
d. Box tempat Ballast, starter, terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umur teknik komponen lampu. Ventilasi dalam box harus
cukup.
e. Kabel-kabel dalam saluran harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada
ballast.
f. Box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 0,5 mm dicat warna dasar tahan karat, kemudian dicat
akhir dengan cat oven warna putih atau warna lain yang disetujui.
g. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam lampu, tetapi mudah untuk dibuka dan diangkat.
h. Ballast harus dari satu merk yang setara dengan Phillips, Nais, Atco atau Shcwabe.
i. Tabung lampu flourescent harus dari merk Phillips, type SL.
j. Armature lampu pijar terdiri dari dudukan dan diffuser.
k. Lubang-lubang untuk ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nilon untuk mencegah masuknya serangga.
Diffuser terpasang dalam dudukan dengan ulir, tidak boleh memakai paku sekrup.
l. Armature lampu setara dari merk Phillips.
 Lampu SL 18 watt.

2.4. PENGETESAN
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada tes penyalaan ini akan diuji mutu instalasi.

2.5. JARINGAN INSTALASI


Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar
dari kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
b. Pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,2 meter, maka penanaman kabelnya dilakukan
sebagai berikut :
 Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan.
 Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati kendaraan (pedestrian).
 Kabel tanah harus diletakkan pada pasir atau tanah halus, galian tanah tersebut harus stabil, kuat, rata dengan
ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekeliling kabel tanah tersebut.
 Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm
atau sesuai gambar perencanaan.
 Pada kondisi dimana kabel terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi dan kabel telekomunikasi maka
kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN (jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
 Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah satu tindakan pengamanan
yang disebutkan dalam ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan itu terletak dalam satu
saluran pemasangan batu beton dan semacam itu yang mempunyai tebal dinding yang sekurang-kurangnya 6 cm.
c. Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari lempengan atau pipa beton atau
sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan lama atau yang sederajat.
d. Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan
api. Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,50 meter dari kabel yang terletak di bawah
diukur dari sisi luar kabel.
e. Kotak-kontak Biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa.
Semua kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pertanahan. Kotak-kontak harus dari satu tipe yaitu untuk
pemasangan rata dinding dengan rating 250 Volt, 10 Amp. Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National, dan MK.
f. Sakelar Dinding
Saklar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker, mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis
single atau double gangs atau multiple gangs (grid switch), RCS. Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National, dan
MK.
g. Kotak untuk sakelar dan kotak-kotak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus mempunyai terminal pertanahan. Sakelar
dan kotak-kontak dipasang dalam kotak dengan menggunakan baut. Pemasangan dngan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan. Merk yang boleh dipakai hanya Brocco dan MK.
h. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau
lebih (NYY atau NYA). Kabel harus mempunyai penampang logam minimum 2,5mm2.
Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
 Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
 Netral : biru
 Pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus dibuat baik secara listrik dengan menggunakan konus penyambungan (lasdop) plastic atau
konektor lain yang disetujui pengawas.
Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-doos). Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan
kabel.
Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Tranka dan kabel Metal.
i. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan
kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. Pipa flexible
harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu. PVC conduit setara merk : EGA, Clipsal.

2.6. PEMASANGAN
a. Pemasangan lampu – lampu
 Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tenaga-tenaga yang
berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti ditunjukkan dalam gambar.
 Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam keadaan yang baik dan siap
untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap menyala.

Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh
kontraktor tanpa biaya tambahan.

b. Sakelar dan Kotak-kontak Biasa


Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah 150 cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-
kontak biasa harus 40 cm dari permukaan lantai. Apabila dipasang di bawah 40 cm dari lantai diharuskan menggunakan
penutup.
Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa ditempatkan pada lokasi yang sama, maka dua derek
kotak-kontak tunggal, ganda atau multi gangs harus dipasang satu di atas yang lain dan titik tengah deretan tersebut harus
berada 1,45 cm di atas permukaan lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir
kusen dari sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambargambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh pengawas.

2.7. PEMASANGAN
a. Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem terdiri dari :
 Pengujian sambungan-sambungan
 Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
 Pengujian tahanan pembumian
 Pengujian pemberian tegangan
b. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Waktu pengujian minimal 1 hari sebelum PHO Pertama.
d. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
e. Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh
kontraktor.
f. Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam secara terus menerus.
PASAL 2 PERATURAN PENUTUP
2.1. Guna menghindari kesalahan dalam hal teknis pemasangan maka apabila terdapat hal yang kurang jelas ataupun meragukan,
kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi/Pengawas Lapangan dan semua bahan sebelum dipasang terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2.2. Meskipun dalam spesifikasi teknis ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan dengan kata-kata tetapi harus
disediakan pemborong atau yang harus dilaksanakan oleh pemborong, maka perkataan-perkataan tersebut dianggap ada,
termuat dalam spesifikasi teknis ini.
2.3. Pekerjaan tersebut harus tetap dilaksanakan dan diselesaikan oleh pemborong demi untuk menuju penyerahan selesainya
pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi/Pengawas Lapangan.
2.4. Apabila ada perubahan pekerjaan bentuk dan tata letak Kontraktor di wajibkan membuat As-Built Drawing sesuai dengan hasil
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dan diperiksa oleh konsultan pengawas.
2.5. Hal-hal yang belum masuk ataupun belum diatur dalam persyaratan teknis ini akan dibahas lebih lanjut pada saat
pelaksanaan pekerjaan di lapangan atas dasar persetujuan Direksi Teknis, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Pelaksana yang akan dituangkan di dalam Berita Acara Perubahan Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan atau Tambah
Kurang.

Anda mungkin juga menyukai