c. Berdasarkan Rencana kerja tersebut, Pengawas akan mengadakan penilaian secara periodik terhadap
prestasi kerja kontraktor.
b. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak lain, demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak
lain dan termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur, maka Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dalam pekerjaan ini.
d. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan
yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
1.33. Perlindungan Terhadap Milik Umum Dan Lingkungan / Bangunan Yang Ada
a. Kontraktor wajib menjaga properti Owner dan properti umum lainnya terhadap gangguan -gangguan yang
diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor wajib membongkar, memindahkan dan memperbaiki kembali saluran-saluran air bersih, air kotor,
saluran telepon, listrik dan sebagainya yang mungkin akan terpengaruh dan atau mengganggu jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Kontraktor wajib memelihara kondisi lingkungan selama pekerjaan berlangsung.
d. Kontraktor wajib memelihara/menjaga bangunan yang ada di sekitar terhadap adanya gangguan yang
diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
e. Segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut diatas menjadi tanggungan Kontraktor.
f. Selama masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebaginya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-
kerusakan ssejenis yang disebabkan opersai-operasi kontraktor, dalam arti kata yang luas, itu semua harus
diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima oleh pemberi tugas, dengan beban biaya tanggung jawab
kontraktor.
1.40. Contoh-contoh
1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas
biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksa naan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar
penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang,
untuk mendapatkan persetujuan diireksi pekrjaan.
3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan spesifikasi
teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
4. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan), maka kontraktor
diwajibkan menyerahkan : Brochure,, Katalogue, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample,
yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas/Direksi
Pekerjaan.
1.41. Subtitusi
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus
melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis, atau dapat mengajukan produk penganti yang
setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas sebelum
pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang
menghasilkannya bahan tersebut dan selanjutnya menguraikan data-data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/pengawas/direksi pekerjaan.
1.42. Peraturan Hak Paten
Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “klaim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga
karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan
peralatan yang digunakan dalam proyek ini.
1.46. Testing/Commissioning
a. Kontraktor harus melaksanakan semua testing dan pengujian yang dianggap perlu untuk memeriksa dan
mengetahui apakah seluruh sistem sudah dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan testing tersebut merupakan
tanggung jawab pihak Kontraktor. Hal ini termasuk peralatan khusus yang diperlukan untuk testing siste m
seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuat, juga disediakan oleh Kontraktor.
c. Semua biaya, lisensi, testing/pengujian, adalah tanggung jawab Kontraktor.
d. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan Sipil, Arsitektur ini harus di hadiri p ihak Owner,
pengawas, Konsultan Perencana dan pihak yang ditunjuk untuk itu. Dan dibuatkan berita acaranya.
e. Keseluruhan lisensi dan hasil test commissioning harus dikumpulkan dan diserahkan ke Owner.
f. Jadwal test commissioning dan uji laboratorium harus disesuaikan dengan Bar-chart, kurva S dan persyaratan
yang disyaratkan.
PASAL 1 UMUM
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design) adalah merupakan satu kesatuan
dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
Dewan Normalisasi Indonesia
SNI (Standar Nasional Indonesia)
ASTM ( America Society for Testing & Materials )
ASSHO ( America Association of State Highway Officials )
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan
apabila terjadi perbedaan-perbedaan dilapangan, kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar Kerja
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan
mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set
gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun
semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung
jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. Pengukuran dengan
skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan
seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang dipakai adalah harus merk
"Kobesteel" atau yang setaraf.
Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat. Permukaan bagian yang akan dilas harus
dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar.
Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen
konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari
satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu
dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang ada.
Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang samasekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji
sesuai dengan standard AWS D1.0. Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut
perbaikan harus dtanggung oleh Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yang dipakai harus sesuai dengan AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM
E114 - 75 ; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal
and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.
Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109. Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh
Pemberi Tugas.
Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Baud Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut
harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.
Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam HTB, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan
baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang
baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-
masing baut. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin pengencangan
baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
d. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan
brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak diperkenankan.
e. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan,
guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat
yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak
untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
f. Eriction
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja dan
memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan pelaksanaan erection. Perhatian khusus
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan pile cap.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor
diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini. Semua pelat-pelat atau elemen yang
rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection
dilapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
erection tersebut harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Penempatan konstruksi baja dilapangan
harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus
memberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah
dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan
bengkok, Kontraktor harus mengganti yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan typecat ICI Green Primer R 540 -
157 setebal 35 micron.
g. Pengecatan
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat kualitas baik masing-masing setebal 30 micron.
Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul-betul kering.
PASAL 5 PEKERJAAN STRUKTUR KAYU
5.2.1. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yarig berhubungan dengan pekerjaan baik yang
kasar maupun yang halus seperti yang tercantum dalarn gambar dan spesifikasi.
5.2.2. Syarat-syarat :
Pekerjaan harus sesuai kecuali ditentukan lain dalarn gambar.
Pengukuran, pekerjaan ini harus diukur setempat di lapangan dengan teliti. Laporkan bila ada
perbedaan-perbedaan antara ukuran gambar dan di lapangan.
Semua kayu harus yang bermutu baik.
5.2.3. Bahan-bahan :
Penyerahan dan penyimpanan.
Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus disimpan di bawah atap dengan ventilasi baik dan
kering. Lindungi bahan-bahan dari air dan kelembaban selama pengiriman dan di
lapangan.
Semua kayu-kayu yang tersembunyi letaknya sebelum dipasang harus dimeni dahulu.
Bahan meni kayu seperti yang tercantum dalam pasal pengecatan.
Daftar bahan yang dipergunakan
Kayu Musiman :
Semua kayu harus dikeringkan minimum 3 (tiga) bulan,
kelembaban 20 % untuk pekerjaan kasar dan
kelembaban 15 % untuk pekerjaan halus.
Perlengkapan-perlengkapan lain, paku, baut, sekrup
dan lain-lain.
Tata kerja
Periksa pekerjaan yang berhubungan dan permukaan setempat sebelum dilanjutkan
dengan pekerjaan kayu.
Setiap perbaikan, perombakan, penggantian pekerjaan kayu yang disebabkan kurang
baiknya pekerjaan adalah tanpa penambahan biaya.
Semua pekerjaan ini harus dikerjakan serapi mungkin.
Semua kayu yang dipakai tidak boleh bekas dan dimeni/residu terlebih dahulu sebelum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
f. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis. Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis.
g. Ijin – Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
b. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainnya seperti VDE/DIN, BS, NEMA, dan lain sebagainya.
c. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam
persyaratan teknis) untuk memberikan performance yang dikehendaki.
2.4. PENGETESAN
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada tes penyalaan ini akan diuji mutu instalasi.
2.6. PEMASANGAN
a. Pemasangan lampu – lampu
Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tenaga-tenaga yang
berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam keadaan yang baik dan siap
untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap menyala.
Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh
kontraktor tanpa biaya tambahan.
2.7. PEMASANGAN
a. Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem terdiri dari :
Pengujian sambungan-sambungan
Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
Pengujian tahanan pembumian
Pengujian pemberian tegangan
b. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Waktu pengujian minimal 1 hari sebelum PHO Pertama.
d. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
e. Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh
kontraktor.
f. Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam secara terus menerus.
PASAL 2 PERATURAN PENUTUP
2.1. Guna menghindari kesalahan dalam hal teknis pemasangan maka apabila terdapat hal yang kurang jelas ataupun meragukan,
kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi/Pengawas Lapangan dan semua bahan sebelum dipasang terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2.2. Meskipun dalam spesifikasi teknis ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan dengan kata-kata tetapi harus
disediakan pemborong atau yang harus dilaksanakan oleh pemborong, maka perkataan-perkataan tersebut dianggap ada,
termuat dalam spesifikasi teknis ini.
2.3. Pekerjaan tersebut harus tetap dilaksanakan dan diselesaikan oleh pemborong demi untuk menuju penyerahan selesainya
pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi/Pengawas Lapangan.
2.4. Apabila ada perubahan pekerjaan bentuk dan tata letak Kontraktor di wajibkan membuat As-Built Drawing sesuai dengan hasil
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dan diperiksa oleh konsultan pengawas.
2.5. Hal-hal yang belum masuk ataupun belum diatur dalam persyaratan teknis ini akan dibahas lebih lanjut pada saat
pelaksanaan pekerjaan di lapangan atas dasar persetujuan Direksi Teknis, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Pelaksana yang akan dituangkan di dalam Berita Acara Perubahan Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan atau Tambah
Kurang.