Anda di halaman 1dari 167

A.

SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pembangunan Gedung Taman Budaya Kabupaten Balangan, meliputi pekerjaan
sebagai berikut :
Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan
1.1 Pekerjaan Persiapan
Pasal 2 Pekerjaan Struktur Gedung
2.1 Pekerjaan Struktur Baja

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


Meliputi pembersihan lokasi proyek, fasilitas kontraktor, pembuatan direksi keet, pembuatan pagar
sementara, pembuatan papan nama proyek, air kerja, Listrik, pembuatan gudang dan barak kerja,
dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
A. Pembersihan Lokasi Proyek
Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.
B. Fasilitas Kotraktor
1. Kontraktor diminta menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan kantor,
penginapan, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Direksi.
2. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah kontraktor menerima Surat Penyerahan Lapangan (SPL),
kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukkan usulan-
usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel, gudang, tempat untuk
peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringa-
jaringan listrik, dan jaringan sanitasi.
3. Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia
atau Dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor
termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau tuntutan sebagai
akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan,
1
pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang diperlukan untuk misalnya kantor
kerjanya, perumahan dan makan serta akomodasi untuk para pekerja.
5. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan serta
pengaturan sanitasi dan harus melengkapi fasilitas-fasilitas mandi dan cuci bagi para
pekerjanya dimana pekerjaan sedang dilaksanakan.
7. Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua
penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menanggung semua biaya yang
diperlukan untuk maksud tersebut di atas.
8. Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat Pertolongan Pertama (P3K) di tempat
pekerjaan, termasuk tenaga yang cakap untuk menangani P3K tersebut serta kendaraan yang
diperlukan untuk mengangkut bila ada pekerja-pekerja yang mendapat kecelakaan. Biasanya
untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan.
C. Jalan masuk ke Lokasi Kerja
1. Jalan masuk ke / dan melalui lokasi kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah lokasi kegiatan.
2. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua aturan dan ketentuan hukum yang berkaitan
dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan
yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut.
3. Kegiatan yang berkaitan dengan jalan, Kontraktor harus merencanakan sedemikian rupa agar
tidak mengganggu lalu lintas.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang
digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan kegiatan.
5. Apabila dalam kegiatan Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh direksi,
maka kebutuhan biaya untuk pembuatan jalan tersebut harus ditanggung sendiri oleh
Kontraktor.
D. Membuat Direksi keet
Paling lambat dalam tujuh hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Pekerjaan (SPMK),
kontarktor harus membuat kantor khusus untuk Direksi (Direksi Keet).

2
E. Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor
1. Umum
Seluruh Gambar yang disiapkan pihak Kontraktor harus sudah ditandatangani Direksi dan
bilamana terjadi Peruahan maka harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi
sebelim pelaksanaan tersebut dimulai.
2. Gambar Pelaksanaan Kerja / Shop Drawing.
Dalam mempersiapkan gambar-gambar Pelaksanaan, Kontraktor harus mengacu pada
gambar-gambar Kontrak.
Kegiatan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah resiko Kontraktor
Sendiri. Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor dan mendapatkan persetujuan dari
pihak Direksi sebelum Pelaksanaan Pekerjaan.
F. Program Pelaksanaan dan Laporan
1. Program Pelaksanaan
Kontraktor dalam melaksanakan rencana pelaksanaannya harus sesuai dengan Syarat-syarat
Kontrak, rencana tersebut harus dibuat dalam bentuk Bart Chart dan Kurva S ( Time
Schedulle ), dan menyerahkan rencana kerja tersebut kepada Pihak Pengawas untuk disetujui
sebelum pelaksanaan Pekerjaan dimulai.
2. Laporan Kemajuan Pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan kemajuan pekerjaan dalam bentuk
yang dapat diterima oleh pihak pengawas yang menggambarkan secara detail kemajuan
Pekerjaan.
Laporan tersebut minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan kegiatan yang berdasarkan pada penyelesaian kegiatan nyata
pada waktu sedang berjalan dan rencana prosentase yang ingin dicapai pada waktu
berikutnya.
b. Prosentase setiap Pekerjaan yang telah diselesaikan maupun prosentase yang
direncanakan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada waktu laporan.
c. Daftar Tenaga Kerja.
d. Daftar Peralatan dan bahan yang digunakan.
e. Jumlah Volume Kegiatan.
f. Uraian Pokok Kegiatan sementara yang dilaksanan selama masa laporan.
g. Hal-hal yang diminta sesuai dengan kontrak dan masalah yang timbul atau berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan selama bulan laporan.
3
3. Rapat Koordinasi.
Rapat tetap antara Pengawas, Kontraktor dan Direksi untuk membicarakan kemajuan
kegiatan yang sedang dilaksanakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta membahas
permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan.
G. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan ini di bagi tiga tahap :
1. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,
pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.
3. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor harus
melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telah selesai 100 %.
H. Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Lingkup pekerjaan
Kontraktor harus mengadakan dan memulangkan (mengembalikan alat-alat yang akan
digunakan di lapangan sesuai dengan kebutuhan. Alat tersebut tidak boleh dipindahkan atau
dibongkar dari lapangan sebelum ada ijin tertulis dari direksi.
2. Pembiayaan
Pembayaran untuk pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi dilakukan sebagai berikut :
a. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi berdasarkan harga “lump sum” seperti yang
tertera dalam daftar harga kuantitas pekerjaan.
b. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi akan dibayarkan sebesar seratus persen
apabila alat-alat tersebut sudah selesai digunakan dan dikembalikan (tidak ada di Lokasi
pekerjaan).
I. Menyediakan Air Kerja dan Fasilitas Listrik
Pekerjaan ini di bagi tiga tahap :
1. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,
pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.
3. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor harus
melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telahselesai 100 %.
Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak bagian umum Rumah
Sakit.

4
J. Pagar Pengaman
Pagar Pengaman dibuat dari kayu dolken, yang dipasang seng gelombang. Pagar Pengaman di
pasang pada sekeliling lokasi proyek,
K. Papan nama Proyek
Papan Nama Proyek dibuat dari kayu kelas II, ukuran Papan Nama Proyek 120x120 cm, tiang dari
kayu dan tinggi minimal 150 cm dari permukaan tanah dan dicat dengan cat kayu. Cat dasar
berwarna biru dan hurufnya dengan huruf cetak putih. Pada Papan Nama Proyek harus jelas
Kontrak, Sumber dana, Jangka waktu Pelaksanaan, tanggal dimulai dan selesainya pekerjaan
serta nama pelaksana Pekerjaan.
Papan nama Proyek dipasang dekat lokasi Pekerjaan, dimana masyarakat dapat melihat dan
mengetahuinya dengan jelas.
L. Lain-lain
Pekerjaan persiapan yang harus dilengkapi adalah IMB, dan lain-lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

5
PASAL 2
PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG
2.1 PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
A. Pabrikasi Baja
Bahan-bahan
1. Persyaratan Umum
Semua bahan baja harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis ini,
kecuali bila ditentukan lain.
Semua bahan baja harus baru dan bebas dari cacat yang mempengaruhi kekuatan,
keawetan atau penampilan dan harus dari kualitas terbaik, dan harus memenuhi standar
yang berlaku.
2. Baja
Baja profil harus dari mutu Bj. 37 dengan kekuatan leleh minimal 2400 kg/cm2 dan tegangan
dasar 1600 kg/cm2.
3. Baut dan mur
Baut dan mur yang digunakan adalah baut mutu tinggi type ASTM A 325 dengan tegangan
leleh 6400 Kg/cm2 dan tegangan dasar 4200 Kg/cm2.
4. Kawat las
Semua bahan pekerjaan pengelasan harus memenuhi standar AWS dan kawat las harus
memenuhi ketentuan berikut :
Kekuatan leleh bahan Jenis las Bahan pengisi Metal pengisi dengan
dasar hidrogen rendah

Sama atau kurang Fillet weld dan penetrasi E 70XX -


dari 25,4 kg/mm2 penuh groove weld

Lebih dari 25,4 Fillet weld dan penetrasi - E 70XX


kg/mm2 penuh
Bila bahan dasar metal dari kekuatan leleh yang berbeda dilas bersama, metal pengisi harus
dipilih berdasarkan bahan dasar metal yang memiliki kekuatan leleh lebih tinggi.

6
5. Angkur
Angkur harus terbuat dari baja bulat mutu Bj. 40 dengan diameter dan panjang sesuai Gambar
Kerja.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan, fabrikasi dan pemeriksaan baja struktur di
pabrik atau lapangan, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis ini.
2. Standar Rujukan :
 American Society for Testing and Materils (ASTM)
 American Institute of Steel Construction (AISC)
 American Welding Society (AWS)
 Steel Structures Painting Council (SSPC)
 Standar Industri Indonesia (SII)
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia-1983
3. Sertifikat pabrik yang mencakup dimensi, unsur kimia, bahan, data pengujian benturan,
perlakuan panas dan dimensi semua jenis baja yang akan digunakan, harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum memulai fabrikasi.
4. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar pemesanan harus dibuat oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
5. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Semua bahan baja yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik asli.
b. Semua bahan baja harus diangkut dengan hati-hati agar tidak menimbulkan goresan atau
tekukan.
c. Bahan-bahan harus disimpan tanpa bersentuhan dengan tanah dan pada lokasi yang
mencegah timbulnya karat.
6. Pemeriksaan dan Pengujian
Pengawas Lapangan berhak memeriksa bahan dan fabrikasi semua bahan yang berkenaan
dengan Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja dan memastikan ukuran, jumlah dan toleransi
fabrikasi.
Pemeriksaan dan pengujian pada bahan, pengelasan dan penyelesaian akhir harus sesuai
dengan standar yang berlaku untuk bahan-bahan tersebut.

7
Syarat – syarat Pelaksanaan
1. Prosedur Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui, sebelum fabrikasi. Data-data berikut harus tercakup dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
 Spesifikasi bahan
 Nomor penandaan
 Daftar bagian bahan
 Detail Fabrikasi
 Detail pengelasan
 Pengecatan
 Detail dan lokasi penyambungan
b. Persetujuan Gambar Detail Pelaksanaan oleh Pengawas Lapangan tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawab memperbaiki kesalahan.
c. Perubahan terhadap Gambar Detail Pelaksanan yang telah disetujui tidak diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.
d. Perubahan yang dilaksanakan Kontraktor untuk kemudahan harus dengan persetujuan
Pengawas lapangan dan atas biaya Kontraktor.
e. Cuaca
Pekerjaan tidak diijikan dilanjutkan, bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, cuaca tidak
akan membantu menghasilkan pekerjaan yang baik, atau kondisi tidak memungkinkan
dilakukannnya pemeriksaan.
2. Standar Pelaksanaan
a. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang
tepat sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pelat pengisi kecuali bila
gambar detail penunjukkan hal tersebut.
b. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati
untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
c. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya,
terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain, atau kap yang sudah
terpasang sebelumnya.
8
d. Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan di atas, akan ditolak
dan harus diganti atas biaya pemborong.
e. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-bengkokan dan
sambungan-sambungan yang terbuka.
f. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap karat akibat
pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi persyaratan.
g. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu
sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-bagian itu harus
diperiksa dalam keadaan dicat.
h. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor diwajibkan membuat DETAIL GAMBAR KERJA
(SHOP-DRAWING) untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
i. Penyambungan dan pemasangan.
1). Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Logam yang dilas harus bebas
dari retak dan lain-lain cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan
permukaannya harus halus. Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata
serta kelihatan teratur. Las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas
kembali atas biaya kontraktor.
2). Pekerjaan las harus dilakukan di dalam bengkel, pekerjaan las yang dilakukan di
lapangan harus sama kualitasnya dengan pekerjaan las yang dilakukan di dalam
bengkel, dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah
atau hujan.
3). Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran
minyak, cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang
berlaku atau disetujui oleh Konsultan Pengawas. Las yang dipakai yaitu las sudut
dengan tebal las sesuai gambar dan las tumpul.
4). Mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Bila
diperlukan akan dilakukan pengujian mutu las. Pekerjaan pengelasan yang akan
tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
5). Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik). Tebal las sudut
3,5 mm atau sesuai gambar struktur dan panjang las sesuai petunjuk pada gambar
struktur.
6). Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja
propil yang dipakai Kelas E-60 atau grade SAW-I sesuai ASTM-A 233.
9
7). Konsultan Pengawas berhak mengadakan pengujian terhadap hasil pengelasan oleh
ahli dari Balai Penelitian bahan-bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia
atas biaya kontraktor, jika pekerjaan penyambungan dinilai meragukan.
j. Pemasangan di tempat pembangunan.
1). Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang-
barang yang telah diserahkan kepadanya, tetap baik keadaannya dan jika perlu
untuk menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup
sandar-sandar dan sebagainya.
2). Sambungan baut harus menggunakan baut hitam. Lubang untuk sambungan baut
harus dibuat dengan bor atau pons (tidak boleh dengan las) dengan toleransi tidak
lebih dari 1mm terhadap diameter baut.
3). Untuk konstruksi kap sebelumnya harus diberikan lawan lendut ( kontra zeeg )
sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
4). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan sementara
tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
5). Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam dan bebas dari beban penutup atap.
k. Memotong dan menyelesaikan penggiran-pinggiran bekas irisan, gilingan, masakan dan
lain-lain.
1) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-kali tidak
diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.
2) Bila bekas pemotongan / pembakaran dengan mesin dibolehkan pinggiran-pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5
mm, sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
3) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-
bekas potongan.

10
l. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan.
1) Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
struktural, untuk melengkungkan harus digunakan gilingan - gilingan lengkung.
Melengkungkan pelat dalam keadaan dingin menurut suatu jari - jari tidak boleh
kurang dari 3 kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-batang di bidang dan
badannya.
2) Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam
keadaan panas.
3) Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan segera setelah bahannya
dipanaskan menjadi merah tua.
4) Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan, bilamana bahan
yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.
m. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang
1). Pada keadaan akhir, diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan
sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing - masing sebanyak 1 mm,
dari pada diameter batang baut-baut itu.
2). Untuk lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung-kan dan yang harus
dijadikan satu dengan alat penyambung di bor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya, dan apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan - perubahan lubang
tersebut di bor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
3). Semua lubang - lubang sebelum pemasangan harus diberam dan tidak boleh
dilakukan dengan mempergunakan besi-besi pengerut.
n. Baut Hitam
1). Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar.
2). Pemasangan baut harus lurus dan benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan
yang merata antara satu dan lainnya.
3). Baut angker pada balok ring beton yang sudah ada harus dipasang dengan cara di bor.
Pengeboran harus diperhitungkan letaknya dengan teliti agar tidak mengenai tulangan
balok ring yang sudah terpasang. Setelah baut angker dipasang, lubang bor harus diisi
penuh dengan cara di grouting dengan pompa grouting. Dalam hal dianggap perlu,
maka sebagai bahan grouting harus digunakan bahan POLIMER yang jenisnya akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas atau Perencana.
11
o. Perlindungan pekerjaan - pekerjaan baja dengan cara pengecatan. Pengecatan baja
menggunakan meni besi dua kali, warna akan ditentukan kemudian.
3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Umum
1). Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan 1 (satu) minggu
sebelum memulai pekerjaan fabrikasi, seperti penutupan bagian sisi struktur utama.
2). Bahan baja harus dari ukuran, bentuk dan konstruksi seperti ditunjukkan atau
ditentukan dalam Gambar Kerja.
3). Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilakukan dan diperiksa
sesuai prosedur pengendalian kualitas yang ditetapkan AISC.
Kecuali ditentukan lain, bahan-bahan harus difabrikasi sesuai metode yang efisien.
4). Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan dan kelalaian dalam
pembuatan detail, tata letak dan fabrikasi atas biaya kontraktor.
b. Lokasi fabrikasi
Baja struktur harus difabrikasi dan dirakit di bengkel kontraktor atau dilokasi yang disetujui
Pengawas Lapangan.
c. Pengelasan
1) Pengelasan harus dilaksanakan oleh yang ahli las yang ditetapkan dalam AWS.
Catatan hasil pengujian dan sertifikasi ahli las harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan atas permintaannya.
Keahlian khusus diperlukan untuk pengelasan satu sisi dari las tabung penetrasi
sambungan penuh tanpa alas bagian belakang.
2) Setiap ahli las dan operator pengelasan harus dilengkapi dengan kapur warna atau
nomor untuk menandai hasil kerjanya pada setiap jarak tidak lebih dari 1 meter.
Semua bagian yang tidak diberi tanda dengan jelas akan ditolak oleh Pengawas
Lapangan.
3) Sebelum memulai pekerjaan pengelasan, Kontraktor harus membuat prosedur
pengelasan berbagai bagian struktur dengan jelas seperti detail sambungan dalam
Gambar Kerja, sesuai dengan standar AWS.
4) Spesifikasi prosedur pengelasan harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum memulai pekerjaan pengelasan setiap
sambungan yang akan digunakan.

12
Prosedur pengelasan termasuk pemanasan pendahuluan dan metoda pengawasan
lainnya yang direncanakan. Hanya prosedur yang disetujui yang boleh digunakan.
5) Pengawas Lapangan berhak meminta dilakukannya radiography test/x-ray test pada
bagian-bagian tertentu dari baja struktur. Semua biaya radiography test/x-ray test
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Sambungan baut
1) Diameter lubang
Semua lubang untuk sambungan baut harus memiliki diameter 1,5 mm lebih besar dari
diameter baut yang akan digunakan, kecuali bila ditentukan lain.
2) Baut
Lubang baut harus rata sehingga baut dapat dipasang tanpa merusak ulir. Kepala baut
dan mur harus berada tepat terhadap baja.
Baut tak berulir yang akan meneruskan gaya harus diberi ulir sampai panjang
sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari satu ulir masih berada dalam batang struktur.
Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga ujung baut muncul tidak lebih dari 6,35
mm di luar mur. Kepala baut dan mur harus diputar kuat terhadap permukaan bidang
dengan alat pengencang.
Kepala baut harus dipukul dengan palu ketika mur dikencangkan. Setelah
pengencangan, mur harus disikat dan dicat.
3) Pembuatan lubang
Semua lubang harus dibor pada sudut tegak lurus dengan permukaan baja dan tidak
boleh dilebarkan dengan pembakaran. Pelebaran lubang dilakukan dengan kikir
dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
Lubang harus dibersihkan tanpa mengkasarkan pinggiran. Sisa-sisa pengeboran harus
disingkirkan dengan alat pembuat kemiringan sebesar 0,15875 cm. Semua lubang
harus dibor dan dikikir seperlunya sebelum pemberian lapisan pelindung.
4) Perkuatan lubang
Bila lubang disediakan untuk sambungan dengan peralatan atau untuk kabel dan
pemipaan, dan akan mempengaruhi batang struktur, batang dimaksud harus diberi
perkuatan yang memadai sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

13
e. Pemotongan, pelurusan dan pengguntingan
Pelurusan, pemotongan dengan pembakaran dan pengguntingan harus dilakukan dengan
berhati-hati menggunakan alat mekanis. Semua pinggiran harus bersih dari kerak. Setiap
pinggiran lereng yang rusak harus diperbaiki sesuai toleransi minimal.
f. Toleransi fabrikasi
Lokasi setiap batang sangat penting dalam desain struktur. Setiap batang harus
ditempatkan dengan tepat sesuai petunjuk Gambar Kerja, dalam batas toleransi fabrikasi
standar AISC.
g. Ikatan angin dan diafragma sementara
Kontraktor dapat menggunakan ikatan angin ataupun pengaku sementara, atas biayanya,
selama masa pelaksanaan pekerjaan.

B. PEMASANGAN BAJA
Lingkup Perkerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan baja kanopi. Spesifikasi ini menggambarkan semua
pekerjaan, bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pemasangan baja struktur.
Standar/Rujukan
a. American Society for Testing and Mateials (ASTM)
b. American Institute of Steel Construction (AISC)
c. American Welding Society (AWS)
d. Steel Structures Painting Council (SSPC)
e. Standar Industri Indonesia (SII)
f. Spesifikasi Teknis ini mengenai Fabrikasi Baja Struktur
g. Spesifikasi Teknis Pasal 12 – Pengecatan
Prosedur Umum
a. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan yang dibutuhkan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan sebelum memulai pemasangan baja struktur, untuk diperiksa dan
disetujui.
b. Urutan pekerjaan
1) 30 (tiga puluh) hari sebelum pemasangan baja struktur dimulai, Kontraktor harus
menyusun jadwal pemasangan dan prosedur pemasangan serta perhitungan penumpu
untuk lancarnya pemasangan, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
14
2) Peralatan untuk pemasangan harus berkualitas baik, berjumlah cukup, berkualitas baik
dan berkapasitas cukup sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar.
Jadwal harus mencakup pemeriksaan selesainya pemasangan dan penempatan.
Prosedur pemasangan harus memperhitungkan tindakan yang akan diambil bila terjadi
cuaca buruk pada saat pemasangan.
c. Pengangkatan/pick up
1). Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dari struktur atau bagian dari struktur
tersebut diangkat atau dipindahkan. Kontraktor harus melaksanakan analisa struktur
untuk menjamin bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa merusak kekuatan
ataupun bentuk struktur tersebut.
2). Kontraktor harus menyerahkan metoda pengangkatan untuk disetujui Pengawas
Lapangan. Bahan tambahan dan biaya fabrikasi yang diperlukan untuk menahan beban
yang diakibatkan oleh alternatif metoda pengangkatan harus disediakan oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya kepada Pengawas Lapangan/Pemilik Proyek.
Bahan – Bahan
a. Angkur, baut, mur dan pengencang
Angkur, baut, mur dan pengencang lainnya harus sesuai ketentuan pekerjaan struktur baja.
Tipe dan ukuran harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Gambar Detail Pelaksanaan yang
telah disetujui.
b. Kawat las
Jenis kawat las harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
c. Adukan encer
Adukan encer untuk mengisi lubang angker, landasan pelat dasar dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
d. Cat dasar dan cat akhir
Cat dasar dan cat akhir untuk seluruh permukaan baja struktur permukaan baja struktur
harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis pasal 12.
Pelaksanaan Pekerjaan
Toleransi pemasangan
a. Kontraktor harus mendirikan bangunan pada lokasi yang telah ditentukan dengan terlebih
dahulu melihat dan memperhitungkan lokasi serta kondisi lapangan yang ada, dan membuat
laporan tertulis yang ditujukan kepada Pengawas Lapangan, yang mencakup segala kondisi

15
yang akan menghalangi pelaksanaan baja struktur, dengan tetap memperhatikan toleransi-
toleransi yang disyaratkan dalam AISC.
b. Semua baja harus didirikan dengan toleransi yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan
AISC, kecuali bila disebutkan lain. Semua batang-batang yang dipasang harus ditopang
dengan penyangga selama pemasangan baja dilaksanakan. Semua penyangga sementara
yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus diperhitungkan dengan kondisi pembebanan
yang ada selama pemasangan.

Pengencangan baut
a. Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, semua pekerjaan yang berhubungan dengan
baut, hubungan-hubungan, penjajaran, harus sudah selesai. Bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus pula telah disiapkan pada tempat yang
semestinya.
b. Baut harus dikencangkan dengan calibrated torque wrench sampai baut tersebut mampu
memikul gaya-gaya yang diperhitungkan padanya.
Pemasangan adukan encer
Pemasangan adukan encer harus sesuai Spesifikasi Teknis pasal 6, pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Perlindungan baja
Setiap lapisan pada permukaan baja yang tergores, hilang atau rusak selama
pengangkutan/pemasangan dan lainnya, harus diperbaiki dengan cara sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis pasal PENGECATAN.

16
B. SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Pembangunan Gedung Taman Budaya Kabupaten Balangan meliputi


pekerjaan Arsitektural Gedung sebagai berikut :

Pasal 1 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

Pasal 2 Pekerjaan Kedap Air (Waterproffing)

Pasal 3 Pekerjaan Kaca dan Alumunium

Pasal 4 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding

Pasal 5 Pekerjaan Langit-langit

Pasal 6 Pekerjaan Cat

Pasal 7 Pekerjaan Sanitair

Pasal 8 Pekerjaan Khusus Silicone Sealant


PASAL 1

PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1.1 B a h a n

1. Semen Portland / PC

Semen untuk pekerjaan spesi pasangan batu dan bata merah serta plesteran dan aci. Tentang
ketentuan bahan ini sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton (lihat Pasal 4.2).

2. Spesi Perekat Beton Ringan

Merupakan bahan untuk menempelkan antara beton ringan satu dengan yang lainya,
khususnya untuk dinding. Ketentuan Spesi perekat ringan adalah mengandung semen dan
bahan perekat, menggunakan ex. MU, Lemkra atau setara.

3. Skim Coat (bahan acian)

Merupakan bahan acian dinding yang memiliki ciri butiran halus (seperti semen), memiliki daya
rekat tinggi. Bahan ini digunakan untuk mengaci langsung (tanpa plesteran) dinding Beton
Ringan dengan syarat kondisi dinding bata ringan harus rata. Apabila dinding menggunakan
batu bata merah tidak bisa langsung tetapi harus diplester dahulu kemudian menggunakan
skim coat sebagai aciannya. Pada saat akan dicat tidak perlu diplamir. Bahan tersebut dapat
menggunakan ex. MU, Lemkra atau setara.

4. Perekat Keramik

Menggunakan bahan perekat keramik yang memenuhi persyaratan dan tipe sesuai fungsi
penggunaannya. Perekat keramik digunakan untuk menempelkan keramik pada lantai dan
dinding sesuai yang ditunjuk pada gambar. Bahan lem keramik yang digunakan harus
memenuhi persyaratan fleksibilitas, seperti. Sehingga bisa mencegah terangkat dan lepasnya
keramik di media lantai ataupun dinding. Pada saat mengaplikasikan atau menebarkan lem
keramik diharuskan menggunakan serok gigi agar merata dan mencapai ketebalan
tertentu.Untuk pembuatan alur minimalis didaerah tertentu sesuai dengan yang di tunjuk pada
gambar, menggunakan bahan lem keramik yang diaplikasikan dengan alat serok gigi. Lebar
alur minimal 0,5 cm dan maksimal 2 cm dengan ketebalan maksimal 1 cm. Hasil akan lebih
maksimal apabila dicat atau dilapis anti lumut dan jamur (pelapis anti lumut dan jamur tidak
berwarna). Menggunakan ex. MU, Lemkra atau setara.

5. Pasir

Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 % Pasir harus memenuhi
persyaratan.

6. A i r
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan beton (lihat Pasal
4).

7. Batu bata (bata merah).

Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus
datar, tidak menunjukkan retak-retak pembakarannya harus merata dan matang. Bata merah
tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1971 ( NI - 3 ). Ukuran
batu bata harus seragam, sesuai gambar rencana Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh
melebihi 20 %. Bila ternyata persentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman
batu bata tersebut dibatalkan/tidak diterima.

8. Bata Ringan
Bata Ringan harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus
datar, tidak menunjukkan retak-retak harus merata dan matang. Bata ringan tersebut
ukurannya harus memenuhi persyaratan. Ukuran bata ringan harus seragam, sesuai gambar
rencana Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20 %. Bila ternyata persentase
kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman bata ringan tersebut dibatalkan/tidak
diterima. Menggunakan ex. Celcon, Citicon atau GE.
9. Batu gunung/batu Belah.
Batu yang dipilih berasal dari belahan Batu gunung yang akan digunakan untuk pondasi Batu Belah.
Batu belah tersebut harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang ada di PUBI
1971 ( NI - 3 ).
10. Kerikil (split).
Kerikil (split) yang digunakan berasal dari batu gunung yang dipecah. Ada dua cara
pemecahan yaitu menggunakan manual (pecah tangan) dan pecah mesin. Kedua sistem
pemecahan tersebut harus memenuhi persyaratan PUBB 1971 dan PBI 1971. Kerikil (split)
harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya menurut kebutuhan.

1.2 Macam Pekerjaan

1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan


campuran seperti tersebut dibawah ini :

MACAM PERBANDINGAN PENGGUNAAN


M1 1 PC : 3 Psr Untuk adukan dan plesteran dinding batu
bata yang kedap air.
Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada
nomor 1 dan untuk plesteran pekerjaan
beton kedap air.
Untuk pekerjaan pemasangan bata kedap
air.
Semua dinding luar dari lantai-lantai tingkat
mulai sisi atas pelat beton sampai 100 cm
diatas lantai jadi.
Dinding dan dasar septitank.
Untuk plesteran beton bertulang yang tidak
kedap air.
Untuk rollag pasangan batu bata.
Untuk adukan tegel dibawah lantai.
Untuk plesteran lingir (sponing).
Saluran pembuang keliling bangunan.
M2 1 PC : 5 Psr Untuk pasangan pondasi dari batu gunung
/Batu belah.
M3 1 PC : 6 Psr Untuk pasangan batu bata yang tidak
kedap air.
Untuk semua plesteran dinding bata tidak
kedap air untuk bagian dalam maupun luar.

2. Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung bentuk agak lonjong
dipasang di bawah pondasi batu belah setebal 15 cm dan diisi dengan pasir. Sedangkan
Batu belah dipasang diatas lapisan aanstamping dengan bentuk pasangan seperti pada
gambar.

1.3 Syarat-syarat pelaksanaan.

1. Pasangan batu kosong.

Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus diatur dengan sisi panjang tegak, teratur
dan bersilang kemudian diatas diberi pasir yang merata dan disiram dengan air hingga
pasir mengisi lubang - lubang yang terdapat disela-sela batu kemudian ditimbris.

2. Pasangan batu belah (batu gunung atau batu kali)

a. Pemasangan batu belah untuk pondasi memakai aanstamping dan diberi dasar pasir
setebal 15 cm disiram air hingga padat.
b. Batu belah harus bersih dari kotoran,ukuran sisi maksimum 20 cm dan pemasangan
harus bersilang, semua permukaan bagian dalam harus terisi adukan (mortar) sesuai
dengan campuran yang digunakan, semua naat yang tebal harus diisi batu kricak.
Tinggi pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari 0,50 m.
c. Sisi samping pondasi harus dibuat (plester kasar) sesuai dengan adukan pondasinya.
d. Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air. Selama
pondasi belum selesai mencapai bentuk profilnya, lubang bekas galiannya tidak boleh
diurug.

3. Pasangan batu bata

a. Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum
dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan
batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak
boleh melebihi 1m tangginya.
b. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi kerangka
penguat dari beton bertulang macam C2 dengan pembesiannya 4Ø 10 mm dan begel
Ø 6 mm - 20 cm.
c. Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari.
d. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Pengaduk
dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan
lain-lain.
e. Lubang tembok diatas kosen yang bentangnya lebih dari 1 meter harus dipasang
balok latei beton bertulang dengan campuran beton macam C2
f. Pengerukan siar

Semua siar dinding harus dikeruk 1/2 cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke
dinding dengan baik.
g. Perlindungan.
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas
dinding tersebut harus dilindungi.

h. Angker dan ikatan.

Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan dalam pertemuan -
pertemuan tembok setelah membersihkan kerak- kerak yang lepas, karat dan debu
bangunan. Beton harus dibuat kasar pada sambungan - sambungan tegak dengan
tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

5. Pasangan Bata Ringan

a. Bata Ringan yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum
dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan
bata ringan yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak
boleh melebihi 1m tangginya.
b. Untuk pasangan bata ringan yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi kerangka
penguat dari beton bertulang macam C2 dengan pembesiannya 4Ø 10 mm dan begel Ø
6 mm - 20 cm.
c. Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari.
d. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Pengaduk dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Tempat adukan
tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan lain-lain.
e. Lubang tembok diatas kosen yang bentangnya lebih dari 1 meter harus dipasang balok
latai beton bertulang dengan campuran beton macam C2
f. Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk 1/2 cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke
dinding dengan baik.
g. Perlindungan.
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas
dinding tersebut harus dilindungi.
h. Angker dan ikatan.
Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan dalam pertemuan -
pertemuan tembok setelah membersihkan kerak- kerak yang lepas, karat dan debu
bangunan. Beton harus dibuat kasar pada sambungan - sambungan tegak dengan
tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

6. Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional – dengan campuran Pasir-


Semen/PC dan acian semen/PC)

a. Cara mengaduk adukan sesuai pasal 3 ayat 5.2. dengan catatan diaduk kering sampai
rata sebelum diberi air, semua pasangan harus ditambahkan bahan-bahan anti
penyusutan (anti shrinkage).
b. Persiapan Permukaan.

Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus
sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum
waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.

c. Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air
d. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester
yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran
yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e. Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1
meter.
f. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran
dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan
harus diatas alas dari papan dan lain-lain.
h. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok
dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester
harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus
digunakan campuran M3, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
i. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan
yang tidak merata atau berlebihan.
j. Memperbaiki dan membersihkan.Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang
kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk
memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai
harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k. Pada waktu-waktu tertantu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua
plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

7. Campuran Lem Keramik pada Lantai

a. Permukaan Lantai atau dinding yang akan dilapis keramik harus dipastikan rata dan sesuai
dengan peil dasar yang ditentukan (sesuai gambar)
b. Bila terdapat bagian lantai atau dinding yang belum rata harus diratakan dengan cara
diberi lapisan perekat (bounding agent), dalam kondisi basah ditebarkan campuran screed
1PC:3PS dengan kadar air yang dikurangi 10 % dari campuran standar hingga mencapai
permukaan peil dasar yang ditentukan.
c. Nat lantai menggunakan eks. Lemkra.
PASAL 2

PEKERJAAN FLOOR HARDENER DAN KEDAP AIR (WATER PROOFING)

2.1 Bahan

Bahan waterproofing untuk dak beton (atap) yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan
kualitas, antara lain yang direkomendasi produk SIKA, Fosroc, BASF, atau setara.

Macam Pekerjaan :

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat rencana kerja


pemasangan kedap air (waterproffing) dan perkerasan lantai dan diajukan kepada
Pengawas/ MK untuk diteliti dan selanjutnya mendapat persetujuan.
b. Material yang akan digunakan terlebih dahulu juga harus diajukan kepada MK untuk
diteliti dan selanjutnya mendapatkan persetujuan bila sudah sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
c. Melaksanakan pekerjaan pemasangan waterprofing pada area atap (dak beton) sesuai
yang ditunjuk pada gambar
2.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

2.2.1. Umum

a) Waterproofing harus dipasang sesuai dengan instruksi dari pabrik dan spesifikasi
tertulis oleh aplikator yang telah berpengalaman dalam bidang waterproofing dan
disetujui oleh pabrik.
b) Material waterproofing harus dikirim ke lapangan dengan kondisi yang masih
terbungkus dan terdapat label dari pabrik yang membuatnya, beserta no. kode
produksinya.
c) Applikator harus mellindungi material waterproofing dari kerusakan akibat cuaca
ataupun dari aktivitas konstruksi yang sedang berlangsung.

2.2.2. Sistem Waterproofing

a) Kondisi permukaan

i) Applikator harus meninjau dan menyelidiki keadaan permukaan yang akan di


waterproofing terhadap keretakan, kebocoran dan melakukan perbaikan serta
persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pekerjaan waterproofing.
ii) Applikator harus yakin bahwa expansion joint, pemasangan waterstop sudah
sesuai dengan spesifikasi yang tertulis, celah-celah antara beton dan lubang
drainage serta pemipaan diisi dengan material grouting dan di sealant dengan
SIKA, Fosroc, BASF atau setara

b) Permukaan yang akan di waterproofing

i) Permukaan vertikal dan horizontal yang akan di waterproofing harus bebas dari
curing compound, debu, partikel-partikel halus, laitance, oli atau material-material
yang dapat merusak daya lekat lainnya.

d) Petunjuk Pelaksanaan :

i). Bersihkan media dari kotoran ( lumut, cat, aspal dll )

( jika pada dak beton lama terdapat flooran / plesteran harus dibongkar terlebih
dahulu plesteran tersebut hingga ketemu permukaan betonan )

ii). Kerjakan bagian sudut, Pinggiran PVC dan retak rambut sesuai petunjuk
pelaksanaan.
iii). Kuaskan cairan LEMKRA TG 301 hingga rata pada media dak beton
iv). Tebarkan adukan LEMKRA DS 105 Putih searah ( Utara – Selatan )
v). Setelah mengering selama ± 24 jam lapisan LEMKRA DS 105 Putih mengering,
penebar adukan LEMKRA DS 105 Abu – abu arah ( Barat – Timur )
vi). Gunakan Busa / kuas yang lembab untuk merapikannya.
vii). Floor / plester untuk mengatur kemiringan air.
viii). Diaci, keprak dengan sapu lidi untuk merapikan diatas plesteran

e) Petunjuk Aplikasi :

i). Kocok terlebih dahulu LEMKRA TG 301 dalam botol sebelum dipakai
ii). Tuangkan air kedalam ember ( 1 Liter air untuk 4 Kg LEMKRA DS 105 )
iii). Masukkan serbuk LEMKRA DS 105 pada ember
iv). Aduk perlahan – lahan dengan menggunakan sendok aduk
v). Pengadukan berikutnya gunakan Mixer Agar adukan rata / homogen
vi). Biarkan adukan tadi selama ± 3 menit sebelum dipergunakan.
vii). Lakukan sesuai petunjuk pelaksanaan.

f) Kebutuhan Pemakaian :

i). LEMKRA DS 105 ( Putih ) = ± 2 – 3 Kg / m²


ii). LEMKRA DS 105 ( Abu - abu ) =±2 Kg / m²
iii). LEMKRA TG 301 = ± 6 – 8 m² / Liter
PASAL 3

PEKERJAAN KACA DAN KUSEN ALUMUNIUM

3.1. B a h a n.

a) Kaca untuk exsterior menggunakan Panasap dengan ketebalan 5mm dengan kualitas
baik dengan ketentuan dapat mengurangi panas sesuai yang tertera pada gambar,
setara ex Asahimas dan disetujui oleh Pengawas.
b) Kaca tempered untuk area pintu masuk dengan ketebalan 12 mm sesuai yang tertera
pada gambar.
c) Kusen menggunakan alumunium powder coating ex. YKK, Alexindo.
d) Alat bantu seperti sealant glazing gasket, weater seal seperti yang disarankan
pabrik untuk pengamanan hubungan kaca dan kosen alumunium dari air hujan.
e) Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Pengawas
f) Kaca buram, dan kaca cermin untuk WC.

3.2. Macam Pekerjaan.

a) Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok


tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.
b) Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca dan cermin di WC.
c) Pemasangan kosen Alumunium pada pintu & jendela bagian dinding luar bangunan
utama dan daun pintu & jendela alumunium seperti yang tertera pada gambar.

3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.

a) Untuk kosen & rangka aluminium, ajukan contoh dahulu kepada Pengawas untuk
persetujuannya sebelum diproduksi dalam jumlah yang besar.
b) Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu pada kaca berkembang tidak pecah.Diperlukan pengukuran kosen
dilapangan cara dan urutan pemasangan harus mengikuti petunjuk- petunjuk pabrik
pembuatnya.Pemasangan daun pintu & jendela alumunium dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dari Pabrik.
c) Sealant dipakai pada bagian sisi luar permukaan kaca dengan almunium yang
berhubungan dengan udara luar.
d) Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut-sudutnya.
e) Kaca yang dipasang pada kosen semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisi
tepinya digosok hingga tidak tajam.
f) Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/ pecah
atau tergores harus diganti.
g) ContohSebelum pemasangan, kepada Pengawas harus diserahkan beberapa contoh
kaca, kosen untuk disetujui.
PASAL 4

PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING

4.1. B a h a n

1) Lantai vinyl setara Tajima, Polifloor atau setara Pelapis lantai menggunakan vinyl
tipe ESD yang tertera pada gambar.

3) Lantai beton tumbuk.

Lantai beton tumbuk untuk ruang-ruang atau bagian-bagian yang tertera pada
gambar.

4) Homogenous Tile setara produk Essensa, Granito, Nero .

Homogenous Tile 60 x 60 Polish dan Unpolish yang tertera dalam gambar. Warna
ditentukan kemudian.

4.2. Macam Pekerjaan.

1) Pekerjaan lantai meliputi pemasangan keramik, vinyl, pembuatan lantai beton


bertulang, pembuatan lantai beton dengan bahan pengeras lantai, pembuatan
lantai beton tumbuk. Semua jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana, dan dengan petunjuk & persetujuan Pengawas.
2) Pekerjaan pemasangan pelapis dinding dari keramik dilaksanakan pada tempat-
tempat yang sesuai dengan petunjuk gambar rencana dan harus memenuhi
persyaratan serta dilaksanakan dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas
menggunankan lem keramik.
3) Setelah kondisi lantai rata atau flat kemudian dilakukan pemasangan homogenouse
tile / keramik.
4.3. Syarat Pelaksanaan.

1) Pemasangan keramik harus menghasilkan bidang yang rata, bebas dari retak-
retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus
sama. Untuk bidang (baik lantai maupun dinding) harus terlebih dulu betul-betul
rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan dinding yang rata sedangkan
pengisian nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil
pemasangan keramik yang permukaannya tidak rata, keramik yang retak-retak,
gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat dan lannya harus segera diperbaiki/
dibongkar. Sedangkan perbaikan dan pembongkaran menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.
2) Pemasangan Keramik / homogenous tile pada Lantai selanjutnya (berhubungan
dengan plat lantai - beton). Apabila plat lantai – beton sudah rata maka
pemasangan keramik bisa langsung dilakukan. Namun apabila belum rata maka
sebelum melaksanakan pekerjaan, dilakukan pelapisan plat lantai beton dengan
lapisan beton screed setebal rata-rata 3 cm (tergantung kerataan permukaan plat
beton). Setelah screed kering dapat dilakukan pekerjaan pemasangan keramik
menggunakan lem keramik. Pemasangan keramik harus menghasilkan bidang
yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-
lubang nat lebarnya harus sama. Untuk bidang baik lantai maupun dinding
harus terlebih dulu betul-betul rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan
dinding yang rata sedangkan pengisian nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk-
petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan keramik yang permukaannya tidak rata
keramik yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat dan lannya
harus segera diperbaiki/ dibongkar. Sedangkan perbaikan dan pembongkaran
menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

3) Plat Tangga.

Pemasangan Homogenous Tile 60 x 60 cm sedangkan untuk border step nosing


menggunakan ukuran 10 x 60 cm sesuai gambar rencana.
4) Keramik/Homogenous Tile menggunakan hasil produksi yang telah disetujui oleh
MK dan Owner. Keramik harus seragam/ uniform dalam warna, ukuran, tebal serta
permukaan harus rata sudutnya harus betul-betul siku.Sebelum dimulai
pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan dulu untuk
mendapatkan persetujuan baik dari MK, maupun dari unsur teknik Proyek.
5) Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan
oleh Pengawas.
6) Pemotongan Ubin/ Keramik

Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong.


Potongan tersebut tidak boleh kurang dari 1/2 ukuran ubin. Pemotongan harus
dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih dengan menggunakan mesin pemotong.

7) Pengawasan

Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Pengawas harus mengadakan


persiapan yang baik. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus
ditempatkan sesuai gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan
pemeriksaan dan disetujui oleh Pengawas. Pengawasan untuk pelapisan
dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan dan pipa air
lainnya. Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan. Untuk
mengisi celah-celah antara keramik digunakan pasta semen berwarna setara
LEMKRA yang sama dengan warna keramik atau warna semen/gelap, permukaan
dinding ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan bersih.Keramik
yang cacat tidak boleh dipasang. Sambungan-sambungan (siar) harus rata, lurus
untuk mendapatkan lantai yang sempurna.

8) Pemeriksaan.

Sebelum pemasangan ubin Kontraktor wajib memeriksa persiapan-persiapan


lapisan dasarnya terutama, lapisan pasirnya serta menjamin dasar yang rata dan
padat. Semua pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya harus sudah
terpasang pada tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan ubin.
PASAL 5

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

5.1. Bahan

1. Gypsum Board ( Papan Gypsum ) Setara Jaya board

Untuk langit-langit bagian dalam bangunan dipergunakan bahan Gypsum dengan ketebalan
9 mm menggunakan rangka hollow 40 x 40 x 0.8 mm.

2. GRC Setara Eternit Gresik, GRC

Untuk langit-langit bagian laboratorium dipergunakan bahan GRC dengan ketebalan 6 mm


atau sesuai gambar, menggunakan rangka hollow 40 x 40 x 0.8 mm.

3. Kalsiboard ( Papan Kalsium Silikat ) Setara Eternit Gresik, GRC

Dengan ketebalan 4,5 mm menggunakan rangka hollow 40 x 40 x 0.8 mm.

4. Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan


persetujuan dari Pengawas.

5.2. Macam Pekerjaan

1. Memasang langit - langit Gypsum, GRC, Kalsiboard pada seluruh ruangan atau ruangan
yang dinyatakan dalam gambar.
2. Memasang kerangka langit-langit dari besi hollow 40 x 40 x 0.8 mm dengan modul 60 x 60
cm seperti yang dinyatakan dalam gambar pada ruangan-ruangan yang menggunakan
plafond gypsum, GRC, kalsiboard.
5.3. Syarat - Syarat Pelaksanaan

1. Pemasangan Langit-langit Gypsum, GRC dan kalsiboard. Pemborong harus


menyerahkan rencana pembalokan langit-langit kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya.
2. Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain (listrik, mekanikal)
pada pekerjaan langit-langit berikut penguat-penguatnya.Sebelum memasang lembaran-
lembaran Gypsum, GRC, kalsiboard kontraktor wajib memeriksa kerangka plafond untuk
tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik letak, bentuk maupun
ukurannya.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat atau balok beton dengan
menggunakan penggantung dari metal yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat
sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat, tidak
dapat berubah-ubah bentuknya lagi.
4. Setelah seluruh langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling
tegak lurus.
5. Rangka pokok digantung terhadap pelat beton dengan penggantung besi beton dia. 6
mm yang dipaku (fastening system) dengan paku anker ramset/hilti, ukuran dia.1/2" atau
dinabolt 12 mm setiap maksimum 1 m2 bidang langit-langit
6. Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan tanpa cacat,
kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
7. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur
atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
8. Lembaran-lembaran gypsum, kalsiboard harus dipasang pada Kerangka dari metal furing
dan pemasangannya pada bidang-bidang plafond tidak melendut (lihat gambar rencana).
9. Sisi Gypsum, GRC untuk plafon harus rata/halus (diamplas).
10. Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan
penggantian sesuai dengan gambar.
PASAL 6

PEKERJAAN CAT

6.1. Bahan
1. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement-emulsion filter
dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
2. Untuk cat tembok, khusus untuk dinding luar dipakai cat weathershield sedangkan
untuk bagian dalam menggunakan jenis cat emulsion. Kualitas cat dinding berkualitas
setara Dulux, Mowilex, Jotun.
3. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.
4. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas.
6.2. Macam Pekerjaan

1. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding exterior dan interior seperti
dinyatakan pada gambar.
2. Mengecat dengan cat Epoxy anti bacteri pada dinding seperti dinyatakan pada
gambar.
3. Mengecat semua bidang langit-langit.
4. Warna dari semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Perencana atau dikonsultasikan dengan user/proyek.

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Cat tembok.

Bidang yang akan di cat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
dengan ampelas kemudian didempul sehingga permukaannya rata dan licin untuk
kemudian di cat paling sedikit dua kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan
cara yang telah ditentukan oleh pabrik. Pada permukaan tembok sisi luar tidak perlu
didempul, cukup diratakan dengan ampelas.

2. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
PTI 1961.
3. Rencana Pengecatan

PEKERJAAN INTERIOR EKSTERIOR


Plesteran Cat dasar alkali + 2 kali 3 kali cat watershield
cat emulsi
Langit-langit Cat dasar alkali +2 kali Cat dasar alkali+2 kali cat
cat emulsi watershield
PASAL 7

PEKERJAAN SANITARY FIXTURES

7.1. Persyaratan Bahan

1. Bahan / material yang digunakan merupakan produk yang disetujui oleh Pengawas dan
Owner

2. Terbuat dari bahan keramik di glazzur

3. Tidak terbuat dari bahan fiberglass atau sejenis.

7.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengadaan dan pemasangan Sanitary Fixtures lengkap accessories dengan


merek Toto atau setara.

7.2. Persyaratan Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan, Pelaksana wajib membuat Shop Drawing minimal skala
1 : 5 yang memperlihatkan :
 Hubungan kontruksi dengan dinding dan lantai
 Hubungan dengan pola lantai dan dinding
 Hubungan dengan pemipaan air bersih dan air kotor ( plumbing )
2. Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan sanitair dan pekerjaan pemipaan ( plumbing )
3. Pelaksanaan pemasangan sanitair ini harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat
terutama dalam hal jarak dan elevasi terhadap pemipaan air bersih dan air kotor.

7.3. Produk

NO NAMA TYPE
1 Closet Duduk CW 660 J/SW 660 J
2 Shower +Kran TX 432 SD
3 Paper/Tissue Holder TS 115 SB
4 Wastafel (Under Counter) L 651
5 Wastafel (Wall Hung) -
6 Tempat Sabun dinding SN 11 N
7 Tempat Sabun Wastafel (Wall Hung Liquid Soap Dispenser) TS 126 R
8 Kran Air T 23B13V7NB
9 Kran Air Wastafel TX 109 LD
10 Urinoir U 57 M
11 Sekat Urinoir A 100
12 Floor Drain TX 1 BN
13 Jet Spayer with sink tap THX 20 NBPIV
PASAL 8

PEKERJAAN KHUSUS SILICONE SEALANT

8.1. Persyaratan Bahan

Silicone sealant elastosil dengan spesifikasi dari pabrik pembuat.(Khusus untuk perlakuan
terhadap aluminium yang menggunakan finishing Flourcarbon, sealant harus dipilih dari silicon
rubber yang compatible terhadap Flourcarbon)

8.2. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya, untuk pekerjaan silicone
sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS. Pekerjaan yang harus mendapatkan
perlakuan silicone sealant :

1. Setiap hubungan antara kaca dengan aluminium


2. Setiap hubungan antara aluminium dengan dinding beton.
3. Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.

8.3. Syarat Pelaksanaan

Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape kwalitas I. Filler
menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang direkomendasikan dari
Elastosil atau setaraf.
Untuk kaca, aluminium, concrete dan steel sebelum diberi pelakuan sealant harus dilakukan
pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya yang mengakibatkan
berkurangnya daya lekat sealant. Pembersihan dilakukan Toluol.

Aplikasi harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara, karena dapat mengatur
keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan udara untuk memperoleh pengisian joint
yang cukup. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat sealant. Masking tape harus segera diangkat sebelum sealant mengering (kira-
kira 10-15 menit).

Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan kain lap yang
dibasahi dengan cairan pelarut. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat
dirapikan dengan pisau silet yang tajam.

Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm denga perbandingan lebar
dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm dan dalam 6 mm).
GARIS BESAR RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
TAMAN BUDAYA-KABUPATEN BALANGAN

NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI MERK

I PEKERJAAN STRUKTUR
1 - Portland Cement Semen Type I atau II Tiga Roda, Gresik, Tonasa

Kandungan lumpur tidak terlalu


2 Pasir banyak Lokal

3 Water proofing Atap dak : membran SIKA, FOSROC, BASF


Toilet : coating SIKA, FOSROC, BASF
Floor hardener SIKA, FOSROC, BASF

4 Kayu Kelas III ( begesting ) Ex. Lanan, Hutan Kalimantan / Lokal

5 Multiplek 9 mm dan 12 mm

6 Baja Struktur I, WF, CANAL KS, Garuda

Pryda, Smartruus Bluescope


7 Kuda-Kuda Baja Ringan Full System Lysaght

PEKERJAAN
II ARSITEKTUR
1 Bata Ringan Jaya Celcon,Citicon,GE

2 Penutup Lantai & Dinding Lantai & Dinding Homogenous Tile: Roman, Essenza
Tingkat I, Extruded Single Firing, Niro granitte, Indogress,
tahan Asam dan Basa dan bahan Granitto
kimia ;lainnya
Lantai & Dinding Vinyl : TAJIMA

3 Cat Dinding Exterior type Weathershield JOTUN, MOWILEX, DULUX


Interior JOTUN, MOWILEX, DULUX

frame 4 ", finish powder coating :


4 Kusen Alumunium warna ditentukan kemudian YKK,Alexindo,Damai Abadi

5 Pintu Ruangan Pintu Panel Kayu Soliddoor

6 Pintu Besi Untuk pintu tangga, pintu khusus Bostinco


Tipe daun + kosen dari bahan baja
tahan api

7 Kunci dan penggantung & Bahan Stainless steel Dekson, Kend, Ciisa
Assesoris

8 Kaca Sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982


Kaca eksterior, tebal 5 mm Asahimas
Kaca interior, tebal 5 mm Asahimas

Ukuran bahan standar 1220mm Jayaboard, KNAUFF,


9 Plafond Gypsum x2440mm, tebal 9 mm Nusaboard

Ukuran bahan standar 1220mm


10 Plafond Kalsiboard x2440mm, tebal 4 mm Eternit gresik, Elephant

Standard dan khusus ( type


11 Sanitary dijelaskan dalam RKS ) TOTO, American Standar

12 Penutup Atap & Bubungan Genteng metal type stone tebal 0,4 Rainbow, Frisco,
mm
( modul 1 x 3 genteng / lembar )

Zincalum, Ex. Bluescope profil C


13 Rangka Atap Baja Ringan atau Z, tebal min 1 mm Pryda, Smartruss
14 Vynil ESD, SD, Standart for Sport Tajima, Polyfloor
C. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul
dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1. PERATURAN DAN ACUAN


Pelaksanaan Pekerjaan ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Pelaksana
Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional
maupun internasional dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai,
tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

a. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
 SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
 SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
 SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
 SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat,
Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
 SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan
Buatan pada Bangunan.
 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat dan Siaga
(SPDD).

b. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


 SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
 KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
 UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.

1
c. Plumbing
 Peraturan Daerah (PERDA) setempat
 Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
 Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing.
 Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
 Standard Nasional Indonesia, edisi terakhir.
 SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir

d. Pemadam Kebakaran
 Perda Pemda setempat
 Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
 Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
 Peraturan dan/atau Referensi
 National Fire Codes :
 NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
 NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems
 NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
 NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps
 Mc. Guiness, Stein & Reynolds
 Mechanical & Electrical for Buildings

e. Tata Udara Gedung


 SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
 SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
 SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bangunan
Gedung.
 SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL, Atrium
dan Ruangan Bervolume Besar.
 ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
 CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
 ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
 ASHRAE Handbook Series.

2
f. Transportasi Dalam Gedung
 SNI-03-2190-1999 Kostruksi Lift Penumpang dengan Motor Traksi
 SNI-03-6248-2000 Konstrusi Eskalator.
 Peraturan Depnaker tentang Lift Listrik, Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
 Strakosch, Vertical Transfortation.
 Gina Barney, Elevator Traffic
 Luonir Janovsky, Elevator Mechanical Design.

2. GAMBAR-GAMBAR
 Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
 Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan instalasinya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
 Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar
kerja dan detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan
kontrak.
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi,
“As-built Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and
Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat
penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu)
asli sephia brown berikut 1buah CD dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0
atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk
dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe
peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
 Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set

3
dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A4.

3. KOORDINASI
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana
Pekerjaan lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan
 Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
 Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Konsultan Pengawas , sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.

4. RAPAT LAPANGAN
Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur
oleh Konsultan Pengawas .

5. PERALATAN DAN MATERIAL


Semua peralatan dan bahan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi
yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang
masih beredar dan diproduksi secara teratur.

a. Persetujuan Peralatan dan Material


 Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun
material, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan dipasang. Daftar ini yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana antara lain :
 Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang
tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
 Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau
kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
 Quality Assurance

4
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam
jangka waktu tertentu dengan baik.
 Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan
diberikan atas dasar diatas.

b. Contoh Peralatan dan Material


Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Konsultan Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah
daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan
dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.

c. Penggantian Peralatan dan Material


 Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam pelelangan sudah
memenuhi spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat pelelangan
kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi
tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai
Pelaksana Pekerjaan.
 Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena
suatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai
penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) dan
telah disetujui secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
 Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul
setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut
harus ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

d. Perlindungan Pemberi Tugas


Atas penggunaan bahan / material, sistem, sub Pelaksana dan lain-lain
oleh Pelaksana Pekerjaan, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

6. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7. PELAKSANAAN INSTALASI
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam

5
rangkap 2 (dua) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah
gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi
peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak
pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai.
Konsultan Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut diatas.
 Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan-keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Konsultan
Pengawas untuk berkonsultasi.
 Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas , apabila terjadi kekeliruan maka
hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan
peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.
 Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Pelaksana
Pekerjaan sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung
kembali performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan
kepada Konsultan Pengawas .

a. Sleeves dan inserts


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal
harus dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang
diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk
penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan.

b. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


 Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi
semula, menjadi lingkup pekerjaan Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
 Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila
ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

c. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena
pengangkutan atau instalasi harus segera ditutup dengan dempul dan dicat
dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

6
8. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pelaksana Pekerjaan dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung
jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh
Konsultan Pengawas .
 Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan / dikehendaki oleh Konsultan Pengawas .

9. LAPORAN-LAPORAN

a. Laporan Harian dan Mingguan


 Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
 Jumlah material masuk / ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah / kurang
 Prestasi rencana dan yang terpasang
 Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diketahui / disetujui.

b. Laporan Pengetesan
 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel ( MAGGER)
 Hasil pengetesan kapasitas, aliran udara, temperatur, kelembaban,
kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
 Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas .

7
10. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS
 Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini secara periodik sampai dengan Serah Terima
Kedua Pekerjaan.
 Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan
Pengawas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

11. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


 Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanan barang / bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/
tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dan hal ini sudah diperhitungkan
dalam penawaran pekerjaan.
 Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini harus dikoordinasikan dengan
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas .

a. Penjagaan
 Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta
terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan,
mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan)
 Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang
tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

b. Penerangan dan Sumber Daya


 Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan
yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
 Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber
tenaga /daya kerja harus disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan.

c. Kebersihan dan Ketertiban


 Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan
tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.
 Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam
gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar
memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari
bagian lain.
 Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

8
12. KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK
 Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,
maka Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna
kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut
kepada instansi dan departement yang bersangkutan / berwenang (dalam hal ini
Polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
 Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

13. TESTING DAN COMMISSIONING


 Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik
pembuat dan instansi yang berwenang.
 Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan termasuk daya listrik
untuk testing.

14. GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam
spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan
yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah
mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas .

15. TRAINING / PELATIHAN


Pelaksana pekerjaan wajib melaksanakan training untuk operator yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas di lapangan, mengenai operasional, instalasi dan perawatan masing-
masing peralatan.

9
PASAL 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT (LAK)

1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Pelelangan dengan teliti untuk mengetahui
kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-
gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada Spesifikasi ini.
c. Apabilabila ternyata ada perbedaan antara Spesifikasi bahan atau peralatan
yang dipasang dengan Spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, instalasi dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan
dan konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama
(PDTR) secara lengkap.
 Pekerjaan pentanahan / grounding.
Pengadaan, instalasi dan memeriksa kembali design, baik yang telah disebutkan
dalam Gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan
namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang
sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Mengajukan prosedur pelaksanaan pekerjaan, termasuk didalamnya menyebutkan
lama waktu yang dibutuhkan didalam penyelesaian pekerjaan tersebut.
Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang.
Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

10
3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

a. Transformator (TIDAK MASUK SCOPE PEKERJAAN)

1. U m u m
a. Berikut akan diuraikan RKS dari jenis pekerjaan pengadaan, pemasangan
dan pengaturan transformator serta pengujian dan pengesahan oleh
instansi yang berwenang.
b. Transformator direncanakan menggunakan Cast Resin Transformer yang
merupakan dry type transform.
c. Transformator harus memenuhi Standard :
- IEC 60076-1 to 60076-5 : Transformator Daya
- IEC 60076-11 : Transformator Kering
- IEC 726
- CENELEC : Harmonisation Documents
- HD 464 S1:1988 + /A2:1991 + /A3:1992 : Transromator Kering
- HD 538-1 S1:1992 Transformator Distribusi Kering 50 Hz, dari 100
s/d 2500 kVA dengan tegangan pada sisi primer tidak melebihi 24
kV.
- IEC 905 : 1987 – panduan beban bagi transformator kering.
Proses produksi transformator harus sesuai dengan sistem mutu
ISO 9001 dab sistem pengendalian lingkungan ISO 14001 yang
disertifikasi oleh organisasi yang resmi.
d. Transformator dipasang diatas lantai beton (kecuali ditunjuk lain) dengan
penulangan secukupnya (koordinasi dengan pekerjaan struktur).
e. Pada pintu ruang transformator harus dipasang tanda peringatan akan
daya tegangan 20 KV dari plat baja 1,2 mm dengan ukuran 40 x 80 Cm 2.

2. I k l i m
Transformator dan perlengkapannya harus dari jenis pasangan dalam
ruangan (indoor type) sesuai untuk penggunaan di dalam ruangan yang
berventilasi cukup. Seluruh peralatan listrik tersebut harus mampu
beroperasi kontinyu secara baik sesuai dengan ratingnya pada 60 °C
maksimum dan suhu rata rata 50 °C selama periode tertentu. Seluruh
peralatan listrik yang digunakan harus "tropicalized".

3. Pentanahan Transformator
a. Bagian bagian metal atau body harus dihubungkan dengan baik pada
sistem Pentanahan dengan penghantar sesuai dengan gambar
perencanaan.

11
b. Netral dari Trafo harus digrounding (pentanahan)
c. Titik pentanahan menggunakan batang tembaga dia. 20 mm bulat dengan
panjang satuan 6 (enam) meter.
d. Pentanahan ditanam secara vertikal minimal 12 meter dan ujung
elektroda pentanahan harus mencapai air tanah, agar diperoleh harga
tahanan yang rendah (tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 Ohm).

4. Konstruksi Transformator

(1). Magnetic Core :


Terbuat dari laminasi grain oriented silicon steel, dengan insulasi mineral
oxide dan menggunakan lapisan pernis untuk mencegah karat.

(2). Lilitan LV
Lilitan LV menggunakan lembaran alluminium untuk menghilangkan axial
stress pada saat terjadi hubung singkat, setiap lembaran di insulasi
dengan film epoxy resin kelas F.

(3). Lilitan Tegangan Tinggi


Terpisah dari lilitan tegangan rendah, terdiri dari lembaran alluminium
dengan insulasi kelas F.

(4). Selubung Trafo


Selubung Trafo adalah IP.00 Without Enclosure

5. Proteksi Termal
Transformer dilengkapi dengan proteksi termal yang tediri dari :
 2 sets of 3 PTC sensors, satu sensor untuk “ Alarm 1” dan yang lainnya
untuk “Alarm 2” per phasa, dipasang pada coil transformer. Kesemua
sensor diletakkan didalam tabung untuk memungkinkan penggantian
dikemudian hari.
 Konventer elektronik dengan rangkaian pemantau yang independent
dilengkapi dengan change over switch, satu untuk “ Alarm 1” dan yang
lainnya untuk “Alarm 2”. Posisi Relay diindikasikan dengan warna
indicator yang berbeda.

6. Proteksi Listrik

(1). Relay Proteksi


Instalasi harus mempunyai relay proteksi untuk melindungi transformer
dari :

- Overload,
- Short Circuits (internat atau eksternal),
- Earth faults,

12
- Overflow

(2). MV Surge Arresters


Bilamana ada kemungkian terjadi overvoltage secara atmosperik
maupun switching, pemasangan surge arrester (phasa-bumi) pada
terminal koneksi tegangan tinggi sangat disarankan.

7. Klasifikasi ketahanan terhadap panas


Transformer mempunyai klasifikasi class F1 sebagaimana dicantumkan pada
bab B3 standar CENELEC HD 464 S1:1998 / A2:1991. Class F1
dicantumkan pada name plate dari transfromer.

8. Kondisi Penyerahan
f. Transformator ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
elektrikal seperti yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak.
g. Sebelum diserahkan, transformator harus sudah lulus uji/test setelah
diproduksi dengan dilampirkan sertifikasi test meliputi pengukuran
berikut :
- Tahanan lilitan
- Rasio transfromasi dan vector group
- Impedance voltage and load loss
- No load loss and no load current
- Voltage dielevtric test
- Induced voltage dielectric test
- Partial discharges
Untuk partial discharges, kriteria yang bisa diterima adalah :
kurang dari atau sama dengan 10pC at 1.30 Un.
h. Transformator harus diberikan dalam kondisi garansi penuh dan
Pemberi Tugas dibebaskan dari segala beban pembayaran atas
segala kerusakan untuk selama 1 (satu) tahun sesudah penyerahan
barang/peralatan.
i. Pemakaian transformator ini, harus mendapatkan persetujuan
perencana / Konsultan Pengawas .

9. Instalasi
j. Transformator harus dipasang dan ditest oleh Pelaksana Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana dan Pengawas
Lapangan.
k. Pemasangan transformator disesuaikan pula pada kondisi setempat.
Interkoneksi pengkabelan dengan peralatan atau auxilaries harus
memenuhi persyaratan tentang perkawatan.

13
b. Panel Bagi Utama 220 – 380 (PDTR)
- Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus telah
tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
- Cubicle Panel dengan menggunakan busbar di Heat Srink sehingga terminal-terminal
untuk kabel masuk dan keluar serta kabel kontrol diatur sedemikian rupa sehingga kabel-
kabel tersebut tidak mengganggu komponen panel/masing-masing dalam Cubicle
Compartment Box Panel.
- Komponen pengaman ; Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic
Contactor, relays, harus mempunyai breaking capacity sesuai gambar perencanaan pada
tegangan 380 / 415 Volt ; dan harus sesuai dengan iklim Indonesia .
- ACB type Draw Out, agar memperoleh kemudahan pemeliharaan/ maintenance.
- Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/ merk saja.
- Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan pintu
dilengkapi master key.
- Jenis pasangan dalam ( indoor-type ) free standing panel.
- Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
- Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
- Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga mudah
dioperasikan dan mudah perawatannya.
- Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
- Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.
- Seluruh bagian baja / besi dicat dengan powder coating warna abu-abu atau ditentukan
kemudian.
- Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.

c. Panel Tegangan Rendah


- Panel harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus telah tergabung
dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
- Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
- Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan di cat duco 2 kali dan harus di cat dengan cat powder coating,
warna dan cat akan ditentukan kemudian. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan
master key.
- Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan

14
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
- Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
- Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
- Komponen panel :

1. Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel
dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.

2. Busbar
l. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding.
Besarannya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu
lebih besar dari 65°C.
m. Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai peraturan PUIL,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul.
n. Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas
98%, rating amper sesuai gambar.

3. Circuit breaker
o. Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 4.5 kA simetris atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
p. Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating
tegangan 240/415 VAC.
q. Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3
pole untuk 3 phasa.
r. Circuit breaker lainnya harus dari tipe ACB,MCCB, sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dangan breaking capacity
MCCB minimal 10 kA simetris dan breaking capacity ACB minimal 65
kA simetris.
s. Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit
t. Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.

15
u. Main Circuit Breaker harus menggunakan type adjustable.

4. Alat Ukur
v. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan
ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas
pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran
yang dipakai :
- KWh meter
- Ampermeter
- Voltmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
- Current Transformer
w. Khusus untuk Panel Utama Tegangan Rendah type alat ukur yang
digunakan adalah Digital Power Meter.

d. Kapasitor Bank

1. Umum
a. Kapasitor harus mengacu dengan standard IEC 60831-1 dan 2 atau
standard yang dikeluarkan terdahulu.
b. Toleransi Kapasitansi Kapasitor antara -5% sampai dengan +10%
c. Tegangan opersional kapasitor adalah 550V AC 50 Hz dengan
toleransi kelebihan tegangan adalah maksimal 10% selama 8 jam
dan tidak boleh melebihi 24 jam.
d. Sistem proteksi internal 100% : HRC fuse dikoordinasikan dengan alat
deteksi tekanan (overpressure):
- Withstand 50 Hz/1 menit : minimal 4 kV
- Impuls wave witshtand : 1.2/50µs
- Tegangan lebih : 2.15Un @ 10s
e. Jenis kapasitor adalah “ Thermo-setting Resin & Metallized Film”.
f. Temperatur kapasitor adalah kelas D : - 25ºC sampai dengan 55ºC.

2. Konstruksi
g. Kapasitor harus memenuhi sertifikat standard ISO 9002 dan ISO
14001
h. Kapasitor dibuat dengan tipe modular yang mana dapat memenuhi
untuk menutup kombinasi susunan perbedaaan power rating (kVAR)

16
tergantung dari voltage (V), frekuensi (Hz) dan tingkat polusi harmonik
pada jaringan.
i. Kapasitor lengkap dengan HQ protection system pada tiap elemen
phasa tunggal.

3. Instalasi
j. Kapasitor harus dipasang dalam kondisi ruangan atau panel
berventilasi yang temperaturnya tidak boleh melebihi batas kategori
temperatur di bawah ini :
- Temperatur ruangan maksimum 40ºc
- Rata-rata temperatur lebih dari 24 jam di ruang listrik : 35ºC
- Temperatur minimum -5ºC
- Ketinggian maksimum 2000 m
k. Kapasitor dapat dipasang secara vertikal maupun horizontal
l. Untuk ketahanan petir 25kV, kapasitor dapat dipasang sekurang-
kurangnya 15 mm antara panel belakang dan bagian kolom.
m. Penggabungan modul kapasitor satu dengan yang lainnya dalam satu
group dianjurkan menggunakan busbar koneksi dengan torsi
pengencangan adalah 19Nm.

4. Detuned Reactor
n. Penggunaan Detuned Reactor untuk jaringan terpolusi harmonik
(Harmony Solution) harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut
:
o. Detuned Reactor harus ditempatkan pada bagian atas panel untuk
menghindari panas yang berlebihan di dalam panel.
p. Pemasangan dianjurkan dilakukan dalam kolom (ruang) terpisah
dengan Kapasitor.
q. Detuned Reactor membutuhkan ventilasi dan kipas pendingin.

5. Automatic Power Factor Controller :


r. Controller harus mengkontrol secara terus menerus daya reaktif dari
sistem dan tombol on/off kapasitor untuk menghasilkan koreksi daya
yang diinginkan.
s. Controller memenuhi standard IEC 61 010-1.
t. Controller mempunyai tambahan komunikasi Modbus dan beroperasi
diatas suhu sampai dengan 60ºC.
u. Dapat langsung dipasang di panel.
v. Controller dapat memberikan informasi minimal : Cos phi, tangga
koneksi, perputaran sambungan, beban dan reaktif arus, tegangan

17
dan daya (P.Q.S), suhu sekitar dalam panel, total penyimpangan
harmonik tegangan dan histori alarm.
w. Controller harus mempunyai alarm minimal : faktor daya rendah,
regulasi tidak stabil, chos phi tidak normal, konpensasi lebih, tegangan
rendah, tegangan lebih, THD > 7%, arus tinggi dan rendah

e. Kabel Tegangan Rendah


- Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas .
- Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYFGBY, NYM, NYA,
NYMHY, FRC, NND, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis NYY, NYFGBY kabel
penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC.
- Tegangan kerja kabel : 415 VAC, tegangan nominal : 0.6 / 1 KV, tegangan pada uji test
rutin : 4 KV / 10 menit.
- Titik netral menggunakan kabel sesuai dengan dimensi kebutuhan yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan.
- Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 KV dan
0,5 KV untuk kabel NYM.
- Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Fire Resistance
- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC
- Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

f. Kabel Tegangan Menengah (TIDAK MASUK SCOPE PEKERJAAN)


- Sebelum digunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas .
- Kabel yang digunakan adalah jenis N2XSEbY dan N2XSY.
- Kabel-kabel yang dipakai harus dapat digunakan untuk tegangan minimal 20 kV.

g. Busduct (TIDAK MASUK SCOPE PEKERJAAN)

1. Umum
x. Busbar terbuat dari bahan Tembaga dengan kemurnian minimum 99%
dan mempunyai impedansi yang rendah. Busbar harus tertutup secara

18
total dan dapat digunakan untuk 3 phasa / 4 wire+G (Ground) dengan
100% netral dan 50% untuk pentanahan.
y. Busduct harus dilengkapi dengan perlengkapan seperti tap-off unit,
elbow, flange end dan lain lain sesuai dengan kebutuhan dalam
gambar rencana
z. Busduct harus dibuat menurut ketentuan terakhir dari standar IEC
60439-2 dan/atau UL 857.
aa. Busduct harus mempunyai index proteksi minimum IP 54 sehingga
tahan terhadap percikan, jatuhan bocoran air dari semua arah pada
seluruh sistem busduct termasuk tap off box dan jointing yang
dibuktikan dengan sertifikat hasil test/approved (low voltage
agreement certificated).
bb. Terminal untuk Trafo harus dilengkapi fleksible bar yang berfungsi
sebagai peredam getaran.
ö. Jarak braket ke bracket maksimum 3 meter.

2. Lingkungan
dd. Busduct system harus dapat beroperasi secara terus menerus tanpa
penurunan kapasitas ( derating ) pada temperatur sekeliling 40 derajat
Celsius dan kenaikan temperaturnya tidak lebih dari 55 derajat
Celsius.
bb. Busduct harus ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.

3. Konstruksi Busduct
cc. Isolasi bus duct minimum kelas B (130 derajat Celsius)
dd. Busbar (Tembaga) yang digunakan harus dilapis Perak untuk
mendapatkan ketahanan terhadap korosi dan kontak yang baik pada
sambungan.
ee. Busbar (Tembaga) harus mempunyai ukuran yang sama pada masing
masing phasa dan netral (100% netral).
ff. Sistem pentanahan dapat dilakukan menggunakan bagian rumah
Busduct (Integral Ground Bus) yang terbuat dari Aluminium dengan
ukuran 50% dari phasa ataupun netralnya, apabila rumah Busduct
terbuat dari baja maka harus disediakan ground bus terpisah yang
terbuat dari Aluminium (konduktor untuk pentanahan dari baja / besi
tidak diperkenankan).
gg. Busduct yang digunakan untuk distribusi tenaga listrik (jenis plug in
atau riser) yang tediri dari beberapa batang tembaga (copper bar)
untuk tiap phasanya, minimum pada setiap sambungan dari Busduct
tersebut harus terdapat parallel bar yang menghubungkan tiap copper
bar yang berada pada phasa yang sama.

19
hh. Penguat rumah Busduct harus terbuat dari baja yang digalvanis
dengan ketebalan minimum 1.8 mm dan harus dilapis dengan cat
epoxy secara elektrostatis dan harus lulus terhadap uji salt spray
minimum 500 jam. Busduct tanpa lapisan pelindung cat tidak
diperbolehkan.
ii. Expansion Joint harus dipasang sesuai rekomendasi fabrikan untuk
mengurangi stress pada system akibat perbedaan muai antara busbar
dan rumahnya terutama untuk system yang lurus dan panjang atau
melalui bangunan lain.
mm. Impedansi minimum R = 0,013 mΩ/ meter, x= 0,008 mΩ, breaking
capacity 1000 kA/detik.

4. Joint
kk. Semua permukaan busbar pada sambungan dan lokasi pemasangan
Plug In Unit harus dilapis dengan perak.
ll. Sambungan / Joint harus dilakukan dengan menggunakan satu baut
baja berkekuatan tinggi dan ring konis / Belleville untuk mendapat
tekanan yang merata pada area kontak / sambungan.
mm. Sambungan / joint harus menggunakan baut dengan dua kepala
dimana kepala bagian luar akan patah apabila torsi untuk
pengencangan yang dibutuhkan sudah tercapai dan dilengkapi
dengan indikasi yang jelas.
nn. Sistem sambungan harus memungkinkan untuk melepas satu bagian
dari Busduct tanpa menggangu bagian yang lain.

5. Kapasitas Hubung singkat


rr. Busduct secara system keseluruhan harus mampu bertahan secara
elektrik, mekanik dan thermal stress terhadap terjadinya gangguan
sesuai kapasitas hubung singkat pada instalasi listrik yang telah
direncanakan (Sertifikat Test dari ASTA harus dilampirkan).

6. Plug In Unit
ss. Plug In Unit harus dilengkapi dengan MCCB sesuai dengan standar
IEC 60947-2 dan bisa dilengkapi dengan Relay proteksi arus bocor
yang mempunyai kapasitas pemutusan (breaking capacity) sama atau
lebih besar dari kapasitas hubung singkat yang terjadi pada system
kelistrikan sesuai rencana.
tt. Plug In Unit harus dilengkapi dengan MCCB yang mudah didapatkan
dipasar lokal Indonesia untuk mempermudah perawatan.
uu. Kontak untuk earthing harus lebih dulu tersambung daripada phasa
atau netralnya pada saat pemasangan Plug In Unit, tetapi harus lepas
terakhir setelah phasa dan netralnya pada saat pelepasan Plug In
Unit.
20
vv. Plug In Unit dan Busduct harus mempunyai interlock untuk
menghindari pintu dibuka pada saat MCCB pada posisi “ON” dan
menghindari MCCB”ON” secara tidak sengaja pada saat pintu dibuka.

h. Lighting Fixtures
- Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
- Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan lecet-lecet, dicat dengan cat Powder
Coating warna putih. Contoh harus disetujui oleh Konsultan Pengawas .
- Ballast yang digunakan apabila tidak disebutkan lain adalah jenis ballast type elektronik.
- Apabila diperlukan lampu harus dilengkapi dengan kapasitor.
- Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang
maksimal, rapi, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
- Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (Grounding).

1. Reccesed Mounted (RM)


tt. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih.
uu. Daya yang dipakai adalah 2 x 28 watt atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
vv. Reflector terbuat dari allumunium mirror thickness.
zz. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) dengan
rangkaian paralel sesuai dengan jenis lampuya, sehingga apabila
salah satu lampu mati, lampu kedua masih bisa menyala.
xx. Diffuser udara dibuat dari seng tebal minimal 0.4 mm dicat warna
hitam dan bagian dalam dilengkapi isolasi dari bahan stereofoam.
yy. Louvre lampu dari bahan alumunium semi-specular / omni directional
glare free lighting control (kendali cahaya anti silau) dengan plat baja
tipis menyilang.
ccc. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84 T5 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.

2. Reccesed Mounted (RM)


åå. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih.
ää. Daya yang dipakai adalah 2 x 28 watt atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
öö. Reflector terbuat dari allumunium mirror thickness.

21
aaa. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) dengan
rangkaian paralel sesuai dengan jenis lampuya, sehingga apabila
salah satu lampu mati, lampu kedua masih bisa menyala.
bbb. Diffuser udara dibuat dari seng tebal minimal 0.4 mm dicat warna
hitam dan bagian dalam dilengkapi isolasi dari bahan stereofoam.
ccc. Louvre lampu dari bahan alumunium semi-specular / omni directional
glare free lighting control (kendali cahaya anti silau) dengan plat baja
tipis menyilang.
jjj. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84 T5 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.

3. Reccesed Mounted (RME)


eee. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih.
fff. Daya yang dipakai adalah 2 x 28 watt atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
ggg. Reflector terbuat dari allumunium mirror thickness.
hhh. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) dengan
rangkaian paralel sesuai dengan jenis lampuya, sehingga apabila
salah satu lampu mati, lampu kedua masih bisa menyala.
iii. Louvre lampu dari bahan alumunium semi-specular / omni directional
glare free lighting control (kendali cahaya anti silau) dengan plat baja
tipis menyilang.
ppp. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84 T5 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.

4. Lampu TL Balk
kkk. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan
cat powder coating warna putih
lll. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) sesuai
dengan jenis lampuya.
sss. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas .

5. Lampu TL Wastafel (GMS)/ General Lighting


nnn. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan
cat powder coating warna putih
ooo. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) sesuai
dengan jenis lampuya.
ppp. Cover terbuat dari acrylic tebal 2.0 mm

22
www. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light /
84 atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas .

6. Lampu Baret
rrr. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih
sss. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) sesuai
dengan jenis lampuya.
ttt. Cover terbuat dari acrylic tebal 6.0 mm
aaaa. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas .

7. Lampu TKO / TKI


vvv. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih
www. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS)
sesuai dengan jenis lampuya.
dddd. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light /
84 atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas .

8. Lampu Tabung ( Down Light )


yyy. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium.
zzz. Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
ååå. Menggunakan Ballast jenis Electronic Ballast Standard (EBS) sesuai
dengan jenis lampuya.
äää. Lamp holder menggunakan standard E - 27.
ööö. Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
jjjj. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC jenis
Warrm Light /84 atau sesuai gambar. Contoh harus disetujui oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas .

9. Lampu Emergency
kkkk.Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad
battery.

10. Lampu Exit ( Signage lamp)


llll. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan
cat powder coating warna putih.

23
mmmm. Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan
tebal 1.1 mm.
nnnn. Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm
oooo. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight /
54 atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas
pppp. Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

i. Kotak-Kontak dan Saklar


- Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding adalah tipe instalasi masuk /
inbow (flush mounting).
- Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard
VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
- Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan blackly atau metal.
- Jenis saklar yang digunakan adalah saklar hotel, saklar ganda, saklar hotel dan saklar grid
sesuai dengan gambar perencanaan.
- Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali ditentukan lain
dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar
dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

j. Konduit
- Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dimana
diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel (19 mm) atau dinyatakan lain
pada gambar. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah
perawatan.
- Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos,warna kabel
harus sama.
- Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

k. Rak kabel / cable Tray


- Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
- Rak kabel untuk pemasangan horizontal menggunakan kabel tray, sedangkan untuk
pemasangan vertikal menggunakan kabel ladder.
- Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 meter.
Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah

24
bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna
abu-abu.
- Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

4. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI

a. Panel-panel
- Sebelum pemesanan / pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan Perancang dan Konsultan Pengawas .
- Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata
(horizontal).
- Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
- Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel - kabel dari / ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur
rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari
/ ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
- Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang
sesuai.
- Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai
terhadap as panel.
- Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
- Semua body panel harus ditanahkan (grounding).

b. Kabel – Kabel

1. Umum
qqqq. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan
kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengindentifikasikan arah beban.
rrrr. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
ssss. Kabel daya yang dipasang horizontal diletakkan dalam tray kabel,
sedangkan yang dipasang vertikal menggunakan kabel ladder, diklem
dan disusun rapi.
tttt. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali
pada kabel penerangan.
uuuu. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus
dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
25
vvvv.Instalasi sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
wwww. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
atau instalasi lainnya harus ditanam minimal 80 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
xxxx.Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton
harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum
2 ½ kali penampang kabel.
yyyy.Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan
pada suatu rak kabel.
zzzz. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
aaaaa. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak
harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama
dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk
tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
bbbbb. Setiap instalasi kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m disetiap ujungnya.
ccccc. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak
saling menyilang.
ddddd. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak
harus di dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung
berupa las-dop.
eeeee. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus
mempunyai serifikat lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan
isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
fffff. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai
tahanan isolasi minimum 1000 kali tegangan kerja.

2. Instalasi Kabel Bawah Tanah


ggggg. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimum
80 cm, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir
setebal 15 cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata marking
sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang
disesuaikan dengan jumlah kabel.
hhhhh. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 80 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.

26
iiiii. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel.
jjjjj. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
kkkkk. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan
arah disetiap jarak 1 meter.
lllll. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanah sebelum
Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui perletakan kabel
tersebut.
mmmmm. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang
patok beton 20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”.
Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan merah.
nnnnn. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus
menggunakan pipa sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
ooooo. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
ppppp. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
qqqqq. Kabel tidak boleh dibelokkan dengan radius kurang dari 15 x
diameternya. Di atas belokan tersebut diletakan patok beton
bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.
rrrrr. Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

3. Instalasi Kabel Tenaga


sssss. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan
dengan gambar dan kondisi setempat dan sudah mendapat
persetujuan MK.
ttttt. Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan
peralatan tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
uuuuu. Instalasi kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik /
rapi sehingga tidak saling tindih dan membelit.
vvvvv. Instalasi kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui
trench atau yang menelusuri dinding ( outbow ) harus dilindungi
dengan pipa pelindung. Supaya pipa pelindung tidak bergoyang maka
harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan
lainnya, sehingga tampak rapi.
wwwww. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan
pipa fleksibel.
xxxxx. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1
inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius
min. 15 x diameter kabel.
yyyyy. Kabel yang ada di atas plafond harus diletakkan pada rak
kabel dan warna kabel harus disesuaikan dengan phasanya.

27
zzzzz. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan
kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengindentifikasikan arah beban.
aaaaaa. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi
berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
bbbbbb. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada
tangga kabel (cable ladder), diklem dan disusun rapi.
cccccc. Setiap instalasi kabel tidak diperkenankan adanya
sambungan.
dddddd. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus
dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
eeeeee. Instalasi sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih
harus mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder
dengan timah pateri.
ffffff. Untuk
kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support minimum setiap 50 cm.
gggggg. Setiap instalasi kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m disetiap ujungnya.

c. Kotak – Kontak dan Saklar


- Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe instalasi masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail.
- Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah harus dari tipe
water dicht (bila ada).
- Tebal dari stop kontak lantai (floor outlet) adalah maksimal 8 cm.
- Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk instalasinya disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut.

d. Pentanahan (Grounding)
- Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
- Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke
panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
- Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 2 (dua) ohm untuk arus kuat dan 0,2 ohm untuk arus lemah, yang diukur setelah
tidak hujan selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.

28
- Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas . Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan
Pengawas .

e. Surge Arrester (Proteksi Tegangan Surja)


- Sistem Proteksi Surge Arrester harus memenuhi IEC standard 61643.
- Panel Utama Tegangan Rendah dan di beberapa Sub Panel harus dipasang Surge
Arrester yang memiliki kemampuan menahan arus hubung singkat minimal 25 kA untuk di
Sub Panel dan minimum 50 kA di Panel Utama Tegangan Rendah.
- Surge Arrester disambungkan di masing-masing Phasa–Netral dan Netral– Ground (R-
S,S-N,T-N dan N-E) dengan maksimum tegangan sisa tersalur Uc (L-N) adalah 345 – 380
volt

4. PENGUJIAN
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanaan
pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

. INSTALASI GENSET (TIDAK MASUK SCOPE PEKERJAAN)

3.1. LINGKUP DAN SISTEM


3.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Gen-Set ini mencakup :
1. Pemasangan Gen-Set dan peralatan penunjangnya (Tangki bahan bakar
mingguan & harian+solar, Panel Sinkron/Kontrol Generator, accu + battery
charger, pentanahan netral & pengaman).
2. Pemasangan Spring Vibration damper
3. Pengujian operasi Gen-Set dengan beban Simulasi
4. Melatih tenaga operator termasuk pemeliharaannya.
3.1.2. Koordinasi Pekerjaan.
Guna kelancaran dan kecermatan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diminta untuk
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain terutama dengan pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Struktur beton

29
2. Pekerjaan penyelesaian ruang (dinding, lantai dan ventilasi)
3. Pekerjaan instalasi tenaga listrik.
4. Pekerjaan Storage Tank & Pemipaan bahan bakar (jika dikerjakan kontraktor lain).
3.1.3. Sistem dan kelengkapan
1. Genset dimaksudkan untuk berfungsi sebagai sumber tenaga listrik cadangan jika
listrik dari PLN mati. Genset harus dapat start dan stop secara otomatis, dan
dalam waktu 10 hingga 60 detik harus sudah dapat dibebani. Sistem ini disebut
"Automatic Main Failure Standby Unit Generating Set". Jika oleh suatu sebab
Genset gagal start, start harus diulangi secara otomatis sampai tiga kali. Jika tidak
juga berhasil, sistem start tidak bekerja, alarm berbunyi dan menyalakan lampu
signal "gagal start". Genset harus dilengkapi dengan sistem start secara manual
dengan memindah selector switch ke posisi manual, baru generator di-start
dengan push button. Jika sumber listrik dari PLN telah bekerja kembali, pergantian
pembebanan dari Genset ke PLN harus diberi tenggang waktu atau time delay
antara 1 sampai 5 menit.
2. Kelengkapan instalasi Gen-Set adalah sebagai berikut :
− Panel kontrol untuk engine dan generator, automatic main failure, sinkronisasi
dan announciator panel.
− Sistem bahan bakar dan pemipaan.
− Pendingin mesin, sistem radiator.
− Sistem starting lengkap dengan DC power supply dan battery charger dengan
automatic starting.
− Kabel feeder dari Genset ke Panel Control Genset dan kabel kontrol ATS.
− Sistem pentanahan.
− Spare parts tools dan operation manual boo
− Sistem peredam getaran (spring vibration) −Sistem sirkulasi udara/Ventilasi &
peredam suara ruang Diesel Genset

3.2. SYARAT PELAKSANAAN


3.2.1. Kualifikasi Tenaga
Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah Pengawas an dan koordinasi Tenaga Ahli
yang telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi listrik dan
pengujiannya, khususnya yang mendapat rekomendasi dari pabrik mesin Genset yang
dipakai.
3.2.2. Peralatan

30
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian
yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut
persyaratan yang diminta oleh Kontrak maupun oleh Peraturan yang berlaku.
2. Peralatan tersebut antara lain :
− Peralatan kerja pemasangan instalasi Genset dan penunjangnya. − Peralatan
pengangkat dan pengangkut untuk menempatkan Mesin Diesel pada
pondasinya.
3.2.3. Standard dan Referensi
Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standard:
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
2. Standard/Peraturan Teknis dari Negara lain yang dapat dijadikan pegangan antara
lain : AVE (Belanda), VDE/DIN (Jerman), BS (Inggris), IEC Standard, JIS
(Jepang), NFC (Perancis), NEMA (USA).
3.2.4. Sertifikat Uji dari Pabrik
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
Sertifikat Uji Mesin Genset yang dikeluarkan oleh pabriknya guna pemeriksaan dan
persetujuan pelaksanaannya.

3.2.5. After Sales Service


Pemborong harus melampirkan dalam penawaran, tentang daftar alamat di Indonesia
dari Badan Perwakilan dan Workshop dari merk Diesel Genset yang ditawar-kan, serta
jaminan
bahwa workshop tersebut mampu memberikan jasa purna jual (after sales service)
terhadap type diesel genset yang ditawarkan.
3.2.6. Syarat Batas Level Suara dan Suhu
Level suara yang ditimbulkan oleh generator set tidak boleh melebihi 90 dB pada jarak
1 m. Di luar ruangan dengan 60 dB pada jarak 1 m dari dinding ruang.
Temperature maksimum dalam ruang Genset adalah 40oC.

3.3. SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN.


3.3.1. Shop Drawing
Berdasarkan gambar rencana dan petunjuk pemasangan dari pabrik peralatan yang
telah disetujui, Kontraktor diminta untuk membuat dan menyerahkan Shop Drawing
kepada Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya,
yang antara lain menunjukkan :
1. Detail instalasi di ruang mesin.
2. Detail perletakkan dan pemasangan mesin & penunjangnya (peredam getaran dan
instalasi bahan bakar).

31
3. Detail panel listrik yang diperlukan beserta wiring kontrolnya.
Penyerahan ini harus dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini
dimulai.
Disamping Shop Drawing, Kontraktor juga harus menyerahkan Daftar peralatan
dari seluruh instalasi Gen-Set ini.
3.3.2. Contoh, katalog dan Petunjuk Pemasangan
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan katalog
spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan guna persetujuan pemakaian dan
pelaksanaannya dari Konsultan Pengawas .
3.3.3. Sertifikat Uji
Mesin Genset yang akan dipasang harus dilengkapi dengan Sertifikat Uji dari Pabrik
dan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebelum pemasangan.
3.3.4. Garansi
Pada penyelesaian pekerjaan, setelah testing dan commissioning dilaksanakan,
Kontraktor diminta untuk menyerahkan Surat Jaminan/Garansi Mesin Genset yang
dipasang, lengkap memuat persyaratan jaminannya. Garansi pabrik harus berlaku
untuk selama 1 (satu) tahun dari mulai saat penyerahan pertama pekerjaan. Selama
masa garansi, Kontraktor & Pabrik bertanggung jawab penuh atas semua penggantian
atau perbaikan yang diperlukan sebagai akibat dari kerusakan atau kesalahan sistem
dan bukan oleh akibat kesalahan pengoperasian.
3.3.5. As-Built Drawing
Pada penyelesaian pekerjaan, Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan As-
built Drawing untuk seluruh sistem instalasi, baik Genset maupun instalasi
penunjangnya. Pembuatan dan penyerahan As-built Drawing ini juga harus mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
3.3.6. Serah Terima Genset
Genset baru dapat diserahterimakan apabila sebelumnya Pemborong telah
menyerahkan kepada Pemberi Tugas dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Sertifikat test dari pabrik, brosur teknis Genset, surat garansi, sertifikat dari
Depnaker, as built drawing, buku manual pengoperasian/perawatan
2. Berita acara pengetesan uji coba sistem di lapangan.
3. Berita acara telah melatih tenaga operator (pernyataan dari operator bahwa
mereka telah mampu mengoperasikan Genset ini).
3.3.7. Pembersihan
1. Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih
selama pemasangan instalasi.
2. Semua sisa bahan dan sampah yang ada harus diangkut dari site.

32
3. Pada penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan
dan meninggalkannya dalam keadaan rapih dan bersih.

3.4. PENGAMANAN PEKERJAAN


3.4.1. Pengankutan dan Pengangkatan
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, peralatan utama seperti mesin Gen-Set, panel-
panel dan lain-lainnya diangkut dan diangkat dengan peralatan dan metode yang
memadai baik kapasitas maupun jumlahnya. Pengangkutan dan pengangkatan harus
dilakukan dan diawasi oleh tenaga ahli yang telah ber-pengalaman di dalam teknik-
teknik pengangkatan dan pengangkutan serta harus dilaksanakan dengan aman dan
cermat.
3.4.2. Perlindungan
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap hasil pekerjaanya, baik dari
mulai, selama maupun setelah terpasangnya hasil pekerjaan. Semua bahan dan
peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap terhadap
cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih. Selain dari hasil pekerjaannya,
Kontraktor juga harus melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan lain yang
mungkin terpengaruh atau terganggu oleh akibat kegiatan pelaksanaannya.

3.4.3. Penggantian
Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor diminta untuk segera melakukan upaya
perbaikan dan penggantian yang diperlukan untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan dengan tanpa tambahan biaya kepada Pemberi Tugas.

3.5. PRODUK/BAHAN
3.5.1. Mesin Diesel
1. Peralatan Utama.
− Mesin Diesel yang dipakai adalah mesin khusus untuk dapat dikoupling
dengan generator dan dalam keadaan baru, mempunyai sertifikat lulus test
dari pabrik serta dengan ketentuan teknis sebagai berikut :
a inlet saringan maupun pada outlet sarangan.
− Kapasitas, tertera di dalam gambar rencana
− Mesin 4 langkah
− Sistem pendingin dengan water cooled radiator
− Direct fuel injection

33
− Bahan bakar minyak diesel dengan nilai octane 40 sesuai dengan DIN
51601.
− Sistem start dengan accu/battery.
2. Peralatan Bantu.
− Mesin itu harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
− Pengatur kecepatan motor dengan menggunakan tegangan 220 V, 50 Hz dan
Governor control(Electronic type).
− Spring Vibration damper dari 70 dB.
Knalpot (muffer), mampu meredam suara hingga kurang sambungan pipa
knalpot ke mesin.
− Fleksibel pipe untuk− Battery charger.

3. Alat Ukur.
− Mesin harus dilengkapi alat ukur sebagai berikut :
− Pengukur tekanan bahan bakar pada pompa injeksi.
− Pengukur tekanan minyak pelumas pad
− Pengukur tekanan pada udara masuk. as. epatan dan indikator kecepatan
pada panel mesin. ktu operasi. 4. Alat n mesin atau memberi ndah. ger kurang
tinggi. air pendingin tinggi. 5. Kete n pompa injeksi jenis ngan kontrol overflow.
ubrication". n penuh. 6 s) dan Suku Cadang. n kerja dan suku cadang sebagai
berikut : injeksi. k pelumas. kunci bagi turbocharger. 8.5.2 aru, mempunyai
sertifikat lulus test dari pabrik, ebagai berikut : di dalam gambar rencana, g, elf
regulating, 8. ksimal 1% dan tidak tergantung pada perubahan beban, power
10. proteksi IP 23, iesel yang dipakai, di atas satu steel base frame, d sebesar
25% di atas nominal. 8.5.3 1. Tombol-tombol Operasi.
− Thermometer minyak pelum
− Thermometer gas buang.
− Thermometer udara masuk.
− Tachometer pengukur kec
− Pengukur waktu Pengaman.
− Mesin harus mempunyai alat pengaman, dapat menghentikaperingatan jika
terjadi kelainan sebagai berikut :
− Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi atau terlalu rendah

34
− Temperature udara dari turbochar
− Kecepatan putaran terlalu tinggi.
− Sistem catu (distribusi) bahan bakar harus dilengkapi dengan
− Harus mempunyai tanki limpahan yang volumenya cukup.
− Sistem pelumasan dengan "forced feed l− Governor mampu diatur secara
isochronous dari beban nol sampai beban puncak.
Peralatan Kerja (Tool Mesin harus dilengkapi peralatan
− 1 set standard tools.
− 1 set tools bagi pompa
− 1 set bagi pendingin minya
− 1 set kunci bagi governor.
− 1 set suku cadang untuk perawatan bagi 3000 jam kerja.
Generator-Generator yang dipakai harus dalam keadaan baik dan dengan
ketentuan teknis
1. Kapasitas, tertera
2. Generator sinkron 3 fase,
3. Single bearin
4. Self excisting dan s
5. Brushless,
6. Ventilasi sendiri,
7. Moisture proof, Bebas dari upper harmonic,
9. Perubahan tegangan mafactor, temperature, dan perubahan kecepatan.
Derajat
11. Generator cocok untuk dikopel dengan mesin d
12. Tahan overspee Panel Generator−kerja otomatis (automatic start/stop), tis
atau manual n", ", 2. inimal harus terdapat lampu-lampu isyarat (signal
lamp) sbb. : endah, i, − beban lebih. .5.4 a 1. ntuk mengisi accu yang
digunakan 2. iberi bahan timah atau bahan lain yang tahan asam pung
tumpahan air accu. .5.5 n 1. T n itu harus m miliki kriteria dan
perlengkapan sebagai berikut : gki kelengkapan : g erflow 3. ki harian
setelah ditest dan tidak terdapat kebocoran harus diisi penuh (100 liter).
8.5.6 lexible, sedangkan sisi tekan n pipa permanen yang menuju ke
tangki harian.
− pilih kerja otomatis atau manual,
− sinkronisasi otoma
− start manual,

35
− stop manual,
− circuit breaker "O
− alarm "Off
− reset,
− lamp test.
Lampu Isyarat.
Pada panel m
− start,
− start gagal,
− gagal paralel
− masih jalan,
− supervisi jalan,
− circuit breaker "on"
− tekanan minyak lumas r
− temperature tingg
Battery Charger dan Accu Battery charger harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk starter dan untuk catu (distribusi) daya sirkit kontrol.
Accu paling sedikit berkapasitas 200 AH, dapat terdiri lebih dari 1 buah,
ditempatkan di dalam rak dari metal. Pada alas accu harus duntuk menam
Tagki Harian

Tangki haria e
kapasitas material : : 1000 liter, plat baja 4 mm,

penyangga : struktur rangka baja yang sanggup menopang beban tanberisi penuh,

penyelesaian : * catt dasar meni,


* cat expoxy 2 lapis, baik bagian luar maupun dalam,
* penyangga juga di cat epoxy.
* gelas penduga,
* drain di dasar tangki, untuk membuang kotoran minyak dan air

* manhole, untuk pembersihan.


2. Dari drain harus disambung pipa menuju selokan pembuangan yang terdekat. Dari
ovharus ada sambungan pipa menuju lokasi tempat pengisian bahan bakar.
Pompa Bahan Bakar Pompa itu jenis motor listrik & pompa manual yang digerakkan dengan
engkol. Dipasang mati pada tembok atau tiang, lubang hisap disambung dengan pipa f

36
selama 3 hari berturut-turut tidak ada hujan. 2. Pentanahan pengaman (untuk body) dapat
disambungkan dengan pentanahan pengaman 8.6. N 8.6.1 Pe a 1. Po − − posisi dari Blok
Inersia dibuat berdasarkan njuk dari pabrik mesin yang bersangkutan. Blok Inergia diletakkan 2.
Pe − harus kan kesatuan dari mesin. Jika digunakan peredam lain, peredam harus 8.6.1 Te 1.
bat-an testing, yampaikan pada Konsultan MK sebelum pengujian dilakukan. 2. lah sebagai
berikut, antara lain : gan load bank. d test), 3. ada, Kontraktor harus dapat mengatur setahap ,
100%, 110% berturut-turut selama 10 menit, 0 menit. in Failure Test).
PELAKSANAAN LAPANGAN
Pemasangan dan Penyetelan ndasi dan Blok Inersia. Pondasi Mesin disediakan oleh
Kontraktor lain, untuk itu Kontraktor harus memberikan data teknis ukuran pondasi dan berat
mesin yang akan dipasang, serta data teknis getaran yang diakibatkan oleh beroperasinya
mesin-mesin tersebut melalui Konsultan MK. Spring Vibration damper dibuat oleh Kontraktor
guna dapat mengimbangi getaran mesin yang terpasang, termasuk di dalamnya pemasangan
angkur-angkur yang dibutuhkan guna pemasangan/pengikatan mesin pada kedudukannya.
Antara pondasi & blok Inersia diberi lapisan ijuk dengan tebal minimum 10 cm. Jika tidak
ditentukan lain, Blok Inersia dibuat dari beton mutu K.175 dan tulangan U.24 atau menurut
pabrik mesin yang bersangkutan. Ukuran, berat dan
diatas Plat lantai yang telah tersedia. nyetalan Mesin. Mesin-mesin disetel pada kedudukannya
menurut petunjuk/ketentuan dari pabriknya. Angkur yang dipasang untuk mengikat mesin pada
kedudukannya juga dipakai untuk mengatur kedudukan mesin dalam hal kedatarannya. Untuk
itu tiap-tiap angkur tersebut harus dipasangi mur sebelum mesin diletakkan di atas
perletakkannya. Penyetelan mesin dilakukan dengan pertolongan mengatur
kedudukan/ketinggian pasangan mur yang ada di bawah landasan/alas mesin, hingga
kedudukan mesin benar-benar datar/horizontal. Selanjutnya celah antara Blok Inersia dengan
landasan mesin di grout dengan bahan grouting yang baik dan yang disetujui. Peredam
getaran mesin merupakan peralatan yang direkomendasi oleh pabrik dari mesin yang
dipasang. sting & Uji Coba Pemborong harus menyelenggarakan serangkaian pengujian
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyerahan pekerjaan. Seluruh
pengujian diselenggarakan oleh Pemborong, termasuk bila harus dilakukan test ulang. Jadwal
waktu kapan akan diselenggarakan dan cara-cara pengujian harus sudah disampaikan ke
Direksi selamlambatnya 15 (lima belas) hari sebelum pengujian dilakukan. Sebelum
dilaksanakan Kontraktor harus menguji,
Pengujian-Pengujian tersebut paling sedikit harus
−Test Genset.
−Pengetesan di workshop den
−Test beban kosong (no loa
− Test gangguan (alarm test), − Test berbeban (load test).
Pada test dilapangan digunakan beban yangdemi setahap dengan beban 25%, 50%,
75%
2menit, 30 menit dan 30
−Test Kerja Otomatis (Ma

37
−Trial Operation Test,
− Manual Operation Test, Automatic Operation Test.
− Berdasarkan hasil test di atas Kontraktor harus mengeset relay-relay, dan membuat 8.6.3 P 1.
penyerahan kedua, Pemborong harus telah mengadakan pendidikan dan latihan 2. Training
tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating
maintenance and repair manual books, dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
prosedur cara operasi, yang dimaksudkan di dalam buku petunjuk operasi. elatihan Sebelum
selama periode tertentu kepada 3 (tiga) orang calon operator yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.

5. REFERENSI MERK/PRODUK
 Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
 Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Alternatif Keterangan
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk / Produk

1 Komponen Panel TR ACB Adjustable Rating, MCCB Adjustable - MG / Schneider


Rating, MCB
- ABB
- Siemens

2 Panel Manufacturer Free standing & wall mounted - SIER


di heat srink jenis wall mounted dengan cover - SIEMENS
plate lengkap engsel. - INDUSMITRA PANEL

Untuk Floor Standing type Form 2 Busbar di


Heat Srink

Finishing box powder :

* Powder coating

38
Alternatif Keterangan
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk / Produk

8 KWH Meter Standard PLN Fuji / Circutor / AEG / HAGER

9 Measuring Device Power meter with integrated display, THD, MG/ABB/Siemens Digital Metering harus intgrasi /
logging, waveform capture, sag /swell komunikasi dengan BAS setara
detection PM820

Ampermeter SACI / Celsa / AEG / Omron /


Socomec / Hager

Voltmeter SACI / Celsa / AEG / Omron /


Socomec / Hager

Frequensi meter SACI / Celsa / AEG / Omron /


Socomec

10 - Push Button Standard Telemecanique / AEG / Omron

11 - Pilot Lamp Standard Telemecanique / AEG / Omron

12 Control Relay Standard - Omron


- National
- Telemecanique

13 Surge Arrester Uc (L-N) : 340 – 380 Volt MG / LPI / OBO

Range Ic minimal : 25 kA dan 50 kA

14 Contactor, Star Delta starter Standard Telemacanique / AEG / Siemens /


Hager

15 Control Fuse Standard Hager / National / Omron

16 Kabel – kabel N2XSY, N2XSEFGbY, NYFGBY, NYY Supreme / Kabelindo / Ex Lokal

Kabel Metal / Tranka

NYA, NYMHY, NYM Supreme / Kabelindo / Ex Lokal

Kabel Metal / Tranka

NND INABA / Fuji/NISH Ex Japan

FRC - Fuji - Japan


- MM Cable - Italy
- Sumitomo Cable - Japan

39
Alternatif Keterangan
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk / Produk

17 Konduit PVC High Impact Ega / Clipsal /PRALON

Galvanized Ega / National / Matsushita

18 Cable Ladder / Cable Tray Galvanized - TREESTARE


- ONIRACK
- INTERACK

19 Cable Mark Standard 3M / Legrand

20 Lampu TL Fluorescent T5 color render Seri 84 Philips / Osram / GE

21 Starter None

22 Condensor None

23 Fitting / Lamp Holder Philips / Vossloh / BJB

24 Ballast Electronic Ballast Philips / Schwabe / Osram

Standard

25 Down Light / PLC Lampu Color Render Seri 84 Philips / Osram / GE

, ballast, fitting

Armature - Artolite Yang telah memiliki sertifikasi


uji lab :
- Creation
- INTERLITE - Distribusi Intensitas
Cahaya
Noise Level

26 Reccesed Mounted type Fluorescent T5 color render Seri 84 Philips / Osram / GE


Integrated Light Troffer 2 x 28 watt

Starter None

Condensor None

Fitting Philips / Vossloh / BJB

Ballast Type EBS 228 Philips / Schwabe/ Osram

Ballast Type EBS 128

Armature - Artolite -
- Creation
- INTERLITE

27 Reccesed Mounted type Return Fluorescent T5 Color Render Seri 84 Philips / Osram / GE
Light Troffer 2 x 28 watt

Starter None

Condensor None

40
Alternatif Keterangan
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk / Produk

Fitting Philips / Vossloh / BJB

Ballast Type EBS 228 Philips / Schwabe / Osram

Ballast Type EBS 128

Armature - Artolite
- Creation
- INTERLITE

28 Lampu Baret Fluorescent Color Render Seri 84 Philips / Osram / GE

Starter None

Condensor None

Fitting Philips / Vossloh / BJB

Ballast, type : EBS 136 Philips / Schwabe / Osram

Armature - Artolite
- Creation
- INTERLITE

29 Lampu TKI / TKO Fluorescent Color Render Seri 84 Philips / Osram / GE

Starter None

Condensor None

Fitting Philips / Vossloh / BJB

Ballast, type : EBS Philips / Schwabe / Osram

Armature - Artolite
- Creation
- INTERLITE

30 Lampu GMS Fluorescent Color Render Seri 84 Philips / Osram / GE

Starter None

Condensor None

Fitting Philips / Vossloh / BJB

Ballast, type ; EBS Philips / Schwabe / Osram

Armature - Artolite
- Creation
- INTERLITE

31 Metal High Light Lampu, ballast, fitting Philips / Osram / GE

41
Alternatif Keterangan
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk / Produk

Armature - Artolite
- Creation
- INTERLITE
32 General Stop kontak, Saklar Type dan warna ditentukan oleh Interior - SCHNEIDER
- MK
- PANASONICl
33 Emergency Lamp Batery Pack 2 Jam Manvire / Phillips / National / BKA

- Artolite
- Creation
- INTERLITE

PASAL 3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

1. UMUM
 Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air
terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan
lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
 Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi
yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
 Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada spesifikasi teknis / RKS
ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis /
RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
 Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang penerima),
down conductor pentanahan / grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain
yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
42
 Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimaksudkan kedalam pekerjaan ini.
 Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum
pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.

3. AIR TERMINAL
 Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak dengan radius perlindungan 100 meter sebanyak 1
(satu) buah dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi oleh pabrik
pembuatnya.
 Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan
menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang
terisolasi. Radius perlindungan ± 70 m dalam bentuk collective volume. Arus petir
minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impulse 8/20
mikrodetik dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin
terjadi.
 Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi
radio (high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat
terjadinya sambaran balik (main return strike).
 Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya pada
kondisi medan statis guruh.
 Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
 Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.

4. BATANG PENINGGI
 Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (lima) meter dari atap bangunan,
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan
gambar arsitek.

43
5. SALURAN / PENGHANTAR
 Saluran / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari
kabel CONDUCTOR HV. SHIELDED ukuran minimal berpenampang 50 mm² /
35 mm OD. Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya side flashing
dan electrification building. Penghantar dari batang peninggi / tiang ke bak
kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
 Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut
harus menerus dan utuh tanpa sambungan.

6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL


 Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus
diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan
tahanan tanah (ground resistance).

7. PENAMBAT / KLEM
 Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.

8. PENTANAHAN
 Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari
tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal
sedalam minimal 12 (dua belas) meter.

9. BAK KONTROL
 Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor dari elektroda Pentanahan harus dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai
gambar rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.

10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR


 Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

44
11. SURAT IJIN
 Pemborong harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar
proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
 Pemborong berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan
instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga
memperoleh sertifikasi / rekomendasi

12. PENGUJIAN / PENGETESAN


 Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang,
maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya.
 Pengetesan yang harus dilakukan :
 Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.

 Continuity test :
Pemborong harus memberikan laporan hasil testing tersebut.

13. REFERENSI PRODUK


 Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Pemborong baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pengawas Lapangan.
 Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 Air Terminal - Non Radioaktif - EF System -


- Lengkap dengan FRP Mast 2 m - VIKING
- Lulus uji LMK dan Sertifikat Test Uji - KURN
sesuai IEC.60
- Radius perlindungan 70 meter
2 Conductor - Kabel NYA Supreme / Kabelindo /

Kabel Metal / Tranka

3 Pipa Galvanized - Medium Class PPI / Bakrie / Spindo

PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM

45
1. UMUM
hhhhhh. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani
pekerjaan ini, harus mempelajari seluruh Dokumen Pelelangan
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
iiiiii. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
jjjjjj. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. PENJELASAN SISTEM
kkkkkk. Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah
sistem deteksi awal apabila terjadi kebakaran, dimana pada waktu
terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio (bell)
maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran
tersebut dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini
mungkin.
llllll. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik
secara otomatis dari detector maupun secara manual dari push button
box.

3. LINGKUP PEKERJAAN
æææææ. Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan
instalasi ini harus melaksanakan pengadaan, instalasi & pengujian
serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap
untuk dipakai. Bahan-bahan dan peralatan-peralatan pembantu
instalasi fire alarm system harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan pekerjaan dan gambar instalasi fire alarm
system.
øøøøø. Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
 Pengadaan dan pemasangan Master Central Fire Alarm (MCFA) type
semi addreseble, 1 loop dan . . . point
 Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station,
Indicator Lamp, Alarm Bell, dan sistem Fire Intercom ( master & slave ).

46
 Pengadaan, pemasangan Junction Box disetiap lantai.

ööööö. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel


untuk keperluan interface dengan :
 Pompa Kebakaran.
 Flow Switch dan Fire supervisory valve switch (Tamper switch).
 Sistem Tata Suara dan Telepon
 Sistem Listrik.
 Sistem Air Conditioning dan Fan.
 Sistem Lift.
pppppp. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire
Alarm dari instansi yang berwenang.
qqqqqq. Melakukan testing dan commissioning .
rrrrrr. Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan
menyerahkan buku technical manual.

4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :

- Master Centrak Fire Alarm MCFA)


- Heat Detector
- Smoke Detector
- Manual Call Point (Break Glass/Dual Action)
- Horn Strobe
- Module (Mini Monitor Module / Control Module)

Semua peralatan tersebut diatas memiliki sertifikat UL listed.

 Heat Detector
 Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed
Temperature detector yang memiliki response lamp dan Alamat (address)
di base.
 Data – data teknis lainnya :
- Operating Temperature Range: 0- 50ºC
- Range Operating Voltage : 16 – 32 VDC w/ Data
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 0.9 mA from separate 24 VDC
Supply

47
 Smoke Detector
 Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang dapat diprogram
tingkat sensitivity dari range 0.2% sampai dengan 3.7%.
 Data – data teknis lainnya :
- Operating Temperature Range: 0- 50ºC
- Range Operating Voltage : 16 – 32 VDC w/ Data
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 0.9 mA from separate 24 VDC
Supply

 Manual Call Point


 Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull)
dilengkapi dengan mounting dan pengalamatan pada peralatan tersebut.
 Data – data teknis lainnya :
- Temperature Range : 0 - 50° C
- Material : Lexan Polycarbonate
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 3.0 mA
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC

 Horn and Strobe Light


 Horn and Stobe Light Addressable merupakan peralatan Audible dan
Visual yang menjadi satu sebagai indikator dari fire alarm system.
 Data – data teknis lainnya :
- Rated Voltage Range : 17 VRMS s/d 31 VRMS
- Current Rating for Strobe Output : 15 cd / 83 mA
- Temperature Range : 32° to 122° F (0 - 50° C )
- Humidity Range : 10% to 93%, Non
Condensing @ 100° F (38°
C)

 Mini Module
 Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Input signal harus bebas dari prioritas signal digital. Signal akan
dipancarkan ke pengontrol dan pemicu sesuai dengan pengesetan.
 Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.

48
 Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
 Data teknis lainnya :
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Quiescent Current : ± 0.6 mA
- Activation Current : ± 4.0 mA
- Working Temperature : -10 - +50ºC
- Relative Humidity: ≤ 95% ( 40±2ºC)
- EOL : ± 100 KΩ

 Control Module
 Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan
menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
 Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan
lebih dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-
Switch.
 Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
 Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan
kendali/kontrol secara langsung.
 Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
 Data teknis lainnya :
- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
- Quiescent Current : ± 0.7 mA
- Activation Current : ± 2.5 mA
- Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
- Confirmation Led : Steady output ; steady on
: Pulse Output ; flashing

- Working Temperature : -10 - +50ºC


- Relative Humidity: ≤ 95% ( 40±2ºC)
- Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²

 Terminal Box
 Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600x 150
mm untuk ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil

49
dengan finishing cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan
Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas ..

 Pipa Konduit
 Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact
dia.20 mm, baik yang diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding /
tembok / beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.
 Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang
tutup sehingga tidak akan masuk benda-benda lain kedalam kotak
tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran
lainnya yang terdapat pada bangunan ini.

 Kabel
 Kabel untuk circuit detector dan manual call point menggunakan FRC STP
AWG 18. Untuk menuju MCFA dari TB masing-masing lantai (sistem
loops) menggunakan FRC STP AWG 18, atau seperti yang dijelaskan
dalam gambar Perancangan
 Untuk instalasi jack telepon dari masing-masing lantai menuju MCFA
menggunakan ITC 2 x d.0,6 mm, atau seperti yang dijelaskan dalam
gambar Perancangan
 Kabel untuk instalasi horn & strobe menggunakan NYA 3X1.5mm2.
 Kabel untuk dari MCFA menuju control module menggunakan kabel FRC
STP AWG 18, atau seperti yang dijelaskan dalam gambar Perancangan.

5. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI


ssssss. Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak
detector dan peralatan-peralatan lain dari sistem ini, dimana letak
yang pasti dijelaskan pada gambar.
tttttt. Untuk manual push button, dipasang pada ketinggian
1,5 m dari lantai. Alarm Horn dipasang sejajar dengan manual push
button (pada kotak yang tersedia di box hydrant indoor).
uuuuuu. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang
kurangnya pada jarak 0,6 m dari detector tanpa ada timbunan barang
atau alat-alat lainnya.
vvvvvv. Semua kabel harus dipasang didalam conduit, baik
yang diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding / tembok /
beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus sesuai gambar
rencana.

50
6. TESTING / COMMISSIONING
wwwwww. Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus
dilakukan testing / pengetesan, yang disaksikan oleh Perancang /
Konsultan Pengawas .
xxxxxx. Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan
alat pemanas dan untuk smoke detector menggunakan asap.
yyyyyy. Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor
urutan zonenya.

7. LAIN – LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas akan menempatkan petugasnya yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan Surat Perjanjian serta
dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

8. REFERENSI MERK/PRODUK
zzzzzz. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan
harus memenuhi spesifikasi teknis.
aaaaaaa. Referensi merk / produk yang dapat dipakai adalah
sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/Produk Keterangan

1 MASTER CENRAL FIRE Konvensional, 15 zone - Esser


ALARM
- Hooseki
- Appron
2 Horn & Strobe Sound press level bell - 90 dB - Esser
- Hooseki
- Appron

3 Manual Break Glass Standard model - Esser


- Hooseki
- Appron

4 Detector Addressable & Termistor DCD IEL - Esser


Konvensional
Photo electric flat respon technology - Hooseki
- Appron

51
No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/Produk Keterangan

5 Jack Telephone - Esser


- Hooseki
- Appron

6 Kabel-kabel NYA Kabelindo/Supreme/Kabel Metal/Tranka Ex Lokal

Twisted Shielded Cable Juri/Sinar/ Belden/ MM Cable

FRC - MM Cable - Ex. USA


- Fuji - Ex. Jepang
- Hellucable - Ex. Germany
- SI Cable - Ex. Japan

8 Konduit PVC high impact Ega / Clipsal /PRALON

PASAL 5
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA (PUBLIC ADDRESS)

1. UMUM
bbbbbbb. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani
pekerjaan ini, harus mempelajari seluruh Dokumen Pelelangan
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
ccccccc. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun
yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
ddddddd. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN.
eeeeeee. Pengadaan dan Pemasangan Master Sound system
lengkap sesuai gambar dan BOQ

52
fffffff. Pengadaan dan instalasi peralatan Sound System,
sehingga berfungsi dengan baik dan benar termasuk power supply.
Instalasi Sound System sesuai dengan RKS dan gambar
perancangan.

3. PENJELASAN SYSTEM
ggggggg. Sistem Tata Suara pada Gedung ini berfungsi sebagai
general paging dan background music yang bisa disetting pada
peralatan utama.
hhhhhhh. Sistem Tata Suara harus interface dengan sistem Fire
Alarm (Digital Announcer di overide secara otomatis pada saat
general alarm), sehingga apabila terjadi kebakaran sistem ini dapat
dipergunakan sebagai general alarm secara otomatis.

4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

 Sistem Peralatan
− Material Utama

 Paging Microphone
 Microphone preamplifier module dengan programming function
 Mixer power amplifier dengan modular flexibility dan multiple programming
functions.
 Power amplifier
 D.V.D. player
 Power supply module
 Monitor panel
 Sejumlah ceiling speaker dan horn speaker
 Cabinet Racks
 Blower , dsb.

 Ceiling Speaker.
 Loud speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan
12 kHz. Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari
96 dB.
 Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 70 V - 100 V dan ditap
pada 1 watt dan 3 watt.

53
 Column Speaker Fire Proof
 Column speaker harus mempunyai respon frekuensi 150 Hz – 10 kHz,
dengan sound pressure level ± 90 dB. Power input = 6W. Impedance ±
500 ohm – 2k ohm.

 Volume Control/Attenuator.
 Volume Control / Attenuator mempunyai 5 step pembesaran volume. Input
Range : 0,5 W ~ 60 W atau disesuaikan dengan kebutuhan.

 Speaker Fire Proof


 Speaker Fire Proof harus tahan terhadap korosi dan api.
Terbuat dari polyester yang dengan kombinasi kaca yang kuat sehingga
tahan terhadap kebakaran.
Speaker Fire Proof harus terlindung dari air dan debu (IP 66 dan IP 67)

5. GAMBAR KERJA.
Gambar kerja harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan.

6. INSTALASI.
iiiiiii. Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out bow
menggunakan pipa High Impact dia.20 mm ; dengan kabel NYMHY 3
x 1,5 mm2 untuk instalasi dari TB. Sound system ke ceiling speaker
dan kabel NYMHY 3 x 2.5 untuk instalasi dari peralatan utama ke TB.
Sound System di setiap lantai. Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm.
Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt.
Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
jjjjjjj. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow,
menggunakan pipa PVC High Impact dia. 20 mm; dengan kabel
NYMHY 3 x 1,5 mm2 untuk instalasi dari TB. Sound system ke ceiling
speaker dan kabel NYMHY 3 x 2.5 untuk instalasi dari peralatan
utama ke TB. Sound System di setiap lantai. Instalasi ini diklem ke rak
besi siku atau tangga kabel, dan klem setiap 1 meter.
kkkkkkk. Untuk instalasi Column Speaker Fire Proof
menggunakan kabel FRC 2x1.5 mm dalam pipa conduit 20 mm, atau
seperti yang dijelaskan dalam gambar Perancangan
lllllll. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak
penyambungan dengan menggunakan Electrical Spring Connector,
Durados atau Cable Connection.

54
mmmmmmm. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan
dihindari dari cacat/ dalam box dan dilindungi dari cacat dalam box
dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang.
Begitu juga instalasi column speaker harus disesuaikan dengan sudut
pancaran speakernya.
nnnnnnn. Rack Cabinet terpasang free standing diruang
monitor, sesuai gambar rencana.
ooooooo. Semua equipment harus diketanahkan yang
dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem pentanahan.

7. PENGUJIAN / TESTING COMISSIONING.


ppppppp. Semua instalasi sound system yang dipasang harus
ditest secara sempurna sehingga impedansinya sesuai dengan yang
diinginkan.
qqqqqqq. Semua equipment yang dipasang harus ditest
sehingga bekerja dengan sempurna.
rrrrrrr. Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan
Pengawas .
sssssss. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan
harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan.

8. LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugasnya yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan
serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.

9. REFERENSI MERK/PRODUK
ttttttt. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan
harus memenuhi spesifikasi.
uuuuuuu. Referensi merk / produk yang dapat dipakai adalah
sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/Produk Keterangan

1 Peralatan utama Sound System Bosch/Panasonic/TOA

55
No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/Produk Keterangan

7 Ceiling Loud Speaker. Bosch/Panasonic/TOA

8 Column Speaker Bosch/Panasonic/TOA

11 Kabel NYA, NYMHY, Kabelindo/Supreme/ Ex Lokal

Kabel Metal/Tranka

FRC - MM Cable - Ex. USA


- Fuji - Ex. Japan
- Hellucable - Ex. Germany
- SI Cable - Ex. Japan

12 Conduit PVC High Impact dia 20 mm Ega / Clipsal /PRALON

13 Kabel Rack - TREESTARE - EX : Lokal

- ONIRACK
- INTERACK

PASAL 6
PEKERJAAN SISTEM INSTALASI TELEPON
1. Umum

a. Uraian Pekerjaan

2. Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan Instalasi


Telepon, yang antara lain meliputi :
− Pengadaan dan pemasangan seluruh sistem instalasi (PABX, MDF,
Konsol Operator, Inst. kabel dan pesawat telepon) hingga sesuai dengan
persyaratannya.

56
− Mengadakan pengujian pada seluruh system instalasi, hingga sistem
telephone tersebut dapat berfungsi dengan tepat, benar dan sebagaimana
mestinya.
− Mengurus ijin instalasi dan operasi dari instansi yang berwenang
(PT.TELKOM) serta sejumlah sambungan telepon yang diperlukan.
− Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, selama enam bulan
dan penyediaan suku cadang selama waktu minimal 3 tahun.
− Mengadakan training bagi calon-calon operatornya.

2. Koordinasi pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus dikoordinasikan dengan pekerjaan yang lain,
yang erat hubungannya, seperti :

− Pekerjaan rangka langit-langit


− Pekerjaan lantai (floorduct)
− Pekerjaan penyelesaian ruang (dinding, lantai dan langit-langit).
− Pekerjaan instalasi M&E lainnya.

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. Kualifikasi Tenaga
Pekerjaan ini harus dilaksanakan dibawah Pengawas an dan koordinasi
Tenaga Ahli yang telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik
instalasi telepon dan pengujiannya, khususnya tenaga ahli yang telah
mendapat rekomendasi dari pabriknya.

2. Perijinan
Segala Perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
telepon menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, termasuk
di dalamnya ijin Instalasi dan Ijin Operasi serta pengurusan pengadaan
Nomor/Saluran satuan sambungan telepon dari PT. TELKOM.

3. Persyaratan Telephone Otomat


a. Telah memperoleh sertifikat dengan persyaratan baik dari PT. Telkom.
b. Mampu untuk dipakai bekerja pada daerah tropis dengan suhu lingkungan
sekitar 45 derajat Celcius.
c. Peralatan Switching dari PABX harus dari jenis yang mempunyai
switching time amat singkat(type digital), dapat bekerja tanpa
menimbulkan suara yang sifatnya mengganggu, tidak memerlukan
ruangan khusus, serta mempunyai tingkat/derajat pemeliharaan yang
minimum.

57
d. Perlengkapan switching dibuat dalam sistem modular sehingga akan
memperkecil
kesalahan yang mungkin terjadi dalam sistem expansi ataupun sistem
penyelesaian pekerjaan.
e. PABX harus mempunyai kemampuan standard yaitu menyelenggarakan
penyambungan antara pesawat extention dengan saluran dari Telkom
(telepon umum) dan menyelenggarakan hubungan secara otomatis antar
pesawat cabang, serta dapat dipakai untuk komunikasi data.
f. Semua peralatan instalasi telepon harus dapat bekerja dengan baik pada
suhu ruangan 45oC dengan RH 70% atau 30o C dengan RH 80%
g. Sumber Tenaga
PABX bekerja dengan tenaga DC, oleh sebab itu peralatan yang
diperlukan sebagai sumber tenaga adalah sebagai berikut:
− Rectifier dengan input 220/380 Volt AC dari UPS, 50 Hz, single phase,
dengan output 48 volt DC/ 10 Ampere.
− Stand by battery (48 volt) yang mampu bekerja sedemikian rupa,
sehingga PABX masih tetap mampu bekerja normal selama 6 jam
tanpa diperlukan pengisian terhadap battery tersebut. Battery jenis
Kering Maintenance Free.
h. Standard dan Peraturan Instalasi

− SNI – 04 – 4111 – 1996 = Sentral telepon Langganan (STL)


− SNI – 04 – 2021 – 1990 = Pesawat Telepon otomat
− Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau lembaga
pemerintah yang erwenang dan sudah diakui penggunaannya.
− Standard NFPA.
− Peraturan dari Departemen Perhubungan
− Peraturan dari PT. TELKOM
− Peraturan dari daerah setempat
i. Penyerahan shop drawing, katalog dan sertifikat.

1. Gambar Kerja (Shop Drawing)


Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan Shop Drawing, yang antara lain menunjukkan:
− Detail pemasangan jalur instalasi berupa sistim gantungan,
sokongan, talang atau tangga kabel.

58
− Detail pemasangan peralatan sesuai petunjuk pemasangan dari
pabriknya.
− Detail-detail penting lainnya guna keperluan teknis pelaksanaan.

2. Contoh dan Katalog, Petunjuk Pemasangan/Operasi


Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyerahkan kepada
Konsultan Pengawas Contoh, Katalog, Petunjuk Pemasangan, dan
Petunjuk Operasi Peralatan, guna pemeriksaan dan persetujuan
pemakaiannya.
3. Jaminan/Garansi, dan masa pemeliharaan
- Masa garansi barang import adalah 360 hari.
- Masa garansi barang/asembling dalam negeri, 180 hari.
- Masa garansi pekerjaan dan pemeliharaan adalah sesuai kontrak.

4. Bukti kesesuaian
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diminta untuk
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas Surat-surat Bukti
kesesuaian berupa Sertifikat uji Peralatan dan ser-tifikat keahlian yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, guna pemeriksaan dan
persetujuannya.

Produk

a. PABX
PABX yang digunakan adalah dari merk, National/Panasonic, Phillip, Alcatel, kap.
10 sst / 100 ext atau merk lain yang setaraf yang disetujui, dengan ketentuan
sistim dan peralatan yang telah ditetapkan di atas.
b. Operator Console/Desk
Operator Console yang dipasang sebanyak satu buah, ditempatkan di ruangan
sesuai dengan gambar rencana.

Disamping berkemampuan standard sebagai sebuah operator console (seperti


Transfer of Trunk Call, Holding of Trunk Call) harus mempunyai fasilitas khusus
sebagai berikut :
− Fasilitas extention busy lamp panel dan exchange line busy lamp panel
(Illuminous Annunciator).
− Key sender, yang dipergunakan untuk menyelenggarakan hubungan
intern/extern.
c. Pesawat Telephone (Extention)

59
Pesawat telepon yang diminta adalah dari type standard untuk perletakkan di
meja, yang telah dinyatakan baik oleh PT. TELKOM, serta mampu bekerja secara
normal pada jaringan lokal PT. Telkom.
Setiap pesawat telepon mempunyai fasilitas-fasilitas seperti di bawah ini:

− Sambungan otomatis dengan push button desk atau MF dialing untuk


pembicaraan intern.
− Push button number 9 dipergunakan untuk menghubungi operator.
− Push button number 0 dipergunakan untuk sambungan keluar (khusus untuk
pesawat-pesawat cabang yang akan ditentukan kemudian).
− Dapat diselenggarakan pekerjaan samping dan transfer of call antar pesawat
extention dengan menggunakan earth button (tombol tanah ).
− Panel-panel dipasang nempel tembok.
d. Instalasi

1. Main Distribution Frame (MDF)


− Body dari pelat baja tebal minimum 1,5 mM, penyelesaian dengan cat
bakar dua lapis, warna abu-abu, dimeni lebih dulu.
− Kunci tanam dengan sistem master key (satu kunci dapat untuk membuka
semua distribution frame).
− Terminal dengan sistem klem, bukan soldir.

2. Kabel
Kabel yang dapat digunakan adalah dari merk Kabelindo,Kabelmetal, Tranka
atau merk lain yang setaraf yang disetujui, dengan penampang minimal 0,6
m2. Adapun jenis kabel yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Jenis ITC (Indoor Telephone cable) Jenis tersebut digunakan untuk
menghubungkan terminal box sampai ke outlet telepon di tempat yang
ditentukan. Dengan kata lain jenis ITC ini dipergunakan sebagai indoor
wiring system, dengan ukuran 2x2x0,6 mm(2 pair /outlet).
b. Jenis Ground Cable 60x2x0,6 mm2 digunakan untuk menghubungkan
MDF dengan cable joint dari Perum Telkom. kapasitas/jumlah pair kabel
disesuaikan dengan kebu-tuhan.
c. Kabel ITC penghubung antara MDF dengan Distribution box, maupun
yang menghubungkan distribution box dengan distribution point.
Kapasitas kabelnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya
semua saluran/kabel harus disediakan kabel cadangan (spare cable)
sebesar 20% untuk menampung perkembangan di belakang hari, serta
untuk menggantikan saluran-saluran yang rusak.

60
3. Konduit
Konduit untuk pelindung pasangan kabel menggunakan pipa PVC merk
Clipsal, Ega atau merk lain yang setaraf yang disetujui, berukuran minimal
3/4", lengkap dengan peralatan penyambungnya. Seluruh kontak sambungan,
persimpangan dan lain-lain harus bertutup, hal ini untuk mencegah masuknya
benda-benda lain ke dalam kontak tersebut. Saluran-saluran ini harus berdiri
sendiri terpisah dari sistem saluran yang lain. Untuk seluruh instalasi kabel
telepon diatas ceiling harus memakai conduit, dan di cat warna biru.

4. Terminal Box
Jika menggunakan terminal box, harus mengikuti ketentuan sbb :

− Body dari pelat baja tebal minimum 1,5 mM, difinis dengan cat bakar dua
lapis, warna abu-abu, dimeni lebih dulu.
− Kunci tanam dengan sistem master key (satu kunci dapat untuk membuka
semua distribution frame).
− Terminal dengan sistem klem, bukan solder.

5. Battery dan battery charger


− power supply 220 V, single phase, 50 Hz
− sistem kerja otomatis, jika battery kosong harus kerja, jika penuh harus
berhenti
− battery paling sedikit 120 AH, jenis battery NICAD
− Penempatan pada rak battery yang cocok

4. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI

Cara Pemasangan
1. Sistim Wiring harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor yang
berurutan serta diikat dengan kuat, atau diklem pada rangka atau pendukung-
pendukung isolator.
2. Semua kabel harus diidentifikasikan dengan jelas untuk memudahkan
perbaikan / pemeliharaan apabila terjadi kerusakan.
3. Pelaksanaan instalasi telepon dan pengujiannya harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan/ syarat-syarat yang ditetapkan oleh Perum
Telkom dan instalasi lain yang berwenang.
4. Switcing Unit, rectifier unit, MDF, semuanya dipasang sehingga dapat
berfungsi. Semua wiring dari switching unit ke MDF ditarik melewati cable tray
yang dipasang secara rapi.

61
5. Penarikan kabel catu ke setiap telepon harus dilewatkan melalui Terminal box
(IDF) yang berada pada setiap lantai (di shaft). Jenis kabel yang ditarik dari
MDF ke TB adalah ITC.
6. Operator Console/Desk ditempatkan diruang operator atau ruang control di
Basement 1(satu) yang diatur sedemikian rupa. Kabel dari MDF harus diatur
serapi mungkin, sehingga tidak mengganggu estetika ruangan.
7. Kabel telepon tidak dibenarkan digantung pada hanger plafon.
8. Outlet wall telepon instalasinya dapat ditanam ditembok atau dalam beton.
9. Floor outlet telepon/daya harus dari jenis water proof dan instalasinya
ditempatkan diantara lantai finishing dan struktur lantai. Floor outlet telepon ini
menjadi satu unit dengan floor outlet daya.
10. Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk
pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki. seperti : klem kabel, ramset atau
dynabolt, Avo meter dll.

5. PEMERIKSAAN, TESTING, UJI COBA DAN COMMISIONING

− Sebelum dilaksanakan Kontraktor harus menyampaikan kepada Konsultan


Pengawas prosedur testing dan uji coba.
− Jangka waktu pemberitahuan pemeriksaan adalah 24 jam.
− Jangka waktu pemberitahuan testing adalah 24 jam.
− Jangka waktu pemberitahuan uji coba dan commissioning adalah antara 3 hari
sampai 7 hari.
− Jangka waktu commissioning adalah paling sedikit 3 hari, dan paling banyak
14 hari.
c. Training
Kontraktor harus mengadakan training bagi para operator yang disediakan oleh
Pemberi Tugas. Oleh karenja itu 3 minggu sebelumnya harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas, dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas .
d. Serah terima :
− As built drawing.
− Surat-surat ijin.
− Brosur-brosur, katalog.
− Manual opreration & maintenance.
− Barang-barang cadangan dll.

62
e. Hasil akhir yang dikehendaki adalah seluruh sistem telepon yang di instalasi
beserta peralatan-peralatan utama akan menjadikan suatu sistem yang terpadu
sesuai yang dikehendaki, baik secara operasional, maintenance dan life time yang
lama

REFERENSI MERK /PRODUK


vvvvvvv. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
wwwwwww. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :

No Bahan / Peralatan Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/ Produk Keterangan

- National/Panasonic,
1 PABX 10 PTT / 100 EXTENTION
- Phillip,
- Alcatel Systimax
ITC 2x2x0,6mm2 Kabelindo/Supreme/
2 Kabe
ITC 30x2x0,6mm2 Kabel Metal/Tranka

3 Conduit PVC HI Ega / Clipsal /PRALON

PASAL 7
PEKERJAAN INSTALASI CCTV

1. Umum
Uraian Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelak sanaan pekerjaan instalasi
sistem CCTV yang meliputi :
– Pemasangan instalasi CCTV secara keseluruhan antara lain instalasi kabel,
Camera dan peralatan sentral CCTV serta Monitornya.
– Pengetesan dan commissioning semua sistem yang terpasang.

63
– Memberikan training kepada staf Owner yang telah ditunjuk secara teoritis dan
praktis tentang sistem CCTV sehingga mahir dalam operasi dan
perawatannya.
– Pemberian garansi atas hasil pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terdiri :
− Pekerjaan Listrik
− Pekerjaan rangka langit-langit
− Pekerjaan penyelesaian langit-langit
− Pekerjaan penyelesaian dinding dan lantai.
− Pekerjaan perbaikan bangunan sebagai akibat pengerjaan sistem CCTV
sehingga bangunan rusak atau kotor atau berubah dari keadaan awal.
2. Ketentuan
1. Kualifikasi Tenaga
Pekerjaan ini harus dilaksanakan dibawah Pengawas an dan koordinasi Tenaga
Ahli yang telah berpengalaman dan mengerti akan teknik-teknik instalasi CCTV
dan pengujiannya, khususnya tenaga ahli yang telah mendapat rekomendasi dari
pabrik produsennya.
2. Standard
− PUIL edisi 2000.
− Standard N.F.P.A.
3. Penyerahan
1. Shop Drawing
Pelaksanaan Pekerjaan harus segera membuat gambar kerja (shop drawings)
bagi bagian pekerjaan yang mengharuskan demikian, antara lain detail terminal
box dan peralatan utama dan sebagainya; dan menyampaikan pada waktunya
kepada Konsultan Konsultan Pengawas .
2. Garansi, dan masa pemeliharaan
− Masa garansi barang import adalah 1 tahun.
− Masa garansi barang asembling dalam negeri, 6 bulan.
− Masa garansi pekerjaan, sistem bekerja dan pemeliharaan adalah 1 tahun.

3. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk


menyerahkan kepada Konsultan Konsultan Pengawas Surat-surat Bukti
kesesuaian berupa Sertifikat uji Peralatan dan sertifikat keahlian yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, guna pemeriksaan dan persetujuannya.

Produk

64
1. Peralatan Utama
Peralatan Utama sistem ini adalah terdiri dari :
− Sentral System
− Camera
− TV Monitor
Kesemuanya harus lengkap dengan peralatan bantu untuk pemasangannya dan
merupakan suatu paket produk dari satu merk pabrik, yang antar unitnya mempunyai
karakter dan sistem yang khusus didesain sebagai suatu kesatuan (bukan gabungan
dari berbagai merk).
2. Lensa
Lensa berfungsi untuk memfokuskan obyek yang diinginkan agar gambar dapat
diterima dengan baik oleh kamera.
Lensa terdiri dari :
– Fix Lens, Auto Iris yang digunakan untuk mengawasi area yang agak sempit dan
dapat disesuaikan dengan area obyek yang dikehendaki.
– Zoom Lens yang digunakan untuk mengawasi area yang lebih luas yang dapat
disesuaikan dengan area obyek yang dikehendaki.
1. Lensa Fix, Auto Iriis
Maximum image format = ½”
Focal length = 3,5 mm - 35 mm
Maximum Aperture = f/1,8 - f/1.2
o o o o
Field angle = 90 x70 - 10 x8
Minimum obyek distance = 0,1 m
Focus/Iris = Fix/manual focus/Auto Iris
2. Zoom Lens
Maximum image format = ½”
Zoom range = minimum 5x
Focal length = 8 mm - 45 mm
Angle of view =
o o
Horizontal 8 - 45
o o
Vertical 6,5 - 30
Operating Voltage of Iris = 9 V DC to 16 V DC
Operating voltage of zoom = 8 V DC (motorized)

65
Operating time of focus = 8 V DC (motorized)
o o
Temperature range = -10 C - +40 C
Relative humidity = 35% to 90%
3. Kamera
Penggunaan Kamera ini terdiri dari dua type yaitu pertama untuk penggunaan indoor
dan type kedua untuk penggunaan outdoor.
Kamera-kamera yang digunakan untuk indoor maupun outdoor harus memiliki minimal
spesifikasi sebagai berikut :
1. Menghasilkan kualitas gambar yang baik sehingga operator dapat menerima
gambar/informasi lebih jelas, meskipun pada kondisi pencahayaan yang kurang
baik
2. Sensitifitas dan resolusi tinggi. Sensitifitas yang dimiliki 0,25 lux pada f/1,0 dan
resolusi 560 TV lines sehingga gambar yang dihasilkan mempunyai detail dari
obyek lebih jelas dan baik.
3. Automatic black level, berfungsi untuk menghasilkan kontras yang baik dan jelas
meskipun pada lighting condition yang jelek dengan membandingkan black level
terhadap titik gambar yang paling gelap.
4. Horizontal Contour Correction, berfungsi untuk meningkatkan ketajaman gambar
dengan cara mempertinggi signal luminance.
5. Wide Contrast range yang bermanfaat untuk menghasilkan gambar dimonitor lebih
tajam, jelas dan baik dengan detail gambar terang dan gelap yang banyak
dihasilkan oleh obyek indoor/outdoor.
Spesifikasi teknis :
Image Sensor = ½” CCD 752(H) x 582 (V) pixels
Signal formal = CCIR
Resolusi = 580 TV Lines
Sensitivity = 0,20 lux (f/1,4)
S/N Ratio = 46 dB
Video output = 1 Vpp 46 into 75 ohm
Power supply = 220 V AC
o o
Temperature = - 10 C - + 40 C.
4. Pan & Tilt Head
Berfungsi untuk menggerakkan kamera ke kanan, ke kiri, ke atas maupun ke bawah
sehingga obyek yang dikehendaki dapat terlihat menyeluruh sehingga jelas untuk
dimonitor.

66
Spesifikasi Teknis :
Pan Speed = 6 detik
o
Pan movement = 0 - 350
o
Tilt speed = 4 /detik
o o
Tilt movement = 0 - 60 (indoor), 0 - 110 (outdoor)
Input voltage = 220 AC, 50 Hz..
Limit switch = Externally adjustable
Bahan konstruksi = Aluminium casting & plate, corrosion protected.
o o o o
Temperature = -5 C to +65 C (indoor) - 15 C to + 65 C.
5. Outdoor Housing
Berfungsi untuk melindungi kamera dari cuaca, debu, corrosi, dan lain-lain. Terbuat
dari bahan aluminium.
6. Indoor Camera Housing
Berfungsi melindungi kamera dari debu dan kotoran lain. Terbuat dari bahan stainless
steel.
7. Monitor 21”
Spesifikasi Teknis :
Type = Colour vide monitor PAL system.
Resolusi = > 600 TV Lines
Video input/output = 0,5 to 2 V pp
Input impedance = 75 ohm/HI-Impedance switchable
Screen size = 20”
Power consumption = Maximum 40 W
Main supply = 220 VAC - 260 VAC/50 Hz.
8. Kamera Mini dengan Fixlens
Spesifikasi teknis :
Signal format : CCIR
Pick up element : ½” CCD image sensor
Number of pixles : 500 (H) x 582 (V)
Sync. system : Internal
Min. Illumination : 0.2 lux

67
Resolution : Horizontal 420 TV lines
S/N ratio : 46 dB (AGC off)
Power suply : DC 12 V.
Video output : 1 Vpp 75 ohm
o o
Operating temperature : -10 C to 40 C.
9. Domed Camera dengan Fixlens
Spesifikasi teknis :
Signal format : CCIR
Pick up element : ½” CCD image sensor
Number of pixles : 500 (H) x 582 (V)
Sync. system : Internal
Min. Illumination : 0.2 lux
Resolution : Horizontal 420 TV lines
S/N ratio : 46 dB (AGC off)
Power suply : DC 12 V.
Video output : 1 Vpp 75 ohm
o o
Operating temperature : -10 C to 40 C.

10. Camera Mounting Bracket


Camera mounting bracket ini harus kuat menahan beban kamera, disesuaikan dengan
ukuran fisik dari kamera yang akan dipegang.
Spesifikasi yang harus dipenuhi oleh camera mounting bracket ini adalah sbb :
o
Swivel angle : 360 maximum adjustable head.
o
Tilt angle : 90 .
Screw size : ¼”
Construction : Aluminium, with black enamel finish or beige baked enamel finis
11. Video Time Lapse Recorder
Video Time Lapse Recorder dipergunakan untuk merekam kejadian-kejadian yang
ditangkap oleh kamera. Diletakkan pada ruang kontrol.
Spesifikasi teknis :
Time Lapse Recording Mode : 3, 12, 24, 48, 72, 120, 168, 240, 480, 720, 960 hour.

68
Cassete vormal : VHS
Recording system : Rotary 2-head azimuth
Display : Date, time
Program : Time programable
Tape speed : 20-25 mm/sec (normal mode)
Fast forward/rewind time : 5.5 minute for 180 minutes tape
Power consumption : 20 Watt.
Video signal system : PAL type color signal
Horizontal resolution : 250 lines
o o
Operating temperature : -5 C to 40 C.
Humidity : 35 to 85% HR, non condensing VCR.
12. Multiplexer
Multiplexer yang dipergunakan harus dapat menerima masukan hingga 16 buah
kamera. Dapat menampilkan gambar dalam 4x4x3x3x2x2 dan full screen, juga picture
in picture dan sequential switching.
Spesifikasi teknis :
Video standard : CCIR, 625 lines.
Refresh rate : 50 fields/second
Video input : 16 looping 1 Vpp composite, 75 ohm or HIGH-Z, BNC.
Monitor output : 1 Vpp, composite, 75 ohm, BNC.
VCR input : 1 Vpp, composite, 75 ohm, BNC.
VCR output : 1 Vpp, composite, 75 ohm, BNC.
Full duplex operation : Yes, separate Rec/Disp Live and Rec/Disp Play mode.
Digital memory : 512x464 pixels, 8-bit luma, 256 shades of gray.
Camera titles : 10 character.
Power consumption : 14 Watt.
o o
Working temperature : 5 C to 40 C.
13. Video Distributor
Video Distributor berguna agar 2 buah video monitor dapat bekerja dari 1 sumber
signal video yang sama tanpa terjadi penurunan mutu gambar.
Spesifikasi teknis :

69
Input/output : 1 input/2 output.
Frequency response : 10 Mhz +/- 3 dB.
Vedeo gain : 0 dB.
Power consumtion : 5 Watt.

14. Pan/Tilt/Zoom Controller


Pan/tilt/zoom controller dipakai untuk mengatur gerakan pan/tilt dari pan/tilt drive, serta
mengatur zoom dan focus dari lensa zoom. 1 buah unit pan/tilt/zoom controller ini
harus dapat menangani 5 buah kamera pan/tilt/zoom sekaligus.
Spesifikasi teknis :
Pan movement : Manual and auto mode.
Tilt movement : Manual.
Control button : Auto/off/manual Left/Right Up/Down.
Zoom/In/Out Focus Far/Near Camera Select.
15. Instalasi
1. Kabel
Kabel yang digunakan untuk signal video, adalah kabel coaxial merupakan kabel
yang telah ditentukan oleh pabriknya untuk dipakai pada sistem instalasi ini, atau
dari produk lain yang
setaraf yang mendapat rekomendasi dari pabrik peralatan utama CCTV yang
dipakai. Dalam hal dipakai kabel produk dalam negeri, kabel harus telah mendapat
sertifikat SII/LMK.
2. Konduit
Pada prinsipnya semua kabel harus dimasukkan pada pipa konduit. untuk konduit
yang ditanam di dalam beton, harus dipergunakan pipa PVC high impact dengan
diameter minimal 3/4 ", kecuali ada persyaratan lain dari Konsultan Pengawas .
Untuk konduit yang dipasang di atas plafon, harus dipergunakan pula pipa PVC
lengkap dengan sarana bantunya, Seluruh kontak sambungan, persimpangan dan
lain-lain harus bertutup, hal ini untuk mencegah masuknya benda-benda lain ke
dalam kontak tersebut. Saluran-saluran ini harus berdiri sendiri terpisah dari
sistem saluran yang lain. Untuk seluruh instalasi kabel telepon diatas ceiling harus
memakai konduit, dan di cat warna biru.

Pelaksanaan
1. Cara Instalasi
1. Peralatan Utama
Peralatan Utama CCTV (Sentral CCTV/Switching, Camera dan TV Monitor)
dipasang pada posisi menurut ketentuan yang tercantum di dalam gambar
rencana dan dengan sistem, tata-letak, tata-cara dan peralatan pemasangan
menurut aturan/ketentruan dari pabriknya.

70
2. Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam pipa PVC dan dipasang
sejajar dan harus dihindari/dijaga jaraknya terhadap instalasi dari kabel arus kuat
(minimal berjarak 30 cm).
Pipa-pipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat/pendukung yang
kuat dan ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung
sesuai dengan warna atau namanya masing-masing dan harus diadakan
pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
2. Pengetesan dan Pemeriksaan
1. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi
harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.
2. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh dan atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
3. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan ke-
cerobohan para pekerja.
4. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan
dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
5. Testing
Semua peralatan/instalasi yang telah terpasang harus dilakukan pengujian yang
dihadiri oleh Konsultan Pengawas , Pelaksana Pekerjaan dan tenaga ahli dari
pabrik/agen resminya, guna proses penyelesaian dan garansinya.
Pihak kontraktor mengajukan metoda testing dan commissioning yang harus
disetujui oleh pihak konsultan Pengawas dan pihak Owner. Juga diajukan hasil-
hasil yang diperkirakan harus dicapai oleh sistem CCTV.

REFERENSI MERK /PRODUK


xxxxxxx. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
yyyyyyy. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 Peralatan Utama Digital Video Recorder 16 Ch Bosch, Pelco, Fisco, Samsung

Monitor LCD 21”

2 Camera Fixed dan PTZ Bosch, Pelco, Fisco, Samsung

3 Kabel-kabel Coaxial RG6/ RG11 Belden, Teldor, Commscope

NYMHY - multi core untuk motorized Kabelindo, Supreme, Kabel Metal, Tranka

71
4 Conduit PVC high impact dia. 20 mm Ega, Clipsal, Pralon

5 UPS Back Up Time 30 menit Socomec, MG, Liebert, Laplace

6 Kabel Rack Three stars, ONI, Metosu

PASAL 8
PEKERJAAN MATV
1, UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan termasuk dan berkaitan dengan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pekerjaan :

1. Lingkup Pekerjaan dalam Pekerjaan MATV antara lain


pengadaan,pemasangan dan pengujian peralatan MATV yang terdiri dari,
Booster/Amplifier, Tapp Off, Splitter, Outlet TV dan pengkabelanya.
2. Sistem MATV individual tiap –tiap gedung.

72
B. SPESIFIKASI TEKNIS DAN PERALATAN

Sistem MATV digunakan untuk menyalurkan siaran dari stasiun TV menggunakan


peralatan Antena, parabola atau TV kabel

Untuk meyalurkan sinyal TV digunakan kabel coaxial 7C dan 5C.

Pada jarak tertentu diperkuat dengan booster/amplifier.

C. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. Power Diveder
 Frequency Range : 5 – 2300 Mhz
 Connector : F Female Connector
 Power : 0.5A
 Voltage : DC ± 24VDC,

2. Splitter/ Tap Off


 Frequency Range : 5 – 1000 Mhz
 Connector : F Female.

3. TV Outlet
 Model : Single
 Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB

4. Kabel TV
 Pengkabelan dari Antenna ke Peralatan MATV menggunakan kabel
Coaxial RG 11/7C, sedangkan ke titik Otulet menggunakan kabel coaxial
RG 6/5C

5. Konduit
 Konduit yang digunakan adalah PVC High Impact dia. 20mm.

73
D. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI

Antena, splliter, tap-off dan peralatan lainnya ditempatkan sesuai fungsi dan
kemudahan maintenance.
Receiver amplifier (booster) harus disesuaikan dengan losses yang ada dan level
input ke TV set yang diharuskan yaitu antara 60 – 80 dB V.
Instalasi MATV dipasang/ditempatkan dilokasi yang cukup terlindung dan
mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang
memerlukan supply 220 VAC/ 50 Hz) terutama di atas plafond (ceiling).

E. PENGUJIAN

Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan
surat jaminan atas bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah
baik.
Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter.

F. REFERENSI PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan
yang di spesifikasikan ke Pemberi Tugas / Direksi. Kontraktor baru bisa mengganti
bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas / Direksi.

No Bahan / Peralatan Spesifikasi Teknis Merk / Pabrik Pembuat

1 Perlatan utama - FAGOR


- IKUSI
2 Oultet Berker, Clipsal, MK, Legrand

3 Kabel Coaxial 5 C dan 7 C Belden, YURI, AVAYA

4 Pipa conduit PVC High Impat Ega, Clipsal, Pralon

5 Spliter, tap off, booster - FAGOR


IKUSI

74
PASAL 9
PEKERJAAN SISTEM JARINGAN KABEL DATA

1. U M U M
 Spesifikasi ini menguraikan tugas dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
dalam Pengadaan dan Instalasi Sistem Jaringan kabel Data
 Instalasi Pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, mentaati peraturan
yang berlaku di Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk / standard
yang ada.
 Dalam melaksanakan Pekerjaan Pelaksana Pekerjaan wajib mentaati peraturan-
peraturan keselamatan kerja dan mengharuskan semua tenaga kerja di
lapangan mengutamakan keselamatan kerja.
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
pengalaman dan mempunyai ijin kerja sesuai dengan bidangnya.

2. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup Pekerjaan dari Paket Pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Sistem Jaringan
Kabel Data mencakup pengadaan dan Instalasi, namun tidak terbatas pada apa yang
tertulis secara umum di bawah ini adalah sebagai berikut:
a. Pembongkaran dan pembersihan instalasi yang lama atau
yang diganti.
b. Pengadaan dan Instalasi kabel jaringan Multimode Fiber
Optic Indoor min 12 core.
c. Pengadaan dan Instalasi kabel Unshielded Twisted Pair
indoor Cable (UTP) dari ruang Hub ke Face plate, (modular
jack) pada setiap lantai sesuai gambar rencana.
d. Pengadaan dan Instalasi patch panel dan switch hub.
e. Pengadaan patch cord UTP, patch cord FO & accessories.
f. Pengadaan dan instalasi face plate + Modular Jack
Category 6.
g. Pengadaan dan Pemasangan Rack
h. Labeling di Patch panel, outlet , patch cord.
i. Instalasi Kabel Rack di R HUB.

75
j. Melaksanakan, baik teknis maupun administratif semua
bentuk perijinan apabila diperlukan .
k. Melakukan pengujian, an uji coba terhadap instalasi dan
kinerja operasi sistem jaringan kabel data maupun
commissioning peralatan.
l. Penyediaan suku cadang tertentu sebagai bagian dari
Pekerjaan masa pemeliharaan, serta tools dan special tools.
m. Menyediakan “Manual”, “Brosur”, Petunjuk Pengoperasian
dan data instalasi terpasang; sebanyak 4 (empat) set dalam
bahasa Indonesia.
n. Menyediakan As-built Drawing yang terdiri dari;
- 4 (empat) set gambar blue print
- 1 (satu) set asli berupa sepia brown
- 1 (satu) buah CD
a. Melaksanakan Prosedur “acceptance test” dan handling
over”.
b. Menyediakan garansi/warranty.
c. Menyerahkan Sertifikasi Implementasi untuk Sistem Instalasi
kabel FO & UTP.
d. Melakukan masa pemeliharaan selama 180 (sembilan
puluh) hari.
e. Dalam lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksudkan pada
huruf a s/d j di atas sudah termasuk di dalamnya
penyediaan bahan berikut contoh-contohnya,
peralatan/perlengkapan, penyediaan tenaga kerja yang baik,
pengujian/pengetesan terhadap bahan atau barang maupun
hasil Pekerjaan, perijinan dari instansi yang berwenang
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik serta
dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
Peralatan utama Server dan Switch Hub pengadaan dan pemasangan oleh Tim IT
Pemberi Tugas

3. GAMBAR-GAMBAR
 Gambar-gambar yang termasuk di dalam paket Pekerjaan ini adalah gambar-
gambar yang disertakan dalam dokumen paket Pekerjaan Pengadaan dan
Instalasi Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
 Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini serta informasi lainnya, pada
hakekatnya menyangkut sistem instalasi serta penjelasan teknis yang secara
menyeluruh saling melengkapi sehinga sistem jaringan kabel data dapat
berfungsi dengan baik.

76
 Bilamana di dalam penyajian gambar-gambar maupun pelaksanaannya terdapat
beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan penunjang
tertentu tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis serta Bill of Quantity maupun
tidak tergambarkan secara spesifik di dalam dokumen paket Pekerjaan ini
namun merupakan bagian yang menunjang sistem instalasi jaringan kabel data
untuk dapat beroperasi, maka semua itu harus disediakan serta dipasang dan
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan, yang harus sudah
diperhitungkan dalam mengajukan biaya penawaran Pekerjaan.

4. SYARAT-SYARAT INSTALASI

 Metode Instalasi kabel Fiber Optic (FO)


 Jalur instalasi kabel FO Multimode 12 core diletakkan dalam tray cable
untuk jalur horizontal dan cable leader untuk jalur vertikal.
 Masing-masing kabel FO diterminasi dengan SC Connector Multimode di
kedua sisi (SC-SC Connection). Kabel FO dengan SC Connector ini
menghubungkan antara Patch Panel FO di ruang CNC Lantai Satu ke
Patch Panel FO yang ditempatkan di dalam Rack Kabel di ruang HUB tiap
lantai. Dari Patch Panel FO ruang HUB dihubungkan ke Switch (suppy
oleh BI) dengan menggunakan Patch Cord FO yang sudah tersedia.
 Patch Cord FO disediakan sejumlah koneksi tertentu sesuai dengan
panjang Patch Cord yang dikehendaki, FO pacth Cord dilengkapi dengan
konektor SC dan asli buatan pabrik.
 Jumlah tarikan kabel FO agar disesuaikan dengan Patch Panel dan
Switch yang ada.
 Bending Radius FO Cable harus sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

 Metode Instalasi kabel UTP:


 Kabel UTP untuk distribusi ke outlet/Panel harus dilindungi dengan High
Impact Conduit ukuran 20 mm (maksimal 4 kabel per conduit), conduit
ditempatkan dalam Tray Cable sesuai gambar rencana.
 Kabel UTP menghubungkan dari switch yang sudah tersedia ke Patch
Panel UTP yang ditempatkan di dalam Rack Cable di ruang HUB tiap
lantai. Dari Patch Panel kabel UTP dihubungkan ke setiap hub atau face
plate (outlet) sesuai dengan gambar.
 Untuk menghindari jumlah kabel yang tertalu banyak berkumpul pada satu
titik jika dimungkinkan dipasang per group kabel UTP sesuai dengan jalur
kefungsiannya.
 Setiap kumpulan tarikan kabel UTP agar dilindungi/dimasukan ke dalam
Conduit atau Tray cable.

77
 Setiap kabel UTP, Patch Panel dan port outlet harus diberikan label
sebagai tanda pengenal.

5. PERSYARATAN UMUM

 Standard Peraturan dan Persyaratan


Instalasi kabel, pengujian, material, dan lain-lain yang dicakup dan
dilaksanakan di dalam paket Pekerjaan ini harus mengikuti dan memenuhi
beberapa ketentuan standar, peraturan dan persyaratan namun tidak
terbatas pada apa yang disebutkan di bawah ini:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (PUIL 1987) edisi terbaru
b) Standar Perusahan Umum Listrik Negara / SPLN 69-1
c) (Standar Peralatan uji komisioning instalasi dan pengujian Peralatan)
d) Peraturan Daerah yang terkait, seperti Perda No. 3 tahun 1992 dll
e) Peraturan tentang keselamatan kerja
f) Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pihak Pemberi Tugas
Proyek berkaitan dengan Pekerjaan ini
g) Ketentuan atau standar international sejauh tidak bertentangan dengan
apa yang berlaku di indonesia seperti,UL, NFPA, NEG, IEC, VDE 067,
VDE 0100 untuk paragraf terkait dll.
h) Penggunaan ketentuan atau standar International / negara asing harus
menggunakan edisi yang terbaru.

 Kemampuan Instalatir
Seluruh Pekerjaan pengadaan dan instalasi jaringan kabel data yang
dilaksanakan harus dikerjakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan/instalatir
yang mendapat surat dukungan dari Principal sebagai Pelaksana
Pekerjaan specialis, atau Autorized System Integrator dari
peralatan/material yang dipasang, berpengalaman, mempunyai reputasi
yang baik serta mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan
berpengalaman dalam bidangnya

 Perihal Iklim.
Temperatur ruangan berkisar antara 180 C sampai sekitar 350 C dengan
curah hujan yang cukup tinggi dan kelembaban mencapai 90%.
Seluruh material kabel dan peralatan harus tahan terhadap pengeporasian
secara terus manerus (kontinu) pada temperatur maksimum 45 0 C atau
dengan tempratur rata-rata 22 0 C.

78
Seluruh peralatan dan instalasi harus tahan terhadap iklim tropis dan
lembab atau diberi sistem proteksi tertentu yang memadai.

 Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran Pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh
bagian yang terkait di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang
menyangkut di dalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan
dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memperinci setiap Pekerjaan sampai dengan detail untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas .

 Garansi
Untuk semua Pekerjaan ataupun komponen (kabel Fiber optic dan kabel
UTP) yang termasuk dalam paket Pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan wajib
untuk melaksanakan Garansi selama 15 tahun dihitung sejak serah terima
kedua untuk kerja komponen kabel/peralatan tersebut di atas.
Dimaksudkan di sini bahwa setelah dilakukan pengadaan dan pengujian
apabila terjadi kegagalan operasi atau kerusakan yang bukan disebabkan
oleh kesalahan pengoperasian atau hal-hal lain yang dilakukan oleh pihak
Pemberi Tugas Konsekwensinya Pelaksana Pekerjaan harus
menggantinya.
Biaya untuk hal ini harus diperhitungkan dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.

 Pembebasan Terhadap Tuntutan


Untuk segala ketentuan terhadap penggunaan bahan/material, sistem dan
lain-lain termasuk dalam pelaksanaan Pekerjaan ini seperti hak paten, sub-
Pelaksana Pekerjaan, supplier dan lain-lain Pemberi Tugas proyek, dan
Konsultan Pengawas selalu bebas terhadap hal tersebut dan ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

 Pemeriksaan Kondisi Lapangan


Sebelum melakukan penawaran harga Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan
wajib melakukan pemeriksaan / pengecekan kondisi lapangan (site) dimana
Pekerjaan akan dilaksanakan.
Untuk itu ditekankan di sini bahwa Pelaksana Pekerjaan di dalam
menangani Pekerjaan ini berkewajiban:
a. Memahami secara mendetail sistem Instalasi/peralatan yang akan
dilakukan Instalasi dan pengujian serta kaitannya dengan Peralatan
lain.

79
b. Mempelajari / memahami dengan jelas tentang metode dan cara
Instalasi / pengujian / pengetesan, apa yang akan dilakukan, termasuk
peralatan Instalasi dan pengetesan / pengujian serta alat
penunjangnya
c. Mengetahui dan melaksanakan cara pengamanan apa yang harus
dilakukan baik pada saat sebelum maupun selama Instalasi dan
pengujian / pengetesan.
d. Pelaksana Pekerjaan harus bekerja secara hati-hati untuk tidak
membuat kesalahan yang akan mengakibatkan kerusakan pada
peralatan, instalasi atau peralatan lain
e. Setelah melakukan Instalasi dan pengujian / pengetesan, Pelaksana
Pekerjaan wajib mengembalikan kembali seluruh material /
komponen-komponen / Instalasi yang dilakukan seperti keadaan
sebelumnya
f. Seluruh biaya Instalasi dan pengujian / pengetesan menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan dan sudah tercakup di dalam melakukan
Penawaran Harga Pekerjaan.
g. Apabila sistem yang telah berfungsi atau terintegrasi tidak dapat
dilakukan pemeriksaan atau pengujian pada saat Jam Kerja, maka
Pelaksana Pekerjaan harus melakukan di luar jam kerja Bank
Indonesia dan hal ini agar diperhitungkan pada saat mengajukan
Penawaran dan waktu Pelaksanaan.
Dari apa yang dijelaskan di atas, maupun hal-hal lain yang harus
diperhatikan dan dilaksanakan sekalipun tidak disebutkan secara spesifik
dan menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan, agar
dicapai antara lain:
 Pekerjaan Pemeriksaan / Pengujian/ Pengetesan baik terhadap suatu
peralatan maupun kepada material, komponen-komponen yang
membentuk peralatan tersebut dapat terlaksana sesuai yang
dipersyaratkan.
 Agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan
perpanjangan waktu pelaksanaan.
 Agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakan kepada
peralatan lain maupun terhadap komponen-komponen peralatan
tersebut.
 Agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakan yang
fatal seperti kebakaran ataupun melukai/mematikan manuasia dan
lain-lain
 Agar tidak terjadi kesalahan perhitungan terhadap material,
komponen-komponen, instalasi di dalam melakukan penawaran nanti
sehingga mengakibatkan Pekerjaan tambah.

80
 Tidak menggangu sistem yang sedang beroperasi yang dapat
mengganggu aktifitas kerja Bank Indonesia.
Pelaksana Pekerjaan berkewajiban untuk memperhatikan hal-hal yang
tidak diinginkan di atas dan tanggung jawab berada pada Pelaksana
Pekerjaan.
Apabila ada hal-hal yang belum jelas atau pertanyaan-pertanyaan
menyangkut kepada pelaksanaan Instalasi dan pengetesan termasuk
masalah administrasi dan biaya agar calon Pelaksana Pekerjaan
mempertanyakan kepada Pemberi Tugas Proyek Pihak Bank Indonesia
atau kepada Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas pada saat
penjelasan Pekerjaan sebelum mengajukan penawaran.
Apabila hal ini tidak dilakukan sebagaimana disebutkan di atas, maka
pertanyaan yang diajukan setelah Pelaksana Pekerjaan ditunjuk (atau
setelah penunjukan pemenang), maka ini dianggap sebagai kewajiban
maupun sebagai hak-hak Pelaksana Pekerjaan untuk bertanya selama
masa pelaksanaan (setelah penunjukan) namun jawaban / penjelasan yang
diberikan oleh pihak Pemberi Tugas Proyek ataupun oleh MK sifatnya dari
statusnya adalah sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan
oleh Pelaksana Pekerjaan dan hal ini tidak akan membebaskan atau
merubah tanggung jawab biaya dan administrasi Pelaksana Pekerjaan
sebagaimana apa yang telah ditawarkan di dalam penawaran.

 Shop Drawing
Untuk semua macam Pekerjaan baik material/komponen maupun
Pekerjaannya, maka Pelaksana Pekerjaan wajib mengajukan “Shop
drawing” sebelum Instalasi kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
untuk diperiksa dan disetujui. “Shop drawing” adalah merupakan
penggambaran yang lebih detail dari setiap Instalasi, serta spesifikasi yang
lebih teliti dari setiap komponen dan telah disesuaikan ukuran/kapasitas
atau detail dari peralatan/instalasi yang akan dipasang serta harus
disiapkan sebanyak 2 (dua) set, dimasukkan untuk diperiksa paling lambat
7 (tujuh) Hari terhitung setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja. Shop
drawing bukanlah (tidak boleh) merupakan penjiplakan dari gambar
perencana

 As Built Drawing
Sebelum Pekerjan selesai ataupun secara bertahap Pelaksana Pekerjaan
wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas/MK “as built drawing”, yaitu
gambar dari semua material dan instalasi yang terpasang dan disesuaikan
dengan as/poros kolom bangunan maupun terhadap site/tapak untuk
jaringan yang dipasang dalam bangunan (site). Jenis Kertas yaitu 1 (satu)
set Sepia Brown dan 4(empat) set berupa blue print serta 1 buah dalam

81
bentuk CD ROM. Ukuran kertas untuk gambar “as built drawing” ini akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas .

 Perbedaan Interpretasi
Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausal
yang berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi teknis, gambar
perencanaan maupun infomasi-informasi teknis, dan atau gambar maupun
informasi-informasi resmi lainnya di dalam dokumen proses pengadaan ini,
maka yang akan menjadi pegangan adalah klausal yang mempunyai nilai
teknis terbaik dan mengikat serta atau yang mempunyai nilai biaya yang
paling tinggi.
Butir ini berlaku pula terhadap (atau apabila terjadi) adanya butir yang satu
mengecilkan nilai teknis dimaksud atau menghilangkan butir yang lain.

6. SPESIFIKASI TEKNIS

 Spesifikasi Minimum Kabel Fiber Multimode 12 core


a. Memiliki minimum 12 core (Fiber multimode 12 core Indoor) yang
harus diterminasi seluruhnya pada lokasi yang telah ditentukan (untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar).
b. Core diameter min 50 µm.
c. Harus dari jenis yang umum dipergunakan pada gedung tinggi
(Intranet).
d. Harus memiliki standar spesifikasi ANSI/EIA/TIA-568 dan spesifikasi
EIA/TIA 492.
e. Mendapatkan Garansi Produk dan Sertifikat dari Principal.
f. Sertifikasi produk kabel memenuhi UL Listed.

 Spesifikasi Minimum Cat.6 UTP


Memenuhi standar – standar berikut;
a. ANSI/TIA-EIA-568-B.1.
b. Sertifikasi produk kabel memenuhi UL Listed

 Spesifikasi Minimum Patch Cord Fiber


a. Mampu mendukung kecepatan transfer data minimum 1 Gigabit per
second.
b. Patch Cord SC-SC

82
 Spesifikasi Minimum Patch Panel Fiber
a. Minimum 24 port untuk Ruang CNC dan 12 port untuk Ruang Hub
b. Harus dapat ditempatkan pada rak 19” standar.
c. Harus dilengkapi dengan konektor SC yang berkualitas tinggi.

 Spesifikasi Minimum Patch Panel UTP Cat.6


a. Terdapat 24 port UTP Cat.6.
b. Dapat dipasangkan Wiring Management
c. Harus dapat ditempatkan pada rak 19” standar.
d. Harus dilengkapi dengan Modular Jack / konektor adapter RJ 45 Cat.6
yang berkualitas tinggi.

 Spesifikasi Minimum Face Plate dan Jack Modular Cat. 6.


a. Modular Jack: Khusus untuk penggunaan UTP Cat. 6.
b. Face Plate: 2 (two) holes Outbow :

 Spesifikasi Konduit dan Flexible


a. Konduit harus terbuat dari pipa uPVC tipe high impact
b. Memenuhi standar BS 6099
c. Diameter minimum 20 mm
d. Faktor pengisian kabel 40 %
e. Flexible harus terbuat dari pipa lentur uPVC
f. Memenuhi standar BS 4607

 Spesifikasi Cable Tray dan Hanger


a. Cable Tray yang digunakan dari bahan besi lunak jenis berlubang
yang sudah digalvanisir.
b. Ketebalan cable tray tidak kurang dari 2,00 mm
c. Hanger terbuat dari bahan besi lunak yang di galvanisir dengan
minimum  8 mm

 Kabel Tegangan Rendah


Spesifikasi ini menjelasakan persyaratan bagi kabel tegangan rendah jika
diperlukan pada pekerjaan ini, Kabel tegangan rendah ini harus memenuhi
persyaratan dan standar seperti diuraikan di bawah ini:
Sifat umum listrik yang akan dilayani adalah:

83
a. Tegangan kerja : 400 Volt
b. Tegangan Nominal : 600 Volt
c. Tegangan uji tipe : 3000 Volt
d. Tegangan uji test rutin : 2500 Volt
e. Frekuensi pengenal : 50 Hz
f. Titik Netral : dibumikan langsung
g. Temperatur Max : 70 o C
h. Jenis kabel : NYA dan NYM
Kabel yang dimaksud adalah kabel 3 inti atau 4 inti (3 fasa + 1 netral)
terbuat dari tembaga yang di-anneal
Penghantar kabel harus terbuat dari tembaga pilin atau tembaga
“compacted” yang dipilin. Lapisan isolasi bahan PVC yang di cross linked
pada setiap penghantar fasa maupun penghantar netral dan harus dapat
dengan mudah dikupas.

 Instalasi
Instalasi kabel dalam pipa PVC High Impac berwarna putih diklem pada
beton secara kukuh dan tahan getaran atau diletakkan pada kabel tray.
Klem untuk conduit di pasang setiap jarak 50 Cm, jumlah kabel dalam
conduit harus sesuai dengan PUIL 2000

7. TESTING DAN COMMISSIONING


Tahap-tahap pengetesan kabel:
Setelah instalasi seluruh kabel telah diselesaikan dan siap untuk dioperasikan, harus
diadakan pengetesan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan disaksikan
bersama-sama Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
Testing dan Commissioning jaringan kabel dilakukan tahap demi tahap dari tiap
outlet ke masing-masing ruangan yang dilaksanakan sebagai berikut;

a. Pengetesan kabel Fiber Optic


Alat-alat yang diperlukan untuk pengetesan kabel fiber optic:
- Optical Loss Tes Set Kit (OTLS) Kit
- Kabel Jumper 12 core (digunakan untuk koneksi peralatan (jika ada) dan
kabel serat optic)
- Infra red viewing device
- Pengetesan loss kabel serat optic

84
b. Pengetesan loss kabel Fiber optik
1. Pada saat melakukan pengetesan harus dihindari melihat secara langsung
pada keluaran sumber optik, pada ujung kabel serat optik, atau pada ujung
kabel yang terhubung ke alat pengukur loss.
2. Set OLTS sesuai dengan instalasi pada buku panduan pemakaian test set
3. Atur OLTS ke nilai nol, dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan offset
yang bisa menyebabkan kesasalahan (error) pada saat pengukuran tingkat
cahaya yang rendah.
4. Pengetesan ke nilai nol, pasang sebuah jumper antara outlet sumber dan
outlet detector OLTS pada lokasi A. dilakukan hal yang sama pada ujung
kabel di lokasi B. Pada kedua lokasi, OLTS harus diset ke nilai nol.
5. Tekan tombol Zero set terus menerus selama satu detik atau lebih.
Lakukan kurang lebih 20 detik untuk menyelesaikan pengaturan ini.
6. Ukur loss pada satu arah. Pada lokasi A, lepas jumper dari out let detector
OLTS dan hubungkan ke kabel serat optik. Pada lokasi B, lepas jumper
dari outlet detector.
7. Hubungkan test jumper antara ujung kabel serat optik dan outlet detector
pada lokasi B. loss pada arah A ke B diukur pada lokasi B. Ukuran loss dari
arah yang lain. Lepaskan jumper dari jalur kebel fiber pada lokasi B.
hubungkan jumper S2 ke jalur kabel fiber. Lepaskan jumper S1 dari jalur
fiber pada lokasi A. jumper D1 dihubungkan dari outlet detector pada OLTS
di lokasi A ke jalur fiber. Loss dalam arah B ke A diukur pada lokasi A.
8. Transmission loss adalah rata-rata dari loss pada kedua arah tersebut.
9. Catat semua data
10. Ulangi prosedure di atas. Jika data hasil pengukuran menunjukkan nilai
yang lebih tinggi dari pengukuran pertama, maka semua konektor harus
dibersihkan dan pengetesan harus diulang kembali. Juga dilakukan
pengecekan pada peralatan dan kondisi konektor pada jumper.
11. Hasil pengukuran tidak boleh melewati nilai seperti yang tercantum pada
spesifikasi teknis.

c. Pengetesan Kabel UTP


1. Alat-alat yang digunakan dalam pengetesan kabel UTP
LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai kemampuan untuk mengukur
empat pair kabel, pengukuran meliputi panjang kabel dan koneksi kabel.
Juga mampu mengukur NEXT (Near End Crosstalk), atenuasi, dan kategori
kabel.
2. Metode Pengetesan kabel UTP.
 Hubungkan ujung kabel yang satu yang sudah di crimping dengan RJ
45 ke dalam LAN Cable tester, kemudian hubungkan juga ujung kabel
yang satunya yang sudah di crimping dengan RJ 45 ke dalam LAN

85
Cable tester pasangannya. Lihat apakah koneksi kabel telah berjalan
dengan benar.
 Pengukuran Next dan atenuasi dilakukan pada satu sistem koneksi dari
panel terminasi kabel sampai ke outlet.
 Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mengecek apakah ada
kabel yang terputus atau tidak
 Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada
kabel yang salah koneksinya atau markingnya.
 Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai
yang tercantum pada spesifikasi teknis.

8. REFERENSI MERK /PRODUK


zzzzzzz. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
aaaaaaaa. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :

No Bahan / Peralatan Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/ Produk Keterangan

- Systimax
1 Kabel Fiber Multimode 12 core
- Krone
- CISCO
2 Kabel UTP Cat . 6 - BELDEN
- AVAYA
- Systimax
3 Patch Cord Fiber
- Krone
- CISCO
- Systimax
4 Patch Panel Fiber
- Krone
- CISCO
- Systimax
5 Patch Panel UTP Cat .6
- Krone
- CISCO
- Systimax
6 Face Plate
- Krone
- CISCO
- Systimax
7 Modular Jack
- Krone
- CISCO
Berker/Jung/Merten/MK/Clipsal
8 Inbow / Outbow Box
Legrand

9 Conduit PVC HI Ega/Clipsal/PRALON

Alfa Primarack / NOBI /


10 Kabel Tray/Ladder Galvanized
Ega – AIS

86
No Bahan / Peralatan Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/ Produk Keterangan

Socomec / Laplace / Liebert / GE /


11 UPS 2 KVA 30 MENIT
MG

Close Rack Management


12 Close rack 19” 42 RU / 45 RU AIS, HP
System

PASAL 10
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

1. UMUM

 Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh


Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan drainasi
air hujan termasuk pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material
maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plumbing dapat berjalan dan beroperasi
dengan baik dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.

b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.

c. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil
banjir.

d. Sistem dan unit-unitnya meliputi :


 Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.

87
 Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
 Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
 Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
disalurkan menuju drainasi kota.
 Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih dan air buangan lengkap
dengan panel kontrolnya.

3. PENJELASAN SISTEM

Air Bersih dan Air Panas


 Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari PDAM dan atau sumur Deep
Well

 Air dari PDAM dan atau sumur Deep Well terlebih dahulu di tampung ke dalam
ground water tank, kemudian air dipompakan dengan pompa transfer ke roof tank
didistribusikan secara gravitasi ke masing-masing fixture unit.

Air Buangan
 Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.

 Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar mandi,
pengering lantai dan kitchen sink.

 Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet

 Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju Septick
Tank.

Air Hujan dan Drainase


Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju
ke dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju sumur
resapan atau saluran kota.

4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar rencana.
Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan guna
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

88
Material-material yang dipakai meliputi :

 Reservoir Bawah (Ground Tank)


 Reservoir bawah terbuat dari konstruksi beton bertulang kedap air dan finishing keramik
pada bagian dalam.

 Ground Tank air bersih untuk menampung air bersih dari PDAM dan Deepwell.

 Reservoir Bawah harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut:


- Manhole.
- Tangga pengontrol.
- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
- Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa penguras.
- Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising stamp/tungkai
panjang sebagai pemutar valve.
- Elektrode water level kontro.
- Kelengkapan lainnya sekiranya diperlukan untuk bekerjanya instalasi ini.

 Pompa–Pompa
Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta manometer. Pada
pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check Valve, Flexible joint, dan perlengkapan lainnya
sehingga sistem pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa pembuangan dari
lubang drain pompa ke saluran pembuangan.

Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk menjalankan pompa
secara otomatis.

1. Pompa Transfer Air Bersih


Jumlah : 2 Unit (1 duty, 1 stand by)
Tipe : Centrifugal
Kapasitas : @ 100 liter/menit
Head : 40 m
Spesifikasi Material :

 Casing : Cast Iron


 Pump Head : Cast Iron

89
 Impeller : Stainless Steel/Cast Iron
 Pump Shaft : Staniless Steel
 Shaft Seal : Mechanical Seal

Motor :

 Type : Standard TEFC Induction Motor


 Power : @ 22 kW/380V/
 Speed : 2900 RPM
 Enclosure Class : IP 55 (IEC 34-5)
 Insulation Class : F (IEC B5)
 Motor Protection : PTC

 Roof Tank
Roof Tank terdiri dari 2 unit
Roof tank terbuat dari fiber glass panel (FRP).
Tangki harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut :

 Manhole.
 Tangga pengontrol.
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa penguras.
 Elektrode water level kontrol.
 Kelengkapan lainnya sekiranya diperlukan untuk bekerjanya instalasi ini.

 Pipa–pipa
1) Untuk jaringan air bersih digunakan pipa Polypropylene Random (PP-R) PN 10 dengan
sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.

2) Untuk jaringan pipa air panas digunakan pipa Polypropylene Random 80 (PPR 80) PN-
20 dengan sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.

3) Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas AW 10 kg/cm2 dengan
sambungan solvent cement atau sesuai dengna jenis pipanya.

4) Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²) dengan sambungan
solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.

90
5) Pipa air hujan digunakan pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²) dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.

6) Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor
atau coupling.

7) Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih


dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.

8) Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam


beton/dinding.

 Katup-katup (Valve)

Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure Balanced
type Float Valve.

2. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body
(untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations.

Untuk ukuran 2” dan ke bawah body material terbuat dari bronze.

3. Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)


Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan
open/shut indicator untuk Non Rising Stem. Working Pressure minimal 10 bar.
Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS
5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : minimal 10 bar.

4. Check Valve
Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk
valve sampai dengan diameter 50 mm.
Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk
ukuran 65 mm dan ke atas
Tekanan kerja minimal 10 bar.

91
5. Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)
Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene rubber
dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : minimal 12 bar.
Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates, control
nuts dan control rods dan single sphere.

6. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)


Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan
nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan
malleable iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber
flexible/expansion joints harus mempunyai working pressure : 12 bar.
Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus
dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.

7. Katup-katup lainnya
Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai working
pressure 12 bar.

 FLOOR DRAIN
1) Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan
50 mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.

2) Floor Drain terdiri dari:


 Chromium plated bronze cover and ring
 PVC neck

3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving

4) Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:


Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"

92
 FLOOR CLEAN OUT
1) Floor Clean Out yang digunakan di sini adalah Surface Opening Waterprooved Type.

2) Floor Clean Out terdiri dari :


 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving

3) Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah
dibuka dan ditutup.

 ROOF DRAIN
1) Roof Drain yang digunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproof.

2) Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.

3) Roof Drain terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :


 Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
 Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
 Bitumen Coated cover dome type

 P" TRAP
1) P" TRAP yang digunakan di sini harus jenis single inlet.

2) Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.

3) Material P" TRAP yang digunakan harus mengacu pada pipa air kotor/bekas yang
digunakan.

4) Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa buangan
air limbah yang menuju bak sewage.

 Alat-alat Plumbing
1) Alat-alat peturasan/urinal dari type flush valve.

93
2) Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.

3) Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.

 Alat-alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan
pipanya.

5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

 Pompa
1) Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

2) Pompa harus diletakan di atas pondasi menurut petunjuk pabrik dan disesuaikan
dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.

3) Semua pompa harus dilengkapi:


Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint, Pada pipa
tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint dan manometer
serta dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa pompa
sedang bekerja atau tidak.
Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.

4) Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan
lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.

5) Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total
head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau
mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

 Pipa–pipa

Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan
gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan serta kerapihan.

94
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya sesuai dengan fungsi
system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan
wartel mur atau flange.
Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan pipa flexible
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk sudut 90°
harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh menukik.
Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik
terendah dan dibuat cekung serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari
dalam.
Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air bersih dan
clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.

 Dibagian dalam toilet, Ø 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %


 Dibagian dalam bangunan Ø150 mm atau lebih kecil : 1%
 Dibagian luar bangunan, Ø150 mm atau lebih kecildan Ø200 mm atau
lebih besar : 1% .
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

95
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural
atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua perbaikannya adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Penggantung dan Penumpu Pipa


Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :

No Ukuran Pipa Interval Mendatar Interval Tegak


(mm) (m) (m)

1 ≤ Ø 50 0.6 0.9

2 ≤ Ø 80 0.9 1.2

3 ≤ Ø 100 1.2 1.5

4 ≤ Ø 150 1.8 2.1

Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

9. Pipa Dalam Tanah


Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian dengan
adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta pemadatan
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras lainnya.
Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2–2,5
m.
Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja
atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut.

96
10. Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus menggunakan alat press khusus. Selain
itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :

 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.


 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh
dengan adanya packing dan bukan seal threat.

11. Selubung Pipa


Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar
pipa ataupun isolasi.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang kedap air
harus digunakan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing sleeves”.
Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“caulk”.

12. Katup Label (Valve Tag)


Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.

97
Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan di tags
katup.
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

13. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :

 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah
itu dibilas.

6. PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik termasuk panel
kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol berikut peralatan kontrol seperti yang
ditunjukkan pada gambar perencanaan.

Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

 Ketentuan-ketentuan yang diikuti


1) Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000

2) Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik

 Material dan Teknis


1) Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan control panel harus
sesuai dengan daftar material.

2) Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat
oleh panel maker yang disetujui.
3) Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2
ohm.

4) Pengkabelan untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam conduit.

98
5) Penarikan kabel feeder tidak diperbolehkan ada sambungan.

6) Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel.

7) Starter Motor : Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik
star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

7. PENGUJIAN

1. Umum
1) Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan oleh
pelaksana Kontraktor.

2) Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum
mulai pelaksanaan pengujian.

3) Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan baik, maka
pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian lagi.

4) Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-lain,
harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.

2. Pipa dan Jaringan Pipa


1) Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan kerja
selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji saluran air
bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi” terlebih dahulu (dengan
desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian
perbagian atau panjang pipa max. 100 m.

2) Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test rendam
dengan air selama 8 jam.

3. Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor harus
menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total head berdasarkan
peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan
pada fixture unit yang paling jauh.

99
4. Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi air.
Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.

8. TRAINING

 Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah
terima pekerjaan pertama.

 Materi training teori dan pratek dilakukan sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

9. REFERENSI PRODUK

 Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

 Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk

1 Pompa Transfer Type : Centrigal End Suction (1 duty, 1 stand Grundfos/ EBARA/ Ideal
by)

Kapasitas : 1 x 100 LPM

Head : 40 M

Power : KW

2 Gate Valve 10 K Toyo / Kitz / Showa

3 Check Valve 10 K Toyo / Kitz / Showa

4 Strainer 10 K Toyo / Kitz / Showa

5 Floater Valve Ball Type Watt / Singer / YUTA / AFA

6 Foot Valve Mizu / YUTA / AFA

7 Fleksibel Connection Tekanan 10 Kg/Cm2 Tozen / Proco

8 Level Switch Watt/ Singer

9 Pressure Gauge Tekanan 15 kg/Cm2 Nagano / Wika / VPG

100
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk

10 Pipa air bersih & fitting Polypropylene Random 80(PPR-80) PN 10 Toro / Wavin Tigris Green / SD

11 Pipa Air Panas & fitting Polypropylene Random 80(PPR-80) PN 20 Toro / Wavin Tigris Green / SD

12 Pipa Air Kotor dan Bekas PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin / Pralon

13 Pipa Vent PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin / Pralon

14 Pipa air hujan Pipa PVC Class AW 10 kg/cm² Rucika / Wavin / Pralon

15 Fitting PVC Class 10 kg/cm² TSK / Rucika / SSS

16 Hanger rod Galvanized Ex Lokal

17 Clamp Galvanized Ex Lokal

18 Clean out Toto / SAN EI

19 Floor drain Toto / SAN EI

20 Roof Drain Cast Iron Antasan Bersama atau setara

PASAL 11
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. UMUM

a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh


Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.

b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.

c. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan


sehingga sistem berjalan dan beroperasi dengan baik.

d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan

101
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. PENJELASAN SISTEM

a. Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant, sprinkler
dan pemadam kebakaran ringan.

b. Sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan sistem
pillar hydrant (outdoor) dan fire landing valve (indoor).

c. Tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai "tipe basah" (wet system),
ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk sistem harus dalam kondisi
terbuka penuh dan tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.

d. Cara kerja sistem Hydrant :


 Apabila tekanan dalam pipa turun sampai ambang batas yang telah ditentukan
karena adanya kebocoran, maka jockey pump akan hidup secara otomatis
dan mati secara otomatis di ambang batas tekanan yang juga telah ditentukan
atau ketika pompa utama start.
 Apabila tekanan air dalam pipa terus turun karena satu atau lebih katup
hydrant dibuka maka pompa kebakaran utama akan bekerja secara otomatis
dan pompa Jockey mati secara otomatis. Pompa kebakaran utama mati
secara manual oleh operator.
 Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, akan segera berbunyi dengan nada
yang berbeda dengan bunyi alarm system.

3. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi system fire hydrant dan instalasi fire sprinkler
sesuai dengan gambar perancangan yang meliputi antara lain :

a. Pengadaan dan instalasi peralatan/pompa utama sistem Fire Hydrant dan


Sprinkler yang meliputi instalasi Electric Fire Pump, Diesel Fire Pump, Jockey
Pump dan Fire Control Panel dengan standard NFPA serta fixtures kebakaran
beserta pemipaannya.
b. Pengadaan dan instalasi pemipaan sprinkler, sprinkler head lengkap dengan Flow
Switch, Branch Control Valve, Main Alarm Valve dan perlengkapan lainnya.

102
c. Pengadaan dan instalasi pemipaan dan peralatan fire hydrant yang meliputi
hydrant box lengkap dengan peralatannya, hydrant pillar, hose rail cabinet, valve-
valve dan perlengkapan lainnya.
d. Pengadaan dan Pemasangan Siamese Connection untuk Fire Hydrant dan Fire
Sprinkler type sesuai standard Dinas Pemadam Kebakaran.
e. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant
dan sprinkler hingga berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk
bangunan tinggi.
f. Membantu mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan
untuk mendapatkan persetujuan bahwa Instalasi sistem fire hydrant dan sprinkler
dapat dinyatakan baik dan layak pakai oleh Dinas Pemadam Kebakaran serta
untuk Unit Pressure Tank harus mendapat sertificate dari DEPNAKER.
g. Mengadakan Training Operasional, waktu serta kesiapannya akan ditentukan
kemudian bersama Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas .

4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

a. Ground Tank
1) Ground Tank existing terbuat dari konstruksi beton bertulang kedap air dan
difinishing pada bagian dalam.

2) Tangki harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut :


 Manhole.
 Tangga pengontrol.
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa penguras.
 Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising
stamp/tungkai panjang sebagai pemutar valve.
 Elektrode water level kontrol

b. Pompa Kebakaran

1. Umum
Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air pemadam
kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat
secara otomatis.
Pompa pemadam kebakaran untuk proyek ini terdiri dari 1 pompa utama Hydrant
Listrik, 1 pompa hydrant diesel dan satu pompa Jockey.
Motor pompa harus memenuhi standar motor untuk pompa pemadam kebakaran
sesuai standar NFPA.

103
Standard pompa dan kontrol panel harus mengikuti standard NFPA.
Kelengkapan pompa pemadam kebakaran :

- Automatic air release valve


- Inlet dan outlet headers
- Inlet dan outlet valves
- Check valve anti water hammer
- Inlet strainer
- Power dan kontrol panel
- Flow regulator
- Pressure switch
- Pressure gauges
- Electric connection
- Base frame
- Announciating pump status :
- Jockey pump ON, indicating lamp ON
- Main pump ON, alarm horn & indicating lamp ON.
- Water level drop, alarm horn & indicating lamp ON.
- Water level too low, alarm horn, indicating lamp ON.

2. Jockey Pump
Unit pompa terdiri dari :

- Cast iron casing


- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mechanical seal
- Heavy duty grease lubricated bearings
- Panel kontrol dengan kelengkapan standarnya
Data teknis pompa jockey:

- Type : Vertical Multistage In Line


- Head : sesuai dengan BOQ
- Debit : sesuai dengan BOQ
- Power motor : sesuai dengan BOQ
- Speed : 2950 Rpm
- Diameter isap : 2"
- Diameter tekan : 2”

3. Electric Main Fire Pump


Unit pompa terdiri dari :

104
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mecanical seal
- Controller accomplie to NFPA 20.

Data teknis pompa :

- Jumlah : 1 unit
- Debit : sesuai dengan BOQ
- Type : Horizontal Split Casing
- Total head : sesuai dengan BOQ
- Power motor : sesuai dengan BOQ

4. Diesel Engine Fire Pump


Data Teknis Pompa
- Type pompa : Horizontal Split Casing
- Kapasitas : sesuai dengan BOQ
- Head pompa : sesuai dengan BOQ
- Type Engine : Diesel
- Putaran : 2.950 rpm
- Sistem Coupling : Direct Connected (dilengkapi dengan
pelepas coupled secara manual)
- Jumlah : 1 (satu) unit
- Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard
- Kelengkapan Engine :
- Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance-free
- Flexible coupling
- Coupling guard
- Batteries
- Battery rack
- Battery cable
- Silencer
- Exhaust Pipe
- Flexible exhaust connector
Pompa Hydrant Diesel merupakan back-up apabila pompa kebakaran elektrik
gagal beroperasi

c. Pemipaan
1) Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Shedule 40 ASTM A53 dan harus
diusahakan semuanya berasal dari satu merk.

105
2) Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe Shedule 40, Weld Type.

d. Valve-valve

Gate Valve
Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan tipe bronze body, non rising
stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed end.
Untuk valve diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan tipe flanged or lugged body,
stainless steel disk, stainless steel shaft, hand wheel operated with position
indicator. Material body : Cast Iron.
Tekanan kerja :20 K.

5. Check Valve :
Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan material cast iron body, swing
type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed end.
Untuk diameter 65 mm keatas swing silent type dengan stainless steel disk dengan body
material cast iron.
Tekanan Kerja : 20K.

6. Katub-katub yang Lain


Katub-katub yang tidak disebutkan diatas minimal mempunyai working pressure 20K.

e. Pillar Hydrant
Pillar hydrant yang digunakan di sini adalah jenis short type two way dengan main valve dan
branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang
digunakan oleh mobil dinas kebakaran kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate
valve untuk memudahkan maintenance.

f. Hydrant Boxes

Indoor Hydrant Box :


Steel box recessed type, ukuran 750mm x 1250mm x 180mm dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 1800 dan
dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Bell.

Hose rack untuk slang  40mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan
dengan lebar box.

Hydrant valve  40 mm dan  65mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.

106
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 40mm x panjang 30m lengkap couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 40 mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.

7. Outdoor Hydrant Box:


Steel box outdoor type, ukuran 660mm x 950mm x 200mm dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180 0 dan
dilengkapi stopper.

Hose rack untuk slang  65mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan
dengan lebar box.

Hydran valve  40 mm dan  65mm, chromium plated. Sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 65mm x panjang 30m lengkap couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 65 mm. Material baja galvanized, kuningan atau
perunggu.

g. Fire Brigade Connection


1) Fire brigade connection yang digunakan di sini adalah two way Siamese connection
untuk pasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.

2) Siemese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan out
coupling yang sesuai dengan standar yang digunakan oleh Dinas Pemadam Kota.

h. Valve Box
1) Bak kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan dimensi :
panjang x lebar = 60 x 60 cm dan dalamnya disesuaikan dengan kedalaman pipa.

2) Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan.

8. Sistem Pengoperasian
1) Pelayanan hydrant pilar di luar bangunan dan pelayanan dalam bangunan digunakan
satu set pompa yang terdiri dari jockey pump, electric hydrant pump dan diesel hydrant
pump dengan tekanan kerja ± 12 kg/cm2.

2) Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch pump
Control, control valve serta panel-panel pengoperasian.

107
3) Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus mengikuti
NFPA 20 standard.

9. Panel Kontrol
1) Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire hydrant pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu,
pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak engine.

2) Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya listrik
terputus pada saat terjadi kebakaran.

8.5. SPRINKLER SYSTEM

8.5.1. Peralatan Sprinkler Head

- Type : Pendant glass bulb conseal type


- Temperature ratings : 57° C
- Warna : orange
- Size : 1/2"
- Approval : EOC, UL Listed
- Pemakaian : Daerah umum

8.5.2. Jaringan Instalasi Sprinkler


1) Jaringan pemipaan sprinkler dibuat per zone dimana setiap zone dilengkapi dengan flow
switch, Branch Control Valve dan Gate Valve.

2) Flow switch berfungsi sebagai alat deteksi untuk mengetahui zone mana yang terjadi
kebakaran di mana akan ditunjukkan pada MCFA dan panel Annunciator.

3) Gate valve akan digunakan untuk menutup jaringan suplay secara manual apabila
sudah tidak diperlukan pengetesan.

8.6. FIRE EXTINGUISHER

 Untuk ruangan menggunakan Fire Extinguisher type Dry Chemical Multi Purposes
(ABC) 3.5 kg.
 Untuk Ruang Genset, Trafo, Server dan Ruang Kontrol menggunakan Cleant
Agent kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan

108
8.7. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

8.7.1. Pompa-pompa
1) Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

2) Pompa-pompa dipasang dalam rumah pompa di atas pondasi beton dengan kekuatan
dua kali berat pompa dan disesuaikan dengan dimensinya. Perletakan pompa-pompa
adalah seperti pada gambar perencanaan.

3) Pengkabelan dan alat-alat bantu harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem
dapat bekerja dengan baik.

8.7.2. Pipa

Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan
gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan serta kerapian.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantar pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan,
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
union atau flange.
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
Sambungan–sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-
alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.

109
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda
lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan
wartel mur atau flange.
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

8. Pipa Tekan
Pipa tekan dari pompa dilengkapi dengan stop valve (gate valve), non return valve
(check valve), flexible connection, dan manometer tekan.
Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna merah.

9. Pipa Induk Proteksi Kebakaran


Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
Pada header dipasang pressure switch yang mengatur mati/hidupnya masing-masing
pompa, pipa serta perlengkapan untuk pengetesan pompa.
Pada bagian-bagian tertinggi dari pipa dipasang air valve dia. 25 mm.

10. Penggantung dan Penumpu Pipa


Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list
berikut ini :

No Ukuran Pipa Interval Mendatar Interval Tegak


(mm) (m) (m)

1 ≤  20 1.8 2

2  25 ~  40 2.0 3

3  50 ~  80 3.0 4

4  100 ~  150 4.0 4

5  200 atau lebih 5.0 4

110
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang
ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

11. Pipa dalam Tanah


Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 3 m pada dasar galian dengan adukan
semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta pemadatan kembali
seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minimum 80 cm di bawah permukaan tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 – 30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras lainnya.
Pipa dibalut wrapping bahan bitumen sheet.
Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2~2,5
m.
Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja
atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut. Celah antara
selubung dengan pipa diisi pasir.

12. Selubung Pipa


Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar
pipa ataupun isolasi celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25
mm.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.

13. Sambungan Pipa


Sambungan Las

 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan las


berlaku untuk ukuran diatas Ø 65 mm. Sambungan las ini berlaku antara pipa
baja dan fitting las. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai
dengan jenis pipa yang dilas.

111
 Sebelum pekerjaan las dimulai, Kontraktor harus mengajukan kepada
Konsultan Pengawas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.

 Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas .

 Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
mencegah korosi.

 Alat las yang boleh digunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Konsultan Pengawas .

Sambungan Ulir

 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir


berlaku untuk ukuran sampai dengan Ø 65 mm.

 Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.

 Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan zink white
dengan campuran minyak.

 Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.

 Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.

 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran
dari sumber getaran.

Sambungan flanged

112
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.

14. Selubung Pipa


Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar
pipa ataupun isolasi.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air
harus digunakan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing sleeves”.
Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“caulk”.

8.7.3. Pemasangan Katup-katup


Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai dengan yang diminta dalam gambar
rencana dan spesifikasi agar sistem dapat bekerja dengan baik.

8.8. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik berikut peralatan
kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan.

Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

8.8.1. Ketentuan-ketentuan yang diikuti


1) Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000.
2) Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

8.8.2. Material dan Teknis


1) Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan kontrol panel
harus sesuai dengan daftar material.

2) Panel-panel harus dibuat dari panel 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat oleh
panel maker yang disetujui perencana dan Konsultan Pengawas .

113
3) Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2
ohm.

4) Pengkabelan untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam conduit.

5) Penarikan kabel feeder tidak diperbolehkan ada sambungan.

6) Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel.

7) Starter Motor :
 Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik star–
delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.
 Star–delta starter harus dilengkapi dengan thermal overload.

8) Panel star–delta dilengkapi dengan :


 Pilot lamp–red, green, yellow
 Ampermeter–3 phase (selector switch)
 Voltmeter 3-phase
 Reset button

8.9. TESTING

8.9.1. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan
testing disediakan oleh Kontraktor dan atau beban/biaya Kontraktor sendiri. Pada
waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil pemilik dan Konsultan Pengawas
.

8.9.2. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistem instalasi yang telah
dipasang, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah berlaku atau yang ditentukan oleh spesifikasi.

8.9.3. Kontraktor harus mengadakan pengujian pada waktu pihak Konsultan Pengawas
hadir, dan pihak Konsultan Pengawas akan menentukan apakah testing yang
dilakukan cukup baik atau diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala
biaya yang timbul dalam pengujian-pengujian ini.

8.9.4. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak lain
tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan diminta memberikan
saran-saran/masukan agar jalannya testing aman.

114
8.9.5. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada Konsultan Pengawas .
Hasil-hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi
yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.

8.9.6. Pengujian oleh dinas kebakaran harus dilakukan sampai mendapatkan Surat
Ijin/Rekomendasi untuk pengurusan IPB (Ijin Penggunaan Bangunan) segala
sesuatunya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

8.9.7. Instalasi Pipa


Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure 15 ATM
bagian per bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada
kebocoran/penurunan pada test pressure.
Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing
ini.

8.9.8. Pompa
Dapat bekerja secara otomatis dan manual.
Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun dari genset.
Head pompa sesuai dengan spesifikasi teknis peralatan

8.10. TRAINING

8.10.1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah
terima pekerjaan pertama.

8.10.2. Materi training teori dan praktek sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

8.11. REFERENSI PRODUK

8.11.1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Pengawas .

115
8.11.2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk/Produk

1 Pompa Fire Hydrant dan Standard NFPA 20, lengkap dengan Fire FAIRBANK MORSE / SPP / ITT /
Sprinkler Control, Pressure Switch & Aksesories AMSTRONG

2 Pompa Jockey lengkap dengan Fire Control, Pressure Grundfos / Fairbank Morse / SPP / ITT
Switch dan aksesories / AMSTRONG

3 Hydrant Pillar Baja Tuang QUICK FIRE / HOOSEKI/ APPRON

type Two Way

4 Hydrant Box Indoor uk: 750 x 1250 x 180 mm QUICK FIRE / HOOSEKI/ APPRON

Outdoor uk: 660 x 950 x 200 mm

Lengkap dengan fire hose, machino


coupling, variable jet spray

5 Siamesse Concection Ukuran : 1000 x 65 x 65 mm QUICK FIRE / HOOSEKI/ APPRON

Free Standing

Jenis coupling Vander Heyden

6 Pipa Fire Hydrant Black Steel Sch 40 Bakrie/Spindo/PPI

7 Fitting Class 20 k FKK/Benkan/HE/TSP

8 Gate Valve Class 20 K Toyo / Showa / Victaulic / Kitz / AFA

Rising Steam, OS&Y

9 Check Valve Class 20 K Toyo / Showa / Victaulic / Kitz / AFA

10 Strainer Class 20 K Toyo / Nibco / Showa / Kitz / KKK

11 Pressure Switch 0 – 20 kg/cm² Potter electric/Fanal

12 Pressure Gauge 0 – 20 kg/cm² Nagano / Wika / VPG

13 Main Alarm Valve Class 20 K Watts / Shurjoint / Tyco

14 Hydrant Valve Class 20 K Toyo / Nibco / Showa

15 Automatic Air Vent Cast Iron Yoshitake / Amstrong / Samyang

16 Flow Switch Detector Potter Electric / System Sensor

17 Head Sprinkler Viking / Grinnel / Tyco

116
No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk/Produk

18 Fire Extinguisher Dry Chemical Portable QUICK FIRE / HOOSEKI/ APPRON

CO dilengkapi dengan roda

19 APAR QUICK FIRE / HOOSEKI/ APPRON

PASAL 12
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA

1 UMUM

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pemasangan outdoor unit sebanyak ..... unit dan menghubungkannya ke indoor
unit dengan sistem pemipaan.
2. Pemasangan Indoor Unit (..... buah) dan sistem pemipaan conducting unit dan
drainasi kondensasi.
3. Suplai dan pemasangan untuk ventilasi exhaust toilet, termasuk suplai
pemasangan grille. Pemasangan exhaust fan untuk toilet.
4. Pemasangan fan-fan dan perlengkapannya untuk ruang pompa, ruang trafo,
ruang PLN.
5. Suplai dan pemasangan kabel power dan kontrol termasuk dalam skope
pekerjaan mekanikal untuk VAC.
6. Pekerjaan lain yang terurai dalam detail spesifikasi dan gambar.

b.. Uraian Sistem


1. System AC yang dipasang split unit – ditempatkan diluar bangunan (outdoor).
– Pada saat starting conducting unit dapat diatur lead dan lag
pengoperasiannya.
– Disamping itu conducting unit harus dilengkapi dengan sistem kontrol yang
merupakan built in dari pabrik.
2. Indoor Unit

117
– Ditempatkan didalam ruangan atau diatas ceiling.
– Motor listrik fan Indoor Unit dilengkapi dengan inverter yang di kontrol oleh
pressure differential controller.
– Start/Stop Indoor Unit harus dapat dilakukan secara sentral, disamping itu
harus dapat dilakukan secara lokal.
3. Fresh Air
– Suplai udara baru untuk keperluan AC untuk setiap lantai Indoor Unit
disuplai secara lokal.
4. Exhaust Fan untuk Toilet
– Start / Stop dilakukan secara sentral disamping secara lokal.
5. Exhaust Fan Ruang Pompa
– Fan ini start/stop dilakukan secara lokal dan sentral.
6. Keterkaitan dengan Spesifikasi yang lain
– Conducting Unit
– Indoor Unit
– Axial Fan
– Ducting
– Instalasi Pemipaan Reffrierant (dari conducting unit ke indoor unit)
– Pekerjaan Isolasi
– Kontrol & Instrumentasi

c. Perbedaan Dokumen
Adanya perbedaan dokumen pada topik/maksud yang sama selalu diambil
kapasitas, ukuran, size, uraian yang terbaik/terbesar dari beberapa dokumen yang
ada yaitu : Spesifikasi, gambar diagram, gambar plan & section, bill of material dan
quantity.

2. CONDENSING UNIT

a. Lingkup Pekerjaan
Suplai, pemasangan, pemeriksaan, pengujian instalasi Condensing Unit.

b. Keterkaitan dengan Spesifikasi Lain


– Instalasi Pemipaan
– Material Pipa dan Material Bantu.

118
c. Referensi
– ARI 520-78
– ANSI/ASHRAE 15 safety code for mechanical refrigeration.

d. Pelaksanaan
1. Pemasangan
– Unit tata udara dipasang sesuai dengan metoda dan Gambar Kerja yang
telah disetujui oleh Konsultan Perencana.
2. Pengujian
– Prosedur pengujian dilakukan berdasarkan pedoman dari pabrik pembuat
yang harus diserahkan pada Konsultan Perencana sebelum dilaksanakan.
– Pengujian dilakukan di bawah Pengawas an langsung Konsultan
Perencana dan dilaksanakan oleh tenaga ahli perusahaan yang
bersangkutan.
– Hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan Perencana segera
setelah pengujian selesai dilaksanakan.
3. Lain-lain
Sebelum Serah Terima Pertama pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Konsultan Perencana :
– Buku petunjuk operasional dan pemeliharaan.
– Surat jaminan dari pabrik pembuat
– Surat jaminan bahwa after sales service oleh perusahaan agen chiller di
Indonesia.
– Data-data, katalog, daftar spare parts, operating manual dan lain-lain
sesuai kebutuhan.

Data Sheet lihat mekanikal schedule

3. AXIAL FAN

a. Lingkup Pekerjaan
Suplai, pemasangan, dan pengujian unit axial fan untuk pressurized emergency
stair dan exhaust fan untuk basement.

b. Produk yang dikehendaki


1. Axial fan terbuat difabrikasi dari heavy gauge metal atau material lain yang
disetujui yang didisain untuk pemakaian industrial.
2. Fan harus dapat beroperasi secara kontinyu.

119
3. Fan dikopel langsung dengan motor listrik (totally enclosed equirrel cage
motor). Rating 380 V/3ph/50 Hz.
4. Jenis sudu fan adalah air foil blade fan.
5. Pelaksanaan pelumasan yang terpasang pada ducting harus bisa mudah
dilakukan.

c. Pelaksanaan
1. Katalog dan petunjuk pemasangan dari pabrik harus diserahkan kepada
Konsultan Perencana.
2. Instalasi untuk sistim ventilasi ini harus telah dilakukan interface dengan
instalasi yang lain sebelum pelaksanaan.
3. Pengujian harus dilakukan bersamaan dengan instalasi yang berkaitan.

4. Referensi MERK / Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Referensi merk / produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL / PLUMBING
1 Electrical
a Panel Maker Simetri, MNI Electrindo,
b ACB, MCCB, MCB Schneider, ABB, Chint,
c Kontaktor, Relay Omron, Telemecanique, Mitsubishi
d Kabel Daya Supreme, Tranka, Kabelindo ,Kabelmetal
e Kabel instalasi Supreme, Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
f PVC Konduit Clipsal, EGA
g Armatur Lampu Artolite, Philips, Osram
h Balast Philips
i Fitting Philips
j Capacitor Philips

120
k Tube Philips, Osram
l Stater Philips, Osram
m Saklar & Stop Kontak Clipsal, Panasonic, Schneider
2 Tata Udara
a AC Split (wall & Cassette) Daikin, Mitsubishi, Hitachi

b Fan Fantech, Panasonic,

c Pipa Refrigerant (tembaga) Poongsan, Elgin

d Pipa PVC (drain) Rucika, Wavin klas AW

e Isolasi Pipa Thermaflex, Armaflex, Amstrong, Insulflex

f Komponen Panel Listrik Schneider,ABB


Komponen ini harus disesuaikan dengan komponen yang
digunakan pada instalasi listrik

g Kabel Listrik Kebelindo, Kabelmetal

h Pabrik Pembuat Panel Omni Electrindo, Simetri


i Diffuser / Linier Diffuser Lokal (Aluminium)

j Grille, FAG, RAG, PAR Lokal (Aluminium)

3 Plumbing
a Pompa transmisi Groundfos, Wilo, Ebara

b Pompa distribusi (booster) Groundfos, Wilo, Ebara


pump)
c PVC pipe class AW, JIS Rucika, Pralon, Wavin

d Strainer Toyo, Kitz, Fivalco USA

e Check Valve Toyo, Kitz, Fivalco USA

f Flexible Joint Rise, Tozen

121
g Pipa PPR Toro, Wespex, BE

h Roof tank Fibre Penguin,Aquanor

i Pressure Tank, Priming System


Tank
j Kabel - kabel Kabelindo, Kabelmetal, Tranka

122

Anda mungkin juga menyukai