Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

1. PERATURAN DAN STANDAR


1) Syarat-syarat penjelasan, peraturan-peraturan dan uraian dalam RKS ini yang
digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini, selain itu
pekerjaan juga mengacu kepada peraturan pembangunan yang syah dan
berlaku di Indonesia selama pekerjaan ini dilaksanakan.
2) Gambar-gambar detail pekerjaan.
 Gambar kerja adalah gambar yang telah dibuat oleh konsultan perencana
dan telah disampaikan kepada Kontraktor beserta dokumen lainnya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau menambah atau mengurangi dokumen
tersebut tanpa persetujuan dari pihak direksi pekerjaan.
 Pelaksana pekerjaan bersama konsultan pengawas harus membuat gambar
shop drawing dan diagram rencana pelaksanaan pekerjaan dilengkapi
dengan perhitungan yang diperlukan. Gambar tersebut harus mendapat
persetujuan tertulis dari direksi. Kesalahan dalam pembuatan shop drawing
dan rencananya menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan dan
konsultan pengawas.
 Apabila terjadi perbedaan antara gambar kerja dan pelaksanaannya, atas
persetujuan direksi, pelaksana pekerjaan dan konsultan pengawas wajib
membuat As Built Drawing termasuk gambar detailnya. Gambar tersebut
harus dibuat dan diserahkan kepada direksi dalam rangkap 5 (Lima).
Gambar As Buiilt Drawing ini akan digunakan sebagai dasar pembuatan
berita acara serah terima pekerjaan di kemudian hari. Biaya pembuatan As
Built Drawing ini menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan dan
konsultan pengawas.
 Pelaksana pekerjaan harus menyediakan 1 (satu) rangkap gambar kontrak
lengkap, termasuk spesifikasi teknis, berita acara aanwijzing, jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan shop drawing termasuk perubahan-
perubahannya dalam keadaan baik di lokasi pekerjaan.
 Bila terjadi perbedaan antara gambar kerja dan gambar detail maka gambar
detail yang mengikat.
 Bila terdapat perbedaan skala gambar dan ukuran dalam gambar maka
ukuran (dengan angka) dalam gambar yang dipakai.
 Bila Kontraktor menemukan perbedaan antara gambar-gambar dan
spesifikasi teknis baik mengenai bahan (mutu dan jenisnya) yang dipakai
dalam konstruksi, maka Kontraktor wajib menanyakan kepada
direksi/pengguna anggaran.
 Kontraktor wajib meneliti hal-hal tersebut di atas setelah Kontraktor
menerima dokumen dari pengguna anggaran dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan (aanwijzing).
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana pekerjaan wajib meneliti
semua bagian dalam dokumen tersebut untuk disesuaikan dengan berita
acara rapat penjelasan (aanwijzing).
3) Rencana Kerja
a. Sebelum dimulai pekerjaan pembangunan, kontraktor harus bersama-sama
dengan pengawas lapangan yang ditunjuk oleh pemberi tugas merundingkan
rencana kerja waktu pelaksanaan, segera pelulusan pekerjaan.
b. Setelah disetujui maka dua eksemplar cetakan rencana kerja dan rencana
waktu pelaksanaan harus diserahklan kepada pemberi tugas dan satu
eksemplar harus berada ditempat pekerjaan.
c. Segala petunjuk dari pengawas lapangan/yang ditunjuk oleh pemberi tugas
selama masa pelaksanaan pekerjaan.
d. Perubahan-perubahan yang ditetapkan dalam berita acara.

2. BAHAN-BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN


1) Barang-barang/bahan-bahan./material bangunan yang diperlukan selama
pekerjaan ini harus disediakan oleh kontraktor, kontraktor harus menyediakan
material-material yang akan dipakai untuk dimintakan persetujuan dari pengawas
lapangan/yang ditunjuk oleh pemberi tugas dan tidak diperkenankan memesan,
mengirim dahulu sebelum ada persetujuan diberikan.
2) Jika ada bahan-bahan yang ditolak, kontraktor diwajibkan untuk segera
mengangkat bahan-bahan tersebut keluar dari tempat pekerjaan atas perintah
dari pengawas lapngan/yang ditunjuk oleh pemberi tugas selambat-lambatnya 3
x 24 jam.
3) Kontraktor harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air kerja,
penerangan, aliran listrik, dan sebagainya.
3. PENGAMANAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
1) Setelah pemborong mendapat batas-batas daerah kerja dan lain-lain
sebagainya, maka pemborong bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada
dilokasi pekerjaan mengenai :
 Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang
disengaja atau tidak sengaja.
 Penggunaan sesuatu yang keliru
 Kehilangan bagian alat-alat/bahan yang ada didaerahnya.
2) Untuk mencegah kejadian diatas, pemborong dijinkan mengadakan pengamanan
antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
3) Setiap kerusakan yang timbul akibat pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor
yang tidak termasuk dalam lingkup kontrak harus diperbaiki dan dikembalikan
pada keadaan semula oleh kontraktor dan biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor.
4) Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada
sisa-sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah pekerjaan selesai,
maka segala bahan-bahan sisa/sampah-sampah harus dikeluarkan dari lokasi,
sehingga bersih seperti keadaan semula.
5) Jalan masuk lokasi
a. Kontraktor apabila diminta oleh direksi harus membangun jalan masuk ke site,
jalan masuk tersebut berukuran lebar 4 (empat) meter dan konstruksi dengan
lapisan batu atau kemungkinan kontraktor harus memperbaiki jalan masuk
yang rusak, berlubang-lubang atau memperkuat jalan masuk sehingga
mampu untuk dilewati kendaraan beroda empat (truck) meskipun dalam
musim hujan.
b. Kontraktor apabila diperlukan dan atau diperintahkan oleh direksi juga harus
memperkuat jembatan dan gorong-gorong untuk masuk peralatan pemboran.
c. Metode penguatan jembatan atau gorong-gorong harus mengikuti petunjuk
direksi. Jalan masuk site dan penguatan jembatan ini harus dipelihara selama
pekerjaan berlangsung hingga seluruh pekerjaan-pekerjaan selesai.
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap
secukupnya :
a. Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian :
 Kapasitas/banyaknya tenaga kerja
 Pemasukan bahan bangunan
 Kegiatan pelaksanaan pada hari itu
Catatan maupun peringatan dari direksi lapangan
b. Laporan mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis – garis besar dari apa
saja yang telah dicantumkan dalam laporan harian, misal jumlah atau prestasi
pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
Pada dasarnya bentuk dan isi laporan mingguan akan ditentukan oleh direksi
lapangan.
 Laporan harian dan mingguan dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan
konsultan pengawas/direksi lapangan.
 Laporan berkala bulanan dibuat oleh konsultan pengawas yang ditujukan
untuk direksi lapangan lainnya dan kontraktor.
Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka
Kontraktor harus mengadakan pemotretan bagian–bagian
pekerjaan/bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
2) Kontraktor harus menyediakan obat-obatan/PPPK di tempat pekerjaan/lokasi
kegiatan. Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kecelakaan
yang mungkin terjadi serta atas biaya pengobatannya dan jaminan sosial lainnya
bagi para pekerja tersebut
3) Kontraktor berkewajiban menyediakan air kerja tersendiri guna kelancaran
aktifitas pelaksanaan pekerjaan bagi para pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
ini.
4) Pengukuran :
 Pengukuran titik (peil ± 0,00) untuk pembangunan adalah ditentukan bersama-
sama antara direksi dan kontraktor dengan penyesuaian terhadap gambar
kerja.
 Apabila tidak dinyatakan lain (peil ± 0,00) adalah 100 cm diatas permukaan
tanah tertinggi dan merupakan titik patokan sementara.
 Sedangkan pengukuran pekerjaan lainnya dilakukan sesuai kebutuhan
5) Pemasangan bouplank :
 Patok-patok dibuat cukup kokoh dari kayu/balok ukuran 5/7 cm sedangkan
papan bouwplank dibuat dari papan kayu klas II ukuran 2/20 cm pada bagian
atas papan tersebut harus diserut dan waterpass.
 Jarak patok dengan galian pada asnya adalah 1,50 m sedangkan jarak dari as
ke as patok maximal 2,00 m
 Semua titik-titik sumbu bangunan harus diabadikan dengan cat menie dan
paku ukuran 7 cm pada papan bouwplank
 Kontraktor berkewajiban menjaga semua patok, tanda-tanda yang penting dan
harus selalu dalam keadaan baik seperti pada keadaan semula.
6) Biaya administrasi dan dokumentasi :
Biaya admnistrasi diperuntukkan untuk memenuhi kebutuan seperti membuat
shoft drawing atau asbuil drawing, serta keperluan ATK, fotocopi dan penjilitan.
Juga untuk pelaporan harian, mingguan, bulanan, dan laporan akhir kegiatan.
Terkait dengan laporan, kontraktor wajib membuat dokumentasi yang dapat
menjelaskan keadaan awal pekerjaan (foto 0%), foto 50% dan 100%.
7) Papan nama proyek :
Pemborong wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada lokasi
pekerjaan, dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan
cukup jelas untuk dibaca, memakai papan tebal 2 cm atau dapat menggunakan
bahan sablon seperti baliho/spanduk, dengan isian seperti. Lebih jelas papan
proyek agar dibuat sesuai dengan yang ditentukan direksi teknis/ yang berlaku
pada instansi
SATUAN KERJA :........................
PEKERJAAN :. ...........................
LOKASI : . ...........................
TAHUN ANGGARAN :2023
NILAI KONTRAK :. ...........................
WAKTU PELAKSANAAN :. ...........................
KONTRAKTOR PELAKSANA : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KONSULTAN PERENCANA :. ...........................
KONSULTAN PENGAWAS : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
( Hal ini dapat di konsultasi dengan direksi/pengawas, apa bila perlu )
5. PERCONTOHAN
1) Kontraktor / pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh bahan, alat dan
material yang akan digunakan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
direksi.
2) Contoh-contoh bahan alat material dimaksud agar sempelnya disimpan
(terarsip). Disarankan dapat di kemas dalam bentuk galeri / pajangan pada
kantor direksi., atau dengan cara yang disetujui direksi, dan wajib
didokumentasikan dalam laporan kontraktor.

6. PENGGALIAN TANAH UNTUK PONDASI DAN URUGAN


1) Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus dilakukan pengupasan
tanah permukaan setebal 20 cm. Hasil kupasan ini apabila dianggap cukup baik
untuk lapisan harus ditimbun di tempat-tempat penimbunan yang telah
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2) Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi,
penampang lereng galian kiri kanan dimiringkan 10 derajat ke arah luar pondasi.
3) Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak sesuai dengan
rencana gambar pondasi, maka Pemborong diharuskan melapor kepada Direksi
Lapangan dan diminta keputusannya.
4) Jika pada galian terdapat akar-akar kayu. kotoran-kotoran dan bagian-bagian
tanah yang longgar (tidak dapat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya
kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila
dimungkinkan disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh, sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan.
5) Pengurugan tanah pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana
macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
6) Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapisi dengan pasir urug setebal
minimum 10 cm. Dibawah lantai dilapisi pasir urug setebal 15 cm.
7) Setelah pasangan pondasi cukup kuat atas izin Direksi, lubang-lubang galian
dapat diurug kembali.
8) Pada bagian dalam bangunan diurug dengan pasir urug, sedangkan bagian luar
bangunan cukup diurug dengan tanah galian.
9) Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan disiram air untuk
mendapatkan kepadatan atau dengan cara lain yang disetujui.Tebal setiap lapis
maximum 10 cm.
10) Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun di luar bouwplank dengan
penempatan yang cukup rapih.Tanah antara bouwplank dan galian harus tetap
bebas dan timbunan tanah.
11) Apabila terjadi kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakannya pondasi
sesuai gambar rencana, maka pemborong wajib melaporkan hal ini kepada
Direksi dan pihak Direksi akan mengambil keputusan.
12) Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dan galian pondasi, agar
pada saat hujan air tanah tidak menggenangi lubang galian.

7. PEKERJAAN PONDASI
1) Lingkup Pekerjaan.
a. Bentuk pondasi adalah pondasi menerus (pondasi biasa). lingkup pekerjaan
pondasi dimaksud adalah pekerjaan urug pasir bawah pondasi, pekerjaan
anstamping, dan pekerjaan pasangan batu belah (batu kali / batu gunung).
b. Pekerjaan pondasi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah terhadap
pasangan yang menggunakan bahan batu kali atau batu gunung, Terhadap
pekerjaan ini agar dikoordinasikan dengan direksi untuk mendapat
persetujuan direksi.
2) Pasir Alas Pondasi.
a. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dilakukan setelah. Seluruh lubang galian
pondasi diperiksa oleh Direksi Lapangan dan dinyatakan telah sesuai dengan
ukuran - ukuran yang tertera dalam gambar-gambar yang ada.
b. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-
potongan bahan keras yang berukuran lebih dari 1,5 cm.
3) Pondasi batu belah (batu kali / batu gunung)
a. Trimbisan batu kosong
 Trimbisan batu kosong terdiri dari batu kali/gunung yang pemasangannya
menggunakan spesi pasir.
 Pemasangan harus ditumbuk ke dalam urugan pasir dan celah - celahnya
diisi dan dipadatkan dengan pasir.
 Trimbisan ini biasa disebut batu kosong atau anstamping, yang merupakan
batu yang berukuran 15 cm, disusun rapat diatas urugan pasir dan dibawah
pasangan batu kali/gunung
b. Pasangan batu belah (batu kali/batu gunung)
 Pasangan pondasi menggunakan spesi campuran : 1 semen Pc : 5 pasir.
(Psr) terhadap batu kali/gunung dimaksud. Batu pada pasangan ini
berukuran antara 30–50 cm yang berfungsi sebagai badan pondasi suatu
bangunan
 Tinggi pondasi agar mengikuti ukuran di gambar. Apa bila ada perubahan
karena kondisi lapangan maka harus mendapat persetujuan direksi.
Perubahan tersebut agar dibuatkan asbuildrawingnya, dan harus diserta
back-up alasan dan hitungan data teknis, yang kemudian dilaporkan
dalam produk laporan kontraktor
 Khusus pasangan pondasi dari muka tanah disesuaikan dengan kondisi
tanah setempat (kedalaman tidak boleh kurang dari gambar), terhadap hal
ini kontraktor agar berkoordinasi dengan direksi untuk mendapat
persetujuan.

8. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


1) Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan dinding yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah terhadap
pasangan yang menggunakan bahan batu bata merah/batako yang dikerjakan
pada bangunan dan pada lubang kontrol.
b. Pada lubang kontrol dikerjakan dengan ukuran panjang : 60cm, lebar : 60cm,
dan tinggi : 60cm. Sedangkan untuk dinding pada bangunan ukuranya sesuai
dengan desain perencanaan. Terhadap lingkup pekerjaan ini agar
dikoordinasikan dengan direksi untuk mendapat persetujuan direksi.
c. Terkait dengan penggunaan bahan maka lingkupnya berupa campuran
pasangan antara bahan semen dan pasir serta batu bata /batako.
2) Dinding
a. Dinding dari batu bata merah/ batako dengan menggunakan adukan
campuran 1 semen (Pc) : 5 pasir (Psr).
b. Batu bata yang digunakan batu bata ex. lokal ukurannya 5 cm x 11cm x 22 cm
dengan kualitas terbaik, atau yang disetujui direksi.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam didalam bak air atau drum
hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad / siar - siar harus di kerok rapih
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e. Pasangan dinding bata sebelum di plaster harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok sedalam 1 cm serta dibersihkan.
f. Dinding batu bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² harus ditambahkan
kolom dan balok penguat ( kolom praktis ) dengan ukuran min 10 x 10
cm/sesuai dengan lebar bata dengan tulangan pokok ukuran 4Ø10 mm,
beugel Ø8 - 20 cm atau sesuai yan disetujui direksi.
g. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan beton
kolom, balok, lisplank, dll harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter
8 mm jarak 20 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang -
kurangnya 40 cm.
h. Setiap pasangan harus kontinyu, dibasahi sampai keras.
3) Pekerjaan plesteran dan acian
a. Plesteran tembok baru boleh dilakukan sesudah selesainya pemasangan
pipa-pipa saluran air dan pipa listrik.
b. Untuk tembok pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh. Siar-siar dibersihkan, dikeruk masuk dalam 1
cm.
c. Untuk tembok bagian dalam / luar dipakai campuran 1 Pc : 5 Psr.
d. Bagian beton yang akan diplester terlebih dahulu harus dikasarkan dengan
pahat sebelum diplester dibasahi dahulu dengan air semen encer.
e. Acian/penyelesaian plasteran, batu boleh dikerjakan setelah plasteran cukup
kering minimal selama 7 hari, sehingga cukup waktu bagi adukan yang akan
menyusut, untuk acian dipakai acian semen/Pc.murni.

9. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1) Material bahan beton
a. Semen
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang
baik atau yang setara sesuai persetujuan direksi. Semen yang digunakan
tidak boleh dalam kondisi sebagai berikut :
 Semen yang telah mengeras sebahagian maupun seluruhnya
 Kantong zaknya telah sobek
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam
 Semen yang sudah lama dijemur atau kena matahari.
Keamanan tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemi kian rupa
sehingga bebas dari kelembaban lantai dan percikan air.
b. Pasir beton
 Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan
organis lainnya yang harus mendapat persetujuan direksi.
 Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat -alat
pemecah batu.
 Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir
harus memenuhi syarat-syarat PBI 71 Bab. 3.3
c. Krikil /batu pecah beton
 Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari
pemeca-han batu.
 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971 Bab3.
 Bahan batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
 Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untuk pasangan batu kosong bawah pondasi harus
berstruktur cukup kuat awet serta tidak keropos.
 Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci dengan air
sampai bersih. Penumpukan bahan krikil / batu pecah beton harus
dipisahkan dengan material lain.
d. Besi beton
 Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi
dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24
dan U-39 sesuai PBI 1971.
 Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat - cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
 Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan
petunjuk gambar kerja, yaitu Ø10” dan Ø12” untuk tulangan dan Ø8
untuk beugel pada slof, balok, kolom maupun ring balk sesuai gambar.
Memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan PBI 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
direksi dan biaya menjadi tanggungan kontraktor.
e. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
Dalam konteks pekerjaan ini disarankan memanfaatkan air sumur bor yang
sudah ada sebagai air / air bersih.
f. Dimensi pekerjaan beton
Setelah pek. Pondasi, dilakukan pekerjaan beton dengan spesi 1:2:3 termasuk
begisting sesuai dengan bestek, kelas dan mutu beton adalah yang memenuhi
Standar Indonesia PB NI-2, PBI 1971. Besi yang digunakan untuk pekerjaan
gedung tersebut sebagai berikut :
 Sloof 15/20, besi Ø12 mm sebanyak 4 Batang, beugel/sengkang besi Ø8
mm dengan jarak 15 cm.
 Kolom Struktur 15/20, besi Ø12 mm sebanyak 4 dan besi Ø10 mm
sebanyak 2 batang, beugel/sengkang besi Ø 8 mm dengan jarak 15 cm.
(overstek 40 cm kedalam pondasi).
 Kolom Praktis ukuran 15/15, besi Ø12 mm sebanyak 4 batang,
beugel/sengkang besi Ø8 mm dengan jarak 15 cm. (overstek 40 cm
kedalam pondasi).
 Balok Latei ukuran 10/15, besi Ø10 mm sebanyak 4 batang,
beugel/sengkang besi Ø8 mm dengan jarak 15 cm.
 Ringbalk ukuran 15/20, besi Ø12 sebanyak 4 batang, beugel/sengkang
besi Ø8 mm dengan jarak 15 cm.
 Balok Gewel ukuran 15/15, besi Ø12 sebanyak 4 batang, beugel/sengkang
besi Ø8 mm dengan jarak 15 cm.
 Pekerjaan beton tak bertulang adalah meliputi pekerjaan rabat lantai tebal
5, 10 dan 15 cm.
g. Pemberitahuan sebelum pengecoran
Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting kontraktor
diwajibkan memberitahukan direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila
hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui
oleh direksi, maka kontraktor diwajibkan membongkar beton yang sudah
dicor dengan biaya sendiri untuk memperbaikinya.
2) Pembongkaran bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan
sesuai PBI 1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton
mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu
berlangsung.
c. Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai
pembongkaran bekisting pada PBI 1971.
d. Kontraktor wajib memberitahukan direksi pada waktu akan membongkar
bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan
persetujuan direksi, tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal
tersebut.
e. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga)
minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah
berumur 3 – 7 hari dengan persetujuan Direksi.
10. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP
1) Rangka menggunakan kayu lokal Kayu Klas II ukuran 6/12 cm (balok) atau
kanal C-75-100 dan Gording menggunakan Kayu Klas II ukuran 5/10 cm atau
baja ringan V-45-80 sesuai gambar rencana.
2) Penutup atap bangunan meggunakan bahan seng BJLS 0.30 mm, spandek
0,30-0,45 atau multiroof 0,30-0,45 sesuai gambar rencana.
3) Pemasangan listplank menggunakan woodplank lebar 30 cm atau setara
dengan ukuran sesuai gambar rencana
Terhadap semua item pekerjaan ini agar di koordinasikan dan harus mendapat
persetujuan direksi.
11. PEKERJAAN LANTAI
Tanah dasar dan lapisan pasir urug dibawah lantai
1) Tanah dasar harus bebas dari sampah dan ketinggiannya disesuaikan dengan
gambar desain dan dipadatkan dengan stamper/frog hammer.
2) Pasir urug mempunyai fineness modulus tidak kurang dari 1.8. Urugan yang
tebal, setiap 15 cm agar di padatkan dengan air dan stamper, setelah itu
diurug lagi lapisan berikutnya dengan batasan sesuai gambar rencana.
3) Lantai Ruangan dan Selasar menggunakan keramik Putih polos ukuran 60 x
60 cm atau ukuran 40 x 40 cm (Disesuaikan dengan Gambar Rencana)
4) Lantai wc/km menggunakan keramik Putih polos ukuran 20 x 20 cm
(Disesuaikan dengan Gambar Rencana)
5) Dinding wc/km menggunakan keramik Putih polos ukuran 20 x 25 cm
(Disesuaikan dengan Gambar Rencana)
Terhadap semua item pekerjaan ini agar di koordinasikan dan harus mendapat
persetujuan direksi.

12. PEKERJAAN RANGKA PLAFON DAN PENUTUP


1) Pekerjaan Rangka dikerjakan dengan menggunakan Pipa Holow ( 40 x 40 x 2
mm) berkwalitas baik dan dilaksanakan dengan mengacu pada gambar
rencana.
2) Pekerjaan Ram-ram/kisi kisi atau sun screen mengunakan pipa holow ukuran
40 x 20 x 2 mm di pasang pada bagian depan bangunan di sesuaikan dengan
gambar rencana.
3) Pekerjaan Lapisan Penutup Gipsum modul 60x60 dengan ketebalan bahan 8
mm dengan kualitas bahan dikerjakan dengan rapih sesuai dengan
permintaan dari pihak pemilik kegiatan dan bahan yang di gunakan
berkwalitas baik dan tidak mudak rusak, warna disesuaikan dengan gambar
rencana.
4) Pekerjaan pemasangan tulisan dengan ukuran tinggi huruf 50 cm dan tebal
huruf 5 cm dipasang pada bagian depan bangunan dengan Nama font tulisan
“ TAMAN PERAIRAN FLORES TIMUR“ dan dibawahnya dengan tulisan
“Provinsi Nusa Tenggara Timur” dengan ukuran tinggi huruf 25 cm dan
tebal huruf 4 cm (Font Batang) dengan material akrilik dgn warna dan posisi
penempatan disesuaikan dengan permintaan atau disesuaikan dengan
gambar kerja.
13. PEKERJAAN PINTU
1) Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu dan daun pintu panil (seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar
2) Bahan/produk
a. Kosen yang digunakan :
 Bahan Papan untuk pekerjaan pintu dan list pintu adalah kayu jati, atau
sejenis sesuai yang disetujui direksi
 Bentu Sesuai gambar yang disetujui direksi.
 Finish Vernis / pletur.
b. Bahan penyambungan
Untuk pemasangan kosen pintu dan boven pada dinding wajib diperkuat
dengan angkur atau stek besi, dan neut beton, supaya lebih kuat.

14. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1) Kunci dan pegangan pintu


Untuk pintu-pintu panil digunakan kunci tanam jenis fortuner atau yang
setara, atau sesuai petunjuk direksi lapangan.
2) Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu biasa atau
sesuai yang disetujui direksi. Semua engsel harus sejenis, dipasang
sekurang-kurangnya minimal 2 buah (disesuaikan dengan RAB) untuk setiap
daun pintu, menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan
warna engsel.
3) Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
a. Untuk pintu kayu digunakan engsel yang mampu menahan beban pintu,
yang jumlah pemasangannya memperhitungkan beban pintu, minimak 3
buah untuk 1 daun pintu.
b. Untuk semua pintu digunakan kunci tanam merek fortuner lengkap dengan
handle, atau yang sesuai persetujuan Direksi. Kunci tanam dipasang
setinggi 90 cm dari lantai
c. Pemasangan harus rapih, sehingga dapat ditutup / dibuka dengan mudah.
d. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu., atau sesuai petunjuk Direksi.

15. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1) Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oleh instalatur yang memiliki
Surat Ijin Kerja Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti
pengalaman kerja dibidangnya.
2) Untuk pekerjaan instalasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) tahun 1987 dengan seluruh perubahan yang ada.
3) Pekerjaan instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam
pekerjaan ini adalah pemasangan instalasi dalam saja dan sampai menyala.
4) Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam
pipa PVC Ø 3/8” yang dipasang tertanam ketembok .
5) Penempatan titik lampu, saklar, stop kontak dan sekring cast harus
disesuaikan dengan gambar rencana. Saklar dan stop kontak yang dipakai
dari jenis tanam warna putih dan untuk listrik yang bertegangan tinggi 1300
VA.
6) Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, NYM dengan ukuran 4 mm atau
2,5 mm (asli) sesuai kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN
ukuran 2,5 mm yang dipakai untuk sambungan aliran dari saklar kesetiap titik
lampu (sesuai gambar/ RAB persetujuan Direksi/Pengawas).
7) Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung
arde harus ditanam sedikitnya 1 m dibawah tanah sampai kedalam yang
selalu basah, ujung arde tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang
terbuat dari batangan tembaga ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,2m dan
digabungkan dengan pipa galvanis ukuran Ø 1,5”.

8) Jenis lampu yang digunakan sesuai BOQ, lengkap dengan aturnnya


pemasangan sesuai dengan gambar detail.
9) Panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan
terhadap kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
10) Peralatan dalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikannya
11) Lingkup Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari
instalasi/Jaringan dalam Ruamh sakit atau Genset, penyediaan bola lampu,
kabel -kabel, pipa-pipa PVC, dan sebagainya sehingga listrik menyala.
Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan
jumlah yang tertera dalam gambar dan BOQ. Titik Lampu dan Stop Kontak
mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah
dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi
pada titik tersebut.
Bahan-bahan yang digunakan :
Kabel NYWGBY
Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti. Lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.
Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelubungi inti
Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5mm2.
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
Steker, stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
Bola lampu pijar, SL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk
Philips, atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL : Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih
didepan, abu-abu di belakang. Lampu TL yang dipakai 100
watt, Travo merek setara Balast , Sinar atau sejenisnya, Stater
Merek setaraf Philips atau sejenisnya

Fittin : Bagi TL 100 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %


Pengabelan di dalam harus disolder Kap merek SUN atau
sekualitas.
Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan/grounding) dari kabel B.C.
12) Penggunaan
1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel
digardu induk kedistribution panel ditiap- tiap bangunan. Diluar
bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
2. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam
dinding.
3. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan.
13) Pedoman Pelaksanaan
1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan
gambar instalasi listrik. Pemasangan instalasi listrik berikut
penggunaan bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan
dengan sistem tegangan 220 Volt.
2. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong
boleh menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin usaha
instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari
Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN (bila
perlu)
3. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban
penuh selama 1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya
yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

16. PEKERJAAN FHINISHING


1) Cat.
a. Bidang yang akan dicat diberi menie- kemudian diplamur sampai lubang-
lubang pori-pori terisi sempurna-selanjutnya di cat.
b. Untuk warna-warna pada pengecatan, harus menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama. Warna yang
dipilih adalah warna cat yang diajukan oleh kontraktor dan mendapat
persetujuan direksi
c. Menggunakan plamur sebagai dasar. plamur yang digunakan adalah
plamur jenis masker atau sesuai yang disetujui direksi
d. Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
e. Lapisan pengecatan kayu terdiri dari 1 (satu) lapis plamur, 1 (satu) lapis cat
dasar dan 2 (dua) lapis cat penutup
f. Setiap lapis pengecatan dikerjakan setelah lapis di bawahnya benar-benar
kering.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang dinding merupakan bidang
yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran
2) Cat dinding
a. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar sejenis
mateks, atau sesuai dengan yang disetujui direksi beserta warnanya.
b. Sebelum dinding di cat dasar/filler/plamur, plesteran sudah harus betul-
betul kering, tidak ada retak-retak dan pemborong harus meminta
persetujuan direksi Lapangan.
c. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan percobaan warna sudah
disetujui Direksi lapangan, bidang dinding yang akan di plamur diamplas
dengan amplas besi halus No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan
Roller..
3) Cat kayu dan penutup atap
a. Cat kayu pada pekerjaan ini dimaksud untuk mengecat kosen pintu dan
boven / ventilasi, serta listplank
b. Menggunakan dumpul untuk membentuk permukaan kayu yang tidak lurus,
dumpul jenis scim coad plus, atau yang sesuai dengan persetujuaan direksi
c. Penerapan ini (point a s/d i) juga diterapkan pada pengecatan plafond, atau
sesuai dengan yang disetujui direksi.
d. Penerapan ini (point a s/d i) juga diterapkan pada pengecatan ATAP
menggunakan cat jenis zinkchromate atau yang setara. Point ini agar
sesuai dengan persetujuan direksi.
4) Menie kayu dan vernis
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecetan seluruh rangka langit,
rangka-rangka atap , daun pintu dan kosen, dan bagian lain yang disetujui
direksi.
b. Menie yang digunakan adalah sejenis merk polibest atau yang setara, atau
sesuai dengan yang disetujui direksi..
c. Sebelum pekerjaan cat menie dilakukan, bidang yang akan di menie harus
diamplas dengan amplas kasar dan dilanjutkan dengan amplas halus
sampai permukaan bidang licin dan rata.
d. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas no 3 atau sesuai
yang disetujui direksi, dilakukan 1 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang
kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
h. Untuk pengecatan dengan vernis agar mengikuti syarat-syarat penggunaan
vernis tentunya sesuai petunjuk pengawas lapangan dan direksi teknis

17. PENYELESAIAN DAN PEMBERSIHAN AKHIR


1) Kontraktor wajib meneliti kembali pekerjaan pekerjaan yang telah diselesaikan
serta mengerjakan pembetulan pembetulan kekurangan, perbaikan perbaikan
dan lain lain yang masih harus disempurnakan.
2) Setelah selesai seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan daerah
kerja antara lain mem-bongkar konstruksi konstruksi penolong, perlengkapan
perlengkapan pembantu, bahan-bahan bekas tak terpakai sampai bersih
seluruhnya sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/ Pengawas.
3) Sisa sisa bahan bangunan, peralatan dan bangunan yang dibeli dengan biaya
dari Proyek adalah menjadi milik Proyek/Pemberi Tugas.
4) Apabilah seluruh pekerjaan selesai dikerjakan kontraktor harus merestorasi
lokasi tersebut sehingga mendekati keadaannya semula dan pembayaran
ganti rugi atas biaya sendiri kontraktor seandainya terjadi kerusakan.

18. PEKERJAAN LAIN-LAIN :


 Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus
telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta
kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan.
 Demi kelancaran kegiatan, harus memperhatikan penempatan bahan /
material dan lalu lintas.
 Menghubungi Pabrikan untuk memesan material yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis Barang yang dipersyaratkan.
 Pengiriman barang dan menyelesaikan jasa terkait sesuai dengan jadwal
pengiriman dan penyelesaian.
 Atas tanggungan sendiri mengepak barang sedemikian rupa sehingga barang
terhindar dan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan selama masa
transportasi atau pada saat pengiriman dari tempat asal barang sampai ke
tempat tujuan akhir.
 Pengepakan barang harus memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi
mutu barang antara lain penangan barang secara kasar, suhu udara yang
ekstrim, kadar garam dan penguapan, penyimpanan di tempat terbuka,
jauhnya jarak menuju tempat tujuan akhir dan ketiadaan fasilitas penanganan
barang yang memadai.
 Pengepakan, penandaan dan penyertaan dokumen identitas barang di dalam
dan di luar paket barang harus sesuai dengan instruksi tambahan yang diatur
dalam SSKK dan instruksi lain yang diberikan secara tertulis oleh PPK.
 Mengatur pengangkutan barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan)
sampai dengan tujuan pengiriman.
 Volume dalam Bill of Quantity terlampir tidak mengikat kontraktor wajib
menghitung kembali.
 Khusus untuk jenis dan kualitas pekerjaan tidak boleh dirubah/dihilangkan
tanpa persetujuan Penanggungjawab Kegiatan dan perubahannya harus
dibuat berita acara perubahan.
 Apabila terjadi perbedaan antara voleme pekerjaan dengan gambar rencana
dan atau kondisi lapangan, maka yang dipakai adalah spesifikasi teknis,
gambar rencana dan kondisi lapangan beserta perubahannya sesuai Kontrak
Kerja berserta lampirannya.
 Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada
masing- masing pasal diatas, kecuali apabila tidak ada pekerjaan yang tidak
tersebutkan dalam uraian ini yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar
mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh pelaksana atas petunjuk konsultan pengawas dan ijin
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau pengguna anggaran yang
didasar atas gambar rencana serta rencana anggaran biaya (RAB).
 Spesifikasi Teknis dan RKS ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan ini.
 Jika ada hal-hal lain yang belum tercantum dalam Dokumen Lelang ini
diharapkan agar Kon traktor terlebih dahulu berkonsultasi dengan
Direksi/Pengawas di Lapangan sebelum pekerjaan dimulai/dikerjakan sesuai
dengan tiap-tiap Pekerjaan dan Jenis Item Pekerjaan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai