Anda di halaman 1dari 16

METODE PELAKSANAAN

PENDAHULUAN

Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis)
serta penjelasannya ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan
pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan
dalam pekerjaan ini. Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah
suatu metoda pelaksanaan yang tepat untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepat guna, tepat
waktu dan tepat mutu.
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk
menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan -
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat
keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan
terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.

RAPAT PRA KONSTRUKSI (PRE CONSTRUCTION MEETING)

Dalam waktu 3 atau 7 hari setelah Penandatanganan Kontrak, kontraktor


akan / harus mengikuti Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
yang dihadiri Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas, dan Pihak Kontraktor
serta pihak-pihak yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membahas
semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.

URAIAN UMUM

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor wajib


mempelajari dengan seksama gambar kerja dan syarat pelaksanaan
serta berita acara penjelasan pekerjaan. Selain itu kontraktor wajib pula
membuat safety management plan, metode kerja, jadwal pelaksanaan
kerja (time schedule dengan baseline yang telah ditetapkan), daftar
peralatan yang dimiliki serta personil yang terlibat dan harus mengikuti
seluruh peraturan yang masih berlaku di Indonesia pada umumnya dan
mengikuti seluruh peraturan dan regulasi yang berlaku di daerah
Kota/Kabupaten.
Kontraktor juga harus melaksanakan sosialisasi kepada pemerintah dan
masyarakat setempat mengenai pelaksanaan pekerjaan dan hal-hal
lainnya terutama pada daerah yang akan dibangun agar pelaksanaan
pekerjaan dapat berlangsung lancer dan aman.
b. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada project manager jika terjadi
hal-hal berikut :
Ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar,
Ada perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) untuk mendapatkan keputusan

c. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada kontraktor


(selama pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian
kerja dan dianggap bahwa kontraktor mengetahui benar-benar
mengenai hal-hal berikut :
Letak bangunan yang akan dibangun
Batas-batas persil/kaveling maupun keadaannya pada waktu itu
Keadaan kontur tanah
Aspek – aspek engineering dan konstruksi terkait dengan issue Health,
Safety, Environment, dan Security (HSES).

d. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaannya hingga selesai dan


lengkap, termasuk :
Membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan
maupun menyediakan bahan-bahan bangunan alat-alat kerja dan
pengangkutan,
Membayar upah kerja dan lain-lain.

e. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 2 (dua) salinan


gambar-gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) di tempat
pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh pemilik proyek dan
project manager.
f. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan proyek ini, antara lain :
Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan
lain-lain yang disesuaikan standar peraturan-peraturan yang
dipergunakan di dalam RKS ini.

Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/persetujuan


dari project manager sebelum akan dimulai pelaksanaannya.

g. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh
project manager, terutama yang menyangkut pekerjaan penyelesaian
maupun perapihan (finishing works).
Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan
penyelesaian/perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak
kontraktor yang benar-benar ahli.
Catatan : Metode Pelaksanaan ini disesuaikan dengan Surat Edaran Menteri
Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 Tentang Pemberlakukan
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Pengamanan Pantai.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan persiapan adalah :


a) Papan nama proyek
Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
proyek yang mudah dilihat umum dan pagar proyek selama pelaksanaan
proyek. Pemasangan tersebut bersifat sementara, dicabut kembali setelah
mendapat persetujuan pemilik proyek.

b) Kantor project manager, kantor kontraktor, Gudang / Stelling


Kerja
Setiap kontraktor wajib menyediakan kantor project manager,
tempat para staf project manajer melakukan tugasnya, yang bisanya
menjadi tanggungan kontraktor. Gudang bahan-bahan serta tempat
penimbunan material yang harus terlindung seperti pasir, besi beton,
dan lain-lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Khusus untuk gudang
semen agar lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara, minimal 30
cm di atas permukaan lantai plesteran.

c) Pengukuran kembali / MC awal (Pemasangan Bowplank)


Kontraktor harus mengerjakan pengukuran kembali untuk menentukan
batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan
gambar rencana. Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap
yang tidak boleh diganggu. Dalam hal pengukuran, pelaksanaan peil,
ukuran tinggi dan ukuran dasar sbb :
 Kontraktor bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan
dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat pelaksanaan ini.
 Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu
bagian pekerjaan akan selalu dapat mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan/ selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut
mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu
sama lainnya dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan
kepada project manager pelaksanaan setiap terdapat
selisih/perbedaan ukuran. Kontraktor tidak dibenarkan untuk
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan project
manager pelaksanaan
 Sebagai peil dasar/induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah
dibuat oleh konsultan.
 Penetapan titik/peil dilakukan kontraktor di lapangan dengan alat
teropong waterpass atau theodolite yang baik dan ditera
kebenarannya terlebih dahulu.
 Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus
segera dilaporkan kepada project manager pelaksana untuk diperiksa.
 Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
Adanya pengawasan dari project manager tidak mengurangi
tanggung jawab tersebut. Pengukuran sudut siku hanya dilakukan
dengan pesawat theodolite.Pengukuran siku dengan benang secara
azas segitiga pytagoras hanya dilakukan untuk bagian-bagian ruang
yang kecil menurut pertimbangan project manager pelaksanaan.
 Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu
yang nyata dan kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa
bergerak-gerak ataupun berubahubah. Setelah pemasangan papan
bangunan selesai, harus dilaporkan kepada project manager untuk
diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilakukan.

Dari hasil pengukuran kembali ini sebagai acuan untuk pembuatan MC


Awal untuk perhitungan adanya perubahan volume pekerjaan tambah
kurang dan MC Awal ini harus diperiksa oleh konsultan pengawas dan
disetujui oleh direksi / pemilik pekerjaan

Setelah Proses ini selesai bisa dilanjutkan dengan Pengukuran Dan


Pemasangan Bouwplank, hal ini dapat dilihat seperti contoh gambar
dibawah ini :

d) Mobilisasi (Angkutan Bahan)


Mobilisasi peralatan, personil dan bahan/material dilaksanakan
sebelum pekerjaan dimulai.
Peralatan yang dimobilisasi sesuai kebutuhan pekerjaan sbb :
1. Excavator 1 unit
2. Dump Truck (3,5 – 10 ton) 2 Unit
3. Theodolite 1 Unit
4. Beton Molen 2 Unit
5. Concrete Vibrator 2 Unit
6. Alat Bantu 2 Set

Peralatan, personil dan bahan demobilisasi sesuai rencana / jadwal


pelaksanaan pekerjaan atau didahulukan mendekati jadwal agar
pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat.

e) Pembersihan Lokasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan atau pada saat pengukuran lokasi
pekerjaan dibersihkan dan jika perlu maka penebangan pohon dilakukan
seperlunya, pohon-pohon rindang atau tanaman ornamen tertentu
dipertahankan dari penebangan. Semua pohon-pohon, batang-batang
pohon, akar-akar dan lain sebagainya yang ditebang harus dibongkar
sampai kedalaman 50 cm di bawah permukaan lahan, seperti tripping dan
permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah),
dan bersama-sama dengan segala bentuknya harus dibuang pada tempat-
tempat yang tampak dari tempat
pekerjaan, menurut cara yang praktis yang telah disetujui project
manager.

Material-material yang tidak dikehendaki (seperti sampah, sisa-sisa


bahan, akar-akar dan lain-lain) atau tanah yang tidak diizinkan project
manager untuk dipakai, harus disingkirkan/dibuang keluar daerah lokasi
proyek, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaan

II. PEKERJAAN PENGAMAN PANTAI

Dalam pekerjaan bangunan pengamanan pantai yang perlu diperhatikan


adalah pasang – surut air laut, hal ini dapat mempengaruhi efektivitas
kerja. Kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan perkiraan jadwal pelaksanaan dapat mempengaruhi
lamanya waktu pekerjaan. Seperti dalam pekerjaan penggalian tanaah
berpasir dan dilanjutkan dengan pemasangan geotekstile sebelum urugan
batu bolder. Faktor Pasang – Surut , cuaca ekstrem dapat mempengaruhi
lamanya pekerjaan.
Sesuai dengan gambar, kami akan menjelaskan pekerjaan berdasarkan
item pekerjaan yang termasuk dalam Rencana Anggaran Biaya. Adapun
bentuk bangunan pengaman pantai dapat dilihat pada gambar dibawah ini

a) Galian Tanah Berpasir Menggunakan Alat


 Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan
menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau
menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi.
 Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian
tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah
tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.

1. Dump Truck
2. Tumpukuan Batu (Batu Kosong, Bolder, ataupun Material Lainnya)
3. Exkavator
4. Tanah galian
 Pekerjaan galian dengan material berupa Tanah berpasir yang dapat
dilakukan dengan excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya
lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena
kondisi lapisan endapan sehingga alat excavator tidak dapat bekerja
secara maksimal.
 Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan
dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material
bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia
Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.

b) Buis Beton Segi Delapan


Pencetakan dan Pembongkaran (H = 1 Meter dan H 1,5 Meter)

Gambar Detail penulangan dan ukuran Bois Beton

 Pembutan beton PraCetak Untuk dimensi (H = 1 Meter dan H 1,5


Meter) Seperti pada gambar diatas
 Pembuatan Mal Bois Beton sesuai dengan ukuran berdasarkan
Shop Drawing
 Penulangan (Pembesian) Setelah pencetakan mal beton.
Memperhatikan jarak, ukuran besi yang disesuaikan dengan
gambar kerja.
 Setelah proses penulangan selesai dapat dilakukan dengan
pengecoran. Pengecoran disesuaikan dengan mutu beton, dalam
hal ini adalah beton mutu K-225

c) Cor beton Bertulang


Pelaksanaan pengecoran Bois Beton dilakukan setelah pemasangan
bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran
dilakukan serentak untuk semua bois beton. Didahulukan untuk ukuran
1,5 m dikarenakan ois beton ukuran ini berada pada perletakan /
susunan terbawa selanjutnyadapat dilanjutkan dengan bois ukuran H =
1 M.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, mixer
lengkap dan lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan
pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak
memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran,
panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan
“kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar rencana.
- Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah
dan kotoran dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control
menagement mutu material harus mencapak K-225.
- Menuangkan spesi beton kedalam bekisting BOIS BETON dengan
pump concrate dengan dibantu tenaga pengecor dalam
pemadatan beton dengan vibrator concrate.
- Bekisting balok dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah
mencapai 21 hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan
berhati-hati untuk menghindari terjadi patah pada bois beton.

Gambar Bois Beton (Mutu K225)

d) Pasir Pengisi Buis dan Antara Buis


- Urugan pasir dituangkan kedalam susunan bois beton, Bisa
menggunakan alat maupun dengan cara biasa
- Penggunakan pasir didalam ataupun diselah-selah bois beton
diperuntuhkan untuk pemadatan antara bois satu dengan yang
lainnya
- Urugan pasir diisi kedalam bois beton, hal ini dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini.
e) Angker Ǿ 12 mm (Pengikat)
- Angker besi berdiameter Ǿ 12 mm
- Pemotongan besi disesuaikan dengan panjang pengkat antara bois
satu dengan bois lainnya
- Setelah bois selesai disusun besi angker yang dipotong langsung
diikatkan ke antara bois
- Tujuan angker adalah sebagai pengikat bois, untuk lapisan
pertama susunan bois beton H 1,5 m dengan dua bois yang
sejajar seperti pada gamabr dibawah ini :

-
- Susunan Angker antara Bois berukuran H 1,5m dan H 1m
- Susunan angker pada bois H 1 m dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

f) Pasang Filter Cloth (Geotextile 300 Gr/M2)


Pemasangan
- Setelah proses penggalian tanah dengan alat ekskavator, pastikan
membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya
yang dapat menghambat proses subgrade
- penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar
di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau
kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotextile dapat
dilalukan secara fleksibel (melintang atau memanjang).
- Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang
memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk
dilakukan pemotongan dan penyambungan.
- Penyambungan Geotextile yang satu ke lainnya dapat di lakukan
dengan cara saling melewati (overlap) atau dengan cara di jahit
(sewn).
- Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah
30cm-100cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan
teknik pelaksanaan
- Penjahitan panel Goetextile dapat dilakukan di lapangan
menggunakan mesin jahit portable atau menggunakan tenaga
generator.
- Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat
pekerja. Panel yang belum di jahit dapat disiapkan di gudang
dalam berbagai macam panjang dan lebar yang di perlukan
- Penyebaran dan Penempatan Agregat
- Sesudah Geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah
selanjutnya adalah menebar dan menempatkan agregat yang
sudah di pilih untuk di letakan di atas Geotextile

g) Urugan Batu Bolder Ø 50 cm - Ø 100 cm


- Sesudah lapisan geotextile selesai dibagian atasnya dapat
dilakukan dengan menebar batu bolder
- Ukuran batu bolder yang dipakai harus disesuaikan dengan
persutujuan direksi
- Penyusunan batu dilakukan dengan alat berat serta tenaga
manusia sehingga diperoleh permukaan yang sesuai dengan
gambar rencana

1. Tumpukan Batu Bolder


2. Ekskavator
3. Pekerja
4. Batu Kosong pelindung

h) Timbunan Tanah Didatangkan 1 > 3 Km


- Timbunan tanah digunakan ketika tanah dilokasi tidak cukup atau
membutuhkan tanah dengan spesifikasi khusus
- Letak timbunan tanah disesuaikan dengan shop drawing, dapat
dilihat pada STA rencana
- Volume timbunan disesuaikan letak elevasi tanah asli di lokasi
tersebut
- Metode penimbunan tanah dapat menggunakan alat berat maupun
tenaga manusia

i) Pek. Pasangan Batu Kosong


- Pekerjaaan ini berkaitan dengan
dudukan pondasi,
- Batu yang digunakan berbentuk
pipig/elips, biasanya terdapat di
kali.
- Batu disusun berdiri
- Letak dan prosedur penggunan
batu kosong dapat dilakukan
setelah penyusunan bois beton

j) Urugan Pasir di Bawah Rabat Beton


- Urugan pasir ditujukan sebagai landasan dan pemadatan setelah
berlangsungya pekerjaan pasangan batu kosong
- Pasir yang dihampar dapat dilakukan dengan tenaga manusia
maupun dengan alat berat
- Ketebalan hamparan pasir disesuaikan dengan gambar rencana

k) Pek. Cor Rabat Beton 1 PC : 3 PS : 5 Krl


- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai
kerja.
- Cor rabat adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar, ketebealan dapat
disesuaikan dengan gambar.
- Air, Semen, agregat halus dan agregat kasar dicampur
berdasarkan spesifikasi
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau
ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul
maupun sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah
ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level
satu dengan yang lainnya
- Pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup
semua landasan
- Rabat beton dikerjakan setelah pengerjaan hamparan pasir diatas
batu kosong
- Spesi diratakan sedemikian rupa hingga rata permukaanya

III. PEKERJAAN LAIN-LAIN


a) Pengujian Mutu Bahan
- Pengujian Mutu Bahan dilakukan terlebih dahulu dengan cara
mencari Formula Mix Design sampai Kekuatan Beton K-225 dan
umur beton (& Hari, 14, 28 Hari), selanjutnya dilanjutkan Trail
lapangan. Sehingga pekerjaan yang dilaksanakan yaitu geotextile
- Setiap pengecoran dilakukan Slump Test dan harus mengambil
sampel (kubus atau silinder) untuk dilakukan pengujian di
laboraorium (uji Kekuatan Beton), hal ini dimaksudkan untuk
menjaga mutu beton K-225
- Pengambilan sampel / trial pengecoran dilakukan bertahap dan
diawasi oleh konsultan maupun pihak direksi

b) Pembersihan / Perapihan sisa hasil galian


 Pembersihan, perapihan lokasi dan demobilisasi pekerjaan
dilakukan sebelum Serah Terima dan sebagai tanda berakhirnya
kegiatan

IV. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN, TAHAPAN PELAKSANAAN


PEMELIHARAAN SEJAK PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN (PHO)
SAMPAI DENGAN PENYERAHAN PEKERJAAN KEDUA (FHO)
Masa pemeliharaan proyek adalah masa perawatan pasca pembangunan
selesai yang dinyatakan dengan berita acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO) dalam waktu yang telah disepakati antara pemilik
bangunan dan kontraktor yang tertuang dalam kontrak kerja sampai
dengan penyerahan pekerjaan kedua (FHO). Perbaikan bangunan dalam
masa pemeliharaan merupakan tanggung jawab kontraktor.
Kegiatan dalam masa pemeliharaan proyek antara lain sbb :
 Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan
adalah saat bagi kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat
memberikan produk dengan kualitas terbaik
 Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak
seperti laporan pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek,
tagihan pembayaran dan sejenisnya

V. METODE RENCANA PENERAPAN SISTEM MANAGEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

A. Penerapan Sistem Managemen Keselamatan dan


KesehatanKerja (SMK3) dalam pekejaan konstruksi.
UMUM
Perusahaan kami berkomitmen pada kebijakan K3 terhadap
pelaksanaan aktivitas pekerjaan dalam keadaan aman, yang artinya
efisien dan memenuhi Peraturan Perundang-Undangan K3 & Lingkungan
Hidup. Tujuan kami adalah untuk memberikan lingkungan kerja yang
bebas dari kecelakaan. Kami telah mengenali potensi-potensi bahaya
yang timbul baik dari peralatan maupun lingkungan serta menekan dan
meminimalkan bahaya tersebut. Tenaga kerja merupakan sumber daya
yang berharga. Ketika kualitas dan produktivitas menjadi kritis terhadap
operasi kinerja kami, hal tersebut akan berdampak pada menurunnya
tingkat keselamatan personil atau perlindungan terhadap lingkungan.
Untuk mencapai tujuan yang berupa meningkatnya sistem keselamatan
dan kesehatan kerja, diperlukan adanya kerjasama dan pemahaman
yang baik mengenai K3 dari seluruh tim diperusahaan. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan
disamping aspek mutu atau kualitas produksi. Sehingga perusahaan
memiliki kebijakan K3 dan prosedur manual yang telah dikembangkan
untuk selalu menjadi panduan dalam melaksanakan pekerjaan yang
diharapkan dapat mencapai salah satu tujuan mengenai K3 yaitu “Zero
Accident”. Kerjasama dan partisipasi aktif Anda dalam kebijakan K3 ini,
sangat diharapkan dan kami hargai.

Ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja


(K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan :

1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses


produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerjadan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNo. 09/PRT/M/2009
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SDIREKSI3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1Tahun 1970 (Tambahan
Lembaran Negara No. 1918) dan peraturan terkait lainnya

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

1. Pihak Kami akan membuat, menerapkandan memelihara prosedur untuk


identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang
telah disetujui oleh DIREKSI.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang
kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3
sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3
Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K setiap bulan
secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung
Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat
menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut: terali
pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap jatuh.
Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja

a. Membuat terali pengaman lokasi kerja sepanjang tepi lantai kerja atau
tempat kerja yang terbuka.
b. Menggunakan Jaring Pengaman, Jika pelataran kerja atau tempat kerja
berada di atas jalan umum dan untuk mencegah jika ada bahaya
material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, dan pengamanan
daerah di bawah pelataran kerjaatau tempat kerja bebas dari akses
orang.
PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK
K3.

Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan


K3 dengan volume sesuai kebutuhan seperti diuraikan berikut ini:

1. Helm safety
2. Sepatu safety
3. Safety harness
4. Sarung tangan
5. Rompi safety
6. Ear plug
7. Masker
8. Kacamata safety
9. Baricade
10.Tali pengaman
11.Jaring Pengaman
12.Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3
13.Tempat sampah organic dan non organic
14.Tangga scaffolding
15.Lampu Trobolight
16. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
17.Jas Hujan
18.Kotak P3K
Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3

 Identifikasi bahaya dan Resiko K3 pada setiap item pekerjaan


yang dilaksanakan sesuai Daftar Kuantitas dan Harga.
 Pengendalian dan penanganan bahaya dan Resiko K3 pada setiap
item
AS BUILT DRAWING
a. Pihak Penyedia jasa dengan petunjuk Direksi diharuskan membuat As
Built Drawing.
b. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk / keadaan
pelaksanaan oleh Penyedia jasa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan dari Pihak Direksi terhadap pekerjaan terpasang (ukuran,
bentuk, peil daan sebagainya).
c. Penyerahan As Built Drawing kepada Pimpinan Proyek dilakukan
sebelum pekerjaan 100 % (Penyerahan Pertama, dan diserahkan dalam
3 rangkap (asli + 4 copy)
KETENTUAN LAIN – LAIN
a. Penyedia wajib menghormati hari libur, upacara keagamaan dan
perayaan resmi. Bila Keadaan mendesak sehingga pekerjaan harus
tetap berlangsung, Penyedia jasa harus melaporkan pada aparat Pemda
setempat dan Direksi.
b. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lingkungan sekitar pekerjaan
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
penyedia jasa dan harus diperbaiki kembali.
c. Pembersihan akhir adalah bagian akhir dari keseluruhan kegiatan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor yang meliputi :
perbaikan pekerjaan Galian Tanah, Buangan Tanah Galian Pasangan,
Pelesteran, Pengecoran ,Acian serta Pekerjaan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan kegiatan Pekerjaan dan dilaksanakan sebelum di lakukan
penyerahan Pertama pekerjaan.
d. Visualisasi Kegiatan dilaksanakan sebelum dilaksanakan kegiatan
pekerjaan serta tahapan kegiatan fisik sampai dengan selesainya
kegiatan pekerjaan sebagai dokumentasi / visual dan dokumentasi.

PENUTUP
Demikian uraian metode pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di
dalamnya dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

Manado, 21 Juni 2017


Mengetahui
PT. AMRI MARGATAMA CAPITAL

FARASDAK A. ALAMRI
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai