Anda di halaman 1dari 30

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR CAMAT BUNGKU UTARA


LOKASI : BATURUBE KEC. BUNGKU UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2016

Metode Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dilapangan

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lapangan, pas. Bowplank, Pagar
Pengaman Keliling (bila ada), Direksi Keet, Kantor Lapangan, Gudang, Bedengan
Pekerja, Air dan Listrik, Asuransi, papan Proyek serta K-3 yaitu sebagai berikut :

1. Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja


Sambil mengadakan pembersihan lokasi, Pekerjaan Base Camp, Direksi Keet
dll didirikan pada lokasi proyek. Dalam Base Camp didirikan bangunan
kantor lapangan/kontraktor, tempat tinggal/barak, bengkel, gudang dan
sebagainya. (Sesuai yang diminta dalam dokumen pelelangan dan gambar
rencana). Semua kegiatan, monitoring dan administrasi proyek dikerjakan
didalam Direksi keet.

2. Pengadaan Penerangan.
Base camp dan lokasi disekitar proyek disediakan alat penerangan sebagai
penunjang dalam pelaksanaan pekerjaan. Sumber penerangan dapat
diambil dari perusahaan listrik maupun dari mesin pembangkit listrik yang
disediakan oleh kontraktor.

3. Pengadaan Air Kerja.


Pengadaan Air disediakan oleh kontraktor pelaksana untuk digunakan baik
dalam pekerjaan maupun keperluan para pekerja sehari hari seperti
memasak, mandi dan cuci.

4. Buat Papan Nama Proyek.


Papan nama dibuat dari bahan kayu dan Pplastik Baliho yang diberi
keterangan berupa papan nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai proyek,
lokasi proyek dan lainlain yang memperjelas keterangan proyek yang
sedang dikerjakan. Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia
dibantu dengan alat lainnya seperti palu, gergaji, dll. Selanjutnya papan
nama diletakkan pada lokasi sekitar proyek yang mudah untuk dilihat dan
dikenali oleh public.

1
5. Asuransi dan K-3.
Setiap pekerja akan diasuransi JAMSOSTEK untuk mendapatkan jaminan
keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan dalam
melaksanakan pekerjaan akan diberlakukan sistem K3 untuk menjaga
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerja akan dilengkapi
dengan sarana dan prasarana K-3 seperti Safety shoes, masker, helm dan
lainya yang seiring dengan pekerjaan.

2
3
4
5
6
7
8
9
10
6. Mobilisasi Personil.
Personil yang akan dimobilisasi disesuaikan dengan daftar usulan personil
yang diusulkan dan dilaksanakan pada saat setelah kontrak kerja ditanda
tangani.

11
7. Mobilisasi Peralatan.
Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi
keterangan lokasi, peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan pada
lokasi yang aman/dalam base camp dilokasi proyek agar mudah digunakan
dalam pekerjaan nantinya.

8. Mobilisasi Tenaga Kerja.


Mobilisasi tenaga kerja dijadwalkan sesuai kebutuhan dan urutan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dilapangan. Selanjutnya tenaga kerja ditempatkan
pada barak kerja yang telah disediakan dilokasi proyek agar mudah
berkoordinasi.

9. WAKTU PELAKSANAAN
Semua pekerjaan persiapan dilaksanakan pada minggu pertama.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan Beton Bertulang

1) Asumsi
a) Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi pekerjaan
poor plat, sloof, kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan
menggunakan tenaga manusia, concrete mixer, Ready Mix, vibrator
concrete, dump truck dan alat bantu lainnya.
b) Lokasi Pekerjaan : Pada lokasi pekerjaan beton bertulang sebagaimana
yang tertera dalam gambar rencana.

2) Material
a) Semen digunakan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada dan
dibawah ke site pekerjaan dalam kemasan standar.
b) Agregate yang didatangkan adalah agregate yang mempunyai
gradasi dari yang halus sampai kasar yang disesuaikan dengan
spesifikasi maupun ketentuan ketentuan dalam pembetonan.
c) Perletakan dilaksanakan sedemikian rupa , sehingga bebas dari
kontaminasi dengan bahan bahan yang dapat merusak.
d) Air yang digunakan untuk pengecoran adalah air yang bersih dan
tidak mengandung lumpur dan bahan kimia lainnya yang dapat
merusak beton.
e) Besi yang digunakan adalah besi yang mempunyai dimensi yang
dipersyaratkan dalam gambar rencana.
f) Penyimpanan besi tulangan bebas dari kontaminasi langsung dengan,
tanah lembab, aspal, olie, gemuk dll.
g) Bahan yang digunakan untuk bekesting/mall adalah Multipleks dan
balok dengan kualitas klass III.

12
3) Urutan Kerja
a) (Jika dipersyaratkan), Sebelum diadakan pengecoran, sample bahan/
material untuk beton (Aggregate, pasir, semen) diadakan mix design
dilaboratorium untuk menentukan komposisi material pengecoran
agar target mutu beton yang direncanakan dapat tercapai (atau
cukup menggunakan komposisi campuran sesuai koefisien dalam analisa
harga satuan pekerjaan beton), selama pelaksanaan pengecoran
berlangsung dibuatkan kubus kubus beton 15 x 15 x 15 cm, yang
nantinya pada saat kubus beton tersebut telah cukup umur, 7, 14
dan 28 hari , diadakan pengetesan kuat tekan dilaboratorium.
b) Bekesting / Cetakan.
- Pembuatan cetakan/ bekesting harus memenuhi syarat-syarat dalam
spesifikasi yang telah ditetapkan.
- Dalam pelaksanaan seluruh konstruksi beton bertulang, tidak boleh
terjadi kesalahan dalam pembuatan cetakan.
- Bekesting yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung
beban sementara dan berat sendiri beton sesuai dengan jalannya
kecepatan pengecoran. Semua bekesting diberi penguat dasar dan
silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama
pelaksanaan dapat dihindari.
- Susunan bekesting dengan penopang harus teratur dan tertata cukup
rapi. Agar kekurangannya dapat dengan mudah diketahui.
- Pada celah-celah sambungan papan, jika ternyata dapat
mengakibatkan lolosnya air semen keluar, maka akan disumbat dengan
kertas semen basah sebelum pengecoran.
c) Pembesian
- Pengukuran dan pemotongan besi dilakukan diluar area kerja
pengecoran.
- Besi yang telah diukur dan dipotong selanjutnya diangkut kearea
pengecoran yang bekestingnya telah selesai dikerjakan, dimana
besi tersebut dirakit / diikat sesuai komposisi / kelompok kelompok
tulangan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
- Besi yang digunakan adalah besi dengan dimensi yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
- Tulangan yang akan digunakan harus disimpan dengan baik, bebas dari
kontaminasi langsung dengan tanah lembab, aspal,
olie/minyak/gemuk.
- Pengikat tulangan digunakan kawat beton dengan diameter 1,00 mm.
d) Pengecoran
- Sebelum pengerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua
pekerjaan bekesting baja tulangan, pemasangan pipa-pipa instalasi
air dan instalasi listrik serta angkur angkur yang harus ditanam

13
dalam beton, sudah harus terpasang dan telah mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi Teknik / Konsultan Pengawas.
- Dipastikan peralatan concrete mixer dan vibrator concrete yang akan
digunakan telah siap pakai.
- Acuan / bekesting harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
menyemprotkan air bersih sehingga semua kotoran tersapu bersih.
- Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin
setelah bidang acuan dibasahi dengan air.
- Bila pengecoran pada salah satu bagian konstruksi terpaksa harus
diputuskan, maka tempatnya harus terletak pada batas/ siar
pelaksanaan yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk konstruksi beton
bertulang.
- Selama pengecoran berlangsung adukan beton pada acuan
harus dipadatkan dengan menggunakan alat penggetar (Vibrator
concrete).
- Pemakaian bahan additive harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi
teknis/konsultan pengawas yang disertai hasil percobaan laboratorium.
e) Perawatan Beton
Beton yang telah dicor terutama pada plat lantai harus dijaga
agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban selama + 14 hari
yaitu dengan menggunakan atau menutup permukaan beton
dengan karung - karung yang senantiasa basah, atau sesuai petunjuk
direksi teknis/konsultan pengawas.
f) Pembongkaran bekesting
Pembongkaran bekesting dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur beton yang telah dibuat
dengan memperhatikan syarat minimal yaitu :
- Bekesting pada sisi vertical struktur dapat dibongkar setelah 7 (tujuh) hari,
dengan syarat bahwa beton telah cukup keras dan tidak cacat pada
saat pembongkaran dilaksanakan.
- Bekesting pada sisi yang disanggah dengan penumpu, tidak boleh
dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyanggah beratnya sendiri dan beban pelaksanaan atau beban
lainnya yang akan dipikul oleh struktur beton tersebut.
- Dalam hal apapun, bekesting pada struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum mencapai umur 14 (empat belas) hari
Semua prosedur kerja pembetonan, baik pembuatan bekesting /
cetakan, perakitan besi, pengecoran, pemeliharaan beton dan
pembongkaran bekesting, harus mendapatkan persetujuan dari direksi
teknik/ konsultan pengawas sebelum memulai pekerjaan.

14
FLOW CHART PEKERJAAN BETON BERTULANG

MULAI

MATERIAL AJUKAN REQUEST / MATERIAL


SHOP DRAWING BESI & BENDRAT
BEKISTING
YA

AJUKAN MATERIAL
(PASIR, KERIKIL,
PEMBUATAN PEMBUATAN
YA BEKISTING
BEKISTING
MIX DESIGN

TIDAK TIDAK TIDAK


CEK CEK CEK

YA PERSIAPANYA YA
PENGECORAN
(PASIR, KERIKIL, SEMEN)

YA
PENCAMPURAN
(MOLEN)

YA
PENGANGKUTAN
(ARCO)

YA
PENGECORAN +
PEMADATAN

TIDAK
CEK

PERAWATAN
BETON

SELESAI

15
C. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN PLESTERAN
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Bata Batu Camp. 1:3 dan 1:5
1) Asumsi :
a. Pekerjaan menggunakan : Tenaga kerja, alat bantu, beton
molen
b. Lokasi Pekerjaan : Pada daerah sesuai gambar rencana
2) Uraian :
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pemasangan dinding batu bata
sebagai berikut :
a. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pasangan trasram yaitu semua
pasangan yang dilaksanakan mulai dari sloof sampai setinggi + 30
cm pada seluruh dinding dan pasangan untuk dinding km / wc
setinggi 60 cm dari sloof beton.
b. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan selain yang disebutkan pada point 3.2.a.
diatas.
c. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
3) Material
a.Batu bata yang digunakan adalah batu bata yang keras dan baru.
b. Ukuran batu bata yang digunakan disesuaikan dengan spesifikasi
yang ada.
c. Adukan yang digunakan disesuaikan peruntukan pasangan
d. Semen yang digunakan adalah semen yang mutu baik, tidak berbatu,
semen yang dibawah ke tempat pekerjaan dalam kemasan standar
dari pabrik dan terlindung.
e. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan tidak memiliki
kandungan organik dan lumpur.
f. Semua contoh bahan batu bata dan semen diajukan ke Direksi Teknik
/ Konsultan Pengawas untuk disetujui.
4) Urutan Kerja.
a) Pasangan dinding batu bata dilaksanakan pada tempat
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
b) Sebelum memulai pemasangan, batu bata yang akan dipasang harus
disiram / direndam sampai jenuh.
c) Batu bata yang terpasang harus tegak, dimana lajur kenaikannya
diukur tepat dengan tiang lot, dimana pola ikatan pasangan harus
terjaga dengan baik.
d) Potongan batu bata tidak digunakan kecuali pada pertemuan /
sudut.
2. Bila pasangan batu bata selesai dilaksanakan, siar pada pasangan tersebut
dikeruk agar plesteran dapat melekat dengan baik.

16
3. Pekerjaan Plesteran Camp. 1:3 dan 1:5
1) Asumsi :
a) Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia
dan alat bantu.
b) Lokasi Pekerjaan Pada lokasi plasteran dinding dan peruntukan
pada bagian tersebut diatas.
2) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pasangan plasteran
dinding dan kolom sebagai berikut :
a) Plasteran dinding bata 1 Pc : 3Ps
Plasteran ini dilaksanakan untuk plasteran pada semua dinding
bata trasram dan kolom beton.
b) Plasteran dinding 1 Pc : 5 Ps
Plasteran ini dilaksanakan untuk plasteran pada semua
dinding selain yang disebutkan pada point 4.2.a.

3) Material
a) Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih, bebas dari
bahan organik, lumpur dan bahan lain yang dapat merusak.

17
b) Air yang digunakan untuk pencampuran adalah air bersih
yang bebas dari bahan yang berbahaya seperti garam, alkali
dan bahan organik lainnya.
c) Semen yang digunakan untuk disesuaikan dengan spesifikasi
serta masih dalam kemasan standar.
d) Semua contoh bahan sebelum digunakan harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknik / Konsultan
Pengawas.
4) Urutan Kerja.
a) Dinding bata yang akan diplester , dibersihkan dan disiram
permukannya.
b) Menyiapkan adonan spesi yang disesuaikan dengan
peruntukkannya.
c) Pekerjaan yang dilaksanakan harus rata (tegak lurus) dan tidak
bergelombang.
d) Pada plasteran kolom , pertemuan sudut sudut kolom harus
benar- benar siku dan tegak lurus dengan cara mengukur dari
iang lot.
e) Tidak diperkenankan mengadakan pekerjaan ini pada waktu
hujan.
f) Segera setelah plesteran diadakan pekerjaan acian.
.
FLOW CHART
PEKERJAAN PLESTERAN

18
4. Pek. Pasangan Keramik
1) Asumsi
a) Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia
dan alat bantu.
b) Lokasi Pekerjaan Pada lantai dan dinding sebagaimana , yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
2) Uraian.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan material keramik, material adukan
dan pemasangan keramik, baik lantai, dinding, maupun
pemasangan keramik pada km/wc dan pasangan plint keramik.
3) Material
a) Keramik yang digunakan adalah keramik dengan ukuran 30x30
cm, 20x25 cm, 20x20 cm, dimana warna dan motif ditentukan
oleh pemilik proyek.
b) Baik dinding keramik, lantai maupun plint keramik, penggunaan
motif dan warna ditentukan oleh pemilik proyek . Sedang untuk
kualitas dan ukuran mengikuti spesifikasi yang ada serta petunjuk
teknis dari Direksi teknik / konsultan pengawas.
c) Semua contoh keramik yang akan digunakan, diajukan kepada
Direksi teknis/ konsultan pengawas untuk disetujui.
d) Pasir yang digunakan untuk speci pada pemasangan keramik
adalah pasir yang bersih serta bebas dari bahan organik dan
lumpur.
e) Semen yang digunakan adalah semen yang direkomendasikan
pada spesifikasi maupun petunjuk teknis dari Direksi teknik /
konsultan pengawas.
4) Urutan kerja.
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan keramik ini dilaksanakan, maka
terlebih dahulu diajukan shop drawing (gambar rencana/pola
perletakan keramik yang akan dikerjakan, baik pada lantai,
maupun pada dinding) untuk mendapatkan persetujuan.
b) Pada pasangan keramik pada lantai I semua dasar perletakan
keramik adalah cor beton dengan ketebalan 7 cm.
c) Pada lantai II keramik dipasang diatas plat lantai yang telah
cukup umur dengan perekat spasi 1 Pc : 2 Ps.
d) Untuk dinding keramik, permukaan dinding terlebih dahulu
diplester rata kemudian keramik ditempatkan dengan
menggunakan pasta saus semen yang disetujui Direksi teknik /
konsultan pengawas.
e) Pemasangan lantai keramik dibuat rapi, dengan siar yang saling
tegak lurus serta mengikuti peil yang ditentukan dalam gambar
rencana.
f) Setelah keramik terpasang , maka celah / naad antara keramik
tersebut diisi dengan pasta pengisi yang disetujui, dimana hasil

19
pengisian naad tersebut dapat memenuhi unsur estetika
bangunan.
5) Pembersihan Lokasi.
a) Sebelum pemasangan keramik dilaksanakan, semua permukaan
lantai ex terbakar telah dibersihkan dengan sempurna (lantai II) ,
permukaan cor plat (lantai II) dan dinding yang akan dipasangi
keramik telah dibersihkan dari segala macam kotoran sisa-sisa
kebakaran, debu dll yang dapat merusak daya lekat spasi
keramik terhadap cor/beton dibawahnya.
b) Keramik yang telah terpasang dan celah/naad telah terisi
dengan pasta pengisi maka semua permukaan keramik yang
telah terpasang rapih dibersihkan dari sisi sisi semen/spasi
maupun sisa pasta pengisi naad. Pekerjaan ini dilaksanakan
sebelum spasi/pasta pengisi belum mengeras.

FLOW CHART
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

5. Pekerjaan Acian 1:7 dan Acian Saus Semen


1) Asumsi :
a) Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia
dan alat lainnya .
b) Lokasi pekerjaan dilaksanakan pada permukaan dinding yang
telah diplester.

20
2) Uraian.
a) Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pasangan pekerjaan
acian pada dinding dan kaki pondasi sebagaimana yang tertera
dalam gambar rencana.
b) Komposisi adukan untuk acian adalah 1Pc : 7 kpr.
3) Material.
a) Material yang digunakan adalah kapur acian dan semen,
dimana kapur yang digunakan adalah kapur mild atau kapur
bakar yang bersih.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan acian ini dilaksanakan, semua
contoh bahan yang akan digunakan, diajukan kepada Direksi
Teknik / konsultan pengawas untuk disetujui.

FLOW CHART
PEKERJAAN ACIAN.

D. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


1) Asumsi :
a. Pekerjaan menggunakan : Tenaga manusia dan alat bantu.
b. Perkiraan kuantitas : Tercantum pada RAB
c. Lokasi pekerjaan : Pada rangka atap yang telah
terpasang.

2) Uraian :
Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia dan
alat bantu lainnya.
21
3) Material
Rangka menggunakan Kayu yang digunakan adalah yang
mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis. Sebelum
pekerjaan ini dimulai, terlebih dahulu mengajukan contoh
barang/material yang akan digunakan kepada Direksi Teknik /
Konsultan Pengawas.

4) Urutan Kerja.
a. Pekerjaan Rangka plafond menggunakan kayu kelas II dilaksanakan
dilokasi pekerjaan, dimana konstruksi tersebut dipasang dan
disesuaikan dengan ukuran yang ada pada gambar yang
selanjutnya dibentuk sesuai pola yang ditentukan.
b. Rangka yang akan dipasang disesuaikan dengan jarak dan bentuk
pada gambar rencana dan dudukan pada ringbalk.
c. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon
menggunakan Gipsum board 9 mm.
d. Semua pertemuan bidang Gipsum board ditutupi dengan isolasi
agar tidak terjadi ruang yang terbuka.
e. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat kuat dan tidak
mudah lepas dan diperkuat baut dan mur
f. Listplank dipasang setelah pemasangan kuda kuda baja ringan
telah selesai dipasang dan rangka atap.
g. Semua pekerjaan dianggap selesai dan siap dipasang atap bila
telah diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Direksi teknik /
konsultan pengawas.

E. PEKERJAAN Kosen kayu DAN KACA


1. Pekerjaan Kosen Pintu, Jendela dan Ventilasi
1) Asumsi :
a) Pekerjaan menggunakan Tenaga kerja dan alat bantu lainnya.
b) Lokasi pekerjaan kosen pintu sebagaimana yang ditunjukkan gambar
rencana
2) Uraian.
Pekerjaan ini meliputi, pengadaan bahan, pengerjaan dan pemasangan.
3) Material
a. Kayu digunakan untuk kosen pintu dan jendela sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Kayu yang digunakan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada.
4) Urutan Kerja.
a) Material Kayu dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana
sehingga pada saat pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok
dan kosen begitupun antara kosen dan pintu / jendela yang akan
dipasang.
b) Pemasangan rangka kosen dilaksanakan bersamaan pasangan batu.
c) Pemasangan kosen rata dan tegak lurus satu sama lain.
d) Pekerjaan dianggap selesai bila semua hasil pekerjaan telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.
22
F. PEKERJAAN PENGECATAN
1) Asumsi :
a. Pekerjaan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu lainnya.
b. Lokasi Pekerjaan meliputi dinding dan plafond
2) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pengecatan, perapihan dan
pembersihan.
3) Material
a. Material cat yang digunakan untuk cat tembok mengikuti petunjuk
spesifikasi yang ada.
b. Semua contoh bahan cat diajukan kepada Direksi teknik / konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum digunakan.
4) Urutan Kerja
a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan, apabila semua bagian
pekerjaan yang akan dicat telah selesai dilaksanakan, dimana
pekerjaan pengecatan merupakan finishing dari semua pekerjaan
yang dilaksanakan.
b. Pengecatan plafond dan dinding sebagaimana yang ditunjuk pada
gambar rencana. Semua permukaannya yang telah dicat harus rata,
halus serta memperlihatkan warna yang sama..
c. Pekerjaan pengecatan dianggap selesai bila, telah diadakan
pemeriksaan oleh Direksi Teknik / Konsultan Pengawas.
23
G. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1) Asumsi
a. Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia, alat
bantu dll.
b. Lokasi Pekerjaan : Pada semua tempat / lokasi sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar rencana dan instruksi teknis dari direksi teknik /
konsultan pengawas.
2) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangannya.
3) Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan
contoh kepada direksi teknik / konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk digunakan.
b. Semua material yang digunakan mengikuti material yang diisyaratkan
dalam spesifikasi yang ada.
c. untuk penanaman pipa dan kotak saklar dilaksanakan sebelum plesteran
dilaksanakan.
d. Untuk pemasangan stop kontak dan lampu, dilaksanakan setelah
pengecatan selesai. Atau sesuai petunjuk dan instruksi teknis dari Direksi
Teknis / Konsultan Pengawas..
4) Urutan Kerja
Instalasi
a. Pemasangan instalasi disesuaikan dengan tegangan yang terpasang,
untuk penerangan dan stop kontak menggunakan kabel NYM 2x2,5 mm2
NYM 2x2,5 mm2 dengan pelindung PVC diameter 5/8.
b. Untuk instalasi yang menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel
NYY 4x16mm, Kabel NYY 4x25mm, Kabel NYY 4x70mm, Kabel NYY
4x150mm, Kabel NYY 4x240mm disesuiakan dengan fungsi dan besaran
panel.
c. Semua penyambung kabel menggunakan terminal box atau ditutup
dengan las dop, pemasangan instalasi listrik di kerjakan sebelum plafon
ditutup dan pelesteran dinding dikerjakan.
d. Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan menggunakan
kawat BC,
e. Khusus pentanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam
kedalam tanah dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang
diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diameter .
.
Pipa dan Fitting
a) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC
dalam bangunan kecuali untuk feeder dan NYY tanpa pipa.
b) Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di
atas pipa instalasi.

24
c) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan
pipa flexible jenis PVC.
d) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pegetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang
sesuai yaitu socket, elbow, Tdoos, cross-doos, terminal 3 M.
Kotak-kotak dan saklar
a) Kotak-kotak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor
mounted.
b) Kotak-kotak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15A dan
mengikuti standard VDE..
c) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak dinding dan push
button dipakai dari jenis bahan metal atau plastik jenis pasangan reles
mounted atau surface mounted.
d) Kotak-kotak dinding yang dipasasng 30 cm dari permukaan lantai dari
ruang-ruang yang basah / lembab jenis water tight atau sesuai gambar.
e) Saklar type standard warna putih, jenis pasangan surface mounted.
Dalam supply sakelar harus lengkap dengan box tempat duduknya dari
bahan metal atau plastik. Kotak-kotak dan saklar yang akan dipakai
adalah type tanam dalam dinding dan dipasang pada ketinggian 300
mm dari permukaan lantai untuk kotak-kotak dan 1500 mm untuk saklar
atau sesuai gambar detail.
f) Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor meminta persetujuan
dari pihak Manajemen Konstruksi dan pihak Interior.
g) Kotak-kotak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
water Tight, Industrial type IP 44 sampai dengan 56.
h) Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari
Direksi / Manajemen Konstruksi.

Pemasangan Instalasi Penangkal Petir.


1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan.
2) Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan
contoh kepada direksi teknik / konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk digunakan.
b. Semua material yang digunakan mengikuti material yang diisyaratkan
dalam spesifikasi yang ada.
3) Urutan Kerja
e. Pekerjaan ini dilaksanakan : Untuk penangkal petir, yakni bersamaan
dengan penyelesaian pemasangan penutup atap.

25
FLOW CHART
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pengadaan Pas. Batu Bata,


Material
MULAI plesteran

Ajukan Sampel Penentuan Ttk


stop kontak/Lampu

Penggalian jalur
Pipa Listrik

Pemasangan
Pipa Listrik

Pemasangan
Panel

Instalasi Listrik

Testing &
commissioni

SELESAI

H. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Kotor.
1) Asumsi
a. Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia, alat
bantu dll.
b. Lokasi Pekerjaan : Pada semua tempat / lokasi sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar rencana dan instruksi teknis dari direksi teknik /
konsultan pengawas.
2) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangannya.
3) Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan
contoh kepada direksi teknik / konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk digunakan.
b. Semua material yang digunakan mengikuti material yang diisyaratkan
dalam spesifikasi yang ada.
4) Urutan Kerja
4.1. Air bersih

26
a. Perpipaan dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan
peralatan.
c. Semua pipa dan fitting dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran.
d. Pekerjaan perpipaan dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Reducer dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada
posisi horizontal dasarnya harus datar untuk memungkinkan
drainase. Perpipaan untuk uap harus menurun searah dengan aliran
uap.
h. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus
seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 100 mm atau lebih kecil : 1 %
Dibagian luar bangunan
Garis tengah 100 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 150 mm atau lebih besar : 1 %
i. Semua pekerjaan perpipaan dipasang secara menurun kearah titik
buang.
j. Katup (valves) dan saringan (strainers) dibuat mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled)
tidak boleh menukik.
k. Sambungan-sambungan fleksible dipasang sedemikian rupa dan
angkur pipa secukupnya untuk disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.
l. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh diambil lurus tepat kearah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian
penyempitan.
m. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk
mencegah masuknya benda benda lain.
n. Semua galian, juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

27
o. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan
listrik.

4.2. Air Kotor


a. Pemasangan Pipa
- Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang
cukup.
- Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda
keras/tajam.
- Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada
dasar galian dengan adukan semen.
- Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
- Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
- Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus,
kemudian tanah kasar.
b. Pemasangan Sambungan Fleksible.
Sambungan fleksible harus disediakan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
c. Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk sampai dengan 40 mm.
- Kedalam ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting bisa masuk
pada pipa dengan diputar pipa sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henepdan
zinkwite dengan campuran minyak.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan
pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter
dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
d. Sambungan Solvent
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan
Solvent yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari
pabrik pipa.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
- Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
e. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut
:
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve.
- Pada Waste Fitting dan SIPHON.

28
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan
bukan seal threat.
f. Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus konstruksi beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja,
untuk yang mempunyai kedap air (water proofing) harus dari jenis
flushing sleeves.
- Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau Caulk.
g. Pembersihan.
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan
seksama,

Sistem Air Bersih


- Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
tekanan air pada tekanan tidak kurang dari tekanan kerja
ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam
jangka waktu 1 jam.
- Kebocoran-kebocoran diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
- Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilipas
(diputus) dari hubungan- hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.

Sistem Air Limbah/Kotor.


- Pipa-pipa tekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan
kerja tambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
- Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0
meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.

29
FLOW CHART
PEKERJAAN INSTALASI AIR

Pengadaan Material Pas. Batu Bata, plesteran,


MULAI keramik

TIDAK

Ya
Ajukan Sampel Penentuan Ttk stop
kran/Kran

Penggalian jalur Pipa


Listrik

Pemasangan PipaYa
/ TIDAK
Sambungan

Pemasangan Gate Valve


80mm

Check Gate Valve

Ya
TIDAK
Testing & commissioni

SELESAI

I. PEKERJAAN AKHIR.
a. Pekerjaan dokumentasi dilaksanakan pada progres fisik 0 %, 25 %, 50 %, 75 %
dan 100%.
b. Pembersihan akhir, Pembersihan akhir dilaksanakan pada saat semua
kegiatan pelaksana fisik selesai 100%.

Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat dan diajukan untuk melaksanakan


Pekerjaan BATURUBE KEC. BUNGKU UTARA
Ampana, 14 Juni 2016

CV. TRA'CO CIPTA ANDINI

SAIFUDDIN JAFAR, Ah.T


Direktur

30

Anda mungkin juga menyukai