Anda di halaman 1dari 69

METODE PELAKSANAAN

Renovasi Aula dan Pembangunan


PTSP Kejaksaan Tinggi Banten
Kejaksaan Tinggi Banten
METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Renovasi Aula dan Pembangunan PTSP Kejaksaan Tinggi


Banten
Waktu Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2019

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana

4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mengadakan/mendatangkan/mempersiapkan peralatan-peralatan, tenaga kerja,
serta alat berat yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
5. Pekerjaan Pembongkaran Dinding
Pembongkaran dilaksanakan secara manual oleh beberapa orang pekerja dengan
diawasi oleh mandor menggunakan peralatan seperti Breker, Godam, Linggis,
Martil dan alat bantu lainya. Hasil bongkaran dibuang keluar lokasi pekerjaan jika
tidak dibutuhkan menggunakan mobil pick up. Demi menjaga keselamatan pekerja,
setiap pelaksanaan pekerjaan pembongkaran, pekerja diwajibkan menggunakan
peralatan K3 seperti sepatu bot, kaca mata, helm, sarung tanggan, masker dan lain-
lain. Serta menyiapkan kotak P3K dilokasi pekerjaan sebagai pertolongan pertama.
6. Pekerjaan Kantor Direksi Keet
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk
dapat mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas
proyek dan kontraktor yang berupa los kerja, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara
pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan los kerja lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.

7. Air & Listrik Kerja


Kontraktor akan menyediakan listrik dan air kerja sebagai sarana utama pekerjaan
dengan berkoordinasi langsung kepada pengelola gedung selama masa
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai.
2. PEKERJAAN PTSP
A. PEKERJAAN STRUKTUR
I. PEKERJAAN PONDASI

Galian Tanah Biasa


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Pekerjaan Urugan Pasir


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pekerjaan Lantai Kerja Beton


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
- Approval material yang akan digunakan
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk
leveling lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

Pekerjaan Pemadatan Tanah dengan Stamper


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan dengan menggunakan
Stamper. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali 1:4

- Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
- Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar
rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1 : 4 dan kemudian diplester
kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal sesuai
dengan gambar dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan
ditumbuk hingga padat dan rata.
- Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat
diantaranya hinga rapat.
- Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom, kedalaman
sesuai dengan gambar.
- Cor stek kolom dan rapikan kembali
- Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali
Pondasi Footplate
Perakitan tulangan
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi setempat.
- Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas
- Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

Pemasangan Tulangan
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

Bekisting Pondasi
- Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

Pengecoran pondasi
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 100 cm x 100 cm x 300 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 100 cm x 100 cm x 300 cm.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Kolom Pedestal
Pekerjaan struktur atas melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah pekerjaan
pengukuran, pembesian, bekisting, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan
beton.
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban
atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan
besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom
(dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Urutan pelaksanaan pekerjaan
kolom dapat dilihat pada gambar berikut.
- Stek Tulangan Kolom + Marking
- Pabrikasi Tulangan Kolom
- Pemasangan Tulangan Kolom + Decking
- Pemasangan Sepatu Kolom (neut kolom)
- Instalasi Pipa Elektrikal (bila ada)
- Pabrikasi Bekisting Kolom
- Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form
- Pemberian Beton Eksisting dengan Calbond
- Pengecoran Kolom
- Pembongkaran Bekisting Kolom
- Perawatan Beton
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
14 (Empat Belas)  Tertimbun  Memakai Alat  Alat Tukang Project
Hari Kalender Longsoran Galian Pelindungan Diri Pekejrana Manager,
Tanah (Sarung Galian dan Site Manager,
 Terkluka Akibat Tangan,Helm, urugan Pelaksana
Terkena alat kerja dan Sepatu  Stemper Lapangan,
dan material  Memasang  Concrete Tukang,
 Terjatuh saat Rambu Mixer Pekerja, dan
Pengecoran Peringatan  Alat Operator

 Mata terkena Pekejraan


adonan coran Besi
 Terjatuh Kelubang  Alat
Resiko Luka Pekerjaan
ringan/sedang/berat Cor

II. PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM


Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
- Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
- Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
- Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
- Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
- Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
- Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
- Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
- Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
- Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
- Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
- Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
- Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
- Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok
Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.


Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
- Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
- selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
- Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
- Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
- Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
- Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
- Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
- Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
- Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
14 (Empat Belas)  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Concrete Project
Hari Kalender Terkena alat kerja Pelindungan Diri Mixer Manager,
dan material (Sarung  Alat Site Manager,
 Terjatuh saat Tangan,Helm, Pekejraan Pelaksana
Pengecoran dan Sepatu Besi Lapangan,
 Mata terkena  Memasang  Alat Tukang,
adonan coran Rambu Pekerjaan Pekerja, dan

 Terjatuh Kelubang Peringatan Cor Operator


Resiko Luka
ringan/sedang/berat

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan Bata Merah 1PC : 5PS
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
Pekerjaan Plesteran Dinding 1PC : 5PS
- Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
- Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
- Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
- Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
- Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
- Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
- Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
- Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
- Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
- Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
- Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
- Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
- Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
- Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
- Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
- Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Plesteran Skoning

Siapkan alat dan serta bahan


Pasanglah bilah perata pada sisi samping bidang bidang tembok yang sudah di plester,
usahakan bilah perata tersebut rata dengan plesteran tembok yang dimulai dari atas
Buatlah plesteran hingga membentuk garis tepi sudut linger yang lurus
Geser bilah perata tersebut kebawah seperti gambar

Pekerjaan Pengecatan Dinding


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

Pekerjaan Dinding Partisi PVC Board


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi PVC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : PVC board, rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup
PVC, textile tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting,
gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.
Pengukuran
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai
(marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi PVC.

Pemasangan rangka hollow dan PVC board


- Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
- Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.
- Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
- Pasang lembaran PVC board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan
sekrup PVC.
- Lembaran PVC board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang
baru lembaran PVC board sisi berikutnya dipasang.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi PVC board.
- Sambungan antar PVC board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok
dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
- Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
- Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan PVC.

Pemasangan HPL
HPL atau High Pressure Laminate adalah bahan pelapis yang digunakan sebagai lapisan
paling atas (paling depan) furniture kayu. Penggunaannya langsung ditempel ke permukaan
kayu. Pada saat ini keberadaan hpl mulai menggeser cat semprot duko / melamik sebagai
finishing mebel, dan relatif lebih disukai dan lebih banyak digunakan oleh perusahaan interior.

Tata cara pemasangan HPL di Multiplek/Plywood:


- bahan dasar furniture (multiplek) dibersihkan dengan diamplas.
- Bahan dasar tersebut disemprot lem kuning / contact glue.
- HPL yang mau ditempel kebidang tersebut disemprot dgn lem juga
- Rekatkan HPL dgn bidang mulitpek/plywood tadi (rekatkan dgn hati-hati untuk
menghindari gelembung udara masih)
- Setelah HPL dan multiplek/plywood direkatkan, masukan bidang tadi ke dalam mesin
press.
- Potong panel tadi sesuai ukuran yg diinginkan dgn mesin potong.
- Edging tepi panel dgn mesin edging (edging PVc atau edging HPL)
- Setelah panel jadi, bersihkan dgn pembersih
- Panel siap dipasang.
- Untuk hasil yang baik, perlu ketelitian dan kesabaran untuk menempelnya, sebab bila
pekerja kurang sabar hasil akhir yang didapat menjadi menggelembung (tidak rata).

Pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP)


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium,
baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang
air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

Pekerjaan Alumunium Composite Panel


Pengukuran

- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang
akan dipasang alumunium composite panel.

Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel


- Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
- Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
- Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
- Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
- Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan
sekrup.
- Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
- Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
- Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium
composite panel.

Pekerjaan Pemasangan Wallpaper Dinding


- Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang wallpaper.
- Tahap pemotongan. Sebelum melakukan tahap ini anda harus terlebih dahulu
memahami kriteria wallpaper. wallpaper umum nya diproduksi per roll, untuk 1 roll
wallpaper dapat digunakan untuk luas 5m persegi karena ukuran 1 roll wallpaper umum
nya adalah 0,6 x 9,5 meter. Oleh karena itu apabila tinggi ruangan anda berkisar 3m, 1
roll wallpaper dapat dipotong menjadi 3 bagian. Untuk cara pemotongannya
menggunakan pisau cutter, untuk potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari
tinggi dinding. Misalkan tinggi dinding 3m maka ukuran untuk panjang wallpaper yang
dipotong adalah 3,1m. Potongan pertama ini akan menjadi acuan untuk potongan kedua
dan seterusnya, mengenai ukuran potongan kedua dan seterusnya biasanya tidak pasti
disesuaikan dengan motif pada ukuran potongan pertama. Untuk potongan kedua dan
seterusnya samakan terlebih dahulu motif dengan potongan wallpaper pertama, ingat
untuk ukuran panjangnya tidak boleh lebih pendek dari potongn pertama, harus lebih
panjang.
- setelah wallpaper dipotong, baluti bagian belakang wallpaper dengan lem wallpaper.
lem wallpaper ini berupa serbuk seperti terigu, untuk pengencerannya menggunakan air
(cara penggunaan lem tertera pada kemasan). Untuk menghasilkan lem yang lebih kuat
berikan tambahan lem kayu putih biasanya digunakan merk fox. untuk cara
pelumasannya agar lebih cepat gunakan roll kuas untuk cat. pastikan seluruh bagian
wallpaper terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada saat
pemasangan.
- Setelah proses pengeleman selesai wallpaper siap dipasang. pemasangan dimulai dari
bagian sudut dinding, pada langkah pemasangan pertama lot terlebih dahulu, marking
dengan menggunakan pulpen agar wallpaper terpasang lurus. selanjutnya tinggal
mengikuti motif pada wallpaper yang terpasang. Pada saat pemasangan pastikan tidak
ada gelembung pada bagian tengah wallpaper, Gelembung dapat diratakan dengan
menggunakan kape plastik. Untuk pasangan selanjutnya samakan alur dan motif pada
wallpaper yang telah terpasang sebelumnya, ingat!! pastikan benar" rapat dan tidak ada
celah pada tiap sambungan wallpaper. Jangan lupa untuk memotong wallpaper yang
lebih pada bagian atas dan bawah dinding. Setiap lembar proses pemasangan lakukan
pembersihan dengan mengusap wallpaper menggunakan spoon atau busa yang di
basahi dengan air bersih. ulangi proses tersebut hingga semua bidang yang dinginkan
tertutup wallpaper.
- Bersihkan hasil dari potonga-potongan wallpaper yang tidak digunakan. pastikan juga
untuk mengepel lantai, agar tidak ada sisa" lem yang menempel di lantai. Karena lem
bersifat sangat licin, tentu saja dapat membahayakan anda dan keluarga anda.

Pekerjaan Sundblast,Akrilik Logo, dan Akrilik Tulisan


- pertama siapkan bahan sandblast/Akrilik yang polos secukupnya.
- Kemudian kita potong bahan sundblast/Akrilik dengan menggukanan mesin cutting
sticker sesuai dengan kebutuhan bisa tulisan misalnya tulisan nama toko, perusahaan
kita atau bisa juga berupa logo dan lain lain.
- Tapi cara potongnya sedikit berbeda dengan memotong sticker biasa, kalau sticker
biasa dipotong sampai putus tapi kalau bahan sanblas tidak perlu dipotong sampai
putus. Misalnya dengan tekanan pisau 150gram terpotong putus maka kita kurangin
mungkin ke 140 atau 130 jadi bahan sundblastnya akan dipotong tapi tidak sampai
putus.
- Jika sudah selesai kita potong dengan menggunakan mesin cutting sticker langkah
berikutnya sama seperti yang tadi yaitu kita lepaskan bagian lapisan bawahnya dan
kita tempel pada kaca yang sudah kita semprotkan dengan air sabun atau sampo
dengan alat semprotan air, tempel dengan bantuan scrap atau kain untuk mendorong
gelembung gelembung yang timbul.
- Setelah sudah ditempel dengan rapi dan posisi yang benar lalu kita potong kelebihan
sticker sandblast pada bagian pinggiran kaca.
- Kemudian biarkan sampai kering dan yang terakhir dengan pelan pelan kira congkel
sticker sanblas bagian yang tidak perlu dengan bantuan pisau cutter kecil.
- Setelah kita congkel dan lepaskan bagian bahan sandblast yang tidak perlu maka akan
tanpak gambar atau tulisan yang sudah kita potong dengan mesin cutting sticker.
- Dan yang terakhir bersihkan kotoran bekas lem dari bahan sandblast pada kaca
dengan pembersih kaca.
- Sekarang bahan sandblast sudah ditempel dengan rapi.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
28 (Dua Puluh  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Concrete Project
Delapan) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri Mixer Manager,
Kalender dan material (Sarung  Alat Site Manager,
 Terjatuh Dari Tangan,Helm, Pekerjaan Pelaksana
Ketinggian dan Sepatu Dinding & Lapangan,
 Menghirup Aroma  Memasang Plesteran Tukang,
Cat Rambu  Alat Pekerja, dan

 Mata terkena Peringatan Pengecatan Operator


adonan Semen

II. PEKERJAAN LANTAI


Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai
Urugan pasir ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-
pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas
urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh
perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

Pekerjaan Lantai Kerja Beton


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
- Approval material yang akan digunakan
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk
leveling lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

Pekerjaan Lantai keramik


- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
21 (Dua Puluh  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Concrete Project
Satu) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri Mixer Manager,
Kalender dan material (Sarung  Alat Site Manager,
 Terjatuh Dari Tangan,Helm, pekerjaan Pelaksana
Ketinggian dan Sepatu lantai Lapangan,
 Menghirup Aroma  Memasang Tukang,
Cat Rambu Pekerja, dan

 Mata terkena Peringatan Operator


adonan Semen
III. PEKERJAAN ATAP DAN LANGIT-LANGIT
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum
Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

Pek. Pemasangan List Shadow Line

- Lakukan Pengukuran Pada Bidang yang akan di pasang Shadow Line


- Potong Shadow Line Sesuai Ukuran yang sudah ditentukan
- Pasang Shadow Line dengan mennggukan Sekrup
- Tutup hasil pasangan shadow line dengan adonan semen putih
- Shadow line sudah siap

Pekerjaan Rangka Atap Zincalum Coated


Pemasangan Rangka Atap Zincalum Coated
Spesifikasi bahan :
(ditentukan sesuai dengan ANALISA dengan software Truss Analysis yang sudah dilakukan
Kontraktor Pelaksana)

1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.

Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
- Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
- Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
- Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
- Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
- Kelas Z 22.
- kadar 220 g/m2.

Bentuk bahan dengan criteria :


- Frofil C, tebal 0,8 mm tinggi profil 65 mm, lebar flens 26 mm, digunakan untuk batang
pengisi (Webs).
- Frofil W, tebal 1 mm, tinggi frofil 75 mm, lebar flens 40 mm, digunakan untuk Top Plate,
- Walling Plate (dudukan kuda-kuda sekeliling ring balok).
- Frofil Ω (Omega),tebal 0,5 mm, tinggi profil 45 mm, lebar flens 27 mm, digunakan untuk
- Battens Reng, Botton Chord Bracing, Diagonal Web Bracing Lateral Tie.

1. Self drilling Screw by Steelfix ex ITW, dengan criteria :


- Panjang ( termasuk baut ) 16 mm.
- Kepadatan alur 16 mm.
- Diameter badan dengan alur 4,8 mm.
- Diameter badan tanpa alur 3,8 mm.
- Kekuatan mekanikal, dengan criteria :
- Gaya geser 1 baut 5,1 KN.
- Gaya aksial 8,6 KN.
- Gaya torsi 6,9 KN.

2. Konektor lain.
- Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
- Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
- Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).

1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Zincalum Coated
(Truss Analysis Software) :
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
e. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
f. Benang Aksesoris
g. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.

a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.

Alat Bantu Instalasi dan Ereksi


1. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain

2. Bor untuk memasang self drilling screw

3. Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok


4. Kunci 10 untuk memasang dynabolt

5. Benang Aksesoris

Pekerjaan Pasang Atap Zincalume Coated


- Pemasangan Atap Zincalume Coated harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan
waterpas dan sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan,
serta bagian bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku
terhadap reng yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Atap Zincalume Coated dipasang secara horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan Atap Zincalume Coated pada bagian atas diangkat atau
diungkit setelah itu dimasukan atap pada bagian bawahnya.
Pekerjaan Pengecatan Plafond
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
21 (Dua Puluh  Terluka Akibat  Memakai Alat  Steger Project
Satu) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri  Gerinda Manager,
Kalender dan material (Sarung  Gergaji Besi Site Manager,
 Terjatuh Dari Tangan,Helm,  Bor Pelaksana
Ketinggian dan Sepatu  Kape Lapangan,
 Menghirup Debu  Memasang  Ampelas Tukang,
Plafond Rambu  Alat Tukang Pekerja, dan

 Terluka Akibat Peringatan  Alat Pasang


Operator
Terkena Material Rngka Baja
Zincalum Coated

IV. PEKERJAAN KUSEN


Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
- Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
- Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
- Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
- Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
- Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
- Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
- Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
- Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
- Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
- Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
- Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
- Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

- Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


- Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
- Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.

Pemasangan Kunci dan Grendel


- Siapkan rumah kunci dan alat bor
- Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
- Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
- Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
- Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja

Pemasangan Railing Tangga


Pemasangan Railing Tangga adalah sebagai berikut :
1. Marking AS dan Elevasi untuk posisi Railing Tangga dan tentukan letak tiang Railing
Tangga.
2. Pasang Tiang Railing pada awal Trap Tangga dan pada Bordes Lantai atasnya.

3. Tarik Benang anatar kedua tiang Railing Tangga.


4. Pasang tiang Railing Tangga sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang
Railing Tangga.
5. Pasang Railing Horizontal dengan menumpu pada Tiang.
6. Sambung Railing Horizontal untuk trap berikutnya.

7. Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan Railing Tangga yang telah terpasang.

Bongkar Pasang Folding Gate


Bongkar Folding Gate :
- Buka bagian lengan swing dan lakukan pengelasan pada pintu untuk memutuskan
sambungkan ke kusen.
- Buka bagian lengan swing dan keluarkan semua pintu melewati lengan swing letakan
dibagian luar.
- Selanjutnya bongkar balok bagian atas yang berfungsi sebagai tempat dudukan Pintu
Folding Gate tersebut
- bongkar rel bagian bawah dan renggangkan dengan menggunakan lengan swing.
- Bongkar tiang kanan dan tiang kiri

Pasang Folding Gate :


- Pasang tiang kanan dan tiang kiri.
- Pastikan tiang tidak miring dan sesuai dengan bentuk lokasi, apabila pemasangan
tiang miring akan mengakibatkan pintu tidak dapat dipasang.
- Pasang rel bagian bawah dan rapatkan dengan menggunakan lengan swing.
- Selanjutnya pasang balok bagian atas yang berfungsi sebagai tempat dudukan Pintu
Folding Gate tersebut.
- Buka bagian lengan swing dan masukkan semua pintu melewati lengan swing letakan
dibagian tengah.
- Tutup bagian lengan swing dan lakukan pengelasan pada pintu untuk
menyambungkan ke kusen.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
14 (Empat Belas)  Terluka Akibat  Memakai Alat  Alat tukang Project
Hari Kalender Terkena alat kerja Pelindungan Diri pasang Manager,
dan material (Sarung kusen Site Manager,
 Tertimpa Tangan,Helm, aluminium Pelaksana
Bahan/Material dan Sepatu Lapangan,
Kerja  Memasang Tukang,
 Terkena Pecahan Rambu Pekerja, dan
Kaca Peringatan Operator

C. PEKERJAAN UTILITAS
I. PEKERJAAN PEMIPAAN DAN SANITASI
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh
konsultan pengawas.
Pekerjaan Sanitasi
- Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam
dalam dinding bata.
- Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø 3”
yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC Ø 1/2”.
- Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem
pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air.
- Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain)
supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus
supaya tidak terjadi kebocoran.
- Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari plat
beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding dipasang pipa
pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan pasang
ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh.

Instalasi Air bersih (PVC ½”, ¾”, 1”, 2”)


- Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
- Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
- Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
- plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
- takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
- Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
- setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
- Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
- atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
- Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
- mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
- Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
- Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
- Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
- Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
 Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
 Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor (PVC 4” dan 3”)


- Hal yang perlu diketahui :
- Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
- Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
- Sambungan harus betul-betul rapat.
- Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
- Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
- Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
- (diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm), bagian atas supaya ditekuk atau
- digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
- Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
- Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out.
- Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
- Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
- Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan (PVC 3” dan 2”)


- Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
- Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna-
- klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
- Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
- Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
- harus benar-benar kuat.
Saluran Pipa Wc ke Septictank (PVC 4”)
- Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
- Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
- Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
- Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

Penyambungan Pipa
- Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
- Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
- Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
- Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
- Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
- Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran air yang
dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower double.

Pasangan Kloset Duduk


Kloset Duduk dipasang pada tempat yang telah disediakan yang dibawahnya terdapat pipa
pembuangan air koto (PVC 4”/atau 3”) yang dihubungkan ke septicktank.

Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu digunakan
serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel berukuran standar ialah
diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar mandi dan berdekatan dengan
ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan peralatan
serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long elbow, tee
90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang digunakan untuk sakura
air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah 1 inchi. Pemasangan luruh Pipa
PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai supaya tak terlihat serta tak akan
mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90 cm
serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output saluran air kotor.
Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian wastafel standar ialah
90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda inginkan. Apabila faucet socket
sudah terpasang, maka periksalah seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu
paket, harap diingat bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang
berbeda-beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang
sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi sekrup
Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata bor tembok
sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada lubang
tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver ataupun screw
driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu membelinya. Semua pipa
tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah seluruh bagian wastafel sudah
dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara mengetesnya, apabila masih terdapat
bagian yang bocor maka langkah yang mesti dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan
pipa stainlessnya.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
28 (Dua Puluh  Terluka Akibat  Memakai Alat  Alat tukang Project
Delapan) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri pasang pipa Manager,
Kalender dan material (Sarung Site Manager,
 Tertimpa Tangan,Helm, Pelaksana
Bahan/Material dan Sepatu Lapangan,
Kerja  Memasang Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

II. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
Pemasangan AC 2 PK
Lingkup Pekerjaaan
Pengadaan dan pemasangan material utama AC VRF peralatan lain seperti Pompa sirkulasi,
Fan, Thermostat,Panel Control dan lain-lain.
Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi AC Pada Ruang KA, CICU, NURSE REST,
DOKTER, MONITOR, CATHLAB dan RECOVERY.
Testing & Comissioning.
Diagram Sistem Air Conditioning

Diagram sistem AC

Teknikal Sistem :
Sistem pendingin udara yang digunakan pada proyek ini adalah Split AC
System. AC Split yang digunakan adalah tipe AHU (Air Handling Unit) danWall Mounted.
Split AC System terdiri dari outdoor unit, indoor unit, local remote controller, pemipaan
refrigerant berikut isolasinya serta kelengkapannya penunjang lainnya.
Alat pengatur operasi mesin/Remote control dilengkapi dengan pengatur temperatur kerja dan
pengatur kecepatan fan serta mampu menjalankan peralatan tanpa mengakibatkan
kompressor bekerja.
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigrant
- Marking pipa / rak pipa.
- Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.
- Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).
- Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.
- Pasang pipa pada rak / gantungannya.
- Sambung pipa dengan las tembaga.
- Test pipa dengan compressor.
- Rapikan isolasi pipa.
Instalasi Ducting & Pemasangan AC Indoor
Instalasi Ducting
- Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang.
- Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di work shop)
- Buat fitting (elbow/percabangan) ducting.
- Pasang isolasi ducting dengan glass woll & aluminium foil (untuk ducting dengan
isolasi).
- Marking jalur ducting.
- Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya.
- Pasang ducting.
- Pasang isolasi ducting.
- Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari.
Pemasangan Indoor Unit
- Marking lokasi penempatan indoor unit
- Pasang gantungan
- Pasang indoor unit
- Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
- Sambung pipa copper ke unit
- Pasang instalasi listriknya
- Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar
ruangan, agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.

Pengukuran lebar ruangan menggunakan water pass.


- Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan
untuk jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

Pembobokan jalur pipa refrigerant dan jalur pipadrain


WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
14 (Empat Belas)  Tersengat Aliran  Memakai Alat  Alat Project
Hari Kalender Listrik Pelindungan Diri Pemasangan Manager,
(Sarung Listrik & AC Site Manager,
Tangan,Helm, Pelaksana
dan Sepatu Lapangan,
 Memasang Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

PEKERJAAN FURNITURE
PROSES PEMASANGAN :

1. Pemesanan Bahan / Material;


2. Pekerjaan / Bongkaran / Bobokan;
3. Proses Pemasangan.

TAHAP PERSIAPAN MATERIAL PRODUKSI (Purchasing)


Proses Persiapan Material Produksi merupakan Proses Pembelian Bahan Baku dan Bahan
Mentah dimana Volume atau Kuantitas dari bahan – bahan tersebut didapat melalui product
cost Estimation yang di kalkulasikan dan disediakan oleh Spesifikasi Bahan/Material RAB.

TAHAP PEKERJAAN BONGKARAN / BOBOKAN


Dalam tahap ini, setelah diketahui area /bidang kerja mana saja yang akan dilakukan
Pekerjaan Bongkaran / Bobokan seperti pekerjaan Kursi Tunggu,Sofa 3 dudukan,Sofa 2
dudukan,Meja Sofa,Meja Pelayanan,Kursi Pelayanan,Kursi Penunggu,Mini Bar,Rak
Bar,Kursi Bar,Kursi Ruang Menyusui, dan Sofa Bulat maka para pekerja dapat memulai
untuk melakukan tugasnya, sesuai dengan yang telah ditentukan dan sesuai dengan arahan
dari Tenaga Ahli.

PROSES PEMASANGAN
Setelah area bidang yang akan dilakukan pekerjaan pasangan telah siap ( pekerjaan Lantai
), maka selanjutnya dapat dilakukan Pekerjaan Pasangan untuk area tersebut, termasuk
misalnya pekerjaan Kursi Tunggu,Sofa 3 dudukan,Sofa 2 dudukan,Meja Sofa,Meja
Pelayanan,Kursi Pelayanan,Kursi Penunggu,Mini Bar,Rak Bar,Kursi Bar,Kursi Ruang
Menyusui, dan Sofa Bulat.

FINISHING
Pekerjaan Perapihan wajib dilakukan, setelah seluruh tahapan pekerjaan sebelumnya, telah
selesai dilakukan. Finishing untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu yang membutuhkan “Setting”
terhadap Layout Ruangan, juga dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan ini, termasuk juga
dengan mobilisasi peralatan, dan sisa-sisa bahan yang tidak digunakan.
Plint Vynil

- Ukur ruang dan pesan lantai vinyl.


Ukurlah luas ruangan yang akan dipasang vinyl secara teliti. Penting bagi Anda untuk
mendapat ukuran yang akurat. Bila tak dilakukan, maka bisa saja Anda kekurangan material
vinyl yang akan digunakan. Sebaiknya, Anda memesan ukuran vinyl yang lebih besar dari
ukuran ruangan yang akan ditutupi untuk mencegah kekurangan.

- Singkirkan benda di lantai.


Untuk mulai memasang lantai, pastikan Anda menyingkirkan setiap benda yang ada di lantai.
Misalnya Anda akan memasang vinyl di dapur, maka mulailah memindahkan kulkas, rak
piring, dan lemari.

- Bersihkan lantai dengan teliti


Sebelum memasang vinyl, pastikan lantai harus rata, dan kering. Tentukan titik pusat dari
keempat sisi dinding dalam ruangan. Kemudian hubungkan titik dari ujung dinding ke titik
tengah. Anda akan mendapatkan pola dua garis yang menyilang sehingga bisa menjadi acuan
saat memasang vinyl lantai.

- Perekat yang Berkualitas


Agar cara pasang lantai vinyl dapat berhasil, gunakanlah lem yang berkualitas. Jenis lem
yang sering digunakan bisa Anda beli di toko bangunan. Oleskan lem secukupnya ke
permukaan lantai dan bagian bawah lantai vinyl. Tempelkan segera vinyl setelah lem
dibalurkan. Ikuti garis pedoman agar hasil semakin rapi.

- Pemotongan
Untuk mendapat hasil maksimal, pada beberapa ruangan perlu dilakukan pemotongan lantai
lantai, agar pemasangannya rapat ke dinding. Gunakanlah pisau cutter yang tajam serta
penggaris dari logam sebagai bantuan.
Pada dasarnya, lantai vinyl roll memiliki bentuk yang lebih fleksibel sehingga mudah untuk di
terapkan. Namun tetap saja Anda harus berhati-hati bila melakukan pemotongan di beberapa
bagian. Lebih baik untuk ruangan kecil, gunakan lantai vinyl jenis plank atau tile. Sementara
untuk ruangan yang lebih besar, pilihlah jenis vinyl roll.
Pekerjaan Akrilik Logo, dan Akrilik Tulisan
- pertama siapkan bahan sandblast/Akrilik yang polos secukupnya.
- Kemudian kita potong bahan sundblast/Akrilik dengan menggukanan mesin cutting
sticker sesuai dengan kebutuhan bisa tulisan misalnya tulisan nama toko, perusahaan
kita atau bisa juga berupa logo dan lain lain.
- Tapi cara potongnya sedikit berbeda dengan memotong sticker biasa, kalau sticker
biasa dipotong sampai putus tapi kalau bahan sanblas tidak perlu dipotong sampai
putus. Misalnya dengan tekanan pisau 150gram terpotong putus maka kita kurangin
mungkin ke 140 atau 130 jadi bahan sundblastnya akan dipotong tapi tidak sampai
putus.
- Jika sudah selesai kita potong dengan menggunakan mesin cutting sticker langkah
berikutnya sama seperti yang tadi yaitu kita lepaskan bagian lapisan bawahnya dan
kita tempel pada kaca yang sudah kita semprotkan dengan air sabun atau sampo
dengan alat semprotan air, tempel dengan bantuan scrap atau kain untuk mendorong
gelembung gelembung yang timbul.
- Setelah sudah ditempel dengan rapi dan posisi yang benar lalu kita potong kelebihan
sticker sandblast pada bagian pinggiran kaca.
- Kemudian biarkan sampai kering dan yang terakhir dengan pelan pelan kira congkel
sticker sanblas bagian yang tidak perlu dengan bantuan pisau cutter kecil.
- Setelah kita congkel dan lepaskan bagian bahan sandblast yang tidak perlu maka akan
tanpak gambar atau tulisan yang sudah kita potong dengan mesin cutting sticker.
- Dan yang terakhir bersihkan kotoran bekas lem dari bahan sandblast pada kaca
dengan pembersih kaca.
- Sekarang bahan sandblast sudah ditempel dengan rapi.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
28 (Dua Puluh  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Alat Project
Delapan) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri Pekerjaan Manager,
Kalender dan material (Sarung Furniture Site Manager,
Tangan,Helm, Pelaksana
dan Sepatu Lapangan,
 Memasang Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

3. PEKERJAAN AULA
A. PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan Bongkaran Plafond dan Lantai Keramik
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan direhabilitasi
dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
- Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu pasangan
batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan dilaksanakan rehabilitasi
- Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin tidak akan
mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil bongkaran tersebut
harus sesuai petunjuk Direksi.
Pekerjaan Pemasangan Wallpaper Dinding
- Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang wallpaper.
- Tahap pemotongan. Sebelum melakukan tahap ini anda harus terlebih dahulu
memahami kriteria wallpaper. wallpaper umum nya diproduksi per roll, untuk 1 roll
wallpaper dapat digunakan untuk luas 5m persegi karena ukuran 1 roll wallpaper umum
nya adalah 0,6 x 9,5 meter. Oleh karena itu apabila tinggi ruangan anda berkisar 3m, 1
roll wallpaper dapat dipotong menjadi 3 bagian. Untuk cara pemotongannya
menggunakan pisau cutter, untuk potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari
tinggi dinding. Misalkan tinggi dinding 3m maka ukuran untuk panjang wallpaper yang
dipotong adalah 3,1m. Potongan pertama ini akan menjadi acuan untuk potongan kedua
dan seterusnya, mengenai ukuran potongan kedua dan seterusnya biasanya tidak pasti
disesuaikan dengan motif pada ukuran potongan pertama. Untuk potongan kedua dan
seterusnya samakan terlebih dahulu motif dengan potongan wallpaper pertama, ingat
untuk ukuran panjangnya tidak boleh lebih pendek dari potongn pertama, harus lebih
panjang.
- setelah wallpaper dipotong, baluti bagian belakang wallpaper dengan lem wallpaper.
lem wallpaper ini berupa serbuk seperti terigu, untuk pengencerannya menggunakan air
(cara penggunaan lem tertera pada kemasan). Untuk menghasilkan lem yang lebih kuat
berikan tambahan lem kayu putih biasanya digunakan merk fox. untuk cara
pelumasannya agar lebih cepat gunakan roll kuas untuk cat. pastikan seluruh bagian
wallpaper terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada saat
pemasangan.
- Setelah proses pengeleman selesai wallpaper siap dipasang. pemasangan dimulai dari
bagian sudut dinding, pada langkah pemasangan pertama lot terlebih dahulu, marking
dengan menggunakan pulpen agar wallpaper terpasang lurus. selanjutnya tinggal
mengikuti motif pada wallpaper yang terpasang. Pada saat pemasangan pastikan tidak
ada gelembung pada bagian tengah wallpaper, Gelembung dapat diratakan dengan
menggunakan kape plastik. Untuk pasangan selanjutnya samakan alur dan motif pada
wallpaper yang telah terpasang sebelumnya, ingat!! pastikan benar" rapat dan tidak ada
celah pada tiap sambungan wallpaper. Jangan lupa untuk memotong wallpaper yang
lebih pada bagian atas dan bawah dinding. Setiap lembar proses pemasangan lakukan
pembersihan dengan mengusap wallpaper menggunakan spoon atau busa yang di
basahi dengan air bersih. ulangi proses tersebut hingga semua bidang yang dinginkan
tertutup wallpaper.
- Bersihkan hasil dari potonga-potongan wallpaper yang tidak digunakan. pastikan juga
untuk mengepel lantai, agar tidak ada sisa" lem yang menempel di lantai. Karena lem
bersifat sangat licin, tentu saja dapat membahayakan anda dan keluarga anda.

Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum Board


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting,
gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pengukuran
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai
(marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.

Pemasangan rangka hollow dan gypsum board


- Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
- Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.
- Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
- Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan
sekrup gypsum.
- Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang
baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
- Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian
digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
- Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
- Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.

Pemasangan Dinding Vynil Karet

- Siapkan peralatan seperti meteran, penggaris siku, benang atau tali, pisau cutter, lem
pvc, kuas lem, dan palu karet.
- Bersihkan bagian Dinding yang akan dilapisi dengan lembaran vinyl dari kotoran dan
debu serta pastikan permukaan Dinding dalam keadaan kering.
- Ukur dimensi Dinding ruangan dan tentukan titik tengahnya. Pasanglah tali atau
benang sebagai acuan agar pemasangan dapat dilakukan dengan benar sesuai
dengan pola yang diinginkan.
- Buatlah pola pemasangan sementara dengan menyusun lembaran vinyl untuk melihat
kesesuaian antara motif dengan pola pemasangannya.
- Untuk memulai pemasangan, gunakan kuas untuk meratakan lem pvc pada
permukaan dasar Dinding dan bagian bawah pada lembaran vinyl. Diamkan kira kira
selama 5 menit kemudian tempelkan lembaran vinyl pada permukaan Dinding dasar.
Gunakan palu karet dan ratakan lembaran vinyl. Pastikan pemasangan dengan rapi,
tidak ada celah antar sambungan, dan rata.
- Untuk mendapatkan hasil pemasangan yang simetris, lakukan pemasangan dari
bagian tengah ruangan menuju bagian samping.
- Pasang lembaran vinyl hingga menutup seluruh bagian ruangan dan sisakan 3-5 mm
dari sisi atau sudut ruangan.
- Dan langkah yang Terakhir adalah Bersihkan permukaan Dinding vinyl yang telah
dipasang dari sisa lem atau kotoran lain yang ada akibat dari proses pemasangan.

Pemasangan HPL
HPL atau High Pressure Laminate adalah bahan pelapis yang digunakan sebagai lapisan
paling atas (paling depan) furniture kayu. Penggunaannya langsung ditempel ke permukaan
kayu. Pada saat ini keberadaan hpl mulai menggeser cat semprot duko / melamik sebagai
finishing mebel, dan relatif lebih disukai dan lebih banyak digunakan oleh perusahaan interior.

Tata cara pemasangan HPL di Multiplek/Plywood:


- bahan dasar furniture (multiplek) dibersihkan dengan diamplas.
- Bahan dasar tersebut disemprot lem kuning / contact glue.
- HPL yang mau ditempel kebidang tersebut disemprot dgn lem juga
- Rekatkan HPL dgn bidang mulitpek/plywood tadi (rekatkan dgn hati-hati untuk
menghindari gelembung udara masih)
- Setelah HPL dan multiplek/plywood direkatkan, masukan bidang tadi ke dalam mesin
press.
- Potong panel tadi sesuai ukuran yg diinginkan dgn mesin potong.
- Edging tepi panel dgn mesin edging (edging PVc atau edging HPL)
- Setelah panel jadi, bersihkan dgn pembersih
- Panel siap dipasang.
- Untuk hasil yang baik, perlu ketelitian dan kesabaran untuk menempelnya, sebab bila
pekerja kurang sabar hasil akhir yang didapat menjadi menggelembung (tidak rata).
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
28 (Dua Puluh  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Alat Project
Delapan) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri Pekerjaan Manager,
Kalender dan material (Sarung Bongkaran Site Manager,
Tangan,Helm,  Alat Pelaksana
dan Sepatu pemasang Lapangan,
 Memasang Partisi & Tukang,
Rambu Lantai Pekerja, dan
Peringatan Operator

II. PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan Lantai keramik


- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
21 (Dua Puluh  Terkluka Akibat  Memakai Alat  Alat Project
Satu) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri pekerjaan Manager,
Kalender dan material (Sarung lantai Site Manager,
 Mata terkena Tangan,Helm, Pelaksana
adonan Semen dan Sepatu Lapangan,
 Memasang Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

III. PEKERJAAN ATAP DAN LANGIT-LANGIT


Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.
Pek. Pemasangan List Shadow Line

- Lakukan Pengukuran Pada Bidang yang akan di pasang Shadow Line


- Potong Shadow Line Sesuai Ukuran yang sudah ditentukan
- Pasang Shadow Line dengan mennggukan Sekrup
- Tutup hasil pasangan shadow line dengan adonan semen putih
- Shadow line sudah siap

Pekerjaan Pengecatan Plafond


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
21 (Dua Puluh  Terluka Akibat  Memakai Alat  Steger Project
Satu) Hari Terkena alat kerja Pelindungan Diri  Gerinda Manager,
Kalender dan material (Sarung  Gergaji Besi Site Manager,
 Terjatuh Dari Tangan,Helm,  Bor Pelaksana
Ketinggian dan Sepatu  Kape Lapangan,
 Menghirup Debu  Ampelas
Plafond  Alat Tukang
 Memasang  Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

IV. PEKERJAAN KUSEN


Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
- Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
- Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
- Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
- Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
- Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
- Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
- Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
- Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
- Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
- Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
- Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
- Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

- Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


- Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
- Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.

Pemasangan Kunci dan Grendel


- Siapkan rumah kunci dan alat bor
- Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
- Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
- Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
- Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
7 (Tujuh) Hari  Terluka Akibat  Memakai Alat  Alat tukang Project
Kalender Terkena alat kerja Pelindungan Diri pasang Manager,
dan material (Sarung kusen Site Manager,
 Tertimpa Tangan,Helm, aluminium Pelaksana
Bahan/Material dan Sepatu Lapangan,
Kerja  Memasang Tukang,
 Terkena Pecahan Rambu Pekerja, dan
Kaca Peringatan Operator

B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

PEKERJAAN AIR CONDITIONER


Pemasangan AC 2 PK
Lingkup Pekerjaaan
Pengadaan dan pemasangan material utama AC VRF peralatan lain seperti Pompa
sirkulasi, Fan, Thermostat,Panel Control dan lain-lain.
Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi AC Pada Ruang KA, CICU, NURSE
REST, DOKTER, MONITOR, CATHLAB dan RECOVERY.
Testing & Comissioning.
Diagram Sistem Air Conditioning
Diagram sistem AC

Teknikal Sistem :
Sistem pendingin udara yang digunakan pada proyek ini adalah Split AC
System. AC Split yang digunakan adalah tipe AHU (Air Handling Unit) danWall Mounted.
Split AC System terdiri dari outdoor unit, indoor unit, local remote controller, pemipaan
refrigerant berikut isolasinya serta kelengkapannya penunjang lainnya.
Alat pengatur operasi mesin/Remote control dilengkapi dengan pengatur temperatur kerja
dan pengatur kecepatan fan serta mampu menjalankan peralatan tanpa mengakibatkan
kompressor bekerja.
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigrant
- Marking pipa / rak pipa.
- Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.
- Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).
- Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.
- Pasang pipa pada rak / gantungannya.
- Sambung pipa dengan las tembaga.
- Test pipa dengan compressor.
- Rapikan isolasi pipa.

Instalasi Ducting & Pemasangan AC Indoor


Instalasi Ducting
- Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang.
- Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di work shop)
- Buat fitting (elbow/percabangan) ducting.
- Pasang isolasi ducting dengan glass woll & aluminium foil (untuk ducting dengan
isolasi).
- Marking jalur ducting.
- Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya.
- Pasang ducting.
- Pasang isolasi ducting.
- Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari.

Pemasangan Indoor Unit


- Marking lokasi penempatan indoor unit
- Pasang gantungan
- Pasang indoor unit
- Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
- Sambung pipa copper ke unit
- Pasang instalasi listriknya
- Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar
ruangan, agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.

Pengukuran lebar ruangan menggunakan water pass.


- Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan
untuk jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

Pembobokan jalur pipa refrigerant dan jalur pipadrain.


WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PERSONIL
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO
14 (Empat Belas)  Tersengat Aliran  Memakai Alat  Alat Project
Hari Kalender Listrik Pelindungan Diri Pemasangan Manager,
(Sarung Listrik & AC Site Manager,
Tangan,Helm, Pelaksana
dan Sepatu Lapangan,
 Memasang Tukang,
Rambu Pekerja, dan
Peringatan Operator

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja
yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan sekitaqrnya.
Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat
seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.
PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah preventif
guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal prevensi
/ pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3 berupa pelatihan
yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta. Dengan pelatihan
tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik medis maupun non medis yang
sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian operasional berupa prosedur
kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
- Pemasangan rambu-rambu
- Gunakan operator bepengalaman
- Menjaga jarak dengan alat berat
- Menjaga jarak dengan alat pemotong
- Memakai kaos tangan
- Memakai helm kerja
- Memakai rompi berpemantul
- Memakai sepatu kerja
- Menghindari berada di daerah tebing / curam
- Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
- Memperhatikan area swing alat berat
- Memperhitungan potensi kejatuhan material
- Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
- Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
- Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
- Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
- Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
- Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
- Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.
b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab
Kegiatan SMK3

Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran


Lala Yuli Ade

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja


dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur
organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
- Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
- Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
- Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
- Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
- Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
- Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
- Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
- Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai
pedoman;
- Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja;
- Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung
keselamatan;
- Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal
penyelamatan;
- Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat melanggar
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
- Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
- Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang dianjurkan
olehpelaksana;
- Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
- Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
- Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar
keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya
dengan benar setiap saat;
- Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui, dimengerti,
dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
- Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis
gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
- Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan
baru;
- Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan
dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal yang
tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
- Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif maupun
industri;
- Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat pada
waktunya;
- Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
- Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
- Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
- Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus
selama kejadian darurat.
- Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
- Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang dipersyaratkan.
- Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
- Komunikasi dengan badan pemerintah.
- Komunikasi dengan publik.
- Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
- Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah
lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor
telepon penting.
- Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan
didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
- Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
- Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
- Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
- Menerima izin pelaksanaan dari direksi
- Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
- Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja
sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan
seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat resiko kerja yang dihadapi
dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan, dilakukan
sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan,
akibat dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
- Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
- Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
- Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
- Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


- Pertolongan Pertama
- Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan
kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga
mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.
- Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana,
seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung jawab semua orang dan
harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan
hidup.
- Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus tersedia untuk konsultasi mengenai
masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan kesehatan. OSHA juga mensyaratkan
bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk diberikan pelatihan dalam
prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan
pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
- Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban,
pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
- Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban dalam
kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme mematikan listrik).
- Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban
untuk naik atau berjalan.
- Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
- Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
- Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat dari
kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
- Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
- Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus
dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
- Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan
pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus
menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap bahaya spesifik lokasi.
- Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
- Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
- spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan
darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
- Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
- Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
- Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
- Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
- Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
- Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
- Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
- Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
- Induksi K3.
- Persyaratan tanggap darurat.
-

SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan
bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.

Pandeglang, 18 Maret 2019


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. MEGA PRIMA

Anda mungkin juga menyukai