Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).
I. PENDAHULUAN
a. Umum
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten pada Tahun Anggaran
2019 akan melaksanakan pekerjaan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 90
(Sembilan Puluh) Hari Kalender.
b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) mencakup hal-hal berikut.
1. Papan Nama Proyek
Membuat dan memasang serta memelihara papan nama kegiatan, pemasangan papan
nama kegiatan harus dilakukan setelah diterbitkannya surat keputusan pemenang
pelelangan. Jumlah papan nama proyek 2 buah dengan ketentuan sebagai berikut :
Ukuran Papan Kegiatan
Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari bahan besi.
Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum
akan mengetahui aktivitas proyek dan jauh dari kecurigaan.papan nama dipasang
dipancang dengan kokoh ke tanah dengan pondasi beton sehingga tidak mudah roboh.
papan nama proyek dibuat berdasarkan spesikasi teknis atau menurut petunjuk dari
direksi. isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun
anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan nama kegiatan
dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telahdi sepakati sebelumnya.
2. Pekerjaan bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan ini
meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah
dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok lainnya
maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang sebelah
atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus disetujui oleh
Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk mendapatkan garis horisontal
bouwplank yang maksimal, pemasangan bouwplank dapat dilakukan dengan
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan theodolite.
2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan
segera mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan
a. Lingkup Pekerjaan
A. PEKERJAN PERSIAPAN
B. PENGEBORAN, RUMAH POMPA DAN PEMASANGAN POMPA
B.1 Pekerjaan Pengeboran
B.2. Pekerjaan Pemasangan Pompa
B.3 Pekerjaan Rumah Pompa
B.4 Pekerjaan Tutup Mainhole
C. PEKERJAAN BANGUNAN MCK
C.1 Pekerjaan Tanah dan Bangunan MCK
C.2 Pekerjaan Pasangan
C.3 Pekerjaan Beton
C.4 Pekerjaan Kusen Pintu
C.5 Pekerjaan Elektrikal
C.6 Pekerjaan Sanitair
C.7 Pekerjaan Plumbing Keran Umum
C.8 Pekerjaan Plumbing
C.9 Pekerjaan Saluran dan Pipa Pembuang
C.10 Pekerjaan Lain - Lain
C.11 Pekerjaan Atap
C.12 Pekerjaan Menara Air
C.13 Pekerjaan Septic Tank
1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan dalam hal
waktu dan hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain.
Dalam perencanaan ini sudah diketahui material-material apa yang harus dipasang
pada waktu tertentu, material harus tiba di lapangan, peralatan yang dipakai dan
tenaga ahli yang akan ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara bertahap
sesuai jadwal. Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di dalam gudang / los
kerja dan siap dioperasikan
Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan item pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat antara lain :
I. Tahap Persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan
bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan
tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari
tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari
interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.
X. Tahap Finishing
Tahap finishing meliputi :
Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-
kabelnya.
Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
Pembersihan dan perapihan lokasi.
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pemasangan Plesteran 1 : 3
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1 : 3)
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 mm. Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 : 3.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 : 3, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pemasangan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan Batu Belah, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai
berikut:
- Gali tanah untuk lubang pasanagan Batu Belah.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan Batu Belah, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan Batu Belah.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi Batu Belah.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi Batu Belah dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang Batu Belah di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar Batu Belah.
- Batu Belah disusun sedemikian rupa sehingga pasangan Batu Belah tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan Batu Belah apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan Batu Belah dengan plesteran siar.
Pemasangan Plesteran 1 : 3
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1 : 3)
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 mm. Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 : 3.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 : 3, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pemasangan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.
Pembesian Sloof
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan Sloof adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan Sloof harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung
besi balok dimasukkan ke kolom.
Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Pemasangan Kaca
- Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut
harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density)
sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan
2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka
panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak
bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
4. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat
mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving
yang sudah terpasang.
Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat
berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah
terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block
cutter.
Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian
antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving
block satu sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk tanpa celah anti
kapiler.
Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15’ diharuskan pada ujung lembar puncak atap
ditekuk keatas 75’ dengan menggunakan alat tekuk yang khusus untuk itu.
Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara pemasangannya dimulai dan
diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah selebar bentangannya, sedangkan overlap
sambungan minimum yang disarankan adalah 200mm.
Pedomanpemasangan
Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air disarankan untuk menggunakan sekerup
tumpangan sisi dipasang di tengah jarak tumpangan pada atap dengan jarak Tumpuan > 950
mm.
Tersedia penutup sisi puncak atap dalam bentuk standard sesuai gambar.
Sambungantalang
Gunakan perekat plinkote dan kain kasa pada alas sambung, pengikatan dengan paku
keling/rivet minimal 2 baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis kedap air dan
tahan cuaca dengan lebar sambungan minimal 150mm.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pemasangan Tulangan
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Bekisting Pondasi
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
Pengecoran pondasi
Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran 60x60 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran
60x60 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3/K-225 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split
serta air secukupnya.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
C.13 PEKERJAAN SEPTI TANK
Septictank atau biasa disebut sepitank adalah tempat penampungan limbah kotoran manusia
yang mana harus tepat dan benar dalam membuatnya dan benar dalam hal fungsinya dan
tentu saja tidak membahayakan atau tidak mencemari tanah di sekitarnya. Septictank 3 ruang
tertutup ini cocok bagi yang mempunyai ruang atau lahan yang cukup luas, karena septictank
3 ruang tertutup ini didesain dengan ukuran sedang sampai jumbo.
Berikut cara membuat septictank 3 ruang tertutup adalah sebagai berikut:
– gali tanah dengan ukuran panjang minimal 2m dan lebar minimal 1m, sedangkan
kedalamannya minimal 1m.
– Kalau tanah sudah digali sesuai keinginan, kini anda tinggal memasang bata sebagai
dindingnya.
– Setelah itu pasang bata melintang seperti anda membuat ruangan atau kamar sebanyak
tiga ruang.(lihat gambar)
– ruang yang pertama bagian bawah biarkan berlubang dengan diameter 20cm-50 cm,hal
ini dimaksudkan agar memaksimalkan volume ruang pertama untuk mengisi ruang kedua.
– ruang kedua itu terserah anda, bisa membuat lubang ditengah atau membuat lubang di
atas.(saran saya anda buat lubang diatas saja,karena itu berfungsi menahan debit kotoran
dan airnya saja yang masuk ke ruang 3).
berikut adalah ruang ketiga, saya menyarankan pada ruang ketiga ini pada bagian dinding
dan dasarnya jangan anda semen atau di plester, tujuannya agar limbah kotoran cair dapat
meresap kedalam tanah.
Pengendalian Operasional K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah preventif
guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal prevensi
/ pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3 berupa pelatihan
yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta. Dengan pelatihan
tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik medis maupun non medis yang
sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian operasional berupa prosedur
kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
Pemasangan rambu-rambu
Gunakan operator bepengalaman
Menjaga jarak dengan alat berat
Menjaga jarak dengan alat pemotong
Memakai kaos tangan
Memakai helm kerja
Memakai rompi berpemantul
Memakai sepatu kerja
Menghindari berada di daerah tebing / curam
Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
Memperhatikan area swing alat berat
Memperhitungan potensi kejatuhan material
Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab
Jangka waktu pelaksanaan pada Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) sampai dengan selesai adalah 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.
Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan Strategis Kab. Lebak, Ponpes
Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender Ulang) .
Ttd
IGUN FIRMANSYAH
Direktur