Anda di halaman 1dari 50

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan


Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa
Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender Ulang)
Waktu Pelaksanaan : 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2019

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).

I. PENDAHULUAN
a. Umum
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten pada Tahun Anggaran
2019 akan melaksanakan pekerjaan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 90
(Sembilan Puluh) Hari Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) mencakup hal-hal berikut.
1. Papan Nama Proyek

Membuat dan memasang serta memelihara papan nama kegiatan, pemasangan papan
nama kegiatan harus dilakukan setelah diterbitkannya surat keputusan pemenang
pelelangan. Jumlah papan nama proyek 2 buah dengan ketentuan sebagai berikut :
 Ukuran Papan Kegiatan
 Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari bahan besi.

Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum
akan mengetahui aktivitas proyek dan jauh dari kecurigaan.papan nama dipasang
dipancang dengan kokoh ke tanah dengan pondasi beton sehingga tidak mudah roboh.
papan nama proyek dibuat berdasarkan spesikasi teknis atau menurut petunjuk dari
direksi. isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun
anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan nama kegiatan
dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telahdi sepakati sebelumnya.

2. Pekerjaan bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan ini
meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah
dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok lainnya
maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang sebelah
atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus disetujui oleh
Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk mendapatkan garis horisontal
bouwplank yang maksimal, pemasangan bouwplank dapat dilakukan dengan
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan theodolite.

3. Dokumentasi dan Pelaporan, Biaya Shop Drawing & Asbuilt Drawing


Merupakan kegiatan administrative dari pekerjaan fisik Penyediaan Prasarana dan
Sarana Air Bersih Kawasan Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa
Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender Ulang) . Penyedia akan membuat laporan harian
dengan bentuk/format laporan sesuai petunjuk direksi/pengawas lapangan. Penyampaian
laporan umumnya adalah per minggu yang kemudian dikomulatifkan menjadi laporan per
satu bulan.
Didalam laporan tersebut juga disertakan photo/dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

4. Penulisan Sablon Nama Dinas


 Siapkan Perlengkapan
 Buat desain yang ingin disablon
 Lapisi Screen dengan emulsi
 Panaskan Desain dengan Lampu
 Siram Screen dengan air dingin
 Mulai proses sablon
 Panaskan permukaan yang akan disablon
 Bersihkan perlatan
c. Acuan Kerja
Dalam melaksanakan pelaksanaan kontruksi Bangunan/Gedung, Kontraktor wajib mengacu
kepada Nomra, Standar, Pedoman atau peraturan baku lainnya yang meliputi :
1. Spesifikasi Umum Bidang Bangunan dan Gedung, kementrian pekerjaan Umum, Edisi
2008
2. Spesifikasi Umum tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diberikan selama 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.

Hari efektif kerja dengan mempertimbangkan musim hujan/kemarau, hari-hari raya


keagamaan, dan hari libur nasional akan dicantumkan dalam laporan.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan Penyediaan Prasarana dan Sarana
Air Bersih Kawasan Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh
Kec. Cijaku (Non Tender Ulang) secara bertahap peralatan-peralatan yang
dibutuhkan sebagai berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Mobil Pick Up 1 Ton 1,00
2 Concrete Mixer 0.43 m3 1,00

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan
segera mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

a. Lingkup Pekerjaan

A. PEKERJAN PERSIAPAN
B. PENGEBORAN, RUMAH POMPA DAN PEMASANGAN POMPA
B.1 Pekerjaan Pengeboran
B.2. Pekerjaan Pemasangan Pompa
B.3 Pekerjaan Rumah Pompa
B.4 Pekerjaan Tutup Mainhole
C. PEKERJAAN BANGUNAN MCK
C.1 Pekerjaan Tanah dan Bangunan MCK
C.2 Pekerjaan Pasangan
C.3 Pekerjaan Beton
C.4 Pekerjaan Kusen Pintu
C.5 Pekerjaan Elektrikal
C.6 Pekerjaan Sanitair
C.7 Pekerjaan Plumbing Keran Umum
C.8 Pekerjaan Plumbing
C.9 Pekerjaan Saluran dan Pipa Pembuang
C.10 Pekerjaan Lain - Lain
C.11 Pekerjaan Atap
C.12 Pekerjaan Menara Air
C.13 Pekerjaan Septic Tank

1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan dalam hal
waktu dan hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain.
Dalam perencanaan ini sudah diketahui material-material apa yang harus dipasang
pada waktu tertentu, material harus tiba di lapangan, peralatan yang dipakai dan
tenaga ahli yang akan ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan

Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara bertahap
sesuai jadwal. Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di dalam gudang / los
kerja dan siap dioperasikan

Sebelum pelaksanaan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran-


pengukuran di lapangan secara detail. Bersama-sama dengan Direksi Setelah itu
dibuatkan gambar kerja berdasarkan gambar dan spesifikasi dari konsultan. Dalam
proses pengukuran, pembuatan gambar kerja dan cara kerja diperlukan konsultasi dan
koordinasi dengan konsultan atau pengawas sehingga menghasilakan gambar kerja
dan cara kerja yang tepat sasaran.

Hal-hal yang tercakup dalam Persiapan Pelaksanaan meliputi :


 Material/bahan yang akan dipasang
 Waktu kedatangan dan pemasangan material
 Peralatan yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja
 Tenaga ahli yang diperlukan
 Waktu yang direncanakan untuk setiap item pekerjaan
 Mengurus semua perijinan, baik ijin lokasi, maupun dengan Perusahaan terkait.

b. Pekerjaan Fisik Lapangan


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan mengikuti tahapan-tahapan
atau urutan-urutan yang sesuai dengan peraturan konstruksi yang berlaku. System
pelaksanaan pekerjaan akan dikerjakan secara simultan kecuali pada item-ite pekerjaan
yang saling ketergantungan.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan item pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat antara lain :

USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


B. PENGEBORAN, RUMAH POMPA DAN PEMASANGAN POMPA
PEKERJAAN PENGEBORAN

Pekerjaan Pengeboran Sumber Titik Air


1. Tahap persiapan
2. Tahap pemboran awal (pilot hole)
3. Tahap electrical loging
4. Tahap pembersihan lubang bor (reaming hole)
5. Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)
6. Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)
7. Tahap pencucian dan pembersihan (well development)
8. Tahap pengecoran
9. Tahap uji pemompaan (pumping test)
10.tahap finishing

I. Tahap Persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan
bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi


Pada tahap pekerjaan ini meliputi :

a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan
tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. Tahap Pemboran Awal


Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor
(mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil
sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan
8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang
digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
kekentalan (viskositas) lumpur bor
kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu
permeter)
contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau
kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. adapun maksud
pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk
menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

III. Tahap Electrical Loging


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan
ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang
bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang
elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus
kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan.
Penurunan inilah yang diukur.

IV. Tahap Pembersihan Lubang Bor (Reaming Hole)


Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter
konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu
diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen)
serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. Tahap Konstruksi Pipa Casing Dan Saringan (Screen)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus
didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman
aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu
memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

VI. Tahap Penyetoran Kerikil Pembalut(Gravel Pack)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang
encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga
antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

VII. Tahap Pencucian Dan Pembersihan (Well Development)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk
dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar
seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir
kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :
 Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding
lobang bor.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
 Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan
bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :


1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4
lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan
secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan
pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur
dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa
penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari
tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari
interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.

VIII. Tahap Pengecoran (Grouting)


Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
 Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.
 Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).

IX. Tahap Uji Pemompaan (Pumping Test)


Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer
dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa
ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
 Muka air tanah awal (pizometrikawal)
 Debit pemompaan
 Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
 Waktu sejak dimulai pemompaan
 Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
 Waktu setelah pompa dimatikan
Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :
1)Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit
yang berbeda.

2) Uji pemompaan panjang


Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan
dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk
pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut
memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :


 PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
 Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
 Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. Tahap Finishing
Tahap finishing meliputi :
 Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-
kabelnya.
 Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
 Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
 Pembersihan dan perapihan lokasi.

PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA

 Marking lokasi yang akan dipasang pompa


 Buat pondai pompa
 Pasang instalasi pemipaan ruang terlebih dahulu
 Pasang pompa dan valvenya
 Sambung instalasi daya ke pompa
 Atur preasure switch pompa
 Lakukan running test pompa

PEKERJAAN RUMAH POMPA


Galian tanah pondasi
Persiapan

- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Urugan Pasir di bawah Pondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pas. Bata Merah 1 : 3


Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi Sloof
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata hebeldirendam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk
mengurangi penyerapan air.
- Memasang Bata hebelpada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 : 3 untuk pasangan dinding biasa
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian Bata hebeldisusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian Bata hebeldipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan Bata hebelmencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton Sloof praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor Sloof praktis dan dilanjutkan pemasangan Bata hebelsampai elevasi
yang ditentukan dan cor Sloof praktis sampai elevasi sesuai gambar

Pemasangan Plesteran 1 : 3
 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1 : 3)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 mm. Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 : 3.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 : 3, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

Pemasangan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

Pekerjaan Pengecatan Rumah Pompa

 Siapkan dan lakukan 2 lapis metal primer yang disetujui direksi


 Berikan primer dan lakukan 1 lapisan dasar dan lapisan finish dengan cat yang tahan
pada semua permukaan ekspose baja/besi structural setelah proses erection

C. PEKERJAAN BNAGUNA MCK


C.1 PEKERJAAN TANAH BANGUNAN MCK
Galian tanah pondasi
Persiapan

- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Urugan Pasir di bawah Pondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

C.2 PEKERJAAN PASANGAN


Pasangan Pondasi Batu Kali 1 : 4
mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan Batu Belah.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : Batu Belah, semen PC, pasir pasang, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
- Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan Batu Belah dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan Batu Belah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah

Pelaksanaan pekerjaan pasangan Batu Belah, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai
berikut:
- Gali tanah untuk lubang pasanagan Batu Belah.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan Batu Belah, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan Batu Belah.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi Batu Belah.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi Batu Belah dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang Batu Belah di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar Batu Belah.
- Batu Belah disusun sedemikian rupa sehingga pasangan Batu Belah tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan Batu Belah apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan Batu Belah dengan plesteran siar.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali 1 : 4


Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi Batu Belah / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
 Pasangan pondasi adalah dari Batu Belah, ukuran pondasi sesuai dengan gambar
rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat ad. 1pc : 5pp dan
kemudian diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong
(aanstamping) tebal sesuai dengan gambar dengan sela- selanya disisi pasir urug,
disiram air sampai Penuh dan ditumbuk hingga padat dan rata.
 Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
 Pasangan pondasi Batu Belah tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat
diantaranya hinga rapat.
 Pada pasangan Batu Belah sudah harus disiapkan anker besi untuk Sloof,
kedalaman sesuai dengan gambar.
 Cor stek Sloof dan rapikan kembali
 Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali
Pas. Bata Merah 1 : 3
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi Sloof
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata hebeldirendam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk
mengurangi penyerapan air.
- Memasang Bata hebelpada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 : 3 untuk pasangan dinding biasa
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian Bata hebeldisusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian Bata hebeldipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan Bata hebelmencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton Sloof praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor Sloof praktis dan dilanjutkan pemasangan Bata hebelsampai elevasi
yang ditentukan dan cor Sloof praktis sampai elevasi sesuai gambar

Pemasangan Plesteran 1 : 3
 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1 : 3)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 mm. Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 : 3.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 : 3, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pemasangan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

Pas. Dinding Keramik 20x25


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik 25x40 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass, benang,
selang dan air.
Gambar Tatacara Pelaksanaan Dinding Keramik

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang Keramik Dinding


 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya
dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan
keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

Pas. Lantai Keramik 20x20


Persiapan
- Pekerjaan pasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
- Pemasangan keramik menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan keramik ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan
- Sebelum dipasang, keramik direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir
padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan keramik untuk
lantai KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah
lubang pembuangan (saringan air kotor).
- Keramik yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yang terpasang tetap lurus dan
rata.
- Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki
dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara keramik lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan keramik dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan

C.3 PEKERJAAN BETON


Pekerjaan Lantai Kerja t=5 cm
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc:3Pb:5Kr.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
 Approval material yang akan digunakan
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1Pc:3Pb:5Kr
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk
leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

Pek. Sloof Beton


Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

Pembesian Sloof
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan Sloof adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan Sloof harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Sloof


Pemasangan bekisting Sloof dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting Sloof.
 Bersihkan area Sloof dan marking posisi bekisting Sloof.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as Sloof sebelumnya
sampai dengan Sloof berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as Sloof.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda Sloof pada lantai sesuai dengan
dimensi Sloof yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting Sloof.
 Marking sepatu Sloof sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu Sloof pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu Sloof dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting Sloof dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka Sloof tersebut siap dicor.

Langkah kerja pekerjaan pengecoran Sloof adalah sebagai berikut:


 Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, Sloof yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
 Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting Sloof


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting Sloof sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting Sloof, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Sloof


Perawatan beton Sloof setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pek. Kolom beton 15/30 (K.1) mutu beton K-225


Pekerjaan struktur atas melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah pekerjaan
pengukuran, pembesian, bekisting, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan
beton.
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban
atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan
besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom
(dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Urutan pelaksanaan pekerjaan
kolom dapat dilihat pada gambar berikut.
- Stek Tulangan Kolom + Marking
- Pabrikasi Tulangan Kolom
- Pemasangan Tulangan Kolom + Decking
- Pemasangan Sepatu Kolom (neut kolom)
- Instalasi Pipa Elektrikal (bila ada)
- Pabrikasi Bekisting Kolom
- Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form
- Pemberian Beton Eksisting dengan Calbond
- Pengecoran Kolom
- Pembongkaran Bekisting Kolom
- Perawatan Beton

Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
 Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
 Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
Pekerjaan Ring Balok
Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
 Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di
atas suri-suri.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
 Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung
besi balok dimasukkan ke kolom.
 Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
 Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan
dicor
 Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
 Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
 Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
 Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

Proses Pengecoran Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
 Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
 Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
 Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
 Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
 Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
 Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
 Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
 Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
 Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
 Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
 Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
 Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
 Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
 Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

C.4 PEKERJAAN KUSEN PINTU


Pengadaan dan Pemasangan Roster
 Keliling pemasangan rooster harus diberi beton praktis jika ukuran lebar lebih 1.50 m
 dan tinggi lebih dari 1.00.
 Macam-macam ukuran roster 30 x 30.
 Dipasaran 20 x 20.
 Naat antara roster dinding 4 mm.
 Dibuat tali air antar naat.
 Jika masih ada plesteran dinding pemasangan roster, roster harus dikurangi dari air
dan semen
Psangan Daun Pintu Alumunium
- Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
- Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
- Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
- Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
- Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
- Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
- Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
- Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
- Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
- Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
- Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
- Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

- Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


- Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
- Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.
Pemasangan Kunci dan Grendel
- Siapkan rumah kunci dan alat bor
- Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
- Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
- Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
- Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja
C.5 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
C.6 PEKERJAAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan sanitair ini meliputi, pengadaan barang untuk sanitair, pengukuran,
pemasangan dan perapihan. Yang perlu diperhatikan ketika pekerjaan sanitair dilakukan
adalah separingan dan gambar pola keramik dan derajat kemiringan aliran air buangan.
2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
Metode%2BPelaksanaan%2BPekerjaan%2BSanitair
Seorang Pekerja sedang melakukan pemasangan Floor Drain pada proyek yang
dilaksanakan team CivilTekno di Kota Depok (Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sanitair)
3. Uraian Pekerjaan
- Pekerjaan sanitari closet, wastafel, urinoir dan disesuaikan dengan separingan dan gambar
pola keramik.
- Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu (marking area) titik
penempatan dan elevasi alat sanitair tersebut.
- Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
- Pemasangan pipa saluran inlet dan outlet.
- Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
- Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, setelah itu lakukan testing fungsi.
4. Tahapan Pekerjaan
Tahapan%2BPekerjaan%2BPasangan%2BSanitair
Tahapan Pekerjaan Pasangan Sanitair
5. Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga
Bahan
• Kloset, wastafel, kaca cermin, jet washer, soap dish, floor drain, urinoir dan zink : Sesuai
degan Spesifkasi (Uk Variasi)
• Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
• Semen : semen portland
• Semen warna : pewarna
• Air : air bersih bebas dari unsur minyak
Perlatan
• Alat Tukang
• Concrate Mixer
• Meteran / Waterpass
Tenaga
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang
• Mandor
C.7 PEKERJAAN PLUMBING KERAN UMUM
Pemasangan Kran dan stop kran Dia ½”
 semua kan air yang dipakai sesuai dengan spesifikasi teknis.
 Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai dengan panjang standard dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran
yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention)
 Stop keran yang dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi

Pas. Pipa PVC Dia 1/2” untuk Kran


Hal yang perlu diketahui:
 Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
 Sambungan harus betul-betul rapat.
 Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
 Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
 (diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
 Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out.
 Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing
closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
 Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
 Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Pas. Pipa Penguras 1/2 “


 Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila
digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
 Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
 Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
 Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

C.8 PEKERJAAN PLUMBING


 Pekerjaan plumbing yang dilakukan pihak kontraktor, selain menyambung pipa
sparingan, fitting dan gate valve pada kekuatan lem dan klem gantungan untuk
menghindari kebocoran dari sambungan.
 Kemiringan pipa diperhatikan agar air bersih maupun air kotor dan air hujan
lancar mengarah ke shaft.
 Pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
 Khusus pekerjaan yang menyangkut pengelasan akan disediakan tabung
pemadam apar
 Khusus pada pemasangan pipa air buangan dan air kotor harus disediakan pipa
leher angsa untuk pengecekan bila terjadi penyumbatan dikemudian hari.
 Pengetesan dilakukan sebelum digunakan dan dipastikan tidak terjadi kebocoran.
 Posisi floor, fitting air bersih / kotor, kran, wastafel, closet dan urinoir disesuaikan
dengan posisi nat keramik.

C.9 PASANGAN SALURAN AIR DAN PIPA PEMBUANG


Pekerjaan yang dimaksud adalah pemasangan instalasi perlengkapannya
Yang meliputi penyediaan dan pemasangan seluruh instalasi plumbing dan drainase
Sesuai gambar rencana (shop drawing ) dan peraturan teknis..
A.Pekerjaan Instalasi Pemipaan di luar Bangunan atau dibawah lantai dasar /parkir.
Saluran.
1. Saluran yang melalui bawah jalan atau areal parkir dibuat dari beton dengan persyaratan
struktur yang diizinkan.
2. Pembuatan saluran harus diperhatikan kemiringan saluran (slope) minimal 1% ( satu
persen ) ke arah saluran kota/luar).
Bak kontrol
Bak kontrol yang terletak dijalan atau ditempat parkir dibuat dari konstruksi beton dengan
ukuran lobang sesuai gambar kerja,dilengkapi dengan tutup dari baja tuang yang dapat
dibuka dengan mudah.
B.Pekerjaan Instalasi Pipa dan saluran Pembuangan didalam tanah.
Pekerjaan Galian Tanah.
- Saluran pemasangan pipa dan saluran – saluran pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara lain bak – bak
kontrol,tanki septik dan lain sebagiannya.
Pedoman ynag dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai ke
permukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir dibawah pipa.Galian
dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain –lain) adalah menjadi
tanggung jawab pemborong dan sudah termasuk dalam harga penawaran,pemberi tugas
tidak menerima adanya claim/tuntutan terhadap hal – hal tersebut.
C.10 PEKERJAAN LAIN – LAIN
Pengecatan Dinding
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Pavingblock
Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-

1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut
harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density)
sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.

2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan
2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka
panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak
bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat
mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving
yang sudah terpasang.
 Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat
berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
 Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
 Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah
terpasang tidak bergeser.
 Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
 Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
 Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block
cutter.
 Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian
antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
 Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving
block satu sama lainnya.
 Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

Pekerjaan Pagar Hollow


Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan
memesan pada suplier khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Keping pagar hollow akan
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudaah finishing cat. Untuk
pemasangan Pagar Hollow akan disediakan tenaga khusus karena akan menggunakan
peralatan yang khusus pula, yang terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar,
tegak lurus dan rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada.

C.11 PEKERJAAN ATAP


Pemasangan Genteng Metal
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng
tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan
lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa
dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya
Cara pemasangan NOK genteng metal:
Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah
dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.

Pemasangan Rangka Atap Zincalume


Untuk satu bidang atap yang akan dipasangkan, pengangkatan dan perletakan sebelum mulai
dipasang, posisi rusuk atas /rusuk bawah harus sama, agar pemasangan dapat dilakukan
dengan lancar (tidak memutar rusuk yang salah letaknya) untuk itu pastikan terlebih dahulu
arah mata anginnya.
Pemasangan Atap Zincalume

Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk tanpa celah anti
kapiler.

Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15’ diharuskan pada ujung lembar puncak atap
ditekuk keatas 75’ dengan menggunakan alat tekuk yang khusus untuk itu.

Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara pemasangannya dimulai dan
diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah selebar bentangannya, sedangkan overlap
sambungan minimum yang disarankan adalah 200mm.

Pedomanpemasangan
Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air disarankan untuk menggunakan sekerup
tumpangan sisi dipasang di tengah jarak tumpangan pada atap dengan jarak Tumpuan > 950
mm.

Tersedia penutup sisi puncak atap dalam bentuk standard sesuai gambar.

Sambungantalang
Gunakan perekat plinkote dan kain kasa pada alas sambung, pengikatan dengan paku
keling/rivet minimal 2 baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis kedap air dan
tahan cuaca dengan lebar sambungan minimal 150mm.

Pemasangan Rangka Besi Hollow


Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Pas. Plafond gypsum t = 9 mm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup
gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pas. List plafond gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.
C.12 PEKERJAAN MENARA AIR
Galian Tanah
Persiapan

- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Pekerjaan Pasir Urug


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pekerjaan Beton Telapak/Filecape


Perakitan tulangan
 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi setempat.
 Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas
 Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

Pemasangan Tulangan
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

Bekisting Pondasi
 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan cetakan tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

Pengecoran pondasi
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran 60x60 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran
60x60 cm.
 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3/K-225 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split
serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
C.13 PEKERJAAN SEPTI TANK
Septictank atau biasa disebut sepitank adalah tempat penampungan limbah kotoran manusia
yang mana harus tepat dan benar dalam membuatnya dan benar dalam hal fungsinya dan
tentu saja tidak membahayakan atau tidak mencemari tanah di sekitarnya. Septictank 3 ruang
tertutup ini cocok bagi yang mempunyai ruang atau lahan yang cukup luas, karena septictank
3 ruang tertutup ini didesain dengan ukuran sedang sampai jumbo.
Berikut cara membuat septictank 3 ruang tertutup adalah sebagai berikut:
– gali tanah dengan ukuran panjang minimal 2m dan lebar minimal 1m, sedangkan
kedalamannya minimal 1m.
– Kalau tanah sudah digali sesuai keinginan, kini anda tinggal memasang bata sebagai
dindingnya.
– Setelah itu pasang bata melintang seperti anda membuat ruangan atau kamar sebanyak
tiga ruang.(lihat gambar)
– ruang yang pertama bagian bawah biarkan berlubang dengan diameter 20cm-50 cm,hal
ini dimaksudkan agar memaksimalkan volume ruang pertama untuk mengisi ruang kedua.
– ruang kedua itu terserah anda, bisa membuat lubang ditengah atau membuat lubang di
atas.(saran saya anda buat lubang diatas saja,karena itu berfungsi menahan debit kotoran
dan airnya saja yang masuk ke ruang 3).
berikut adalah ruang ketiga, saya menyarankan pada ruang ketiga ini pada bagian dinding
dan dasarnya jangan anda semen atau di plester, tujuannya agar limbah kotoran cair dapat
meresap kedalam tanah.

Sasaran K3 Dan Program K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja
yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan sekitaqrnya.
Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat
seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.

Pengendalian Operasional K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah preventif
guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal prevensi
/ pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3 berupa pelatihan
yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta. Dengan pelatihan
tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik medis maupun non medis yang
sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian operasional berupa prosedur
kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab


Kegiatan SMK3

Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja


dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur
organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai
pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung
keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal
penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat melanggar
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang dianjurkan
olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar
keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya
dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui, dimengerti,
dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis
gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan
baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan
dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal yang
tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif maupun
industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat pada
waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus
selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah
lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor
telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan
didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja
sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan
seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat resiko kerja yang dihadapi
dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan, dilakukan
sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan,
akibat dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan
kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga
mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana,
seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung jawab semua orang dan
harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan
hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus tersedia untuk konsultasi mengenai
masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan kesehatan. OSHA juga mensyaratkan
bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk diberikan pelatihan dalam
prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan
pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban,
pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban dalam
kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban
untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat dari
kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus
dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan
pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus
menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap bahaya spesifik lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan
darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.

IV. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Yang Direncanakan

Jangka waktu pelaksanaan pada Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan
Strategis Kab. Lebak, Ponpes Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender
Ulang) sampai dengan selesai adalah 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.
Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Kawasan Strategis Kab. Lebak, Ponpes
Jamiatul Mubtadiin Desa Cipalabuh Kec. Cijaku (Non Tender Ulang) .

Pandeglang, 31 Juli 2019


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. BERDIKARI JAYA

Ttd

IGUN FIRMANSYAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai