Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan Permukiman di


Kawasan Strategis Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak
Provinsi Banten
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2019

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan suatu
pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

I. PENDAHULUAN
a. Umum
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten pada Tahun Anggaran 2019 akan
melaksanakan pekerjaan Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kawasan Strategis
Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak Provinsi Banten yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Waktu
Pelaksanaan pekerjaan adalah 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kawasan Strategis
Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak Provinsi Banten mencakup hal-hal berikut.
1. Papan Nama Pekerjaan
Membuat dan memasang serta memelihara papan nama kegiatan, pemasangan papan nama kegiatan harus
dilakukan setelah diterbitkannya surat keputusan pemenang pelelangan. Jumlah papan nama proyek 2 buah
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Ukuran Papan Kegiatan
 Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari bahan besi.

Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum akan mengetahui
aktivitas proyek dan jauh dari kecurigaan.papan nama dipasang dipancang dengan kokoh ke tanah dengan
pondasi beton sehingga tidak mudah roboh.
papan nama proyek dibuat berdasarkan spesikasi teknis atau menurut petunjuk dari direksi. isi dari papan
nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana
dan durasi pelaksana. Papan nama kegiatan dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telahdi
sepakati sebelumnya.

2. Foto Dokumentasi, Assbuilt Drawing dan Dokumen Pelaporan


Merupakan kegiatan administrative dari pekerjaan fisik Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan
Permukiman di Kawasan Strategis Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak Provinsi Banten. Penyedia
akan membuat laporan harian dengan bentuk/format laporan sesuai petunjuk direksi/pengawas lapangan.
Penyampaian laporan umumnya adalah per minggu yang kemudian dikomulatifkan menjadi laporan per satu
bulan.
Didalam laporan tersebut juga disertakan photo/dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

3. Pengukuran Kembali/Uitzet
 Kontraktor pelaksana mengajukan permohonan izin Uitzet dan Bouwplank kepada direksi dinas
sebagai persetujuan pelaksana pekerjaan
 Uitzet dilaksanakan menggunakan peralatan standar yang disetujui direksi dinas. Pengukuran
dilakukan dengan rencana gambar kerja dan petunjuk dari tenaga yang bersangkutan
 Apabila terjadi perbedaan ukuran, kontraktor pelaksana dapat melaporkan kepada konsultan
supervisi dan direksi dinas agar dapat dilakukan arahan selanjutnya
 Bouwplank dipasang dengan menggunakan material papan dan kayu. Dipastikan bouwplank
dipasang dengan kuat dan mudah dilihat
 Selama pekerjaan pengukuran belum selesai, bouwplank dipastikan tetap dan baik dalam posisinya
dan harus selalu dilakukan pengecekan

4. Sewa Gudang
Untuk Direksi Keet akan Kami sewa pada daerah yang paling dekat dengan lokasi kerja, sehinggaefektifitas
kerja tidak terganggu akibat jarak tempuh pekerja ke lokasi pekerjaan. Pondok kerjaakan kami sewa dengan
kondisi yang layak serta memiliki penerangan yang cukup bagi pekerjaketika malam tiba. Gudang juga kami
sewa dengan ukuran yang mampu menampung bahan danmaterial yang didatangkan untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan. Gudang kami buat denganbangunan yang berlantai panggung, hal ini kami perkirakan
agar bahan dan material yangdisimpan sementara tidak terkena rembesan air yang terjadi akibat hujan atau
ha lain yangmungkin terjadi. Pekerjaan Direksi Keet ini membutuhkan waktu selama masa
pekerjaandilaksanakan, perhitungan analisa terlampir.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Pada awal pelaksanaan dipersiapkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan
Permukiman di Kawasan Strategis Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak Provinsi Banten secara
bertahap peralatan-peralatan yang dibutuhkan sebagai berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Mobil Pick Up - 1 Unit
2 Concrete Mixer 0.43 m3 3 Unit
3 Bar Cutter 1 Unit
4 Bar Bender 25 mm 1 Unit

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan segera mengurus
perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

b. Lingkup Pekerjaan

I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pondasi (Agregat)
III. Pekerjaan Beton
VI. Pekerjaan Penyelesaian
1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan dalam hal waktu dan
hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain. Dalam perencanaan ini sudah
diketahui material-material apa yang harus dipasang pada waktu tertentu, material harus tiba di lapangan,
peralatan yang dipakai dan tenaga ahli yang akan ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal waktu pengadaan barang
 Jadwal waktu pengadaan peralatan
 Jadwal waktu pengadaan tenaga kerja/tenaga ahli

Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara bertahap sesuai jadwal.
Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di dalam gudang / los kerja dan siap dioperasikan

Sebelum pelaksanaan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran-pengukuran di lapangan


secara detail. Bersama-sama dengan Direksi Setelah itu dibuatkan gambar kerja berdasarkan gambar
dan spesifikasi dari konsultan. Dalam proses pengukuran, pembuatan gambar kerja dan cara kerja
diperlukan konsultasi dan koordinasi dengan konsultan atau pengawas sehingga menghasilakan gambar
kerja dan cara kerja yang tepat sasaran.

Hal-hal yang tercakup dalam Persiapan Pelaksanaan meliputi :


 Material/bahan yang akan dipasang
 Waktu kedatangan dan pemasangan material
 Peralatan yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja
 Tenaga ahli yang diperlukan
 Waktu yang direncanakan untuk setiap item pekerjaan
 Mengurus semua perijinan, baik ijin lokasi, maupun dengan Perusahaan terkait.

c. Pekerjaan Fisik Lapangan


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan mengikuti tahapan-tahapan atau urutan-urutan
yang sesuai dengan peraturan konstruksi yang berlaku. System pelaksanaan pekerjaan akan dikerjakan
secara simultan kecuali pada item-ite pekerjaan yang saling ketergantungan.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan item
pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat antara lain :

USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN PENUNJANG
LAINNYA

PERJAAN PONDASI (AGREGAT)


Pekerjaan Lapis Pondasi dengan Agregat A
Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan Pembentukan untuk Lapis Pondasi Agregat A
Apabila lapis pondasi Agregat A akan diletakkan pada suatu permukaan tanah dasar (subgrade) maka
tanah dasar harus dibuat, dipersiapkan dan diselesaikan sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi,
sebelum penghamparan Agregat A lapis pondasi. Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan
Pondasi Agregat A, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas paling sedikit 100 meter kedepan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi
pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurangdari 100 meter panjangnya, seluruh
formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasiAgregat Adihampar. Bilamana Lapis
PondasiAgregat A akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut
pendapat Konsultan Pengawas dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau
pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang lebih baik.
Penghamparan
Lapis Pondasi Agregat A harus dibawa kebadan jalan sebagai campuran yang merata dan harus
dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kadar air dalam bahan
harus tersebar secara merata.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu Operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal
padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis,
makalapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya. Lapis PondasiAgregat A harus dihampar
dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel
Agregat A kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dandiganti dengan
bahan yang bergradasibaik. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujuioleh Konsultan Pengawas.

Pemadatan
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan
alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujuioleh Konsultan Pengawas, hinggakepadatan paling
sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh
AASHTO T180, metode D. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas
beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis PondasiAgregat A. Pemadatan harus
dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai
1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukanoleh AASHTO T180, metode D. Operasi
penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Padabagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian
yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit kebagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN PERALATAN YG PENANGGUNG
RESIKO DIGUNAKAN JAWAB
 Pekerja tertimpa  Memakai APD (Helm,  Alat Berat  Site Manager
material yg akan Sepatu Safety, Sarung Penghamparan dan  Pelaksana
dipasang Tangan, Masker, dan pemadatan LPA Lapangan
Kaca Mata  Juru Ukur
 Pekerja terjatuh
 Mentaati Peraturan  Mandor, Tukang
dariketinggian Lalulintas
 Tangan / kaki terluka  Mengikuti SOP
saat pemasangan Pengopersian Alat
Berat

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Bekisting Papan
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pembongkaran bekisting untuk
pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan


Peralatan
- Meteran
- Palu
- Gergaji kayu
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Kayu Kelas III
- Paku
- Minyak Bekisting

Kuantitas pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan satuan luas area (m2).

Pelaksanaan pekerjaan
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
- Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana
- Bekisting digunakan untuk 3 kali penggunaan.
- Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
- Bekisting dipasang per segmen dengan panjang maksimal per segmen adalah 5 meter.
- Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan minyak bekisting
- agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
- Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari
- Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah dicor.
Pekerjaan Beton K-175 (Menggunakan Molen)
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Concrete mixer
- Gerobak sorong
- Sekop
- Cangkul
- rushkam
- Peralatan tukang lainnya
Bahan
- Semen
- Pasir
- Kerikil
- Air
- Bahan-bahan lain yang dianggap perlu

Kuantitas pekerjaan :
- Pekerjaan ini menggunakan satuan isi (m3).

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Membuat adukan beton K175 menggunakan concrete mixer
- Adukan beton yang telah jadi dibawa ke area pengecoran dengan menggunakan gerobak sorong
- Beton dihamparkan pada area yang telah dipasang bekisting, plastik alas dan besi beton.
- Permukaan pengecoran diratakan dengan menggunakan rushkam dan dibuat miring sekitar 2% terhadap
lebar jalan agar tidak terjadi genangan air hujan.
Pembesian
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi untuk pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Meteran
- Gunting Besi
- Bending besi
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Besi polos
- Kawat ikat
- Beton tahu

Kuantitas pekerjaan :
- Pekerjaan ini menggunakan satuan berat (kg)
Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Besi dipotong sesuai ukuran pemasangan di lapangan
- Besi dibengkokkan menggunakan bending sesuai dengan pola pada gambar rencana
- Besi yang telah dibentuk, dirakit dengan menggunakan kawat ikat
- Besi diletakkan diatas permukaan plastik alas yang telah terpasang dengan menggunakan penjaga jarak
(beton tahu) dengan ketebalan kurang lebih 5 cm untuk menjaga jarak besi terhadap dasar tanah ketika
dicor nanti.
Pekerjaan Pemasangan Plastik Coran
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan plastik hitam.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan plastik Coran/plastik alas dan alat bantu kerja pemasangan plastik Coran.

Kuantitas pekerjaan :
Pekerjaan ini menggunakan satuan luas area (m2)

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam ini agar adukan
semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
- Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang tidak ditutupi
plastik hitam ini
- Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan pemberat berupa batu
atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku yang ditempelkan ke dinding bekisting.
- Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

Pekerjaan Cutting Beton dan Joint Sealent


Dilaksanakan dengan mesin pemotong khusus (Cutter Beton). Pemotongan beton dilaksanakan saat beton
masih cukup lunak, Kira – kira jam ke 12 – 18 setelah pengecoran.
Pekerjaan Joint Sealent
Tahap Pelaksanaan :
- Pasanglah sealant dengan teknik yang tepat dimana sealant akan kontak langsung dan secara penuh
dalam kondisi basah. Pemasangan sealant secara bersamaan dengan sealant backing.
- segera setelah pemasangan sealant dan sebelum pemasangan permukaan dimulai, dilakukan tool
sealants agar menjadi halus, rata, untuk menghindari kantung-kantung air dan untuk menjamin hubungan
sealant dengan permukaan sekitar.
- Cleaning / pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas noda yang masih lengket dan
metode maupun bahan sesuai petunjuk dari pabrik.
- Selama pemasangan, sealant harus dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan operasi konstruksi.

Pekerjaan Core Drill dan Uji Lab Beton


- Umur beton minimal 14 hari.
- Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya
berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT (Non
Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu
daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama
berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui
kuat tekannya
- Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak
membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan
utama.
- Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar yang lepas,
tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
- Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
- Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang
dan D =diameter benda uji;
- Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
- Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
- Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus
terhadap sumbu benda uji;
- Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
- Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda uji harus
dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi,
benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan

Angkut Langsiran
- Langsiran Sangat diperlukan karena medan atau lokasi yang sulit terjangkau dan mobilisasi sangat tidak
memungkinkan seperti tanah, lumpur, lebar jalan sempit. Langsiran difungsikan untuk mendekatkan
material kelokasi pekerjaan. Sehingga pekerja bisa berjalan lancar dengan kebutuhan material terpenuhi
meskipun dengan cara manual.
- siapkan terlebih dahulu lokasi yang akan ditempatkan bahan/material Tempat terlebih dahulu dibersihkan
dari material
IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN PERALATAN YG PENANGGUNG
RESIKO DIGUNAKAN JAWAB
 Terjatuh / terpeleset  Memakai APD (Helm,  Meteran  Site Manager
saat pelaksanaan Sepatu Safety, Sarung  Palu  Pelaksana
 Tangan / kaki terluka Tangan, Masker, dan  Gergaji kayu Lapangan
Kaca Mata  Concrete mixer  Juru Ukur
kena alat bantu
 Mentaati Peraturan  Mandor, Tukang
 Pekerja tertimpa  Gerobak sorong
Lalulintas
material yg akan  Sekop
 Mengikuti SOP
dipasang Pengopersian Alat  Cangkul
 Anggota badan Berat  rushkam
terkena serpihan saat  Gunting Besi
pemotongan material  Bending besi
 Peralatan tukang
lainnya

PEKERJAAN PENYELESAIAN
Pembersihan sisa-sisa pekerjaan
Sisa-sisa puing atau material bekas di packaging kemudian dibuang keluar lokasi proyek dengan menggunakan
mobil pengangkut, dan hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab kontraktor pelaksana.
IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN PERALATAN YG PENANGGUNG
RESIKO DIGUNAKAN JAWAB
 Pekerja Tertimpa  Memakai APD (Helm,  Peralatan  Site Manager
material konstruksi Sepatu Safety, Sarung Pembersihan Sisa  Pelaksana
 Tangan / kaki terluka Tangan, Masker, dan Pekerjaan Lapangan
Kaca Mata  Peralatan tukang  Juru Ukur
saat pelaksanaan
 Mentaati Peraturan lainnya  Mandor, Tukang
 Terjatuh saat Lalulintas
pemasangan material  Mengikuti SOP
Pengopersian Alat
Berat

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja yang terlibat langsung
dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan sekitaqrnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3
adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya masing-
masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat seperti contoh pada
lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi dilokasi pekerjaan
dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah preventif guna memberikan
kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal prevensi / pencegahan
melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3 berupa pelatihan yang diselenggarakan baik oleh
intansi pemerintah maupun swasta. Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik
medis maupun non medis yang sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian operasional berupa
prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur Organisasi K3 beserta
Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab Kegiatan SMK3
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja dan system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur organisasi K3 yang terdiri dari
Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat melanggar keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang dianjurkan olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar keselamatan dan
kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui, dimengerti, dan diterapkan.
Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan dan keadaan yang
tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal yang tidak bisa ditanggulangi dengan
segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan dan kesehatan
kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif maupun industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat pada waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah lokasi perusahaan, data
material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja sangat diutamakan.
Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan, yaitu pada masa
sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat
resiko kerja yang dihadapi dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan,
dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan, akibat
dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada seseorang
yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga mencakup membantu diri sendiri karena
tidak adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana, seperti gempa bumi
atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dapat
mengurangi kebingungan dan kekacauan. Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung
jawab semua orang dan harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan
menyelamatkan hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health Administration) yang merupakan
lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mensyaratkan bahwa tenaga
medis harus tersedia untuk konsultasi mengenai masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan
kesehatan. OSHA juga mensyaratkan bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk diberikan
pelatihan dalam prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan
pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban, pertolongan pertama
harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban dalam kontak dengan
penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan mengajukan
pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat dari kecelakaan atau
sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus dimasukkan dalam
desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan pernafasan buatan
(cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan
diarahkan terhadap bahaya spesifik lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan kondisi di tempat
kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.
IV. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Yang Direncanakan

Jangka waktu pelaksanaan pada Penataan Infrastruktur Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kawasan
Strategis Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak Provinsi Banten sampai dengan selesai adalah 120
(Seratus Dua Puluh) Hari Kalender.

Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan Penataan Infrastruktur
Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kawasan Strategis Sawarna Desa Cidikit Kec. Bayah Kab. Lebak
Provinsi Banten .

Pandeglang, 26 April 2019


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. AMIRAH PUTRI FIRMANSYAH

ttd

DEDE FIRMANSYAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai