Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


TAHUN ANGGARAN 2019

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Papan nama proyek
Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kayu dengan ukuran 5/5 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Spanduk yang memuat data tentang proyek yang berlangsung

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


 Buat bingkai papan nama dari kayu 5/5 cm berukuran 120 x 240 cm. lalu pakukan
triplek ke bingkai tersebut. Setelah itu pasangkan spanduk yang memuat data
tetang proyek yang sedang di kerjakan.
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/5 sebagai tiang-
tiang penyangga.
 Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi suatu proyek.

2. Direksikeet dan gudang Semen dan peralatan


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu
dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti :
bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan
gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan
gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi pekerjaan
pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
1. Pengukuran batas luas lahan (site).
2. Pengukuran batas bangunan.
3. Pengukuran as bangunan.
4. Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench
Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini sangat penting
karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah horizontal maupun
vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan
selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan
pasang bouwplank.
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah
yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan

Pembersihan Lokasi dan Perataan Lokasi Kerja


Pembersihan lapangan harus dilakukan, agar lokasi pekerjaan menjadi steril dari benda benda
yang dapat mengganggu aktifitas kelancaran selama proses bekerja. Seperti kayu, dan sampah lainnya
harus sesegera mungkin di keluar dari lokasi kerja, dan pembersihan dilakukan secara berkala. Agar
lokasi tetap selalu bersih.

2. PEKERJAAN TANAH

a. Penggalian Tanah biasa dan Urugan Tanah Kembali


1. Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

3. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong.
4. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
5. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
6. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
7. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
8. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan
alat ukur manual atau dengan theodolith.
9. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air
dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
10. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya
benda-benda tersebut diangkat.
11. Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya.
12. Urugan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
13. Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
14. Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.

b. Pekerjaan Urugan Pasir


1. Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau
pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk
mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai
berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu
pelaksanaan
2. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
3. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir
tersebut
4. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
5. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

Pengurugan Sirtu Padat.


Proses pengurugan sirtu padat dilakukan ketika pondasi sudah selesai dilakukan, fungsi dari
penimbunan sirtu pihan ini, agar elavasi lantai bias sesuai dengan ketinggian yang diminta dalam gambar.
Proses pengurugan sirtu, dilakukan secara bertahap setiap 15 cm harus langsung di padatkan. Supaya
kepadatan sirtu bias merata, setelah itu dilakukan pengurugan lagi dan kemudian di padatkan lagi. Proses
tersebut dilakukan sampai posisi timbunan sirtu mencapai ketinggian sesuai gambar rencana.

3. PEKERJAAN PONDASI
a. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Batu Kosong (anstamping) dan Pekerjaan Pondasi
1. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu Karang dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
karang.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3. Basahi batu karang dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
4. Pasang pondasi batu karang, dikerjakan setelah pekerjaan aanstamping dikerjakan terlebih
dahulu
5. Pasang batu karang di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang
merata mengisi rongga-rongga antar batu karang.
6. Batu karang disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu karang tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
7. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu karang apakah sudah sesuai rencana.

4. PEKERJAAN BETON
1. Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking area
untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai,
tangga dan dinding penahan tanah.
2. Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan
struktur beton yang akan dikerjakan.

 Fabrikasi besi tulangan


1. Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh,
memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
2. Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
gambar kerja dan RKS.
3. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
4. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
5. Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
6. Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan
pemasangan bekesting.
7. Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah itu
dilanjutan dengan pembesian tulangan.

 Fabrikasi bekesting
1. Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
2. Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan multiplek atau pasangan batutela :
 Sebelum bekesting batutela dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
 Pasangan dinding batutela harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
 Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding batutela tidak ambruk/runtuh.
3. Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso dan alat perancah schafolding :
 Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
 Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
 Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting
harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan
bidang yang flat/maksimal.
4. Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk
menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
5. Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
6. Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
7. Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

 Pengecoran beton
1. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula
untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk
pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-225.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
5. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
6. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang
tawon.
7. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
 Curring Beton
1. Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
2. Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
3. Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
4. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

5. PEKERJAAN DINDING
a. Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Tela
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as –
as pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang batutela harus dimarking terlebih
dahulu, setelah semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang batutela pada
posisi tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding batutela adalah:


a. Sebelum dipasangkan, batutela harus dipastikan dalam keadaan bersih.
b. lalu Bersihkan bagian yang akan dipasang batu tela, kemudian siram dengan air
sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan
posisi horizontal dan vertical dengan menggunakan benang yang berguna sebagai
acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada
arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi kemiringan maka akan
menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik
atau pengecatan.
d. Pemasangan batutela harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding
harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek sebagai angkur
ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof yang pada saat
pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok
praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak
menerima beban berat dinding batutela diatasnya.

6. PEKERJAAN ALUMUNIUM

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi
tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan
acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium dengan alat
bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan
hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup
ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan
yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

Proteksi
 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah
benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.

7. PEKERJAAN KAP DAN ATAP


Pengerjaan Kuda-kuda, gording, Lisplank
Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:
1. Kami buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap Kuda-kuda
kayu kls I.
2. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Gording bisa
dimulai. Dengan posisi gording disesuaikan dengan panjangnya atap yang akan di gunakan,
dan tetap berpacuan pada gambar rencana.
3. Lakukan Pemsangan Atap Trimdeck dengan dimulai dari salah satu sisi bagian atap,
lakukan tarikan benang terlebh dahulu, agar atap terpasang dengan lurus dan rapih, lalu
pakukan pada gording, dan pastikan terpasang dengan kuat.
4. Pemasangan lisplank, memiliki urutan sebagai berikut :
1.. Pasa setiap sambungan antara papan lisplank pangkaslah tepi sisi yang lebih
pendek lisplank dengan memangkas 45 derajat
2. Pasang lisplnk pada rangka penutup, Kemudian papukan dengan jarak paku
sekitar 30 cm. biar posisi lisplank terpasang dengan kuat
3. isislah celah antara pertemuan lisplank dengan menggunakan dempul, agar
sambungan terlihat rapih, lalu lakukan pengecatan.

8. PEKERJAAN PLAFOND

a. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan shunda plafon.


Peralatan yang diperlukan cukup sederhana antara lain cutter, impact drill(bor) ukuran
10 mm, mata bor untuk sekrup, angel grinder, siku, meteran ukur, palu, kabel daya dan
stop kontak.
b. Menyiapkan bahan. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain rangka plafon
(bisa menggunakan kayu atau besi hollow), shunda plafon, paku (jika menggunakan
rangka kayu), paku beton, sekrup (jika menggunakan rangka hollow) dan lainnya.

c. Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok. Gunakan selang air
untuk mengatur ketinggian agar sama tinggi (waterpas).

d. Pasang rangka hollow atau rangka kayu, sesuaikan dengan ukuran ruangan. Jika
ruangan kecil, sebaiknya rangka tidak bertingkat. Namun jika ruangan cukup besar dan
tinggi lebih dari 3 meter, maka rangka plafon boleh bertingkat.

e. Pasang lis telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda atau gergaji untuk
memotong bagian sudut lis.

f. Pasang lis menggunakan sekrup dan bor, dengan jarak 50 cm.

g. Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan cutteruntuk
memotongnya dan gunakan siku agar hasil potongan bersudut 90 derajat.
h. Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir. Teknis pemasangannya
hampir sama dengan cara memasang lantai parkit kayu.
i. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis dan finishing, yaitu melakukan pemeriksaan
dan perapian pada setiap bagian plafon yang masih terlihat belum rapi.

9. PEKERJAAN PLESTERAN
b. Pek. Plesteran 1 : 4 tebal 1,5 Cm + Acian
1. Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki
2. Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
3. Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran
antar kepalaan.
4. Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
5. Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
6. Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
7. Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
8. Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran
9. Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
10. Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
11. Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note
: pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna).
12. Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin
potong keramik /cutter
13. Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin
potong keramik
14. Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
15. Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali air

10. PEkERJAAN LAPIS LANTAI DAN DINDING


Pekerjaan lantai
1. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
i. Untuk lantai kerja dibawah pondasi atau di bawah lantai keramik dibuat dengan
ketebalan sesuai rencana.
ii. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl
atau B-0.
iii. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
iv. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
v. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
vi. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
vii. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

2. Pemasangan granit Lantai 60 x 60 cm, keramik 30 x 30 cm dan kerami dinding 30 x


60 cm
i. Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi
untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
ii.Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
iii. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
iv. Buat adukan untuk pasang keramik.
v. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik
yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
vi. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
vii. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
viii. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan
yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
ix. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
x. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.

3. Pemasangan keramik dinding 30 x 60 cm


i. Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking)
area untuk kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan
dinding keramik
ii. Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME
sudah terpasang.
iii. Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ±
24 jam.
iv. Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
v. Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang
rata dan garis siar/nat yang lurus.
vi. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
vii. Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal
pemasangan dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
viii. Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
ix. Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk
menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
x. Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat
waterpass.
xi. Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.
xii. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.

PEKERJAAN DINDING

Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Tela


Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as
pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang batutela harus dimarking terlebih dahulu,
setelah semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang batutela pada posisi
tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis
I. Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding batutela adalah:
a. Sebelum dipasangkan, batutela harus dipastikan dalam keadaan bersih.
b. lalu Bersihkan bagian yang akan dipasang batu tela, kemudian siram dengan
air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk
menentukan posisi horizontal dan vertical dengan menggunakan benang yang
berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak
terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi
kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti
plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan batutela harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan
lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan
dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek
sebagai angkur ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof
yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang
balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar
kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding batutela diatasnya.

II. Plesteran 1 : 4 tebal 1,5 Cm + Acian


a. Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang
di kehendaki.
b . Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan
triplek 2 x 5 cm diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
c . Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan
bawah) dengan memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan
menyesuaikan plesteran antar kepalaan.
d . Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam
(note : siku 20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
e. Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
f. Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4
hari.
g. Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
h. Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata
dan menutupseluruh pori-pori plesteran
i. Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
j. Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
k. Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang /
berkurang. (note : pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan
warna).
l. Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan
mesin potong keramik /cutter
m. Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin
potong keramik
n. Taburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
o. Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal
yang ukurannya sesuai dengan ukuran tali air
11. PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

a. Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian dan
jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan peruntukannya pada
posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan lubang kunci.
b. Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang sekrup
tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.
c. Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan espagnolet
di salah satu sisi.
d. Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel pengunci.

12. PEKERJAAN PENGECATAN


a. Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari ceceran cat
b. Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok
c. Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang menempel
d. Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dari pabrik yang sama
e. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan permukaan cat dengan warna
yang merata

13. PEKERJAAN HPL

Tata cara pemasangan HPL:

1. Bahan: HPL (high pressure laminate), multiplek, rangka hollow, asesoris dll)
2. Rangka hollow dipakai sebagai rangka utama, pasang benang untuk pedoman penentuan titik
paku untuk menjamin kelurusan
3. Tata cara pemasanngan HPL di multiplek:
a. Bahan dasar furnitur (multiplek) dibersihkan dengan di amplas.
b. Bahan dasar tersebut disemprot lem kuning/aibond
c. HPL yang mau ditempel kebidang tersebut di semprot dengan lem juta
d. Rekatkan HPL dengan bidang multiplek tadi (rekatkan dengan hati-hati untuk menghindari
gelembung udara masih)
e. Setelah HPL dan multiplek direkatkan, masukan bidang tadi ke dalam mesin press
f. Potong panel tadi sesuai ukuran yang diinginkan dengan mesin potong
g. Edging tepi panel dengan mesin edging(edging PVC atal edging HPL)
h. Setelah panel jadi, bersihkan dengan pembersih
i. Panel siap dipasang
4. Untuk hasil yang baik, perlu ketelitian dan kesabaran untuk menempelnya, sebab bila pekerja
kurang sabar hasil akhir yang didapat menjadi menggelembung (tidak rata)
5. Pemasangan asesoris (engse, handle, dll) menggunakan peralatan yang sesuai agar tidak
merusak bahan dan lebih presisi.
6. Pekerjaan list dan edging dikerjakan dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

14. PEKERJAAN LISTRIK

Pemasangan Instalasi Kabel


1. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut
harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak
pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
2. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung conduit
yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan panel
1. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
2. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
3. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan
yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan fitting dan armature
1. Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak
1. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
2. Pasang conduit dan inbow dos.
3. Tunggu sampai plester dinding akhir.
4. Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
5. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata
15. PEKERJAAN SANITAIR

1. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi
ketinggian alat sanitair.
2. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair
tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
3. Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
4. Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
5. Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
6. Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
7. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
8. Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

16. PEKERJAAN RAILLING TANGGA DAN TANGGA


Prosedur:
I. Peralatan yang digunakan:
a. Kertas semen/koran
b. Lakban
c. Amplas
d. Rol
e. Kwas
f. Skrap
g. Kain lap
II. Bahan yang digunakan:
a. Plamir
b. Cat dinding
III. Pelaksanaan:
a. Marking as dan elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja
b. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja
c. Pasang tiang railing pada awal trap tangga & pada bordes lantai atasnya
d. Tarik benang antara kedua tiang railing
e. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan
f. Matikan dudukan tiang railing
g. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. Ratakan dan haluskan
sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang

h. Cek ketegakan tiang, kemudikan matikan dengan dynabolt


i. Dan agar diperhatikan sistim joint bagian bawah (palt tangga dengan cover
plat
17. PEKERJAAN PEMBUATAN PAPAN NAMA KANTOR

Langkah-langkah dalam pemasangan lettering pada background tembok adalah sebagai


berikut:

1. Persiapkan huruf yang sudah dibentuk, bersama alat-alat lainnya seperti paku,
tali, pisau potong (cutter), pensil, obeng, meteran dan lain sebagainya.

2. Mengukur media yang akan digunakan sebagai tempat peletakan lettering, serta
penentuan ketinggian letak pemasangan lettering. Lalu pasang paku dan tali untuk
menandai area pemasangan lettering agar huruf-huruf dapat diletakkan dengan
lurus.

3. Atur rencana peletakkan lettering sesuai keinginan. Apabila telah menemukan


susunan dan peletakan lettering yang tepat, gambar pola cetakan lettering pada
media dengan pensil. Ukur jarak masing-masing huruf dengan menggunakan
meteran. Buat pola huruf pada tembok dengan pensil satu per satu sampai semua
huruf selesai.

4. Tandai dan lubangi background (media) dengan menggunakan bor pada titik-
titik yang telah ditentukan. Sesuaikan dengan lubang pemasangan baut pada
belakang huruf stainless. Ini merupakan salah satu tahapan paling penting. Karena
jika lubang tidak sesuai titiknya, maka baut-baut pada lettering tidak akan bisa
ditanam (dipasang pada lubang).

5. Pasanglah baut dan mur pada masing-masing lubang di belakang huruf timbul
satu-per satu hingga selesai. Pastikan baut terpasang baik dan kuat.
6. Setelah baut terpasang dengan baik pada huruf, cocokkan baut dengan lubang
pada background (tembok). Apabila telah sesuai, lepaskan kembali huruf, lalu
masukkan lem industri pada lubang di tembok, sampai penuh.

7. Kemudian pasangkan kembali huruf stainless tersebut, dengan baut-baut


ditanamkan ke dalam lubang di tembok yang sudah diberi lem tadi.

8. Pada tahap finishing, bersihkan bekas pola pensil pada tembok, dan lap bersih
tiap-tiap huruf agar terlihat bagus dan berkilau. Biarkan hingga lem mengering.

18. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Lakukan pembersihan pada akhir pekerjaan, pastikan tbahan bahan bangunan
yang sudah tidak terpakai di keluarkan dari area proyek.
2. Dokumentasi 100 Persen diperlukan unttuk menyatakan bahwa pekerjaan tersebut
sudah selesai.

Jayapura, 22 Juli 2019


PT. GLORIA PAPUA PERMAI

PAULUS WAMU
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai