1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Papan nama proyek
Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
Kayu dengan ukuran 5/5 cm
Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
Spanduk yang memuat data tentang proyek yang berlangsung
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti :
bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan
gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan
gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi pekerjaan
pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
1. Pengukuran batas luas lahan (site).
2. Pengukuran batas bangunan.
3. Pengukuran as bangunan.
4. Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench
Mark).
Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini sangat penting
karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah horizontal maupun
vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan
selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan
pasang bouwplank.
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah
yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan
2. PEKERJAAN TANAH
3. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong.
4. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
5. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
6. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
7. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
8. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan
alat ukur manual atau dengan theodolith.
9. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air
dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
10. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya
benda-benda tersebut diangkat.
11. Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya.
12. Urugan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
13. Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
14. Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.
3. PEKERJAAN PONDASI
a. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Batu Kosong (anstamping) dan Pekerjaan Pondasi
1. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu Karang dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
karang.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3. Basahi batu karang dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
4. Pasang pondasi batu karang, dikerjakan setelah pekerjaan aanstamping dikerjakan terlebih
dahulu
5. Pasang batu karang di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang
merata mengisi rongga-rongga antar batu karang.
6. Batu karang disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu karang tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
7. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu karang apakah sudah sesuai rencana.
4. PEKERJAAN BETON
1. Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking area
untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai,
tangga dan dinding penahan tanah.
2. Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan
struktur beton yang akan dikerjakan.
Fabrikasi bekesting
1. Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
2. Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan multiplek atau pasangan batutela :
Sebelum bekesting batutela dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
Pasangan dinding batutela harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding batutela tidak ambruk/runtuh.
3. Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso dan alat perancah schafolding :
Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting
harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan
bidang yang flat/maksimal.
4. Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk
menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
5. Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
6. Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
7. Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
Pengecoran beton
1. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula
untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk
pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-225.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
5. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
6. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang
tawon.
7. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
Curring Beton
1. Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
2. Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
3. Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
4. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
5. PEKERJAAN DINDING
a. Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Tela
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as –
as pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang batutela harus dimarking terlebih
dahulu, setelah semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang batutela pada
posisi tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis
6. PEKERJAAN ALUMUNIUM
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi
tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah
benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
8. PEKERJAAN PLAFOND
c. Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok. Gunakan selang air
untuk mengatur ketinggian agar sama tinggi (waterpas).
d. Pasang rangka hollow atau rangka kayu, sesuaikan dengan ukuran ruangan. Jika
ruangan kecil, sebaiknya rangka tidak bertingkat. Namun jika ruangan cukup besar dan
tinggi lebih dari 3 meter, maka rangka plafon boleh bertingkat.
e. Pasang lis telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda atau gergaji untuk
memotong bagian sudut lis.
g. Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan cutteruntuk
memotongnya dan gunakan siku agar hasil potongan bersudut 90 derajat.
h. Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir. Teknis pemasangannya
hampir sama dengan cara memasang lantai parkit kayu.
i. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis dan finishing, yaitu melakukan pemeriksaan
dan perapian pada setiap bagian plafon yang masih terlihat belum rapi.
9. PEKERJAAN PLESTERAN
b. Pek. Plesteran 1 : 4 tebal 1,5 Cm + Acian
1. Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki
2. Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
3. Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran
antar kepalaan.
4. Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
5. Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
6. Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
7. Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
8. Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran
9. Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
10. Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
11. Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note
: pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna).
12. Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin
potong keramik /cutter
13. Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin
potong keramik
14. Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
15. Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali air
PEKERJAAN DINDING
a. Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian dan
jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan peruntukannya pada
posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan lubang kunci.
b. Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang sekrup
tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.
c. Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan espagnolet
di salah satu sisi.
d. Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel pengunci.
1. Bahan: HPL (high pressure laminate), multiplek, rangka hollow, asesoris dll)
2. Rangka hollow dipakai sebagai rangka utama, pasang benang untuk pedoman penentuan titik
paku untuk menjamin kelurusan
3. Tata cara pemasanngan HPL di multiplek:
a. Bahan dasar furnitur (multiplek) dibersihkan dengan di amplas.
b. Bahan dasar tersebut disemprot lem kuning/aibond
c. HPL yang mau ditempel kebidang tersebut di semprot dengan lem juta
d. Rekatkan HPL dengan bidang multiplek tadi (rekatkan dengan hati-hati untuk menghindari
gelembung udara masih)
e. Setelah HPL dan multiplek direkatkan, masukan bidang tadi ke dalam mesin press
f. Potong panel tadi sesuai ukuran yang diinginkan dengan mesin potong
g. Edging tepi panel dengan mesin edging(edging PVC atal edging HPL)
h. Setelah panel jadi, bersihkan dengan pembersih
i. Panel siap dipasang
4. Untuk hasil yang baik, perlu ketelitian dan kesabaran untuk menempelnya, sebab bila pekerja
kurang sabar hasil akhir yang didapat menjadi menggelembung (tidak rata)
5. Pemasangan asesoris (engse, handle, dll) menggunakan peralatan yang sesuai agar tidak
merusak bahan dan lebih presisi.
6. Pekerjaan list dan edging dikerjakan dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
Pemasangan panel
1. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
2. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
3. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan
yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan fitting dan armature
1. Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak
1. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
2. Pasang conduit dan inbow dos.
3. Tunggu sampai plester dinding akhir.
4. Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
5. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata
15. PEKERJAAN SANITAIR
1. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi
ketinggian alat sanitair.
2. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair
tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
3. Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
4. Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
5. Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
6. Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
7. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
8. Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
1. Persiapkan huruf yang sudah dibentuk, bersama alat-alat lainnya seperti paku,
tali, pisau potong (cutter), pensil, obeng, meteran dan lain sebagainya.
2. Mengukur media yang akan digunakan sebagai tempat peletakan lettering, serta
penentuan ketinggian letak pemasangan lettering. Lalu pasang paku dan tali untuk
menandai area pemasangan lettering agar huruf-huruf dapat diletakkan dengan
lurus.
4. Tandai dan lubangi background (media) dengan menggunakan bor pada titik-
titik yang telah ditentukan. Sesuaikan dengan lubang pemasangan baut pada
belakang huruf stainless. Ini merupakan salah satu tahapan paling penting. Karena
jika lubang tidak sesuai titiknya, maka baut-baut pada lettering tidak akan bisa
ditanam (dipasang pada lubang).
5. Pasanglah baut dan mur pada masing-masing lubang di belakang huruf timbul
satu-per satu hingga selesai. Pastikan baut terpasang baik dan kuat.
6. Setelah baut terpasang dengan baik pada huruf, cocokkan baut dengan lubang
pada background (tembok). Apabila telah sesuai, lepaskan kembali huruf, lalu
masukkan lem industri pada lubang di tembok, sampai penuh.
8. Pada tahap finishing, bersihkan bekas pola pensil pada tembok, dan lap bersih
tiap-tiap huruf agar terlihat bagus dan berkilau. Biarkan hingga lem mengering.
PAULUS WAMU
Direktur Utama