PAKET PEKERJAAN :
I NFO RMA S I D A T A P RO Y E K
Paket pekerjaan Penataan Pagar Kantor KPPN Wamena, merupakan kegiatan
pembangunan pagar untuk menunjang kegiatan di Kantor KPPN Wamena. Luas
lahan untuk pembangunan ini, sesuai dengan area yang akan dikerjakan yang
terdiri dari berupa Bangunan Fisik Pagar beserta fungsionalnya.
Pelaksanaan proyek adalah 120 (Seratus Dua puluh) hari kalender. Faktor kesulitan
yang diperkirakan dapat terjadi adalah ;
L ING K UP P E L A K S A NA A N P E K E RJ A A N
Pelaksanaan kegiatan proyek akan mencakup aktifitas seperti dibawah ini ;
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
a) Pengukuran Awal dan Akhir
b) Penentuan lay-out site plan dan pembuatan jalan akses
c) Mobilisasi dan Demobilisasi
d) Pengadaan sarana penunjang ; air, Listrik, komunikasi
e) Pembuatan Direksi Keet
f) Pembuatan Kantor Lapangan
g) Pembuatan Barak Pekerja
h) Pembuatan Gudang Material
i) Papan Nama Proyek
j) Keselamatan Kerja / P3K dan Kemanan
PEKERJAAN KONSTRUKSI
a) Pekerjaan Beton Bertulang
b) Pekerjaan Pasangan & Plasteran
c) Pekerjaan Pagar Besi Hollow
d) Pekerjaan Pemasangan Dinding Keramik dan Batu Alam
e) Pekerjaan Pengecetan
f) Pekerjaan Finishing
PEKERJAAN AKHIR
a) Testing dan Sertifikasi untuk beberapa bagian pekerjaan
b) Pembongkaran Fasilitas Project dan Pembersihan Akhir
c) Serah terima dan Dokumentasi proyek
2. MET ODA PEL AKS AN AAN
Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master
schedule akan diperinci kembali menjadi Skejul yang terbagi menjadi beberapa
bagian pekerjaan sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi Skejul Harian,
Mingguan dan Bulanan.
Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya
pek. struktur dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan persetujuan
konsultan pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan
akan terkendali secara simultan pekerjaan yang menjadi kritikal path / work. Perlu
dijaga Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja.
Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi
yang sinergi antara user dan konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal
pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan harus parallel, detail gambar
yang belum lengkap perlunya pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan
bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam membaca term kontrak ataupun gambar
bestek. Hal tersebut untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan bangunan
tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang pekerjaan. MC 0
yang menjadi tolak ukur pelaksanaan akan menjadi acuan bila terjadinya CCO.
P E K E RJ A A N P E RS IA P A N
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu proyek, dalam
tahap persiapan sangat berpengaruh langsung pada pelaksanaan proyek
selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan ini menunjukan kesiapan dan
kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan proyek.
Tahapan persiapan terbagi menjadi 3 bagian utama meliputi hal-hal dibawah ini.
P E NG A DA A N DA N MO B IL IS A S I .
Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen pelaksanaan
harus diadakan dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk dengan serah terima
lapangan dengan pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di
tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan menjadi pegangan pelaksana
proyek.
P RO J E CT S IT E P L A N &F A S IL IT A S P E NUNJ A NG O P E RA S IO NA L
Fasilitas yang akan diadakan sebagai sarana penunjang operasional akan
mencakup dan tidak terbatas pada hal dibawah ini :
1. Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi
dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan
dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan
barak/direksi keet pekerja dengan ukuran minimum 4 m x 6 m untuk kapasitas
maksimum 10 personel/tenaga. Sementara untuk key personnel disediakan
sarana akomodasi sekitar lokasi selain menghemat tenaga dan waktu juga
efisien dalam budget perusahaan sementara kantor perwakilan / representative
berada disekitar lokasi sebagai Korespodensi site dengan pusat.
2. Kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan site office dan meeting
koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Direksi keet
diperlukan dengan luasan minimum 9 m2 ditunjang dengan sarana kursi dan
meja dan buku tamu sebagai korespendensi di lapangan dalam menunjang
kegiatan sehari-hari.
4. Sarana Air bersih dan drainase serta penerangan kerja diperlukan untuk
mengantisipasi pekerjaan malam bila diperlukan dan penerangan keseharian
yang diperlukan.
5. Keamanan sangat diperlukan mengingat lahan yang luas dan terbuka akan
memudahkan hal-hal yang tidak terduga bisa terjadi. Perlunya koordinasi dengan
pihak berwenang dan warga setempat sangat dibutuhkan
P E K E RJ A A N P E MB E RS IHA N L A HA N / P E K E RJ A A N J A L A N M A S UK
Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik
areal seperti akar pohon atau batu-batu besar atau bangunan lama saja tetapi lebih
mendalam lagi adalah tanah jelek ( humus )./ gambut
Secara teknis tanah jelek/gambut harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi
daya dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus dalam
pembersihan area bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai
kedalaman 10 - 15 cm.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara
berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri
Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau
sampah sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu
oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan .
P E MB E NT UK A N K O ND IS I L A HA N
Pembentukan kondisi lahan / Elevasi Bangunan perlu disepakati di awal project
karena pertimbangan lokasi perencanaan yang sudah ada sehingga bangunan tidak
tinggi sebelah atau tidak sinkon serta tidak terjadi jalan lebih tinggi dari bangunan.
P E K E RJ A A N U NDE R S T RUCT U RE
Dalam mengerjakan pekerjaan ini system pelaksanaan/urutan pekerjaan sama
dimana urutan pekerjaan terdiri dari:
b) Pondasi biasa
Pondasi adalah struktur yang berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang ada
dalam bangunan itu (dasar suatu bangunan)
Pondasi biasanya berpenampang trapesium dan berada diantara permukaan tanah
Di dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi untuk memudahkan di pelaksanaan di
lapangan pekerjaan dilaksanakan setelah tanah yang digali telah selesai
c)Sloof
P E K E RJ A A N U P P E R S T URCT URE
Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang
terdiri dari kesatuan utuh rangka pagar.
Rangka pagar atau sering disebut frame terdiri dari kolom
mekanisme kerja Frame / Rangka pagar adalah Beban yang langsung memikul
beban-beban di atasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke Kolom
menjadi beban axial.
Kolom selain menerima beban axial juga menahan beban lateral yang di Indonesia
diperhitungkan adalah beban gempa dan dalam proyek ini rangka pagar yang
dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton yang digunakan memakai besi
polos (Ø-12).
1. Kolom Utama
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat diperlukan
sekali ketelitian dan presisinya.
Bekisting kolom memakai tripleks 5 mm supaya dihasilkan presisi dan kehalusan
permukaan kolom terjaga, karena sebagian besar akan terekspos baik dari segi
struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi
mulai dari bekisting pembesian dan pengecoran.
Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan
pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan
terjadinya puntiran.
Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau
sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m.
Tipe sambungan bisa di bengkokan ke arah balok. Besi tidak boleh menempel pada
bekisting atau selimut beton minimal 2 cm.
Pengecoran kolom memakai cor manual dengan campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bila memakai system manual perlu
diperhatikan job mix secara kasat mata memang semen diperbanyak, tetapi selain
semen sebagai pembentukan kualitas beton juga campuran air perlu diperhatikan,
karena volume air yang berlebihan dalam pelaksanaan dapat beresiko menurunkan
kuat tekan beton, bleeding, shrinkage. Pengecoran kolom perlu diperhatikan adalah
pemberhentian / stop cor, stop cor dilaksanakan di ¾ tinggi kolom. Hal ini menjaga
instabilitas dalam pekerjaan dimana momen kolom pada ketinggian ¾ h ini adalah
0. Sambungan beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen atau bahan
lainnya/adimix yang telah direkomendasikan oleh direksi lapangan.
Pembukaan bekisting perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan
berikutnya dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster 1:2 dengan
sebelumnya diberi perekat semen atau atas arahan dari direksi lapangan.
2. Sloof
Beton Utama Struktur atau selanjutnya disebut Sloof dengan ukuran 20X20 dengan
posisi duduk diatas kepala pondasi.
Pengecoran
Pengecoran menggunakan beton campuran 1 : 2 : 3 dan dibantu dengan alat bantu
untuk menjangkau area yang jauh seperti kereta sorong / angklung dan gerobak
Kontrol
Curring Beton atau penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut
pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya tidak ekstrim dalam
penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran
lainnya. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan
direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien.
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting
vertical bisa di copot, Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.
P E K E RJ A A N FINISHING A RS IT E K T URA L
Pekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan – pekerjaan yang berkaitan
dengan kelengkapanan bangunan juga segi estetika yang perlu diperhatikan.
Pekerjaan finishing arsitektural dikerjakan setelah pekerjaan struktur selesai.
Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu pasangan bata dan
plasteran, pasangan dinding sebagai cover bangunan menjadi pekerjaan yang
esensial. Presisi dan kelurusan dari pemasangan dinding sangat diperlukan,
Pasangan Bata
Dalam proyek ini pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ batu dengan
adukan 1 pc : 4 ps
Penetapan campuran 1 : 4 bisa dengan cara perbandingan volume atau atas
arahan dari direksi lapangan.
Kontrol :
Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang
sebagai acuannya dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus
dipindah dan seterusnya. Pemasangan bata dari bawah ke atas.
Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi
membentuk sudut kemiringan 45°.
Pekerjaan Plasteran
Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam
plasteran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata yang cekung
sehingga pemasangan menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 3 cm dengan
adukan 1pc : 3ps untuk plasteran kolom, dan 1 pc : 4 ps untuk area lainnya
Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk
mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan bata
terlebih dahulu disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga
plasteran akan menyatu baik dengan bata.
Kontrol :
Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat
ayam/ kawat locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya
telah terpasang, hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil
plasteran tidak memuaskan.
Tenaga yang plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik
supaya menghindari dinding bergelombang dan retak rambut.
Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar CV. PAPUA RAYA dalam
melaksanakan setiap kontrak kerja. Aplikasinya mengacu pada standar instruksi
kerja yang sudah disetujui oleh management.
K E B IJ A K A N D A N S A S A RA N
2 Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi
sesuai spesifikasi teknis.
O RG A NIS A S I P RO Y E K
Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana
dilapangan akan mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur
Organisasi Proyek yang sudah ditetapkan. Petugas pengawasan yang
bertanggungjawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek / Kepala Satuan Kerja atau
yang sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
Quality Engineer / Tenaga Ahli K3, Tenaga ahli yang bertanggung jawab
membuat perhitungan/ estimate anggaran proyek dan membuat laporan
pelaksanaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat laporan
harian, mingguan dan bulan pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja
setiap harinya yang akan dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material,
alat dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, mengontrol kegiatan lapangan,
memberikan analisa rencana mutu kontrak. Membuat justifikasi yang menyangkut
pekerjaan di proyek serta mengaplikasi analisa semua pehitungan/estimasi
anggaran proyek. Team yang akan membantu dalam menyiapkan Rencana Mutu
Kontrak .
P E NG E NDA L IA N M UT U P RO Y E K
Seluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu,
sehingga secara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan
menjadi tanggung jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 2 minggu sebelum
dimulainya proyek. Hal yang dibahas adalah :
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK,
yang mencakup :
K O NT RO L M A T E RIA L
I NS P E K S I P E NE RI MA A N D I L A P A NG A N
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan
oleh Material Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
agar bisa menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan
persyaratan dari perintah pembelian (PO) untuk point-point berikut :
P E NY IMP A NA N D A N P E RA W A T A N P E RA L A T A N D A N M A T E RIA L D I L A P A NG A N
Peralatan dan Material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai
dengan spesifikasi dan/ atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya
kerusakan .Tempat penyimpanan harus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat
terbuka berdasarkan kategori, tipe dan ukuran.Peralatan dan material yang diterima
harus dicatat pada lembaran pengontrolan material. Status dari tempat
penyimpanan harus di cek oleh Warehouseman dengan cara pengecekan fisik
secara periodik, stocktaking, dll.
P E NG E L UA RA N P E RA L A T A N DA N M A T E RIA L
Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan
tertulis yang telah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran
peralatan dan material harus disaksikan oleh Warehouseman.
K O NT RO L P A DA P RO S E S K O NT RUK S I
Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk
menjaga mutu dan kualitas proyek.
P RO S E D UR K E RJ A
Detil prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan/ atau item pekerjaan
harus mengacu pada standar baku perusahaan. Prosedur standard yang
digunakan adalah sesuai dengan standar CV. PAPUA RAYA
TES D A N INS P E K S I
Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan
proyek. Dimana tercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan.
Pengujian metoda langsung dilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.
P E NG UJ IA N S T A NDA R L A B O T A RIU M
Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke –
3 untuk memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku
yang berlaku. Pihak ke 3 yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau
disetujui oleh pemilik pekerjaan. Pembuktian dari pengujian adalah sertifkat yang
sah sesuai ketentuan yang berlaku.
K O NT RO L D O K UME N
Dokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian
progres proyek ke pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan
menjadi bagian dari dokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan
pada pemilik proyek.
Kebijakan CV. PAPUA RAYA dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
dalam rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3
yang diharapkan adalah bertujuan :
P RO G RA M K E S E L A MA T A N
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya
kecelakaan adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam
memahami mengenai bahaya yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut
antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
B E RS IK AP WAS P AD A DA N ME L IH AT J AUH K E DE P A N
P E RS IAP KA N D IR I D AL A M ME NG H AD A P I S E G AL A K E MUNG K INA N
L AKU KA N T IND AK AN DE NG A N BE R HA T I - HA T I
A L A T P E L INDU NG D IR I DA N P E L IN DU NG K E S E L A MA T A N
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari
bahaya kerja. Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE)
bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan
harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan. PERUSAHAAN akan
menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
P E RL IN DU NG A N T E RHA DA P K E B A K A R A N
Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk
menunjang upaya ini akan menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan
kebakaran sesuai dengan potensi bahaya kebakaran pada lokasi kerja tersebut.
P E MIL I HA N S UMB E R D A Y A
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang
baik merupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang
pada akhirnya akan menghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan
sumber daya harus dilaksanakan secara seksama. Tiga sumber daya yang harus
dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang
baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan, pengetahuan, fisik
maupun mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan
keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan
sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai penyelesaian
proyek sesuai dengan sasaran.
M A T E RIA L
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus
memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang
mudah ditemukan dan dibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan
dalam filing tersendiri.
S IS T E M M A NA J E ME N B A HA Y A
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai
probabilitas kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian
dan atas dasar probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian
bahaya yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan
operasi, perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan
dan pemotongan, pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain
diharapkan dapat teridentifikasi, dianalisa dan dikendalikan.
M A NA J E ME N I NS IDE N
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan
yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap
insiden harus didokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil
investigasi, besar kerugian dan tindakan perbaikan (corrective action). Hal ini
dilakukan untuk digunakan sebagai dasar menganalisa kecenderungan serta
peningkatan program keselamatan.
T A NG G A P K E A DA A N D A R UR A T
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan
terbaik bagi pekerja dalam keadaan darurat. Adapun kebijakan tanggap darurat
didasarkan pada urutan prioritas sebagai berikut:
P RO G RA M K E S E HA T A N
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit
pada pekerja. Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang
menderita penyakit akibat kerja. Berikut adalah program-program yang
direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegah akibat dari adanya bahaya-
bahayan kesehatan dalam pekerjaan.
P E ME RIK S A A N K E S E HA T A N A W A L
PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki
kesehatan memadai sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan
kepadanya. Untuk keperluan tersebut setiap pekerja disyaratkan untuk
memeriksakan kesehatannya kepada pemeriksa kesehatan yang kompeten
sebelum diterima bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi test
fisik dan tes darah. Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahli
medis PERUSAHAAN untuk memastikan kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini
kemudian didokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai acuan untuk
melihat sejarah kesehatan pekerja.
P E L A Y A NA N K E S E HA T A N
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau
penderita penyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila
diperlukan termasuk medical evacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K,
melakukan pemeriksaan berkala sesuai peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di
bawah penanganan langsung oleh proyek di lapangan :
Klinik P3K
Kotak P3K
P E NCE G A HA N P E NY A K IT M E N UL A R
Untuk mencegah terjadinya penularan dari penyakit menular, PERUSAHAAN akan
menerapkan secara aktif program-program berikut:
P RO G RA M L ING K UNG A N
P E NG E NDA L IA N P E RIL A K U P E K E RJ A
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta
sasaran perlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai
pengertian yang didapatkannya tersebut. Mempromosikan perlindungan terhadap
lingkungan melalui kampanye dan pemasangan rambu-rambu pengingat yang dapat
membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalam pencapaian sasaran
lingkungan.
M E NJ A G A L ING K U NG A N DA L A M K E S E I MB A NG A N
Aktivitas konstruksi pada umumnya mengganggu keseimbangan lingkungan.
Pembangunan berskala besar dapat berdampak serius kepada lingkungan.
Lingkungan dapat menjadi rusak bila tidak dilakukan upaya-upaya perlindungan
yang memadai. Berikut ini adalah upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka
melindungi lingkungan dari kerusakan :
Limbah Keterangan
Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat
P E NG E S A HA N
YOHANA AWI
D irektr is