Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

I. SYARAT – SYARAT UMUM


A. URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah revitalisasi ruang server LPSE
KLHK, dengan rincian secara garis besar sebagai berikut:

a. PEKERJAAN PERSIAPAN LOKASI


b. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DINDING PARTISI DAN PLAFON RUANG SERVER
SEKARANG
c. PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFON RUANG SERVER
d. PEKERJAAN PEMBANGUNAN DINDING PARTISI DAN KACA
e. PEKERJAAN PEMBUATAN LANTAI PANGGUNG
f. PEKERJAAN PEMBUATAN MEBELER
g. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :

a. Tenaga Pelaksana di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup


jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk
melaksanakan pekerjaan.
b. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule

3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat
(RKS),
gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Pengawas lapangan dan pemberi pekerjaan.

B. JENIS DAN MUTU BAHAN


Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri dan sesuai dengan
standar konstruksi mengacu pada gambar dan spesifikasi perencanaan.

C. GAMBAR – GAMBAR
RKS ini dilampiri :

1. Gambar kerja pekerjaan pemasangan plafon ruang server


2. Gambar kerja pekerjaan pembangunan dinding partisi dan kaca
3. Gambar kerja pekerjaan pembuatan lantai panggung
4. Gambar kerja pekerjaan pembuatan mebeler
5. Gambar layout penempatan titik lampu dan titik grill pendingin ruangan
6. Gambar mekanikal elektrikal
7. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus

D. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar (detail) yang berlaku,
begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka
gambarlah yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada
Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor
mengikuti keputusan dalam rapat.
II. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. JADWAL PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender.


2. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve
bahan/tenaga. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
paling lambat dalam waktu 7 (Tujuh ) hari kalender setelah SPPBJ diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pemberi kerja/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
1. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Pemberi kerja/PengawasLapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).
2. Pemberi pekerjaan/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai
prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

B. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau


biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM
atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya. Kontraktor wajib memberi
tahu secara tertulis kepada Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk
menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat. Dalam waktu 7 (tujuh) hari
setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk
Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan.

C. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal


mendesak, kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan.
Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis.

D. PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek,


Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak
ketiga yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pemberi
kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang
maupun yang belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. Apabila terjadi kebakaran,
kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang
akan ditetapkan oleh Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan.
3. Pemberi Kerja wajib menunjuk Staff Keamanan internal pada saat pekerjaan
berlangsung mengingat tidak ada sekat pemisah antara lokasi proyek dan area
kantor aktif.
E. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

1. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat
bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.
2. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

F. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai.

G. SUMBER LISTRIK DAN PENERANGAN


Pemberi kerja akan menyediakan penerangan ruangan yang ada dan menunjuk titik sumber
listrik yang bisa digunakan oleh kontraktor selama melakukan pekerjaan yang disesuaikan
dengan penggunaan daya alat-alat pelaksanaan.

H. SITUASI DAN UKURAN

1. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
2. Kontraktor wajib meneliti kondisi ruang server LPSE KLHK terutama ukuran lapangan,
keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal – hal yang dapat
mempengaruhi harga penawaran dan hasil pekerjaan. Kelalaian atau kekurang
telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan tuntutan.
I. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN

1. Semua bahan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
2. Semua bahan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada Pemberi
kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Bahan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata
ditolak
Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera
dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

J. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menerima


laporan bertahap dari pelaksana pekerjaan yang menerangkan bahwa pekerjaan
sesuai dengan time schedule yang disetujui sebelumnya .
2. Kemudian jika Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya permohonan pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak
dipenuhi oleh Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya
diperiksakan dianggap telah disetujui Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Pemberi kerja/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar point 1 bagian ini, Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan
pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

K. KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.


2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan
bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh
Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh,
badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta
kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan
Kontraktor.

L. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam


buku harian oleh Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
serta persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas
persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan
bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut
oleh Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan bersama-
sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pemberi kerja/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena
adanya pekerjaan tambah tersebut.

III. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Pekerjaan dimulai pada pukul :

A. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LOKASI


Waktu pelaksanaan pekerjaan di lokasi Senin-Jumat : pukul 18.00 WIB s.d pukul
10.00 WIB, sabtu dan minggu pukul 08.00 WIB s.d pukul 18.00 WIB.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN LOKASI


Server yang saat ini terpasang akan dipindahkan keluar ruang server oleh pihak
admin server. Admin server melakukan penandaan perkabelan.
Pemberi kerja menunjukan lokasi peletakan ex-mebeler dari ruang server dan LPSE.
Kontraktor melakukan pemindahan ex-mebeler ke lokasi yang akan ditentukan
kemudian. Cara memindahkan diharapkan tidak merusak dinding dan lantai gedung.
Segala kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki kembali
seperti kondisi sebelumnya tanpa ada penambahan nilai kontrak.
Kontraktor mencopot semua Pendingin ruangan yang terpasang, jalur pembuangan
air tetap digunakan.

C. PEKERJAAN PEMBONGKARAN PINTU, DINDING PARTISI DAN PLAFON RUANG


SERVER EXISTING
Pembongkaran konstruksi plafon harus disesuaikan dengan konstruksi yang sudah
ada dengan tujuan tidak mengganggu kekuatan, kualitas dan kondisi plafon ruang
yang bersinggungan langsung dengan ruang server.

Kontraktor melakukan pembongkaran dinding partisi gypsum, kaca, dan pintu yang
sudah tidak sesuai dengan gambar perencaan ruang baru. Kontraktor melakukan
pemindahan ex-kaca dan pintu ke lokasi yang akan ditentukan kemudian. Cara
memindahkan diharapkan tidak merusak dinding dan lantai gedung. Segala
kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki kembali seperti
kondisi sebelumnya tanpa ada penambahan nilai kontrak.

D. PEKERJAAN PEMBANGUNAN DINDING PARTISI DAN KACA


Rangka untuk pemasangan partisi gypsum menggunakan besi hollow sesuai dengan
kualitas standar pemasangan dinding partisi pada tempat umum. Dinding partisi
gypsum menggunakan gypsum tahan api setara Jayaboard Firestop.
Partisi kaca dipasang sesuai dengan kualitas standar pemasangan kaca partisi pada
tempat umum dan menggunakan kaca tempered setara dengan Asahimas.

E. PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFON RUANG SERVER


Rangka untuk pemasangan plafon menggunakan besi hollow yang dipasang langsung
ke dak beton dengan kuat dan sesuai dengan kualitas standar pemasangan plafon
pada tempat umum. Plafon menggunakan Gypsum tahan api setara Jayaboard
Firestop. Pemasangan titik lampu dan grill pendingin ruangan disesuaikan dengan
Gambar layout penempatan titik lampu dan titik grill pendingin ruangan.
Penyambungan dakting pendingin ruangan ke output grill pendingin ruangan
disesuaikan dengan posisi sesuai standar. Penutupan pipa sprinkle. Instalasi ulang
smoke detector. Pemasangan Thermatic Fire Extinguisher agent liquid gas (aman
terhadap elektronik sesuai titik. Penempatan manhole berdekatan dengan area
turun kabel. Plafon ruang LPSE tetap menggunakan plafon existing yang di cat ulang.
Plafon yang dipasang baru di cat menggunakan cat tembok setara Dulux Pentalite.
Pengecatan ulang plafon existing pada ruang LPSE baru dengan cat tembok setara
Dulux Pentalite.

F. PEKERJAAN PEMBUATAN LANTAI PANGGUNG


Rangka menggunakan besi CNP 15 x 6.5 x 20 dengan ketebalan 2,3 mm yang
ditambahkan besi siku dengan cara di las sebagai dudukan modul perforated plate
dan plat besi lebar 20 cm, tebalan 2,3 mm sebagai base plate jalur kabel bawah
panggung. perforated plate menggunakan bahan stainless steel dengan ketebalan
3mm dipotong sesuai ukuran modul yang ditentukan. Perforated panel ditekuk pada
kedua ujungnya dan ketika dipasang diatas besi siku memiliki level yang sama
dengan papan fiber semen. Pada modul tertentu perforated plate dipotong
sedemikian rupa sebagai outlet kabel menuju rak server. Detail konstruksi terlampir
pada gambar. Lantai menggunakan papan fiber semen penutup lantai dengan
ketebalan 20 mm setara Kalsifloor. Papan fiber semen ditutup dengan panel vinyl
setara TACO Vinyl Planks dengan cara di lem menggunakan lem kuning.
Konstruksi panggung dibuat dengan kualitas standar peninggian lantai pada tempat
umum, memiliki seluruh permukaan yang sama tingginya kecuali pada bagian
tanjakan (ramp).
Untuk jalur darurat kebocoran air pendingin ruangan, menggunakan besi plat
ketebalan 2mm yang dilipat pada kedua ujungnya sehingga membentuk seperti
saluran air dan dipasang dengan cara di las ke rangka panggung besi CNP dengan
kemiringan tertentu, dipasang sok drat las untuk disambung ke pipa ¾” yang akan
diteruskan ke bagian teras gedung melewati ruang Kepala Bagian Perlengkapan dan
Layanan Pengadaan. Pipa didalam ruang diberi penutup rapi. Untuk menghindari
masuknya serangga ujung pipa ditutup dengan dop dan diberi lubang-lubang kecil
sebagai keluaran air.

G. PEKERJAAN PEMBUATAN MEBELER


Mebeler dibuat menggunakan bahan multiplek setara meranti dengan lapisan HPL
setara TACO, dan sesuai dengan standar mebeler tempat umum.

H. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Untuk sumber listrik, kontraktor harus konsultasi dan koordinasi dengan baik dengan
pihak pengelola teknik gedung Manggala Wanabakti.

Pada dasarnya kebutuhkan listrik dalam ruang server dibagi menjadi 9(sembilan)
bagian yaitu:

a. Sumber listrik untuk pendingin ruangan utama


b. Sumber listrik untuk pendingin ruangan cadangan 1
c. Sumber listrik untuk pendingin ruangan cadangan 2
d. Sumber listrik untuk lampu ruangan yang dibangun
e. Sumber listrik untuk ruang LPSE
f. Sumber listrik untuk security door lock dan CCTV
g. Sumber Listrik untuk server 1
h. Sumber Listrik untuk server 2
i. Sumber listrik untuk Meja Admin

Box Panel listrik dibagi menjadi 2 box dengan khusus 1(satu) box untuk sumber listrik
pendingin ruangan. Semua sumber listrik harus menyala selama 24 jam (tidak
mengikuti sumber listrik lampu gedung). Box berisikan MCB yang disesuaikan dengan
besarnya daya yang diperlukan untuk masing-masing kebutuhan.

Instalasi kabel disesuaikan dengan kualitas dan keamanan standar pekerjaan


elektrikal pada tempat umum dan disesuaikan dengan kebutuhan daya masing-
masing outlet.

Kepala Bagian Perlengkapan dan


Layanan Pengadaan,

Deddy Suryadi, S.Sos, M.Si.


NIP. 19660321 199103 1 001

Anda mungkin juga menyukai