Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03- 2361-1991, atau ASTM C33.
c. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
d. Pekerjaan Penulangan Baja
Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja
sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan
penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk
penyangga beton tahu dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan
pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.
Gambar Kerja
Standarisasi
Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan peraturan atau standar
yang berlaku.
e. Spesifikasi Tulangan Baja
Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu
U-23 untuk besi polos dan U- 39 untuk besi ulir menurut persyaratan ASTM A 615 M
dan ASTM A 617 M dan ASTM A 706 M yang berlaku..
f. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja
Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan
atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat. Dilarang
membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan.
g. Syarat Pemasangan
Penulangan
Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan lapisan
yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
Pemasangan
Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus ditunjang dengan
penumpu beton atau logam dan penggantung logam.
h. Syarat Pemasangan
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :
i. Sambungan
Sistem penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu dengan
yang lain, dengan cara pengelasan.
19.7. Beton
19.7.1. Pengendalian Mutu Beton
Campuran yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang adalah campuran ready mix dan
campuran yang diaduk di tempat dengan menggunakan mesin molen. Semua beton yang
digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekanan dan persyaratan
Slump (pengujian-turun abrams) yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Pengujian Slump Beton
Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus sesuai dengan spesifikasi
PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101-76. Beton yang tidak memenuhi persyaratan “slump tidak
boleh digunakan dalam pekerjaan, kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui
pemakaiannya secara terbatas beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian
dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan
susunan campuran tersebut harus sedemikian sehingga dapat dicorkan pada tempat pekerjaan
tanpa ada formasi ruang atau celah-celah yang kosong/berongga atau kosong udara atau
gelembung air, dan sedemikian sehingga pada pembongkaran acuan dihasilkan suatu permukaan
Untuk test kuat tekan yang menggunakan contoh silinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %
Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-angka yang ditentukan
pada diatas, maka kontraktor tidak boleh mengecor beton lebih jauh sampai penyebab hasil
kekuatan yang lebih rendah tersebut telah ditemukan dan ia telah mengambil langkah yang akan
menjamin produksi beton yang sesuai dengan spesifikasi sampai Direksi teknik merasa puas.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 26 hari yang telah ditetapkan akan dianggap
tidak memuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut ini Kekuatan
beton akan dianggap memuaskan apabila :
Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan benda uji kubus
berturut-turut, dengan nilai kurang dari kekuatan karasteristik yang diberikan pada tabel diatas.
Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi
dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah kekuatan karasteristik dan Sr adalah deviasi
standard.
Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard. Deviasi standard akan ditentukan oleh
Direksi Teknik berdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
19.7.2. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada waktu
Konsultan Pengawas ada di tempat.
2. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang ditetapkan harus ditolak
dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya kontraktor.
3. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.
4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang
tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari adukan beton.