PASAL 1
UMUM
1.1. Lingkup
a. Lingkup pekerjaan yang di maksud adalah Rencana Kerja dan Syarat syarat pekerjaan ini meliputi
segi lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam pekerjaan REHAB.
RUMAH DINAS KEPALA DINAS ( RUANG ARSIP ) adapun pekerjaan yang meliputi:
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN GALIAN TANAH
III. PEKERJAAN PASANGAN
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
VI. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
VII. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
IX. PEKERJAAN LANTAI
X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XI. PEKERJAAN SANITASI
b. Lingkup pekerjaan yang ditugaskan kepada kontraktor termasuk (tetapi tidak terbatas pada) kal – hal
sebagai berikut:
1) Pengadaan tenaga kerja
2) Pengadaan bahan / material
3) Pengadaan peralatan dan alat bantu sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan
4) Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja
5) Pembuatan as built drawing.
1.2 . Refrensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan mengikuti dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis yang
tercantum dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standart Industri indonesia(SII), dan peraturan peraturan
nasional maupun peraturan – peraturan setempat lainnya yang berlaku termasuk segala perubahan
dan peraturan pembaharuannya hingga kini, ialah:
a. Pedoman Pelaksanaan APBN/KEPRES No.17 tahun 2000 dan KEPPRES No.18 Tahun 2000
b. Peraturan Beton Indonesia SK SNI T – 1999 – 03
c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
d. Peraturan Semen Poerland Indonesia tahun 1984
e. Peraturan Konstruksi Kayi Indonesia NI-5
f. Peraturan umum Instalasi listrik
g. Standart Industri Indonesia (SII)
h. ASTM, ACI Code dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian – bagian pada
pekerjaan ini
i. Spesifikasi khusus dari produsen suatu barang atau prosedur standart dari penyedia jasa suatu
pekerjaan tertentu.
j. Peraturan Perburuan di Indonesia ( tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tantang
Larangan mempejerjakan anak anak di bawah umur.
PASAL 2
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
2.1. Rencana Kerja dan Syarat Syarat beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar
ketentuan dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar detail merupakan bagian yang tidak
terpisah dari rencana Kerja danSyarat– Syarat.
2.2. Jika terdapat perbedaan antara Gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka pemborong
harus menanyakan tertulis kepada Direksi, dan pemborong harus mentaati keputusan Direksi yang
bersangkutan.
2.3. Jika terjadi perbedaan gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dijadikan acuhan.
2.4. Apabila ukuran – ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan bahan yang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar , maka RKS yang dipakai.
2.5. Jika terjadi ukuran gambar dan skala gambar tidak sesuai, maka ukuran dengajn angka yang diikuti
2.6. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti gambar trlebih dahulu semua dokumen
yang ada (Gambar Kerja dan Syarat-syarat untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan
(Anwizing).
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana – sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
3.2. Keadaan Lokasi
Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan
lokasi proyek, sehingga kontraktor diwajibkan meninjau lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran
penawaran biayanya.
3.3. Pengukuran / Uitzetn
Ketetapan letak bangunan diukur mdibawah pengawasan Direksi ( konsultan pengawas, pengawas
dinas teknis, PPTK ) dengan patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh
dibongkarsebelum mendapat ijin dari direksi.
Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas –batas letak tanah yang tersedia dengan apa yanng terera di
dalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan direksi untuk mendapat keputusan dan persetujuan.
3.4. Air
Air yang dipakai untuk semua campuran beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
bahan organik basah, garam dan kotoran lainnya. Air tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji oleh
Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya. Apabila terdapat keragu – raguan mengenai air, dianjurkan
untuk mengirimkan contoh tersebut tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan – bahan yang dipakai
untuk diselidiki sampai berapa air itu mengandung Zat – zat yang dapat merusak beton atau baja
tulangan
PASAL 4
KETENTUAN KHUSUS
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Meliputi pembersihan semua tanaman / tumbuhan atau semua bahan yang mengganggu akti
fitas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan pembersihan dilakukan diawal dan diakhir
pekerjaan.
4.2. Pada saat mengadakan persiapan,pemborong harus mengadakan pengukuran ulang sebagai patokan
untuk rehab ataupun bangunan baru. Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan
bouwplank meliputi
Bahan:
Kayu Tahun 5/7
Papan Kayu Tahun 2/20
4.3. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Tiap bouwplang menggunakan kayu tahun 5/7 cm, yang ditanam pada sekeliling bangunan dengan
jarak minimum 2,00m dari as bangunan, sedangkan bagian atas menggunakan kayu papan 2/20
bagian atas harus dipasang datar dengan bantuan watwrpas instreumen.
b. Pasangan bouwplang tidak boleh dilepas atau dibongkar dan harus tetap berdiri hingga selesei
pemasangan trassram tembok.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap tiap bagian pekerjaan di laksanakan
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
5.1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dilakukan pembersihan semua tanaman / tumbuhan
atau semua bahan yang mengganggu aktifitas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan
pembersihan dilakukan diawal dan diakhir pekerjaan.
b. Lebar dan dalam galian tanah harus disesuaikan dengan gambar kerja, hal-hal yang menyimpangf
dari gambar kerja akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
c. Galian tanah pondasi harus dibuang keluar bouplank dan diratakan supaya tidak kembali masuk
dalam galian pondasi dan mengganggu posisi bouwplank.
d. Penyedia jasa pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa air yang masih bekerja
dengan baik guna mengiras atau mengeringkan galian pondasi yang terkena atau terendam air,
dikarenakan pengerjaan pondasi harus dalam keadaan kering.
5.2. Pekerjaan Urugan
a. Urugan dilakukan dalam bangunan itu berdiri dimana urugan dilakukan selapis demi selapis
dengan menggunakan tanah diharapkan kepadatan akan merata.
b. Pekerjaan urugan pasir dilakukan urugan pasir bawah pondasi dengan ketebalan 5 cm atau sesuai
dengan gambar, urugan dilakukan selapis demi selapis disiram dan dipadatkan.
c. Tanah bekas galian pondasi diratakan dan diurugkan kembali ke dalam galian pondasi ±25%
Urugan tanah dilakukan selapis demi selapis dengan tanah yang sudah dipilih dan dipadatkan
d. Urugan pasir bawah pondasi dilakukan sebelum pemasangan batu pondasi dikerjakan dengan
ketebalan urugan sesuai pada gambar, pekerjaan urugan pasir berfungsi sebagai media untuk
menutup rongga-rongga yang ada pada dasar permukaan tanah pondasi
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
6.1. Pekerjaan aanstampeng harus dilakukan sebagai dasar dari pemasangan batu kali, pemasangan
aanstampeng ditata sedemikian dan memenuhi lebar dasar dari galian setelah itu celah-celah batu
disiram dengan pasir urug dan disiram hingga padat.
6.3. Pemasangan pondasi batu kali dengan campuran spasi 1 pc :8 psr, pemasangan batu kali
membentuk bangunan trapesium seperti terlihat pada gambar.
6.4. Batu-batu pondasi ditata tidak saling bersentuhan dan disela-sela batu diikat dengan spasi perekat
dengan campuran 1 pc :8 psr.
6.5. Pas bata merah trassram menggunakan campuran 1pc : 4psr dipasang diatas permukaan sloof
dengan ketinggian 40 cm.
PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG
7.1. Lingkup Pekerjaan:
a. Bagian ini mencakup semua kegiatan pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan spesifikasi teknis pekerjaan beton.
b. Kualitas dan mutu beton yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah K 225 untuk semua komponen
pekerjaan struktur,lantai kerja menggunakan mutu beton K 175
c. Saat pelaksanaan dapat menggunakan Admixtures untuk merubah waktu setting normal ataupun
kekuatan beton dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah:
1. Perencanaan, pengadaan bahan, alat bantu, pemasanngan, pembuatan begesting dan
perancah, pembesian, perawatan beton / metode curring beton, dan pembongkaran.
2. Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan,
pentimpanan bahan-bahan, dan lain-lain.
3. Pembuatan benda uji dan pengetasan di lapangan maupun di laboraturium.
4. Penyediaan alat bantu, seperti:
Alat pengaduk semen ( beton molen)
Alat penonjok untuk memadatkan beton dan vibrator
7.2. Syarat-syarat Umum
a. Persyaratn-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Semua pekerjaan beton harus sesuai dengan setandar pengerjaan beton (apabila beton ada
spesifikasi lain harus dicantumkan) dibawah ini:
1) Standart Industri Indonesia
2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia SKSNI T15 – 1991 – 03 dan peraturan revisi serta
pembaharuannya.
3) Peraturan Pembebenan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983
4) Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970)
5) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan (NI.3-1992).
6) Peraturan Tahan Gempa 1982.
c. Semua Meterial yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
7.3. Syarat-syarat Bahan:
Penyimpanan semua bahan-bahan harus diperhatikan (semen, pasir, koral, besi tulangan)dajn harus
memperhatikan prosedur FIFO (First In First Out). Untuk Penyimpanan Semen dan baja tulangan
bagian bawah harus diberi landasan ± 30cm dari tanah dan harus dihindarkan dari kelembaban untuk
mencegah pengerasan dan atau korosi pada baja tulangan.
Ada bebrapa acuan material yang dapat digunakan dan persyaratannya antara lain:
a. Air
Air yang dipakai untuk semua campuran beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik basah, garam dan kotoran lainnya. Air tersebut harus dilihat atau kalau perlu
diuji oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
Apabila terdapat keragu – raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh tersebut
tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan – bahan yang dipakai untuk diselidiki sampai berapa air
itu mengandung Zat – zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dan harus memenuhi
persyaratan dalam SKSNI T 15 – 1991 – 03
b. Semen
Digunakan Portland Cement (PC) typeI menurut NI-8 Tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
Tahun 1972) ber SNI (Standart Nasional Indonesia)
Semen yang sudah mengeras sebagian atai seluruhnya mutlak tidak boleh dipergunakan lagi.
Penumpukan zak semen yang dianjurkan max 2m.
c. Pasir Beton
Agregat halus terdiri dari butir butir yang keras, kekal dan tajam ( sesuai syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI- 1971 berikut pembaharuannya) sebagai hasil disintegrasi alami dari batu
batuan atau berupa pasir buatan yang di hasilkan oleh alat alat pemecah batu. Agregat halus ini
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( di tentukan terhadap berat kering) dan kalau
melebihi 5% hasus di cuci,
d. Agregat Kasar / Kerikil
Agregat halus terdiri dari butir butir yang keras, kekal dan tidak berpori ( sesuai syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI- 1971 berikut pembaharuannya) sebagai hasil disintegrasi alami dari batu -
batuan atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu. Agregat kasar ini
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering) dan kalau
melebihi 1 % harus di cuci.
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang –
bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak mimimum di
antara batang – batang atau berkas – berkas tulangan.
e. Besi Beton (Baja Tulangan)
1. Besi Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah besi beton polos dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 240 Mpa).
2. Konsultan Pengawas dan direksi berhak minta uji tarik besi dilaboraturium yang berkompeten
apabila terjadi keraguan atas kualitas mutu besi tulangan tersebut.
3. Prosentase karat yang dapat diijinkan adalah 10% atau merujuk pada peraturan beton yang
berkaitan untuk toleransi karat pada baja tulangan polos (BJTP).
4. Pemasangan Baja Tulangan
Baja tulangan harus di pasang dengan teliti sesuai dengan gambar / perhitungan dan di
pastikan tidak terjadi pergeseran / perpindahan dengan pemakaian kawat pengikat tulangan
beton pada perpotongan / pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus di dukung oleh
pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang (spacer) sebagaimana yang di butuhkan.
5. Penyambungan
- Jika di perlukan untuk menyambung pada tempat – tempat lain dari yang di tunjukan pada
gambar, bentuk dari sambungan harus di tentukan oleh direksi
Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.
f. Acuan Beton:
1. Mutu beton yang dikehendaki untuk semua beton adalah K225, ukuran beserta
penulangannya sesuai dengan gambar.
2. Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begisting dan penulangannya
diperiksa dan disetujui oleh pengawas / Direksi secara tertulis.
3. Air yang dipakai untuk campuran mengecor adalah air tawar yang bersih dan layak diminum.
4. Pembongkaran begisting dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pengawas.
5. Pemasangan papan begisting dipakai papan tebal 2 cm disusun secara rapat, dan setelah
pekerjaan begisting dibongkar ternyata ada terlihat lobang – lobang, tidak rata maka harus
segera ditutup dengan spesi 1pc : 2ps.
6. Bahan yang digunakan untuk cetakan atau acuan harus bermutu baik sesuai bestek
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran yang diinginkan dan sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam rencana gambar kerja, adapun bahn-bahan meliputi:
- Kayu papan begesting dapat digunakan kayu Tahun
- Papan multiplek tebal 9mm digunakan sebagai cetakan permukaan beton balok, plat
beton dan bagian-bagian tertentu yang harus menggunakan bahan multipleks
- Balok kayu Tahun/ Borneo sebagai usuk atau rangka begesting
- Dolken kayu galam atau bambu duri digunaka sebagai perancah
- Minyak begesting, paku dan bahan-bahan lainya.
7.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton:
a. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada direksi dan Konsultan Pengawas untuk
melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan
b. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap:
- Kekuuatan begesting dan perancah serta kesempurnaan bentuk yang dihasilkannya
- Pemasangan, kerapian dan kekuatan okatan untuk tidak bergesernya besi tulangan saat
dilakukan pengecoran
- Decking beton, spasi tulangan, dan pembengkokkan tulangan (untuk Plat Beton)
- Pemberian stek tulangan
- Ketersediaan alat-alat seperti vibrator, penggaruk beton, perojok besi concrete mixer, dan
lain-lain
- Dan alat-alat lain yang dianggap perlu dalam proses pekerjaan bangunan.
c. Kontraktor hanya dapa melakukan pengecoran setelah mendapat persetujuan dan ijin tertulis dari
direksi dan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan
d. Tidak diperkenankan melakukan pengetukan dan pemukulan pada besitulangan saat pengecoran
sedang berlangsung
PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
8.1. Lingkup Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela seperti yang terlihat pada
gambar
8.2. Bahan:
Kesen Pintu dan pintu jendela mengunakan kayu Meranti 6/15
Daun pintu panil menggunakan kayu meranti dan daun jendela menggunakan kayu Meranti
Kusen pintu dan pintu PVC
8.3. Pelaksanaan Pekerjaan:
Kusen dan Pintu
a. Untuk Kusen menggunakan kayu Meranti kualitas baik ukuran 6/15, yang dihaluskan
sehingga ukuran kayu terjadi perubahan menjadi 5/15
b. Untuk Daun Pintu Panil menggunakan kayu Meranti kualitas baik papan dan Jendela
menggunakan kayu Meranti papan
c. Pemotonngan dan sambungan kayu harus baik, rapi dan rata, dan hasil potongan harus
dihaluskan.
d. Pemasangan kusen dengan kolom / tembok menggunakan angker besi dia.8 dipasang
sesuai gambar, pertemuan sudut harus siku dan rapi, pemasangan kusen dengan
menggunakan waterpas sehingga bila dipasang akan tegak lurus.
e. Untuk pemasangan kusen pintu dan Pintu PVC adalah Pabrikasi dipasang setelah tembok
dibuat sesuai ukuran kusen, kusen PVC ditempatkan pada posisi yang tepat setelah
dilakukan pengukuran dan ditimbang guna memperoleh hasil yang tegak lurus baru di sekrup
/ fixer guna mengikat kusen denngan tembok.
8.4. Lingkup Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
a. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela seperti yang terlihat pada
gambar.
8.5. Bahan Produk
a. Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja / bestek. Bila terjadi perubahan
atau penggantian akibat [pemilihan merk, kontraktor harus melaporkan kepada Direksi dan
Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
b. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan mendapatkan persetujuan sebelum bahan
dipasang.
8.6. Lingkup Pekerjaan Kaca
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan Kaca 5mm pada pintu dan jendela.
8.7. Bahan:
Kaca Bening 5mm
8.8. Macam Pekerjaan
PASAL 9
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
9.1. Lingkup Pekejaan
a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan atap, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b. Pekerjaan atap meliputi
i. Pemasangan Atap Galvalum C75.100 _1mmTCT
ii. Pemasangan Reng Galvatum TS.40.45_ 0,45mmTCT
iii. Pemasangan atap zynggalaun
9.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan Spesifikasi Teknis sebagai berikut:
9.2.1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang atau tenaga ahli dibidang pemasangan atap
galvalum.
b. Bahan galvalum untuk kaki kuda-kuda (top chord), batang tarik (bottom chord), Cremona
(web) dan pengikat lainya yang dipakai menggunakan galvalum denngan spesifikasi
C75.100 _1mmTCT (lebar= 75mm, tinggi=100mm, tebal=1mm TCT)
c. Pemasangan reng galvalum TS 40.45.0,45mmTCT (tinggi=40mm, tebal 0,45mm BMT,
0.45mm TCT).
d. Ikatan sambungan galvalum menggunakan baut screw, baik untuk sambungan kanal C
maupun reng galvalum.
e. Semua bahan material yang akan dipakai harus dalam keadaan baik dan kondisi baru.
PASAL 10
PEKERJAAN LANGIT LANGIT / PLAFON
10.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Kerangka Plafon
Pekerjaan Langit-Langit Kalciboard, Kontruksi rangka dan penggantung dibuat sedemikian rupa,
sehingga pemasangan, penempatannya, dan ukurannya sesuai dengan yang tercantum pada
gambar kerja.
10.2. Bahan :
Galvalum model holow 4x4 (t=0.3mm)
Galvalum model holow 2x4 (t=0.3mm)
Kalciboard tebal 4mm, ukuran 1,20 x 2,40m
10.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan harus ditentukan ketinggian plafon sesuai dengan gambar kemudian
ditandai dan deselang agar memperoleh ketinggian plafon rata.
b. Untuk penggantung, rangka plafon menggunakan Galvalum model holow 2x4 (t=0.3mm) dengan
jarak antar penggantung 1.2cm sesuai dengan gambar kerja.
c. Pola dan bentuk langit-langit dikerjakan sesuai dengan gambar kerja dan detail plafon
d. Setelah mendapatkan titik ketinggian plafon sesuai gambar maka pemasangan galvalum yang
menempel pada dinding dipaku dengan menggunakan fiser
e. Untuk langit-langit menggunakan kalciboard (4mm) buatan dalam negeri dengan kualitas yang
dapat disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas dengan mengajukan contoh terlebih
dahulu.
f. Pemasangan kalciboard harus benar-benar lurus dan rata sesuai pola pada gambar kerja, jarak
nat antar internit diusahakan seminimal mungkin ( max. 0,5cm ), untuk bagian tepi internit yang
berhubungan harus benar benar halus, rata dan rapi.
g. Sambungan antar internit menggunakan verban dan ditutup dengan plamir sehingga tidak
tampak akan sambungan.
PASAL 11
PEKERJAAN CAT – CATAN
11.1. Pekerjaan Pengecatan Meliputi:
a. Pekerjaan Cat Dinding
b. Pekerjaan Cat Plafon
11.2. Bahan:
a. Cat tembok dan cat internit menggunakan cat sekwalitas Vinilek/catylac/avitec ( Ber SNI )
11.3. Cara Pengerjaan:
a. Warna cat yang digunakan sesuai petunjuk dari Direksi
b. Cat digunakan pada permukaan dan bidang halus rata dan kering.
- Pada cat tembok dikerjakan diatas hasil pekerjaan plamir dengan permukaan yang halus rata
tidak terdapat retak / pecah dan bersih dari kotoran.
- Pada cat Lisplang pengecatan diatas permukaan luar dan dalam lisplang dan dilakukan
berulang sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
c. Pengecatan tembok dan plafon dilakukan dengan sekali pengecatan dasar dan diulang dua
kali lapisan penutup.
PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI
12.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan Pemasangan
12.2. Bahan:
a. Keramik Type Matt 40 x 40 cm Kw I, ( Ber SNI )
b. Keramik Lantai KM/WC Type Surface 20 x 20 cm Kw I, ( Ber SNI )
c. Keramik Diding KM/WC Type Matt Surface 20 x 20 cm Kw I, ( Ber SNI )
PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
13.1. Umum:
a. Seluruh pekerjaan Instalasi Listrik dikerjakan menurut peraturan umum instalasi listrik tahunn
1977 / peraturan PLN edisi terakhir dan standart-standart / kode lain yang telah diakui.
b. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dikerjakan oleh sub Kontraktor instalatir
yang dapat dipercaya, mempunyai referensi yang baik, terdaftar sebagai instalatir resmi PLN
dengan mempunyau klas C.
c. Untuk kelancaran pekerjaan ini harus selalu ko’ordinasi dari seluruh bagian yang terlibat dalam
kegiatan proyek ini. Akibat yang menyangkut di dalam kegiatan ini diko’ordinir terlebih dahulu
agar konflik satu sama lain dapat dihindari.
d. Apabila terjadi suatu hal yang bertentangan dengan gambar atau spesifikasi teknis, maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyaim bobot teknis, atau mempunyai biaya yang
paling tinggi.
e. Bahan yang digunakan adalah bahan yang diisyaratkan / digambar dalam keadaan baru tanpa
cacat dan rusak, pekerjaan harus dikerjakan oleh orang-orang yang ahli di dalam bidangnya.
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh terlebiih dahulu dari bahan yang akan dipakai
disertai daftar perincian bahan termasuk di dalmnya mengenai penjelasan brosur / katalog yang
diajukan lengkap tidak sepotong potong.
PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI AIR
14.1. Pekerjaan Instalasi Air Meliputi:
a. Pekerjaan Pemasangan Wastafel
b. Pekerjaan Pemasangan Kloset Jongkok Porselin
c. Pekerjaan Pemasangan Pipa dia 1/2’ , 3” dan 4”
d. Pekerjaan Pemasangan Avour
e. Pekerjaan Pemasangan Kran Air
14.2. Bahan:
a. Kloset Jongkok Portselin, Pipa PVC 1/2’ , 3” dan 4”, Kran Air dan Avour
14.3. Cara Pengerjaan:
a. Pemasangan batu bata dan keramik untuk Km/Wc menggunakan campuran 1:4 agar kedap
air dan air tidak merembes atau bocor, setelah itu diplester menggunakan campuran 1: 4 barulah
pemasangan keramik.
b. Pemasangan dan penempatan kloset jongkok disesuaikan dengan gambar kerja, pemasangan
kloset harus baik dan rapi dan pembuangan lancar.
e. Pemasangan pipa PVC disesuaikan dengan gambar kerja.
f. Pemasangan kran air baru dan pemasangan avour baru pada tiap kamar mandi.
g. Yang harus diperhatikan pemasangan pipa-pipa dan penyambungan pipa-pipa pada ujung harus
diampelas lalu diberi lem baru disambungkan.
h. Sambungan harus dikerjakan dengam baik agar sambungan tidak bocor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
i. Setelah selesei semua perpipaan harus di cek ulang dengan menggelontorkam air ke saluran
pipa-pipa, dengan harapan semua mengalir dengan baik dan tidak ada penyumbatan.
PASAL 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
15.1. Segala penyimpangan dan / atau perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan
pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Direksi dengan menyebutkan
jenis dan rincian pekerjaan secara jelas.
15.2. Perhitungan biaya untuk tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan yang
dimasukkan oleh KONTRAKTOR kepada DIREKSI pada waktu pemasukkan penawaran untuk
pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah kurang yang belum ada harga satuannya
ditetapkan bersama oleh kedua belah [pihak dengan harga bahan dan upah, sama dengan saat
pemasukkan penawaran.
15.3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
penyeleseian pekerjaan kecuali atas persetujuan tertulis DIREKSI.
15.4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata ada permintaan tertulis dari DIREKSI
yang menyebut jenis dan rincian serta biaya pekerjaan.
PASAL 16
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN
16.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil
pekerjaannyadengan baik dan benar sesuai dengan kontrak kepada PPK ( Pejabat Pembuat
Komitmen ) secara tertulis denga terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama dengan
pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
a. Pihak Proyek ( ouwner) yang diwakili PPK
b. Kontraktor Pelaksana
c. Konsultan Pengawas
16.2. PPK akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan tersebut diatas berdasarkan:
a. Kontrak Pemborong
b. Surat Penyerahan Pekerjaan dari Kontraktor
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan tersebut.
16.3. Pemborong harus menyisihkan / menyediakan bahan-bahan cadangan (reserve) antara lain:
a. Cat Tembok sebanyak 1 kg dan cat kayu 1 kg
b. Keramik lantai 1 dos dan keramik dinding 1 dos
c. Genteng 10 buah
16.4. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan pertama, hingga serah terima yang
kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggunng jawab Kontraktor
sepenuhnya antara lain :
a. Keamanan dan penjagaan
b. Penyempurnaan dan pemeliharaan
c. Pembersihan
16.5. Apabila Kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan kontrak yang
disepakati, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan sesuai prosedur pada tata
cara penyerahan pekerjaan pertama.
Konsulatan Perencana
CV. KARYA ANUGRAH KONSULTAN
Ir. MARTODJO
Direktur