Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
UMUM
1.1. Lingkup
a. Lingkup pekerjaan yang di maksud adalah Rencana Kerja dan Syarat syarat pekerjaan ini meliputi
segi lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam pekerjaan REHAB.
RUMAH DINAS KEPALA DINAS ( RUANG ARSIP ) adapun pekerjaan yang meliputi:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN GALIAN TANAH
III. PEKERJAAN PASANGAN
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
VI. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
VII. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
IX. PEKERJAAN LANTAI
X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XI. PEKERJAAN SANITASI

b. Lingkup pekerjaan yang ditugaskan kepada kontraktor termasuk (tetapi tidak terbatas pada) kal – hal
sebagai berikut:
1) Pengadaan tenaga kerja
2) Pengadaan bahan / material
3) Pengadaan peralatan dan alat bantu sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan
4) Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja
5) Pembuatan as built drawing.
1.2 . Refrensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan mengikuti dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis yang
tercantum dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standart Industri indonesia(SII), dan peraturan peraturan
nasional maupun peraturan – peraturan setempat lainnya yang berlaku termasuk segala perubahan
dan peraturan pembaharuannya hingga kini, ialah:
a. Pedoman Pelaksanaan APBN/KEPRES No.17 tahun 2000 dan KEPPRES No.18 Tahun 2000
b. Peraturan Beton Indonesia SK SNI T – 1999 – 03
c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
d. Peraturan Semen Poerland Indonesia tahun 1984
e. Peraturan Konstruksi Kayi Indonesia NI-5
f. Peraturan umum Instalasi listrik
g. Standart Industri Indonesia (SII)
h. ASTM, ACI Code dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian – bagian pada
pekerjaan ini
i. Spesifikasi khusus dari produsen suatu barang atau prosedur standart dari penyedia jasa suatu
pekerjaan tertentu.
j. Peraturan Perburuan di Indonesia ( tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tantang
Larangan mempejerjakan anak anak di bawah umur.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


k. Surat keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum KEP.174/MEN/86,
tanggal 4 Maret 1986 104/KPTS1986 tentang: Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat
kegiatan Konstruksi
l. Perda Noomor 8 Tahun 1990, tanggal 15 Desember 1990
Tentang: Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Propinsi Jawa Timur.
m. Peraturan peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan.

PASAL 2
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
2.1. Rencana Kerja dan Syarat Syarat beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar
ketentuan dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar detail merupakan bagian yang tidak
terpisah dari rencana Kerja danSyarat– Syarat.
2.2. Jika terdapat perbedaan antara Gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka pemborong
harus menanyakan tertulis kepada Direksi, dan pemborong harus mentaati keputusan Direksi yang
bersangkutan.
2.3. Jika terjadi perbedaan gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dijadikan acuhan.
2.4. Apabila ukuran – ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan bahan yang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar , maka RKS yang dipakai.
2.5. Jika terjadi ukuran gambar dan skala gambar tidak sesuai, maka ukuran dengajn angka yang diikuti
2.6. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti gambar trlebih dahulu semua dokumen
yang ada (Gambar Kerja dan Syarat-syarat untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan
(Anwizing).

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana – sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
3.2. Keadaan Lokasi
Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan
lokasi proyek, sehingga kontraktor diwajibkan meninjau lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran
penawaran biayanya.
3.3. Pengukuran / Uitzetn
Ketetapan letak bangunan diukur mdibawah pengawasan Direksi ( konsultan pengawas, pengawas
dinas teknis, PPTK ) dengan patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh
dibongkarsebelum mendapat ijin dari direksi.
Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas –batas letak tanah yang tersedia dengan apa yanng terera di
dalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan direksi untuk mendapat keputusan dan persetujuan.

3.4. Air
Air yang dipakai untuk semua campuran beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
bahan organik basah, garam dan kotoran lainnya. Air tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji oleh
Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya. Apabila terdapat keragu – raguan mengenai air, dianjurkan
untuk mengirimkan contoh tersebut tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan – bahan yang dipakai
untuk diselidiki sampai berapa air itu mengandung Zat – zat yang dapat merusak beton atau baja
tulangan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


3.5. Papan Pemberitahuan
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan ditempat yang akan
ditentukan oleh konsultan pengawas . Tulisan dan papan harus sesuai dengan pekerjaan yang
dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.
3.6. Iklan
Kontrektor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk mengiklankan daerah pekerjaanya
tanpa seijin Konsultan Pengawas / Direksi
3.7. Obat P.P.P.K ( P3K)
Kontraktor Wajib menyediakan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan dengan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
3.8. Keamanan dan Tata Tertib Lapangan
- Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong di wajibkan mengadakan segala hal yang di perlukan
untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja.
- Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan
sehingga kontrak selesai dan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
- Kontraktor selalu menjaga tata tertib selama pekerjaan berlangsung dan hamnya orang-orang yang
berkepentingan saja yang diperbolehkan masuklke lokasi pekerjaan.
3.10 . Pembersihan
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran yang disebabkan olek kegiatan pekerjaan
daan semua kotoran yang harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai tempat yang ditunjuk atau
ditetapkan
3.11. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Perijinan mendirikan banguna diterbitkan oleh instansi yang berwenang, menjadi tanggung jawab
pelaksana pekerjaan.
3.12. Pekerjaan Bongkaran
Perkerjaan bongkaran yang dikerjakan adalah rangka atap dan penutup atap,dinding batu bata dan
beton.

PASAL 4
KETENTUAN KHUSUS
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Meliputi pembersihan semua tanaman / tumbuhan atau semua bahan yang mengganggu akti
fitas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan pembersihan dilakukan diawal dan diakhir
pekerjaan.
4.2. Pada saat mengadakan persiapan,pemborong harus mengadakan pengukuran ulang sebagai patokan
untuk rehab ataupun bangunan baru. Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan
bouwplank meliputi
Bahan:
Kayu Tahun 5/7
Papan Kayu Tahun 2/20
4.3. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Tiap bouwplang menggunakan kayu tahun 5/7 cm, yang ditanam pada sekeliling bangunan dengan
jarak minimum 2,00m dari as bangunan, sedangkan bagian atas menggunakan kayu papan 2/20
bagian atas harus dipasang datar dengan bantuan watwrpas instreumen.
b. Pasangan bouwplang tidak boleh dilepas atau dibongkar dan harus tetap berdiri hingga selesei
pemasangan trassram tembok.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap tiap bagian pekerjaan di laksanakan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagiandari
pekerjaan tersebut secara berkala.
d. Pekerjaan uitzet dan bouwplang dilaksanakan untuk menentukan titik as bangunan dan
menentukan tinggi titik lantai(+ 0.00)
4.4. Pekerjaan Bongkaran
Pekerjaan bongkaran dilakukan pada bangunan lama, adapun pekerjaan bongkaran meliputi rangka
atap dan penutup atap,dinding batu bata dan beton. Pekerjaan bongkaran harus dikerjakan secara hati-
hati agar tidak merusak bagian banguan. Hasil pekerjaan bongkaran baik itu kayu kusen, pintu, kayu
rangka atap, genting dan bangkaran lain yang masih baik harus disendirikan dan dilakukan pendataan
kayu atau bahan bongkaran yang masih bisa dipakai dan bahan yang sudah hancur/ rusak dan
dilaporkan kepada instansi terkait ( Dinas Kesehatan Bondowoso) dengan melampirkan Berita Acara
Bongkaran

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
5.1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dilakukan pembersihan semua tanaman / tumbuhan
atau semua bahan yang mengganggu aktifitas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan
pembersihan dilakukan diawal dan diakhir pekerjaan.
b. Lebar dan dalam galian tanah harus disesuaikan dengan gambar kerja, hal-hal yang menyimpangf
dari gambar kerja akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
c. Galian tanah pondasi harus dibuang keluar bouplank dan diratakan supaya tidak kembali masuk
dalam galian pondasi dan mengganggu posisi bouwplank.
d. Penyedia jasa pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa air yang masih bekerja
dengan baik guna mengiras atau mengeringkan galian pondasi yang terkena atau terendam air,
dikarenakan pengerjaan pondasi harus dalam keadaan kering.
5.2. Pekerjaan Urugan
a. Urugan dilakukan dalam bangunan itu berdiri dimana urugan dilakukan selapis demi selapis
dengan menggunakan tanah diharapkan kepadatan akan merata.
b. Pekerjaan urugan pasir dilakukan urugan pasir bawah pondasi dengan ketebalan 5 cm atau sesuai
dengan gambar, urugan dilakukan selapis demi selapis disiram dan dipadatkan.
c. Tanah bekas galian pondasi diratakan dan diurugkan kembali ke dalam galian pondasi ±25%
Urugan tanah dilakukan selapis demi selapis dengan tanah yang sudah dipilih dan dipadatkan
d. Urugan pasir bawah pondasi dilakukan sebelum pemasangan batu pondasi dikerjakan dengan
ketebalan urugan sesuai pada gambar, pekerjaan urugan pasir berfungsi sebagai media untuk
menutup rongga-rongga yang ada pada dasar permukaan tanah pondasi

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
6.1. Pekerjaan aanstampeng harus dilakukan sebagai dasar dari pemasangan batu kali, pemasangan
aanstampeng ditata sedemikian dan memenuhi lebar dasar dari galian setelah itu celah-celah batu
disiram dengan pasir urug dan disiram hingga padat.
6.3. Pemasangan pondasi batu kali dengan campuran spasi 1 pc :8 psr, pemasangan batu kali
membentuk bangunan trapesium seperti terlihat pada gambar.
6.4. Batu-batu pondasi ditata tidak saling bersentuhan dan disela-sela batu diikat dengan spasi perekat
dengan campuran 1 pc :8 psr.
6.5. Pas bata merah trassram menggunakan campuran 1pc : 4psr dipasang diatas permukaan sloof
dengan ketinggian 40 cm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


6.6 Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran 1pc : 8 psr, kecuali pasangan tembok
yang harus rapat air (trassram 1:4) adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pasangan batu
bata adalah:
a. Tembok harus di pasang tegak lurus siku dan rata tidak boleh terdapat retak retak dengan maksimal
pecah dari bata merah 20 %.
b. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum di pasang di rendam
dahulu hingga kenyang air dan bata yang di gunakan harus berkualitas baik dan hasil dari
pembakaran yang matang, berukuran sama, tidak boleh pecah pecah
c. Tidak boleh dipasang dengan bata bekas, dan pemasangan tembok hanya di perbolehkan
maksimal 1 meter untuk tiap hari dan luas pemasangan bata maksimal 12 m2 bila lebih
harus dipasang beton kolom praktis, perancah tidak boleh di pasang menembus tembok.

6.7. Adapun bahan-bahan campuran dalam pekerjaan pasangan antara lain :


a. Semen Portland / PC
PC yang digunakan untuk semua pasangan menggunakan PC ber SNI dengan kualitas dan dari
produk yang sama, yaitu PC Gresik atau yang sekualitas
Di gunakan produk dalam negeri , tidak boleh menggunakan semen (PC) yang sudah mengeras
(swiping).
b. Agregat halus / Pasir
Agregat halus terdiri dari butir butir yang keras, kekal dan tajam sebagai hasil disintegrasi alami
dari batu batuan atau berupa pasir buatan yang di hasilkan oleh alat alat pemecah batu. Agregat
halus ini tidtidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( di tentukan terhadap berat kering) dan
kalau melebihi 5% harus di cuci, pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3
c. Bata Bata (batu merah)
 Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya lurus
datar dan tidak retak, batu merah hasil dari pembakaran yang merata dan matang dengan
ukuran yang sama dan harus memenuhi persyaratan NI – 10dan PUBB 1970.
 Pasangan batu bata merah menggunakan batu bata dengan kualitas baik dengan persetujuan
Direksi / Konsultan Pengawas, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana gambar kerja dan
menggunakas spesi edengan campiran 1 PC : 8 Psr, pasangan bata dipasang rata tegak lurus
dan diplester dengan campuran 1 PC : 8 Psr.
 Sebelum dipasang bata harus direndam terlebih dahulu hingga jenuh.
 Pemasangan batu bata harus dijamin pasangan tegak lurus dan rata, pemasangan batu bata
dengan bata ketinggian maksimal 1m
6.8. Macam-macam adukan
a. Adukan 1 PC : 2 Psr, digunakan untuk benangan atau col-colan.
b. Adukan 1 PC : 3 Psr, digunakan untuk plesteran permukaan beton.
c. Adukan 1 PC : 4 Psr, digunakan untuk pasangan bata trasram, Plesteran kedap air, pekerjaan
pasangan bata rollag, atau permukaan yang menahan struktur.
d. Adukan 1 PC : 8 Psr, digunakan untuk pasangan batu bata.
e. Adukan 1 PC : 3 Psr : 10 Kpr, digunakan untuk plesteran permukaan bata merah.
6.9. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pemasangan Batu Bata
 Batu Bata yang akan dipasang harus direndam dengan air hingga jenuh, batu bata harus
bebas dari kotoran dan cara pemasangan batu bata barisan bawah dan atasnya tidak boleh
sejajar, batu bata yang pecah tidak boleh dipasang tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan
batu bata dalam satu hari tidak boleh melebihi 1m.
 Untuk pemasangan batu bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi kerangka penguat
dari beton tulangan dengan bembesian 4 Ø 12mm dan beugel Ø 8 – 15cm, dan pemasangan
batu bata tidak boleh diterobos dengan perancah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


b. Pekerjaan Plesteran
 Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pasangan batu bata kering (min. 7 hari)
 Pekerjaan plesteran dikerjakan pada permukaan pasangan batu batu (1:8) dan permukaan
kolom beton (1pc : 3psr)
 Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air terlebih dhulu, dan
dibuat kepala plesteran sebagao patokan plesteran yang lainnya dengan ketebalan tidak boleh
melebihi 2cm, plesteran yang baru saja selesei tidak boleh langsung difinising.
 Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar kondisi plesteran tetap lembab
dan tidak kering yang mengakibatkan retak rambut pada plesteran.
 Pekerjaan beton yang akan diplester sebelumnya harus dibuat kasar terlebih dahulu (dengan
betel) dan disabut dengan air semen dengan campuran untuk spesi dibuat 1 pc : 3 ps sedang
untuk plester tembok menggunakan campuran 1 pc : 8 psr hasil ayakan yang halus dan
selalu ditakar, benangan menggunakan campuran 1 pc : 2 ps.
 Semua pekerjaan plesteran beton, ornamen maupun plesteran tembok harus dibuat rata dan
halus serta merupakan semua bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak
dan apabila terjadi retak maka pemborong wajib untuk memperbaikinya, dan selanjutnya
dilakukan pekerjaan benangan, pekerjaan ini harus dilakukan dengan baik, siku dan tegak
lurus.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG
7.1. Lingkup Pekerjaan:
a. Bagian ini mencakup semua kegiatan pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan spesifikasi teknis pekerjaan beton.
b. Kualitas dan mutu beton yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah K 225 untuk semua komponen
pekerjaan struktur,lantai kerja menggunakan mutu beton K 175
c. Saat pelaksanaan dapat menggunakan Admixtures untuk merubah waktu setting normal ataupun
kekuatan beton dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah:
1. Perencanaan, pengadaan bahan, alat bantu, pemasanngan, pembuatan begesting dan
perancah, pembesian, perawatan beton / metode curring beton, dan pembongkaran.
2. Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan,
pentimpanan bahan-bahan, dan lain-lain.
3. Pembuatan benda uji dan pengetasan di lapangan maupun di laboraturium.
4. Penyediaan alat bantu, seperti:
 Alat pengaduk semen ( beton molen)
 Alat penonjok untuk memadatkan beton dan vibrator
7.2. Syarat-syarat Umum
a. Persyaratn-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Semua pekerjaan beton harus sesuai dengan setandar pengerjaan beton (apabila beton ada
spesifikasi lain harus dicantumkan) dibawah ini:
1) Standart Industri Indonesia
2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia SKSNI T15 – 1991 – 03 dan peraturan revisi serta
pembaharuannya.
3) Peraturan Pembebenan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983
4) Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970)
5) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan (NI.3-1992).
6) Peraturan Tahan Gempa 1982.
c. Semua Meterial yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
7.3. Syarat-syarat Bahan:
Penyimpanan semua bahan-bahan harus diperhatikan (semen, pasir, koral, besi tulangan)dajn harus
memperhatikan prosedur FIFO (First In First Out). Untuk Penyimpanan Semen dan baja tulangan
bagian bawah harus diberi landasan ± 30cm dari tanah dan harus dihindarkan dari kelembaban untuk
mencegah pengerasan dan atau korosi pada baja tulangan.
Ada bebrapa acuan material yang dapat digunakan dan persyaratannya antara lain:
a. Air
Air yang dipakai untuk semua campuran beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik basah, garam dan kotoran lainnya. Air tersebut harus dilihat atau kalau perlu
diuji oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
Apabila terdapat keragu – raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh tersebut
tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan – bahan yang dipakai untuk diselidiki sampai berapa air
itu mengandung Zat – zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dan harus memenuhi
persyaratan dalam SKSNI T 15 – 1991 – 03
b. Semen
 Digunakan Portland Cement (PC) typeI menurut NI-8 Tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
Tahun 1972) ber SNI (Standart Nasional Indonesia)
 Semen yang sudah mengeras sebagian atai seluruhnya mutlak tidak boleh dipergunakan lagi.
 Penumpukan zak semen yang dianjurkan max 2m.
c. Pasir Beton
Agregat halus terdiri dari butir butir yang keras, kekal dan tajam ( sesuai syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI- 1971 berikut pembaharuannya) sebagai hasil disintegrasi alami dari batu
batuan atau berupa pasir buatan yang di hasilkan oleh alat alat pemecah batu. Agregat halus ini
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( di tentukan terhadap berat kering) dan kalau
melebihi 5% hasus di cuci,
d. Agregat Kasar / Kerikil
Agregat halus terdiri dari butir butir yang keras, kekal dan tidak berpori ( sesuai syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI- 1971 berikut pembaharuannya) sebagai hasil disintegrasi alami dari batu -
batuan atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu. Agregat kasar ini
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering) dan kalau
melebihi 1 % harus di cuci.
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang –
bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak mimimum di
antara batang – batang atau berkas – berkas tulangan.
e. Besi Beton (Baja Tulangan)
1. Besi Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah besi beton polos dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 240 Mpa).
2. Konsultan Pengawas dan direksi berhak minta uji tarik besi dilaboraturium yang berkompeten
apabila terjadi keraguan atas kualitas mutu besi tulangan tersebut.
3. Prosentase karat yang dapat diijinkan adalah 10% atau merujuk pada peraturan beton yang
berkaitan untuk toleransi karat pada baja tulangan polos (BJTP).
4. Pemasangan Baja Tulangan
Baja tulangan harus di pasang dengan teliti sesuai dengan gambar / perhitungan dan di
pastikan tidak terjadi pergeseran / perpindahan dengan pemakaian kawat pengikat tulangan
beton pada perpotongan / pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus di dukung oleh
pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang (spacer) sebagaimana yang di butuhkan.
5. Penyambungan
- Jika di perlukan untuk menyambung pada tempat – tempat lain dari yang di tunjukan pada
gambar, bentuk dari sambungan harus di tentukan oleh direksi

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


- Over lap pada sambungan untuk tulangan dinding tegak ( vertikal) dan kolom sedikitnya
harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan persetujuan Direksi.
6. Adapun jumlah dan ukuran besi yang digunakan dapat dilihat pada gambar kerja (detail dan
struktur besi tulangan):
a. Sloof 12/20 4 ø12 ø8 - 150
b. Kolom 12/12 4ø12 ø 8 - 150
c. Kolom 25/25 12ø12 ø 8 - 150
d. Balok 25/40 8ø12 ø 8 - 150
e. Balok 21/25 6ø12 ø 8 - 150
f. Ring Balok 10/15 4ø10 ø 6 - 150

 Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.

f. Acuan Beton:
1. Mutu beton yang dikehendaki untuk semua beton adalah K225, ukuran beserta
penulangannya sesuai dengan gambar.
2. Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begisting dan penulangannya
diperiksa dan disetujui oleh pengawas / Direksi secara tertulis.
3. Air yang dipakai untuk campuran mengecor adalah air tawar yang bersih dan layak diminum.
4. Pembongkaran begisting dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pengawas.
5. Pemasangan papan begisting dipakai papan tebal 2 cm disusun secara rapat, dan setelah
pekerjaan begisting dibongkar ternyata ada terlihat lobang – lobang, tidak rata maka harus
segera ditutup dengan spesi 1pc : 2ps.
6. Bahan yang digunakan untuk cetakan atau acuan harus bermutu baik sesuai bestek
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran yang diinginkan dan sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam rencana gambar kerja, adapun bahn-bahan meliputi:
- Kayu papan begesting dapat digunakan kayu Tahun
- Papan multiplek tebal 9mm digunakan sebagai cetakan permukaan beton balok, plat
beton dan bagian-bagian tertentu yang harus menggunakan bahan multipleks
- Balok kayu Tahun/ Borneo sebagai usuk atau rangka begesting
- Dolken kayu galam atau bambu duri digunaka sebagai perancah
- Minyak begesting, paku dan bahan-bahan lainya.
7.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton:
a. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada direksi dan Konsultan Pengawas untuk
melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan
b. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap:
- Kekuuatan begesting dan perancah serta kesempurnaan bentuk yang dihasilkannya
- Pemasangan, kerapian dan kekuatan okatan untuk tidak bergesernya besi tulangan saat
dilakukan pengecoran
- Decking beton, spasi tulangan, dan pembengkokkan tulangan (untuk Plat Beton)
- Pemberian stek tulangan
- Ketersediaan alat-alat seperti vibrator, penggaruk beton, perojok besi concrete mixer, dan
lain-lain
- Dan alat-alat lain yang dianggap perlu dalam proses pekerjaan bangunan.
c. Kontraktor hanya dapa melakukan pengecoran setelah mendapat persetujuan dan ijin tertulis dari
direksi dan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan
d. Tidak diperkenankan melakukan pengetukan dan pemukulan pada besitulangan saat pengecoran
sedang berlangsung

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


e. Cetakan beton dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari Direksi dan konsultan
Pengawas dengan meninjau umur beton atau berdasarkan hasil uji beton
f. Pembongkaran harus dilakuka dengan hati-hati agar tidak merusak dan membuat cacat pada
permukaan beton, pembongkaran begsiting dilakukan pada umur beton ( + 21 hari )
g. Cacat pada permukaan beton dapat langsing ditutup dengan plesteran 1 PC : 2 Psr, sedang cacat
yang dapat mempengaruhi kekuatan struktur dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas
dan Direksi.

PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
8.1. Lingkup Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela seperti yang terlihat pada
gambar
8.2. Bahan:
Kesen Pintu dan pintu jendela mengunakan kayu Meranti 6/15
Daun pintu panil menggunakan kayu meranti dan daun jendela menggunakan kayu Meranti
Kusen pintu dan pintu PVC
8.3. Pelaksanaan Pekerjaan:
 Kusen dan Pintu
a. Untuk Kusen menggunakan kayu Meranti kualitas baik ukuran 6/15, yang dihaluskan
sehingga ukuran kayu terjadi perubahan menjadi 5/15
b. Untuk Daun Pintu Panil menggunakan kayu Meranti kualitas baik papan dan Jendela
menggunakan kayu Meranti papan
c. Pemotonngan dan sambungan kayu harus baik, rapi dan rata, dan hasil potongan harus
dihaluskan.
d. Pemasangan kusen dengan kolom / tembok menggunakan angker besi dia.8 dipasang
sesuai gambar, pertemuan sudut harus siku dan rapi, pemasangan kusen dengan
menggunakan waterpas sehingga bila dipasang akan tegak lurus.
e. Untuk pemasangan kusen pintu dan Pintu PVC adalah Pabrikasi dipasang setelah tembok
dibuat sesuai ukuran kusen, kusen PVC ditempatkan pada posisi yang tepat setelah
dilakukan pengukuran dan ditimbang guna memperoleh hasil yang tegak lurus baru di sekrup
/ fixer guna mengikat kusen denngan tembok.
8.4. Lingkup Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
a. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela seperti yang terlihat pada
gambar.
8.5. Bahan Produk
a. Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja / bestek. Bila terjadi perubahan
atau penggantian akibat [pemilihan merk, kontraktor harus melaporkan kepada Direksi dan
Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
b. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan mendapatkan persetujuan sebelum bahan
dipasang.
8.6. Lingkup Pekerjaan Kaca
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan Kaca 5mm pada pintu dan jendela.
8.7. Bahan:
Kaca Bening 5mm
8.8. Macam Pekerjaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


a. Kaca bening tebal 5mm dipasang pada pintu dan jendela, kaca yang digunakan merupakan
bidang yang rata tidak bergelombang dan tidak menunjukkan efek lensa.
b. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh kepada direksi dan Konsultan Pengawas sebelum
dillakukan pemasangan

PASAL 9
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
9.1. Lingkup Pekejaan
a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan atap, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b. Pekerjaan atap meliputi
i. Pemasangan Atap Galvalum C75.100 _1mmTCT
ii. Pemasangan Reng Galvatum TS.40.45_ 0,45mmTCT
iii. Pemasangan atap zynggalaun
9.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan Spesifikasi Teknis sebagai berikut:
9.2.1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang atau tenaga ahli dibidang pemasangan atap
galvalum.
b. Bahan galvalum untuk kaki kuda-kuda (top chord), batang tarik (bottom chord), Cremona
(web) dan pengikat lainya yang dipakai menggunakan galvalum denngan spesifikasi
C75.100 _1mmTCT (lebar= 75mm, tinggi=100mm, tebal=1mm TCT)
c. Pemasangan reng galvalum TS 40.45.0,45mmTCT (tinggi=40mm, tebal 0,45mm BMT,
0.45mm TCT).
d. Ikatan sambungan galvalum menggunakan baut screw, baik untuk sambungan kanal C
maupun reng galvalum.
e. Semua bahan material yang akan dipakai harus dalam keadaan baik dan kondisi baru.

9.2.2. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan rangka atap ini meliputi :
a. Pekerjaan dan pemasangan atap galvalum harus dilakukan dan dikerjakan oleh tukang atau
tenaga ahli dibidang pemasangan atap galvalum.
b. Pemasangan atap atau kuda-kuda galvalum harus sesuai dengan gambar kerja dan
kontruksi pada hitungan atap galvalum
c. Ikatan sambungan galvalum menggunakan baut screw, baik untuk sambungan kanal C
maupun reng galvalum.
d. Penggunaan baut screw harus dibedakan antara baut scew untuk kuda-kuda dan baut
screw untuk reng
e. Sambungan pada top chord atau bottom chord harus dibok (pada sambungan didapati
dua buah galvalum berhadapan sehingga membentuk balon persegi panjang).
f. Pihak kontraktor harus menunjukkan hasil perhitungan atap galvarum kepada pihak direksi.
g. Pihak Kontraktor harus menunjukkan garansi atas pekerjaan pemasangan atap galvalum.
h. Genting yang retak, cacat dan tidak siku tidak boleh dipasang kalaupun sudah dipasang
harus diganti dengan yang baik.
i. Pemasangan genting harus rapi, rata, ratap dan tidak berongga sehingga saat hujan tidak
terjadi bocor karena pasangan genting yang kurang rapat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


j. Pekerjaan pasangan lisplang menggunakan kalciplang 25cm. Sambungan Kalciplang
harus rapi dan rata sesuai yang kita inginkan. Pemasangan kalciplang harus ditarik benang
terlebih dahulu guna mendapatkan bidang lisplang yang datar.

PASAL 10
PEKERJAAN LANGIT LANGIT / PLAFON
10.1. Lingkup Pekerjaan :
 Pekerjaan Kerangka Plafon
 Pekerjaan Langit-Langit Kalciboard, Kontruksi rangka dan penggantung dibuat sedemikian rupa,
sehingga pemasangan, penempatannya, dan ukurannya sesuai dengan yang tercantum pada
gambar kerja.
10.2. Bahan :
Galvalum model holow 4x4 (t=0.3mm)
Galvalum model holow 2x4 (t=0.3mm)
Kalciboard tebal 4mm, ukuran 1,20 x 2,40m
10.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan harus ditentukan ketinggian plafon sesuai dengan gambar kemudian
ditandai dan deselang agar memperoleh ketinggian plafon rata.
b. Untuk penggantung, rangka plafon menggunakan Galvalum model holow 2x4 (t=0.3mm) dengan
jarak antar penggantung 1.2cm sesuai dengan gambar kerja.
c. Pola dan bentuk langit-langit dikerjakan sesuai dengan gambar kerja dan detail plafon
d. Setelah mendapatkan titik ketinggian plafon sesuai gambar maka pemasangan galvalum yang
menempel pada dinding dipaku dengan menggunakan fiser
e. Untuk langit-langit menggunakan kalciboard (4mm) buatan dalam negeri dengan kualitas yang
dapat disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas dengan mengajukan contoh terlebih
dahulu.
f. Pemasangan kalciboard harus benar-benar lurus dan rata sesuai pola pada gambar kerja, jarak
nat antar internit diusahakan seminimal mungkin ( max. 0,5cm ), untuk bagian tepi internit yang
berhubungan harus benar benar halus, rata dan rapi.
g. Sambungan antar internit menggunakan verban dan ditutup dengan plamir sehingga tidak
tampak akan sambungan.

PASAL 11
PEKERJAAN CAT – CATAN
11.1. Pekerjaan Pengecatan Meliputi:
a. Pekerjaan Cat Dinding
b. Pekerjaan Cat Plafon
11.2. Bahan:
a. Cat tembok dan cat internit menggunakan cat sekwalitas Vinilek/catylac/avitec ( Ber SNI )
11.3. Cara Pengerjaan:
a. Warna cat yang digunakan sesuai petunjuk dari Direksi
b. Cat digunakan pada permukaan dan bidang halus rata dan kering.
- Pada cat tembok dikerjakan diatas hasil pekerjaan plamir dengan permukaan yang halus rata
tidak terdapat retak / pecah dan bersih dari kotoran.
- Pada cat Lisplang pengecatan diatas permukaan luar dan dalam lisplang dan dilakukan
berulang sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
c. Pengecatan tembok dan plafon dilakukan dengan sekali pengecatan dasar dan diulang dua
kali lapisan penutup.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


d. Apabila hasil pengecatan (cat tembok, cat lisplang dan cat lisplang) tidak dan kurang baik
kualitasnya maka Pemberi Tugas / Pengawas dan Direksi teknis berhak meminta dilakukan
pengecatan ulang sampai mendapatkan kualitas yang baik.

PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI
12.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan Pemasangan
12.2. Bahan:
a. Keramik Type Matt 40 x 40 cm Kw I, ( Ber SNI )
b. Keramik Lantai KM/WC Type Surface 20 x 20 cm Kw I, ( Ber SNI )
c. Keramik Diding KM/WC Type Matt Surface 20 x 20 cm Kw I, ( Ber SNI )

Warna keramik disesuaikan petunjuk dari Direksi


12.3. Cara Pengerjaan Lantai
a. Kontraktor harus mengadaka persiapan yang baik sebelum pekerjaan lantai dimulai terutama
pada pengurukan dan pemadatan pasir bawah lantai.
b. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan mendapatkan persetujuan dari Direksi dan
Konsultan Pengawas sebelum bahan dipasang.
c. Sebelum pemasangan terlebih dahulu keramik direndam air setelah kenyang barulah dilakukan
pemasangangan keramik dengan jarak / nat antar keramik max. 2mm, dan setelah kering
disiram pasta semen dan harus masuk kedalam sela-sela nat / celah dengan menggunakan
warna yang sesuai.
d. Keramik harus baik dan berkualitas baik setara Asia
e. Karamik harus benar-benar siku, rata, rapi, permukaan rata dan bersih, keramik yang rusak,
cacat, retak dan tidak siku tidak boleh dipasang

PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
13.1. Umum:
a. Seluruh pekerjaan Instalasi Listrik dikerjakan menurut peraturan umum instalasi listrik tahunn
1977 / peraturan PLN edisi terakhir dan standart-standart / kode lain yang telah diakui.
b. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dikerjakan oleh sub Kontraktor instalatir
yang dapat dipercaya, mempunyai referensi yang baik, terdaftar sebagai instalatir resmi PLN
dengan mempunyau klas C.
c. Untuk kelancaran pekerjaan ini harus selalu ko’ordinasi dari seluruh bagian yang terlibat dalam
kegiatan proyek ini. Akibat yang menyangkut di dalam kegiatan ini diko’ordinir terlebih dahulu
agar konflik satu sama lain dapat dihindari.
d. Apabila terjadi suatu hal yang bertentangan dengan gambar atau spesifikasi teknis, maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyaim bobot teknis, atau mempunyai biaya yang
paling tinggi.
e. Bahan yang digunakan adalah bahan yang diisyaratkan / digambar dalam keadaan baru tanpa
cacat dan rusak, pekerjaan harus dikerjakan oleh orang-orang yang ahli di dalam bidangnya.
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh terlebiih dahulu dari bahan yang akan dipakai
disertai daftar perincian bahan termasuk di dalmnya mengenai penjelasan brosur / katalog yang
diajukan lengkap tidak sepotong potong.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


13.2. Lingkup yang dikerjakan
Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor meliputi penyeleseian pekerjaan sampai menyala
(listrik) sebagai berikut:
a. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan untuk kontruksi,
pemasanngan sistim listriklengkap sesuai gambar perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat.
b. Pengadaan dan pemasangajn kabel distribusi daya tegangan rendah (TR) dari panel utama ke
panel panel penerangan.
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan, kotak kontak daya secara lengkap di dalam
bangunan.
d. Pengadaan dan pemasangan fixture penerangan dan outlet dinding / lantai lengkap dengan plug
dan asesoriesnya.
e. Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan dalam bangunan serta panel peralatan
guna menunjang sistim dari bangunan.
f. Memberikan keer listrik dari instalasi yang bersangkutan dengan disahkan oleh PLN lengkap
dengan lampiran gambarnya.
g. Sudah melalui test dan dunyatakan menyala dan berfungsi semua.
h. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban (guarantee) sesuai
Rencana Kerja dan Syarat ini.
13.3. Prinsip design:
a. Proteksi.
- Untuk proteksi, sistim listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubungan singkat di panel
penerangan, proteksi terhadap overload dan hubung singkat untuk panel utama dan panel-
panel dya, kecuali ditunjukkan lain oleh gambar.
- Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah (grounded) dan
semua panel haris dibumikan dengan elektrode terpisah.
- Untuk sistim pembumian, kabel pembumian harus berhubungan secara tertutup (loop).
b. Saluran penghantar dalam bangunan
- Setiap pencabangan atau pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction box
yang sesuai, dan sambungan lebih dari satu memakai terminal strip didalam Juncionm Box.
Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit moinimum 5/8”, atau
ditentukan lain oleh direksi karena dengan alansan tertentu.
c. Instalasi skakelar dan Stop Kontak / out let
- Skalelar dari merk broco atau sejenis bentuk persegi,bahan ebonit. Raiting 6-10 A.250 V
AC, pemasangan sistim inbow/ tanam dalam tembok dan sistim outbow pada dinding partisi
dengan ketinggian 150cm dari lantai, kecuali ditentukan olah direksi.
- Kotak kontak adalah dengan type yang memakai earting contakdengan rating 16A, 250v
AC. Semua kotak kontak harus dibaeri saluran ke tanah (grounding) dengan ketnggian
30cm dari atas lantai, atau ditentukan lain oleh direksi.
- Kotak kotak out let harus memenuhi persyaratan dan sesuai ketentuan PUIL. Tahun 1977,
ave.
d. Instalasi Fixtures Penerangan.
- Fixture penerangan harus dilihat dari bahan yang sesuai dan bentuk harus menarik dan
pengerjaan harus rapi baikdan sesuai dengan gambar rencana. Sebelum dikerjakan /
dipasang pemborong haris memberikan contoh terlebih dahulu dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
- Semua kabel kabel listrik harus disembunyikan dalam armature kecuali dimana kabel
tersebut harus diluar karena keperluan pemasangan pemasangan penerangan tertentu.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


13.4. Pengetasan.
a. Sebelum dilakukan penyerahan dilakukan pengetasan lampu terlebih dahulu diharapkan agar
dapat diketahui semua instalasi dapat berfungsi semua.
b. Menyerahkan jaminan instalasi listrik dari instalateur yang telah mempunyai sertifikat dari PLN
dengan sketsa yang diketahui oleh PLN setempat.
c. Hasil pengetasan instalasi harus dibuatkan berita acara dan ditanda tangani oleh pihak yang
berkompeten dan merupakan lampiran berita acara serah terima.
d. Selama masa pemeliharaan dan masa pengetasan, sampai masuk kedalam lokasi pihak
kontraktor bertangung jawab atas kelancaran ataupun keberhasilan dari pada pekerjaan yang
dimaksut.
13.5. Produk Peralatan yang digunakan :
No Produk peralatan yang digunakan Merk
1 Kabel : NYY, NYM Supreme, Kabelindo atau sekualitas
2 Tube, Bola lampu TL Bumbung, SL, Pijar
3 Skakelar, Stop Kontak, Grid Switch Vimar, Bronco atau sekualitas
4 MCB 6 Ampere Merlin atau sekualitas
a. Apabila selam pekejaan berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material,
tidak dapat diadakan dengan alasan yang kuat maka pihak Direksi akan mempertimbangan
dengan suatu pergantian merk / type denga melalui berita acara rapat perubahan dimana dalam
rapat tersebut dibahas pula penambahan sanksi tertentu terhadap kontraktor yang bersangkutan.
b. Prinsip teknis Instalasi penerangan adalah menggunakan kabel NYM ukuran minimal 3 x
2,50mm dan NYY 2,5mm yang dimasukkan dalam pipa PVC dan untuk kabel distribusi (ukuran
sesuai gambar).
c. Tidak diperkenankan adanya “Splite” / sambungan-sambungan pada out let atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai. Dalam membuat splite konektor harus dihubungakan dengan
konektor yang baik, sehingga tidak ada kabel-kabel yang telanjang.

PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI AIR
14.1. Pekerjaan Instalasi Air Meliputi:
a. Pekerjaan Pemasangan Wastafel
b. Pekerjaan Pemasangan Kloset Jongkok Porselin
c. Pekerjaan Pemasangan Pipa dia 1/2’ , 3” dan 4”
d. Pekerjaan Pemasangan Avour
e. Pekerjaan Pemasangan Kran Air
14.2. Bahan:
a. Kloset Jongkok Portselin, Pipa PVC 1/2’ , 3” dan 4”, Kran Air dan Avour
14.3. Cara Pengerjaan:
a. Pemasangan batu bata dan keramik untuk Km/Wc menggunakan campuran 1:4 agar kedap
air dan air tidak merembes atau bocor, setelah itu diplester menggunakan campuran 1: 4 barulah
pemasangan keramik.
b. Pemasangan dan penempatan kloset jongkok disesuaikan dengan gambar kerja, pemasangan
kloset harus baik dan rapi dan pembuangan lancar.
e. Pemasangan pipa PVC disesuaikan dengan gambar kerja.
f. Pemasangan kran air baru dan pemasangan avour baru pada tiap kamar mandi.
g. Yang harus diperhatikan pemasangan pipa-pipa dan penyambungan pipa-pipa pada ujung harus
diampelas lalu diberi lem baru disambungkan.
h. Sambungan harus dikerjakan dengam baik agar sambungan tidak bocor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
i. Setelah selesei semua perpipaan harus di cek ulang dengan menggelontorkam air ke saluran
pipa-pipa, dengan harapan semua mengalir dengan baik dan tidak ada penyumbatan.

PASAL 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
15.1. Segala penyimpangan dan / atau perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan
pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Direksi dengan menyebutkan
jenis dan rincian pekerjaan secara jelas.
15.2. Perhitungan biaya untuk tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan yang
dimasukkan oleh KONTRAKTOR kepada DIREKSI pada waktu pemasukkan penawaran untuk
pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah kurang yang belum ada harga satuannya
ditetapkan bersama oleh kedua belah [pihak dengan harga bahan dan upah, sama dengan saat
pemasukkan penawaran.
15.3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
penyeleseian pekerjaan kecuali atas persetujuan tertulis DIREKSI.
15.4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata ada permintaan tertulis dari DIREKSI
yang menyebut jenis dan rincian serta biaya pekerjaan.

PASAL 16
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN
16.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil
pekerjaannyadengan baik dan benar sesuai dengan kontrak kepada PPK ( Pejabat Pembuat
Komitmen ) secara tertulis denga terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama dengan
pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
a. Pihak Proyek ( ouwner) yang diwakili PPK
b. Kontraktor Pelaksana
c. Konsultan Pengawas
16.2. PPK akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan tersebut diatas berdasarkan:
a. Kontrak Pemborong
b. Surat Penyerahan Pekerjaan dari Kontraktor
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan tersebut.
16.3. Pemborong harus menyisihkan / menyediakan bahan-bahan cadangan (reserve) antara lain:
a. Cat Tembok sebanyak 1 kg dan cat kayu 1 kg
b. Keramik lantai 1 dos dan keramik dinding 1 dos
c. Genteng 10 buah
16.4. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan pertama, hingga serah terima yang
kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggunng jawab Kontraktor
sepenuhnya antara lain :
a. Keamanan dan penjagaan
b. Penyempurnaan dan pemeliharaan
c. Pembersihan
16.5. Apabila Kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan kontrak yang
disepakati, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan sesuai prosedur pada tata
cara penyerahan pekerjaan pertama.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA


PASAL 17
PENUTUP
171. Segala hal dalam pekerjaan ini apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKD maka RKS yang
dijadikan pedoman atau dikonsultasikan kepada Direksi / Pengawas.
17.2. Didalam perhitungan ini memakai sistim ............................................
17.3. Bila dalam RKS ini tidak menyebutkan suatu perkataan atau kalimat yang menyebutkan suatu bagian
dari pekerjaan, sedangkan pekerjaan tersebut merupakan bagian yang harus dikerjakan oleh
pemborong, maka pemborong wajib untuk mengerjakannya.
17.4. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat
Komitmen ( PPK ), bila mana perlu dilakukan perbaikan dan perubahan dalam RKS ini.

Konsulatan Perencana
CV. KARYA ANUGRAH KONSULTAN

Ir. MARTODJO
Direktur

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Anda mungkin juga menyukai