SPESIFIKASI TEKNIS
I.UMUM
1.1. Lingkup
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis ini meliputi segi lingkup pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam Kegiatan Pembangunan Dan Peningkatan Jalan
Lingkungan yang meliputi :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan Paving Stone
IV. Pekerjaan Lain-lain
Lingkup pekerjaan yang ditugaskan kepada kontraktor termasuk (tetapi tidak terbatas pada) hal-hal
sebagai berikut :
Pengadaan tenaga kerja
Pengadaan bahan/material
Pengadaan peralatan dan alat bantu sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan
Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja
Pembuatan shopdrawing.
1.2. Referensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis yang tercantum dalam Standart Nasional Indonesia (SNI), dan peraturan-peraturan nasional
maupun peraturan-peraturan daerah yang berlaku termasuk segala perubahan-perubahan dan
peraturan pembaharunya hingga kini, ialah :
a. Peraturan Beton Indonesia SK SNI T15 – 1991 – 03
b. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972)
d. Spesifikasi khusus dari produsen suatu barang atau prosedur standart dari penyedia jasa suatu
pekerjaan khusus.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja ) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
k. Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember Nomor 12 Tahun 2006 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) dalam Kabupaten Jember dan Peraturan – Peraturan lain mengenai bangunan-
bangunan di Kabupaten Jember
III.PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3.2 Keadaan Lokasi
Kontraktor yang pelaksana tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan lokasi proyek,
sehingga kontraktor diwajibkan meninjau lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran
penawaran/biaya.
3.3 Pengukuran/uitzetn dan pemasangan bouwplank
a. Ketetapan letak pekerjaan paving diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan
patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
dari konsultan pengawas.
b. Kontraktor harus menyediakan alat ukur berikut juru ukurnya agar dapat senantiasa memantau
posisi titik-titik yang penting.
c. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pembouwplangan, agar terlebih dahulu mempersiapkan
lokasi rencana pembangunan agar benar-benar siap dilaksanakan termasuk rencana mobilisasi
dan demobilisasi peralatan dan material bangunan yang akan dipakai serta tempat penyimpanan
dan penempatan bahan bangunan.
d. Apabila harus melakukan pembongkaran, semua material bongkaran diserahkan dan dibuatkan
Berita Acara serah terima kepada direksi yang di tunjuk atau Kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Bahan bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan adalah milik negara dan
ditempatkan ke lokasi yang ditunjuk oleh direksi. Puing-puing yang dihasilkan pekerjaan
bongkaran dibuang ke tempat pembuangan atau digunakan sebagai bahan urugan atas
persetujuan direksi dan konsultan pengawas dengan tidak mengabaikan spesifikasi urugan yang
disyaratkan.
e. Biaya pembuangan dan pengangkutan menjadi tanggungan kontraktor.
g. Duga saluran ditetapkan sama dengan gambar pelaksanaan atau ditentukan kemudian dalam
rapat Uitzetn.
h. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa yang
tertera didalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan direksi untuk mendapat keputusan.
3.4 Air Kerja dan Listrik Kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencampuran dalam pelaksanaan pekerjaan. Air
untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan konsultan pengawas.
Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri.
3.5 Kantor Kontraktor, Gudang dan Direksi Keet
Kontraktor harus membangun kantor, gudang dan direksi keet dalam tapak seperti yang ditentukan
guna pelaksanaan pekerjan sesuai kontrak.
Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan
dapat terhindar dari kerusakan.
3.6 Papan Pemberitahuan.
Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah Papan Pemberitahuan di tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Direksi. Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan
persyaratan.
3.7 Iklan
Kontraktor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk mengiklankan daerah
pekerjaannya tanpa seijin Konsultan Pengawas / Direksi.
3.8 Keselamatan Kerja (K3) dan P. P. P. K. (P3K)
Kontraktor wajib menyediakan peralatan Keselamatan Kerja (K3) dan menyiapkan obat-obatan serta
keperluan lain yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu
siap dipergunakan setiap saat.
IV.PEKERJAAN TANAH
4.1 Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk pondasi dansaluran. Galian harus dibuat sedemikian
rupa sehingga terhindar dari bahaya longsor antara lain ;
a. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan
serta lingkungan yang diperlukan, adapun untuk pemindahan tanah galian baik yang akan
digunakan untuk urugan atau dibuang dilakukan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi dan
Konsultan Pengawas.
b. Galian tanah dilaksanakan untuk pondasi menerus (batu bata).
c. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi tangggungan
kontraktor.
d. Besarnya galian disesuaikan dengan gambar perencanaan yang telah ada. Bila ada ketidakjelasan
yang berkaitan dengan pekerjaan galian maka Kontraktor wajib meminta penjelasan pada
konsultan pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang siap dipakai untuk menguras
genangan air akibat hujan, air sumber, atau sebab-sebab lain. Pekerjaan pasangan dan
pengecoran harus dikerjakan dalam keadaan kering.
4.2 Pekerjaan Urugan
Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan urugan antara lain :
a. Jika direksi menganggap galian pondasi dan atau saluran dranage sudah cukup/sesuai gambar
maka selanjutnya dilakukan urugan dengan pasir urug dan ditumbuk hingga padat.
b. Urugan dibawah pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan tanah galian dan dipadatkan hingga
padat.
c. Urugan tanah menggunakan tanah timbunan pilihan yang bersih dari kotoran (terutama sisa
akar/tumbuhan), digunakan untuk mencapai elevasi sesuai bestek, disiram dan dipadatkan
dengan menggunakan alat yang ditentukan hingga mencapai kepadatan yang optimal.
V. PEKERJAAN PASANGAN
5.1. Macam-macam adukan :
a. Adukan 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan paving dan batu bata atau tempat-tempat lain
yang dipertimbangkan oleh direksi.
m. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
n. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat stamper atau baby roller. Pemadatan
hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal
akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving
tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan
pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
Pemadatan sebaiknya dilakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan putaran
kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran
dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
o. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
p. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area paving
block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
6.7. Hasil akhir
a. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat, ( pecah/ patah terbagi ).
b. Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
d. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.
e. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semendan kotoran
lainnya.
IX. P E N U T U P
9.1. Segala hal dalam pekerjaan ini apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi Teknis
maka Spesifikasi Teknis sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada direksi/pengawas.
9.2. Bila dalam Spesifikasi teknis ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat yang menyebutkan
suatu bagian dari pekerjaan, sedangkan bagian tersebut merupakan bagian yang harus dikerjakan
oleh pemborong, maka pemborong wajib untuk mengerjakannya.
9.3. Hal–hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi teknis ini.
Konsultan Perencana
CV. Trias Manunggal Perkasa