Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI TEKNIS 1

SPESIFIKASI TEKNIS
I.UMUM
1.1. Lingkup
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis ini meliputi segi lingkup pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam Kegiatan Pembangunan Dan Peningkatan Jalan
Lingkungan yang meliputi :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Pasangan Paving Stone
IV. Pekerjaan Lain-lain
Lingkup pekerjaan yang ditugaskan kepada kontraktor termasuk (tetapi tidak terbatas pada) hal-hal
sebagai berikut :
 Pengadaan tenaga kerja
 Pengadaan bahan/material
 Pengadaan peralatan dan alat bantu sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan
 Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja
 Pembuatan shopdrawing.
1.2. Referensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis yang tercantum dalam Standart Nasional Indonesia (SNI), dan peraturan-peraturan nasional
maupun peraturan-peraturan daerah yang berlaku termasuk segala perubahan-perubahan dan
peraturan pembaharunya hingga kini, ialah :
a. Peraturan Beton Indonesia SK SNI T15 – 1991 – 03
b. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972)
d. Spesifikasi khusus dari produsen suatu barang atau prosedur standart dari penyedia jasa suatu
pekerjaan khusus.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja ) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
k. Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember Nomor 12 Tahun 2006 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) dalam Kabupaten Jember dan Peraturan – Peraturan lain mengenai bangunan-
bangunan di Kabupaten Jember

II.PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS


2.1 Spesifikasi Teknis ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Spesifikasi Teknis ini.
2.2 Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka
Pemborong menanyakan secara tertulis kepada Direksi, dan Pemborong diwajibkan mentaati
keputusan Direksi yang bersangkutan.
2.3 Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang dijadikan
acuan.
2.4 Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam Spesifikasi teknis
tidak sesuai dengan gambar, maka Spesifikasi teknis yang diikuti.
2.5 Bila terdapat skala gambar dan ukuran gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka yang diikuti.
2.6 Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada
(Gambar Kerja dan Syarat-syarat) untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 2

III.PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3.2 Keadaan Lokasi
Kontraktor yang pelaksana tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan lokasi proyek,
sehingga kontraktor diwajibkan meninjau lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran
penawaran/biaya.
3.3 Pengukuran/uitzetn dan pemasangan bouwplank
a. Ketetapan letak pekerjaan paving diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan
patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
dari konsultan pengawas.
b. Kontraktor harus menyediakan alat ukur berikut juru ukurnya agar dapat senantiasa memantau
posisi titik-titik yang penting.
c. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pembouwplangan, agar terlebih dahulu mempersiapkan
lokasi rencana pembangunan agar benar-benar siap dilaksanakan termasuk rencana mobilisasi
dan demobilisasi peralatan dan material bangunan yang akan dipakai serta tempat penyimpanan
dan penempatan bahan bangunan.
d. Apabila harus melakukan pembongkaran, semua material bongkaran diserahkan dan dibuatkan
Berita Acara serah terima kepada direksi yang di tunjuk atau Kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Bahan bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan adalah milik negara dan
ditempatkan ke lokasi yang ditunjuk oleh direksi. Puing-puing yang dihasilkan pekerjaan
bongkaran dibuang ke tempat pembuangan atau digunakan sebagai bahan urugan atas
persetujuan direksi dan konsultan pengawas dengan tidak mengabaikan spesifikasi urugan yang
disyaratkan.
e. Biaya pembuangan dan pengangkutan menjadi tanggungan kontraktor.
g. Duga saluran ditetapkan sama dengan gambar pelaksanaan atau ditentukan kemudian dalam
rapat Uitzetn.
h. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa yang
tertera didalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan direksi untuk mendapat keputusan.
3.4 Air Kerja dan Listrik Kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencampuran dalam pelaksanaan pekerjaan. Air
untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan konsultan pengawas.
Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri.
3.5 Kantor Kontraktor, Gudang dan Direksi Keet
Kontraktor harus membangun kantor, gudang dan direksi keet dalam tapak seperti yang ditentukan
guna pelaksanaan pekerjan sesuai kontrak.
Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan
dapat terhindar dari kerusakan.
3.6 Papan Pemberitahuan.
Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah Papan Pemberitahuan di tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Direksi. Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan
persyaratan.
3.7 Iklan
Kontraktor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk mengiklankan daerah
pekerjaannya tanpa seijin Konsultan Pengawas / Direksi.
3.8 Keselamatan Kerja (K3) dan P. P. P. K. (P3K)
Kontraktor wajib menyediakan peralatan Keselamatan Kerja (K3) dan menyiapkan obat-obatan serta
keperluan lain yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu
siap dipergunakan setiap saat.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 3

3.9 Keamanan dan Tata Tertib Lapangan


Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain mengadakan
penjagaan siang-malam, penerangan malam, menyediakan pemadam kebakaran sesuai ketentuan
dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang berkepentingan dengan
proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan. Semua hal kejadian yang tidak diinginkan
agar dilaporkan pada konsultan pengawas.
3.10 Pemanfaatan Lahan/Pembersihan
Segala akbibat dari pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor wajib mengembalikan sesuai dengan
asalnya.
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh kegiatan
pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai tempat yang
ditunjuk direksi dengan biaya kontraktor sendiri.
3.11 Ijin mendirikan Bangunan ( IMB )
Perijinan mendirikan bangunan pada pekerjaan ini diterbitkan oleh Instansi yang berwenang,
menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan dan harus diurus sebelum proses pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dimulai.

IV.PEKERJAAN TANAH
4.1 Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk pondasi dansaluran. Galian harus dibuat sedemikian
rupa sehingga terhindar dari bahaya longsor antara lain ;
a. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan
serta lingkungan yang diperlukan, adapun untuk pemindahan tanah galian baik yang akan
digunakan untuk urugan atau dibuang dilakukan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi dan
Konsultan Pengawas.
b. Galian tanah dilaksanakan untuk pondasi menerus (batu bata).
c. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi tangggungan
kontraktor.
d. Besarnya galian disesuaikan dengan gambar perencanaan yang telah ada. Bila ada ketidakjelasan
yang berkaitan dengan pekerjaan galian maka Kontraktor wajib meminta penjelasan pada
konsultan pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang siap dipakai untuk menguras
genangan air akibat hujan, air sumber, atau sebab-sebab lain. Pekerjaan pasangan dan
pengecoran harus dikerjakan dalam keadaan kering.
4.2 Pekerjaan Urugan
Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan urugan antara lain :
a. Jika direksi menganggap galian pondasi dan atau saluran dranage sudah cukup/sesuai gambar
maka selanjutnya dilakukan urugan dengan pasir urug dan ditumbuk hingga padat.
b. Urugan dibawah pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan tanah galian dan dipadatkan hingga
padat.
c. Urugan tanah menggunakan tanah timbunan pilihan yang bersih dari kotoran (terutama sisa
akar/tumbuhan), digunakan untuk mencapai elevasi sesuai bestek, disiram dan dipadatkan
dengan menggunakan alat yang ditentukan hingga mencapai kepadatan yang optimal.

V. PEKERJAAN PASANGAN
5.1. Macam-macam adukan :
a. Adukan 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan paving dan batu bata atau tempat-tempat lain
yang dipertimbangkan oleh direksi.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 4

5.2. Lingkup Pekerjaan :


a. Pekerjaan pasangan paving dan bata meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta alat bantu yang diperlukan.
b. Pekerjaan pasangan yang dilaksanakan adalah pasangan pondasi batu bata dan pasangan
paving.
c. Pemasangan paving/bata dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
5.3. Pedoman Pelaksanaan :
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pasangan maka kontraktor harus mengadakan pengukuran
sesuai gambar-gambar kontruksi dan harus dimintakan persetujuan Direksi / Pengawas
Lapangan, selanjutnya hasil pengukuran diberi notasi yang tidak mudah hilang dan
penempatannya mudah dibaca.
b. Ukuran pondasi bata disesuaikan dengan ukuran yang ada dalam gambar.
c. Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada direksi /pengawas lapangan, bila ada
perbedaan gambar-gambar antara gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada
hal-hal yang kurang jelas.
5.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pemasangan batu bata :
Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan sebelum
dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya tidak boleh bareh
(sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan sambungan diatasnya), dan batu bata
yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan bata merah harus memperhatikan proses
pengerasan lebih jelasnya lihat gambar detail.

VI. PEKERJAAN PASANGAN PAVING STONE


6.1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan lantai kerja
sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
d. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
6.2. Persyaratan bahan
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SNI, terutama pada hal-hal
kekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok yang digunakan adalah produksi lokal atau lainnya ditentukan dengan test
laboratorium atau sertifikat.
c. Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 10,5 x 20,5 tebal 8 cm dengan kekuatan
tekan K 300 kg / cm2.
d. Kansteen beton cetak/kerb/beton pengunci dengan ukuran sesuai gambar.
6.3. Toleransi Dimensi
a. Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
b. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
c. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max. 2 % kearah
pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
d. Alur paving sesuai standar pabrik.
e. Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.
f. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
g. Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 5

6.4. Pengujian contoh Paving block


a. Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu
dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
b. Contoh Paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara acak.
c. Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus diwakili 1 buah benda uji untuk
pengetesan kuat tekan.
d. Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.
e. Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus (SNI.03-0028-1987).
Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit.
f. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga didapat penyerapan air rata-rata maksimal
6%.
g. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan berdasarkan
hasil pengujian di laboratorium, tidak akan diterima (ditolak).
6.5. Persyaratan Pasir
a. Pasir Perata Berfungsi
Sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan Paving block
memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
b. Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi utama
memberikan kondisikelulusan air, menghindarkan bersinggungannya.
6.6. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug sub grade dan
lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah mempunyai daya dukung
maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan dan
diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
e. Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
f. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis diatas lapisan pasir alas.
g. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat
pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
h. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya
kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk
pengisian pasir halus.
i. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah terpasang.
j. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan segera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
k. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
l. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 5 mm dan perbedaaan ketinggian
setiap blok tidak lebih dari 2 mm.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 6

m. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
n. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat stamper atau baby roller. Pemadatan
hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal
akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving
tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan
pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
Pemadatan sebaiknya dilakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan putaran
kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran
dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
o. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
p. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area paving
block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
6.7. Hasil akhir
a. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat, ( pecah/ patah terbagi ).
b. Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
d. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.
e. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semendan kotoran
lainnya.

VI. PEKERJAAN TAMBAH KURANG


7.1. Segala penyimpangan dan/atau perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan
pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari direksi dengan menyebutkan
jenis dan rincian pekerjaan secara jelas.
7.2. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan
yang dimasukkan oleh kontraktor kepada direksi pada waktu pemasukan penawaran untuk
pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah kurang yang belum ada harga satuannya
ditetapkan bersama oleh kedua belah pihak dengan harga bahan dan upah, sama dengan saat
pemasukan penawaran.
7.3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
penyelesaian pekerjaan kecuali atas persetujuan tertulis direksi.
7.4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata ada permintaan tertulis dari Direksi yang
menyebut jenis dan rincian serta biaya pekerjaan

VII. SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN


8.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya
dengan baik dan benar sesuai dengan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis
dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan bersama pekerjaan pelaksanaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan, yaitu :
a. Pihak proyek diwakili tim pemeriksa dan penerima barang /Pejabat Pembuat Komitmen
b. Kontraktor Pelaksana
c. Konsultan Pengawas
8.2. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan
tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak Pemborongan.
b. Surat Penyerahanan pekerjaan dari Kontraktor.
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan tersebut.
8.3. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima
yang kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya, antara lain :
a. Keamanan dan penjagaan.

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |


SPESIFIKASI TEKNIS 7

b. Penyempurnaan dan pemeliharaan.


c. Pembersihan.
8.4. Apabila kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang pertama.

IX. P E N U T U P
9.1. Segala hal dalam pekerjaan ini apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi Teknis
maka Spesifikasi Teknis sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada direksi/pengawas.
9.2. Bila dalam Spesifikasi teknis ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat yang menyebutkan
suatu bagian dari pekerjaan, sedangkan bagian tersebut merupakan bagian yang harus dikerjakan
oleh pemborong, maka pemborong wajib untuk mengerjakannya.
9.3. Hal–hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi teknis ini.

Konsultan Perencana
CV. Trias Manunggal Perkasa

Ir. Endik Sunariyadi


Direktur

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN LINGKUNGAN | TAHUN 2017 |

Anda mungkin juga menyukai