Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
Perpres No. 54 Tahun 2010 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.
Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia.
Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 PBI 1971.
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SK SNI No. T-15-2008-03.
Pedoman Plumbing Indonesia PPI 2008.
Persyaratan Cat Indonesia NI-4.
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
Persyaratan Teknis - 3
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS); termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.
3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 5
LAPORAN HARIAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis
maupun administratif.
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan
Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Persyaratan Teknis - 7
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Pasal 11
SITUASI
Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Kontraktor dapat menyediakan direksi kit kerja dan gudang material/bahan diatas
tapak pekerjaan.
Direksi kit Kerja terdiri dari :
- Direksi kit Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.
b. Kontraktor dapat menyediakan Direksi kit Los kerja (workshop) untuk para pekerja
dan gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
c. Lokasi tempat direksi kit kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus
sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Persyaratan Teknis - 10
Lokasi tempat Direksi kit kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
d. Setelah selesai pembangunan, semua direksi kit kerja dan gudang penyimpanan
bahan/material harus dibongkar dan disingkirkan ke luar tapak kecuali Direksi kit
Konsultan Pengawas dan peralatannya yang pemanfaatannya akan ditentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor di tapak atau didatangkan dari
luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara titik pekerjaan pada Gambar Kerja.
Persyaratan Teknis - 11
Pasal 14
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan plesteran.
Plesteran dinding, acian beton.
Plesteran kedap air.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC, pasir, dan air harus memenuhi persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton yang terurai di pasal lain dalam buku RKS ini.
.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Adukan Perekat/Adukan Pasangan
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam–macam
perbandingan campuran seperti berikut ini :
Persyaratan Teknis - 13
b. Pekerjaan Plesteran
1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
2. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus
diayak terlebih dahulu.
3. Plesteran halus/acian halus
Plesteran halus/acian halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Persyaratan Teknis - 14
Pasal 15
PEKERJAAN METAL / BESI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/logam seperti tercantum dalam
Gambar Kerja antara lain :
a. Pekerjaan Besi
2. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan baja/besi yang digunakan diantaranya : IWF, Siku, hollow, plat
besi, pipa pelat, pipa persegi, harus baru dari jenis yang sama kwalitasnya,
dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan Standard
ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum 3700 kg/cm2.
b. Semua bahan baja harus memenuhi standard mutu baja ST 37.
c. Besi pipa BSP harus menggunakan pipa jenis terbaik, medium class dimensi
sesuai Gambar Kerja.
d. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari
leveransir yang dikenal dan disetujui oleh Pengawas. Semua bahan tersebut
harus lurus, rata permukaan, tidak cacat, bebas karat, noda-noda lain yang
Persyaratan Teknis - 16
dapat mengurangi mutunya. Batang profil tekan tidak boleh diijinkan bengkok
lebih dari 1/400 kali panjang batang.
e. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai
penampangnya, bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus
disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
6. Persyaratan Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti berat dan ukuran bahan dan bertanggung terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
b. Setiap bagian yang buruk yang tidak memenuhi persyaratan seperti yang
dicantumkan disini, yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian
Kontraktor dapat ditolak dan harus diganti. Kewajiban yang sama juga berlaku
untuk ketidak cocokan keabsahan maupun kekurangan lainnya akibat
Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan Gambar Pelengkap
dari AR, SA, ME dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam
hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
biaya tambah.
c. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat
sebelum pemasangan.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus dikoordinasikan kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaaan tambah-kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah-kurang.
Persyaratan Teknis - 17
7. Persyaratan Pelaksanaan
a. Penyambungan dan Pemasangan
1. Pengelasan
1.1. Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Logam yang akan
dilas harus bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga
permukaan yang di las harus sama, rata dan kelihatan teratur.
1.2. Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan dibengkel/pabrik, dan
atau dalam ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan
kering. Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang akhli dan harus
memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar
Kerja.
1.3. Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling
berdekatan, harus digunakan las perapat/pengendap guna
mencegah masuknya lengas terlepas apakah diberikan detailnya
atau tidak dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena
cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat meng-claim
pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
1.4. Macam dan Tebal Las
Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur
listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal
untuk konstruksi minimum 1/2 tV2 dimana t adalah tebal bahan
terkecil.
Panjang las minimum 8 x tebal bahan atau 40 mm
Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
Persyaratan Teknis - 18
Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan
kekuatan baja yang dipakai.
1.5. Perbaikan las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus
dilakukan oleh Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah. Las
yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
Kontraktor.
2. Mur Baut
2.1. Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja
2.2. Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
lainnya.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
ini secara lengkap, meliputi :
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding/Permukaan Pasangan Batu Bata, Beton
Pasal 17
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
Pekerjaan Galian
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian harus mencapai Lapisan tanah keras untuk menerima beban di
atasnya dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
Persyaratan Teknis - 23
Pasal 18
PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja diantaranya :
a. Pondasi Beton
Persyaratan Bahan
a. Pondasi Beton
a.1. Umum
Pekerjaan Pembuatan Pondasi beton meliputi mobilisasi, demobilisasi,
pengukuran, penggalian pondasi serta pengamannya, pengeringan air tanah,
perakitan tulangan besi dan pengecoran pondasi plat beton sesuai dengan
gambar rencana serta spesifikasi lain yang berhubungan.
Persyaratan Bahan
a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU
sekualitas Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi .
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan
untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong
harus memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum
(ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air
yang akan digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas
biaya pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan
dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 3.200 Kg/Cm 2 .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersepuh seng. Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran
Pabrik Baja Krakatau Steel.
Persyaratan Teknis - 27
Pasal 19
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada:
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-2008-03
b. PUBB NI-3 tahun 2008, NI-8 tahun 1971
c. PMPU NO 11/PRT/M/2013 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan
Persyaratan Beton :
a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-225
dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 225
kg/cm2 (minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan (K-
225), maka Pemborong harus membuat MIX DESIGN di Laboratorium Beton milik
Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi, untuk mendapatkan komposisi
campuran dari bahan-bahan yang digunakan
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3 KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Persyaratan Teknis - 28
Persyaratan Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek
PC dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang setaraf
dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh
pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di
atas lantai setingi 30 cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan
terpisah menurut menurut pengiriman. Kantong-kantong semen tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari
pasir alam yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari
sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus
diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agragat alami atau buatan memenuhi persyaratan (NI-2)
pasaln 3.3, 3.4, dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus
dari aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air
tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut (NI-2) pasal3.6.
e. Baja tulangan
Persyaratan Teknis - 29
1). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala
biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh
Gambar Kerja adalah Kontraktor.
2). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab
disesuaikan diameter serta asal pembelian.
3). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan
lemak serta sejauh mungkin terhadap karat.
g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2
cm dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo
5/7, 5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur
dipakai papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
Persyaratan Teknis - 30
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang
rata dan halus.
Persyaratan teknis
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap
kali pengadukan sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump)
tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton
yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan
silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x
20 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 2008. Pengujian slump
disesuaikan dengan NI-2 PBI 2008 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas
yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
erpresetatif, frekuensi akan ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas
Lapangan).
c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 m 3 dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan
d. Persyaratan pelaksanaan
1). Rencana Cetakan
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
pada Gambar Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau setiap
permukaan hanya 1 (satu) kali.
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya
sehingga menghasilkan beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton
tampak (Exposed) adalah semi exposed aratinya setelah cetakan dibongkar
memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
Persyaratan Teknis - 32
4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin
Pengaduk Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini
hars dujaga adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak
terikat oleh bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa,
sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang
Persyaratan Teknis - 33
Disarankan memakai adukan beton siap pakai “Beton Ready Mix” agar kualitas
beton lebih konsisten dan lebih cepat dalam pelaksanaannya.
5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu
dari beton yang ditaruh berada anatara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton
harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.
6). Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan nilai slump.
7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah
selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan
yang berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan -
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di
cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor terlebih
dahulu permukaan beton lama tersebut harus bersih, dilembabkan dan
Persyaratan Teknis - 34
Pasal 20
PEKERJAAN PAVING DAN URUGAN PASIR
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah
yang dianggap cukup merataan/ waterp[ass paving. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/
ditumbuk.
b. Untuk Galian harus mencapai Lapisan tanah keras untuk menerima beban di
atasnya dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.
Persyaratan Teknis - 37
a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper.
d. Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.
14.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 21
1. PERSYARATAN BAHAN
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang
tercantum dalam gambar lanskap, memenuhi standart spesifikasi bahan yang telah
dipilih dan disetujui oleh pimpinan proyek dan owner.Bahan yang akan dipergunakan
harus diajukan dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi pelaksanaan
Persyaratan Teknis - 38
lanskap untuk disetujui. Apabila terdapat perubahan jumlah pada gambar dan daftar
tanaman, maka jumlah pada gambar yang jadi patokan. Tanaman pengganti tidak
diperkenankan, kecuali atas sepengetahuan dan seijin Konsultan Manajemen
Konstruksi pelaksanaan lanskap.
Tanaman tidak boleh ditanam oleh kontraktor sebelum diperiksa atau disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi Pelaksana Lansekap dan /konsultan Manajemen
Konstruksi atau wakilnya yang berada di lokasi proyek. Tanaman atau material tanaman
lain yang tidak diterima atau disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi Pelaksana
Lanskap atau Konsultan Managemen Konstruksi harus segera dikeluarkan dari proyek.
Arsitek lansekap atau wakilnya adalah penentu tunggal dalam hal kualitas barang dan
diterima atau tidak diterimanya barang tersebut.
dingin, teduh dan terlindung dari hujan dan angin kencang, kemudian
disusun secara teratur untuk memudahkan dalam perawatan serta
pengontrolan.
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan lansekap yang telah ditetapkan. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai
gambar.
- Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman benar-benar
dibersihkan dari batu kerikil. Adukan, kapur (segala bekas bahan bangunan),
bahan plastic , dan segala sampah lainnya.
- Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon / tanaman dengan
mengikuti petunjuk gambar konsultan lansekap, dan juga pada tanaman
perdu, semak dan ground cover, pelaksanaanya sesuai dengan gambar dan
keriteria yang diberikan ( tinggi pohon dan diameter batang ) dengan
persetujuan, Konsultan Manajemen Konstruksi pelaksana lansekap dan atau
Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Pemasangan patok - patok berikut dengan keterangan koordinat pada posisi
perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis
pohon / tanaman. Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang ditarik dari
as-as bangunan yang terdekat atau dari patokan –patokan yang ada dalam
site.
Persyaratan Teknis - 43
5. PENANAMAN POHON
- Tahap awal persiapan lubang tanam dengan mengecek PH dan kesuburan
kondisi tanah.
- Tanah galian dari lubang tanam yang telah disiapkan harus dicampur dengan
pupuk kandang murni sejumlah dua kali lebih banyak dari jumlah volume
masing-masing bagian.
- Tanah dasar lubang harus digemburkan, tidak boleh padat atau licin serta diberi
pupuk organikyang ditebar diatas dasar lubang setebal 15 cm dan tanah harus
bersih dari batu- batuan atau puing.
Persyaratan Teknis - 44
Pasal 21
PENGASPALAN
Sebelum jalan dibangun maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
pembersihan lahan, baik pembersihan dari pohon-pohonan maupun akar-akar
pohon,dan pemerataan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti excavator.
• Foto/Dokumentasi Awal Untuk Dokumentasi Awal (0%) Proyek.
• Base Camp Setelah survey atau survey dikerjakan,
• Peralatan & Personel
1. Pengiriman Unit-unit peralatan Perkerasan Aspal Hotmix lengkap
dengan Unit Pemecah Batu.
2. Pengiriman Unit-unit Peralatan Pekerjaan Badan Jalan & Tanah.
3. Pengiriman Peralatan yang digunakan di Kantor Kontraktor untuk
Pelaksanaan Pekerjaan Administrasi Lapangan, serta peralatan
• Pekerjaan Awal
1. Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek
2. Pembuatan Rambu Lalulintas Sederhana yang dibuat dari papan dan
dipasang disekitar Lokasi Pekerjaan / Base Camp
3. Pembuatan As Built Drawing
4. Pembangunan dan Pemasangan Stone Crusher
5. Pembangunan dan Pemasangan Asphal Mixing Plant
DRAINASE
• Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi
dan elevasi dasar saluran,khususnya outlet dari existing saluran untuk
menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluranrencana dengan
menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan
patok serta profilkemiringan galian.
• Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan -bahan
yang harus disingkirkan, harus dibuang dari saluran tanah,
termasuk dari Saluran yang memotong bahu jalan dan
menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong –gorong.
2. Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus
diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak
atau lepas harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau
beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan Gambar
Rencana dan RKS.
3. Cara Pengukuran Pekerjaan :Semua pengukuran harus dilakukan
di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk seluruh
Persyaratan Teknis - 47
• Timbunan Biasa
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan
Material Timbunan, yang diperlukan untuk Pembentukan Kelandaian dan Elevasi
Penampang Badan Jalan.
Pembentukan Kembali
Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, Excavator
atau motor grader. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-
daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah dengan bahan
lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi
kelandaian, garis batas dan ketinggian
Pemadatan
Pelaksanaan
- Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk galian
bahan yang ada dan perapian ujung Jalan kendaraan yang ada, dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana.
- Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan
- Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang
bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
PERKERASAN ASPAL
Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal dengan penetrasi 80/100
atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang
digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi
agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap
kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan
pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser, untuk itu
pada daerah yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut
diselimuti aspal.
2. Compressor
3. Dump Truck
4. Alat Ukur
5. Alat Bantu
• Lapis Perekat
Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan
baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering
dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap atau
asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30
bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15
liter/m2 samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis
resap pengikat.
• Cara Pemasangan
Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt
distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi
dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga
dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan
(hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dicapai
dengan batang penyemprot.
FINISHING :
• Tahap finishing
Pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya
dengan alat peneumatic roller
Pasal 22
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS
ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan.
Pasal 23
PEKERJAAN LAIN - LAIN
3. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
Pasal 24
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
Konsultan Perencana
Ir. M. Sofwan
Direktur