Anda di halaman 1dari 8

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR KELILING


BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI LAUT JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2013

Pasal 1
PENDAHULUAN

(1) Sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dulu kontraktor harus


mempersiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan.

(2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib mempelajari gambar,


RKS dan daftar pekerjaan. Jika belum memahami apa yang dimaksud dalam
dokumen tersebut, secepatnya harus mengadakan koordinasi dengan
Konsultan Pengawas. Kesalahan pelaksanaan akibat dari kontraktor salah
dalam menterjemahkan dokumen menjadi resiko kontraktor dan wajib
diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

(3) Kontraktor harus menyediakan peralatan bantu kerja maupun material


bantu kerja untuk menyelesaikan pekerjaan meskipun jenis alat maupun
material bantu tersebut tidak tercantum dalam RKS maupun daftar pekerjaan
(RAB).

(4) Kontraktor harus menempatkan tenaga pelaksana pekerjaan yang terampil


dan dapat memberikan keputusan untuk memperlancar pekerjaan. Seorang
tenaga pelaksana lapangan harus selalu berada di lapangan serta mudah
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
Apabila dalam masa pelaksanaan, seorang tenaga pelaksana tersebut dinilai
oleh konsultan pengawas dan pemberi tugas tidak cakap / tidak terampil /
sulit untuk berkomunikasi maka pemberi tugas berhak memerintahkan
penggantian dengan tenaga baru yang cakap/terampil dan mudah
berkomunikasi.

(5) Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban di


lingkungan / lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan membuang sampah
sembarangan.

(6) Mengingat lokasi pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang sehari-hari


digunakan untuk kegiatan kantor pegawai dan pelatihan/pendidikan bagi
para siswa pelatihan, maka kontraktor diminta untuk tidak menggunakan
area kantor maupun asrama untuk menginap tenaga kerja. Dan apabila ada
tenaga kerja yang menginap, tidak boleh menjemur pakaian di sembarang
tempat.

(7) Apabila akan mendatangkan bahan dengan menggunakan kendaraan berat,


agar terlebih dulu mengajukan surat pemberitahuan untuk mendapatkan
ijin.
Pasal 2
SITUASI LOKASI DAN JENIS PEKERJAAN

(1) Lokasi pekerjaan terletak di Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut
Jakarta.

(2) Saat ini pagar existing adalah pagar pasangan bata yang dikamprot dan
terdapat pasangan kawat duri.

(3) Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pekerjaan Pemasangan


Pagar Keliling pada Lahan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut
Jakarta dengan material seperti tercantum dalam daftar pekerjaan dan
gambar.
Komponen / material utama pagar adalah bahan panel beton precast.

(4) Uraian pekerjaan yang harus diselesaikan adalah :


a) Pekerjaan Pendahuluan
b) Pekerjaan Pendukung Proyek
c) Pekerjaan Galian dan Cor Rabat
d) Pekerjaan Pasang Panel Pagar Beton
e) Pekerjaan Pintu Pagar dan Perbaikan Jalan Masuk
f) Pekerjaan Akhir Proyek

Untuk detail pekerjaan seperti tercantum dalam gambar dan daftar


pekerjaan.

Pasal 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN

(1) Yang termasuk dalam pekerjaan pendahuluan adalah :

a) Pengukuran kembali dan pasang bouwplank


b) Pembuatan direksikeet dan gudang bahan sementara
c) Perataan lokasi dari pohon, semak dan sampah
d) Pasang pagar pengaman seng gelombang BJLS 28 rangka kayu

(2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey dan


pengukuran kembali lokasi pekerjaan. Jika terjadi perbedaan ukuran antara
gambar, daftar pekerjaan dan keadaan di lapangan agar segera mengadakan
koordinasi dengan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan jalan keluar /
penyelesaian.
Kontraktor tetap harus meneliti situasi tapak, terutama keadaan situasi
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.
Kelalaian kontraktor dalam mempelajari situasi lapangan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

(3) Pembuatan direksikeet dan gudang bahan sementara


Kontraktor diminta membuat direksikeet ukuran 12 m², pasangan triplek
rangka kayu, atap asbes seng gelombang BJLS 28.
Dalam direksikeet harus selalu disediakan dokumen RKS, Surat Perjanjian,
Buku Harian Lapangan, serta Jadwal Kerja / Time Schedulle dan struktur
organisasi lapangan harus ditempel pada dinding direksikeet untuk
mempermudah pemeriksaan.
(3) Pada lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terdapat beberapa jenis
pohon, semak dan sampah yang berserakan. Sebelum pekerjaan
pemasangan material pada lahan pemagaran, terlebih dulu pohon-pohon
yang terdapat diarea pekerjaan termasuk semak harus dibersihkan hingga ke
akarnya. Untuk pohon / tanaman yang tidak mengganggu serta tidak
terkena dampak pemasangan pagar tidak boleh ditebang. Pohon tersebut
harus dilindungi dan dibiarkan tumbuh.
Sampah-sampah harus dikumpulkan dan dibuang. Tidak boleh terdapat
sampah pada pemasangan material pagar.

(4) Pasang pagar pengaman seng sementara pada area pemasangan pagar, untuk
pengamanan area lokasi yang sedang dilaksanakan.

Pasal 4
PEKERJAAN PENDUKUNG PROYEK

(1) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

a) Mobilisasi alat dan bahan selama pekerjaan berlangsung


b) Pembuatan gambar (shop drawing dan as build drawing)
c) Keamanan selama pekerjaan berlangsung
d) Pembuatan laporan harian pekerjaan dan foto dokumentasi

(2) Mobilisasi alat dan bahan, meliputi :

a) Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam


pelaksanaan pekerjaan. Segala jenis peralatan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, meskipun
tidak dijelaskan secara rinci dalam daftar pekerjaan / RAB ataupun RKS.
b) Mempersiapkan dan mendatangkan bahan / material sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
c) Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan sesuai dengan
bidang dan keahliannya masing-masing.
Mobilisasi peralatan dan bahan, penyedia barang/jasa dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

(3) Air kerja harus disediakan untuk keperluan pekerjaan. Penggunaan air kerja
pada gedung harus mengadakan koordinasi dengan pihak terkait.

(4) Keamanan selama pekerjaan berlangsung yang dimaksud adalah bahwa


kontraktor pelaksana harus menjaga keamanan lingkungan sekitar kantor.
Keamanan juga dilaksanakan oleh security untuk mengamankan keluar
masuknya barang maupun kendaraan proyek.
Selain keamanan, kontraktor juga harus menjaga kebersihan. Untuk itu
setiap membongkar maka barang bekas bongkaran harus langsung
dibersihkan.
Kontraktor harus selalu menyediakan perlengkapan PPPK untuk pertolongan
para pekerjanya.

(5) Shop drawing harus dibuat oleh kontraktor untuk gambar yang belum
terdapat pada gambar pelelangan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih
dulu kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan dari pemberi tugas dan pengawas. As build drawing harus
dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada pemberi tugas sesuai dengan
keadaan di lapangan.

(6) Laporan harian harus dibuat setiap hari oleh kontraktor dan diketahui /
disetujui oleh konsultan pengawas.

(7) Kontraktor harus membuat dokumentasi dalam bentuk foto proyek, yaitu
mulai dari pekerjaan sebelum dilaksanakan (0 %), pekerjaan bongkaran,
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sampai pekerjaan mencapai prestasi
100 %.

Pasal 5
PEKERJAAN BONGKARAN

(1) Yang dimaksud dalam pekerjaan bongkaran adalah : Pembongkaran pagar


bata dan pondasi existing, termasuk pembongkaran kawat duri.

(2) Material bekas bongkaran agar diratakan disekitar lokasi pekerjaan atau di
area sesuai petunjuk pemberi tugas.

Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON

(1) Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi adalah :

a) Pasang pondasi batu kali ad. 1 : 4


b) Pasang beton sloof uk. 15 x 20, beton site mix ad. 1 : 2 : 3

(2) Pondasi batu kali dipasang sesuai ukuran seperti tercantum dalam gambar.

(3) Syarat Bahan

a) Semen
- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement
sesuai dengan persyaratan Standard Indonesia NI – 8 / 1964,
SII 0013 – 81 atau ASTM C – 150 dan produksi dari satu merk.
- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang
yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang
menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari proyek.
- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan
pengirimannya.

b) Agregat Kasar
- Agregat kasar untuk beton harus dari butir-butir yang kasar,
keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir
yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembekuan hingga
melebihi 50 % kehilangan berat.
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.

c) Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan
dari pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik,
lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50
% substansi-substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan.
- Cara penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.

d) Pembesian / penulangan

Besi yang digunakan 8” dan 10”.

Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau
digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau dengan
bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui Pengawas.

Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan


ditempat yang dianggap perlu sampai maximum 5 % dari tulangan
yang ada ditempat tersebut, meski tidak tertera dalam Gambar
Struktur, tanpa biaya tambah.

e) Kawat Pengikat

Harus berukuran minimal 1 mm seperti yang diisyaratkan dalam


NI-2.

f) Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung
minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton
tulangan.

g) Cetakan beton
Dapat menggunakan kayu kelas II

h) Aduk campur beton 1 : 2 : 3

i) Batu kali adalah batu belah 15/20.

(4) Pengadukan dan Peralatannya

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan
persetujuan dari pengawas.
(9) Pengecoran Beton

a) Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor


mendapatkan ijin secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling
lambat 2 hari sebelumnya.

b) Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya


air pada semen dan Agregat atau semen pada Agregat telah
melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.

c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan


terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak
tukangan.

Pasal 7
PEKERJAAN PAGAR

(1) Yang dimaksud pekerjaan pagar adalah :

a) Pasang beton ring balk ukuran 10 x 15 cm, beton site mix 1 : 2 : 3


b) Pasang kolom pagar precast uk. 320 x 18 x 17 cm K-225
c) Pasang panel pagar beton precast uk. 240 x 40 x 5 cm K-225
d) Pasang kawat duri 4 lapis
e) Tiang besi 40.40.4 t = 60 cm finish cat besi

(2) Kontraktor wajib memberikan contoh bahan serta brosur dan memaparkan
metode pelaksanaan serta produk sebelum pelaksanaan pemasangan panel
beton prcast, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat).

(3) Material kolom pagar maupun panel pagar beton yang pecah, terdapat
gompalan maupun retak tidak boleh dipasang. Jika kontraktor tetap
memasang maka harus dibongkar dan pemasangan material yang tidak
disetujui tidak dapat dihitung sebagai prestasi pekerjaan.

(5) Untuk menjangkau area pemasangan pada masing-masing lokasi,


kontraktor harus menggunakan alat serta metode pelaksanaan yang tepat
sehingga berjalan dengan lancar sehingga efisien waktu pelaksanaan.

(6) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

(6) Setelah beton panel precast dipasang dengan jumlah sesuai gambar, maka
segera dipasang ring balok ukuran 10 x 15 cm dan segera dicor. Syarat
untuk bahan dan cara pengecoran seperti tercantum dalam pekerjaan
pondasi dan beton.

(7) Pemasangan tiang besi siku, kawat duri dan pecahan kaca dipasang diatas
ring balk. Jarak pemasangan besi siku serta kawat duri seperti tercantum
dalam gambar. Besi siku harus difinish cat.
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

(1) Plesteran dan acian dilaksanakan pada :

a) Plesteran dan acian siar turap


b) Plesteran dan acian ban-banan turap
c) Plesteran dan acian turap bagian dalam
d) Plesteran dan acian ring balk

(2) Adukan untuk plesteran acian menggunakan 1 pc : 3 ps

(3) Bagian yang akan diplester dibuat kasar terlebih dulu dengan cara dibeteli
agar plesteran dapat merekat. Permukaan harus bersih dan telah disiram
dengan air. Ketebalan plesteran minimal 1,5 cm dan paling tebal 2 cm.

(4) Plesteran yang belum cukup waktu untuk mengering tidak diijinkan untuk
langsung dilakukan finishing.

(5) Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari berturut-turut agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat
proses pengeringan yang terlalu cepat.

Pasal 9
PEKERJAAN PINTU PAGAR

(1) Pekerjaan pada pintu pagar meliputi :

a) Bongkar pintu gerbang existing


b) Pasang batu bata untuk dinding pintu pagar dan kolom
c) Plesteran kolom sesuai existing
d) Pasang batu tempel sesuai existing
e) Pasang pintu pagar dorong
f) Pasang pintu pagar kecil

(2) Sebelum dilaksanakan pemasangan pintu pagar baru, terlebih dulu pintu
pagar / gerbang existing dibongkar. Material bongkaran harus diserahkan
kepada pemberi tugas.

(3) Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding pintu pagar dan pembuatan
kolom pintu pagar.

(4) Finishing kolom diplester dan acian sesuai dengan kolom existing. Pada
plesteran dan acian existing dibuat tali air / profil. Agar menjadi satu
kesatuan maka kontraktor harus mengerjakannya dengan teliti. Finishing
plesteran di cat dengan warna sesuai existing.

(5) Pasangan batu tempel dilaksanakan pada dinding kolom pagar dengan
bahan / bentuk serta ukuran maupun ketinggian disesuaikan dengan
existing. Pemasangan batu tempel harus menggunakan adukan yang baik
sehingga batu tempel dapat menempel dengan benar dan kuat. Setelah
finishing, pasangan batu tempel harus dibersihkan dari kotoran maupun sisi
adukan yang menempel.
(5) Pemasangan pintu dilaksanakan pada pintu masuk. Bentuk dan ukuran
pembuatan pintu seperti tercantum dalam gambar. Pagar menggunakan
hollow 70 x 70 untuk rangka serta 40 x 40. Dilengkapi dengan rel beserta
roda, sebelum pemasangan kontraktor harus memberikan gambar shop
drawing dan contoh bahan terlebih dulu.
Finishing pagar dicat dengan cat duco.

Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI

(1) Apabila pelaksanaan pekerjaan telah selesai maka kontraktor harus segera
membersihkan hasil pekerjaan dari kotoran maupun sisa adukan pada
material yang telah dipasang. Hasil pekerjaan harus dijaga kebersihannya
sampai diadakannya Serah Terima. Apabila terdapat kotor, cacat maupun
belum tertutup dengan baik hasil pekerjaan maka kontraktor wajib
menyelesaikan dan membersihkan sampai disetujui pengawas.

(2) Kontraktor harus mengangkut sampah, kotoran, sisa bahan/material serta


peralatan yang terdapat di lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan diserah
terimakan.

(3) Material bongkaran yang masih utuh seperti besi pada pintu pagar dan
kawat duri diserahkan kepada pemberi tugas. Sedangkan material
bongkaran bata existing untuk urugan.

Pasal 11
PENUTUP

(1) Rencana Kerja dan Syarat-syarat untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan


telah diuraikan dengan harapan dapat dipahami selanjutnya untuk
dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana.

(2) Apabila masih terdapat kekurangan atau tidak jelas uraian yang
disampaikan agar disampaikan dalam acara rapat penjelasan pekerjaan,
dan konsultan perencana akan berusaha menjelaskan.

Anda mungkin juga menyukai