Pasal 1
PENDAHULUAN
(1) Lokasi pekerjaan terletak di Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut
Jakarta.
(2) Saat ini pagar existing adalah pagar pasangan bata yang dikamprot dan
terdapat pasangan kawat duri.
Pasal 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN
(4) Pasang pagar pengaman seng sementara pada area pemasangan pagar, untuk
pengamanan area lokasi yang sedang dilaksanakan.
Pasal 4
PEKERJAAN PENDUKUNG PROYEK
(3) Air kerja harus disediakan untuk keperluan pekerjaan. Penggunaan air kerja
pada gedung harus mengadakan koordinasi dengan pihak terkait.
(5) Shop drawing harus dibuat oleh kontraktor untuk gambar yang belum
terdapat pada gambar pelelangan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih
dulu kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan dari pemberi tugas dan pengawas. As build drawing harus
dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada pemberi tugas sesuai dengan
keadaan di lapangan.
(6) Laporan harian harus dibuat setiap hari oleh kontraktor dan diketahui /
disetujui oleh konsultan pengawas.
(7) Kontraktor harus membuat dokumentasi dalam bentuk foto proyek, yaitu
mulai dari pekerjaan sebelum dilaksanakan (0 %), pekerjaan bongkaran,
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sampai pekerjaan mencapai prestasi
100 %.
Pasal 5
PEKERJAAN BONGKARAN
(2) Material bekas bongkaran agar diratakan disekitar lokasi pekerjaan atau di
area sesuai petunjuk pemberi tugas.
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
(2) Pondasi batu kali dipasang sesuai ukuran seperti tercantum dalam gambar.
a) Semen
- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement
sesuai dengan persyaratan Standard Indonesia NI – 8 / 1964,
SII 0013 – 81 atau ASTM C – 150 dan produksi dari satu merk.
- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang
yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang
menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari proyek.
- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan
pengirimannya.
b) Agregat Kasar
- Agregat kasar untuk beton harus dari butir-butir yang kasar,
keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir
yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembekuan hingga
melebihi 50 % kehilangan berat.
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
c) Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan
dari pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik,
lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50
% substansi-substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan.
- Cara penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.
d) Pembesian / penulangan
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau
digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau dengan
bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui Pengawas.
e) Kawat Pengikat
f) Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung
minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton
tulangan.
g) Cetakan beton
Dapat menggunakan kayu kelas II
Pasal 7
PEKERJAAN PAGAR
(2) Kontraktor wajib memberikan contoh bahan serta brosur dan memaparkan
metode pelaksanaan serta produk sebelum pelaksanaan pemasangan panel
beton prcast, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
(3) Material kolom pagar maupun panel pagar beton yang pecah, terdapat
gompalan maupun retak tidak boleh dipasang. Jika kontraktor tetap
memasang maka harus dibongkar dan pemasangan material yang tidak
disetujui tidak dapat dihitung sebagai prestasi pekerjaan.
(6) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
(6) Setelah beton panel precast dipasang dengan jumlah sesuai gambar, maka
segera dipasang ring balok ukuran 10 x 15 cm dan segera dicor. Syarat
untuk bahan dan cara pengecoran seperti tercantum dalam pekerjaan
pondasi dan beton.
(7) Pemasangan tiang besi siku, kawat duri dan pecahan kaca dipasang diatas
ring balk. Jarak pemasangan besi siku serta kawat duri seperti tercantum
dalam gambar. Besi siku harus difinish cat.
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
(3) Bagian yang akan diplester dibuat kasar terlebih dulu dengan cara dibeteli
agar plesteran dapat merekat. Permukaan harus bersih dan telah disiram
dengan air. Ketebalan plesteran minimal 1,5 cm dan paling tebal 2 cm.
(4) Plesteran yang belum cukup waktu untuk mengering tidak diijinkan untuk
langsung dilakukan finishing.
(5) Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari berturut-turut agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat
proses pengeringan yang terlalu cepat.
Pasal 9
PEKERJAAN PINTU PAGAR
(2) Sebelum dilaksanakan pemasangan pintu pagar baru, terlebih dulu pintu
pagar / gerbang existing dibongkar. Material bongkaran harus diserahkan
kepada pemberi tugas.
(3) Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding pintu pagar dan pembuatan
kolom pintu pagar.
(4) Finishing kolom diplester dan acian sesuai dengan kolom existing. Pada
plesteran dan acian existing dibuat tali air / profil. Agar menjadi satu
kesatuan maka kontraktor harus mengerjakannya dengan teliti. Finishing
plesteran di cat dengan warna sesuai existing.
(5) Pasangan batu tempel dilaksanakan pada dinding kolom pagar dengan
bahan / bentuk serta ukuran maupun ketinggian disesuaikan dengan
existing. Pemasangan batu tempel harus menggunakan adukan yang baik
sehingga batu tempel dapat menempel dengan benar dan kuat. Setelah
finishing, pasangan batu tempel harus dibersihkan dari kotoran maupun sisi
adukan yang menempel.
(5) Pemasangan pintu dilaksanakan pada pintu masuk. Bentuk dan ukuran
pembuatan pintu seperti tercantum dalam gambar. Pagar menggunakan
hollow 70 x 70 untuk rangka serta 40 x 40. Dilengkapi dengan rel beserta
roda, sebelum pemasangan kontraktor harus memberikan gambar shop
drawing dan contoh bahan terlebih dulu.
Finishing pagar dicat dengan cat duco.
Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI
(1) Apabila pelaksanaan pekerjaan telah selesai maka kontraktor harus segera
membersihkan hasil pekerjaan dari kotoran maupun sisa adukan pada
material yang telah dipasang. Hasil pekerjaan harus dijaga kebersihannya
sampai diadakannya Serah Terima. Apabila terdapat kotor, cacat maupun
belum tertutup dengan baik hasil pekerjaan maka kontraktor wajib
menyelesaikan dan membersihkan sampai disetujui pengawas.
(3) Material bongkaran yang masih utuh seperti besi pada pintu pagar dan
kawat duri diserahkan kepada pemberi tugas. Sedangkan material
bongkaran bata existing untuk urugan.
Pasal 11
PENUTUP
(2) Apabila masih terdapat kekurangan atau tidak jelas uraian yang
disampaikan agar disampaikan dalam acara rapat penjelasan pekerjaan,
dan konsultan perencana akan berusaha menjelaskan.