Pasal-2
Lokasi Pekerjaan
2.1. Lokasi pekerjaan Taman Wisata Alam Wera Kabupaten Sigi
2.2. Tempat pekerjaan akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi
2.3. Lokasi pekerjaan akan dijelaskan pada Pemborongan pada saat Aanwijzing berlangsung
berdasarkan gambar-gambar perencanaan
Pasal-3
Umum
3.1 Gambar, Spesifikasi Teknis, dan HPS merupakan sesuatu kesatuan yang saling mengikat
dan melengkapi. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu bahan (material) dan kualitas
hasil pekerjaan.
3.2 Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaan.
3.3 Sebelum memulai pekerjaan, pihak Kontraktor harus memberikan pemberitahuan secara
tertulis kepada pihak direksi.
3.3 Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan dan dapat
mengambil keputusan dengan dikonsultasikan bersama direksi, demi kelancaran pekerjaan.
3.4 Penyedia jasa wajib tidak diperbolehkan bekerja di waktu malam hari.
3.5 Penyedia jasa tidak diperbolehkan mengambil material di lokasi pekerjaan dan menjaga
lingkungan di lokasi pekerjaan
1
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Pasal-4
Gambar
4.1 Perbedaan Gambar
- Kontraktor wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan yang ditulis dalam spesifikasi teknis
ini, juga wajib memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.
- Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian bab/gambar lain, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah untuk lebih
menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau
terhadap spesifikasi teknis maka Kontraktor wajib berkonsultasi dengan direksi dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)
- Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi kontraktor untuk mengadakan
claim pada waktu pelaksanaan.
4.2 Perubahan Gambar
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib meneliti/memeriksa Gambar Perencanaan
dan Spesifikasi Teknis; dan jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar-gambar
Perencanaan dan/atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada
Pemberi Tugas secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan sebelum masalah tersebut
dilaksanakan di lapangan.
Pasal-5
Perbedaan
5.1 Apabila dalam dokumen pengadaan tertulis/tercantum, sedangkan dalam gambar belum
tercantum maka dokumen pengadaan yang mengikat.
5.2. Apabila dalam gambar tertulis sedang dokumen pengadaan belum tercantum/tertulis maka
gambar yang mengikat.
5.3. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detailnya, maka Penyedia Jasa
wajib minta pertimbangan kepada Direksi.
5.4 Apabila dalam rencana dan dokumen pengadaan tidak tercantum, maka Direksi dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) yang menentukan.
2
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Pasal-6
Penyediaan Air
Air yang diperlukan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa termasuk penyediaan peralatan dan
perpipaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera diminta petunjuk direksi untuk menetapkan
ukuran yang benar.
Pasal-7
Penyediaan Material
7.1 Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri material seperti yang disebutkan dalam daftar
volume pekerjaan. Material-material yang disediakan oleh direksi atau pemberi perintah akan
ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat penjelasan.
7.2 Penyedia barang/jasa harus memeriksa terlebih dahulu meterial-meterial tersebut dan harus
bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyadia barang/jasa harus
mengganti kalau material itu rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah, hilang
atau berkurangnya material yang diangkut kelalaian penyedia barang/jasa.
Pasal-8
Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa harus mengusahakan atas tanggungannya sendiri, langkah-langkah peralatan
yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.
Pasal-9
Rencana Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan status rencana kerja dan harus disampaikan kepada direksi,
rencana kerja tersebut harus mencakup :
9.1 Tanggal mulai, serta selesai pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan kegiatan pekerjaan
termasuk pengujiannya.
9.2 Jam kerja bagi tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa
9.3 Jumlah dari tenaga yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja.
9.4 Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yag akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
9.5 Cara pelaksanaan pekerjaan.
3
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
P a s a l - 10
Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan keterangan secara tertulis akan memulai pekerjaan
kepada direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Dalam keadaan apapun tidak diperkenankan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi, pemberitahuan lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada direksi dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
P a s a l - 11
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi Alat dan Personil
1.1 Penyedia barang/jasa harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui direksi. Kerusakan
yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga direksi menganggap
pekerjaan dapat dimulai/dilanjutkan yaitu memiliki :
2 Unit Dump Truck
2 Unit Concrete Mixer
1.2 Tenaga yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jumlah dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
dan harus disetujui oleh direksi.
4
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
2.4 Ukuran-ukuran pokok dan detail tertera pada gambar penyedia barang/jasa harus mentaati
ukuran tersebut dan ikut menelitinya apabila ada perbedaan/penggambaran harus dibicarakan
dengan Direksi.
2.5 Semua pekerjaan pengukuran/pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa dan dilaksanakan dengan alat ukur yang baik.
2.6 Penyedia barang/jasa herus mengerjakan pematokan untuk menetukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh
direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
2.7 Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia
barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai petunjuk direksi.
2.8 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 24 jam sehingga direksi dapat
menyiapkan peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan.
2.9 Pekerjaan pematokan yang telah diukur oleh penyedia barang/jasa untuk kemudian disetujui
oleh direksi.
2.10 Hasil pengukuran yang disetujui oleh direksi dapat dilaksanakan dasar pembayaran.
5. Pembersihan Lokasi
5.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan lokasi harus dibersihkan dari segala kotoran dan setelah
pekerjaan selesai harus dibersihkan dari segala sisa bahan dan lain-lain.
5.2 Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan bebas
dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi
pelaksanaan.
5.3 Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
kegiatan tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
5.4 Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
6
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1. Galian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
1.1 Lingkup Pekerjaan Galian Tanah Biasa :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan galian tanah untuk pondasi, seperti yang
disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
1.2 Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja atau maksimal sampai
kedalaman 1 meter. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang telah
ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk
merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa mengurangi kekuatan pondasi
nantinya.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 3 meter dari
tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar. Untuk ini Kontraktor harus
menyediakan pompa air yang siap pakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.
Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada
galian harus diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat pekerjaan tersebut
menjadi beban Kontraktor.
8
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
5. Urugan Tanah Bawah Lantai Bangunan
5.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan sebagai peninggian tanah untuk nol lantai dan pada
bagian-bagian pekerjaan yang kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.
5.2 Pelaksanaan :
a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi pekerjaan yang menurut Direksi perlu
ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan,
dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan
lain-lain.
b. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.
c. Semua urugan tanah harus dipadatkan sambil disiram air sampai jenuh, sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
d. Urugan tanah yang digunakan ialah tanah bekas galian yang terdapat di lokasi.
4. Pemasangan Rooster
4.1 Pelaksanaan :
a. Ukuran Rooster yang digunakan ialah 60 x 60 cm
b. Bentuk rooster persegi dengan aksen lingkaran sebagai isi dari rooster
c. Tebal naat antara rooster dan dinding 4 mm
d. Jika masih ada plesteran dinding pemasangan rooster, rooster harus dikurangi air semen.
e. Rooster yang digunakan ialah yang memiliki kualitas baik dan tidak mudah keropos.
13
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
6. Plesteran Pondasi Batu Kali 1 PC : 4 Ps
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran Pondasi dengan komposisi 1 Pc : 4 Ps
6.1 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki
kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
c. Air untuk adukan
6.2 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh.
b. Tebal plesteran Pondasi ditentukan dengan ketebalan minimal 1 cm, dikerjakan dengan
lurus dan rata, jika terdapat bidang-bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar
dan diperbaiki.
c. Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan
dimulai.
d. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan
yang tidak merata atau berlebihan.
8. Plesteran 1 PC : 4 Ps Tebal 15 mm
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran Dinding dengan komposisi 1 Pc : 4 Ps
8.1 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki
kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
c. Air untuk adukan
8.2 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh.
b. Tebal plesteran Dinding ditentukan dengan ketebalan 1,5 cm, dikerjakan dengan lurus dan
rata, jika terdapat bidang-bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar dan
diperbaiki.
c. Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan
dimulai.
d. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan
yang tidak merata atau berlebihan.
9. Acian Plesteran
9.1 Material :
a. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
b. Air untuk adukan
9.2 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan acian PC dilaksanakan setelah plesteran selesai dan permukaan dibersihkan
dari kotoran kemudian dilanjutkan dengan acian.
b. Pengacian dilakukan setelah plesteran disiran air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
15
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
c. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontaktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya 2
(dua) kali setiap harinya.
i. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
j. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the Pressure Method
k. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
16
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
l. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
m. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Field
n. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete
q. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
t. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.
u. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,
Grade 40, for stirrups and ties.
IV.3 Material :
a. Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1) Agregat Halus :
a) Pasir untuk beton harus menggunakan pasir alam/hasil pemecahan batu yang
memiliki kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras,
padat, tidak terselaput oleh material lain.
b) Pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Pengawas mengenai
mutu dan jumlahnya.
c) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkalis, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak.
2) Agregat Kasar (Koral) :
a) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau
17
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang
merata dan stabil, keras, padat, tidak porous dan tidak terselaput material lain.
b) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan Pengawas mengenai mutu dan jumlahnya.
c) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan,
baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang
direncanakan.
3) S e m e n :
a) Semen yang digunakan adalah jenis Portland Semen type 1 yang memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII 0013-81). Semen
harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui direksi dan dikirim ke tempat
pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa
menggunakan semen dari pabrik lain, harus mendapat persertujuan terlebih dahulu
dari direksi.
b) Semen harus disimpan dalam gudang dengan ventilasi yang cukup dan tidak bocor,
serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah. Kantong-
kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi 2 (dua) meter.
c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
d) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap pengiriman
semen, untuk menunjukkan bahwa semen tersebut telah memenuhi suatu
test/standar.
e) Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat untuk menerima atau menolak
semen-semen tersebut.
4) A i r :
a) Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton khususnya
garam.
b) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur ataupun air laut.
c) Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan pengawas.
5) Bahan pencampur (admixtures)
a) Penggunaan bahan admixtures harus dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan
18
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Pengawas, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan
beton yang dibuat.
b) Biaya tambahan akibat penggunaan bahan-bahan pencampur (admixtures) menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
6) Mutu dan Konsistensi Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua Beton Bertulang : K 225
IV.4 Pelaksanaan
a. Proporsi :
1) Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton K-225 untuk semua beton
bertulang.
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan
Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran.
Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada pelaksanaan, Kontraktor harus
mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI
1971 pasal 4.6 dan 4.7. Pengujian beton yang dilakukan dapat meliputi slump test dan
akan dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Slump yang diizinkan
dalam pelaksanaan adalah antara 8 – 12 cm.
3) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang
disyaratkan, maka Pengawas berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut :
a) Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.
b) Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton.
c) Berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
4) Sedikitnya 3 (tiga) minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton, Kontraktor
harus mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya kepada
Pengawas. Asal-usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metoda pengadukan
yang dipakai, metoda pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Pengecoran Beton :
1) Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan menyetujui
cetakan, bekisting (formwork), tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana beton
akan dituang/dicor. Tempat dimana beton akan dituangkan harus bebas dari segala
19
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
macam kotoran, puing-puing, potongan-potongan, kayu, air dan sebagainya.
2) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk mekanis
(beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik, sehingga dapat dihasilkan
mutu adukan yang homogen.
3) Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor beton. Air yang
mengalir ke dalam galian harus dikontrol/dibuang dengan cara yang disetujui direksi
pelaksanaan.
4) Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continuous harus diangkat tanpa
menimbulkan degradasi. Beton harus diangkat dalam gerobak yang bersih dan kedap
air. Metoda yang digunakan harus disetujui direksi pelaksanaan, setelah pemborong
mengajukan proposal/usulan cara-cara pengangkutan.
5) Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan dicuci
bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus diletakkan/dicor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
6) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu pengadukan
dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaran dari
adukan. Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga
kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan.
7) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, kecuali untuk jumlah
yang kecil sekali dan hal inipun setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
8) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera
sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
(internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan
serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.
9) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton
yang bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas atau wakil dari Pengawas (inspector).
10)Beton, acuan penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam setelah
pengecoran, kecuali dengan direksi pelaksanaan. Semua pengecoran harus
dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan
dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali atas izin Direksi.
11)Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.
20
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
12)Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton
harus selalu dilaksanakan.
c. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang
akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan
penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.
d. Pemeliharaan Beton :
1) Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah,
selama paling sedikit 7 (tujuh) hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa yang
berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu selalu dalam
keadaan basah.
2) Bekisting kayu dibiarkan terpasang agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air yang
dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur-unsur
kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan warna pada beton.
IV.5 Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil
yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.
Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
IV.6 Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
7. Pekerjaan Pembesian
7.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
a. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
b. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
c. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
d. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran
dari penulangan baja oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
7.2 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
a. Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung.
b. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PERSYARATAN BETON
STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 2847 : 2013).
c. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PERSYARATAN BETON STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 2847 :
2013) atau A.C.I. 315.
7.3 Pemasangan Tulangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
c. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar
dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi
yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan
penunjang lain yang diperlukan.
22
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil)
dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang
mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum
4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar
merata.
e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
f. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak berubah tempat
atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut tulangan minimal 3 cm.
7.4 Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
e. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013), kecuali ditentukan lain.
23
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
8. Pekerjaan Bekisting
8.1 Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah pergeseran atau
perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut atau cekung. Sambungan-sambungan bekisting harus diusahakan agar lurus dan
rata dalam arah horisontal dan vertikal.
8.2 Bekisting yang digunakan dibuat dari kayu kelas III tebal sesuai kebutuhan dan dapat dipakai
maksimal untuk 2 kali pengecoran beton, acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga
kestabilan dari bekisting tersebut.
8.3 Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas semua perhitungan dan gambar rencana
bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Pengawas, sebelum pekerjaan di
lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas telah menyetujui untuk
digunakannya suatu rencana bekisting dari Kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan
oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8.4 Bila diperkirakan akan terendam air, Pemborong harus membuat bekisting kedap air dengan
melapisinya menggunakan bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas.
8.5 Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan teliti
sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya
sudah tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat
dipergunakan lagi.
8.6 Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan dari perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui Pengawas.
8.7 Bagian dalam dari bekisting boleh dipoles dengan minyak bekisting dengan sepengetahuan
Konsultan Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar cairan minyak
tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.
8.8 Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut di atas, harus dibasahi hingga
benar-benar basah sebelum pengecoran beton.
8.9 Ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila dihitung sejak selesai
pengecoran :
a. Sisi-sisi balok yang tidak dibebani : 3 hari
b. Plat Beton (penyangga tidak dibuka) : 7 hari
c. Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban : 21 hari
d. Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani : 28 hari
e. Tiang-tiang penyangga cantilever : 28 hari
8.10 Lain-lain dari jenis tersebut di atas harus dengan persetujuan direksi.
24
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
V. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN DINDING
1. Pasang Lantai Granit 60 x 60 cm termasuk Motif
1.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
terkecuali KM/WC, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
1.2 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan granit 60 x 60 cm pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
1.3 STANDAR / RUJUKAN
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
Australian Standard (AS)
British Standard (BS)
American National Standard Institute (ANSI).
1.4 PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan granit harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman granit ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
1.5 BAHAN - BAHAN
Umum.
Granit harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Granit yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
25
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Granit yang dipakai ukuran 60 X 60 cm. Semua bahan buatan dalam negeri (produk
Granito, Eszenza, Roman Gress) dan digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan
dalam schedule finishing.
Tipe dan warna masing-masing granit harus sesuai Skema Warna yang sudah ditentukan
pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang granit, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah),
AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout,
ASA Coloured Grout.
1.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan granit baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar
selesai.
Pemasangan granit harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan granit ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Adukan untuk pasangan granit pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan granit pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir dengan
ketebalan sesuai Gambar Kerja.
26
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Granit harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granit yang terpasang tetap lurus dan rata.
Granit yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Granit mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar granit harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan granit harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi,
bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-
bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar granit dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
granitnya dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan granit seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari penutup
celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau polyethylene.
Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan
dari Konsultan Pengawas.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan granit harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan granit.
28
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
1.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan pemasangan
papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seoperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan Spesifikasi Teknis ini.
1.3 Standar/Rujukan
Australian Standard (AS)
American Standard for Testing and Materials (ASTM).
1.4 Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan dimulai,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan,
dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
Papan PVC dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum pemasangan
untuk mengurangi resiko kerusakan.
Papan PVC harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang ditempatkan
pada setiap jarak 60 x 60 cm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari
15 cm terhadap ujung tumpukan.
Papan PVC dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka tanah,
diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.
d. Ketidaksesuaian
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
29
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
1.5 Bahan-bahan
a. Pemasangan PVC
Papan PVC
- Papan PVC harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk daerah
tropis dan memliki ketebalan 8 mm. Ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja, dari produk Shunda Plafond atau setara.
- Papan PVC harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230
atau ASTM C 36.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan PVC harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan PVC, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord .
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan PVC yang memenuhi ketentuan AS 2589.
List Profil
List standar siku yang sesuai dengan jenis plafond PVC.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan PVC harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat papan PVC :
Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan PVC terpasang dengan baik.
1.6 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Umum.
Sebelum papan PVC dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
Pemasangan papan PVC dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Jenis/bentuk tepi papan PVC harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Pemasangan.
Rangka papan PVC untuk pemasangan di langit-langit yang terdiri dari bahan baja
yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan
papan PVC seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
30
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Papan PVC dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan
yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Sambungan antara papan PVC harus menggunakan perekat serta dikerjakan sesuai
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan PVC.
Pada pertemuan langit-langit dan tembok dipasang list profil sesuai gambar rencana.
34
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
1.1 KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.
1.2 STANDAR DAN RUJUKAN
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.
b. British Standard (BS)
- BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
- BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
- BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
- ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire
Shapes and Tubes.
- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall
d. American Architectural Manufactures Association (AAMA).
- AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium
e. Japanese Industrial Standard (JIS)
- JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
- JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium
1.3 PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium
ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke
lokasi pekerjaan.
Contoh bahan produk alumunium harus dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
- Ketebalan lapisan,
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
35
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing tipe.
- Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
b. Spesifikasi Teknis
Dimensi Kusen : 4/10 cm
Tebal profil alumunium : 1.35 mm (minimal)
Warna Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela : Putih
c. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka
dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus
disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar
Detail Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang
tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja.
e. Pengiriman dan Penyimpanan
Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar
Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk
dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan
gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran,
cat dan lainnya.
f. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan
yang rusak dengan biaya Kontraktor.
36
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
1.4 BAHAN - BAHAN
a. Alumunium
Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized
minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir Powder Coating di pabrik dalam
warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek INDAL atau yang setara dengan ukuran
4/10 dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis
profil yang nanti disetujui.
kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
Alumunium Kusen & Jendela memakai Powder Coating warna Putih
b. Alat Pengencang dan Aksesori.
Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat
pengencang dan komponen yang dikencangkan.
Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
Peanahan udara dari bahan vinyl.
Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
c. Kaca
Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi ketentuan.
Kaca yang digunakan ialah kaca polos dan merupakan lembaran kaca bening jenis
clear float glass yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas
yang baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987,
seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
d. Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
e. Sealant Dinding (Tembok)
Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant
37
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
f. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
g. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan
suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber
1.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar
Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan Pengawas.
Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran
aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
b. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan
dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
38
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.
Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer
Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
39
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
4.2 STANDAR / RUJUKAN
Standar dari Pabrik Pembuat.
4.3 PROSEDUR UMUM
a. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum
dibawa ke lokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari
pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam
kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.
c. Ketidaksesuaian.
Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibakan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.4 BAHAN - BAHAN
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih
dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
b. Alat Penggantung dan Pengunci.
Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu KM/WC) harus sama
mereknya
Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel dengan 2 kali
putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
- Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari
bahan nikel stainless steel hair line.
40
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu
(besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt),
lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan
pintu dan dilengkapi strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.
Kunci pintu KM/WC harus sesuai dan dari merek yang sama :
- Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator
merah/biru di bagian sisi luar pintu.
- Hendel bentuk gagang di atas pelat.
- Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot
pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.
Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu alumunium tipe ayun dengan bukaan
satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102 mm x 76
mm x 3 mm.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela harus
berukuran 76 mm x 64 mm x 2 mm.
Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu.
Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip.
Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka.
Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
41
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
4.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah
engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction
stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat,
kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
b. Pemasangan Pintu.
Kunci pintu dipasang pada ketinggian 1,00 meter dari lantai.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 12 cm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 25 cm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel
tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
c. Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan
sebuah pengunci.
VIII.PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat Tembok
1.1 KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakai bahan-bahan emulsi, cat dasar, dan plamur baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan
42
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar
dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
1.2 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
1.3 STANDAR / RUJUKAN
Steel Structures Painting Council (SSPC).
Swedish Standard Institution (SIS).
British Standard (BS).
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
1.4 PROSEDUR UMUM
a. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada didalamnya,
serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan,
sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang
masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 30 cm x 30 cm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
43
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
disimpan Konsultan Pengawas guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
1.5 BAHAN – BAHAN
a. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai
harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Avitex atau setara .
b. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Avitex atau setara untuk permukaan pelesteran, beton dan papan kalsiboard.
c. Cat Penutup
Cat penutup yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Avitex untuk permukaan interior plesteran dan beton.
- Avitex untuk permukaan eksterior plesteran dan beton.
1.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi
atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan.
44
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jatuh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran
sekelilingnya.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang
waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
Permukaan Kalsiboard
Permukaan Kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan
yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan Kalsiboard tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk Kalsiboard, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus
dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.
c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
45
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering).
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter
zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permukaan beton dan plesteran diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan kalsiboard diberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
X. PEKERJAAN SANITASI
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitasi ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian dan operasinya.
Pekerjaan sanitasi terdiri atas :
a. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø1/2”
b. Pemasangan pipa air kotor PVC tipe AW Ø3”
c. Pemasangan pipa air tinja PVC tipe AW Ø3”
d. Pemasangan kran Ø1/2”
47
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
e. Pemasangan floor drain stainless steel
f. Pemasangan kloset jongkok
g. Pemasangan wastafel
h. Pembuatan septic tank
i. Pemasangan tandoan air + pondasi + instalasi + pompa
1.2 Persyaratan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Perencana/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
2. Bahan/Produk
Semua perlengkapan sanitair menggunakan produk dalam negeri.
3. Pelaksanaan
3.1 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan.
3.2 Bila ada kelainan antara gambar dan spesifikasi teknis, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3.3 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan bila ada kelainan, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
3.4 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan atas biaya dari Kontraktor.
48
SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI FISIK : PEMBANGUNAN SARANA WISATA
DI TAMAN WISATA ALAM WERA.
Pasal - 12
Penutup
12.1 Perbaikan terhadap kerusakan
Jika terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan atau ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan, dan terjadinya kerusakan atau cacat baik yang terlihat maupun yang tersembunyi,
penyedia barang/jasa diwajibkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sesuai peralatan
teknis yang ada dan sesuai petunjuk direksi.
Segala biaya dan resiko yang timbul akibat seperti hal diatas menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
12.2 Hubungan Masyarakat
Penyedia barang/jasa diwajibkan menjalin hubungan baik dengan masyarakat, tokoh dan
aparat setempat.
Penyedia barang/jasa dapat menjamin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
dengan masyarakat setempat, seperti sewa tanah dan rumah untuk kepentingan pelaksanaan
pekerjaan, pembelian material seperti pasir, batu, kayu dan lain-lain.
Segala akibat dan resiko yang timbul dalam hubungan masyarakat adalah tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
49