Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI TEKNIS
I. RUANG LINGKUP SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pelaksana Pekerjaan ini meliputi persiapan, pengukuran, mengangkat dan
mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan, mengadakan tenaga kerja dan
peralatan dan melaksanakan pekerjaan sampai selesai, sehingga dapat diterima
dengan baik oleh Pengguna Barang yang dalam hal ialah Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pekerjaan Spesifikasi yang akan dilaksanakan adalah :

"PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR”

Yang meliputi pekerjaan :


I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
3 Pemasangan Papan Nama Kegiatan

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi
2 Urugan Pasir Bawah Pondasi
3 Pasangan Pondasi Batu Belah
4 Urugan Tanah Kembali
5 Urugan Tanah Peninggian Lantai

III PEKERJAAN DINDING


1 Pekerjaan Sloof 15/20
2 Pekerjaan Kolom 15/15
3 Pekerjaan Ring Balk 16/12
4 Pekerjaan PasanganDinding Bataco
5 Pekerjaan Plesteran
6 Pekerjaan Plafond GYPSUM + Rangka Hollow 20.20.0.6
7 Pekerjaan List Plafond GYPSUM 8 cm
8 Pekerjaan List Plafond Kayu 4 cm

IV PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA


1 Pekerjaan Pasangan Kusen Jendela J1
2 Pekerjaan Pasangan Kusen Pintu P2
3 Pekerjaan Pasangan Daun Jendela J1
4 Pekerjaan Pasangan Daun Pintu
5 Pekerjaan Pasangan Engsel Jendela
6 Pekerjaan Pasangan Engsel Pintu
7 Pekerjaan Pasangan Kait Angin Jendela
8 Pekerjaan Pasangan Grendel Jendela
9 Pekerjaan Pasangan Grendel Pintu
10 Pekerjaan Pasangan Kunci Pintu

V PEKERJAAN ATAP
1 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
2 Pekerjaan Penutup Atap Spandek Warna Marun
3 Pekerjaan Rabung Spandek Warna Marun
4 Pekerjaan Listplank GRC Board 20 cm

VI PEKERJAAN LANTAI DAN PENGECATAN


1 Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai 40 x 40
2 Pekerjaan Rabat/Selasar Beton K. 175
3 Pekerjaan Pengecatan Dinding
4 Pekerjaan Pengecatan Plafond
5 Pekerjaan Pengecatan Lisplank
6 Pengecatan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela

VII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LAMPU


1 Pekerjaan Instalasi Titik Lampu
2 Pekerjaan Pasang Saklar Ganda
3 Pekerjaan Pasang Saklar Tunggal
4 Pekerjaan Pasang Stock Kontak
5 Pekerjaan Pasang MCB BOX
6 Pekerjaan Pasang MCB 6 A
7 Pekerjaan Pasang Lampu LED 9 Watt
8 Pekerjaan Pasang Fitting Lampu Biasa

B. PENJELASAN UMUM SPESIFIKASI PEKERJAAN


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Persiapan
- Membuat rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time
Schedule) dan Struktur Organisasi Proyek serta surat Penunjukan
Pelaksana Lapangan yang harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pengawas
Lapangan
- Membuat Buku Tamu Proyek dan Buku Direksi, buku tamu
tersebut harus diisi oleh tamu yang datang ke lokasi pekerjaan,
dan buku Direksi diisi oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas lapangan dan Direksi
sebagai petunjuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan
- Membuat rencana penanganan atau pelaksanaan pekerjaan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (Time Schedule) dan
rencana tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pengawas
Lapangan
- Membuat rencana penempatan personil/tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan sesuai dengan jadwal dan jenis
pekerjaan.

1.2 Peralatan Proyek


- Kontraktor harus memiliki kendaraan-kendaraan, alat-alat
berat/besar sendiri ataupun sewa untuk melaksanakan
pekerjaan di lapangan
- Kontraktor harus mempersiapkan setiap peralatan yang akan
digunakan ditempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya
dan memperhitungkan peralatan-peralatan, kendaraan-
kendaraan/alat-alat berat/besar yang menunjang pelaksanaan
proyek

1.3 Papan Nama Proyek


- Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga
terbaca dari luar batas daerah kerja dan bentuknya serta
penempatannya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Pemasangan, bentuk dan isi harus sesuai dengan persyaratan
Pemerintah Daerah setempat dan mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan.
- Papan Nama Proyek dipasang mulai dari tanggal Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan pekerjaan selesai.

1.4 Pekerjaan Persiapan & Pematangan Tanah


2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
- Pekerjaan Persiapan Tanah
- Pembentukan tanah dan penyelesaian tanah
- Pembersihan tanah

3. Persyaratan Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Dipakai peralatan-peralatan yang cukup baik dan memenuhi
syarat kerja.
b. Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan lansekap, dan gambar
lansekap, dan petunjuk Pengawas Lapangan & Pengelola
Proyek.

4. Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan Persiapan Tanah
(1) Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi
pembongkaran/pemindahan di tempat kerja dari
benda/bekas bahan bangunan/strukutur bangunan yang
tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu terlaksananya
dan kelancaran kerja di tempat tersebut.
(2) Juga tanaman pohon/semak/rerumputan yang tidak
diperlukan lagi di tempat kerja harus disingkirkan,
berikut pokok/pohon/semak/rerumputan sampah akar-
akarnya.
(3) Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok
titik mula/peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.
(4) Khusus untuk penanaman dalam bak perlu adanya
lapisan-lapisan koral, ijuk dan tanah subur dengan
perbandingan (masing-masing sepertiga bagian), lihat
petunjuk gambar detail.Sedangkan untuk bak-bak
tanaman yang tidak ditanam langsung perlu adanya
lapisan koral setebal 5 cm sebelum diletakkan pot dan
untuk lapisan pot lihat petunjuk gambar detail lansekap.

5. Pembentukan Tanah & Penyelesaian Tanah


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, peralatan
tanah.
a. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti
bentuk/ kemiringan /kontur/peil yang tertera dalam gambar
lansekap.
b. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan
pengupasan tanah yang mengandung bahan organik sedalam
keadaan tanah setempat sampai mendapatkan tanah subur,
serta penyediaan tanah subur untuk urugan, bekas galian
tanah setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang
tersebut. Yang dimaksud dengan tanah subur yaitu tanah
merah yang berhumus mengandung unsur hara
dicampur dengan pupuk dengan perbandingan pupuk :
tanah (2:3).

1.5 Pengeringan
1. Pemborong harus memperhitungkan bahwa dalam pelaksanaan
pekerjaan ini memerlukan pengeringan apabila terjadi genangan
air pada saat pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan Lapisan Dasar beton tidak boleh dilakukan dalam
keadaan tergenang.

1.6 Pekerjaan Pengukuran


1. Memasang pedoman garis kerja, memasang patok-patok
melaksanakan pengukuran, membuat gambar penampang
memanjang dan melintang menurut keadaan lapangan,
kemudian hasil tersebut diplot pada gambar rencana sesuai
dengan elevasi dan ukuran.
2. Elevasi Saluran berpedoman kepada Elevasi BM yang sudah ada
terdekat, dengan persetujuan Direksi.

2. PEKERJAAN RUANG KELAS BARU


2.1 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
2.1.1 PEKERJAAN GALIAN
a) Umum
(1) Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan,
bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan : clearing, stripping, grubbing, penggalian,
pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk
pembongkaran dan lain-lain sesuai dengan Dokumen
Pengadaan dan gambar.
(2) Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan
hal ini antara lain pekerjaan tanah untuk pekerjaan
konstruksi.

b) Pengukuran Elevasi Tanah


(1) Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus
mengukur elevasi tanah asli dengan disaksikan dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
(2) Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang batas-
batas galian, kontour, dan volume pekerjaan
galian/urugan.
(3) Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan
pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi
lainnya.

c) Ketelitian Dalam Pekerjaan Tanah


Ketelitian Garis sumbu dan siku lapangan harus diletakkan
dengan teliti dan tidak boleh dipengaruhi toleransi. Semua
permukaan harus diselesaikan rapi dan halus.

2.1.2 PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG


a) Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok
dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang
pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu
gunung itu sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai
dengan gambar-gambar daerah denah serta potongan.

b) Persyaratan
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan
teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjangnya)
bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan
dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum
memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus
memberitahukan dulu kepada Pengawas Lapangan akan
tindakannya.
c) Material
Bahan yang harus disediakan antara lain :
Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya rata-rata
sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 9.
Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan
lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan
beton dan pasangan batu bata.
Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir
pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton.
Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus
bersih, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 10.

d) Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya :
(2) Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan
pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah
dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.
(3) Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
(4) Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 4
pasir adukan harus selalu baru. Adukan yang tidak
habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan
harinya.

2.2 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA


a) Umum
Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi :
(1) Penyediaan bahan untuk pasangan Batu Bata.
(2) Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.
(3) Melaksanakan pekerjaan pasangan Batu Bata untuk
pembuatan dinding atau lainnya, sesuai dengan yang
tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

b) Persyaratan
(1) Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada
di atas pasangan kedap air tersebut. Untuk pasangan
setengah batu, tebal tembok jadi adalah minimal 12 cm (
termasuk dinding keramik, mozaik dan lain-lain ), satu
dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan potongan.
(2) Adukan untuk tembok
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di
dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat,
Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran
yang plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh
dicampur dengan adukan yang baru.
1. Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu
meter, dari pengakhiran pasangan pada satu hari
tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari.
2. Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena
sinar matahari langsung dengan menutupnya
memakai karung basah.
3. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus
dipersiapkan dulu dengan menyumbat memakai
batang pisang diameter besar atau bambu untuk
diameter lebih kecil.

c) Material
Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
(1) Batu Bata
10 x 10 x 20 cm. Bila direndam dalam air akan tetap utuh,
tidak pecah atau hancur. Ukuran batu Bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang
disyaratkan dalam gambar. Oleh karena itu Kontraktor
wajib memberikan contoh pada Pengawas Lapangan
sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Pengawas
Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat maka
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar
kompleks pembangunan.

(2) Semen/Portland Cement ( P.C )


Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton
type I. Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu
pemakaian, harus disimpan di dalam gudang yang
lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan
tanah / lantai sekitarnya. Bilamana pada setiap
pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,
maka semen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks
pembangunan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier /
pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan,
hendaknya dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya.
Semen yang sudah lembab atau menunjukan gejala
membantu akan ditolak. Semua semen yang ditolak,
selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

(3) Pasir Pasang


Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi
beton. Pasir yang dimaksud harus bersih, pasir asli dan
bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia,
satu dan lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat
tersebut diatas, Pengawas Lapangan dapat
memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya,
sampai dapat persetujuan. Khusus untuk plester, harus
dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.

d) Pelaksanaan
(1) Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-
set) secara teliti dan sesuai dengan gambar, dimana
dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter
pasangan dan pengakhiran satu hari pasangan itu harus
dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas
pasangan dibawahnya. Pada semua pasangan batu Bata
setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo
panjang, kecuali yang satu dengan lapisan yang lain di
atasnya harus berbeda setengah panjang batu Bata. Pada
pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun
secara ikatan vlaams dan sesuai dengan peraturan
seharusnya.

(2) Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan


pasangan yang sempurna, kecuali di tiap-tiap pertemuan
dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut
90 derajat.

(3) Sebelum dimulai pemasangan maka batu bata harus


direndam lebih dahulu di dalam air selama setengah jam
dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnya siar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm )
dan siarnya harus benar-benar padat adukannya.

(4) Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar


matahari langsung dan kontraktor berkewajiban
menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan
untuk menutup pasangan termaksud.

(5) Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus


dikerok sedalam 0,5 cm sehingga adukannya akan cukup
mengikat plesteran yg akan dipasang.

(6) Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata


yang cacat atau tidak sempurna, maka ini diganti yang baik,
atas biaya Kontraktor.

(7) Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi


dan lain-lain, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai
rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.

(8) Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk


melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua siar antara
rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurang-
kurangnya tebal 1 cm (adukan sesuai dengan tujuannya
atau dengan tambahan plasticiser)

(9) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :


(a) Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat
yang ditanam dalam dinding, maka harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum
diplester ).
(b) Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus
ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan
plesteran seluruh yang dilaksakan bersama - sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.

2.3 PEKERJAAN PELAPIS DINDING


2.3.1 PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
a) Lingkup Pekerjaan
(1) Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini
adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
(2) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada
permukaan dinding bagian dlm dan luar serta seluruh
detail yg disebutkan/ditunjukkan dlam gambar.

b) Persyaratan Bahan
(1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan)
(2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
(3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
(4) Penggunaan adukan plesteran :
(a) Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran
rapat air
(b) Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh
plesteran dinding lainnya
(c) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari
bahan PC

c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
(1) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan sesuai petunjuk dan
persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat
pekerjaan.
(2) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana
pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu
bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan
sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis
dalam buku ini
(3) Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti
semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama
pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
(4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah
campuran dalam volume, cara pembuatannya
mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding
batu bata yang berhubungan dengan udara luar
dan semua pasangan batu bata di bawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai untuk kamar mandi. WC, Toilet dan daerah
basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2
pasir.
(b) Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan
Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian PC : 1
bagian Daily Bond
(c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran
campuran 1 PC : 5 pasir
(d) Plesteran halus ‘Acian’ dipakai campuran PC dan
air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk
adukan plesteran finishing harus ditambah
dengan additive plemix dengan dosis 200-250
gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
(e) Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan
agar jarak waktu percampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi
30 menit terutama untuk adukan kedap air.
(f) Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan
(g) Untuk beton sebelum diplester permukaannya
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengkat bekisting
atau form tie harus tertutup aduk plester.
(h) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan
beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya)
(i) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus
diberapen dengan memakai spesi kedap air.
(j) Semua bidang yang akan menerima bahan
(finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (serath) untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
(k) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M
dipasang tegak dan menggunakan keping-keping
plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan
bidang.
(l) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding / kolom yang dinyatakan
dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika
ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diizinkan Pemberi Tugas / Konsultan
(m) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda
jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
(n) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai
toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
kontraktor.
(o) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air cepat.
(p) Jika terjadi keretakan sebagai akibat
pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi Tugas /
Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
Konraktor harus selalu menyiram dengan air
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
(q) Selama pemasangan dinding batu bata/beton
bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan
lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
(r) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing
permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
2.4 PEKERJAAN BETON
2.4.1 PEKERJAAN KOLOM
a) Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom,
Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk
disetujui Pengawas Lapangan. Setelah ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan, pembesian kolom baru dapat
dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti
gambar rencana atau atas petunjuk dari Pengawas
Lapangan. Sambungan-sambungan las tidak
diperkenankan. Pembengkokan pada daerah yang
mengalami pengecilan harus linear mulai dari permukaan
bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya.
Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 32 > 12
mm dan BJTP 24   12 mm. Sambungan besi tulangan 
25 mm harus menggunakan sistem “sambungan mekanis”
dengan mutu setaraf Riken.

b) Beksting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan
dimensi-dimensinya dan juga posisi vertikalnya. Unting-
unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan harus
mudah dicek oleh Pengawas Lapangan. Pada as-as kolom
harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan
terhadap pengukuran horizontal maupun vertikal. Tanda-
tanda dapat dibuat dari cat dengan warna yang kontras.

c) Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah K
175.

d) Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian kolom. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.

2.4.2 BETON BALOK


a) Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok,
Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk
disetujui Pengawas Lapangan. Setelah ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan, pembesian balok baru dapat
dimulai. Sambungan-sambungan balok harus mengikuti
gambar rencana atau atas petunjuk dari Pengawas
Lapangan. Sambungan las tdk diperkenankan. Mutu besi
tulangan yg digunakan adalah BJTD 40 >  12 mm dan
BJTP 24   12 mm.

b) Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan
dimensi-dimensinya dan juga posisi horizontalnya.

c) Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K
225.

d) Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.

2.4.3 RING BALOK


a) Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok,
Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk
disetujui Pengawas Lapangan. Setelah ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan, pembesian balok baru dapat
dimulai. Sambungan-sambungan balok harus mengikuti
gambar rencana atau atas petunjuk dari Pengawas
Lapangan. Sambungan las tdk diperkenankan. Mutu besi
tulangan yg digunakan adalah BJTD 40 >  12 mm dan
BJTP 24   12 mm.

b) Bekisting
Dalam pemasangan bekisting ring balok, harus
diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi
horizontalnya.
c) Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K
175.

d) Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.

2.4.4 CACAT-CACAT PEKERJAAN BETON


a) Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak
tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
b) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. Bila
penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian
pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat
pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah,
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan
dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.
c) Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus
dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki
oleh Pengawas Lapangan. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya
menjadi beban Kontraktor.

2.4.5 SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN


Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dari gambar, harus mengikuti
pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut harus
dibasahi lebih dahulu dgn air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus
disetujui oleh Direksi Pelaksana.

2.4.6 TOLERANSI BESI


Diameter, ukuran sisi jarak
Variasi dalam berat
antara dua permukaan yang Toleransi diameter
yang diperbolehkan
berlawanan)
DI BAWAH 10 MM +/- 7% +/- 0,4 MM

10 MM SAMPAI 16 MM (TAPI
+/- 5% +/- 0,4 MM
TIDAK TERMASUK Ø 16 MM)
16 mm sampai 28 mm tidak
+/- 4% +/- 0,5 MM
termasuk Ø 28 mm)

2.5 PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


2.5.1 LINGKUP PEKERJAAN
a) Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat penggantung
seperti tercantum dalam gambar, Kuantitas Pekerjaan dan
Spesifikasi Teknis.
b) Seluruh pintu harus dilengkapi dengan kunci pintu dan
grendel pintu.

2.5.2 BAHAN-BAHAN
a) Kunci 2 (dua) slaag ( kunci SES ) harus berkotak baja,
sekrup dan ungkitnya harus dari bahan yang kuat. Tiap
kunci harus mempunyai minimal dua anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kabel
baja.
b) Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
c) Pegangan dan engsel-engsel harus dari baja yang
digalvanisir dengan memakai ring nilon setarap ARCH
SILVER ukuran 3 x 4 inch, dipasang sekurang-kurangnya
tiga buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut berat beban daun pintu, tiap engsel memikul
beban maksimal 20 kg.

2.5.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN


a) Semua kunci dan engsel harus dilindungi dan dibungkus
plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan
dilakukan setelah bangunan dicat.
b) Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang,
jangan memukul sekrup, cara mengkokohkannya hanya
diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang
harus dicabut kembali dan diganti.
c) Engsel untuk pintu kayu dipasang 20 cm dari tepi atas dan
di bawah sedangkan engsel ketiga dipasang sepertiga
jarak antara engsel atas dengan engsel bawah diukur dari
engsel atas.
d) Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu, dipasang setinggi ±100 cm dari lantai
atau sesuai gambar.

2.6 PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, KUDA – KUDA DAN LANGIT-


LANGIT
2.8.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan
pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka
batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang
berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur
rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.
Langit-langit / plafond bangunan menggunakan bahan eternit
4 mm yang berkualitas baik. Semua pekerjaan langit-langit
dibuat dengan permukaan rata, tidak bergelombang dan
pecah, harus lurus dan rata. Bahan langit-langit yang cacat
dan tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai, pinggiran
yang tidak rata harus diketam dan diamplas. Setiap tepi
ruangan plafond dipasang list plafond profil 10 cm dan 5 cm.
Rangka plafond memakai menggunakan balok kayu kelas II
ukuran 4x6.
2.8.2 PERSYARATAN RANGKA ATAP
a) Persyaratan Material Rangka Atap
(1) Material struktur rangka atap
i. Properti mekanikal baja (Steel mechanical
properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
ii. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap
serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5%
silicon.

iii. Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan


murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya
lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 Mpa

2.8.3 BAHAN BAHAN ATAP


Atap genteng Metal Sakura Roof atau Setara

2.8.4 PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI


a) Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk
sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja
ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
b) Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap
berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan
jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
c) Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus
diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana
dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
d) Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan
fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan
alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
e) Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian
tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja
ringan,
f) Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja
ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang
berwenang sesuai dengan kompetensinya).

2.8.5 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain
terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang
telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada
standar peraturan yang berkompeten.
b) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja.
c) Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop
permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan
pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver
yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok
penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk
dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.
e) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan
ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan
kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai
reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f) Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8
(delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai
penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus
ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

2.8.6 JAMINAN STRUKTURAL


a) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi
deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan
yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
b) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi
sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan
mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural
berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian
Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard
3566).
c) Bentuk Fisik dari Jaminan Struktural adalah Sertifikat
Garansi yang dikeluarkan oleh Produsen Baja Ringan,
ditandatangani Pejabat Produsen yang berwenang dan
Distributor atau Aplikator.

2.8.7 GAMBAR RANCANGAN PEMBUATAN


a) Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja
dengan ukuran-ukuran yang disesuaikan di lapangan
b) Pemborong diminta untuk merencanakan sistem
pemasangan dengan memperhitungkan keamanan
terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan,
tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan peraturan-
peraturan muatan yang berlaku.

2.8.8 PELAKSANAAN
a) Pemasangan Rangka Atap
(1) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini
(2) Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealant
(3) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodzing yaitu
“rack atau gripper” yang timbul dipermukaan
alumunium harus dihilangkan.

b) Pemasangan Plafond
(1) Langit-langit / plafond bangunan menggunakan
bahan eternit 4 mm yang berkualitas baik.
(2) Semua pekerjaan langit-langit dibuat dengan
permukaan rata, tidak bergelombang dan pecah,
harus lurus dan rata.
(3) Bahan langit-langit yang cacat dan tidak memenuhi
syarat tidak boleh dipakai, pinggiran yang tidak rata
harus diketam dan diamplas.
(4) Setiap tepi ruangan plafond dipasang list plafond
Gypsum profil 10 cm Untuk tepi bangunan bagian
dalam dan 5 cm untuk bagian tepi luar bangunan.
(5) Rangka plafond memakai menggunakan balok kayu
kelas II ukuran 4x6

c) Pemasangan Atap
(1) Digunakan atap Genteng Metal setara Sakura Roof,
pemasangannya harus rapat dan tidak boleh bocor.
(2) Bubungan dipakai bubungan Genteng Metal setara
Sakura Roof. Pemasangan harus menjamin tidak
terjadinya kebocoran.
(3) Papan listplank menggunakan kayu kelas II dan
pemasangan sesuai gambar.
(4) Pemakuan atap harus benar dan tidak boleh ada
pengulangan pemakuan yang akan mengakibatkan
lobang, bila terjadi / ada lobang harus ditutup dengan
mengguakan bahan yang kuat sesuai dengan bahan
atap tersebut.

2.7 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


a) Umum
Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar seperti lantai ruang
Lobby, toilet, ruang ganti, mushalla dan lain-lain sesuai dengan
gambar atau petunjuk Pengawas Lapangan.

b) Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
- ASTM
- Keramik Indonesia (NI-19)
- PUBI 1982

c) Material
(1) Spesifikasi Bahan
- Jenis : Keramik Tile, Keramik Plint,
Produk
- Finishing : Berglazzur
- Ukuran : 40x40, 20x20 (anti Slip) dan
20x25
- Warna : ditentukan kemudian.
- Merk : setara Ikad
- Kekuatan tekan : sesuai dengan PUBI - 1982
kg/cm2)

d) Persyaratan bahan-bahan
(1) Keramik seperti tersebut pada spesifikasi.
(2) Semen Portland harus memenuhi NI - 8
(3) Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI
1971 & ASTM
(a) Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi
Tugas setelah diperiksa oleh Pengawas/Perencana
untuk mendapat persetujuan.
(b) Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy
ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
pembuat sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.
(c) Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah
diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
e) Pelaksanaan
(1) Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
membuat Shop Drawing pada keramik
(2) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan ternoda
(3) Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk
dengan ketebalan 5 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
(4) Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasang
ditambah bahan perekat, seperti yang disyaratkan atau
dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.
(5) Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar
rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan
kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan
pengaliran pada daerah basah dan teras.
(6) Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar
dan pada tiap-tiap ruangan terpasang plint atau sesuai
petunjuk Pengawas.
(7) Lebar siar-siar harus sama lebarnya maksimal 3 mm
membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar atau
petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi
berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan
warna keramik (satu warna keramik).
(8) Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
(9) Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus
direndam dalam air hingga jenuh.
(10) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda yg melekat, sehingga benar-benar
bersih, warna keramik tidak kusam/buram.
(11) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
(12) Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dgn
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar
lantai dan dengan ketebalan siar yg sama pula.
(13) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika
terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

f) Pengujian Mutu Pekerjaan


(1) Hasil akhir yang diinginkan, harus terpasang dengan rata,
kuat, menarik, baik, dan sempurna.

2.8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA KAYU


2.8.1 LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan kusen pintu dan
kusen jendela kayu dgan perlengkapannya yg diperlukan
sesuai penjelasan dlam gambar-gambar.
2.8.2 BAHAN-BAHAN
Kayu Kamper yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas Awet I,
mutu A. Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang
disebutkan di atas dan bagian lain yang termasuk pekerjaan
kayu halus, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku Syarat-
syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.

2.8.3 GAMBAR RANCANGAN PEMBUATAN


a) Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja
dengan ukuran-ukuran yang disesuaikan di lapangan
b) Pemborong diminta untuk merencanakan sistem
pemasangan dengan memperhitungkan keamanan
terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat
c) bentangan, tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan
peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

2.8.4 PELAKSANAAN
a) Pengerjaan
(1) Pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang
terbaik dengan standard pengerjaan yang disetujui
Pemberi Tugas
(2) Pemakaian alat-alat terbaik
(3) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun

b) Pemasangan
(1) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini
(2) Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealant
(3) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodzing yaitu
“rack atau gripper” yang timbul dipermukaan
alumunium harus dihilangkan

2.8.5 PENGUJIAN
a) Jendela
1) Semua jendela tipikal dikerjakan dahulu termasuk
pemasangan kaca
2) Pengawas Lapangan akan menguji kekuatan, kualitas
pekerjaan dan kedap air dari kusen tersebut
3) Pekerjaan yang lain boleh dilanjutkan setelah
pekerjaan disetujui oleh Pemberi Tugas

b) Masa Pemeliharaan
1) Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Pemberi Tugas
berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk
menguji kedapan air, maka Pemberi Tugas berhak
menguji jendela dengan penyemprotan air secara
kontinyu
2) Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya
akibat hujan maupun penyemprotan, harus
diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya
tambahan.

2.9 PINTU DAN JENDELA


2.9.1 PELAKSANAAN
Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan,
laporkan kelainan-kelainan yang terjadi kepada Pemberi
Tugas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuannya
sebelum pemasangan

2.9.2 PEMASANGAN
Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen
dalam batas-batas sebagai berikut :
Tunggal Ganda

Sisi engsel 1,5 – 2 mm 1,5 – 2 mm

Sisi kunci 1,5 – 2 mm 2,5 mm

Ambang Atas 1,5 mm 1,5 mm

Ambang bawah 2 mm 2 mm

2.10 PEKERJAAN PENGECATAN


2.10.1 UMUM
Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan
cat warna, mempersiapkan bidang/tempat yang akan dicat,
melaksanakan pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang
yang harus dicat sesuai yang tertera di gambar denah dan
daftar bahan penyelesaian (finishing schedule) serta kusen-
kusen dan flin lantai, kecuali pekerjaan rangka baja.

2.10.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Pelaksanaan pengecatan dinding dan langit-langit plesteran
:
a) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh kelompok
kerja dari pabrik yang bersangkutan yang bertindak
selaku Subkontraktor dan bertangggung jawab kepada
Kontraktor.
b) Hanya pada bidang-bidang yang sudah selesai/layak,
boleh dilaksanakan pengecatan, dan bilamana terdapat
penyimpangan, maka Pengawas Lapangan atau
Pemimpin Proyek berhak untuk memerintahkan
pengecatan ulang atas biaya Kontraktor.

2.10.3 MATERIAL
a) Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini atau
yang setara Mowilex. Semua bahan cat yang diserahkan
di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang
tertutup rapat dan mempunyai merek /etiket yang
jelas, dan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan
dalam rencana kerja.
b) Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan
petunjuk pabrik, tidak dicampur dan atau ditambah
dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus
dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat
eksterior dan cat interior.Pemakaian cat dasar, plamur
sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan
dengan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya
memuaskan.
c) Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat
yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Pimpro
setelah diperiksa oleh Pengawas Lapangan dan
Pemimpin Proyek.Warna yang dipakai harus mengikuti
petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Pengawas
Lapangan dan Pemimpin Proyek.

2.10.4 PELAKSANAAN
a) Pengecatan Dinding
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan
bahwa permukaan tembok harus bersih, kering dan rata
agar diperoleh hasil yang maksimal.
1) Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah
diplester.
2) Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran
lainnya.
3) Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk
mencegah noda yang diakibatkan oleh penetrasi air.
Keringkan selama + 1 jam.
4) Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan
dinding. Setelah diperoleh permukaan yang halus
dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
5) Ulaskan 2 lapis cat sesuai warna yang diinginkan
dengan memperhatikan :
6) Lapisan pertama encerkan cat dengan air bersih
dengan perbandingan 1 bagian air : 5 bagian cat
(20%).
7) Lapisan kedua Cat tidak perlu dicampur dengan air
8) Dicat lagi sampai rata dan sama tebal & warnanya.
9) Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan
plamuur. Dindingnya sendiri sudah harus rata benar
dan halus.
10) Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik
dan rata (digunakan roll). Penjelasannya harus rata
dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu
antara pelaksanaan lapis pertama dan lapis
selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
persyaratan yang diberikan oleh pabrik.
11) Perbaikan-perbaikan
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus
diperbaiki dengan menggunakan plamuur,
diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai
baik.

b) Pengecatan Langit-Langit
Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan
tembok yaitu :
1) Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer.
2) Kemudian diplamuur, setelah kering diampelas.
3) Sekali lagi dicat dasar dan diampelas lagi.
4) Kemudian dicat lagi sampai rata sama tebalnya, dan
merata warnanya.
5) Alur-alur eternit tidak boleh diplamur (tidak boleh
diisi). Alur-alur harus nampak jelas.

c) Pengecatan Kayu
1) Ratakan permukaan kayu dengan ampelas mesin.
2) Bersihkan kayu dari debu, minyak dan kotoran
lainnya.
3) Ulaskan 1 lapis Melamic.
4) Lanjutkan dengan Pengecatan tahap akhir yaitu :
(a) Jika dipilih pengecatan tranparant, ulaskan 1
lapis Melamic (warnanya akan ditentukan
kemudian).
(b) Apabila menghendaki warna yang lebih tua,
ulaskan kembali 1 lapis lagi.
(c) Jika dipilih pengecatan solid, maka :
(1) Ulaskan 1 lapis penutup untuk meratakan
permukaan kayu.
(2) Ulaskan 1 lapis penutup sesuai warna
yang akan ditentukan kembali.

d) Pengecatan Besi/Konstruksi
1) Bersihkan permukaan dari segala kotoran.
2) Ulaskan 1 lapis QD Red Lead Primer serie 510-2715/
5408 40 mikron.
3) Selanjutnya ulaskan Danmarine Enamel serie 084 -
warna akan ditentukan kemudian.
e) Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1) Warna sesuai dengan yang dikehendaki atau
disetujui Pengawas Lapangan & Pemimpin Proyek.
2) Setiap bidang sama tebal dan warna tidak belang-
belang / warna tidak bercampur-campur.
3) Hasil pengecatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung dari saat pemakaian gedung, tidak boleh
menunjukkan kerusakan seperti :
- Menjamurnya bidang yang sedang dicat.
- Terkelupasnya lapisan cat.
- Lunturnya warna aslinya.
2.11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2.11.1 LINGKUP PEKERJAAN
Untuk keperluan ini pemborong harus menugaskan tenaga
yang berpengalaman dengan mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis. Pemborong
tetap harus bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi
yang dimaksud. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut pemborong harus membuat gambar/diagram
instalasi dengan skala 1 : 100 dan mendapat persetujuan
dari Direksi.Standar referensi yang digunakan untuk
pekerjaan ini :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1978.
 Nasional Fire Protektion Association (NFPA).
 Nasional Elektrical Code.
 AVE Standard (Belanda).
 DIN Standard (Jerman).
 British Standard (Inggris).
Gambar “Ass Build Drawing” dari instalasi yang
menggambarkan sebenarnya harus dibuat pemborong.
Gambar ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) bersama Surat
Jaminan Keinstalasian harus diserahkan kepada pemberi
tugas.

2.11.2 PELAKSANAAN
a) Menurut penjelasan-penjelasan atau peraturan-
peraturan uraian ini dengan menggunakan
tegangan/voltage 220 VA atau menurut petunjuk Direksi
dan Konsultan Pengawas.
b) Penjelasan dari bahan-bahan :
1) Pemakaian bahan harus memenuhi spesifikasi teknik
yang disyaratkan dan dalam keadaan tidak cacat.
Berkualitas baik dan memenuhi persyaratan
keamanan kerja.
2) Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, supaya
diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk diperiksa
kualitasnya dan mendapat persetujuan pemasangan.
3) Barang-barang yang sudah diapkir, dalam waktu 2 x
24 jam harus sudah dikeluarkan dari tempat
pekerjaan jika pemborong tidak mengindahkan,
Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya
pemborong.

2.11.3 PERATURAN PEKERJAAN INSTALASI


a) Pekerjaan pemasangan pipa :
1) Pemasangan pipa seluruhnya ditanam di dalam
tembok sedemikian rupa, sehingga bila ditutup
(plester) tidak menonjol keluar.
2) Pipa-pipa yang ditanam di dalam tembok harus diikat
kuat dengan klem dan pipa yang digunakan adalah
pipa natloos ex union paralon.
3) Pemasangan pipa yang diletakan di atas kayu harus
dibelapak (klos) yang jarak pemasangan satu sama
lain minimal 1 (satu) meter.
4) Pada tiap-tiap pemasangan pipa ada kemungkinan air
dapat berkumpul supaya dipasang inspektube.
5) Pada tiap-tiap pemasangan pipa jarak 8 meter harus
diberi trekdoos.
6) Jumlah penarikan kabel dalam pipa harus sesuai
dengan tebel (daftar) sebagai pedoman yang masih
berlaku di Indonesia.
b) Pemasangan kabel :
1) Kabel yang digunakan untuk pemasangan tersebut
ialah kabel type NYA, NYY, NYM ex kabelindo,
supreme atau yang sejenis. Ukuran kabel harus
memenuhi standard dan tidak boleh lebih kecil dari
2,5 mm.
2) Penarikan kabel di atas isolator dikerjakan di atas
plafond yang tidak terlihat dari bawah.
3) Isolator yang digunakan adalah R 25 berukuran 25 x
25 mm dengan jarak kurang lebih 0,80 meter.
4) Sebagai pengikat digunakan kawat baja.
5) Pada tiap-tiap penyambungan kabel dipergunakan
lasdop. Pada tempat-tempat persilangan dan
penyeberangan di atas tembok, maka kabel itu
dimasukan ke dalam pipa sebagai pengaman.
6) Semua kabel yang dimasukan ke dalam pipa tidak
boleh ada sambungan.
7) Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang
tetapi isolasi tidak boleh rusak karenanya.

c) Ukuran Isolasi :
1) Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 1/2 ohm
sampai 0,3 ohm.

d) Papan-papan sekring (panel)


1) Papan sekring tersebut dari metal clad palat baja
ukuran sesuai dengan perencanaan serta dilengkapi
dengan frame yang kuat.

2) Pemasangan papan-papan sekring/panel secara woll


mounted terpasang kuat dan rapi serta mudah untuk
operasi dan maintenace/pemeliharaan.

3) Panel-panel tersebut setelah dipasang dengan baik


dilengkapi dengan kotak bok sekering yang baik.

e) Sambungan pengaman ke tanah (arde) harus


dilaksanakan dengan peraturan-peraturan yang berlaku,
batang-batang yang ditanam harus dari jenis kuningan
minimum 2”1/2 mm2, dan panjang tidak kurang dari 3
meter ditanam lurus ke bawah. Electrode yang ditanam
harus disambung dengan kabel kuningan garis
tengahnya 5 mm2 pada bagian ke batang panel distribusi
yang ditanam, semua sambungan harus memakai alat
penghubung.

f) Pengujian seluruh instalasi setelah selesai harus diuji


untuk menentukan apakah bekerja sempurna dalam
segala hal harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan PLN setempat.

g) Pemasangan Arde harus rapi dan ditanam ke dalam


tanah disambung dengan batang tembaga yang panjang
batangnya ± 2 meter.

Anda mungkin juga menyukai