A. SPESIFIKASI TEKNIS
I. RUANG LINGKUP SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pelaksana Pekerjaan ini meliputi persiapan, pengukuran, mengangkat dan
mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan, mengadakan tenaga kerja dan
peralatan dan melaksanakan pekerjaan sampai selesai, sehingga dapat diterima
dengan baik oleh Pengguna Barang yang dalam hal ialah Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pekerjaan Spesifikasi yang akan dilaksanakan adalah :
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi
2 Urugan Pasir Bawah Pondasi
3 Pasangan Pondasi Batu Belah
4 Urugan Tanah Kembali
5 Urugan Tanah Peninggian Lantai
V PEKERJAAN ATAP
1 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
2 Pekerjaan Penutup Atap Spandek Warna Marun
3 Pekerjaan Rabung Spandek Warna Marun
4 Pekerjaan Listplank GRC Board 20 cm
1.5 Pengeringan
1. Pemborong harus memperhitungkan bahwa dalam pelaksanaan
pekerjaan ini memerlukan pengeringan apabila terjadi genangan
air pada saat pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan Lapisan Dasar beton tidak boleh dilakukan dalam
keadaan tergenang.
b) Persyaratan
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan
teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjangnya)
bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan
dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum
memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus
memberitahukan dulu kepada Pengawas Lapangan akan
tindakannya.
c) Material
Bahan yang harus disediakan antara lain :
Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya rata-rata
sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 9.
Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan
lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan
beton dan pasangan batu bata.
Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir
pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton.
Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus
bersih, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 10.
d) Pelaksanaan
(1) Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya :
(2) Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan
pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah
dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.
(3) Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
(4) Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 4
pasir adukan harus selalu baru. Adukan yang tidak
habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan
harinya.
b) Persyaratan
(1) Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada
di atas pasangan kedap air tersebut. Untuk pasangan
setengah batu, tebal tembok jadi adalah minimal 12 cm (
termasuk dinding keramik, mozaik dan lain-lain ), satu
dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan potongan.
(2) Adukan untuk tembok
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di
dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat,
Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran
yang plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh
dicampur dengan adukan yang baru.
1. Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu
meter, dari pengakhiran pasangan pada satu hari
tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari.
2. Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena
sinar matahari langsung dengan menutupnya
memakai karung basah.
3. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus
dipersiapkan dulu dengan menyumbat memakai
batang pisang diameter besar atau bambu untuk
diameter lebih kecil.
c) Material
Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
(1) Batu Bata
10 x 10 x 20 cm. Bila direndam dalam air akan tetap utuh,
tidak pecah atau hancur. Ukuran batu Bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang
disyaratkan dalam gambar. Oleh karena itu Kontraktor
wajib memberikan contoh pada Pengawas Lapangan
sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Pengawas
Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat maka
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar
kompleks pembangunan.
d) Pelaksanaan
(1) Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-
set) secara teliti dan sesuai dengan gambar, dimana
dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter
pasangan dan pengakhiran satu hari pasangan itu harus
dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas
pasangan dibawahnya. Pada semua pasangan batu Bata
setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo
panjang, kecuali yang satu dengan lapisan yang lain di
atasnya harus berbeda setengah panjang batu Bata. Pada
pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun
secara ikatan vlaams dan sesuai dengan peraturan
seharusnya.
b) Persyaratan Bahan
(1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan)
(2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
(3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
(4) Penggunaan adukan plesteran :
(a) Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran
rapat air
(b) Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh
plesteran dinding lainnya
(c) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari
bahan PC
c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
(1) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan sesuai petunjuk dan
persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat
pekerjaan.
(2) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana
pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu
bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan
sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis
dalam buku ini
(3) Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti
semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama
pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
(4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah
campuran dalam volume, cara pembuatannya
mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding
batu bata yang berhubungan dengan udara luar
dan semua pasangan batu bata di bawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai untuk kamar mandi. WC, Toilet dan daerah
basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2
pasir.
(b) Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan
Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian PC : 1
bagian Daily Bond
(c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran
campuran 1 PC : 5 pasir
(d) Plesteran halus ‘Acian’ dipakai campuran PC dan
air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk
adukan plesteran finishing harus ditambah
dengan additive plemix dengan dosis 200-250
gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
(e) Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan
agar jarak waktu percampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi
30 menit terutama untuk adukan kedap air.
(f) Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan
(g) Untuk beton sebelum diplester permukaannya
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengkat bekisting
atau form tie harus tertutup aduk plester.
(h) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan
beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya)
(i) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus
diberapen dengan memakai spesi kedap air.
(j) Semua bidang yang akan menerima bahan
(finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (serath) untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
(k) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M
dipasang tegak dan menggunakan keping-keping
plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan
bidang.
(l) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding / kolom yang dinyatakan
dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika
ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diizinkan Pemberi Tugas / Konsultan
(m) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda
jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
(n) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai
toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
kontraktor.
(o) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air cepat.
(p) Jika terjadi keretakan sebagai akibat
pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi Tugas /
Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
Konraktor harus selalu menyiram dengan air
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
(q) Selama pemasangan dinding batu bata/beton
bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan
lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
(r) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing
permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
2.4 PEKERJAAN BETON
2.4.1 PEKERJAAN KOLOM
a) Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom,
Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk
disetujui Pengawas Lapangan. Setelah ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan, pembesian kolom baru dapat
dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti
gambar rencana atau atas petunjuk dari Pengawas
Lapangan. Sambungan-sambungan las tidak
diperkenankan. Pembengkokan pada daerah yang
mengalami pengecilan harus linear mulai dari permukaan
bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya.
Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 32 > 12
mm dan BJTP 24 12 mm. Sambungan besi tulangan
25 mm harus menggunakan sistem “sambungan mekanis”
dengan mutu setaraf Riken.
b) Beksting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan
dimensi-dimensinya dan juga posisi vertikalnya. Unting-
unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan harus
mudah dicek oleh Pengawas Lapangan. Pada as-as kolom
harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan
terhadap pengukuran horizontal maupun vertikal. Tanda-
tanda dapat dibuat dari cat dengan warna yang kontras.
c) Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah K
175.
d) Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian kolom. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.
b) Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan
dimensi-dimensinya dan juga posisi horizontalnya.
c) Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K
225.
d) Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.
b) Bekisting
Dalam pemasangan bekisting ring balok, harus
diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi
horizontalnya.
c) Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K
175.
d) Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu
stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini
terjadi, Pengawas Lapangan dapat menghentikan
pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa
ada tambahan biaya.
10 MM SAMPAI 16 MM (TAPI
+/- 5% +/- 0,4 MM
TIDAK TERMASUK Ø 16 MM)
16 mm sampai 28 mm tidak
+/- 4% +/- 0,5 MM
termasuk Ø 28 mm)
2.5.2 BAHAN-BAHAN
a) Kunci 2 (dua) slaag ( kunci SES ) harus berkotak baja,
sekrup dan ungkitnya harus dari bahan yang kuat. Tiap
kunci harus mempunyai minimal dua anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kabel
baja.
b) Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
c) Pegangan dan engsel-engsel harus dari baja yang
digalvanisir dengan memakai ring nilon setarap ARCH
SILVER ukuran 3 x 4 inch, dipasang sekurang-kurangnya
tiga buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut berat beban daun pintu, tiap engsel memikul
beban maksimal 20 kg.
2.8.8 PELAKSANAAN
a) Pemasangan Rangka Atap
(1) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini
(2) Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealant
(3) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodzing yaitu
“rack atau gripper” yang timbul dipermukaan
alumunium harus dihilangkan.
b) Pemasangan Plafond
(1) Langit-langit / plafond bangunan menggunakan
bahan eternit 4 mm yang berkualitas baik.
(2) Semua pekerjaan langit-langit dibuat dengan
permukaan rata, tidak bergelombang dan pecah,
harus lurus dan rata.
(3) Bahan langit-langit yang cacat dan tidak memenuhi
syarat tidak boleh dipakai, pinggiran yang tidak rata
harus diketam dan diamplas.
(4) Setiap tepi ruangan plafond dipasang list plafond
Gypsum profil 10 cm Untuk tepi bangunan bagian
dalam dan 5 cm untuk bagian tepi luar bangunan.
(5) Rangka plafond memakai menggunakan balok kayu
kelas II ukuran 4x6
c) Pemasangan Atap
(1) Digunakan atap Genteng Metal setara Sakura Roof,
pemasangannya harus rapat dan tidak boleh bocor.
(2) Bubungan dipakai bubungan Genteng Metal setara
Sakura Roof. Pemasangan harus menjamin tidak
terjadinya kebocoran.
(3) Papan listplank menggunakan kayu kelas II dan
pemasangan sesuai gambar.
(4) Pemakuan atap harus benar dan tidak boleh ada
pengulangan pemakuan yang akan mengakibatkan
lobang, bila terjadi / ada lobang harus ditutup dengan
mengguakan bahan yang kuat sesuai dengan bahan
atap tersebut.
b) Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
- ASTM
- Keramik Indonesia (NI-19)
- PUBI 1982
c) Material
(1) Spesifikasi Bahan
- Jenis : Keramik Tile, Keramik Plint,
Produk
- Finishing : Berglazzur
- Ukuran : 40x40, 20x20 (anti Slip) dan
20x25
- Warna : ditentukan kemudian.
- Merk : setara Ikad
- Kekuatan tekan : sesuai dengan PUBI - 1982
kg/cm2)
d) Persyaratan bahan-bahan
(1) Keramik seperti tersebut pada spesifikasi.
(2) Semen Portland harus memenuhi NI - 8
(3) Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI
1971 & ASTM
(a) Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi
Tugas setelah diperiksa oleh Pengawas/Perencana
untuk mendapat persetujuan.
(b) Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy
ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
pembuat sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.
(c) Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah
diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
e) Pelaksanaan
(1) Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
membuat Shop Drawing pada keramik
(2) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan ternoda
(3) Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk
dengan ketebalan 5 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
(4) Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasang
ditambah bahan perekat, seperti yang disyaratkan atau
dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.
(5) Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar
rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan
kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan
pengaliran pada daerah basah dan teras.
(6) Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar
dan pada tiap-tiap ruangan terpasang plint atau sesuai
petunjuk Pengawas.
(7) Lebar siar-siar harus sama lebarnya maksimal 3 mm
membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar atau
petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi
berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan
warna keramik (satu warna keramik).
(8) Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
(9) Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus
direndam dalam air hingga jenuh.
(10) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda yg melekat, sehingga benar-benar
bersih, warna keramik tidak kusam/buram.
(11) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
(12) Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dgn
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar
lantai dan dengan ketebalan siar yg sama pula.
(13) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika
terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2.8.4 PELAKSANAAN
a) Pengerjaan
(1) Pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang
terbaik dengan standard pengerjaan yang disetujui
Pemberi Tugas
(2) Pemakaian alat-alat terbaik
(3) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun
b) Pemasangan
(1) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini
(2) Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealant
(3) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodzing yaitu
“rack atau gripper” yang timbul dipermukaan
alumunium harus dihilangkan
2.8.5 PENGUJIAN
a) Jendela
1) Semua jendela tipikal dikerjakan dahulu termasuk
pemasangan kaca
2) Pengawas Lapangan akan menguji kekuatan, kualitas
pekerjaan dan kedap air dari kusen tersebut
3) Pekerjaan yang lain boleh dilanjutkan setelah
pekerjaan disetujui oleh Pemberi Tugas
b) Masa Pemeliharaan
1) Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Pemberi Tugas
berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk
menguji kedapan air, maka Pemberi Tugas berhak
menguji jendela dengan penyemprotan air secara
kontinyu
2) Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya
akibat hujan maupun penyemprotan, harus
diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya
tambahan.
2.9.2 PEMASANGAN
Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen
dalam batas-batas sebagai berikut :
Tunggal Ganda
Ambang bawah 2 mm 2 mm
2.10.3 MATERIAL
a) Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini atau
yang setara Mowilex. Semua bahan cat yang diserahkan
di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang
tertutup rapat dan mempunyai merek /etiket yang
jelas, dan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan
dalam rencana kerja.
b) Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan
petunjuk pabrik, tidak dicampur dan atau ditambah
dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus
dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat
eksterior dan cat interior.Pemakaian cat dasar, plamur
sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan
dengan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya
memuaskan.
c) Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat
yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Pimpro
setelah diperiksa oleh Pengawas Lapangan dan
Pemimpin Proyek.Warna yang dipakai harus mengikuti
petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Pengawas
Lapangan dan Pemimpin Proyek.
2.10.4 PELAKSANAAN
a) Pengecatan Dinding
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan
bahwa permukaan tembok harus bersih, kering dan rata
agar diperoleh hasil yang maksimal.
1) Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah
diplester.
2) Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran
lainnya.
3) Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk
mencegah noda yang diakibatkan oleh penetrasi air.
Keringkan selama + 1 jam.
4) Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan
dinding. Setelah diperoleh permukaan yang halus
dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
5) Ulaskan 2 lapis cat sesuai warna yang diinginkan
dengan memperhatikan :
6) Lapisan pertama encerkan cat dengan air bersih
dengan perbandingan 1 bagian air : 5 bagian cat
(20%).
7) Lapisan kedua Cat tidak perlu dicampur dengan air
8) Dicat lagi sampai rata dan sama tebal & warnanya.
9) Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan
plamuur. Dindingnya sendiri sudah harus rata benar
dan halus.
10) Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik
dan rata (digunakan roll). Penjelasannya harus rata
dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu
antara pelaksanaan lapis pertama dan lapis
selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
persyaratan yang diberikan oleh pabrik.
11) Perbaikan-perbaikan
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus
diperbaiki dengan menggunakan plamuur,
diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai
baik.
b) Pengecatan Langit-Langit
Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan
tembok yaitu :
1) Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer.
2) Kemudian diplamuur, setelah kering diampelas.
3) Sekali lagi dicat dasar dan diampelas lagi.
4) Kemudian dicat lagi sampai rata sama tebalnya, dan
merata warnanya.
5) Alur-alur eternit tidak boleh diplamur (tidak boleh
diisi). Alur-alur harus nampak jelas.
c) Pengecatan Kayu
1) Ratakan permukaan kayu dengan ampelas mesin.
2) Bersihkan kayu dari debu, minyak dan kotoran
lainnya.
3) Ulaskan 1 lapis Melamic.
4) Lanjutkan dengan Pengecatan tahap akhir yaitu :
(a) Jika dipilih pengecatan tranparant, ulaskan 1
lapis Melamic (warnanya akan ditentukan
kemudian).
(b) Apabila menghendaki warna yang lebih tua,
ulaskan kembali 1 lapis lagi.
(c) Jika dipilih pengecatan solid, maka :
(1) Ulaskan 1 lapis penutup untuk meratakan
permukaan kayu.
(2) Ulaskan 1 lapis penutup sesuai warna
yang akan ditentukan kembali.
d) Pengecatan Besi/Konstruksi
1) Bersihkan permukaan dari segala kotoran.
2) Ulaskan 1 lapis QD Red Lead Primer serie 510-2715/
5408 40 mikron.
3) Selanjutnya ulaskan Danmarine Enamel serie 084 -
warna akan ditentukan kemudian.
e) Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1) Warna sesuai dengan yang dikehendaki atau
disetujui Pengawas Lapangan & Pemimpin Proyek.
2) Setiap bidang sama tebal dan warna tidak belang-
belang / warna tidak bercampur-campur.
3) Hasil pengecatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung dari saat pemakaian gedung, tidak boleh
menunjukkan kerusakan seperti :
- Menjamurnya bidang yang sedang dicat.
- Terkelupasnya lapisan cat.
- Lunturnya warna aslinya.
2.11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2.11.1 LINGKUP PEKERJAAN
Untuk keperluan ini pemborong harus menugaskan tenaga
yang berpengalaman dengan mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis. Pemborong
tetap harus bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi
yang dimaksud. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut pemborong harus membuat gambar/diagram
instalasi dengan skala 1 : 100 dan mendapat persetujuan
dari Direksi.Standar referensi yang digunakan untuk
pekerjaan ini :
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1978.
Nasional Fire Protektion Association (NFPA).
Nasional Elektrical Code.
AVE Standard (Belanda).
DIN Standard (Jerman).
British Standard (Inggris).
Gambar “Ass Build Drawing” dari instalasi yang
menggambarkan sebenarnya harus dibuat pemborong.
Gambar ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) bersama Surat
Jaminan Keinstalasian harus diserahkan kepada pemberi
tugas.
2.11.2 PELAKSANAAN
a) Menurut penjelasan-penjelasan atau peraturan-
peraturan uraian ini dengan menggunakan
tegangan/voltage 220 VA atau menurut petunjuk Direksi
dan Konsultan Pengawas.
b) Penjelasan dari bahan-bahan :
1) Pemakaian bahan harus memenuhi spesifikasi teknik
yang disyaratkan dan dalam keadaan tidak cacat.
Berkualitas baik dan memenuhi persyaratan
keamanan kerja.
2) Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, supaya
diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk diperiksa
kualitasnya dan mendapat persetujuan pemasangan.
3) Barang-barang yang sudah diapkir, dalam waktu 2 x
24 jam harus sudah dikeluarkan dari tempat
pekerjaan jika pemborong tidak mengindahkan,
Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya
pemborong.
c) Ukuran Isolasi :
1) Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 1/2 ohm
sampai 0,3 ohm.