Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi teknis pekerjaan Pembangunan SPAM ini meliputi pekerjaan :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pembuatan Sumur Bor Dalam (Deep Well)
3. Pekerjaan Menara
4. Pekerjaan Pembuatan Bak Penangkap
5. Pengadaan Pemasangan Pompa Dan Pipa Transmisi
6. Pekerjaan Pipa Distribusi Dan Accessories

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pembersihan lapangan, pengadaan Direksi keet, pemasangan
bouwplank, dan pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
2.0. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu wajib memeriksa keadaan
lokasi dan permukaan bidang dimana direksi keet, pemasangan bouwplank dan papan
nama akan dipasang. Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau
kesalahan pada permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas
Lapangan.
3.0. PENGADAAN DIREKSIKEET
Pemborong sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu wajib mendirikan
bangunan kantor/Direksi Keet dan los bahan yang terdekat dengan lokasi pekerjaan
3.1. Bahan Direksikeet
pekerjaan pembangunan dibuat dari rangkat kayu borneo klas II/sekelas dolken dia 8/10
400cm , dinding triplex, atap seng gelombang diberi alas, penerangan dan komplit
dengan meja dan bangku yang diperlukan serta perlengkapan lapangan yang diperlukan
antara lain topi lapangan, sepatu lapangan dan jas hujan dan untuk ruang kamar mandi
dari bata diplester, beserta sanitasinya, yang direncanakan sesuai dengan ukuran dan
petunjuk pimpinan pelaksana. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai penempatan
bekas direksi keet, gudang bahan dan perlengkapannya menjadi milik pemberi tugas.
3.2. Pelaksana Pekerjaan
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana direksikeet dan los bahan akan
dibangun. Pembangunan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan
pada permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas Lapangan.
Pembangunan Direksikeet dan los bahan harus dirancang dan disesuaikan deangan
kondisi lapangan dan dibuat sehingga dirasa nyaman oleh Direksi. Penyedia
barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka waktu
yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Dalam pemasangan dari bahan kayu harus diperkuat dengan paku 2”-5” yang
disesuaikan dengan bahan dan dimensi kayu serta harus yang kuat dan cukup
jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan terhadap bangunan direksikeet
tersebut. Dan untuk ruang kamar mandi dari batamerah diplester dengan adukan 1:2
yang dipasang rapi, beserta sanitasinya, yang direncanakan sesuai dengan ukuran dan
petunjuk pimpinan pelaksana.
4.0. PEMASANGAN BOUWPLANK
Pemborong wajib melakukan pengukuran-pengukuran/pematokan dan pemasangan
bouwplank menurut gambar rencana yang disesuaikan dengan keadaan lapangan dan
harus bertitik tolak pada titik ikat (benchmark) atau patokan-patokan lain seperti
ditentukan dalam gambar dengan persetujuan Pimpinan Pelaksana.
4.1. Bahan Bouwplank
Bahan yang di gunakan adalah kayu borneo 5/7 kelas II dan kayu papan Albasia dengan
bentuk dan dimensi serta ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
4.2. Pelaksana Pekerjaan
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana bouwplank akan dipasang.
Pemasangan kayu dan papan dipaku sesuai dengan gambar kerja serta bentuk dan
dimensi serta ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerjadan disetujui
Pengawas Lapangan.
5.0. PAPAN NAMA
Pemborong wajib membuat papan nama proyek dari kayu papan Albasia, dengan
rangka kayu borneo klas 2 dan dipasang dengan dua buah tiang kayu penyangga tinggi
1,80 meter dan sesuai petunjuk Pimpinan Pelaksana (contoh terlampir).
5.1. Bahan Papan Nama
Bahan yang di gunakan adalah kayu kayu papan Albasia, dengan rangka kayu borneo
klas 2 dan dipasang dengan dua buah tiang kayu penyangga tinggi 1,80 meter dengan
bentuk dan dimensi serta ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
5.2. Pelaksana Pekerjaan
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan dipasang.
Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada
permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas Lapangan. Pasang
papan nama pada lokasi-lokasi seperti ditentukan kemudian. Pastikan semua papan
nama terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara sesuai ketentuan.
Jangan memasang papan nama di atas pintu atau permukaan lainnya sebelum
pekerjaan pada bagian-bagian tersebut diselesaikan.
5.3. Perlindungan.
Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya serta bahan-bahan dari kerusakan
selama pekerjaan berlangsung sampai selesai. Bungkus pekerjaanyang telah selesai
dengan kertas, lembaran plastik atau pita kedap air untuk pengiriman dan penyimpanan
dan dilindungi dari kerusakan selama pemasangan.
5.4. Perbaikan dan Pembersihan.
Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki. Papan nama yang
tidak dapat diperbaiki harus diganti dengan yang baru. Bersihkan bingkai dan
permukaan papan nama agar diperoleh hasil yang baik.
5.5. Aplikasi Grafis.
5.5.1. Aplikasi tulisan pada panel dengan proses cetak saring. Cetakan harus dibuat dari
saringan foto yang disiapkan dari karya asli Cetak saring dibuat dengan potongan
tangan/manual tidak diperkenankan.
5.5.2. Karya asli harus ditetapkan sebagai pekerjaan seni yang merupakan reproduksi
generasi pertama pekerjaan tersebut. Sisi-sisi dan sudut-sudut harus bersih. Sudut-
sudut membulat, potongan atau sisi-sisi yang kasar /tidak rata, permukaan yang tidak
rata atau cacat tidak diterima.
6.0. LAIN-LAIN
a. Pemborong harus menyediakan peralatan seperti mesin pengaduk beton (beton
molen), pompa air, alat-alat gali, alat-alat pengangku serta alat-alat lain yang
diperlukan.
b. Kontraktor harus menyediakan seluruh kebutuhan tenaga ahli teknik untuk keperluan
melayani penanganan pekerjaan konstruksi sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan seperti menyangkut masalah mutu, performance, dan ukuran-ukuran.
Pada awalnya tenaga-tenaga tersebut, utamanya harus ditugaskan dalam pekerjaan
survey lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survey untuk
menentukan kondisi fisik lapangan.

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan Penggalian
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk : Pondasi Lantai Menara air Jalur
instalasi air dan listrik Pondasi Rumah Pompa Pondasi Bangunan Penangkap air
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja
b. Pekerjaan Pengurugan
Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan pemadatan tanah untuk : Penimbunan
galian tanah dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi Sumur jetpump
Penimbunan galian tanah dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pondasian Dan
lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1.1 PENGUPASAN LAPISAN TANAH
a. Pemborong harus melakukan pengupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi
proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan datar / rata / bersih yang bebas
dari sisa-sisa rumput liar dan material lain yang dapat mengganggu.
b. Ketebalan pengolahan tanah minimal 20 cm dari permukaan tanah asli. Tanah
sampah bekas Stripping (kupasan) harus dibuang jauh dari lokasi pekerjaan/sesuai
dengan petunjuk Direksi.
1.2 GALIAN TANAH
Galian lubang atau menerus pada permukaan Lahan dilaksanakan pada : Semua
bagian untuk pekerjaan galian Pondasi Lantai Menara Air dan Lubang Bor Semua jalur
untuk pekerjaan drainase Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa
Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
Galian lobang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik Iebar,
panjang, dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar, Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai
penyelesaiannya.
1.3 PEKERJAAN PENGURUGAN
Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanakan pada : Semua Bekas bagian untuk pekerjaan
galian Pondasi Lantai Menara Air Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase Semua
bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa Semua bekas jalur untuk
pekerjaan pemasangan instalasi listrik Semua bagian yang harus ditinggikan dengan
menimbun tanah baru
Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan.
1.4 SUMBER PENGGUNAAN MATERIAL
a. Bahan material bekas galian yang digunakan untuk urugan harus seijin/disetujui
Direksi.
b. Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang diambil
harus dari satu sumber dan disetujui Direksi. Pekerjaan pengurugan dimulai, tanah yang
sudah dibersihkan harus dilakukan pemadatan.
c. Bahan material Pekerjaan adalah bahan produk dalam negeri standar sni di upayakan
bahan alam yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.
d. Apabila bahan material susah di dapat di lapangan kontraktor wajib mencari alternatip
lain dan harus disetujui Direksi.
1.5 TANAH DASAR YANG KURANG BAIK
Direksi mempunyai wewenang apabila menghendaki agar tanah yang kurang baik
mutunya digali sampai kedalaman tanah yang dianggap memadai mutunya sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
1.6 PEKERJAAN PENYELESAIAN TANAH
a. Permukaan akhir yang dicapai harus sesuai dengan keperluan ketinggian (peil batas),
kemiringan melintang dan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
b. Pemborong bertanggungjawab atas stabilitas dari timbunan tanah dan harus
mengganti bagian-bagian yang rusak yang akibatnya karena kecerobohan/ keteledoran
Pemborong dan akibat dari aliran air yang kurang terkendali.

PASAL 3
PENGEBORAN SUMUR DALAM
1.0. PENGEBORAN SUMUR
Meliputi pekejaan penentuan titik pengeboran, pembuatan kolam spulan, saluran
Lumpur dan pengamanan areal untuk memudahkan dalam pekerjaan pemasangan
tangkai mata bor serta landasan landasan penempatan peralatan menara dan mesin
pengeboran.
1.1. Pekerjaan Pembuatan Landasan Menara Bor
Landasan Menara Ditempatkan disekitar titik Pengeboran, bahan yang digunakan
adalah spesi campuran beton tumbuk 1 : 2 : 3 tanpa tulang tebal landasan minimal 15
cm ( lihat gambar ) sehingga menara kokoh dan stabil ditempatnya.
1.2. Pekerjaan Pembuatan Spulbak Dan Sal.Lumpur
Spulbak dibuat dengan menggali tanah kedalaman kurang lebih 60 M dengan lebar 2.
00 m dan panjang 3. 00 m (sesuai gambar) . dinding dan Lantai Spulbak dilapisi spesi
plesteran dengan campuran 1 : 3 dilapisi acian yang waterproof. Sedangkan saluran
Lumpur dibuat sedemikian rupa sehingga saluran tersebut berfungsi juga sebagai
saluran endapan agregat sumur dalam. Lokasi dan bentuk sesuai gambar kerja.
1.3. Pengadaan / Pengolahan Lempung
Penempatan Lempung pelumas/perekat Pengeboran disimpan dekat Spulbak dengan
jumlah yang cukup memadai dan kualitas Lempung benar - benar tanah liat dan kenyal
tanpa ada batuan dan pasiran yang mengganggu serta BD Lempung harus diukur
dengan benar. Campuran antara Lumpur dan air untuk mengikat aggregat dalam sumur
campurannya harus sesuai dengan keadaan jenis lapisan yang sedang di bor (sesuai
arahan dari pengawas lapangan).
2.0. ALAT DAN PERALATAN PENGEBORAN
- Alat dan peralatan pengeboran yang terdiri dari :
- Menara bor yang terbuat dari besi siku ketinggian menara minimal 4 M
- Tangkai / stang bor
- Mata bor terdiri dari Mata bor pendahuluan, Mata bor medium dan mata bor
untuk rouming
- Mesi bor yang memadai untuk kedalaman sumur minimal 40 M
- Peralatan Cadangan seperti Hamer, Mata bor Tabung, slang spiral dll.
- Mesin Pompa Spull yang sanggup mendorong Lumpur dari kedalaman 60 meter.
- Mesin Mixer Pengolah Lumpur
- Genset dan peralatan pengunci yang memadai serta alat lainnya.
3.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR
3.1. Penurapan
Sebelum dilaksanakan pengeboran untuk mencegah longsoran tanah permukaan
sebaiknya tanah digali dengan bor sicloop sampai kedalaman 1 atau 2m dan
pinggirannya diberi casing penurapan dia. 40 cm. (lihat gambar).
3.2. Pemasangan Rig / Mesin Bor
Stabilitas menara bor dan mesin bor harus benar - benar teruji dicoba dengan cara Test
kesetabilan, bila menggunakan mesin Bor electro kabel power arus listrik harus benar -
benar aman deri berbagai jenis gangguan lalulintas barang dan orang , Isalator Kabel
tidak aus dan banyak sambungan, Pemasangan NFB dan NCB harus diberi peneduh
dan pengaman yang permanen (Tata tertib dilapangan dikonsultasikan dengan
pengawas lapangan dan dengan petugas keamanan dari pfihak user). Rangka menara
bor ditempatkan sedemikian rupa tepat pada Landasan dan titik lubang pengeboran,
Menara ditempatkan tegak lurus kokoh dan kekar. Bila diperlukan menara harus
ditopang atau dibincang dengan kawat sling untuk menstabilkan ketika terjadi
guncangan mesin.kesalahan dalam merangkai menara bor mengakibatkan lubang
sumur tidak tegak lurus.
3.3. Pemasangan Pompa sirkulasi lumpur dan Mixer
Pompa sirkulasi (spul) dan Mixer lumpur ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu
sama lain tidak saling mengganggu
3.4. Pemasangan Stang Bor
Tangkai bor harus benar benar lurus tidak melintir, drat luar dan drat dalam tangkai bor
tidak aus dan tidak berkarat, Spesifikasi tangkai bor ini harus teruji agar tidak terjadi
permasalahan dalam pelaksanaan pengeboran Konek antara Tangkai bor dengan Mata
bor harus kokoh kuat dan Stabil. Penggunaan mata bor harus sesuai dengan kondisi
lapisan tanah yang sedang di bor dan geligi lager mata bor harus stabil tidak goyang
(pesisi).

PASAL 4
PEKERJAAN KONTRUKSI MENARA AIR
Konstuksi menara air terdiri dari beberapa bagian dan bahan yang satu sama lain saling
behubungan dan berkaitan Antara lain sebagai berikut ; Pondasi Menara, Lantai Menara,dan
Pengadaan Besi Siku meliputi seluruh bagian dari konstruksi rangka menara air mulai dari
Badan Konstruksi dan Konstruksi lantaidan penahan Torn. Semua Bahan besi tulangan, Besi
Siku dan peralatan harus dengan kondisi baik bebas karat, tidak cacat lurus dan sesuai dengan
spek Teknis yang diinginkan.
Pengadaan Bahan Besi Siku harus diterima dan disetujui pengawas lapangan dan pihak direksi.
Besi Siku yang berfungsi sebagai rangka menara yang digunakan adalah Besi Siku Ukuran
100.100.10. dan 70.70.7 disambung satu dengan lainnya dengan cara di las listrik, pada setiap
titik sambungan bout yang berfungsi untuk membantu kekekaran / kekokohan sambungan.
(Lihat gambar detail).
3.1 PEKERJAAN KONSTRUKSI MENARA AIR
3.1.1 Lingkup PekerjaanPekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pelaksanaan
Konstruksi Menara Air seperti tercantum dalam Gambar kerja antara lain :
a. Pekerjaan Tanah Menara Air
b. Pekerjaan Pondasi Menara Air
c. Pekerjaan Lantai Menara Air
d. Pekerjaan Konstruksi Rangka Menara Air
e. Pekerjaan Saluran Drainase dan Perpipaan
f. Dan lain-lain Sesuai Gambar Kerja
3.1.2 Persyaratan Bahan
3.1.2.1. Pekerjaan Tanah Menara Air
a. Bahan material bekas galian yang digunakan untuk urugan harus seijin/disetujui
Direksi.
b. Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang diambil
harus dari satu sumber dan disetujui Direksi. Pekerjaan pengurugan dimulai, tanah yang
sudah dibersihkan harus dilakukan pemadatan.
c. Bahan material Pekerjaan adalah bahan produk dalam negeri standar sni di upayakan
bahan alam yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.
d. Apabila bahan material susah di dapat di lapangan kontraktor wajib mencari alternatip
lain dan harus disetujui Direksi.
3.1.2.2. Pekerjaan Pondasi Menara Air
a. Untuk pondasi menara mebgunakan strusepile dan plat. Untuk rumah pompa
mengunakan pondasi batu kali, batu yang dipakai mempunyai sisi tajam, keras serta
bersih dari Lumpur, mempunyai 3 muka pecahan dan harus mendapat persetujuan
Pimpinan Pelaksana terlebih dahulu.
b. Campuran yang dipergunakan untuk pondasi adalah 1Pc: 2Ps: 3Kr. pondasi rumah
pompa mengunakan batu kali 1 pc : 4 Psr dengan pakai muka batu segi enam.
c. Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kali harus memenuhi syarat-
syarat NI-8 dan mendapat persetujuan dari Pimpinan Pelaksana Selama pengangkutan
semen harus dilindungi terhadap hujan/cuaca serta dilever dalam bungkus asli.
d. Air yang digunakan untuk pengadukan harus bersih, bebas dari zat-zat yang
merusak, mempengaruhi daya ikat semen.
e. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, keras tidak berpori awet artinya tidak
mudah pecah atau hancur bebas dari tanah liat dan bahan-bahan lain yang mudah
membusuk dan mempengaruhi daya ikat semen. Sebelumnya pemborong rnenyerahkan
contoh pasir yang akan digunakan kepada Pimpinan Peiaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
f. Untuk Pekerjaan Sloof Jenis Semen, Air Sama dengan diSyaratkan Pada pekerjaan
Batu kali.agregat harus Keras tak berpori. Penulangan berdiameter sesuai dengan
gambar kerja dan harus bersih dari minyak, kotoran cat, karat atau bahan-bahan yang
merusak lain, dan Mutu beton yang digunakan adalah mengunakan campuran 1Pc: 2Ps:
3Kr
3.1.2.3. Lantai Menara Air
a. Air yang digunakan sama dengan yang disyaratkan pada pekerjaan pasangan batu
kali.
b. Jenis semen yang digunakan sama seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
pasangan batu kali.
c. Agregat kasar harus keras tidak berpori, awet artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Tidak boleh mengandung lumpur atau zat-zat yang merusak beton.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras, tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan yang mengurangi kekuatan beton.
d. Mutu beton yang digunakan adalah K.225 standard Peraturan Beton Indonesia (PBI)
1971.
e. Penulangan berdiameter sesuai dengan gambar kerja dan harus bersih dari minyak,
kotoran cat, karat atau bahan-bahan yang merusak lainnya.
f. Detail pembengkokan besi beserta toleransinya harus sesuai dengan yang
disyaratkan pada Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
g. Besi beton harus ditumpuk lepas dari tanah dan tidak boleh ditempatkan pada udara
terbuka terlalu lama.
h. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm dan harus diikat
kuat pada posisinya yang tepat, sehingga mencegah lepas pada waktu pengecoran.
i. Cetakan beton harus memakai kayu berkualitas baik atau kayu lapis yang tebainya
tergantung kepada kualitas dan jarak dari tumpuan cetakan.
3.1.2.4. Konstruksi Rangka Menara Air
bahan baja yang digunakan diantaranya : Baja Siku 100.100.10 dan 70.70.7, harus baru
dari jenis yang sama kwalitasnya, dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di
Indonesia dan Standard ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum
3700kg/cm2.dan Baja Siku harus menggunakan Baja jenis terbaik, dimensi sesuai
Gambar Kerja.
3.1.2.5. Saluran Drainase dan Perpipaan
a. Jalur Drainase dibuat dari adukan Semen 1:2 dibuat sesuai Gambar Kerja dan Pipa
PVC harus menggunakan pipa jenis terbaik, Sekelas RUCIKA dimensi sesuai Gambar
Kerja.
3.1.2.6. Lain-lain
a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari leveransir
yang dikenal dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Semua bahan tersebut
harus lurus, rata permukaan tidak cacat, bebas karat, noda-noda lain yang dapat
mengurangi mutunya.
b. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya,
bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya sesuai dengan dalam Gambar
Kerja.
c. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
3.1.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Penyambungan Besi Siku
3.1.3.1. Pekerjaan Tanah Menara Air
a. Galian Tanah
Galian lobang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik Iebar,
panjang, dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar, Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai
penyelesaiannya.
b. Urugan Tanah
Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua pekerjaan pondasi batu kali, lantai
kerja dan dibawah pasangan batu krop Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta
peil-peil yang telah ditetapkan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar, Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai
penyelesaiannya.
3.1.3.2. Pekerjaan Pondasi Menara Air
a. Untuk pasangan batu kali, batu yang dipakai mempunyai sisi tajam, keras serta bersih
dari Lumpur, mempunyai 3 muka pecahan dan harus mendapat persetujuan Pimpinan
Pelaksana terlebih dahulu.
b. Pada seluruh pasangan batu kali dipasang terlebih dahulu pasangan batu kosong
yaitu berupa pasangan batu kali tanpa adukan, disusun tegak satu persatu dan diisi
pasir (aanstamping).
c. Bila pada lubang galian terdapat banyak air genangan disebabkan oleh air tanah
maupun air hujan, maka seluruh pasangan dimulai, setelah terlebih dahulu air yang ada,
dipompa hingga dasar galian menjadi kering. Pemborong diwajibkan mengulangi
pekerjaan tersebut diatas bila Pimpinan Peiaksana masih memandang belum kering,
dan hal ini menjadi tanggung jawab pernborong sepenuhnya.
d. Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung penghentian pondasi
harus bergerigi agar pada waktu penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna serta selama pemasangan harus dilindungi terhadap hujan.
e. Jika dalam pelaksanaannya terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut gambar,
Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai penyelesaiannya.
3.1.3.3. Konstruksi Rangka Menara Air
a. Penyambungan dan Pemasangan
1. Pengelasan
1.1. Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Besi siku yang akan dilas harus
bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan
permukaannya harus halus. Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan datar
1.2. Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan dibengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda pekerjaan
ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjan las dapat dilakukan dengan baik dan
teliti. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli dan harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.
1.3. Las perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari suatu benda) saling berdekatan, harus
digunakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas terepas apakah
diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena
cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.
1.4. Macam dan Tebal Las Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk Konstruksi minimum ½ tV2
dimana t adalah tebal bahan terkecil. Panjang las minimum 4xtebal bahan atau 20 mm Panjang
las maksimum adalah 20 x tebal bahan. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama
dengan kekuatan baja yang dipakai.
1.5. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Las yang menunjukan cacat harus dipotong
dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.
2. Mur Baut
2.1. Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar Kerja.
2.2. Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang
merata antara satu dengan yang lainnya.
b. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, Gilingan, Maratakan dan lain-lain.
1. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar Bila bekas pemotongan
c. Menembus, Mengebor, dan Meluaskan Lubang.
1. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang tepat, boleh
berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
2. Semua lubang harus dibor
3. Untuk lubang pada bagian Konstruksi yang disambung dan harus dijadikan satu dengan
alat/komponen penyambung, dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata
tidak sesuai, lubang diubah dengan dibor atau diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh
melebihi 0,5 mm. Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus dibersihkan.

PASAL 5
PEKERJAAN PIPA
1. Pipa Tekan adalah pipa penghantar air dari mesin jetpump sampai titik konek Jetbody
Injector dengan jalur pipa distribusi bahan yang digunakan adalah Pipa PVC SNI 12.5Ø 3 inchi.
2. Pipa hisap adalah pipa penghantar air dari pompa melalui Pipa GIP Ø 2” sampai ke mesin
pompa strifugal yang nantinya akan disalurkan ke torn dengan jalur pipa distribusi bahan yang
digunakan adalah Pipa PVC SNI 12.5 Ø 3 inchi.
3. Pipa Saring adalah pipa penghantar air dari dalam bawah titik sumur air sampai titik konek
yang dilubang saring min +2mm dengan jalur pipa distribusi bahan yang digunakan adalah Pipa
HDPE SNI 12.5 Ø 3 inchi
4. Penyambungan pipa naik digunakan Socket langsung bukan socket coran, bahan socket
langsung adalah dari bahan Galvanis, semua sambungan yang ber drat diberi sealtape dan
sambungan sesuai dengan standard yang berlaku. (lihat gambar).
5. Pada ujung bagian atas pipa naik di pasang unit conektion dengan pipa distribusi yang tediri
dari : Elbow, Doble Nevel Soket langsung dan Plenes (lihat gambar). Cara pemasangan Pipa
naik dengan pipa jaringan distribusi harus mengikuti aturan PPI-1979: Pedoman Plumbing
Indonesia.
6. Jika dalam pelaksanaannya terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar, Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai penyelesaiannya.

Pasal 6
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan
berikut penyerahan seluruh system, Kelistrikan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan pada Gambar Kerja.diantaranya :
Instalasi Listrik untuk Pompa Jetpump Instalasi Listrik induk dari panel PLN
2.Standar/Rujukan
2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
2.2. International Electrotechnical Comission
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)
3. Prosudur Umum
3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
3.1.1. Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis
bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Engineer untuk
disetujui.
3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Engineer untuk disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini. Gambar Detail Pelaksanaan
harus lengkap dan berisi tata letak dan detail-detail yang diperlukan.
3.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang
lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
menyampaikannya kepada Engineer untuk dicarikan jalan keluarnya.
3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur
kabel dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama
mungkin. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya
yang berkaitan, harus diperiksa.
3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor
lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
bahan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
6.3.3. Pengiriman dan Penyimpanan
3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru,
bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang
diperlukan.
3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.
3.4. Ketidak sesuaian
Enjinir berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak
memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis. Kontraktor harus
segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai,
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
4 Persyaratan Bahan
a. Kabel yang digunakan adalah kabel yang memenuhi SPLN dan LMK yang ditandai
dengan adanya tulisan pada kabel tersebut
b. Jenis Kabel yang digunakan adalah sebagai berikut: Instalasi Power induk Dari panel
PLN adalah jenis kabel NYY 3x 4 mm Instalasi Power untuk pompa jetpump adalah jenis
kabel NYY HY 3x 2,5 mm Instalasi Listrik untuk Elelktroda adalah jenis kabel NYY HY 3
x 1,5 m
c. Panel Pompa
Panel Pompa dipasang pada Rumah panel,sesuai yang tercantum pada gambar kerja,
panel dilengkapi dengan kabel Arde BC-16 mm2,tertanam ditanah sehingga mempunyai
tahanan pentanahan maksimal 2 ohm 30.5 Pelaksanaan Pekerjaan
- Pemasangan Penerangan
- Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan, komponen, tenaga
kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system penerangan terpasang
dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Jika Kontraktor bermaksud menggunakan perlengkapan penerangan selain dari
yang telah ditentukan, perlengkapan pengganti berikut data fotometrik harus
diserahkan kepada Engineer untuk disetujui dengan mengacu pada ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini. Informasi tambahan seperti cara menggantung, penyelesaian
dan/atau contoh bahan perlengkapan harus diserahkan atas permintaan
- Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang dianggap perlu dengan dihadiri
Engineer. Semua system dan peralatan harus dioperasikan agar berfungsi sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh
Kontraktor.
- Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Engineer sebelum serah terima pekerjaan.
- Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentukan oleh Engineer.
- Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk menganti setiap peralatan/perlengkapan yang
rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar cahaya sampai pada saat
pemeriksaaan terakhir dan penyerahan kepada Engieer.

PASAL 7
PENGECATAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini yang
dilaksanakan pada seluruh pekerjaan. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan
eksterior dan interior harus dicat dengan standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat
dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
2.0. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Standard (BS).
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua warna
ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu
Skema Warna.
3.2. Contoh dan Pengujian
3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada di
dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga
puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang
benar-benar dapat mewakili.
3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut
diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan 1 (satu)
contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna memberikan kemungkinan untuk
pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat
setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik
pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar
kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil
acuan pada cat-cat hasil produksi ICI/Danapaints, atau yang setara.
4.2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran,beton,
gypsum dan semen berserat.
Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.
Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk permukaan
lapis besi/baja.
4.3. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara:
Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion untuk permukaan interior plesteran, beton,
gypsum dan panel semen berserat. Setara Vinilex.Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic
Emulsion khusus untuk permukaan eksteriorplesteran, beton dan panel semen berserat.
Setara Weather shield dari Vinilex. Synthetic Enamel/Synthetic Super Gloss untuk
permukaan kayu dan besi/baja. Setara Dulux-Super gloss dari ICI-Dulux dan Danalux
dari Danapaint.
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
5.1.Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
5.1.1. Umum
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum
pelaksanaan persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau
pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain
bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala
di atas 380C Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jatuh di atas permukaan cat yang baru dan basah.
5.1.2. Pengecatan Permukaan Plesteran dan Beton.
- Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau
semen yang dicat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan plesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
- Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga
garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur lemak minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
- Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan mempersiapkan selang
waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
5.1.3. Pengecatan Permukaan Barang Besi/Baja.
a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir / sand
blasting sesuai standar Sa 2 ½. Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya
harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain
bersih. Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel.
Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini. Barang/besi atau baja yang telah dilapis
dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik sebelum maupun sesudah
pemasangan dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus segera dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat
kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan cat yang sama dengan telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.
5.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan
diatas.
5.3. Pelaksanaan Pengecatan.
5.3.1.Umum
Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat,
penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur. Usaha untuk
menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan semua lapisan harus
diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian tepi,
sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan
permukaan-permukaan di sekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan yang
akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi lapisan cat dasar terlebih
dahulu.
5.3.2.Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan keadaan cuaca
dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan
ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut:
5.3.3.Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras, membentuk
selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya. Cat harus diaduk, disaring
secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda pengecatan, maka
cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk
yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer
yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis dibawahnya).
5.3.4.Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas ataurol.
Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dengan kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya
dengan kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

PASAL 8
PEKERJAAN POMPA
1. Peralatan Pompa
2.1. Umum
a. Penyedia Jasa harus menyampaikan pompa dan perlengkapannya sesuai
spesifikasi yang ditentukan. Penyedia jasa harus menyampaikan spesifikasi yang
lengkap termasuk kurva performance dan shop drawing. Semua peralatan harus
baru dari Pabrik dan memiliki kwalitas material terbaik dan desain dengan
kokoh/kuat dan tidak keropos.
b. Ukuran standar yang dipergunakan untuk pompa ini adalah SII (Standar Industri
Indonesia) dan apabila dalam standar SII tidak ada maka yang digunakan Standar
International yang dapat diterima dan standar desain pabrik yang dipakai setidak-
tidaknya sama ata sesuai dengan spesifikasi teknik yang diterapkan.
c. Penawar harus mengetahui bahwa didalam evaluasi teknis akan dipertimbangkan
mengenai performance pompa yang ditawarkan harus melalui batas kerja yang
ditetapkan.Operasi dari pompa harus dapat mencapai titik optimum performance
dan variasi debit aliran dari kriteria ini tidak melampaui 15%.Semua pompa harus
mampu bekerja secara kontinyu pada titik kerja yang ditetapkan.
d. Pada Pompa harus terpasang label dari bahan tahan karat yang menjelaskan
spesifikasi mengenai Nama Pabrik,Debit Pompa,Head,Model dan Kode Nomer
seri dan data-data lain yang diperlukan.
e. Flange hisap dan tekan harus sesuai dengan Standar ISO 2531 PN 10
f. Semua perlengkapan harus didesain untuk operasi secara terus menerus
(kontinyu)dengan temperatur +/- 35 derajad celcius dengan kelembaban +/- 95%
g. Pompa didesain secara aman dalam pengoperasiannya untuk melindungi personil
operator dari bagian-bagian pompa yang bergerak.
h. Pada pompa tersedia lubang-lubang untuk memberikan minyak pelumas untuk
service secara kontinyu.
i. Semua peralatan mekanikal dan elektrikal harus diadakan uji coba secara terus
menerus selama 2 x 24 jam yang disupervisi dari penyedia barang.

2.2. Pompa Submersible.


a. Pompa Submersible harus memiliki couple elektrik yang kokoh yang sesuai untuk
dioperasikan dalam lubang sumur bor dengan diameter tertentu.
b. Pompa Submersible dengan rate power lebih dari 30 kW motor power input harus
menggunakan sistem basah
c. Pompa Submersible dengan rate power lebih kecil dari 30 kW bisa mengguna kan
salah satu desain sistem electric basah atau kering.
d. Air yang akan dipompa dari sumur bor terbebas dari pasir dan kerikil.
e. Pompa yang ditawarkan terbuat dari bahan stainless steel.
f. Badan pompa harus terpasang dalam bagian terpisah untuk tiap tingkat,terpasang
menjadi satu secara akurat dengan baut2 dari bahan stainless steel.
g. Desain pompa yang dikehendaki adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang
mudah untuk diganti seperti impeller,,stage cassing dan sebagainya.
h. Semua bagian2 yang dapat aus seperti bearing linier dan trust bearing harus dapat
diganti/diperbaiki dengan cara yang mudah.
i. Segala bentuk perubahan dan penyesuaian spesifikasi pompa berdasarkan hasil
uji pompa sumur dalam, harus ada persetujuan dari konsultan pengawas dan
direksi
2.3. Standar Pemakaian Material
Setara Grundfos,Lowara,Ebara
2.4. Uji Coba.
Setelah pemasangan pompa harus dilakukan uji coba selama 2 x 24 jam dan Dibuat
berita acara yang ditanda tangani oleh pelaksana dan pengawas lapangan.

PASAL 8
PEKERJAAN TANDON
1. Profil Tank / Tandon / Reservoir
Profil Tank yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum
pernah dipergunakan untuk instalasi lain sebelumnya.
Profil tank yang digunakan minimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bahan baku tandon terbuat dari Polyethylene (PE) yang diakui oleh FDA (Food and
Drug Administration)
2. Tandon air harus memiliki ketahan terhadap panas sebesar 80 °C dan memiliki anti
radiasi sinar UV Matahari
3. Tandon Air harus tahan terhadap benturan
4. Tandon Air harus memiliki lapisan anti pertumbuhan lumut dan jamur
5. Tutup tandon air harus berulir agar tutup tandon tiidak mudah lepas

2. Standar Pemakaian Material


Setara Pinguin,Dyno Tank, Profil

PASAL 9
PEKERJAAN LAIN-LAIN / PENUTUP

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan


akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan Kontraktor. Bila
diperlukan akan dibicarakan bersama konsultan perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumken lelang ini dan pada penjelasan
ternyata diperlukan, akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi

DILAR DARMAWAN, ST., M.MT.


Penata
NIP. 19750112 200604 1 022

Anda mungkin juga menyukai