TIM TEKNIS
Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW)
Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST.MT (Kepala Bidang TM Perkim)
Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid TM Perkim)
Nur Fajri Arifiani, ST., MT., M.Eng (Kasubbid TM Perkim)
PENYUSUN
Dr. Ir. Tri Joko, M.Si (Praktisi)
NARASUMBER
Riche Noviasari, ST., M.Eng.Sc (Direktorat Pengembangan SPAM)
Dr. Ir. Alex. A. Chalik., MM., MT (Widyaiswara)
Ir. Danny Sutjiono (Praktisi)
Ir. Hilwan, M.Sc (Praktisi)
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Commissioning Test
Bidang SPAM.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pengajar, adanya kesempatan
tanya jawab, curah pendapat,diskusi dan studi kasus.
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau white board dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan/atau bahan ajar
A. Latar Belakang
Dalam menunjang pembangunan nasional bidang Air Minum, upaya
perlindungan bagi penyelenggara dan pemanfaatan air minum yang sudah
menyesuaikan dengan kondisi di lapangan serta merespon perkembangan IPTEK
yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara tersebut, maka perlu melakukan
Commissioning untuk Unit Paket Instalasi Pengolahan Air Minum.
Sistem commissioning ini akan banyak digunakan oleh Pemerintah maupun
badan-badan usaha dalam proyek-proyek penyediaan air minum. Sehingga
dengan adanya standar ini akan memberikan kemudahan bagi perencana dan
penjaminan mutu bagi para produsen, pengguna dan pengelola air minum.
Commissioning dilakukan dengan menilai kinerja setiap unit proses dan operasi
pada IPA, dan membandingkan dengan parameter proses dan operasi pada
dokumen perencanaan.
B. Deskripsi Singkat
Modul Commissioning Test Bidang SPAM ini disusun dengan maksud agar
peserta dapat menjelaskan tentang tahapan proses commissioning dalam
Instalasi Pengolahan Air.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu
memahami dan menjelaskan mengenai Commissioning.
F. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk mata pelatihan“Commissioning Test Bidang SPAM”pada peserta
pelatihan teknis ini adalah 3 (tiga) jam pelajaran (JP) @45 menit (135 menit).
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
mengetahui persyaratan commissioning IPA.
B. Pendahuluan
1. Maksud
Commissioning IPA dimaksudkan untuk memeriksa kinerja sistem dari
seluruh unit IPA, sehingga dapat memastikan, bahwa spesifikasi dan
ukuran yang dipasang sudah sesuai dengan perencanaan berdasarkan:
Revisi SNI 19-6773-2002 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air
Konstruksi Baja dan Revisi SNI 19-6774-2002 Tata Cara Perencanaan Unit
Paket Instalasi Pengolahan Air serta Revisi SNI 19-6775-2002 Tata Cara
Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi.
2. Tujuan
1. Menilai kehandalan kinerja instalasi pengolahan air minum yang
baru dibangun sesuai dengan perencanaan;
2. Menilai fleksibilitas kinerja instalasi pengolahan air minum yang
baru dibangun;
3. Memberikan rekomendasi dan perbaikan-perbaikan, apabila
terdapat ketidaksesuaian untuk operasi dan pemeliharaan
berdasarkan perencanaan.
4. Ruang Lingkup
Penilaian produk IPA yang akan di commissioning meliputi pekerjaan
sebagai berikut: Berlaku untuk semua kapasitas Instalasi Pengolahan
5. Persiapan Pelaksanaan
a. Uji coba terhadap kinerja masing-masing unit dan terhadap
keseluruhan proses IPA dari mulai air baku sampai menjadi air
minum
b. Penetapan tim pelaksana
6. Persyaratan
Umum
Persyaratan commissioning IPA, meliputi:
- IPA yang baru selesai dibangun dan akan mulai dioperasikan
dan atau difungsikan
- Tersedianya standar untuk pengujian
- Tersedianya alat ukur debit
- Hasil uji commissioning ditandatangani oleh tim
commissioning yang ditetapkan oleh pengguna jasa
- Pengujian kualitas air baku dan air minum lengkap
menggunakan laboratorium yang telah diakreditasi sesuai SNI
19-17025-2005 atau yang mendapat rekomendasi dari
Balitbang PU
Dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
- Diagram alir proses;
- Diagram perpipaan dan instrumentasi;
- Perhitungan proses dan operasi, sesuai SNI 19-6774-2002, Tata
cara perencanaan unit paket instalasi penjernihan air ;
- Profil hidrolis;
- Spesifikasi teknis;
- Gambar perencanaan dengan skala yang memadai dan;
C. Prosedur Commissioning
1. Prinsip Commissioning
Tujuan commissioning adalah melakukan pengamatan dan penilaian
kinerja pengoperasian IPA dari sisi proses dan operasi dan
membandingkan dengan perencanaan awal serta memberikan kelayakan
pengoperasiannya (melalui indikator-indikator kinerja).
Hidupkan
pompa dalam
keadaan
kosong tanpa
beban
Lihat ampere Angka Sesuai dgn Pompa
meter, jika Ampere kapasitas dimatikan
melebihi meter pompa dan periksa
standar agar tidak
segera diambil sesuai dgn
tindakan seharusnya
- Pelaksanaan proses
Mencakup evaluasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi pada air
akibat dari pemberian bahan kimia.
Bahan kimia yang digunakan dalam proses, adalah:
– Alum
– Soda
– Chlor/Kaporit
Pengecekan dan pengamatan dilakukan terhadap:
1) Konsentrasi
2) Proses pencampuran kimia
3) Pemeriksaan pH
4) Pembentukan flock
5) Flock yang terbawa filter
6) Proses penyaringan
7) Besaran dosis bahan kimia
- Proses pembuangan lumpur saat back washing
Kecepatan kenaikan muka air pada filter
Penurunan muka air pada setiap unit pengolah.
Tabel 2. Metode Commissioning untuk Proses IPA
22
Commissioning Test Bidang SPAM
D. Latihan
1. Tujuan Commissioning IPA meliputi apa saja ?
2. Apa yang menjadi dasar pelaksanaan Commissioning IPA?
3. Sebutkan persyaratan Commissioning IPA!
4. Pada pelaksanaan proses commissioning IPA, pengecekan dan
pengamatan dilakukan terhadap apa saja?
5. Pengujian proses dan operasi IPA yang dilakukan meliputi apa saja ?
E. Rangkuman
1. Commissioning IPA dimaksudkan untuk memeriksa kinerja sistem dari
seluruh unit IPA, sehingga dapat memastikan, bahwa spesifikasi dan ukuran
yang dipasang sudah sesuai dengan perencanaan berdasarkan: Revisi SNI
19-6773-2002 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air Konstruksi
Baja dan Revisi SNI 19-6774-2002 Tata Cara Perencanaan Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air serta Revisi SNI 19-6775-2002 Tata Cara
Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi.
2. Tujuan dari Commissioning IPA adalah :
- Menilai kehandalan kinerja instalasi pengolahan air minum yang baru
dibangun sesuai dengan perencanaan;
- Menilai fleksibilitas kinerja instalasi pengolahan air minum yang baru
dibangun.
- Memberikan rekomendasi dan perbaikan-perbaikan, apabila terdapat
ketidaksesuaian untuk operasi dan pemeliharaan berdasarkan
perencanaan.
3. Commissioning IPA terdiri dari :
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
memahamiproses pengukuran debit air, pengambilan contoh air, jar test dan
pengujian kualitas air pada pengolahan air minum.
2. Definisi
Yang dimaksud debit adalah volume air yang dapat di pompa per satuan waktu
3. Klasifikasi Pengukuran
Pengukuran debit air dapat dipilih berdasarkan atas alternatif pengukuran di
bawah ini.
a. Pengukuran yang menggunakan sekat-ukur, atau dengan ambang yang
terdiri atas:
Sekat-ukur / ambang segitiga siku (Right-angle triangular weir)
Sekat-ukur / ambang segi empat ( ltightantrular weir)
Sekat-ukur / ambang lebar penuh (Full-width weir)
Sekat-ukur / ambang trapesium
5. Cara Pengukuran
a. Pengukuran dengan menggunakan sekat-ukur/ambang
Konstruksi
Konstruksi sekat-ukur terdiri atas:
- Pelat /ambang
- Pelat penahan (support plate)
- Saluran (channel)
Pelat ambang dan pelat penahan
Pelat ambang dan pelat penahan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
Saluran (channel)
Saluran harus terdiri dari bagian asal aliran (driving section- L2),
bagian pengarah aliran (flow straighting section - Ls), bagian aliran
terarah (L1), seperti yang terlihat pada gambar 6 dan harus sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
Gambar 8. Saluran
Uraian L1 Ls L2
Ambang segi tiga > (B + 2 h' ) ± 2 h' > (B + h' )
Ambang segi empat > (B + 3 h' ) ± 2 h' > (B + 2 h` )
Ambang lebar penuh > (B + 5h' ), ± 2 h' > (B + 3 h' )
- S
0,24 12 h
81,2 (8,4 )( 0,09) 2
h D B
B : lebar saluran ( m )
D: tinggi takik sekat ukur dari dasar saluran (m)
bD
0,06
B
- Sekat-ukur leher terbuka penuh (lihat gambar 12)
Q = K b h 3/2.......................................(3)
0,117 h
107,1 ( 14,2 )(1 )
h D
D = tinggi tepi ambang dari dasar saluran (m)
dimana:
h = beda tekanan antara tap tekanan pada daerah hulu dan hilir
alat ukur (m)
h' = hasil pembacaan dari kolom air raksa (m)
S' = Specific gravity air pada manometer air
raksa.
S = Specific gravity air dalam,tabung ukur.
Perhitungan
Persamaan yang digunakan untuk menghitung debit dengan kolom
air raksa adalah
2
VD
Re ........................................................................ (6)
dimana: V = kecepatan rata-rata dalam pipa saluran selama
pengukuran ( m/detik )
D = diameter dalam tabung ukur (m)
µ = Viskositas kinematik air( m2 /detik )
c. Pengukuran
Metoda berat
Bak harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mencegah agar
tidak melimpah keluar selama pengujian.
Metoda Volume
Konstruksi bak yang digunakan harus memenuhi ketentuan
dibawah ini:
- Bak mempunyai kapasitas yang cukup untuk mencegah agar
fluida tidak melimpah pada waktu pengukuran.
- Bak harus memiliki tinggi yang cukup sehingga memungkinkan
perbedaan tinggi fluida sampai dengan 500 mm atau lebih.
- Harus cukup kaku dan tidak boleh ada perubahan waktu diisi
fluida dan mempunyai potongan penampang horizontal yang
seragam.
Prosedur pengukuran
Pengukuran harus dilakukan sesuai dengan petunjuk berikut:
V
Q 60 ............................................................(8)
t
Dimana : Q = debit (m3/menit)
V = Volume air yang dimasukkan kedalam selama t
detik (m3).
t = waktu yang diperlukan untuk memasukkan
fluida sebanyak V m3 (detik).
Catatan : skala ukur yang terdapat pada bak sebelumnya harus
dikalibrasi, dan mempunyai ketelitian ukur hingga 2½% dari
volume fluida yang diukur
d. Pengukuran dengan alat/instrument ukur
Alat ukur Float type area Flow meter
Alat pengukur aliran (flow meter) dalam setiap pengujian, harus
dipilih yang sesuai dan cocok bagi kegunaannya.
Instalasi Uji
Instalasi uji harus mengikuti persyaratan sebagai berikut:
- Flow meter harus dipasang pada posisi sedemikian rupa
sehingga sumbu tabung tap yang terpasang pada pipa aliran
tegak lurus dan memotong sumbu pipa aliran fluida, dan harus
diusahakan agar getaran yang terjadi sekecil mungkin.
- Panjang pipa tap bila dipasang pada daerah hulu harus
berukuran minimal 5 kali diameter dalam dan bila dipasang
pada daerah hilir harus berukuran minimal 3 kali diameter
dalam, dari pipa tap tersebut gambar 18 menggambarkan
contoh-contoh ukuran-ukuran instalasi yang dimaksud.
3) Di Sungai
1. Bila contoh uji diambil dari saluran/sungai dsb. Yang
mempunyai kedalaman lebih dari 5 meter dan
alirannya cukup turbulen bagi air menjadi homogen,
contoh uji diambil pada kira – kira 1/2 sampai 2/3
tinggi penampang basah di bawah permukaan air (lihat
Gambar 21).
Bila dekat dengan lapisan permukaan air, ada risiko
bahwa lapisan air mengandung banyak zat terapung ,
seperti lumut, minyak, lemak dsb. dan bila dekat
dengan dasar sungai, mengandung zat – zat yang
mengendap dan bila diambil ditepi sungai yang tidak
dilapisi semen atau tidak dipasang turap,jangan terlalu
dekat ke tepi karena lapisan tanah pada tepi sungai
dapat tergerus oleh aliran air.
Keterangan
1. Pengaduk cepat (static mixer)
2. Pengaduk lambat
3. Unit pengendap dngan plat settler;
4. Saringan Pasir Cepat;
NO UNIT FUNGSI
1 Pengaduk Untuk meratakan bahan kimia yang
Cepat dibutuhkan supaya dapat bercampur
dengan air secara merata
2 Pengaduk Untuk membentuk partikel padat
lambat (makroflok) yang lebih besar supaya bisa
diendapkan dari hasil reaksi partikel koloid
dengan koagulan yang dibubuhkan
3 Bak Pengendap Untuk mengendapkan flok yang terbentuk
pada unit bak pengaduk lambat dengan
gaya berat flok itu sendiri
4 Saringan Menyaring partikel flok yang masih
terbawa aliran dari bak pengendap
d. Evaluasi
Dosis Bahan Kimia
Percobaan yang dijelaskan pada II dan III, umumnya memberikan
hasil yang memuaskan untuk perkiraan pendahuluan dosis koagulan
optimum dan batas-batas pH untuk koagulasi/flokulasi.
Percobaan jar tes seringkali memerlukan seri percobaan lebih
banyak.
Dengan mengulangi percobaan-percobaan dengan dosis yang
sedikit lebih tinggi atau lebih rendah, dari dosis “optimum” yang
Dari percobaan seri 2 ini, diperoleh dosis optimum baru : “Y” mg/L
alum.
Seri 3 : Y – 10% ; Y – 5% ; Y dan Y + 5% mg/L alum, didalam tabung
A’’’ ; B’’’ ; C’’’ ; dan D’’’ secara berurutan.
Dari percobaan seri 3 ini, diperoleh dosis optimum baru : “Z” mg/L
alum.
Pada instalasi pengolahan, debit pembubuhan larutan alum
sekarang dapat dihitung, sebagai berikut :
qA = Q x tA x 60
CA
Dimana :
qA = debit pembubuhan larutan alum (L/menit)
Q = debit air baku (L/detik)
tA = dosis alum optimum (mg/L)
CA = konsentrasi larutan alum (mg/mL)
Gambar 29. Sifat Pengulangan Jar Test, Urutan Percobaan Penetapan Dosis
Pembentukan Flok
Baik selama atau setelah jar testing, sejumlah pengamatan perlu
dilakukan untuk menaksir efisiensi proses pengolahan. Setelah
tahap awal dari flokulasi, umumnya 1 menit setelah pembubuhan
bahan kimia, pembentukan flok-flok yang pertama dapat terlihat.
Selama percobaan berlangsung, flok-flok yang sangat halus ini,
secara perlahan ukurannya bertambah besar, sementara air
diantara flok-flok tampak jernih.
Debit air baku , Q ( l/dt ) diukur memakai alat ukur air baku pada
aliran masuk (inlet), “weir” pelimpah, dll.
Konsentrasi larutan yang dibuat, S ( % berat ) atau C ( mg/ml )
Dosis optimum, X ( mg/l )
Densitas larutan , d ( kg/l atau gr/ml )
Formula debit pembubuhan adalah :
1) Q x X x 100/S x 1/d x 10–6 liter / detik
Q x X x 60 x 10–3 liter / menit
2) ----------------------------C
dimana :
Q = debit Instalasi ( l/dt )
X = dosis Kaporit ( mg/l )
C = konsentrasi larutan kaporit ( mg/ml )
60 = konversi dari detik ke menit
i. Pengukuran Debit Pembubuhan
Pengukuran debit yang dijelaskan disini adalah dengan cara gravitasi:
1. Siapkan peralatan pembubuhan larutan kaporit di tempat yang
sudah ditetapkan.
Beda tinggi permukaan larutan kaporit dengan titik pembubuhan
diatur minimal 3 ( tiga ) meter.
Kran pengatur dipasang di ujung pipa dekat titik pembubuhan.
2. Periksa peralatan dalam keadaan baik, periksa adanya
penyumbatan atau kebocoran baik pada kran atau pipa / selang
penyalur larutan.
3. Atur debit pembubuhan sesuai dengan hasil perhitungan
berdasarkan penentuan yang digunakan, dengan cara :
- Buka kran dengan aliran yang besarnya diperkirakan
- Tampung larutan yang mengalir di dalam gelas ukur / beaker
glass selama 30 atau 60 detik, waktu diukur dengan stop watch.
- Hitung volume larutan yang tertampung selama waktu tersebut
→ konversikan hasil pengukuran ( volume per waktu ) ke dalam
satuan debit pembubuhan : l/menit.
- Bandingkan dengan debit pembubuhan yang diinginkan : D
liter/menit, jika hasil pengukuran < D → besarkan bukaan kran
penyalur larutan, dan jika hasil pengukuran > D → kecilkan
bukaan kran, demikian seterusnya sampai hasil pengukuran = D
liter/menit.
Perhitungan :
Pembubuhan larutan kaporit = 3 ml/l = 3 mg/l Ca(OCl)2
Jika diketahui kadar khlor aktif dalam Kaporit (misal) = 60 %
Pembubuhan Kaporit (sebagai khlor aktif) = 60/100 x 3
= 1,8 mg/l Cl2
Sisa Khlor dengan waktu kontak tertentu (misal) = 0,7 mg/l Cl2
2. Dosing (cc/menit)
Konsentrasi alum 10 % = 100 g/ltr
Konsentrasi kaporit 1% = 10 g/ltr
Dosing alum = 259,2 (kg/hari) : 100 (g/ltr) x 1000
= 2592 ltr/hari = 1800 cc/menit
Dosing kaporit = 25,92 (kg/hari) : 10 g/ltr x 1000
= 2592 ltr/hari = 1800 cc/menit
B. Desinfektan :
Kadar klor aktif dalam : %
Kaporit
Pembubuhan Kaporit : mg/l Ca(OCl)2
= mg/l Cl2
Waktu kontak : menit
Sisa Klor : mg/l Cl2
Daya Pengikat Klor (DPC) : = mg/l Cl 2
Keterangan:
Kapasitas pompa Alum : 18 L/jam
Kapasitas pompa Kaporit : 18 L/jam
E. Rangkuman
1. Cara pengukuran yang digunakan tergantung kepada jenis air yang akan
diukur. Penggunaan sekat-ukur, pelat orifis, nosel dan alat ukur,
digunakandalam pe-ngukuran aliran air yang laminer / konstan. Metoda
pengukuran dengan menggunakan bak, digunakan untuk mengukur
debit air yang laminer dan turbulen. Pengukuran dengan meter air yang
hanya digunakan untuk mengukur air minum yang didistribusikan.
2. Terdapat cara pengukuran debit air menggunakan media pelat maupun
instrumen lainnya, dan harus diperhatikan prosedur pengukuran yang
benar, kemudian dihitung sesuai persamaan tiap media yang
digunakan.
3. Pengambilan contoh uji (sampling) perlu dipersiapkan jenis peralatan
yang digunakan, waktu dan frekuensi pengambilan contoh Untuk
pemantauan kualitas air, interval waktu pengambilan contoh diatur
pada hari dan jam yang berbeda, sehingga dapat diketahui perbedaan
kualitas air setiap hari maupun setiap jam.
4. Penentuan titik / lokasi pengambilan contoh uji harus dipilih
sedemikian rupa sehingga mewakili secara keseluruhan dari sistem
penyediaan air minum tersebut, termasuk sampel air baku.
5. Pengujian kualitas air, Standar Kualitas Air Baku air minum mengacu
pada : Peraturan Menteri KLH (Baku Mutu Lingkungan) – PP 82 tahun
2001. Sedangkan Persyaratan air minum yang dimaksud di atas meliputi
persyaratan bakteriologis, kimia, radioaktif dan fisik, sesuai dengan
Kep.MenKes.RI No.907/MENKES/SK/VII/2002.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
menjelaskanspesifikasi dan pengujian operasional dalam IPA.
C. Spesifikasi Umum
1. Peralatan Mesin
A. Pompa
1. Instalasi Pompa dan Persyaratan Instalasi
Berdasarkan kondisi lapangan serta spesifikasi pompa, pompa
dapat dipasang di luar air dikenal dengan sistem pemasangan
kering (dry pit), dipasang di dalam air, disebut sistem
pemasangan basah (wet pit) serta sistem submersible dimana
pompa dan penggerak pompa secara bersama dipasang di
didalam air.
a. Pemasangan Kering (Dry Pit)
1) Pipa Hisap
i. Kelengkapan pipa hisap
Saringan
Foot valve (katup kaki), apabila pompa dipasang
diatas air
Katup isolasi, apabila pompa dipasang dibawah air.
Manometer
ii. Diameter pipa hisap tidak boleh kurang dari diameter
hisap pompa
iii. Pipa hisap tidak boleh dipasang lebih tinggi dari
hisapan pompa
a. Pompa Submersible
Pompa Submersible adalah pompa jenis khusus,
dimana Pompa dan penggeraknya, menjadi suatu
kesatuan dan dipasang didalam air (terendam air).
Perlengkapan Instalasi Pompa submersible identik
dengan instalasi Pompa basah.
c. Sistem Pengaman
1) Sistem Pengaman Muka Air Rendah
Agar Pompa dapat berhenti secara otomatis
apabila muka air yang dipompa sudan mencapai
batas minimum yang dianggap aman untuk
operasi.
2) Pengaman Beban Lebih
Agar Pompa dapat berhenti secara otomatis
apabila beban pompa melebihi kapasitas yang
ditentukan.
(3). Kapasitas :
:
(4). Total Head
:
(5). Putaran
:
(6). Efesiensi
:
(7). Daya :
(8). Sistem Trust Bearing :
(9). NPSH req. :
3. Peralatan Genset
Instalasi diesel generating set (GENSET), umumnya terdiri dari
Motor diesel sebagai penggerak
Alternator sebagi pembangkit tenaga listrik
Perlengkapan panel sebagi pengendali dan pembagi arus listrik
yang dibangkitkan
1) Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan.
a) Umum
1) Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti
bukan barang bekas atau hasil perbaikan.
2) Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas
atau rating yang cukup.
3) Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.
4) Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta
ruangan lebih besar dari pada yang telah disediakan.
Kecukupan dalam arti telah termasuk segala
peralatan yang perlu untuk operasi sampai jalan
sempurna
5) Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau
spesifikasi merupakan kapasitas minimum.
2) Spesifikasi Umum Peralatan
a). Diesel Generatingset (GENSET)
Sebagai satu unit diminta untuk menghasilkan daya listrik
minimum dalam tabulasi sebagai berikut :
(1) Penggerak
Jenis/Type :
Daya :
Putaran :
Jumlah Silinder
4. Instrumental
a. Flow Meter/Water Meter
1) Spesifikasi Umum
Secara umum spesifikasi flow meter/meter mencakup
a. Jenis/type
b. Dimensi (ukuran)/diameter)
c. Tekanan ( ketahanan terhadap tekanan kerja maksium)
d. Debit pengukuran (minimum, nominal, maksimum)
e. Tingkat ketelitian ( %)
f. Pembacaan ( langsung, tidak langsung, digital, analog)
g. Bahan ( material rumah dan komponen)
2) Pemasangan
a. Kecuali jenis khusus flow meter harus dipasang pada pipa
pada posisi mendatar (horizontal) serta segaris.
b. Untuk sistem air baku dan distribusi harus dilengkapi
dengan katup penutup dan katup bypass sehingga
memungkinkan untuk perbaikan tanpa menghentikan
aliran air baku atau distribusi
c. Meter harus dipasang pada pipa lurus sekurang-kurangnya
sepanjang 5-10 kali diameter pipa
d. Tempat pemasngan Meter harus kering, terlindung dari
kemungkinan ganguan dari luar dan sinar matahari/hujan.
e. Posisi meter pada pipa harus sedemilian rupa sehingga
mudah dibaca.
D. Prosedur Operasi
Prosedur pengoperasian peralatn mesin dan listrik khususnya Pompa dan
GENSET, didasarkan literatur dan SOP dari pabrikan, umumnya adalah
seperti dibawah ini. Kemungkinan ada perbedaan dengan kenyataan
dilapangan dapat terjadi, karena setiap pabrik pembuatan pompa dan
GENSET sering membuat SOP sendiri yang lebih spesifik.
4. Pompa Dosing
a. Persiapan Operasi
1) Periksa pipa-pipa isap dan pipa tekan apakah ada yang
mengalami kebocoran dan
2) terpasang baik.
3) Periksa bahan kimia yang akan dipompa apakah sudah cukup
tersedia untuk operasi dan sudahndalam keaadaan terlarut
dengan baik.
4) Periksa sumber tenaga litrik apakah sudah ada tegangan dan
posisi sakelar masuk.
5) Periksa permukaan oli pada gear Box, apakah cukup tersedia.
b. Menjalankan.
1) Buka katup isap dan biarkan bahan kimia masuk kedalam ruang
pompa untuk membuang udara yang terkurung (pancingan)
2) Apabila Pompa sudah lama tidak operasi atau habis direparasi,
atur struk sampai maksimum (100%)
3) Hidupkan pompa dengan menekan tombol ON.-
4) Apabila ada katup tekan segera buka sampai bukaan penuh.
5) Setelah beberapa saat, atur struk sesui dengan kebutuhan.
c. Dalam Keadaan Jalan
1) Perhatikan gerakan pompa, apakah normal
2) Perhatikan bunyi-bunyi yang terlalu keras dari biasanya
3) Periksa suhu bantalan dan gear box
4) Periksa jalur pipa sampai ke pembubuhan apakah tidak ada
yang bocor atau tersumbat.
E. Pengujian
1. Pengujian Pompa
Pengujian dilakukan bertahap, yaitu :
Pengujian instalasi perpipaan pompa
Uji coba pompa (performance test)
Commissioning
Pengujian harus dilakukan bersama atau disaksikan pemberi tugas.
a. Pengujian Instalasi Pipa
1) Pengujian instalasi pompa dilakukan berupa uji tekanan .
2) Tekanan pengujian minimal dua kali tekanan kerja atau sesuai
ketentuan yang disyaratkan, meliputi seluruh bagian instalasi
perpipaan pompa dan perlengkapan katup-katup
3) Pengujian tekanan dilakukan, dengan cara :
Menutup kedua ujung pipa dengan flens yang rapat
Mengisi pipa dengan air sampai penuh.
Memompa dengan pompa khusus untuk uji tekanan pipa
sampai tekanan uji.
Membiarkan air dalam pipa dengan tekanan uji, selama 1 jam
(minimal)
Selama waktu tersebut tidak boleh terjadi penurunan tekanan di
dalam pipa yang diuji.
b. Uji Coba Pompa
Uji coba pompa dilakukan terhadap Pompa secara individu (masing-
masing).
1) Pengujian Kinerja
Selama pengujian harus dilakukan pengamatan terhadap kinerja
(performance) Pompa meliputi:
Kapasitas
Head
3. Pengujian Kompresor
a. Pengujian dilakukan dengan uji coba jalan
b. Untuk kompresor langsung (tanpa tangki), uji coba dengan beban
nyata atau simulasi beban.
c. Untuk kompresor dengan tangki, uji coba dengan cara melihat
kecepatan kenaikan tekanan pada tangki udara.
4. Pengujian Pengaduk
a. Pengujian pengaduk dilakukan dengan cara uji coba jalan dengan
beban nyata atau simulasi.
b. Hasil uji coba,dilihat dari daya konsumsi tenaga listrik,
5. Pengujian TangkiHidrofor
Sebelum difungsikan tangki harus diuji yang meliputi :
a. Uji tekanan minimal dua kali tekanan kerja
b. Pengujian fungsi perlengkapan
6. Pengujian Peralatan Listrik
a. Umum
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga
diperoleh hasil yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan
PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Tahap-tahap pengujian
1) Setiap bagian instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersabut tertutup sehingga diperoleh hasil baik
menurut PLN, spesifikasi, dan pabrik.
2) Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
3) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus
diuji tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus
diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
4) Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala
sempurna.
5) Semua exhausfan dan pressurizedfan harus diuji dan diukur CFM-
nya
6) Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan
mantap dan tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
7) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan.
8) Pengujian harus bersama Pemberi Tugas dan dibuat laporan
tertulis.
8. Pengujian Instrumental
a. Meter Air
1) Meter yang akan dipasang sudah diuji yang dinyatakan dengan
sertifikat atau dokumen lain yang menjamin akurasi dan
keandalan meter
2) Pengujian kebocoran pada sistem sambungan meter, sesuai
dengan tekanan kerja.
b. PengujianManometer
1). Pengujian kalibrasi didasarkan sertifikat atau jaminan pabrik.
2). Pengujian kebocoran pada tekanan kerja
c. Pengujian Level Meter
Setelah terpasang dilakukan pengujian pengukuran. Antara bacaan
dan kenyataan harus sesuai.
d. Penyediaan daya
1) Beban Maksimum
a) Beban terus menerus ............................................. ( A )
Beban peralatan yang dioperasikan terus menerus
b) Beban Intermiten .................................................... ( B )
Beban peralatan yang dioperasikan sewaktu-waktu
PLN
P x 1000
I = ------------
Vx√3
Kapasitas komponen dan kabel daya, dihitung 1,1 x beban ampere
1) Unit Penerima Daya
a) Saklar induk dari PLN
(1) 1 bh switch breaker tegangan menengah (sebelum trafo),
130 x 1000
Kapasitas = 1,1 x ------------ = 3,75 A, diambil 4 A
20000x √3
(2) 1 bh switch breaker tegang rendah setelah trafo
130 x 1000
Kapasitas = 1,1 x ------------ = 197,74 A, diambil 200 A
380 x √3
(3) Kabel tenaga
Dengan dasar kehilangan tegangan maksimum 5 %
(asumsi panjang 10 meter)
√ 3 x L x I x cos φ √ 3 x 10 x 200 x 0,8
A = -------------------- = -------------------------
= 4,77 mm
h) Contoh pompa pengaduk (1 Kw)
(1) MC 1 Beban amper nominal
1 x 1000
-------------------- = 1,899 A
380 x √3 x 0,8
Kapasitas MC = 1,1 x 1,899 A = 2,1 A
(2) Kabel Tegangan
Asumsi panjang 20 m
Ampere 2,1 A
Jumlah kabel 1 x 3
20 x 2,1
G. Latihan
1. Gambarkan skema ruang lingkup pekerjaan elektrikal dan mekanikal!
2. Sebutkan peralatan-peralatan elektrikal dan fungsinya!
3. Sebutkan karakteristik pompa!
4. Bagaimana pemasanagn kompresor ?
5. Sebutkan langkah-langkah persiapan pengoperasian pompa
sentrifugal!
H. Rangkuman
1. Peralatan Elektrikal Mekanikal (EM) dikelompokkan ke dalam 3 jenis
peralatan yaitu peralatan Elektrikal, Peralatan Mekanikal, dan
Instrumentasi.
2. Bangunan penunjang yang biasa digunakan dalam prasarana dan
sarana permukiman antara lain Rumah pompa, Rumah genset, Rumah
panel, dan Pondasi mesin.
3. Perlu diperhatikan spesifikasi pemasangan bahan dan peralatan
instalasi.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
menjelaskanproses commissioning test.
B. Umum
2. Ketentuan Teknis
A. Ketentuan Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a) Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b) Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam
kurun waktu 7 hari sebelum pelaksanaan trial run dan
komisioning.
c) Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku
dialirkan terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan.
d) Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku,
pengoperasian dihentikan.
B. Kriteria Kualitas Air
Air baku yang dapat diolah dengan unit paket Instalasi Pengolahan Air
harus memenuhi ketentuan baku mutu air baku Peraturan Pemerintah
b) Intake
(1) Awal Pengoperasian buka semua katub pada jalur
pipa transmisi yang menuju ke unit IPA dan tutup
semua katup yang ada di unit IPA.
(2) Nyalakan pompa intake yang dimulai dari debit
kecil disesuaikan dengan spesifikasi pompa yang
diizinkan, bukaan pompa dimulai dari 30% total
debit selama 5 menit, ditingkatkan secara
E. Latihan
1. Uji coba sistem dilakukan terhadap apa saja ?
2. Ketentuan-ketentuan pengoperasian unit paket IPA meliputi apa saja?
3. Sebutkan desinfektan yang digunakan!
4. Persiapan pelaksanaan Uji Coba Sistem Instalasi Pengolahan Air
(Commissioning Test) meliputi apa saja?
5. Data apa saja yang harus dilaporkan dalam hasil commissioning ?
A. Simpulan
1. Sistem commissioning ini akan banyak digunakan oleh Pemerintah
maupun badan-badan usaha dalam proyek-proyek penyediaan air
minum.
2. Commissioning IPA dimaksudkan untuk memeriksa kinerja sistem dari
seluruh unit IPA, sehingga dapat memastikan, bahwa spesifikasi dan
ukuran yang dipasang sudah sesuai dengan perencanaan berdasarkan:
Revisi SNI 19-6773-2002 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan
Air Konstruksi Baja dan Revisi SNI 19-6774-2002 Tata Cara
Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air serta Revisi SNI
19-6775-2002 Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket
Instalasi.
3. Commissioning dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang ada.
B. Tindak Lanjut
1. Penilaian kehandalan kinerja instalasi pengolahan air minum yang baru
dibangun sesuai dengan perencanaan;
2. Penilaian fleksibilitas kinerja instalasi pengolahan air minum yang baru
dibangun;
3. Memberikan rekomendasi dan perbaikan-perbaikan, apabila terdapat
ketidaksesuaian untuk operasi dan pemeliharaan berdasarkan
perencanaan.