Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM

Nama:
Ezwan Ramadhan Bachder (13171002)

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2019
Bak pelepas tekan (BPT)

1. Pengertian dan Tujuan Penggunaan


Bak Pelepasan Tekanan (BPT) dibuat untuk melepas tekanan yang melebihi
nominasi presure (tekanan yang melebihi kuat tahan dari pipa) agar tidak
mengakibatkan kerusakan pada pipa, kemudian didistribusikan ke daerah
pelayanan/konsumen melalui jaringan pipa distribusi (Tanudjaja, 2012).
Bak Pelepas Tekanan (BPT) yaitu bangunan yang berfungsi untuk melepas
tekanan air (Mananoma, 2013). Dari dua sumber menjelaskan fungsi utama dari
bak pelepasan tekanan yaitu fungsi utama yaitu melepaskan atau mengurangi
tekanan air yang diberikan terhadap pipa agar tidak terjadi kerusakan terhadap pipa
disaat pendistribusian air ke wilayah masyarakat. Air yang didistribusikan ke
masyarakat akan memberikan tekanan disaat pendistribusiannya ke pipa transmisi,
maka untuk mengurangi kerusakan pada pipa di berikan reservoir (bangunan BPT)
khusus yang di gunakan mengurangi tekanan air disaat berada diperbedaan elevasi
dari sumber air dengan pemukiman masyarakat.
Pemasangan BPT pada pendistribusian air dilihat dari topografi dari daerah
tersebut, dari ketinggiannya. Soyowan adalah salah satu Desa yang berada di
kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara. Desa Soyowan berdasarkan
letak topografinya berada pada kawasan yang berbukit, begitu juga dengan Tinoor
yang merupakan salah satu Desa di minahasa, wilayah administrasi kota Tomohon.
Memiliki perbedaan elevasi antara sumber air dan pemukiman masyarakat.
Setelah disaring air kemudian disalurkan ke Bak Pelapas Tekanan (BPT),
karena beda tinggi antara sumber air dengan pemukiman penduduk (Mananoma,
2013), dari pembahasan tersebut menjelaskan digunakannya BPT pada saat terjadi
perbedaan elevasi diantaran sumber air/IPAM dengan pemukiman masyarakat.
Maka dapat disimpulkan tujuan penggunaan dari Bak Pelapas Tekanan (BPT)
terdapat 2, yaitu dari namanya sendiri untuk mengurangi tekanan air yang yang
diberikan kepada air di saat pendistribusiannya di pipa transmisi dan dilakukan
pembangunan BPT jika elevasi antara sumber air/IPAM dengan pemukiman
mendekati 100 m.
2. Kelebihan dan Kekurangan
2.1 Kelebihan Bak Pelapas Tekanan (BPT)
Kelebihan yang dapat diperhatikan pada Bak Pelapas Tekanan (BPT)
adalah sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan alat-alat mesin tertentu seperti pompa karena peletakan
dan pembangunan BPT dilakukan di daerah pembukitan dan hanya
memerlukan gravitasi atau memanfaatkan slope/kemiringan suatu bidang
seperti daerah pembukitan.
2. Pembangunannya yang relatif murah karena hanya memanfaatkan
gravitasi.
3. Pembangunannya yang tidak begitu kompleks karena fungsinya sama
seperti reservoir, yaitu dengan menampung air yang dialirkan lalu di
distribusikan ke masyarakat.

2.2 Kekurangan Bak Pelapas Tekanan (BPT)


Kekurangan yang dimiliki dari Bak Pelapas Tekanan (BPT) adalah sebagai
berikut:
1. Tidak dapat gunakan pada daerah dengan dataran yang rendah yang tidak
terdapat perbukitan atau dengan elevasi yang melebihi batas.
2. Maintenance yang harus dilakukan untuk menjaga keadaan reservoir
karena air yang mengalir dapat merusak reservoir BPT.

3. Tahapan Perencanaan
3.1 kriteria desain
Kriteria desain yang diperlukan, khususnya dalam pembangunan Bak
Pelapas Tekanan (BPT) adalah sebagai berikut:
1. Daerah Pelayanan
2. Analisis topografi (kemiringan, perbedaan tinggi).
3. Perhitungan debit sumber air baku.
4. Panjang dan diameter pipa transmisi.
3.2 Syarat-syarat penggunaan
Bak Pelapas Tekanan (BPT) dibuat untuk menghindari tekanan yang
tinggi, sehingga tidak akan merusak sistem perpipaan yang ada. ldealnya bak
ini dibuat bila maksjmal mempunyai beda tinggi 60-70 m, namun kadang
sampai beda tinggi 100 m tergantung dari kualitas pipa transmisinya. Bak ini
dibuat di tempat dimana tekanan tertinggi mungkin tedadi atau pada stasiun
penguat (boasfer pump) sepanjang jatur pipa transmisi.

3.3 Desain/gambar
Desain pada Bak Pelapas Tekanan (BPT) dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1 Desain Pada Bak Pelapas Tekanan (BPT)

3.4 Komponen-komponen yang digunakan


Komponen-komponen yang digunakan pada Bak Pelapas Tekanan
(BPT) yaitu sebagai berikut:
1. Bronkaptering atau bangunan penangkap air.
2. WTP (Water Treatment Plan) atau disebut bangunan pengolahan air.
3. Reservoir sebagai tempat penampungan sementara
4. Pipa transmisi
5. Data berupa slope/kemiringan suatu daerah
Stasiun Booster pump

1. Pengertian dan Tujuan Penggunaan


Stasiun Booster Pump merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memompa air dari jarak pada pipa tertentu untuk mendorong air tersebut selama
pendistribusiaannya. Booster Pump digunakan untuk menambah tekanan air
sehingga air dapat sampai ke pelanggan terjauh (PALYJA, 2014), sehingga dapat
dikatakan dibutuhkannya suatu mesin yang berupa pompa untuk mendorong air
pada pipa transmisi untuk mendistribusikan air tersebut. Stasiun yang dimasuk
merupakan tempat utama pemasangan pompa yang akan digunakan dan menjadi
pusat disaat terjadinya maintenance. Pompa pula memiliki daya tersendiri dengan
satuan lpd, sehingga memerlukan sebuah data dalam penanaman pipa, letak daerah,
serta panjang dan diameter pipa yang digunakan untuk pemasangan pompa tersebut.
Tujuan penggunaan pompa dapat dilihat dalam pendistribusiannya terhadap
masyarakat, yaitu letak geografis yaitu jarak jalan dan pipa serta peta topografi,
karena tujuan utama pompa yaitu mendorong air. Air yang dialirkan ke pipa perlu
sebuah dorongan yaitu pompa jika dalam sistem penyediaanya air bersih tidak
memanfaatkan gravitasi sebagai pendistribusiannya atau sebagai mengalirkan air.
Kalau daerah merupakan daerah yang tidak terlalu berbukit atau daerah dataran
rendah tetap memerlukan sebuah pompa, karena untuk meghindari terjadinya air
mengendap pada pipa dengan jarak yang cukup jauh.
Maka dapat disimpulkan pompa digunakan pada saat daerah memiliki dataran
yang rendah serat memiliki elevasi yang miring/adanya slope seperti bukit, maka
dipasangkan sebuah pompa dan memiliki jarak yang cukup jauh dari sumber air
maka perlu pompa dengandaya tertentu dalam mengantar/mendistribusi air bersih
ke pemukiman.

2. Kelebihan dan Kekurangan


2.1 Kelebihan Stasiun Booster Pump
Kelebihan yang dapat diperhatikan pada Stasiun Booster Pump adalah
sebagai berikut:
1. Sangat efektif dalam mendistribusikan air dari IPAM ke
Pemukiman.
2. Mempermudah dalam maintenance karena menggunakan computer
atau aplikasi tertentu jika terjadi kerusakan pada pompa.

2.2 Kekurangan Stasiun Booster Pump


Kekurangan yang dimiliki dari Stasiun Booster Pump adalah sebagai
berikut:
1. Harga yang cukup mahal. Tergantung dari jarak pipa, elevasi pada
dataran, dan berapa banyak pompa yang digunakan pada
pendistrubusian air bersih.
2. Maintenance yang cukup tinggi karena menggunakan mesin yang
digunakan dalam 24 jam pada waktu puncak penggunaanya.
3. Jika pompa terlalu banyak maka memerlukan energi listrik yang cukup
banyak.
4. Jika pompa rusak maka tejadi gangguan pada pendistribusian air ke
pemukiman.

3. Tahapan Perencanaan
3.1 Kriteria desain
Kriteria desain pada Stasiun Booster Pump adalah sebagai berikut:
1. Panjang dan diameter pada pipa.
2. Daya kekuatan/dorong pada pompa.
3. Jumlah pompa yang digunakan.
4. Geografis dan topografi daerah.

3.2 Syarat-syarat penggunaan


Pompa sebaiknya dilakukan pada sejumlah uji kelayaka termasuk uji
pabrikan dan uji model untuk memastikan operasi pompa bekerja secara benar.
Prosedur dan Metode Pengujian Pabrik dan Uji pompa di lapangan
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan SNI 7518:2009.
3.3 Desain/gambar
Berikut merupakan salah satu desain/gambar pompa yang digunakan:

Gambar 2 Salah satu pompa pada Stasiun Booster Pump

3.4 Komponen-komponen yang digunakan


Komponen yang diperlukan dalam Stasiun Booster Pump yaitu
sebagi berikut:
 Ruang penampung (wet well);
 Rumah pompa
 Pompa lumpur/ sedimen/ sampah (sump pump);
 Kolam penampung (storage pond);
 Mesin penggerak (motor listrik, mesin bakar);
 Peralatan control, panel pompa;
 Sumber daya (PLN atau genset);
 Sarana pendukung lainnya seperti diantaranya pintu air, trash
rack dan pengangkat sampah (rake), pos keamanan, akses jalan,
instalasi penerangan dll).
Jembatan Pipa

1. Pengertian dan Tujuan Penggunaan


Jembatan adalah suatu fasilitas bangunan jalan yang berfungsi mendukung lalu
lintas jalan raya atau beban-beban bergerak yang terletak di atas suatu rintangan
atau tempat yang rendah seperti kali, sungai, jalan raya, jalan kecil, atau kombinasi
semuanya (Triyani, 2018). Dari namanya Jembatan Pipa yaitu suatu jaringan pipa
yang yang dimanfaatkan pula sebagai jembatan pada umumnya, hanya saja pipa
yang digunakan ditak ditanam, melainkan dalam keadaan diluar tanah dan dapat
dilihat secara langsung. Jadi jembatan pipa yang dimaksud jika pipa saat
pemasangan terjadi lekukan kedalam pada tanah atau terdapat sungai yang
digunakan sebagai tempat penanaman pipa, sehingga keluarlah pipa dari tanah.
Tujuan dibuatnya jembatan pipa karena pada tanah terjadi lekukan dalam pada
tanah atau terdapat sungai saat pemasangan pipa, sehingga pipa di buat ke atas atau
kelihatan sehingga tidak terjadi perubahan arah pada pipa karena akan membuat
jumlah pipa lebih banyak jika ingin di ubah arah pipa distribusi.

2. Kelebihan dan Kekurangan


2.1 Kelebihan Jembatan Pipa
Kelebihan yang dapat diperhatikan pada Jembatan Pipa adalah sebagai
berikut:
1. Mengurangi biaya pada pemasangan pipa, sehingga tidak
memerlukan perpindahan arah.
2. Efesien dalam pemasangan.
3. Pemasangan tidak begitu kompleks hanya saja perlu perhitungan
dalam beban yang diterima saat digunakan jalur transportasi.
2.2 Kekurangan Jembatan Pipa
Kekurangan yang dimiliki dari Jembatan Pipa adalah sebagai berikut:
1. Jembatan Pipa tidak terlalu cocok sebagai jalur pejalan yang
membawa beban tertentu.
2. Jika terlalu sering dipakai, dapat terjadi kerusakan akbat beban yang
di terima.
3. Maintenance yang perlu dijaga dalam waktu ke waktu.

3. Tahapan Perencanaan
3.1 Kriteria desain
Kriteria desain pada Jembatan Pipa adalah sebagai berikut:
1. Debit air yang diterima.
2. Panjang dan Diameter pipa.
3. Geografis dan Topografi.
4. Daya beban pada pipa.

3.2 Syarat-syarat penggunaan


Berdasarkan RSNI T 03 -2005 umur rencana jembatan pada umumnya
disyaratkan 50 tahun, namun untuk jembatan penting, jembatan bentang
panjang atau yang bersifat.

3.3 Desain/gambar
Berikut merupakan salah satu desain pada Jembatan Pipa:

Gambar 3 Salah satu desain Jembatan Pipa


3.4 Komponen-komponen yang digunakan
Komponen yang digunakan pada Jembatan Pipa adalah sebagai
berikut:
1. Pipa Dsitribusi
2. Jembatan
3. Instalasi Penyediaan Air Minum
4. Pompa
5. Katup/Valve

Shipon

1. Pengertian dan Tujuan Penggunaan


Bangunan siphon berupa saluran tertutup yang dipasang mengikuti bentuk
potongan melintang sungai atau lembah untuk menyeberangkan debit dari sisi hulu
ke sisi hilir (Gartina, 2015). Jaringan pipa siphon adalah satu bentangan pipa yang
berfungsi sebagai jembatan (Herlan, 2011). Sehingga, Shipon merupakan suatu
jaringan pipa yang tertutup sekaligus merupakan pompa alami yang berbentuk U
terbalik dan dilakukan pemasangan Shipon jika terjadi elevasi dari rendah ketinggi
lalu ke rendah lagi. Disebut pompa alami karena sifatnya yang menggunakan
kecepatan air sebagai pendorong air dari titik awal hingga ke puncak untuk melewat
elevasi yang tinggi tersebut. Jaringan pipa Shipon dipakai untuk keperluan lahan-
lahan pertanian, penyediaan air minum penduduk dan peternakan. Langkah-
langkah yang sangat mendasar dalam permulaan operasi, yaitu jaringan pipa Shipon
harus diisi air terlebih dahulu. Pengisian air harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga tidak ada udara yang terjebak didalamnya.
Pada Shipon dilihat dari konsepnya tidak mendukung dalam debit yang tinggi
sehingga pada wilaya dengan penduduk yang membutuhkan jumlah air yang tinggi
dapat merusak atau meningkatkan resiko kerusakan pada pipa yang digunakan
untuk Shipon, meskipun begitu didaerah dengan penduduk yang memiliki jumlah
penduduk yang sedang atau rendah memungkinkan dalam penggunaan bangunan
Shipon tersebut. Maka itu, tujuan penggunaan Shipon yaitu mendistribusikan air
bersih dengan daya kekuatan air atau tekanan air yang digunakan sebagai
penggerak/pendorong air bersih ke pemukiman secara alami yaitu dengan
mendorong atau mendistribusikan air dengan tekanan yag di berikan air.
2. Kelebihan dan Kekurangan
2.1 Kelebihan Shipon
Kelebihan yang dapat diperhatikan pada Shipon adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang tidak terlalu banyak yang dibutuhkan, sehingga terbilang
murah.
2. Penggunaan yang cocok pada daerah yang pemukimannya rendah, lalu
untuk pertanian dan peternakan.
3. Tidak menggunakan mesin/alat berat lain yaitu pompa, karena
memanfaatkan tekanan air sebagai pendorong air bersih, tetapi
membutuhkan alat khusus untuk mengeluarkan udara yang terdapat
pada pipa.

2.2 Kekurangan Shipon


Kekurangan yang dimiliki dari Shipon adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan yang kurang cocok pada pemukiman metropolitan atau
dengan penduduk dengan jumlah yang besar karena kebutuhna air
yang sangat besar sehongga dorongan/tekanan air membuat pipa rusak
dan terjadi kerusakan.
2. Maintenance pada daerah pipa yang menganggung debit yang tinggi
atau disaat terjadinya tekanan tertinggi.
3. Membutuhkan perhatian khusus pada udara yang terdapat pada pipa
karena dapat mengganggu tekana yang diberikan pada air karena
dapat mengakibatkan tekanan air dan udara terjadi tabrakan.

3. Tahapan Perencanaan
3.1 Kriteria desain
Kriteria desain yang diperlukan, khususnya dalam pembangunan Bak
Pelapas Tekanan (BPT) adalah sebagai berikut:
1. Daerah Pelayanan
2. Analisis topografi (kemiringan, perbedaan tinggi).
3. Perhitungan debit sumber air baku.
4. Panjang dan diameter pipa transmisi.
5. Volume Air Penampung.

3.2 Syarat-syarat penggunaan


Syarat pada penggunaan Shipon sebagai berikut:
1. Tekanan pada air di pipa naik mampu mendorong air ke reservoir
puncak dengan dimensi pipa tertentu.
2. Tekanan pada air tidak melebihi pada ketentuan debit.
3. Reservoir sebagai penamung sementara.
4. Valve sebagai membuka/menutup jaringan pipa.
5. Pada pipa naik memiliki komresor/pompa vakum untuk
mengeluarkan udara pada pipa.

3.3 Desain/gambar
Berikut merupakan desain/gambar pada Shipon:

Gambar 4 Sistem Jaringan Shipon dengan 3 Katup

3.4 Komponen-komponen yang digunakan


Komponen yang digunakan pada Shipon yaitu sebagai berikut:
1. Jaringan Pipa
2. Katup/Valve
3. Tanki Air/reservoir
4. KompressorPompa vakum udara
DAFTAR PUSTAKA

Gartina, Rina dan Roestaman. 2015. Analisis Kekuatan Struktur Beton Pilar 2
Penahan Siphon Cisangkan: Studi Kasus Proyek Pembangunan Jaringan
Irigasi Leuwigoong Paket AMS 19B Garut Provinsi Jawa Barat. Garut:
Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Herlan, Dedeng. 2011. Analisis Unjuk Kerja Jaringan Pipa Siphon. Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan,


Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pompa.

Mananoma, Marvil Fredrik Sulong T., L. Tanudjaja, H. Tangkudung. (2013).


Desain Penyediaan Air Bersih di Kelurahan Tinoor. Manado: Universitas
Sam Ratulangi

Nugraha, Winardi Tri dan Wiharyanto Oktiawan. (2008). Detail Desain Sistem
Penyediaan Air Bersih Menggunakan Sumber Mata Air (Studi Kasus: DAS
Citarik, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sumedang). Semarang: Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro

Tanudjaja, Anastasya Feby Makawimbang Lambertus dan Eveline M. Wuisan.


(2017). Perencanaan Sistem Perencanaan Air Bersih di Desa Soyowan
Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Manado: Universitas
Sam Ratulangi

Triyani, Anik, Anis Rakhmawati Dwi Sat Agus Yuwana. 2018. Evalusai Defleksi
Vertikal pada Jembatan Pipa Air Sungai Progo Magelang Berdasarkan RSNI
T 03-2005. Magelang: Universitas Tidar

PALYJA. (2014). Annual Report 2014. Jakarta: PT Pam Lyonnaise Jaya

Anda mungkin juga menyukai