Republik Indonesia
Nomor 08/PRT/M/2015
Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi
OLEH
NUR L A I L AT UL KHUSNAH
BAB 1
KETENTUAN UMUM
BAB 1
KETENTUAN UMUM Prasarana irigasi, air irigasi,
Sistem manajemen irigasi, kelembagaan
pengelolaan irigasi, dan sumber
Pasal 1 Irigasi
daya manusia.
Dalam Peraturan Menteri ini,
yang dimaksud dengan :
Irigasi
Saluran (usaha penyediaan,
pengaturan, dan Daerah
Bagian dari jaringan irigasi air Irigasi Air
pembuangan air Irigasi
tanah yang dimulai setelah Tanah
bangunan pompa sampai lahan
irigasi untuk
yang diairi menunjang
pertanian)
kesatuan lahan yang
mendapat air dari satu
Saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya jaringan irigasi
yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, Jaringan
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air Irigasi
irigasi
Pengelolaan irigasi
BAB 1 yang menjadi wadah petani
KETENTUAN UMUM Perkump.
pemakai air dalam suatu daerah
pelayanan irigasi
Petani
Pasal 1 Pemakai
Air
Masyarakat
Bangunan yang berada
dalam jaringan irigasi Petani Saluran
Bangunan
Pembuang
Irigasi (kelompok
Irigasi
masyarakat yang
bergerak dalam
bidang pertanian)
Saluran yang digunakan
untuk menyalurkan kelebihan
Saluran yang mempunyai tanggul
air yang sudah tidak
alam dan/atau buatan di kanan atau Saluran
Bertanggul dimanfaatkan lagi
kirinya
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Batas pengamanan bagi saluran dan/atau
Pasal 1 bangunan irigasi dengan jarak tertentu sepanjang
saluran dan sekeliling bangunan.
Pasal 1 Gubernur
Kepala daerah sbg unsur
penyelenggara Pemerintahan
Daerah tingkat kab. /kota
Institusi Pengelola
Balai Besar Wilayah
yang diberi Sumber
Sungai/Balai Wilayah Sungai Wewenang Daya Air
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 2 PERATURAN MENTERI
Pemerintah pusat
Memberi arahan
Sebagai acuan dalam menetapkan
menyusun peraturan Pemerintah Daerah Provinsi garis sempadan
tentang penetapan jaringan
garis sempadan Pemerintah Daerah Kab. /Kota irigasi & tertib
jaringan irigasi penatausahaan
administrasi
Pemerintah Desa
barang milik
negara/ daerah/
Pengamanan Perseorangan pemilik barang lain
jaringan irigasi
Badan usaha / badan sosial
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 3
Garis Sempadan
Jaringan Irigasi
Menjaga fungsi Dibangun oleh:
jaringan irigasi
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah daerah
Berlaku untuk : provinsi, & daerah
Tidak terganggu oleh kabupaten/kota,
1. Jaringan irigasi yang 3. Perseorangan
aktivitas yang akan dibangun
berkembang disekitar 4. Badan usaha
2. Jaringan irigasi yang dan/atau
jaringan irigasi. telah terbangun. badan sosial
BAB 2
GARIS SEMPADAN
JARINGAN IRIGASI
BAB 2
GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kesatu : Umum
Pasal 4
meliputi
Garis Sempadan Garis sempadan Terdiri atas:
Jaringan Irigasi saluran irigasi
1. Saluran suplesi
/penghubung
Penetapan harus
2. Saluran primer
mempertimbangkan:
3. Saluran sekunder
4. Garis sempadan
1. Ruang gerak saluran pembuang
2. Kepadatan penduduk dan/atau garis
3. Rencana sempadan
pengembangan dan bangunan irigasi.
pengelolaan jaringan
irigasi
BAB 2
GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kedua : Garis Sempadan Saluran Irigasi
Pasal 5
Garis
Bahan
Sempadan Pertimbangan:
Pasal 11
Penentuan jarak sempadan bangunan
irigasinya mengikuti sempadan
jaringan irigasi yang bersangkutan.
Gubernur
Ditetapkan • daerah irigasi lintas kabupaten/kota
(memperhatikan
oleh: rekomendasi bupati/walikota)
• Luasan daerah irigasi 1.000 ha s/d 3.000 ha
Berdasarkan perencanaan
teknis
BAB IV
TATA CARA PENETAPAN
BAB IV
Pasal 17
TATA CARA PENETAPAN
Bagian Kesatu : Tata Cara Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi Yang Telah
Terbangun
Hasil
dituangkan
2
dalam berita
1kepemilikan
Pemetaan batas
tanah
acara Jika telah SEPAKAT
kajian teknis dan
rekayasa teknis
sepanjang saluran
irigasi 3 mengusulkan
sosialisasi rencana
penetapan garis penetapan garis
diumumkan sempadan sempadan
terdapat selama 3 (tiga) jaringan irigasi
keberatan dari bulan kepada
masyarakat masyarakat Menteri,
5 memasang
patok batas
gubernur, atau
bupati/walikota
sempadan
sementara
4
BAB IV
Pasal 19
TATA CARA PENETAPAN
Bagian Kedua : Tata Cara Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi Yang akan
dibangun
menyusun rencana 2
1
Penentuan batas
pengadaan tanah
untuk
sempadan pembangunan
jaringan irigasi Pengadaan tanah
jaringan irigasi
(paling lambat 1
tahun sebelum
6Jika telah sesuai, pelaksanaan
konstruksi)
3 7
pengadaan tanah
tambahan
5 Jika terjadi
Segera diusulkan
Menteri,
gubernur, atau
reinventarisasi batas permasalahan
sempadan dan teknis dll, bupati/walikota
paling lambat 1 tahun evaluasi pemenuhan dilakukan
setelah pelaksanaan
konstruksi
ketentuan
4perubahan
patok
BAB V
PEMANFAATAN RUANG
SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
BAB V
PEMANFAATAN RUANG SEMPADAN JARINGAN
IRIGASI
Pasal 20
Ruang sempadan dimanfaatkan untuk
jaringan irigasi keperluan pengelolaan
jaringan irigasi.
Dilakukan oleh:
Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya bersama masyarakat
setempat, perkumpulan petani pemakai air, pemanfaat jaringan irigasi
lainnya
BAB VI
PENGAMANAN DAN PENGAWASAN
RUANG SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kedua : Pencegahan dan Penertiban
Upaya Pengamanan lain : mengajukan permohonan hak atas tanah kepada kantor
badan pertanahan kabupaten/kota setempat.
BAB VI
PENGAMANAN DAN PENGAWASAN
RUANG SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kedua : Pencegahan dan Penertiban
Pasal 26
• (1) Setelah proses sertifikasi hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 selesai dilaksanakan, ditindaklanjuti dengan pemasangan patok
batas kepemilikan Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota sepanjang garis sempadan
• dengan jarak maksimal 100 (seratus) meter pada saluran relatif lurus,
maksimal setiap 25 (dua puluh lima) meter pada tikungan saluran atau lebih
rapat sesuai garis lingkar tikungan.
• (2) Diantara dua patok tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditanami dengan tanaman keras.
BAB VI
PENGAMANAN DAN PENGAWASAN
RUANG SEMPADAN JARINGAN IRIGASI
Bagian Kedua : Pencegahan dan Penertiban
Pasal 27
Tahapan Penertiban ruang sempadan jaringan irigasi:
Perintah
Bongkar
sesuai
Sosialisasi Peringatan Teguran Peraturan
perundang
undangan
Pemerintah Pusat, pemerintah terdiri atas unsur instansi yang menangani
Membentuk tim
daerah provinsi, pemerintah daerah urusan pemerintahan bidang pertanahan,
terpadu
kabupaten/kota bidang irigasi, dan bidang keamanan.
BAB VII
PERAN MASYARAKAT
BAB VII
PERAN MASYARAKAT
Pasal 30
• Masyarakat setempat dan perkumpulan petani pemakai air dapat
diikutsertakan dalam pengawasan ruang sempadan jaringan irigasi
• Pengawasan ruang sempadan jaringan irigasi dapat berbentuk
pengaduan dan/atau pelaporan dari masyarakat mengenai segala
pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang sempadan jaringan
irigasi kepada dinas, Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah
Sungai sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 31
• Pelaksanaan pemanfaatan sempadan jaringan irigasi yang menjadi
wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi atau
pemerintah daerah kabupaten/kota mutatis mutandis berlaku
ketentuan BAB V Peraturan Menteri ini.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini:
a. ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara penetapan garis sempadan
jaringan irigasi yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Menteri ini;
b. garis sempadan jaringan irigasi yang telah ditetapkan dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini;
c. pelaksanaan kegiatan penetapan garis sempadan jaringan irigasi yang masih dalam proses,
tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Menteri ini; dan
d. izin pemanfaatan ruang sempadan jaringan irigasi yang telah ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya izin.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
• Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.