(BENDUNG)
BANGUNAN – BANGUNAN IRIGASI
DEFINISI BENDUNG
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan elevasi muka
air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
bangunan pengambilan (intake structure).
Bangunan Utama adalah bangunan air (Hydraulic Structure) yang terdiri dari bagian-bagian:
1. Bendung (Weir Structure),
2. Bangunan Pengelak (Diversion Structure),
3. Bangunan Pengambilan (Intake Structure),
4. Bangunan Pembilas (Flushing Structure) dan
5. Bangunan Kantong Lumpur (Sediment Trap Structure).
JENIS BENDUNG
Berdasarkan Tipe Strukturnya bendung dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu :
1. Bendung Tetap, dibangun dibagian dibagian hulu sungai.
2. Bendung Gerak, bendung gerak pada umumnya dibanguin dibagian muara / hilir sungai.
3. Bendung Kombinasi antara bendung gerak dan bendung tetap
BENDUNG TETAP
• Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah,
sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
• Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai
yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun).
• Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai
kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir.
• Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun
di daerah hulu tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena
terkurung oleh tebing-tebingya yang curam.
Bendung Tetap
Komponen Bendung Tetap
Komponen bendung tetap terdiri atas beberapa bagian seperti tertera dibawah ini :
BENDUNG GERAK
• Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannnya dapat berubah-ubah
sedemikian rupa sehingga elevasi muka air di hulu bendung dapat diatur sesuai dengan yang
dikehendaki. Pada bendung tetap elevasi muka air di hulu bendung berubah sendiri sesuai
dengan debit sungai yang melimpas.
• Bendung gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir
sungai atau muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar
dari pada di daerah hilir.
• Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang dibangun di
daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber
kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang
telah terbuka kea rah hilir (downstream).
Terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan
pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial.
Tipe ini mempunyai fungsi ganda, yaitu :
1. Mengatur tinggi muka air di hulu bendung, kaitannya dengan muka air banjir dan
2. Meninggikan muka air sungai, kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai
keperluan
Bendung tipe ini merupakan kombinasi antara bendung tetap dan bendung bergerak dimana
memiliki fungsi ganda sebagai bendung gerak
Ditinjau dari Sifatnya bendung dapat dibedakan seperti :
1. Bendung Permanen, yang termasuk bendung ini antara lain bendung pasangan batu,
bendung dari konstruksi beton bertulang dan bendung kombinasi atas keduanya.
2. Bendung Semi Permanen, yaitu bendung dari bronjong kawat, cerucuk bambu dll.
3. Bendung Darurat (Bendung Sementara) yaitu bendung dari tumpukan batu yang dibuat oleh
masyarakat untuk jangka waktu sementara
Bendung Permanen,
Semua perencanaan herus mengikuti Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Dir Jen Pengairan
dan harus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Data yang diperlukan antara lain :
1. Data Topografi
• Peta yang mencakup daerah pengaliran sungai (DPS). Skala 1 : 250.000 dan skala 1 :
50.000
• Peta situasi di lokasi rencana bendung yang mencakup + 1 km kehulu dan 1 km kehilir
untuk menentukan beberapa alternatif lokasi as bendung. Skala 1 : 5000
• Gambar potongan memanjang dan melintang sungai dengan interval jarak setiap 50 m,
sejauh + 1 km kehulu dan kehilir rencana bending. Skala 1 : 5000 dan 1 : 200
• Peta situasi detail dilokasi rencana bendung terpilih
2. Data Hidrologi
• Data debit sungai
• Data hujan di daerah pengaliran sungai.
• Tipe tanah dan jenis tanaman penutup di daerah pengaliran.
Data debit dan data curah hujan akan digunakan untuk menghitung debit banjir, debit
andalan dan untuk perhitungan water balance.
Dalam perencanaan bendung dipakai analisa debit banjir 100 tahunan.
2. Data Klimatologi
• Data lamanya penyinaran matahari
• Data kecepatan angin
• Data suhu udara
• Data kelembaban udara
4. Data Morfologi Sungai
• Data-data sedimen
• Jenis tanah dasar.
• Volume sedimen
4. Data Geologi
• Peta geologi regional (dari Dinas Geologi – Jl. Diponegoro (untuk Bandung)
• Peta geologi di lokasi rencana bendung
• Bahaya gempa
• Dll
Investigasi merupakan dasar untuk merendahkan biaya pada tahap perencanaan, detail
design, pembangunan serta Operasi dan Pemeliharaan.
Investigasi lapangan harus dilakukan di calon lokasi maupun sepanjang sungai meliputi kondisi
sungai, pengaruh terhadap pengendalian banjir, pengaruh terhadap penggunaan air di hulu dan
hilir, serta kondisi lapisan tanah fondasi.
Macam Investigasi :