PERENCANAAN BENDUNGAN
JAKARTA, 13 FEBRUARI 2020
PADA
SPECIAL TRAINING
TEKNIK PENGAWASAN DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
BENDUNGAN URUGAN
JAKARTA, 13 - 14 FEBRUARI 2020
STUDI KELAYAKAN
POLA PENGE- RENCANA PENGE- PRA Studi (TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN)
LOLAAN SDA LOLAAN SDA Kelayakan + PERENCANAAN UMUM
+ DESAIN PENDAHULUAN
Konsultasi
•Inventarisasi potensi SDA PERENC TEKNIS /
Publik DESAIN RINCI
- Daya dukung SDA
•Rencana tata ruang
-Inventarisasi kebutuhan air
•Kemampuan dana
•Kelestarian keragaman hayati air
1. Studi Kelayakan,
2. Penyusunan Desain,
3. Studi Pengadaan Tanah.
1. Studi Kelayakan
Perencanaan
Permen PUPR 27/ 2015,
Pasal 19 (1). Tahapan Pembangunan
Bendungan
Studi Pengadaan tanah termasuk di dalamnya LARAP (Land Acquisition and Resetlement Action Plan)
Layout Pembangunan BSH, Banten
6. Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Pedoman-Pedoman Terkait dengan Desain Bendungan lainnya
dari Kemen PUPR dan Unit-unit Organisasi Dibawahnya.
Kegiatan pokok dalam penyiapan desain dan uji konstruksi
bendungan urugan
Tahapan pembangunan
bendungan urugan
Tujuan Pembangunan
Untuk mendapatkan pilihan tipe bendungan yang paling tepat, sesuai dengan
tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan
beberapa aspek sebagai berikut:
• Tujuan pembangunan
• Tinggi bendungan
• Material yang tersedia
• Topografi
• Geologi
• Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
Pemilihan Lokasi Bendungan
Agar keamanan bendungan terpenuhi, dalam penyiapan desain perlu diperhatikan strategi
penyiapan desain sebagai berikut:
• Team desain dan supervisi konstruksi yang terdiri dari ahli-ahli bendungan yang diketuai oleh
team leader dengan keahlian sebagai ” dam engineer generalist”
• Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga pelaksana konstruksi, teknologi
dan peralatan yg tersedia
• Hati-hati dengan konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan “experimental
investigation”
• Harus tersedia jalan akses yg baik menuju ke setiap komponen -komponen bendungan yang
perlu dioperasikan, dipantau, diperbaiki dan direhabilitasi, serta menuju area yg kritis.
Strategi Desain Bendungan (lanjutan)
• Survei Topografi
Bendungan Urugan
Jenis-Jenis Fondasi
Sesuai dengan batuan pembentuk lapisan fondasi, secara garis besar fondasi
bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Fondasi batuan
• Fondasi pasir atau kerikil
• Fondasi tanah
7. Tubuh Bendungan Urugan
Bendungan tipe urugan homogen
• Desain fondasi
• Desain tubuh bendungan
Pemilihan Tipe Bendungan Urugan
• Kondisi geologi
• Ketersediaan material
• Perkiraan biaya.
Bagian-Bagian Tubuh Bendungan
• Puncak bendungan
5
6. Analisis Desain
6. Analisis Desain
Analisis Statik
Analisis Deformasi
Ada dua macam analisis yang dilakukan yaitu:
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yang
terjadi akibat konsolidasi yang biasa disebut analisis
penurunan
Jenis Instrumen
Semua alat ukur tekanan dan pergerakan harus dikalibrasi di lapangan sebelum dipasang,
meskipun dari pabrik sudah ada sertifikatnya.
Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan Urugan
Tipe atau jenis pelimpah biasanya diberi nama sesuai ciri yang menonjol
dari bangunan tersebut:
Ogee atau over flow (frontal, lengkung)
ambang jatuh (free overfall, biasa dipakai pada bendungan beton),
sipon,
corong (shaft atau morning glory),
pelimpah samping (side channel)
terowong.
Gambar 4a: Karakteristik pelimpah Ogee
Gambar 4b. Pelimpah siphon
Gambar 4c. Skema aliran pada pelimpah samping
Kapasitas maksimum pelimpah harus memenuhi SNI 03-3432-1994 tentang Patokan banjir
desain dan kapasitas pelimpah.
Bendungan konsekwensi besar, banjir desain digunakan adalah Q1000 dan banjir maksimum
boleh jadi (PMF) dengan tinggi jagaan sesuai pedoman yang berlaku.
Bendungan konsekwensi kecil, banjir desain yang digunakan adalah Q1000 dan setengah
banjir maksimum boleh jadi (1/2 PMF), tinggi jagaan sesuai pedoman yang berlaku.
Bangunan Pengambilan
5. Pemasangan Instrumentasi
Cara kalibrasi alat sebelum dipasang di lapangan
Lokasi penempatan instrumen
Jenis alat dan funsi alat instrumen
Cara pembacaan dan evaluasi
4. Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan al. untuk: penampung air guna memenuhi
berbagai kebutuhan (irigasi, air baku, Industri); pengendali banjir; PLTA; serbaguna;
imbuhan air tanah (ground water recharge); penampung sedimen; dan penampung
limbah tambang dan penampung lumpur.
5. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar
pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yg dihasilkan studi ini
adalah: laporan utama; laporan ringkasan (Summary report); dan laporan penunjang (survai
topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosek, analisis
kelayakan ekonomi, studi AMDAL, KAK - desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya.)
6. Pemilihan tipe bendungan yang paling tepat, shg sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi
setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sbb: tinggi bendungan;
material yang tersedia; topografi; geologi; Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
7. Kriteria desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok, yakni: aman terhadap
kegagalan struktur (structural failure); aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure);
dan aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure).
8. Jenis survei investigasi (SI) sesuai tahapan pembangunan bendungan, garis besarnya yakni:
SI untuk perencanaan umum (desain pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta OP); SI
tambahan untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul; SI untuk keperluan khusus
(misal untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan RTD).
9. Jenis-jenis SI yang diperlukan untuk mendukung desain, al.: survei topografi; survei geologi
Teknik; survei material bangunan; survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi.
10. Tahapan investigasi geologi terdiri dari: penyelidikan geoteknik pendahuluan; Penyelidikan
geoteknik tahap desain pendahuluan; dan Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci.
11. Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang
kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada; pengenalan lapangan; pengamatan
terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta; dan geologi yg dilakukan dengan cara
analogi terhadap kondisi bawah permukaan.
12. Jenis uji insitu yg dilakukan pada terowongan atau sumuran uji, al.: Uji pembebanan/ uji
deformasi; Uji insitu geseran; dan Uji cepat rambat gelombang elastis.
13. Uji laboratorium diperlukan untuk: melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk
batuan); dan mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan.
14. Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: uji laboratorium mekanika tanah; dan uji
laboratorium mekanika batuan.
16. Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan: kualitas material yg mencakup klasifikasi teknis,
sifat fisik, mekanik, menentukan material yg memenuhi persyaratan desain dan konstruksi; ketersediaan cadangan
material yang memenuhi syarat; kondisi yang berkaitan dg penggalian, lokasi sumber jalan masuk, jarak, status,
perlunya konservasi.
17 Secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: pondasi batuan; pondasi pasir atau kerikil;
dan pondasi tanah.
18. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain bendungan dibagi menjadi dua, yaitu: desain fondasi; dan desain
tubuh bendungan.
19. Analisis statik, stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara keseimbangan batas (limit equilibrium method),
dengan bidang gelincir berbentuk lingkaran (sliding circle) dan bentuk baji wedge); dan cara elemen hingga (Finite
Elemen Method) . Ada dua macam analisis dinamik yg dilakukan yaitu: analisis likuifaksi; dan analisis deformasi.
21. Ada dua macam analisis deformasi yg dilakukan yaitu: analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan
yg terjadi akibat konsolidasi; dan analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap
akibat goncangan gempa.
22. Secara garis besar, jenis instrument dikelompokkan menjadi: pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer);
pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter); dan pemantau
rembesan (V notch).
TERIMA KASIH