Anda di halaman 1dari 72

PRINSIP DASAR

PERENCANAAN BENDUNGAN
JAKARTA, 13 FEBRUARI 2020

PADA
SPECIAL TRAINING
TEKNIK PENGAWASAN DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
BENDUNGAN URUGAN
JAKARTA, 13 - 14 FEBRUARI 2020

Ir. ABDUL HANAN AKHMAD, M.ENG


IR. ABDUL HANAN AKHMAD, M.ENG.
hananakhmad@yahoo.com, hp. 08111801956

 BANDA ACEH, 21 MARET 1956


 S1 TEKNIK SIPIL, UNSYIAH, B.Aceh, 1983
 S2 WATER RESOURCES ENGINEERING, St. Johns, Canada, 1993
 PNS KEMENTERIAN PU DESEMBER 1985 NIP. 110035677
 1994 - 1998 SUB PM FLORES-NTT, IRRIGATION PROJECT
 1998 - 2000 PM FLORES-NTT, DEV. OF WR PROJECT
 2000 - 2004 PM NTB, DEV. OF WR PROJECT
 2004 - 2004 KASIE IRIGASI WILTIM II, DIT WILTIM, DITJEN SDA
 2004 - 2010 KA BALAI BENDUNGAN, DITJEN SDA
 2011 - 2012 KA SUBDIT HKA, DIT BINA PSDA
 2012 - 2016 KA BBWS C3, DITJEN SDA
 PURNA TUGAS DARI ASN 1 APRIL 2016 GOL IV/D
 1 APRIL 2016 – SEKARANG  NS. BID. BENDUNGAN & PENGAJAR DIKLAT BID. BENDUNGAN
 2017 - 2018  TIM TPE PSN BID. BENDUNGAN, KEMEN PUPR
 2017 – 2018  TIM JURI LOMBA OP BENDUNGAN, DIT BINA OP.
 2016 – 2019  AHLI UTAMA BENDUNGAN
 2016 - 2019  ASESOR TEKNIK SIPIL - LPJKN
 2017 – SEKARANG  TIM ASSESSMENT DOISP II, DIT BINA OP.
POKOK BAHASAN (Peserta Training Diharapkan Mampu Memahami Prinsip Dasar Perencanaan Bendungan)
Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Bendungan
I. Tahapan Persiapan Pembangunan
1. Izin Penggunaan Sumber Daya Air (Pasal 10 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2017).
2. Persetujuan Prinsip Pembangunan (Pasal 15 ayat 3, Permen PUPR No. 27/2015).
1) Rekomendasi Teknis dari UPT yang membidangi SDA pada WS ybs;
2) Dokumen Studi Kelayakan; dan 3) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amdal).
II. Perencanaan Pembangunan Bendungan (Pasal 19 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2017).
1. Studi Kelayakan, 2. Penyusunan Desain, dan 4. Studi Pengadaan Tanah.
III. Perencanaan Teknis (Penyusunan Desain).
1. Tujuan Pembangunan, Pemilihan Tipe dan Lokasi Bendungan,
2. Kriteria Pokok dan Strategi Desain Bendungan
3. Survai dan Investigasi,
4. Fondasi Bendungan,
5. Tubuh Bendungan Urugan dan Sistem Bangunan Pengelak,
6. Analisis Desain Bendungan dan Kelengkapannya,
7. Instrumentasi Bendungan, dan
8. Bangunan Pelengkap.
I. PERSIAPAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN
Sebagai Dasar Perencanaan dan Perencanaan Teknis, tertuang dalam Permen PUPR No. 10/2015
tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan, dan pasal 2 Permen PUPR
No. 27/2015 tentang bendungan; serta NSPM terkait.

STUDI KELAYAKAN
POLA PENGE- RENCANA PENGE- PRA Studi (TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN)
LOLAAN SDA LOLAAN SDA Kelayakan + PERENCANAAN UMUM
+ DESAIN PENDAHULUAN

Perlu bendungan/ tidak?

Konsultasi
•Inventarisasi potensi SDA PERENC TEKNIS /
Publik DESAIN RINCI
- Daya dukung SDA
•Rencana tata ruang
-Inventarisasi kebutuhan air
•Kemampuan dana
•Kelestarian keragaman hayati air

Gambar 1: Bagan tahapan Persiapan Pembangunan


Bendungan
II. Perencanaan Pembangunan Bendungan

1. Studi Kelayakan,
2. Penyusunan Desain,
3. Studi Pengadaan Tanah.
1. Studi Kelayakan

Studi kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pilihan terbaik


dari beberapa alterntif berdasar pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan
lingkungan.

Jenis laporan yang dihasilkan studi ini adalah:


• Laporan utama
• Laporan ringkasan (Summary report), dan
• Laporan penunjang (survai topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian,
desain pendahuluan, survai sosial ekonomi, analisis kelayakan ekonomi,
studi AMDAL, kerangka acuan untuk desain rinci, rencana pelaksanaan,
perkiraan biaya, dll)
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN

Perencanaan
Permen PUPR 27/ 2015,
Pasal 19 (1). Tahapan Pembangunan
Bendungan

a. Studi b.Penyusunan c. Studi


kelayakan Desain Pengadaan
Tanah

Pasal 19 (3). Dalam Perencanaan Bendungan…… mengikut


sertakan instansi terkait
DOKUMENTASI
KOSULTASI PUBLIK
PERSI A PA N PEMBA N G U NA N BEND U N GA N K A RI A N

RAPAT KOORDINASI BERSAMA TOKOH ULAMA, MASYARAKAT,


AHLI WARIS, JAJARAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LEBAK
2. Penyusunan Desain
Tahapan Perizinan dan Persetujuan Pembangunan Bendungan

No Tahapan proses Jenis kajian Perizinan Persetujuan*)


kegiatan

1 Persiapan - Izin penggunaan SDA Persetujuan prinsip, pembangu


Pembangunan oleh Menteri, Gubernur, nan oleh menteri, gubernur,
Bupati/ walikota, sesuai bupati/ walikota sesuai
kewenangan kewenangan

2 Perencanaan Desain - Persetujuan desain oleh


pembangunan Menteri

3 Pelaksanaan Pelaksanaan Izin pelaks konstruksi -


konstruksi konstruksi oleh menteri

4 Pengisian awal Pelaksanaan Izin pengisian awal -


waduk pengisian awal waduk oleh menteri
Cttn: SK., S L., SPT...ok.
2. Studi Pengadaan Tanah

Studi Pengadaan tanah termasuk di dalamnya LARAP (Land Acquisition and Resetlement Action Plan)
Layout Pembangunan BSH, Banten

III. Perencanaan Teknis


Bendungan
(Penyusunan Desain)
PANDUAN PERENCANAAN BENDUNGAN URUGAN
1. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan (Vol. 1 – 5):
Vol 1. Survai & Investigasi.
Vol 2. Analisis Hidrologi.
Vol 3. Desain Pondasi & Tubuh Bendungan.
Vol 4. Desain Bangunan Pelengkap.
Vol 5. Pekerjaan Hidromekanik, Instrumentasi & Bangunan Pelengkap.

2. Bendungan Type Urugan, Ir. Suyono Sosrodarsono Kensaku Takeda.

3. Buku Standard Jepang


Design Criteria for Dams, Japanese National Comitte on Large Dams.
Design of Small Dams 1974, U.S. Departement of the Interior
Foundation Analysis and Design, Yoseph E. Bowles, Third Edition.
Hydraulics Of Dams And Reservoirs, Fuat Senturk, Ph.D.

4. Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan.

5. Penentuan Beban Gempa Pada Bangunan Pengairan.

6. Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Pedoman-Pedoman Terkait dengan Desain Bendungan lainnya
dari Kemen PUPR dan Unit-unit Organisasi Dibawahnya.
Kegiatan pokok dalam penyiapan desain dan uji konstruksi
bendungan urugan
Tahapan pembangunan
bendungan urugan

Survai dan Investigasi Konstruksi bendungan


1. Penetapan lokasi bendungan Untuk menjamin agar bendungan dapat berfungsi
2. Invest geoteknik dilokasi bedungan, dengan baik dan mempunyai keamanan yang cukup,
pelimpah, waduk (sesuai kebutuhan) maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan
3. Invest geoteknik di sumber material kontinu agar semua spesifikasi yang dipersyaratkan
l dalam desain memenuhi uji mutu :
1. Uji mutu perbaikan fondasi dan ebatmen
2. Uji mutu bahan di borrowarea dan kuari
Desain bendungan tipe urugan
3. Uji mutu pemadatan urugan tanah, filter dan batu.
1. Desain fondasi (kedalaman fondasi)
2. Lokasi pengambilan bahan
3. Desain tubuh bendungan, bangun- Organisasi Proyek
an pelengkap, pengelak 1. Pemimpin Proyek
4. Desain sistem instrumentasi 2. Staf akhli geoteknikdan geologi dan struktur
bendungan
Spesifikasi Teknik 3. Inspektor dan pengawas lapangan
1. Persyaratan galian fondasi, jenis 4. Laboratorium uji mutu bahan (tanah dan beton)
batuan
2. Persyaratan bahan urugan, agregat,
tubuh bendungan
3. Alat pemadatan dan jumlah lintasan
2
2
Uji mutu konstruksi bendungan
Uji mutu perbaikan fondasi dan
Uji mutu daerah urugan tanah/batu
ebatman 1. Urugan kedap air dan semi kedap
borrowarea dan kuari
1. Mengontrol rembesan lewat fondasi 1. Urugan tanah di borrow
a) Spesifikasi menentukan jenis alat,
bendungan jumlah lintasan, tebal lapis ,
area
2. Mempersiapkan bidang kontak yang batasan kadar air dan kepadatan
a) Penentuan peralatan;
baik dengan lapisan urugan yang akan kering ;
b) uji mutu kadar air agar
dipadatkan. b) Uji mutu secara sederhana.
mendekati kadar air
3. Memperkecil penurunan diferensial Pengawas harus memahami secara
pemadatan, gradasi dan
yang akan terjadi untuk mencegah visual apakah material terlalu
plastisitas berada dalam
retakan dalam urugan. kering atau basah;
batasan ditentukan
4. Pengawas pekerjaan harus menjamin c) Uji mutu kepadatan di lapangan
dalam spesifikasi.
bahwa: dan pengambilan contoh uji harus
2. Urugan batu di kuari
a) fondasi dan ebatmen telah dikupas dilakukan secara kontinu selama
a) Penentuan peralatan;
sampai kedalaman yang cukup untuk konstruksi kadar air dan kepadatan;
b) Gradasi harus sesuai
memindahkan tanah lunak, organik, harus masuk dalam batasan spesifikasi,
spesifikasi, bila tidak
rekahan, pelapukan atau bahan lain bila tidak harus tambah lintasannya.
harus di proses
yang tidak diinginkan; 2. Urugan lulus air ( material kurang dari
c) Kuat tekan dan
b) lekukan/cekungan (depresi) dan sesar 5% butiran lolos no 200
absorbsi harus sesuai
batuan telah bersih dan terisi dengan a) Penentuan alat pemadat
batasan dalam
beton dental; b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air
spesifikasi
c) bidang batuan yang terbentuk relatif tidak dibutuhkan, gradasi kepadatan
halus dan merata karena pembentukan relatif dalam batasan spesifikasi;.
/reshping dan pengisian; 3. Urugan batu
d) rongga-rongga dasar telah diisi dan a) Penentuan alat pemadat
diinjeksi (digrout); dan dindinghalang b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air
telah mencapai lapisan kedap air. tidak dibutuhkan, gradasi kepadatan
relatif dalam batasan spesifikasi;.

Inspeksi keamanan bendungan


1. Tujuan Pembangunan, Pemilihan Tipe dan Lokasi Bendungan

 Tujuan Pembangunan

Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan antara lain untuk:


• penampung air guna memenuhi berbagai kebutuhan (irigasi, air baku
domestik. industri, dll),
• pengendali banjir,
• pembangkit listrik tenaga air (PLTA),
• serbaguna
• imbuhan air tanah (ground water recharge),
• penampung sedimen,
• penampung limbah tambang dan penampung lumpur.
MANFAAT
• Penyediaan Air RKI untuk Kab. Lebak, KotaT angerang, Kab.Tangerang, Kota Tangerang Selatandan wilayah Prov. DKI
Jakarta Penyediaan Air RKI sebesar 9,1 m3/detik melalui Karian-Serpong Conveyance System (KSCS);
• Penyediaan kebutuhan suples ike DI. Ciujung dengan luas 22.000 ha dan pemenuhan kebutuhan Air RKI Kota Cilegon
serta Kab. Serang sebesar 5,5 m3 /detik;
• Pengendalian banjir daerah hilir yang merupakan Kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol
Jakarta-Merak, Kawasan Industri terpadu, dengan kapasitas tampungan banjir sebesar 60,8 juta m3.
• Menyediakan sarana rekreasi dan tujuan wisata air serta potensi pembangkit energi listrik sebesar 1,8 mega watt
melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH).
 Tipe Bendungan

Berdasar material konstruksi bendungan ada 2 kelompok jenis bendungan, yaitu:


• Bendungan beton
• Bendungan urugan tanah dan urugan batu.

 Pemilihan Tipe Bendungan

Untuk mendapatkan pilihan tipe bendungan yang paling tepat, sesuai dengan
tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan
beberapa aspek sebagai berikut:
• Tujuan pembangunan
• Tinggi bendungan
• Material yang tersedia
• Topografi
• Geologi
• Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
 Pemilihan Lokasi Bendungan

Dalam pemilihan lokasi bendungan, perlu dipertimbangkan aspek-aspek sebagai


berikut:
• Kondisi topografi
• Kondisi geologi fondasi
• Pertimbangan lain
- Kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah
- Kaitannya dengan masyarakat dan ekonomi
- Rencana pengembangan jangka panjang
- Kelestarian lingkungan
Contoh Tipe Urugan Batu
dengan core di tengah

Gambar Berbagai tipe bendungan urugan


2. Kreteria Pokok dan Strategi Desain Bendungan

 Kriteria Pokok Desain Bendungan

Setiap desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok


desain sebagai berikut:

• Aman terhadap kegagalan stuktur (structural failure)


• Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure)
• Aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure)
Konsepsi Keamanan Bendungan

Upaya pengurangan Upaya pengelolaan resiko yang tersisa


resiko
 Strategi Desain Bendungan

Agar keamanan bendungan terpenuhi, dalam penyiapan desain perlu diperhatikan strategi
penyiapan desain sebagai berikut:

• Team desain dan supervisi konstruksi yang terdiri dari ahli-ahli bendungan yang diketuai oleh
team leader dengan keahlian sebagai ” dam engineer generalist”

• Hindari konsep struktur yang rumit dan yang tidak diperlukan

• Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga pelaksana konstruksi, teknologi
dan peralatan yg tersedia

• Hati-hati dengan konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan “experimental
investigation”

• Harus tersedia jalan akses yg baik menuju ke setiap komponen -komponen bendungan yang
perlu dioperasikan, dipantau, diperbaiki dan direhabilitasi, serta menuju area yg kritis.
 Strategi Desain Bendungan (lanjutan)

• Tata letak bangunan harus diatur dengan baik sehingga mampu


memfasilitasi kebutuhan perbaikan dan/atau penggantian peralatan
mekanikal dan listrik dimasa yang akan datang

• Harus tersedia ventilasi dan penerangan yang cukup pada gallery,


shaft, terowong atau tempat-tempat tertutup lain yang perlu
diinspeksi atau pada tempat-tempat yang mengandung gas yg
mudah terbakar

• Bendungan sedapat mungkin didesain dengan pertimbangan dapat


dioperasikan dan dipelihara dengan mudah (simple).
3. Survai dan Investigasi
3. Survai dan Investigasi

 Jenis-Jenis Survei Investigasi

Secara garis besar survei investigasi dapat dikelompokkan sesuai tahap


pembangunan bendungan, sebagai berikut :

• survei investigasi untuk perencanaan umum (overall planning), seperti


desain awal/ pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta operasi dan
pemeliharaan.

• survei investigasi tambahan (supplement) untuk mengantisipasi


permasalahan baru yang timbul.

• survei investigasi untuk keperluan khusus, seperti : untuk ganti rugi,


studi lingkungan, dan untuk penyusunan Rencana Tindak Darurat.
 Jenis-Jenis Survei Investigasi

Jenis-jenis survei investigasi yang diperlukan untuk


mendukung pembuatan desain antara lain:

• Survei Topografi

• Survei Geologi Teknik

• Survei Material Bangunan

• Survei Hidrologi, Hidrogeologi, & Hidrometeorologi.


 Investigasi Geologi dan Geoteknik

• Tahapan investigasi geologi terdiri dari:


- Penyelidikan geoteknik pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci

• Investigasi geologi permukaan


Investigasi geologi permukaan, perlu dilakukan pada tahap desain
awal maupun desain rinci yang kegiatannya mencakup :
- pengkajian data yang telah ada
- pengenalan lapangan
- pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta
geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi
bawah permukaan.
 Investigasi Geologi dan Geoteknik (lanjutan)
• Uji Insitu Geoteknik
Jenis uji insitu yang dilakukan pada terowongan atau sumuran uji
antara lain :
- Uji pembebanan / uji deformasi
- Uji insitu geseran
- Uji cepat rambat gelombang elastis
• Uji Laboratorium
Uji laboratorium diperlukan untuk :
- Melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk batuan)
- Mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan

Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu:


- Uji laboratorium mekanika tanah
- Uji laboratorium mekanika batuan
 Investigasi Material

Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan :


• Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat fisik, dan
mekanik, sekaligus menetapkan material yang memenuhi persyaratan
desain dan konstruksi

• Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat

• Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber yang mencakup


jalan masuk, jarak, status, perlunya konservasi, dll.
 Studi Gempa

Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan dengan


menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan melakukan studi gempa
tersendiri. Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan besar
(tinggi diatas ~100 m) atau yang terletak didaerah yang memiliki kondisi
geologi khusus seperti sesar besar yang aktif, atau bendungan yang terletak
pada zona E dan F pada Peta Zona Gempa. Bagi bendungan yang memiliki
kondisi seperti tersebut, para meter gempa desainnya harus ditetapkan
dengan melakukan studi gempa sendiri.
 Hidrologi Hidrogeologi, dan Meteorologi

Jenis data yang harus dikumpulkan antara lain :


• Aliran air / debit sungai, mencakup debit minimum, rata-rata, dan
maksimum
• Kualitas air, terkait dengan syarat / baku mutu untuk masing-masing
mengguna, dll.
• Kondisi air dalam tanah pondasi
• Sedimentasi, terkait dengan umur layanan waduk.
• Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan.
• Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan
ketersediaan air
• Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersediaan air.
• Kecepatan angin, terkait dengan perhitungan ketersediaan air dan tinggi
jagaan.
4. Fondasi
5. Tubuh Bendungan Urugan

 Bendungan Urugan

Bendungan urugan adalah bendungan yang dibangun dari material galian


yang diurugkan dengan atau tanpa menggunakan material pengikat
buatan. Material yang digunakan, biasanya menggunakan material yang
tersedia disekitar lokasi bendungan.
6. Fondasi

 Jenis-Jenis Fondasi

Fondasi suatu bendungan, harus memenuhi tiga syarat penting sbb:


• Mempunyai daya dukung yang cukup sehingga mampu menahan beban
tubuh bendungan pada berbagai kondisi.
• Mampu menghambat aliran rembesan/cukup kedap air
• Mempunyai ketahanan terhadap erosi internal, aliran buluh, sembulan
(boiling).

Sesuai dengan batuan pembentuk lapisan fondasi, secara garis besar fondasi
bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Fondasi batuan
• Fondasi pasir atau kerikil
• Fondasi tanah
7. Tubuh Bendungan Urugan
Bendungan tipe urugan homogen

Bendungan tipe urugan zonal

Bendungan tipe gravitasi


Batasan Bendungan berdasarkan dimensi bangunan

Diskripsi Embung **) Bendungan Kecil Bendungan Besar


***) ****)
1. Tinggi *)

1.1 Tipe urugan ≤ 10 m ≤ 15 m ≥ 15 m

1.2 Tipe gravitasi ≤6m ≤ 15 m ≥ 15 m

2. Kapasitas tampungan ≤ 100,000 m3 ≤ 500,000 m3 ≥ 500,000 m3

3. Luas DTA ≤ 1 km2 ≤ 5 km2 ≥ 5 km2

4. Sertifikasi Desain, Tdk diperlukan Tdk diperlukan Diperlukan


Pelaksanaan dan Operasi
Catatan :
*) Diukur dari fondasi terdalam sampai dengan puncak tubuh embung.
**) Pedoman Kriteria Dimensi Embung Kecil utk Daerah Semi Kering di
Indonesia, Ibnu Kasiro dkk, 1994.
***) Kriteria Bendungan Kecil. ****) memenuhi Kriteria Permen PUPR No. 27/2015.
 Bendungan Urugan

Macam kegiatan yang dilakukan dalam penyiapan desain bendungan


urugan, adalah:

• Studi geologi rinci dilokasi bendungan dan ketersediaan material.


• Pemilihan jenis bendungan urugan yang paling sesuai dengan kondisi
lokasi.
• Analisis stabilitas, analisis deformasi, analisis rembesan dan penyipan
desain rinci.

Secara garis besar, dua kegiatan penyiapan desain dilakukan yaitu:

• Desain fondasi
• Desain tubuh bendungan
 Pemilihan Tipe Bendungan Urugan

Pertimbangan utama dalam pemilihan tpe bendungan urugan


adalah:

• Kondisi geologi

• Ketersediaan material

• Perkiraan biaya.
 Bagian-Bagian Tubuh Bendungan

• Puncak bendungan

• Pelindung lereng bendungan

• Filter dan transisi

• Zona kedap air.


Contoh Tipe Urugan Batu dengan core di tengah

Contoh Tipe Urugan Batu dengan core di tengah


Oulet Diversion Condutit
6 Keterangan:
1. Sadle Dam
2. Inti Main Dam
3. Cofferdam
4. Access Road
5. Inlet Spillway
6. Otlet Spillway 1
2
4

Inlet Diversion Condutit

5
6. Analisis Desain
6. Analisis Desain

 Analisis Statik

Analisis statik stablitas bendungan dilakukan untuk mengetahui


stabilitas bendungan pada berbagai kondisi dan kombinasi beban,
dengan cara statik.

Analisis stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

• Cara keseimbangan batas (limit equilibrium method), dengan bidang


gelincir berbentuk: lingkaran (circular slip surface / sliding circle) dan
bentuk baji (wedge)

• Cara elemen hingga (Finite Elemen Method).


 Analisis Dinamik
Ada dua macam analisis dinamik yang dilakukan yaitu:
• Analisis likuifaksi
• Analisis deformasi.

 Analisis Deformasi
Ada dua macam analisis yang dilakukan yaitu:
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yang
terjadi akibat konsolidasi yang biasa disebut analisis
penurunan

• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau


alihan tetap akibat goncangan gempa.
 Analisis Rembesan

Beberapa cara pengendalian tersebut diantaranya adalah :


1) Parit halang yang diisi kembali dengan lempung yang dipadatkan
2) Dinding halang (diafragma) campuran lempung dengan bentonit
3) Dinding halang beton
4) Selimut lempung kedap air di bagian hulu
5) Horisontal drain di bagian hilir
6) Toe-drain
7) Sumur pelepas tekanan (relief well)
8) Kombinasi satu dengan cara lain diatas
Gambar 2 : Contoh berbagai macam cara pengendalian rembesan pada fondasi dan tubuh bendungan urugan
7. Instrumentasi
7. Instrumentasi

 Jenis Instrumen

Secara garis besar jenis instrumen dikelompokkan menjadi:


• pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer)
• pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok
geser, strain meter, joint meter, dll)
• pemantau rembesan (V notch)

Selain itu di bendungan tinggi juga sering dipasang instrumen untuk


memantau “ancaman dari luar” berupa pemantau gempa SMA dan
hidro-meteorology.
a. Jenis alat pengukur tekanan air pori:

- Pisometer pipa tegak (standpipe piezometer)


- Pisometer hidraulik (hydraulic piezometer)
- Pisometer pneumatic (pneumatic piezometer)
- Pisometer elektrik (vibrating wire piezometer)

Jenis Respons Pengoperasi Perawatan Umur Harga


Pisometer an

Pipa Tegak Sangat Sangat Lama Mudah Panjang Sangat Murah


Lambat
Hidraulik Lambat Lama Sulit Panjang Mahal

Pneumatic Sedang Sedang Sedang Sedang Mahal

Elektrik Cepat Mudah Sedang/Sulit Pendek Sangat Mahal


b. Alat pengukur deformasi atau pergerakan di dalam tubuh bendungan
- Inklinometer, untuk mengetahui pergerakan horisontal
- Alat pengukur pergerakan vertikal (penurunan) :
• Hydraulic settlement cell
• Multi layer settlement device
• Automatic double fluid settlement, dll.

c. Alat pengukur pergerakan permukaan arah vertikal dan horizontal


- patok geser (surface marker)

d. Alat pengukur tekanan tanah total


- earth pressure cell

Semua alat ukur tekanan dan pergerakan harus dikalibrasi di lapangan sebelum dipasang,
meskipun dari pabrik sudah ada sertifikatnya.
Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan Urugan

Alat Ukur Alat Ukur


Alat Ukur Rembesan Alat Ukur
Tekanan Seismik
Deformasi

Tekanan Air Tekanan Temperatur Akselerograf


Debit Internal External
Pori Tanah & Kualitas
rembesan
Air

Sistem Sistem Sel Tekanan - V- Noth


Terbuka Tertutup Tanah - Cipoleti
- Ekstensometer - Patok Geser
- Plat penurunan
- Inklinometer
- dll.
Pisometer Pisometer
- Hidrolik - Hidrolik
- Pipa Tegak
- Pneumatik - Pneumatik
- Sumur
- Elektrik
Observasi - Elektrik Gambar 3. Bagan macam-macam instrumen untuk bendungan urugan
8. Bangunan Pelengkap
8. Bangunan Pelengkap

Bendungan perlu dilengkapi dengan bangunan pelengkap, berupa:


 Bangunan pelimpah
 Bangunan pengambilan / Sadap/bangunan intake.
 Di lokasi bangunan pelimpah yang tidak mencukupi untuk membangun
pelimpah kapasitas besar untuk mengalirkan banjir desain, diperlukan
bangunan pelimpah tambahan (auxiliary spillway) atau pelimpah darurat
(emergency spillway).
 Untuk menurunkan muka air waduk pada kondisi darurat, dapat saja
bendungan dilengkapi dengan bangunan pengeluaran darurat
(emergency release), dapat berupa bangunan pengeluaran bawah
(bottom outlet) atau jenis konstruksi lain.
 Tipe atau Jenis Pelimpah

Tipe atau jenis pelimpah biasanya diberi nama sesuai ciri yang menonjol
dari bangunan tersebut:
 Ogee atau over flow (frontal, lengkung)
 ambang jatuh (free overfall, biasa dipakai pada bendungan beton),
 sipon,
 corong (shaft atau morning glory),
 pelimpah samping (side channel)
 terowong.
Gambar 4a: Karakteristik pelimpah Ogee
Gambar 4b. Pelimpah siphon
Gambar 4c. Skema aliran pada pelimpah samping
Kapasitas maksimum pelimpah harus memenuhi SNI 03-3432-1994 tentang Patokan banjir
desain dan kapasitas pelimpah.
 Bendungan konsekwensi besar, banjir desain digunakan adalah Q1000 dan banjir maksimum
boleh jadi (PMF) dengan tinggi jagaan sesuai pedoman yang berlaku.

 Bendungan konsekwensi kecil, banjir desain yang digunakan adalah Q1000 dan setengah
banjir maksimum boleh jadi (1/2 PMF), tinggi jagaan sesuai pedoman yang berlaku.
 Bangunan Pengambilan

Jenis-jenis bangunan pengambilan:


a. Tipe menara (tower intake)
b. Tipe sandar atau miring (inclined intake)
c. Tipe lain, seperti tipe tenggelam (drop inlet)

Gambar 5a. Contoh bangunan pengambilan tipe menara


Gambar 5b. Contoh bangunan penyadap sandar
Gambar 5c. Contoh bangunan pengambilan tipe drop inlet
Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan
1. Pekerjaan persiapan :
 Data teknik bendungan termasuk gambar-gambar (denah, potongan melintang dan memanjang
konstruksi bendungan)
 Kaji ulang desain; apa saja yang dikaji ulang.
1) Ketersediaan Material termasuk borrow areas
2) Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
3) Ketersediaan Peralatan
2. Sistem pengelakan sungai dan perbaikan fondasi
 Cara pelaksanaan pembuatan terowongan termasuk peledakan (bila ada)
 Cara perbaikan fondasi baik pada cofferdam maupun pada tubuh bendungan
 Peralatan yang dipakai
3. Timbunan dan pemadatan
 Cara pengambilan material & pengolahan material sbelum dipakai penimbunan termasuk uji material.
 Tahapan penimbunan dan pemadatan
 Peralatan yang dipakai.
4. Bangunan penunjang
 Pelaksanaan Spillway, Pintu intake dll
 Sistem hidromekanikal dan elektrikal yang dipasang

5. Pemasangan Instrumentasi
 Cara kalibrasi alat sebelum dipasang di lapangan
 Lokasi penempatan instrumen
 Jenis alat dan funsi alat instrumen
 Cara pembacaan dan evaluasi

6. Permasalahan dan pemecahan


 Permasalahan yang dihadapi pelaksanaan konstruksi bendungan
 Pemecahan masalah di lapangan.
Rangkuman Materi
Prinsip Dasar Perencanaan Konstruksi Bendungan
1. Perencanaan Teknis, bendungan harus dilaksanakan tahap demi tahap berdasarkan
Konsepsi Keamanan Bendungan, pasal 2 Permen PUPR No. 27/2015 tentang bendungan serta
Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).

2. Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis, memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan,


Pemerintah mengeluarkan aturan bahwa tahap-tahapan kegiatan tersebut harus
mendapat izin atau persetujuan dari Menteri PUPR yang biasa disebut “Surat izin
atau Sertifikat Persetujuan”.

3. Tahapan-tahapan Pembangunan Bendungan yaitu: Persiapan Pembangunan; Perencanaan


Pembangunan; Pelaksanaan Konstruksi; dan Pengisian Awal Waduk.

4. Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan al. untuk: penampung air guna memenuhi
berbagai kebutuhan (irigasi, air baku, Industri); pengendali banjir; PLTA; serbaguna;
imbuhan air tanah (ground water recharge); penampung sedimen; dan penampung
limbah tambang dan penampung lumpur.
5. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar
pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yg dihasilkan studi ini
adalah: laporan utama; laporan ringkasan (Summary report); dan laporan penunjang (survai
topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosek, analisis
kelayakan ekonomi, studi AMDAL, KAK - desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya.)

6. Pemilihan tipe bendungan yang paling tepat, shg sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi
setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sbb: tinggi bendungan;
material yang tersedia; topografi; geologi; Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.

7. Kriteria desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok, yakni: aman terhadap
kegagalan struktur (structural failure); aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure);
dan aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure).

8. Jenis survei investigasi (SI) sesuai tahapan pembangunan bendungan, garis besarnya yakni:
SI untuk perencanaan umum (desain pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta OP); SI
tambahan untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul; SI untuk keperluan khusus
(misal untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan RTD).
9. Jenis-jenis SI yang diperlukan untuk mendukung desain, al.: survei topografi; survei geologi
Teknik; survei material bangunan; survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi.

10. Tahapan investigasi geologi terdiri dari: penyelidikan geoteknik pendahuluan; Penyelidikan
geoteknik tahap desain pendahuluan; dan Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci.

11. Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang
kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada; pengenalan lapangan; pengamatan
terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta; dan geologi yg dilakukan dengan cara
analogi terhadap kondisi bawah permukaan.

12. Jenis uji insitu yg dilakukan pada terowongan atau sumuran uji, al.: Uji pembebanan/ uji
deformasi; Uji insitu geseran; dan Uji cepat rambat gelombang elastis.

13. Uji laboratorium diperlukan untuk: melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk
batuan); dan mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan.

14. Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: uji laboratorium mekanika tanah; dan uji
laboratorium mekanika batuan.
16. Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan: kualitas material yg mencakup klasifikasi teknis,
sifat fisik, mekanik, menentukan material yg memenuhi persyaratan desain dan konstruksi; ketersediaan cadangan
material yang memenuhi syarat; kondisi yang berkaitan dg penggalian, lokasi sumber jalan masuk, jarak, status,
perlunya konservasi.

17 Secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: pondasi batuan; pondasi pasir atau kerikil;
dan pondasi tanah.

18. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain bendungan dibagi menjadi dua, yaitu: desain fondasi; dan desain
tubuh bendungan.

19. Analisis statik, stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara keseimbangan batas (limit equilibrium method),
dengan bidang gelincir berbentuk lingkaran (sliding circle) dan bentuk baji wedge); dan cara elemen hingga (Finite
Elemen Method) . Ada dua macam analisis dinamik yg dilakukan yaitu: analisis likuifaksi; dan analisis deformasi.

21. Ada dua macam analisis deformasi yg dilakukan yaitu: analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan
yg terjadi akibat konsolidasi; dan analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap
akibat goncangan gempa.

22. Secara garis besar, jenis instrument dikelompokkan menjadi: pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer);
pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter); dan pemantau
rembesan (V notch).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai