Pemilihan tipe mercu bendung yang akan direncanakan diaplikasikan dalam suatu
bendung tidak dapat ditentukan sembarangan tanpa pertimbangan teknis dan harus
memenuhi kriteria dan hasil penilaian dari beberapa aspek teknis.
Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya, yaitu : Pertimbangan
Pemilihan Lokasi Bendung dalam Perencanaan Bendung, yang akan menjelaskan
mengenai kriteria dan penilaian pemilihan tipe mercu bendung berdasarkan aspek
teknik yang dapat dijadikan referensi para engineer dalam perencanaan bendung.
1. Kriteria dan Penilaian Pemilihan Tipe Mercu Bendung
a.
b.
c.
d.
e.
Kriteria dalam memilih tipe mercu bendung yang paling sesuai diterapkan pada suatu
lokasi proyek antara lain didasarkan pada :
Koefisien limpasan
Kemudahan pelaksanaan
Kemampuan melewatkan material
Biaya pelaksanaan dan Operasi dan Pemeliharaan
Tekanan sub-atmosfir pada permukaan mercu
Kelima kriteria pemilihan tipe mercu bendung tersebut di atas harus menjadi
pertimbangan utama sebelum tahapan analisis hidrolika bendung selanjutnya, dengan
cara pembobotan atau penilaian, dimana nilai tertinggi dari suatu tipe mercu
bendunglah yang akan dipilih.
Nilai (bobot) dari masing-masing kriteria tersebut di atas didasarkan pengaruh terhadap
tingkat keberhasilan pembangunan bendung sampai saat ini belum ada standar
penilaian yang baku sehingga diperlukan justifikasi teknis (engineering justification)
dalam menentukan bobot dari masing-masing kriteria tersebut. Secara teknis
pembobotan masing-masing kriteria di atas adalah sebagai berikut :
a. Koefisien limpasan, bobot/nilai maksimal = 40
Koefisien limpasan mempunyai pengaruh kuat terhadap kemampuan mereduksi tinggi
muka air banjir di atas mercu, sehingga semakin tinggi koefisien limpasan maka
akan semakin rendah elevasi muka air banjir rancangan yang mempengaruhi
dimensi struktur, baik dimensi bendung, abutment dan tanggul pengaman, dan
mempengaruhi perlakuan agar kestabilitasan struktur dapat terjamin, yang pada
akhirnya semuanya itu mempengaruhi tingkat kemudahan pelaksanaan dan biaya
pelaksanaan, serta kebutuhan akuisisi lahan untuk bidang konstruksi dan genangan.
Dari dampak-dampak yang dapat dipengaruhi oleh koefisien limpasan seperti tersebut
diatas maka bobot dari kriteria koefisien limpasan adalah paling tinggi yaitu nilai
maksimal 40 dari skala 100.
b. Kemudahan pelaksanaan, bobot/nilai maksimal = 20
Kemudahan dalam pelaksanaan atau penerapan hasil perencanaan dimensi dan
bentuk hidrolis mercu bendung diatas kertas ke bentuk konstruksi dilapangan
menentukan keamanan struktur akibat daya rusak air terutama pada permukaan
struktur oleh antara lain tekanan negatif/kavitasi, turbulensi, serta kestabilitasan struktur
secara keseluruhan dan dapat berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan.
Oleh karena itu kemudahan pelaksanaan akan menentukan keberhasilan penerapan
perencanaan diatas kertas menjadi bentuk fisik dilapangan secara tepat, sehingga
semakin mudah pelaksanaan/penerapan hasil perencanaan menjadi bentuk fisik
dilapangan akan semakin tinggi tingkat keberhasilan perencanaan, maka bobot
dari kemudahan pelaksanaan adalah cukup tinggi, yaitu nilai maksimal 20 dari skala
100.
c. Kemampuan melewatkan material, bobot/nilai maksimal = 15
Sungai, terutama pada saat banjir akan membawa/menghanyutkan berbagai jenis dan
ukuran material, dimana semakin besar debit banjir yang terjadi akan semakin
besar/berat material yang dapat dihanyutkan, sehingga jika suatu sungai dihalangi oleh
bendung maka akan menimbulkan penumpukan material dihulu mercu dan dimuka
pintu pembilas dan pintu intake, maka sampai kondisi tertentukan akan dapat
menimbulkan ketidak-stabilitasan struktur, kerusakan struktur dan gangguan dalam
pengoperasian.
Semakin mudah material hanyut melewati mercu bendung yang diakibatkan oleh
bentuk hidrolis mercu tersebut maka akan tinggi tingkat keberhasilan
pembangunan bendung, sehingga bobot dari kemampuan melewatkan material
adalah relatif cukup tinggi, yaitu nilai maksimal 15 dari skala 100.
d. Biaya pelaksanaan dan Operasi dan Pemeliharaan, bobot/nilai maksimal
= 15
Biaya pelaksanaan dan biaya Operasi dan Pemeliharaan menentukan tingkat
kelayakan ekonomis suatu konstruksi sistem irigasi, sehingga semakin rendah biaya
pelaksanaan dan biaya Operasi dan Pemeliharaan yang diperlukan, maka akan
semakin tinggi tingkat keberhasilan pembangunan bendung, sehingga bobot dari biaya
pelaksanaan dan biaya Operasi dan Pemeliharaan bendung adalah relatif cukup tinggi,
yaitu nilai maksimal 15 dari skala 100.
e. Tekanan sub atmosfir pada permukaan mercu = 10
Tekanan sub atmosfir atau tekanan negatif yang ditimbulkan limpasan air di bawah tirai
air terhadap permukaan mercu bendung dapat menyebabkan kerusakan konstruksi
mercu bendung jika melebihi dari batasan yang diijinkan yang disesuaikan dengan jenis
konstruksi dari permukaan mercu bendung, sehingga semakin rendah tekanan
negatif yang dapat timbul akibat bentuk hidrolis mercu bendung akan semakin
aman struktur permukaan bendung dari kerusakan.
Dampak terhadap keamanan permukaan mercu bendung relatif kecil jika dalam
merencanakan dimensi hidrolis mercu bendung dapat diantisipasi besaran tekanan
negatif serendah mungkin atau dengan mengganti jenis konstruksi pasangan batu
dengan melapisi beton akan diperoleh batas ijin maksimal tekanan negatif yang lebih
tinggi dengan tetap meminimalkan biaya pelaksanaan, sehingga bobot dari kriteria
tekanan sub atmosfir terhadap permukaan bendung relatif kecil, yaitu nilai maksimal
10 dari skala 100.
2.
Tipe mercu bendung pelimpah tetap yang biasa diaplikasi di Indonesia adalah tipe Bulat
dan tipe Ogge.
Pembobotan masing-masing tipe mercu bendung adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
a.
b.
c.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
rancangan (kala ulang minimal 100 tahunan). Hal ini merupakan justifikasi teknis untuk
mendapatkan desain bangunan yang layak teknis ekonomis.
Aspek Hidrologis
Pemilihan lokasi bendung dari aspek hidrologis ditinjau dari dua komponen
pertimbangan, yaitu pertimbangan potensi inflow dan debit banjir.
Pertimbangan potensi inflow dilakukan dengan bantuan peta topografi daerah
tangkapan hujan untuk memilih lokasi bendung yang mempunyai daerah tangkapan
hujan seluas mungkin sehingga potensi inflow yang didapat akan semakin besar. Dan
juga jika memungkinkan maka dipilih lokasi dihilir pertemuan anak sungai, hal ini
dilakukan
untuk meningkatkan
potensi
inflow. Tentunya
dengan
tetap
mempertimbangkan aspek topografis.
Pertimbangan potensi banjir dilakukan untuk mengestimasikan dampak dan pengaruh
banjir rancangan yang akan terjadi serta perlakuan dan langkah antisipasi yang dapat
ditempuh.
Aspek geologis - mekanika tanah
Aspek geologis yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung adalah indikator
keberadaan patahan/sesar/kekar geologi, kedalaman lapisan keras, kelulusan/
permeabilitas tanah dan bahaya gempa bumi, juga parameter bahan timbunan dan
material alam untuk bangunan.
Aspek lingkungan
Pertimbangan pemilihan lokasi bendung dari aspek lingkungan adalah dengan
mempelajari dampak pembangunan bendung terhadap lingkungan disekitarnya,
seperti :
Dampak peninggian elevasi muka air akan memberikan akibat penggenangan di hulu
sungai yang memberi dampak terhadap lingkungan dan ekologi di kawasan itu, juga
dampak terhadap public property dan government property.
Dampak alih fungsi lahan, akibat perubahan lahan eksisting menjadi lahan untuk
pembangunan bendung beserta dan instalasi pendukung dan pelengkapnya.
Dampak terhadap terputusnya mobilitas flora dan fauna akibat terbendungnya aliran air
dari hulu ke hilir dan sebaliknya.
Dampak terhadap suplai air ke daerah hilir.
Dampak terhadap keberadaan dan keamanan hutan, terutama jika harus berada di
kawasan hutan lindung dan kawasan hutan yang memperoleh atensi tinggi. Dengan
keberadaan bendung dimana pada saat pembangunan dan kurun operasi &
pemeliharaan membutuhkan dan dilengkapi dengan jalan inspeksi, sehingga
memungkinkan dimanfaatkan untuk tujuan negatif oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab sebagai akses perusakan hutan (illegal logging, perburuan satwa
dan tanaman langka).
Elaborasi keempat aspek tersebut diatas menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi
bendung.
Demikian, artikel tentang aspek-aspek pertimbangan yang diperlukan dalam
pemilihan lokasi rencana pembangunan bendung, yang mungkin berguna bagi
rekan perencana (design structure engineer) dalam memulai perencanaan bendung,
sehingga output perencanaan dapat berhasil dengan baik, tepat waktu, tepat mutu,
handal, bermanfaat, awet dan ramah lingkungan.
Terimakasih.
Keywords: pertimbangan pemilihan, pemilihan lokasi, lokasi bendung, bendung, aspek,
dampak,
topografis,
hidrologi,
geologi,
lingkungan.
Keywords: pertimbangan pemilihan, pemilihan lokasi, lokasi bendung, bendung, aspek,
dampak, topografis, hidrologi, geologi, lingkungan.
B1 0.8 . B2 - 2 (n . Kp + Ka) . H1
Be
B1
B2
Bs
dimana :
ns
ts
Kp
Ka
H1
Contoh Perhitungan :
Dicontohkan, lebar rata-rata palung sungai (B p) pada rencana as Bendung adalah 27 m,
maka :
-
lebar bagian penguras (B 2 ) = (1/6 ~ 1/10 B palung) = 4,50 ~ 2,70 m; diambil 3,00 m
dan untuk memudahkan operasional dibagi menjadi 2 buah pintu masing-masing
dengan lebar 1,50 m.
Bendung direncanakan mempunyai 2 pintu pengambilan, yaitu kanan dan kiri sungai,
sehingga memerlukan dua buah pilar pengarah dengan masing-masing mempunyai
tebal 1,00 m
Diperlukan 1 buah pilar penopang jembatan operasional dengan tebal 1,00 m, sehingga
lebar mercu sebenarnya, B1 = Bw nj . tj = 22,00 (1 x 1,0) = 21,0 m
sehingga lebar efektif mercu Bendung adalah :
Be
=
=
B1 0.8 . B2 - 2 (n . Kp + Ka) . H1
21 0,80 x 3,00 (2 (3 x 0.01 + 0,1) x H
= 18,60 0,26 x H1
(H1 dicari dengan coba-coba pada persamaan debit pelimpah diatas bendung)
3.
Dari hasil penilaian bobot dari kedua tipe mercu bendung tersebut, diperoleh bobot
tertinggi tipe bendung untuk diterapkan pada rencana pembangunan suatu Bendung,
yang sesuai dengan kondisi hidrolika, sedimen atau material hanyut, kemudahan
pelaksanaan dan Operasi dan Pemeliharaan, serta biaya-biaya yang diperlukan.
Pada contoh berikut ini diandaikan tipe mercu bendung terpilih adalah tipe bulat,
sehingga untuk analisis lebih lanjut akan mengacu pada karakteristik mercu bendung
tipe bulat, yang memberikan keuntungan kemudahan dalam pelaksanaan serta
memberikan keuntungan karena dapat mengurangi tinggi muka air di hulu bendung
selama banjir.
Untuk menghindari tekanan negatif jari-jari mercu bendung berkisar 0,30 ~ 0,70 H 1
untuk mercu pasangan batu dan 0,10 ~ 0,70 H 1 untuk mercu beton, serta tekanan
minimum pada mercu bendung dibatasi sampai -1 m tekanan air untuk mercu pasangan
batu dan sampai -4 m untuk mercu beton.
= Cd ( g)0,5 b H11,5
:
Q
Kemiringan muka bagian hulu mercu direncanakan adalah 1 : 0,33 hal ini mengingat
tinggi mercu bendung hanya 3,30 m, sehingga diestimasikan kestabilan tubuh bendung
akan memenuhi batas minimal angka keamanan. Kemiringan ini dapat diubah-ubah
disesuaikan dengan hasil analisis stabilitas bendung terhadap guling dan geser serta
gempa.
Hasil perhitungan tinggi energi untuk masing-masing bendung adalah sebagai berikut :
Q100
= Cd ( g)0,5 b H11,5
132,52 m3/det
3,30 m
1,00 m
H1
2,00 m
H1/r
2,00
Co = 1,31
p/ H1
1,65
C1 = 1,01
= CoC1C2
= 1,33
C2 = 1,00
= 2,00
(p/g)/H1 = -0.34
jadi p/g = -0,34 x 2,0 = -0,64 > -1, aman dengan pasangan batu
Be
2.
h2
EL1
EL2
V1
V2
percepatan grafitasi
hf
Sf*
kemiringan gesekan
he
k [(V12 V22)/2g]
(Sf1 + Sf2)/2
Sf1
(V12 n) / R14/3
Sf2
(V22 n) / R24/3
jari-jari hidrolis
Contoh perhitungan: