BAB V
TINJAUAN KHUSUS
Dalam bab V ini tinjauan khusus yang dipilih penulis adalah pembahasan tentang cofferdam
permanen bagian hulu pada Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo. Adapun
penjelasan tentang pengerjaan cofferdam permanen bagian hulu adalah sebagai berikut :
55
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Bendungan pengelak hulu ini di bangun dibelakang bendungan pengelak sementara sejauh
85,032 m dan berjarak 167,003 m dari as bendungan utama. Bendungan pengelak sementara
hulu sendiri terbentang kurang lebih dari STA-3 hingga STA-14, dengan panjang +194,5 m,
lebar puncak 6 m, dan tinggi 12 m. dengan desain seperti yang sudah disampaikan maka didapat
volume timbunan yang diperlukan yaitu +200.578,00 m3.
56
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Dengan desain tiap-tiap zona yang ada, seperti kemiringan dan tebal masing-masing zona yang
berbeda-beda maka jumlah volume timbunan masing-masing zona juga berbeda, seperti pada
Material Clay dengan volume timbunan +37.660,66 m3 , pada Material Random +49.232,16
m3 , lalu pada Material Batu +99.815,98 m3, dan pada Material Rip-Rap +13.868,89 m3.
Dengan berbagai macam material yang membentuk bendungan pengelak hulu ini, masing-
masing mterialnya memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
57
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
a. Rip-Rap : Berfungsi untuk peredam energi dan sebagai lapisan perisai untuk mengurangi
penggerusan zona di dalamnya.
b. Material Clay : Sebagai lapisan inti yang berfungsi untuk membendung air, maka
diharuskan memiliki koefisien permeabilitas yang sesuai dengan syarat
agar tidak terjadi rembesan yang melampaui batas.
c. Material Random : Sebagai zona lolos air, tetapi tingkat kelolosan airnya juga dibatasi
dengan syarat tertentu dan selain itu berfungsi untuk menjaga
stabilitas bendungan.
d. Material Batu : Sebagai zona lolos air dan berfungsi sebagai stabilitas bendungan dengan
gaya gravitasi yang besar.
Material yang dipakai sebagai timbunan pada Cofferdam Hulu adalah sebagai berikut:
58
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Material-material tersebut diambil dari Borrow Area dan juga Quarry yang sudah ditunjuk oleh
direksi. Perbedaan antara Borrow Area dan Quarry adalah jenis materialnya, yang dimaksud
dengan Borrow area adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengambil material tanah yang
akan digunakan pada proyek tersebuut, sedangkan yang dimaksud dengan Quarry adalah suatu
tempat yang digunakan untuk mengambil material batuan.
1. Material Inti/Clay
Ada beberapa alternatif lokasi borrow area bahan material untuk inti timbunan tanah yang
telah diselidiki mulai penyelidikan terdahulu sampai sekarang antara lain :
Borrow Area Ngindeng 2 yang diusulkan untuk dipergunakan ini terletak sekitar 2.5 km
disebelah kanan rencana Bendungan Bendo. Daerahnya berupa hutan kayu putih milik
Perum Perhutani, bisa dilalui kendaraan truck untuk menuju lokasi ini. Cadangan tanah
yang tersedia sekitar 600 ribu meter kubik. Cadangan tanah ini bisa lebih besar lagi,
karena ke arah barat maupun ke arah selatan lapisan tanahnya masih sama dan bisa
59
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
dimanfaatkan pula untuk material tambahan timbunan tanah kalau kekurangan. Material
ini disarankan sebagai prioritas untuk lokasi Borrow Area Timbunan clay pada bendungan
Bendo.
2. Material Random
Material random dapat diperoleh dari hasil galian pondasi bendungan, spillway, dan
pengelak, sedang kekurangannya dapat diperoleh dari tebing sungai Kali Ngindeng
sebelah kiri atau kanan. Secara umum maka daerah di sekitar dam site terdiri dari breksi
volkanik dimana fragmen andesit umumnya tersemen kurang kompak pada matrik sandy
tuff.dengan butiran relatif halus (pada tebing K. Ngindeng bagian kanan) dan berbutir
halus sampai kasar di sebelah kiri K. Ngindeng. Bila digali dengan alat berat biasa
(excavator dan bulldozer) mungkin masih agak kesulitan, harus dibantu dengan bahan
peledak. Akibatnya matrik akan hancur, tetapi fragmen yang umumnya andesit akan
lepas. Butiran fragmen yang berukuran lebih besar 40 cm dipisahkan untuk tambahan
material timbunan batu ataupun untuk rip-rap, sedang sisanya untuk material random.
Bahan semacam ini dijumpai sangat melimpah di sekitar K, Ngindeng, Dari lokasi quarry
Bendo yang terletak di sebelah kiri K. Ngindeng sekitar 500 m dari rencana Bendungan
Bendo, mempunyai penyebaran lebih dari 1 km x 300 m x 10 m sehingga cadangannya
lebih dari 1,5 juta meter kubik. Bila kandungan matrix sebesar 70%, maka bahan material
random yang tersedia lebih dari 2.1 juta meter kubik.
3. Material Batu dan Rip-Rap
Bahan material batu untuk material timbunan batu dan rip-rap dapat diperoleh dari
beberapa cara antara lain :
- Memanfaatkan fragmen andesit yang berukuran besar ( > 40 cm) hasil galian material
random. Tetapi cadangan material batu dengan cara ini tentunya tidak besar diperkirakan
hanya sekitar 100 ribu meter kubik.
- Memanfaatkan butiran batu umumnya andesit, dari endapan sungai K. Ngindeng yang
berukuran .antara 10 sampai 40 cm cadangannya diperkirakan ada 240 ribu meter kubik.
- Kekurangannya dapat diperoleh dari Quarry Bondrang. Terletak 3,5 km sebelah barat
Bendungan Bendo, memanfaatkan fragmen andesit abu-abu keras 5 sampai 50 cm dari
lapisan konglomerat yang tersemen kurang baik pada matrik pasir tufaan. Dengan
penyebaran sekitar 1 km x 400 m dan ketebalannya 10 m (titik bor Q-1 dan Q2 oleh PT
60
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Multimera Harapan – 1995) serta prosentase batu ukuran 30 sampai 40 cm sebesar 40%
maka cadangannya diperkirakan mencapai 1.6 juta m3. Areal ini masih bisa berkembang
lagi karena lapisan batuan konglomerat ini masih terus melampar pada elevasi yang sama
di daerah ini. Jadi cadangan material untuk timbunan batu secara total ada 1.94 juta meter
kubik.
Material untuk timbunan batu ini umumnya terdiri dari andesit, keras sampai sangat keras
dengan hasil pengujian pada batu andesit endapan sungai di K. Ngindeng yang
dilaksanakan PT Ika Adya tahun 2003 adalah sebagai berikut :
- Kuat tekan batuan > 700 kg/ cm2 yaitu sebesar 721 kg/cm2
-Specific Gravity > 2.5 yaitu sebesar 2.760
61
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
1. Dump Truck
Merupakan truk yang isinya dapat dikosongkan tanpa penanganan. Dump truk biasa digunakan
untuk mengangkut barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi.
Secara umum , dump truk dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan bantuan
hidrolik, bagian depan dari bak itu bisa diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang
diangkut bisa melorot turun ke tempat yang diinginkan.
Dump Truck yang ada di Indonesia kini sudah diproduksi banyak usaha menengah karoseri,
dimana usaha industri menengah ini bermitra kerja dengan usaha industri otomotif bermesin
besar. Itulah sebabnya kini semakin bertambah usaha karoseri di Indonesia seiring dengan
kebutuhan moda transportasi industri. Penggunaan dump truk pada proyek pembangunan
waduk Bendo Ponorogo khususnya pada pembangunan cofferdam sendiri, digunakan untuk
mengangkut material clay, random, dan stone dari quarry dan borrow area masing-masing.
62
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
2. Breaker
Breaker atau yang bias disebut penghancur hidrolik adalah mesin yang digunakan untuk
menghantam sebuah benda hingga hancur dengan prinsip hidrolik. Satu jenis penghancur
hidrolik yang umum adalah yang dapat dipasang pada sistem hidrolik penolong (auxiliary
hydraulic system) pada traktor dan pada lengan ekskavator. Mesin ini digunakan ketika
jackhammer tidak cukup untuk melakukannya dan penghancuran dengan dinamit tidak
dimungkinkan karena lokasi maupun alasan keselamatan. Penggunaan Breaker dalam
pembangunan cofferdam sendiri digunakan untuk melakukan pembersihan tanah di lahan
tersebut hingga mencapai tanah keras atau mencapai elevasi rencana.
63
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
3. Excavator
Ekskavator atau Mesin pengeruk adalah Alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang
dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi).
Rumah rumah diletakan di atas kereta bawah yang dilengkapi Roda rantai atau Roda.
Ekskavator kabel menggunakan Winch dan Tali besi untuk bergerak. Ekskavator kabel adalah
perkembangan alami dari Penggaruk Uap dan sering disebut Power shovel. Semua gerakan dan
fungsi dari ekskavator hidrolik menggunakan aksi cairan hidrolik , dengan silinder hidrolik dan
motor hidrolik. Dikarenakan pengaktifan secara linear oleh silinder hidrolik, maka mode
operasi mereka berbeda dengan ekskavator kabel. Penggunaan ekskavator dalam pembangunan
cofferdam, digunakan untuk membantu memindah kan material yang ada kedalam dump truk,
jadi ekskavator sendiri ditempatkan di quarry dan borrow area serta di tempatkan di dekat
cofferdam itu sendiri. Ekskavator terkadang digunakan untuk membantu melakukan pekerjaan
dari bulldozer, yaitu meratakan permukaan tanah.
4. Bulldozer
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau construction
equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal
dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali,
mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan
untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini
tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
64
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa
dipasang perlengkapan tambahan berupa :
Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade,
biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di
hutan.
5. Vibro Roller
Vibration Roller adalah Merupakan alat berat yang digunakan untuk menggilas, memadatkan
hasil timbunan, sehingga kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna. Efek yang
ditimbulkan oleh Vibration Roller adalah gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-butir
tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya.
Secara Umum Vibratory roller adalah suatu alat pemadat yang menggabungkan antar tekanan
dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. alat ini
memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan.
65
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Alat Berat Vibration roller termasuk dalam kategori tandem roller, yang berfungsi untuk
menggilas, memadatkan hasil timbunan dimana cara pemampatanya menggunakan efek
getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Sebab
Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap
tanah. Butir butir tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong yang terdapat
diantara butir- butirnya. Factor - factor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan
vibration roller ialah Frekuensi getaran, amplitude dan gerak sentrifugal. Pengunaannya pada
pembangunan cofferdam digunakan sebagai alat pemadat material, tetapi pemadatan material
clay pada cofferdam masih menggunakan vibration roller ini sehingga pemadatan kurang
maksimal. Dalam melakukan pemadatan juga dilakukan terlebih dahulu trial embankment.
6. Stamper
Stamper atau istilah umum lainnya disebut stamping rammer adalah alat mesin yang
dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk
mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif.
Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk bangunan gedung alat ini juga sering
dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan , halaman dan juga untuk pekerjaan pemadatan
timbunan lainnya. Pengunaanya pada pembangunan cofferdam digunakan untuk memadatkan
area tepi cofferdam yang tidak dapat dipadatkan oleh vibro roller.
66
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Galian tanah mrupakan galian terbuka dari semua material yang meliputi, tapi tidak terbatas
pada tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, kerikil, batuan lepas dan sebagainya yang bukan
termasuk batuan lapuk dan batuan yang dapat digali secara efisien tanpa menggunakan bahan
peledak atau bulldozer dengan ripper dan penggali hidrolis seperti yang ditetapkan direksi.
Galian tanah pondasi dilakukan dalam keadaan kering, Luas dan kedalaman penggalian terbuka
untuk mencapai pondasi yang sesuai akan disesuaikan pada pada batas, tingkatan dan ukuran
yang ditunjuk gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi. Hasil akhir galian pondasi harus
68
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
dapat diterima, yang bebas dari pelapukan yang berlebihan, retakan terbuka atau kerusakan
lainnya. Untuk mencapai kondisi ini, seluruh formasi material yang berpotensi tidak stabil akan
dipindahkan sesuai dengan petunjuk direksi. Semua material formasi yang digali akan diangkut
ke stockpile atau ke daerah spoil bank yang telah ditetapkan oleh direksi.
Galian tanah pondasi dimulai dengan proses scrapping dan gathering dengan menggunakan
Buldozer kemudian diangkut ke atas dump truck dengan menggunakan excavator yang
selanjutnya dibawa ke lokasi Stockpile atau Spoilbank.
Galian batuan merupakan penggalian terbuka (open-cut) dari material batu yang dihancurkan
(biasanya disebabkan oleh cuaca) yang memerlukan pelonggaran dengan bulldozer kelas 300
kN dengan ripper atau penggali hidrolis yang memakai bucket backator 1.0 m3.
Galian tanah pondasi dilakukan dalam keadaan kering, Luas dan kedalaman penggalian terbuka
untuk mencapai pondasi yang sesuai akan disesuaikan pada pada batas, tingkatan dan ukuran
yang ditunjuk gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi. Hasil akhir galian pondasi harus
dapat diterima, yang bebas dari pelapukan yang berlebihan, retakan terbuka atau kerusakan
lainnya. Untuk mencapai kondisi ini, seluruh formasi material yang berpotensi tidak stabil akan
dipindahkan sesuai dengan petunjuk direksi. Semua material formasi yang digali akan diangkut
ke stockpile atau ke daerah spoil bank yang telah ditetapkan oleh direksi.
Galian batu dimulai dengan pelonggaran formasi batuan dengan menggunakan ripper, material
batuan yang telah longgar ini kemudian dipotong dan dikumpulkan dengan menggunakan
69
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
bulldozer. Hasil dari ripping berupa batuan lepas ini lantas diangkut ke dalam dump truck
dengan menggunakan excavator untuk kemudian dibawa ke stockpile atau spoilbank.
Material timbunan inti (zona 1) merupakan highly weathered material , maka ketika
menemukan borrow area baru, pertama – tama herus dilakukan pengujian tanah terlebih dahulu
apakah borrow area tersebut layak untuk digunakan sebagai material timbunan clay
cofferdam,. Gradasi untuk material zona 1 haruslah sebagai berikut:
Sebelum dilakukannya timbunan inti, biasanya terlebih dahulu dilakukan pekerjaan kontak
clay, pekerjaan ini dilakuakn disetiap dinding batu pada area timbunan clay yang bertujuan
untuk membantu merekatkan clay dengan dinding batu tersebut. Selanjutnya barulah dilakukan
70
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Pengaturan Kadar Air material timbunan inti kecuali ditentukan direksi, kadar air selama dan
sesudah pemadatan berada antara minus 3% sampai plus 1% dari kadar air optimal yang
diperoleh dari hasil test pemadatan standar di lab, kadar air harus seragam di setiap lapis
timbunan yang dipadatkan.
Material zona 3 diambil dari hasil galian bendungan utama, galian spillway, terowong
pengelak, galian tebing kiri dan kanan bagian hulu K. Ngindeng yang ditaruh di stockpile, dari
stockpile kemudian diangkut ke lokasi bendungan. Sama seperti timbunan clay pada borrow
area baru timbunan random ini juga harus dilakukan pengujian terlebih dahulu apakah borrow
area tersebut dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau tidak. Material yang digunakan
harus bersih, tidak berkohesi, terdiri dari andesit dengan ukuran butiran sebagai berikut:
Material zona 3 dihampar dan dipadatkan setiap lapis tidak boleh lebih dari 40 (empat puluh)
cm sebelum dipadatkan, timbunan material secara berurutan harus dilakukan sehingga
menghasilkan distribusi material yang paling baik. Lapisan tiap zona harus dihampar
membentang penuh ke arah lebar dan panjang zona sesuai dengan kapasitas alat.
Sebelum dan selama pemadatan, material zona 3 harus dalam keadaan basah untuk mencapai
pemadatan dan pengangkutan yang memuaskan.
Pemadatan akan dilakukan dengan Vibratory Roller. Jumlah lintasan pemadatan sebenarnya
yang dibutuhkan untuk alat pemadatan akan ditentukan berdasarkan pada uji timbunan (test
fill), hasil ini dibuat sedemikian hingga direksi berhak untuk menentukan variasi jumlah
lintasan alat pemadat. Setelah pemadatan selesai, dilakukan Test Kepadatan dan atau Test
Permeability. Tiap lapis material zona 3 harus dipadatkan sampai kepadatan relative (relative
72
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
density) paling sedikit 70% dan rata-rata 80%, juga kepadatan relative yang lebih kecil dari
75% tidak boleh lebih dari 20%.
Material zona 4 diambil dari Quarry Bondrang untuk timbunan batu upstream dan downstream
bendungan, ditambah dari Quarry K. Ngindeng. Untuk material zona 4 akan digali di tempat
Quarry dan diangkut langsung ke tempat timbunan untuk dihampar dan dipadatkan.
Material yang dipergunakan harus berupa campuran batu yang cukup keras, awet, bergradasi
baik, dengan ukuran butiran sebagai berikut:
73
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
dihampar dan dipadatkan dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 100 (seratus) cm untuk ukuran
batu max 50 (lima puluh) cm, dan 150 (seratus lima puluh) cm untuk ukuran batu max 100
(seratus) cm sebelum dipadatkan. Lapisan tiap zona harus dihampar membentang penuh ke
arah lebar dan panjang zona sesuai dengan kapasitas alat.
Sebelum dan selama pemadatan, tiap lapis material zona 4 harus terus menerus dibasahi sampai
seluas ditunjukkan direksi dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diperlukan.
Pemadatan akan dilakukan dengan Vibratory Roller. Jumlah lintasan kurang lebih 4 lintasan
untuk lapisan yang mengandung ukuran batu max 50 cm dan 6 lintasan untuk lapisan yang
mempunyai ukuran batu max 100 cm pada setiap jalur lapisan material zona 4 hingga seluruh
lapisan-lapisan selesai dipadatkan.
Material zona 5 diambil dari Quarry K. Ngindeng untuk bagian upstream bendungan dan
Quarry Bondrang untuk bagian downstream bendungan.
Material yang dipergunakan harus berupa campuran batu yang cukup keras, awet, bergradasi
baik yang dengan ukuran butiran sebagai berikut:
74
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Material zone 5 dihampar terus menerus berupa lapisan mendatar untuk mencegah segregasi
dan rongga besar yang membahayakan tebal tiap lapis tidak melebihi 100 (seratus) cm, untuk
zona 5 ini tidak perlu dipadatkan.
Material rip-rap dilakukan kontrol secara visual terhadap ukuran terbesar dan terkecil dari
material rip-rap, kontrol ini dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan rip-rap di lapangan bila
terjadi penyimpangan langsung memberikan pengertian kepada pengawas pelaksana yang akan
diteruskan ke operator.
1. Botol diisi plan-pelan dengan pasir sampai secukupnya dan ditimbang beratnya.
2. Meletakkan alat dengan corong di bawah pada pelat corong pada dasar yang rata dan
bersih.
3. Keran dibuka pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir.
4. Keran ditutup dan alat berisi sisa pasir ditimbang.
b. Menentukan berat isi tanah.
76
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
77
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
b. Setelah itu lubang berdiameter 45 cm digali sedalam 36 cm dan hasil galian tersebut
ditimbang.
79
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
c. Lalu setelah itu langsung dicatat berapakah waktu yang diperlukan air untuk turun 1
cm.
dimana,
hf = Tinggi jagaan total
Hw = Tinggi gelombang karena angin
Hs =Peningkatan tinggi muka air karena angin (wind set-up)
Hr = Tinggi rayapan gelombang (wave run-up)
He = Tinggi gelombang akibat gempa
hn = Tinggi cadangan untuk ketidakpastian.
Tinggi gelombang karena angin (Hw) dihitung dengan menggunakan rumus Molitor Stevensen
(PPBU, 1999) yang sudah dikonversikan ke dalam satuan SI, sebagai berikut:
H w 0.0322 vF 0.762 0.2706 4 F
dimana,
Hw = Tinggi gelombang karena angin (m)
v = kecepatan angin (km/jam)
F = panjang efektif “fetch” (km)
H w 0.0322 80.5 x0.497 0.762 0.2706 4 0.497
= 0.74 m.
Tinggi gelombang karena angin (Hs) dihitung dengan menggunakan rumus:
v2F
Hs D cos A dalam ft (Zuider Zee)
1400
dimana,
Hs= Peningkatan tinggi muka air karena angin (wind set-up) (ft).
v= kecepatan angin (miles/jam)
F= panjang efektif “fetch” (miles)
D= kedalaman air rata-rata (miles)
50.022 0.309
Hs 0.031 cos8.66O
1400
= 0.017 ft ~ 0.0052 m
Tinggi rayapan gelombang (Hr) dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai
berikut,
V g2
Hr
2g
Hd = 1.3 Hw (feet)
82
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
83
Heribertus Alvian Putera L
I0115053
Laporan Kerja Praktek 2018
Proyek Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo
BAB 5 TINJAUAN KHUSUS
Gambar 5.33 Hasil Safety Factor Cofferdam Hulu dengan software GeoSlope
Dari hasil safety factor yang didapat sebesar 5,996 maka dapat dikatakan bahwa stabilitas
lereng cofferdam hulu sangat aman terhadap longsor.
84
Heribertus Alvian Putera L
I0115053