Anda di halaman 1dari 9

ASPEK GEOLOGI DALAM PENANGANAN LONGSORAN

PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geologi Rekayasa

Disusun oleh :

Muhammad Iqbal Ardiansyah

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan syukur penulis panjatan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tidak
lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan kita sebagai umatnya yang setia
hingga akhir zaman.

Makalah ini berjudul “Aspe Geologi Penanganan Longsoran


Pembangunan Bendungan Leuwikeris .” Penulis memilih judul ini karena di
dalam membangun sebuah konstruksi perlu memperhatikan kondisi tanah
terutama dalam membangun sebuah bendungan karena dalam pembangunan
bendungan tanah yang digunakan biasanya adalah tanah gembur atau berair yang
kurang cocok untuk dijadikan alas pondasi bangunan

Dalam Penulisan makalah Ini, penulis menyadari keterbatasan kemampuan


dan pengetahuan sehingga penyusunan makalah ini masih jauh dari memadai dan
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun sebagai bekal tambahana dimasa yang akan dating. Selain itu
juga penulis makalah ini terdapat hambatan-hambatan yang penulis temui, namun
berkat bantuan dari berbabgai pihak semua dapat penulis atasi.

Akhirnya penulis berharap makalah ini bisa bermanfaar bagi penulis


khusunya, umumnya bagi semua dan semoga amala ibadah kita diterima Allah
SWT. Amin.

Subang, 14 Januari 2021

Penulis

Muhammad Iqbal Ardiansyah

NPM.197011031
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bendungan Leuwikeris adalah salah satu bendungan yang tengah dibangun
Kementrian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, Ditjen
Sumber Daya Air yakni Bendungan Leuwikeris. Waduk ini terletak di dua
kabupaten, yakni Ciamis dan Tasikmalaya.
Bendungnan Leuwikeris akan mengairi jaringan irigasi seluas 11.216
hektar Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara dan DI Lakbok Selatan. Manfaat
lainnya yakni mesuplai air baku sebesar 850 m3/s, untuk mereduksi banjir
sebesar 11.7% dari 509,7 m 3 /s menjadi 450,02 m 3 /s , dan potensi listrik
sebesar 20 MW.
Progres fisik Bendungan Leuwikeris yang telah dimulai pada 2016 dan
ditargetkan selesai pada 2021 saat ini sudah mencapai 59,52%. Kontrak
kerja Pembangunannya terbagi menjadi empat paket dengan nilai otal Rp.
2,6 triliun.
Paket pertama dikerjakan oleh PT Pembangunan – PT Bahagia Nusa lewat
skema kerja sama operasi (KSO) untuk konstruksi tubuh bendungan (main
dam) dan fasilitas umum senilai Rp. 867 miliar. Paket kedua oleh PT
Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) untuk pembangunan pelimpah
(spillway) senilai Rp. 642,33 miliar. Sementara paket ketiga dikerjakan
oleh PT Hutama Karya untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel
divertion) dan pembangunan jalan akses senilai Rp. 385,46 miliar Paket
selanjutnya pekerjaan plugging terowongan pengelak, pembetonan
spillway, dan pekerjaan electrical serta hydromechanical senilai Rp.
768,88 miliar oleh PT Waskita Karya – PT Hutama Karya – PT Basuki
Rahmanta Putra (KSO). Sedangkan konsultan Pengawasan oleh PT
Virama Karya dan PT Catur Bina Guna Persada (KSO) sebesar Rp. 49,12
miliar.
Dalam melakukan pekerjaan paket pertama untuk membangun konstruksi
tubuh bendungan (main dam) diperlukan beberapa survey sebelumnya
baik untuk perencanaa dan pelaksanaan konstruksi salah satunya survey
aspek geoligi sekitar area pembangunan agar terciptanya bendungan yang
kokoh. Namun dalam pelaksanaannya terjadi kendala teknis salaha satunya
adanya perbedaan geologi antara kondisi lapangan saat dimulainya proyek
dengan perencanaan awal. Penyelidikan lokasi yang dilakukan dilapangan
saat konstruksi dimulai ditemukan banyaknya potensi longsor di area
sekitar bendungan.

B. Rumusan Masalah
1. Adanya kendala teknis yakni perbedaan hasil survey geologi saat
perencanaan dan saat pelaksanaan konstruksi
2. Ditemukan banyak area yang berpotensi longsor saat pelaksaan
kontruski bendungan
3. Apa yang harus dilakukan agar konstruksi bendungan dapat terus
berjalan lancer sesuai rencana ?

C. Tujuan Makalah
1. Mempelajari pentingnya peninjauan aspek geologi dalam sebuah
pembangunan konstruksi bangunan
2. Mempelajari penyelesaian masalah bila terjadi kendala teknis yang
khususnya berhubungan dengan kendala geologi.

D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teori maupun praktiknya. Dan juga diharapakan agar pembaca dapat
1. Memahami pentingnya peninjauan aspek geologi dalam sebuah
pembangunan konstruksi bangunan
2. Memperlajari penyelesaian masalah bila terjadi kendala teknis yang
khususnya berhubungan dengan kendala geologi.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui
metode ini penulisan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas
dan komperhensif. Data secara teori dalam makalah dikumpulkan dengan
menggunakan Teknik studi Pustaka, artinya penulisan mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema
makalah. Data tersebut diolah dengan Teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisi data serta mengaplikasikan data tersebut konteks tema
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kendala Teknis yang Tejadi Pada Pembangunan Paket 1 dalam aspek
Geologi

Salah satu kendala teknis yang terjadi di paket pertama adanya perbedaan
geologi, antara kondisi lapangan saat perencanaan awal dengan saat
dimulainya proyek konstruksi, ditemukannya potensi longsor di area
sekitar bendungan.

B. Penanganan Kendala Teknis Paket 1 terkait Perbedaan Hasil Survey


Geologi Saat Perencaanaan Dengan Saat Kontruksi Dimulai

Kondisi geologi di lapangan tidak sesuai dengan desain awal, diungkapkan


oleh Project Manager PP – Bahagia Bangun Nusa KSO, Alex Heri
Kurniawan, ST; “Salah satu kendala teknis yang terjadi, adanya perbedaan
awal. Pada hasil penyelidikan lokasi yang dilakukan saat konstruksi,
ditemukan banyaknya potensi longsor pada area sekitar bendungan.
Beberapa potensi longsor ini dapat berpengaruh terhadap kestabilan
bendungan. Guna mengatasi masalah tersebut, dilakukan beberapa langkah
penangan longsoran pada hulu dan hilir bendungan. Pada posisi hulu
dilakukan penangan menggunakan timbunan counterweight dengan
material random alluvial Sungai Citanduy. Sedangkan pada posisi hilir,
penanganan menggunakan kombinasi timbunan counterweight hilir
dengan material random galian Main Dam dan tiang – tiang bor pile.
Adanya kedua tambahan penanganan ini mengurangi potensi longsoran
yang ada.”

C. Timbunan Counterweight dengan Material Random Alluvial Sungai


Citanduy yang dilakukan pada Hulu Bendungan

Teknik Counterweight atau disebut sebagai metode bahu tekan (pressure


berms) adalah dengan menambahkan beban pada sisi timbunan untuk
menaikan perlawanan terhadap longsoran atau geseran leteral.
Teknik ini biasanua digunakan untuk tanah di dataran tinggi yang
berpotensi terjadinya longsor.
Teknik ini juga sudah digunakan oleh manusia sejak lama contohnya pada
Stabilitas strukrur bukit candi Borobudur juga mengadopsi konsep dan
metode Counterweight unutk menjaga ancaman kelongsoran lereng dan
bukit letak struktur dan susunan batu candi Borobudur yang terletak pada
perbukitan.
Gambar 1.1 Metode Counterweight pada stabilitas Candi Borobudur
Sumber : http://borobudurvirtual.id/borobudurpedia/encyclopedia/counterweight-berms/

Teknik Counterweight pada bendungan leuwikeris menggunakan material


random alluvial Sungai Citanduy. Material Tanah Aluuvial memiliki sifat
endapan dengan energi tinggi, dan biasanya merupakan sumber material
filter atau agregat beton. Dengan melihat sifat ini tanah alluvial memiliki
sifat yang bagus untuk menjadi bahan timbunan.
Maka Teknik Counterweight dengan menggunakan material random
alluvial sungai Citanduy merupakah salah satu opsi yang cocok untuk
timbunan atau stabilitas tanah pada bagian hulu bendungan.

D. Kombinasi Timbunan Counterweight dengan Material Random


Galian Main Dam di Hilir Bendungan
Timbunan merupakan pekerjaan utama pada bendungan. Item pekerjaan
ini mempunyai bobot pekerjaan yang besar sehingga perlu direncanakan
dari awal mengenai metode timbunan, jalur akses, dan quarry material.
Timbunan ini.
Kombinasi timbunan dilakukan agar timbunan main dam yang dikerjakan
sesuai dengan yang direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam merencanakan sebuah konstruksi bangunan khususnya bendungan


sangat diperlukan sebuah perencanaan yang baik dan tepat dan diperlukan
hasil survey yang teliti sehingga perbedaan hasil survey tidak terjadi.
Dan bila hasil survey terjadi perlu beberapa penanganan khusus sesuai
yang terjadi di lapangan agar konstruksi yang dikerjakan sesuai denga
napa yang direncanakan

B. Saran
Saat melakukan pekerjaan baik perencanaan, survey, pelaksanaan, dan
pengawasan diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan yang
berakibat fatal baik pengeluaran dan yang berlebih maupun konstruksi
yang tidak sesuai dengan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.majalahteknikkonstruksi.com/2020/09/01/pembangunan-bendungan-
leuwikeris-paket-1/

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4310659/proyek-bendungan-leuwikeris-
capai-595-persen

http://borobudurpedia.id/counterweight-berms/

https://geologi.co.id/2007/05/13/counter-weight/

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/4247c_BIMTEK_SIFAT2_TANAH.pdf

http://www.ilmuproyek.com/2019/05/metode-pelaksanaan-pekerjaan-bendungan-
besar.html

Anda mungkin juga menyukai