Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Jenis Simpang Prioritas dan Kinerjanya

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Rekayasa Lalu
Lintas

Disusun oleh :

Muhammad Iqbal Ardiansyah

197011031

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2020
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

1. Judul Makalah : Jenis Simpang Prioritas dan Kinerjanya


2. Penulis
a. Nama : Muhammad Iqbal Ardiansyah
b. NPM : 197011031
3. Dosen Mata Kuliah : Gary Raya Prima,. S,Pd.,M.T

Makalah ini telah diterima pada hari……… tanggal……….

Oleh

Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Gary Raya Prima,. S,Pd.,M.T

Subang, 24 April 2020


Menyetujui,
Dosen Mata Kuliah Bahasa Penulis Makalah
Indonesia

(Gary Raya Prima,. S,Pd.,M.T.) (Muhammad Iqbal Ardiansyah)


NIP. 198608312019031011 NPM. 197011031

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan syukur penulis panjatan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tidak
lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan kita sebagai umatnya yang setia
hingga akhir zaman.

Makalah ini berjudul “Jenis Simpang Prioritas dan Kinerjanya” Penulis


memilih judul ini karena di zaman modern ini transportasi dengan menggunakan
kendaraan bermotor sangat membantu manusia dalam efisiensi waktu dan jumlah
angkutan. Tapi, hal ini juga mempunyai dampak negative seperti banyaknya
kendaraan transportasi yang digunakan membuat sarana jalanan semakin sempit
(Macet) maka diperlukan suatu usaha rekayasa lalu lintas agar sarana jalan ini
memadai.

Dalam Penulisan makalah Ini, penulis menyadari keterbatasan kemampuan


dan pengetahuan sehingga penyusunan makalah ini masih jauh dari memadai dan
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun sebagai bekal tambahana dimasa yang akan dating. Selain itu
juga penulis makalah ini terdapat hambatan-hambatan yang penulis temui, namun
berkat bantuan dari berbabgai pihak semua dapat penulis atasi.

Akhirnya penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis


khusunya, umumnya bagi semua dan semoga amal ibadah kita diterima Allah
SWT. Amin.

Subang, 24 April 2020


Penulis

Muhammad Iqbal Ardiansyah

NPM.197011031

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAHAN …...................................................................... i

KATA PENGANTAR ….................................................................................... ii

DAFTAR ISI …................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori ........................................................................................ 4


B. Jenis – Jenis Simpang Tak Bersinyal ...................................................... 4
C. Perencanaan Simpang Tanpa Sinyal ....................................................... 6
D. Langkah Perhitungan .............................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah
sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu
lintas terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga
akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat menyebabkan pemborosan
bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara.
Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah
ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah
lalu lintas tidak terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan
menanggung kerugiannya, dan apabila masalah ini dapat terpecahkan
dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil manfaatnya.
Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum
ditemukan solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik
antara pemerintah dengan masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan.
Setiap individu berhak memikirkan masalah ini, karena sekecil apapun
peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan memberikan
pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan
nyaman.
Dalam undang - undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas serta memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan
wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Di samping itu dalam tata
laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun, mengarahkan,
memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan
sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan
nyaman di sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-
rambu lalu lintas. Pada kota yang berpenduduk dalam jumlah besar dan
mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas dan intensif, maka
diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara
terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya transportasi merupakan

1
2

derived demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari


permintaan sektor-sektor lain.
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini, kebutuhan
akan penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada
di perkotaan maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian
masyarakat itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat menciptakan
keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga negara kita dapat maju
dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri.
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi
yang dapat digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan
sering digunakan oleh pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak
hanya terbatas pada arus lalu lintas saja, tetapi juga dirasakan perlu
diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitas-fasilitas transportasi
pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa yang
diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan
suatu bagian dari system transportasi secara keseluruhan.
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan
sangatlah dituntut kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan
dan meningkatkan prasarana jalan yang sudah ada sedangkan pemakai jalan
dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan tersebut agar tingkat
pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas penunjang,
antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah
(Median) merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada
karakteristik arus lalu lintas. Penempatan median bertujuan untuk
memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan.
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena
dengan jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah
yang lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan
sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-
penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal
ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan
3

jalan yang terbatas. Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru
dialami di Kota-kota besar khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan
karena bertambahnya keinginan masyarakat untuk menggunakan kendaraan-
kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas kehidupannya tanpa
melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya
pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu adanya
penelitian mengenai kapasitas jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi dan
dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan jumlah kendaraan dan
perkembangan penduduk.
Jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada
sebagian jalan yang menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula
yang tidak menggunakan pemisah jalan. Dengan kondisi jalan yang
termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan, rumah sakit, tempat
ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut mengalami
perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut.
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek yaitu pada jalan . Untuk
mengetahui apakah pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh
terhadap kinerja jalan atau tidak maka perlu adanya peninjauan terhadap
median jalan yang sudah ada. Adapun berdasarkan pada ketentuan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan data-data
pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas,
hambatan samping, geometrik jalan.
B. Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis simpang prioritas
2. Merencanakan simpang tanpa sinyal
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui jenis-jenis simpang prioritas
2. Mempelajari cara menghitung perencanaan simpang tanpa sinyal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori

1. Defenisi : Persimpangan yang memberikan hak jalan (prioritas)


kepada kendaraan yang datang dari jalan utama. (rambu-rambu
STOP atau beri jalan). 
2. Jika jumlah arus lalu lintas masuk > 1000 kend/jam puncak,
disarankan untuk menggunakan lampu pengatur lalulintas atau
bundaran.
3. Perubahan dari simpang tak bersinyal menjadi bersinyal atau
bundaran dapat juga dengan pertimbangan keamanan lalu lintas
untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara
kendaraan yang berlawanan arah

B. JENIS-JENIS SIMPANG TAK BERSINYAL (PRIORITAS)

1. Simpang Tiga
Simpang 3 dapat diklasifikasikan menjadi :
a. 322 : Simpang 3, 2 lajur pada jalan minor,2 lajur
pada jalan mayor
b. 324 : Simpang 3, 2 lajur pada jalan minor, 4 lajur
pada jalan mayor
c. 324M : Simpang 3,2 lajur pada jalan minor, 4 lajur
pada jalan mayor dilengkapi dengan
pembatas jalan
d. 344 : Simpang 3, 4 lajur pada jalan minor, 4 lajur
pada jalan mayor

e. 344M : Simpang 3, 4 lajur pada jalan minor, 4 lajur pada

4
5

jalan mayor dilengkapi dengan pembatas jalan

2. Simpang Empat
Simpang 4 dapat diklasifikasikan menjadi :
a. 422 : Simpang 4, 2lajur pada jalan minor, 2 lajur pada
jalan mayor
b. 424 : Simpang 4, 2 lajur pada jalan minor, 4 lajur pada
jalan mayor
c. 424M : Simpang 4, 2 lajur pada jalan minor, 4 lajur
pada jalan mayornyang dilengkapi dengan
pembatas jalan
d. 444 : Simpang 4, 4 lajur pada jalan minor, 4 lajur pada
jalan mayor
e. 444M : Simpang 4, 4 lajur pada jalan minor, 4 lajur pada
jalan mayor yang dilengkapi denga pembatas jalan
6

C. Perencanaan Simpang Tanpa Sinyal

1. Simpang 3

2. Simpang 4

D. Langkah Perhitungan

1. Data Masukan
a. Kondisi Geometrik
i. Jalan utama adalah jalan yang dipertimbangkan terpenting
pada simpang, misalnya jalan dengan klasifikasi fungsionil
tertinggi
ii. Untuk simpang 3-lengan, jalan menerus selalu jalan utama
iii. Pendekat jalan minor diberi notasi A dan C
iv. Pendekat jalan utama diberi notasi B dan D
7

b. Kondisi lalu – lintas


i. Arus lalu lintas yang dianalisis adalah arus lalu lintas pada
saat jam puncak normal
ii. Dilakukan dengan metode traffic counting
iii. Kendaraan dibagi menjadi 4 jenis :
1) Kendaraan ringan (light vehicle) – LV Contoh :
mobil pribadi, bus kecil/ sedang
2) Kendaraan berat (heavy vehicle) – HV Contoh :
truk, bus besar
3) Sepeda motor (motorcycle) – MC
4) Kendaraan tak bermotor (unmotorized) – UM
Contoh : becak, sepeda, andong

Arus lalu lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok kiri QLT, lurus QST, dan belok
kanan QRT) dikonversi dari kendaraan per jam menjadi satuan mobil penumpang
(smp) per jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk
masing- masing pendekat terlindung dan terlawan. Untuk nilai emp masing –
masing jenis kendaraan, gunakan nilai pada tabel berikut :
8

5) Perhitungan rasio belok dan rasio arus jalan minor

c. Kondisi Lingkungan
1. Kondisi lingkungan terdiri dari :
i. Kelas Ukuran Kota

ii. Tipe Lingkungan Jalan

iii. Kelas Hambatan Samping


1) Ditentukan secara kualitatif dalam 3 kategori
: Tinggi, Sedang, Rendah
2) Besarnya dipengaruhi oleh faktor :
a) Jumlah pejalan kaki atau
penyeberang jalan
b) Banyaknya angkutan umum yang
berhenti untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang
9

c) Kendaraan parkir dan masuk/keluar


parkir

2. Kapasitas
a. Lebar pendekat dan tipe simpang
i. Lebar rata-rata pendekat minor dan utama WAC dan WBD
dan Lebar rata-rata pendekat WI
1) Lebar pendekat diukur pada jarak 10 m dari garis
imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari
jalan berpotongan, yang dianggap mewakili lebar
pendekat efektif untuk masing – masing pendekat
2) Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada
jarak < 20 m dari garis imajiner yang
menghubungkan tepi perkerasan dari jalan
berpotongan, lebar pendekat tersebut harus
dikurangi 2 m
3) Hitung lebar rata-rata pendekat pada jalan minor
dan jalan utama, gunakan persamaan berikut : WAC
= (WA + WC) / 2 ; WBD = (WB + WD) / 2
4) Hitung lebar rata-rata pendekat, gunakan persamaan
berikut : WI = (WA + WC + WB + WD) / jumlah
lengan simpang
5) Lebar rata-rata pendekat (WI), gunakan persamaan
berikut : WI = (a/2 + b + c/2 + d/2) / 4 (pada lengan
B ada median)
6) Jika A hanya untuk ke luar, maka a = 0 WI = (b +
c/2 + d/2) / 3
7) Jika rata-rata pendekat minor dan utama (lebar
masuk) WAC = (a/2 + c/2) / 2 WBD = (b + d/2) /2

ii. Jumlah jalur


1) Jumlah lajur yang digunakan untuk keperluan perhitungan
ditentukan dari lebar rata-rata pendekat jalan minor dan
jalan utama
10

2) Tentukan jumlah lajur berdasarkan lebar rata-rata pendekat


jalan minor dan jalan utama

iii. Tipe Simpang


1) Tipe simpang menentukan jumlah lengan simpang
dan jumlah lajur pada jalan utama dan jalan minor
pada simpang tersebut dengan kode tiga angka
2) Jumlah lengan adalah jumlah lengan dengan lalu-
lintas masuk atau keluar atau keduanya

b. Kapasitas dasar (Co)


Nilai kapasitas dasar, gunakan pada table beriku :

c. Faktor penyesuaian lebar pendekatan (Fw)


11

d. Faktor penyesuaian median jalan (Fm)


Median disebut lebar jika kendaraan ringan standar
dapat berlindung pada daerah median tanpa mengganggu
arus berangkat pada jalan utama, hal ini mungkin terjadi
jika lebar median 3 m atau lebih

e. Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs)

f. Faktor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan samping dan


kend. Bermotor (Frsu)
12

g. Faktor penyesuaian belok kiri (flt)

h. Faktor penyesuaian belok kanan (Frt)


13

i. Faktor penyesuaian rasioa arus jalan minor (Fmi)

j. Kapasitas

Kapasitas dihitung dengan menggunakan persamaan


berikut :
C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FW = Faktor penyesuaian lebar pendekat
FM = Faktor penyesuaian median
FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan bebas
hambatan samping & kend. tak bermotor
FLT = Faktor penyesuaian belok-kiri
FRT = Faktor penyesuaian belok-kanan
FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor

3. Perilaku lalu-lintas
a. Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
DS = QTOT / C
dimana :
QTOT = Arus total (smp/jam) C = Kapasitas (smp/jam)

b. Tundaan
14

i. Tundaan lalu-lintas simpang (DT1)

ii. Tundaan lalu-lintas jalan utama (DTMA)

iii. Penentuan tundaan lalu-lintas jalan minor (DTMI)


Tundaan lalu-lintas minor rata-rata, ditentukan berdasarkan
tundaan simpang rata-rata dan tundaan jalan utama rata-
rata, gunakan persamaan berikut :
15

iv. Tundaan geometrik simpang (DG)


Tundaan geometrik simpang adalah tundaan
geometrik rata-rata seluruh kendaraan bermotor yang
masuk simpang. DG dihitung dengan persamaan berikut :

dimana :
DG = Tundaan geometrik simpang
DS = Derajat kejenuhan
PT = Rasio belok total

v. Tundaan simpang (D)


Tundaan simpang dihitung dengan persamaan

berikut :
dimana :
DG = Tundaan geometrik simpang
DTI = Tundaan lalu-lintas simpang

c. Peluang antrian

d. Penilaian perilaku lalu lintas


16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam upaya mengatasi masalah lalu lintas dengan melakukan
tindakan dalam usaha untuk menambah kapasitas ruang jalan ataupun
memaksimalkan lebar efektif yang sesuai dengan kapasitas arus lalu lintas
dengan melakukan pelebaran jalan serta pengaturan simpang agar tingkat
kecelakaan dan tundaan bias di minimumkan secara maksimal dan efektif.
Terkadang hal itu tidak  bisa dilakukan melihat keadaan lingkungan yang
tidak memungkinkan ataupun bila dipaksakan akan sangat mahal biaya
dan tingginya dampak social yang akan timbul.

B. Saran
Perhatikan saat memasukan data lebih hati - hati agar tidak tertukar. Dan
Jika sudah di akhir hitungan pembulatan bisa dilakukan ke atas

17
DAFTAR PUSTAKA

DwijokoAnsusanto.2016.https://media.neliti.com/media/publications/5994
8-ID-kinerja-simpang-derajat-dengan-tingkat-k.pdf.23April2020

18

Anda mungkin juga menyukai