Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN SURVEY INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JL.

GARUDA MEKAR SARI PS. TAMBUN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

DIMAS AULIA NUGROHO 2102104

FARHAN MABRURI 2102134

INDRIYANA SARI DEWI 2102176

ISAAC WIRA PRATAMA 2102183

MARIA FEBRIYANTI NEPA 2102217

MUHAMMAD FAJAR 2102248

R.A. NISRINA NURAINI 2102299

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD

PROGRAM STUDI D-III MANEJEMEN TRANSPORTASI JALAN

BEKASI

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “LAPORAN SURVEY INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JL.
GARUDA MEKAR SARI PS. TAMBUN” ini dengan baik. Adapun maksud dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Analisis
Keecelakaan dan Keselamatan Jalan di program studi D-III Transportasi Darat,
Politeknik Transportasi Darat Indonesia–STTD. Sebelumnya, dengan kerendahan
hati kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ahmad Wahyudi, ATD, MT. Selaku Plt. Direktur Politeknik


Transportasi Indonesia – STTD serta segenap jajarannya yang telah
memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moral maupun material
selama mengikuti pendidikan di Politeknik Transportasi Darat Indonesia –
STTD.
2. Ibu KUSUMASTUTI RAHMAWATI, MT Selaku Dosen Politeknik
Transportasi Indonesia – STTD yang telah memberikan kemudahan-
kemudahan baik berupa moral maupun material.

Terbatasnya pegetahuan serta kemampuan kami, sehingga kami menyadari


bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan,
maupun isi serta pembahasannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan laporan lain di
masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya,
dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bekasi, 1 Desember 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM ............................................................................. 3
2.1 Gambaran Umum Daerah ......................................................................... 3
2.2 Gambaran Umum Inspeksi Keselamatan Jalan ........................................ 3
BAB III HASIL SURVEY DAN ANALISA ....................................................... 6
3.1 Data Kecelakaan Jalan Raya Pantura ....................................................... 6
3.2 Daftar Periksa D : AKJ untuk tahap operasional jalan ........................... 10
3.3 Keterangan Tambahan ............................................................................ 34
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 38
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 38
4.2 Saran ....................................................................................................... 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan jalan merupakan aspek kritis dalam infrastruktur transportasi
yang memainkan peran utama dalam menjaga kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat. Inspeksi keselamatan jalan menjadi suatu keharusan guna memastikan
bahwa sistem jalan raya berfungsi optimal dan memberikan perlindungan maksimal
bagi pengguna jalan. Dalam kerangka ini, inspeksi keselamatan jalan bukan sekadar
suatu kewajiban teknis, tetapi juga suatu komitmen terhadap keamanan masyarakat
yang menggunakan jalan sebagai sarana transportasi sehari-hari.

Melalui inspeksi keselamatan jalan, kita dapat mengidentifikasi potensi


risiko dan bahaya yang mungkin timbul di sepanjang jalan raya. Langkah-langkah
proaktif ini memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, peningkatan, dan
inovasi yang diperlukan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas serta
meminimalkan dampak negatif pada masyarakat. Inspeksi ini juga merupakan
bagian integral dari upaya pencegahan untuk menciptakan lingkungan jalan yang
lebih aman dan dapat diandalkan.

Dalam survei yang telah dilakukan, kita akan mengeksplorasi konsep


inspeksi keselamatan jalan, pentingnya pelaksanaannya, serta bagaimana langkah-
langkah konkret dapat diambil untuk meningkatkan kondisi keselamatan di jalan
raya. Dengan melakukan inspeksi ini secara teratur, kita dapat memastikan bahwa
jalan raya kita tidak hanya memenuhi standar teknis, tetapi juga memberikan
perlindungan terbaik bagi semua pengguna jalan, sehingga menciptakan
lingkungan transportasi yang lebih aman dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja potensi dan risiko bahaya atau hazard yang timbul pada ruas Jalan
Garuda Mekarsari, Ps. Tambun?
2. Bagaimana upaya atau pengendalian bahaya / hazard yang terdapat pada
ruas Jalan Garuda Mekarsari, Ps. Tambun dalam upaya pencegahan untuk
menciptakan lingkungan jalan yang lebih aman dan dapat diandalkan?

1
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Memantau risiko bahaya yang jarang diketahui atau jarang dihiraukan oleh
pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.
2. Menentukan upaya pencegahan dalam mengurangi adanya risiko
kecelakaan

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulisan ini hanya pada daerah yang disurveykan yaitu di
daerah Kabupaten Bekasi yaitu pada sepanjang ruas jalan (Jl. Garuda Mekarsari,
Pasar Tambun, Kec. Tambun Selatan, Kab. Bekasi)

2
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Daerah
Kabupaten Bekasi merupakan wilayah pendukung sekitarnya, selain
berfungsi sebagai kawasan industri dan perdagangan, Kabupaten Bekasi juga
menjadi bagian dari PKN Jabodetabekpunjur. Menurut data Badan Pusat Statistik
Jawa Barat tahun 2015, Kabupaten Bekasi menempati urutan ketiga tertinggi untuk
kepemilikan kendaraan pribadi untuk sepeda motor dan mobil. Hal tersebut tidak
memungkiri dari terjadinya permasalahan transportasi yaitu kecelakaan.
Kecamatan Tambun merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Bekasi yang memiliki peran penting, yaitu sebagai pusat perkotaan bagian dari
sistem perkotaan PKN Jabodetabekpunjur. Dari seluruh kecamatan di Kabupaten
Bekasi, Kecamatan Tambun merupakan salah satu kecamayan yang memiliki
penduduk paling banyak. Seiring dengan data tersebut, hal ini berpengaruh pada
mobilitas yang terjadi di Kabupaten Bekasi. Pada jam-jam tertentu, terdapat
kepadatan dibeberapa titik yang diisi oleh moda kendaraan yang beragam. Dengan
kondisi lalu lintas seperti diatas memungkinkan terjadinya kecelakaan yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi jalan padat dengan jenis kendaraan
yang beragam.

2.2 Gambaran Umum Inspeksi Keselamatan Jalan


Transportasi adalah usaha pemindahan atau pergerakan orang maupun
barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan untuk keperluan tertentu dengan
mempergunakan moda transportasi tertentu (Fidel, 1997). Kegiatan manusia yang
beragam menimbulkan aktivitas perjalanan yang menghasilkan pergerakan orang
dan akhirnya memerlukan transportasi. Sarana transportasi adalah salah satu dari
sekian macam alat penghubung yang dimaksudkan untuk melawan jarak (Tamin,
1997). Kegiatan manusia yang berbagai macam menyebabkan mereka perlu saling
berhubungan. Untuk itu diperlukan alat perhubungan, salah satu diantaranya adalah
transportasi. Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perencanaan kota atau perencanaan daerah. Setiap tata guna lahan atau sistem
kegiatan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan

3
dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan (Tamin, 1997).
Kota, angkutan umum dan kendaraan pribadi memiliki keterkaitan yang unik dan
rumit. Kota sebagai wadah kegiatan manusia memerlukan aktivitas untuk
mendukung perkembangan wilayah. Angkutan umum dan kendaraan pribadi
berfungsi seperti pembuluh darah yang menghubungkan aktivitas manusia. Kedua
moda transportasi ini dapat berfungsi saling melengkapi, namun pada saat
bersamaan dapat saling berkompetisi sehingga mematikan satu sama lain.
Kendaraan pribadi, disatu sisi menawarkan fleksibilitas pergerakan bagi penduduk
kota. Transportasi umum, meski tidak senyaman angkutan pribadi, tetapi
penggunannya merupakan salah satu cara terbaik untuk bisa menikmati perjalanan
(Yusa, 2018).

Dalam konteks pengembangan wilayah, keterkaitan suatu kota dengan kota


lain serta wilayah di sekitarnya, mengakibatkan jumlah pergerakan terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan wilayah dan koridor perkembangan wilayah tersebut.
Bersamaan dengan meningkatnya jumlah kebutuhan pergerakan tersebut,
dibutuhkan penyediaan (supply) sarana dan prasarana transportasi untuk dapat
mengakomodasinya. Namun, kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Penyediaan
sarana dan prasarana yang terjadi tidak mampu mengakomodasi peningkatan
jumlah pergerakan tersebut, sehingga memunculkan berbagai permasalahan
transportasi (Rizky,2012). Salah satu permasalahan transportasi tersebut ialah
kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan bagi setiap
pergerakan, diperlukan inspeksi keselamatan jalan untuk meminimalisir kecelakaan
lalu lintas.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi, memuat bahwa Inspeksi


Keselamatan Jalan (IKJ) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap ruas jalan
atau segmen jalan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya, kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan yang dapat menyebabkan kecelakaan. Bahaya, kesalahan,
dan kekuranagan yang dimaksud adalah potensi-potensi penyebab kecelakaan lalu
lintas yang diakibatkan penurunan kondisi fisik jalan dan atau pelengkapnya serta
penurunan kondisi jalan dan sekitarnya. Inspeksi Keselamatan Jalan adalah Audit
Keselamatan Jalan pada jalan yang sudah beroperasi. Latar belakang utama

4
Inspeksi Keselamatan Jalan anatara lain mewujudkan keselamatan jalan yang
merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan transportasi jalan
sesuai dengan UU no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan.

Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 534 Tahun 2015


tentang Pedoman Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Bidang Angkutan Umum (Direktur Jendral Perubungan Darat, 2015) memuat
bahwa pedoman pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan terdiri dari tata cara
pelaksanaan inspeksi dan formulir inspeksi keselamatan lalu lintas. Tata cara
pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan merupakan tahapan pelaksaan serta metode
pemeriksaan sebagai panduan bagi petugas atau tim dalam melakukan inspeksi.
Sedangkan formulir inspeksi merupakan checklist pemenuhan aspek keselamatan
pada lalu lintas. Tujuan dari inspeksi keselamatan jalan ini adalah mengevaluasi
tingkat keselamatan infrastruktur jalan dengan mengidentifikasi bahaya-bahaya,
kesalahankesalahan dan kekurangan yang dapat menyebabkan kecelakaan serta
memberikan usulan penanganannya. Sedangkan manfaat dari pelaksanaan inspeksi
keselamatan jalan antara lain untuk mencegah/mengurangi jumlah kecelakaan dan
tingkat fatalitasnya. Menurut modul inspeksi keselamatan jalan Bina Marga (Balai
Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, 2006) dijelaskan bahwa manajemen
keselamatan jalan lebih berorientasi pada pengurangan kecelakaan melalui
penanganan ruas jalan rawan kecelakaan, sehingga lebih bersifat reaktif terhadap
kejadian kecelakaan yang sudah terjadi dan bertujuan untuk mengurangi tingkat
ataupun jumlah kecelakaan akan tetapi sejalan dengan meningkatnya kesadaran
akan pentingnya keselamatan jalan dan besarnya kerugian yang diakibatkan.

5
BAB III
HASIL SURVEY DAN ANALISA
3.1 Data Kecelakaan Jalan Raya Pantura
N NAMA KRONOLOGI TIPE KORBA WAKTU
O JALAN TABRAKA N KEJADIA
N N
1 JL. Sultan Seorang samping - MD : 1
Hasanudi pengendara motor samping
n tewas tertimpa
truk bermuatan
batu di Jalan
Sultan Hasanudin,
Tambun Selatan,
Kabupaten
Bekasi, Minggu
(20/12/2020).
Pengendara motor
anggota TNI itu
tertimpa truk
berpelat F 8035
HG yang terguling
setelah menabrak
median jalan.
kecelakaan itu
terjadi pada pukul
05.50 WIB di
Jalan Raya Sultan
Hasanudin.
korban meninggal
merupakan
anggota TNI
bernama Sumarna
(44). Korban yang
berpangkat sertu
itu berdinas di
Rindam Kodam
Jaya. Jasad korban
dievakuasi ke
RSUD Cibitung,
kemudian dibawa
ke rumah duka di 20
Subang, Jawa Desember
Barat. 2020

6
2 JL. Sultan Kecelakaan lalu samping - MD : 1
Hasanudi lintas antara truk samping
n tronton dan
sepeda motor
terjadi di Jl.Sultan
Hasanudin RT
01/11 Desa
Mekarsari,
Kecamatan
Tambun Selatan,
Rabu (20/12)
kemarin. Akibat
kecelakaan
tersebut, seorang
pengendara
sepeda motor
meninggal dunia.
awalnya, sepeda
motor Honda
bernomor polisi
B-6566-FWL
yang dikendarai
WAG (47) datang
dari arah barat
menuju timur
(Bekasi –
Cikarang) sekitar
pukul 16.00 WIB.
Setibanya di
lokasi kejadian,
korban bermaksud
menghindari
kendaraan tidak
dikenal yang
berhenti di lajur
kiri. Diduga tidak
bisa
mengendalikan
laju
kendaraannya,
korban kemudian
tergelincir dan
terjatuh. Disaat
yang bersamaan,
sambungnya,
dilajur kanan jalan 20
melaju kendaraan Desember
berjenis truk 2017

7
tronton bernomor
polisi B 9486 FEU
yang dikemudikan
AM (46) sehingga
terjadilah benturan
dengan ban
belakang sebelah
kiri. “Akibat
benturan tersebut,
korban mengalami
luka-lula lalu
dibawa ke RS.
Karya Medika II
dan meninggal
dunia,”
ungkapnya.
Adapun kendaraan
yang terlibat
dalam peristiwa
itu mengalami
kerusakan dan
telah diamankan
petugas
kepolisian.
3 JL. Sultan Insiden Depan- MD : 1
Hasanudi kecelakaan lalu Samping
n lintas terjadi di
wilayah
Kabupaten Bekasi
pada Sabtu, 16
September 2023.
Kejadian yang
melibatkan satu
unit mobil box
dan sepeda motor
di Jalan Raya
Sultan Hasanudin
Desa Mekar Sari,
Kecamatan
Tambun Utara.
Akibat dari
insiden itu satu
orang pengendara
motor meninggal
dunia di lokasi
TKP. Kronologi 16
kejadian bermula September
sepeda motor 2023

8
Honda Vario
dengan nomor
polisi B6825TLG
yang dikemudikan
oleh Saudara
Alfian Januar
Herawan, sedang
melaju dari arah
barat menuju ke
arah timur.
Namun, secara
tiba-tiba sebuah
bus karyawan
yang sedang
menjemput
karyawan yang
nomor polisinya
tidak diketahui
berhenti
mendadak. Karena
kaget, pengemudi
sepeda motor
Honda Vario
membuang arah
ke kanan. Nahas,
saat ambil kanan
sebuah mobil
wing box dengan
nomor polisi yang
belum dapat
diidentifikasi,
melaju dengan
cepat dari arah
barat ke arah
timur. Selanjutnya
tabrakan pun tidak
terhindarkan.
Akibat kecelakaan
itu korban
pemotor
mengalami luka
yang sangat
serius, terutama
pada kepala.
Sempat diberi
pertolongan di
lokasi, namun
korban tidak bisa

9
diselamatkan.
Korban
selanjutnya
dibawa ke RSUD
Kabupaten Bekasi
untuk dilakukan
proses lebih
lanjut.

3.2 Daftar Periksa D : AKJ untuk tahap operasional jalan


DAFTAR KONDISI UMUM
PERIKSA 4.1
FOKUS Ya/Tidak KETERANGAN
PEMERIKSAAN
(Y/T)

4.1.1 Apakah kelas dan fungsi T


jalan tidak berubah dari
Kelas/fungsi
desain awal?
jalan
Lebar jalur jalan Y 15,5 m
eksisting?

Lebar lajur jalan Y 3,5 m


eksisting?

Kemiringan jalan Y 0,03 m


eksisting?

10
Jl. Raya Pantura dengan tipe jalan 4/2 UD dengan lebar jalur total 15,5 m
dan lebar setiap lajurnya 3,5 meter memiliki ondisi yang baik

4.1.2 Apakah ruas jalan eksisting Y


memiliki median?
Median/separator
Apakah median jalan Y
eksisting ditinggikan?

Apakah median jalan sesuai Y


desain standar?

Apakah median jalan Y


dilengkapi dengan barrier?

Jika menggunakan barrier T


berupa guardrail, apakah
tinggi dan kekuatannya sesuai
standar?

Lebar median eksisting? 0,5 m

Apakah desain separator Y


sesuai standar?

Lebar separator eksisting? 0,5 m

11
4.1.3 Lebar bahu jalan eksisting T
sesuai standar?
Bahu jalan
Apakah posisi bahu jalan sama T
rata dengan permukaan jalan?

Apakah posisi bahu jalan lebi T


rendah dari permukaan jalan?

Lebar bahu jalan eksisting? 0m

4.1.4 Median 0,5 m

Tinggi kreb Separator 0,5 m

Trotoar 1,5 m

4.1.5 Apakah dimensi dan desain Y


drainase sesuai standar?
Drainase
Lebar drainase? 1m

12
Median

Separator

Trotoar

Tipe Drainase yaitu gorong


gorong dibawah trotoar

13
4.1.6 Apakah desain kecepatan T Karena
sesuai desain kelas dan kepadatan lalu
Kecepatan fungsi jalan? lintas

Kecepatan rencana 60 km/jam

Kecepatan operasional 40-50 km/jam

4.1.7 Apakah terdapat Y


tanaman/pohon di pinggir
Lansekap jalan?

Apakah mengganggu jarak T


pandang?

4.1.8 Apakah tersedia fasilitas T


parkir?
Parkir
Di trotoar.bahu jalan/badan
jalan?

4.1.9 Apakah terdapat lokasi Y


pemberhentian kendaraan
Tempat /bus/ pangkalan kendaraan?
pemberhentian
kendaraan/bus Apakah mengganggu jarak T
pandang?

Terdapat pohon/ tanaman di pinggir


jalan tetapi tidak mengganggu jarak
pandang

Tempat pemberhentian
kendaraan/bus

14
DAFTAR ALINYEMEN JALAN
PERIKSA 4.2
FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.2.1 Apakah jarak pandang Y


memadai untuk kecepatan
Jarak pandang lalu lintas yang digunakan
pada rute tersebut?

Apakah jarak pandang Y


yang diberikan kepada
persimpangan,
penyeberangan, (pejalan
kaki, sepeda, kereta api),
dsb cukup memadai?

4.2.2 Apakah alinyemen Y


horizontal dan vertical
Kecepatan sesuai untuk (85%)
rencana kecepatan lalu lintas?

Jika tidak : T

a) Apakah ada rambu


peringatan?
b) Apakah ada rambu
batas kecepatan?
c) Apakah ada papan
petunjuk kecepatan
untuk kurva
khusus?

15
4.2.3 Apakah ada ruas-ruas jalan a. Y
yang dapat membingungkan? b. Y
Pengharapan c. Y
pengemudi Contoh d. Y

a) Apakah alinyemen
jalan jelas terdefinisi?
b) Apakah perkerasan
yang rusak telah diganti
atau diperbaiki?
c) Apakah marka dari
perkerasan yang lama
telah diganti
sebagaimana mestinya?
d) Apakah lampu jalan
dan garis pohon sesuai
dengan alinyemen
jalan?
4.2.4 Apakah tersedia lokasi TIDAK
overtaking yang memadai? ADA
Lajur mendahului
Apakah lebar lajur untuk TIDAK
mendahului memadai? ADA

Apakah tersedia marka dan TIDAK


rambu yang memadai untuk ADA
mendahului pada lokasi
tersebut?

4.2.5 Bila lokasi ini pada ruas jalan TIDAK


yang mendaki, apakah ada ADA
Lajur pendakian lajur khusus untuk kendaraan
berat dan bus?

Apakah panjang dan lebar lajur TIDAK


memadai? ADA

Apakah panjang dan TIDAK


kemiringan taper memadai? ADA

Apakah tersedia marka dan TIDAK


rambu yang memadai untuk ADA
medahului pada lokasi
tersebut?

16
4.2.6 Apakah semua lebar lajur, Y
lebar perkerasan, termasuk
Lebar jalan lebar jembatan konsisten dan
tidak ada penyempitan?

4.2.7 Apakah lebar bahu jalan TIDAK


memadai? (dapat dilalui untuk ADA
Bahu jalan kendaraan yang mengalami
kerusakan atau dalam kondisi
darurat) ?

Apakah bahu jalan dapat TIDAK


dilalui oleh kendaraan dan ADA
pemakai jalan?

Apakah persilangan bahu jalan TIDAK


mencukupi untuk drainase ADA
yang tepat tersedia?

17
DAFTAR PERSIMPANGAN
PERIKSA 4.3

FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.3.1 Apakah lokasi Y


persimpangan cukup
Alinyemen aman bila dikaitkan
dengan alinyemen
horizontal dan vertical?

4.3.2 Suatu persimpangan


merupakan akhir dari
Rambu kondisi lalu lintas
peringatan berkecepatan tinggi
(persimpangan mendekati
kota), apakah tersedia T
pengaturan lalu linta yang
memperingatkan
pengemudi? (untuk
mengurangi kecepatan)

Kondisi di persimpangan Jl.


K.H Abu Bakar dan Jalan Jl.
Sultan Hasanudin

Kondisi di persimpangan
stasiun Tambun

18
4.3.3 Apakah marka jalan dan tanda T
persimpangan mencukupi?
Marka dan tanda
persimpangan

4.3.4 Apakah apakah alinyemen Y


dari kerb, pulau lalu lintas dan
Lay out median mencukupi?

Apakah lay out persimpangan Y


(tengah) jelas bagi semua
pemakai jalan?

Apakah panjang dan TIDAK


kemiringan taper memadai? ADA

4.3.5 Apakah jarak pandang untuk Y


semua pergerakan memdai
Jarak pandang untuk semua pemakai jalan?

4.3.6 Apakah ruang pada sudut- T


sudut persimpangan terbebas
Ruang bebas dari bangunan atau
samping tanaman/pohon?

Ruang pada sudut-sudut persimpangan


tidak terbebas dari bangunan

Marka jalan yang hilang dan pudar,


kurangnya rambu peringatan
persimpangan

19
DAFTAR LAJUR TAMBAHAN/ LAJUR UNTUK PUTAR ARAH
PERIKSA 4.4
FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.4.1 Apakah lebar lajur Y


tambahan mencukupi
Lebar lajur untuk pergerakan belok
atau putar arah?

4.4.2 Apakah awal dan akhir TIDAK


penempatan taper telah ADA
Taper sesuai standar?

4.4.3 Apakah tersedia rambu- Y Namun Kurang


rambu dan marka jalan? Memadai
Rambu
Apakah penempatannya T
sesuai dengan desain
standar?
Apakah tersedia rambu T
peringatan sebelumnya
ketika mendekati
persimpangan (misalnya
500m, 100m sebelumnya)
4.4.4 Apakah pergerakan belok Y
kanan dengan panjang
Jarak pandang
auxiliary lane telah sesuai?

Apakah jarak pandang Y


henti telah dipenuhi oleh
bagian belakang kendaraan
yang akan berbelok?

Apakah jarak pandang Y


henti telah dipenuhi untuk
keluar masuk kendaraan?

20
Marka yang sudah pudar

Rambu yang Bengkok

Daun Rambu yang


miring

21
DAFTAR LALU LINTAS TAK BERMOTOR
PERIKSA 4.5
FOKUS Ya/Tidak KETERANGAN
PEMERIKSAAN
(Y/T)

4.5.1 Apakah tersedia Y


jalur/lajur lintasan yang
Lintasan memadai serta
penyeberangan penyeberangan untuk
pejalan kaki?

Apakah jalur tersebut Y


menerus.tidak ada
penghalang?

Fasilitas Penyeberangan

22
4.5.2 Apakah tersedia pagar TIDAK
pengaman yang ditempatkan ADA
Pagar pengaman untuk menuntun pejalan kaki
dan sepeda untuk
melintasi/melalui ke jalan
tertentu?

Apakah pagar pengaman TIDAK


tersebut berupa solid ADA
horizontal rails?

Apakah terdapat pagar TIDAK


penghalang tabrakan (crash ADA
barrier) yang ditempatkan
untuk memisahkan arus
kendaraan, pejalan kaki, dan
sepeda?

4.5.3 Apakah tersedia TIDAK


pemberhentian bus/kendaraan ADA
Lokasi pemberhentian yang terintegrasi dengan lajur
bus pejalan kaki?
Apakah pemberhentian bus TIDAK
ditempatkan secara tepat ADA
dengan cukup jelas dari jalur
lalu lintas untuk keselamatan
dan jarak pandang?
4.5.4 Apakah terdapat T
perlengkapan yang memadai
Fasilitas untuk untuk manula/pedestrian
manula/penyandang penyandang cacat?
cacat
Jika Ya, apakah pegangan T
pagarnya tersedia?

Apakah pegangan pada pagar T


tersebut masih memadai?

Apakah jarak antara garis T


henti dan lintasan pejalan
kaki (zebra cross) pada
persimpangan berlampu
cukup memadai?

23
4.5.5 Apakah terdapat lajur sepeda TIDAK
pada ruas tersebut? ADA
Lajur sepeda
Apakah lajur tersebut terpisah TIDAK
degan lajur lalu lintas? ADA

Apakah lebar lajur sepeda TIDAK


mencukupi untuk sejumlah ADA
sepeda yang menggunakan
rute tersebut?

Apakah rute sepeda menerus? TIDAK


ADA

Apakah tersedia TIDAK


penyeberangan sepeda yang ADA
aman?

4.5.6 Apakah tersedia perambuan T


yang cukup pada lokasi
Rambu dan marka penyeberangan pejalan kaki?

Apakah tersedia perambuan T


yang cukup pada lokasi
penyeberangan sepeda?

Apakah marka garis berhenti T


untuk kendaraan lain terdapat
pada lokasi penyeberangan
pejalan kaki dan sepeda?

Apakah tersedia marka garis T


pemisah lajur sepeda dengan
lalu lintas?

24
DAFTAR PEMBERHENTIAN BUS/KENDARAAN
PERIKSA
4.7 FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.7.1 Apakah tersedia TIDAK


pemberhentian bus/kendaraan ADA
Teluk bus berupa teluk bus?
Apakah posisinya tidak TIDAK
mengganggi lalu lintas atau ADA
dekat ke persimpangan?

4.7.2 Apakah tersedia tempat parkir TIDAK


pada ruas jalan tersebut? ADA
Alinyemen
jalan Apakah tempat parkir pada TIDAK
badan jalan? ADA

Apakah posisi tempat parkir TIDAK


tidak mengganggu lalu lintas? ADA

DAFTAR KONDISI PENERANGAN


PERIKSA
4.8 FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.8.1 Apakah tersedia lampu Y


penerangan jalan dan apakah
Teluk bus semua penerangan masih
beroperasi secara baik?
Apakah lampu penerangan Y
jalan yang ditempatkan
mencukupi (memadai) pada
persimpangan, bundaran,
penyebrangan pejalan kaki
dan sepeda?

Apakah tipe tiang lampu yang Y


digunakan sesuai (memadai)
untuk semua lokasi dan
ditempatkan secara tepat?

25
Apakah semua lokasi bebas T
dari pencahayaan (penyinaran)
yang menyebabkan konflik
cahaya dengan lampu lalu
lintas atau perambuan?

Apakah penerangan untuk \Y


rambu-rambu khususnya
rambu-rambu tambahan masih
memadai?

4.8.2 Untuk ruas jalan dua arah, T


apakah terdapat gangguan
Cahaya cahaya yang menyilaukan dari
silau lampu lalu lintas pada malam
hari?

Apakah terdapat problem T


cahaya yang menyilaukan
akibat sinar matahari pada
pagi atau sore hari?

Apakah tersedia alat T


penghalang cahaya
menyilaukan (screen glare)
pada lokasi tersebut?

Kondisi PJU

26
DAFTAR RAMBU DAN MARKA JALAN
PERIKSA
4.9 FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.9.1 Apakah terdapat lampu pengatur Y Penempatan


lalu lintas, dan apakah cukup aman
Lampu penempatannya cukup aman?
pengatur
lalu lintas Apakah lampu lalu lintas masih T
beroperasi dengan baik?

Apakah posisi lampu terlihat Y


dengan jelas/tidak terhalangi?

4.9.2 Apakah semua memenuhi secara Y


regular, rambu peringatan dan
Rambu lalu rambu petunjuk yang
lintas ditempatkan?

Apakah tidak membingungkan?

Apakah terdapat rambu-rambu T


yang berlebihan?

Apakah rambu-rambu lalu lintas Y


ini pada tempat yang tepat, dan
apakah posisinya sesuai dengan
ruang bebas samping dan
ketinggiannya?

Apakah rambu-rambu yang Y


ditempatkan sedemikian hingga
tidak menutup/membatasi jarak
pandang, khususnya untuk
kendaraan yang Yberbelok?

Apakah semua rambu efektif Y


untuk semua kondisi (siang,
malam, hujan, cahaya lampu yang
kurang, serta pantulan cahaya) ?

27
Apakah perambuan ini sesuai Y
dengan bentuk yang ada pada
manual/standar?

Seandainyaterdapat T
perlengkapan/rambu
lain,apakahperlengkapan/rambu
tersebut menghalangi pandangan
pejalan kaki?

Apakah terdapat perambuan T


lainnya untuk manula atau pejalan
kaki yang cacat?

Lampu APILL dengan 2


Warna sebagai peringatan
tanda hati-hati karna banyak
penyebrang jalan diarea itu

Terdapat beberapa rambu dalam kondisi yang baik serta penempatan yang
tepat

28
4.9.3 Apakah marka reflektiv pernah (telah) Y
dipasang?
Marka dan
delineasi Warna marka yang bagaimana yang
digunakan dan apakah telah dipasang
secara tepat?

Apakah semua perkerasan jalan T


memiliki marka?

Apakah marka jalan (marka garis T


tengah, marka tepi) tampak jelas dan
efektif pada semua kondisi (siang,
malam, hujan, dsb) ?
Apakah peninggian profile marka tepi Y
dibuat secara memadai?
Apakah delineasi telah sesuai standar? Y

Apakah delineasi efektif untuk semua Y


kondisi (siang, malam, hujan, cahaya
lampu dari arah depan, dsb) ?
Apakah marka chevron juga telah Y
dipasang, dan apakah cara pemasangan
serta tipenya telah sesuai?
Apakah lintasan kendaraan langsung Y
ke persimpangan membutuhkan
delineasi?
Pada jalur truk, apakah alat reflektiv T
ini telah sesuai dengan tinggi mata
pengemudi?

Marka yang sudah pudar

29
DAFTAR BANGUN PELENGKAP JALAN
PERIKSA 4.10
FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.10.1 Apakah penempatan tiang Y


listrik atau tiang telepon
Tiang listrik & cukup aman dari lalu
tiang telepon lintas?

4.10.2 Apakah pagar TIDAK


(penghalang) keselamatan ADA
Penghalang dibuat pada lokasi-lokasi
tabrakan penting misalnya pada
jembatan telah sesuai
dengan standard?

Apakah sistem TIDAK


penghalang tabrakan telah ADA
sesuai dengan tujuan
pemanfaatannya?

Apakah panjang TIDAK


penghalang tabrakan pada ADA
tiap lokasi yang terpasang
telah memenuhi?

Apakah penempatan
penghalang tabrakan
tersebut telah sesuai?

4.10.3 Apakah terdapat TIDAK


penyempitan jalan pada ADA
Jembatan
lokasi tersebut?

Bila penyempitan jalan TIDAK


pada jembatan, apakah ADA
jarak pandang memenuhi?

Apakah terdapat TIDAK


perambuan serta fasilitas ADA
pengendali kecepatan
menuju lokasi tersebut?

30
4.10.4 Apakah terdapat box
control di sekitar lokasi?
Box control, box
culvert, papan Apakah posisi box Y
petunjuk arah, control, box culvert, papan
dan papan iklan petunjuk arah, atau papan
iklan cukup aman dari
jalur lalu lintas?

Apakah posisi benda- Y


benda ini tidak
menghalangi padangan
pengemudi?

Penempatan tiang listrik


cukup aman dari Jalur lalu
lintas

Penempatan Papan
petunjuk arah cukup aman
dari Jalur lalu lintas

31
DAFTAR KONDISI PERMUKAAN JALAN
PERIKSA 4.11
FOKUS PEMERIKSAAN Ya/Tidak KETERANGAN

(Y/T)

4.11.1 Apakah perkerasan jalan Y


bebas dari kerusakan
Kerusakan (permukaan bergelombang,
pavement dsb) yang dapat
menyebabkan persoalan
keselamatan (seperti lepas
kendali) ?

4.11.2 Apakah permukaan Y


perkerasan memiliki skid
Skid resistance resistance (kekesatan) yang
memadai, khususnya pada
belokan, turunan, dan yang
mendekati persimpangan?

Apakah skid resistancenya


pernah diuji (diperiksa) ?

4.11.3 Apakah perkerasan jalan Y


terbebas dari penggenangan
Genangan dan pengaliran air yang
menyebabkan terjadinya
masalah keselamatan?

4.11.4 Apakah perkerasan jalan


terbebas dari longsoran
Longsoran lumpur, pasir atau kerikil?

32
Kondisi permukaan jalan

33
3.3 Keterangan Tambahan

34
Pada identifikasi dan juga survey yang dilaksanakan pada ruang jalan raya
pantura yang merupakan jalan provinsi dengan menghubungkan antara lima
provinsi tersebut bisa dilihat data kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tersebut
dengan kajian 1km, pengendara kendaraan bermotor mengalami kecelakaan
“samping-samping” berjumlah 2 kejadian di tahun berbeda dan meninggal dunia
berjumlah satu. Dari kronologi yang dijelaskan pada tabel diatas, pengendara tidak
bisa mengendalikan laju kendaraannya alian lalai dalam berkendara. Seperti yang

35
telah kita pelajari pada perkuliahan minggu lalu bahwasannya kecelakaan yang
terjadi di Indonesia sendiri disebabkan oleh Human Error , sama dengan data yang
diberikan diatas.

Bukan hanya dari itu, kecelakaan dapat terjadi bila kondisi jalan yang dilalui
tidak sesuai standar ataupun tingkat kinerja jalan tersebut burut. Dapat kita lihat
pada data survey yang telah dilaukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti kelengkapan fasilitas pejalan kaki, rambu dan juga inventarisasi ruas jalan.
Berikut hasil pengamatan dan beberapa point yang perlu diperhatikan dan juga
diperbaiki:

a) Kondisi Umum: Ukuran lajur, ukuran bahu jalan, ketersediaan separator,


ukuran median dan lain hal, telah sesuai standar yang telah ditetapkan.
b) Alynimen yang ada berfungsi dengan baik sesuai dengan kondisi jalan yang
ada di ruas jalan tersebut, terlebih pada ruas jalan tersebut tidak terdapat
tikungan dan juga tanjakan/turunan, sehingga jarak pandang pengemudi
masih terjaga dengan baik.
c) Fasilitas pejalan kaki yang ada di ruas jalan tersebut kurang memadai,
contohnya saja fasilitas bagi penyandang cacat di trotoar yang tidak
disediakan dan bila ada tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Adapun fasilitas perhentian yang disediakan seperti halte terlihat tidak
terawat yang memberikan kesan kotor dan kumuh, masyarakat menilai
tempat perhentian tersebut tidak layak dan memilih untuk menaiki
kendaraan pribadi, kendaraan online ataupun kendaraan umun dengan
memberhentikan di sembarang tempat tanpa memperdulikan resiko
keselamatan dan juga kondisi jalan.
d) Kondisi permukaan jalan yang baik, minim lubang dan kemerataan jalan
yang masih terjaga, akan tetapi marka jalan yang ada di sepanjang ruas jalan
tersebut telah pudar dan hanya menyisakan sedikit bekas.
e) Kondisi geografi jalan dibekasi adalah dataran rendah, dimana
memungkinkan tidak terjadi longsor namun akan terjadi genangan air
seperti banjir.
f) Dari keterangan tambahan pada hasil survey sebagai berikut:
• Tidak terdapat rel kereta
• Tidak terdapat APILL
• Fasilitas pejalan kaki yang buruk
• Tidak ada Fly over
• Tidak ada jembatan penyebrangan
• Minim nya zebra cross
• Tidak ada lahan parkir
• Tidak ada lajur pesepeda
• Tidak ada lajur cepat

36
Fasilitas yang diberikan dan yaang tersedia di ruas jalan tersebut masih
perlu diperhatikan, dengan ketersediaan tersebut masih kurang dan dapat
membahayakan pengguna jalan terkhusus bagi pejalan kaki. Hal yang perlu
dilengkapi bisa dengan,

• Perbaikan Marja jalan


• Pemberian fasilitas penyebrangan yang layak seperti jembatan
penyebrangan atau pelican
• Pemberian APILL pada persimpangan, terdapat simpang yang
menghubungkan antara jalan sultan hasanudin dengan jalan inpeksi
kalimalang, pada simpang tersebut tidak tersedia rambu dan tidak tersedia
APILL yang mengakibatkan kemacetan
• Pemasangan Rambu putar balik pada ruas jalan
• Penyediaan tempat perhentian yang layak

37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan surveyor dari survey yang telah
dilaksanakan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

• Kegiatan lalu lintas di wilayah studi dari pasar tambun sampai bazar
bangunan tambun ramai cenderung padat terutama pada persimpangan serta
tempat untuk putar balik.
• Beberapa perlengkapan jalan seperti rambu dan marka di wilayah studi
masih kurang serta perlu adanya tindakan pemeliharaan.
• Keterangan tambahan pada hasil survey sebagai berikut:
a. Tidak terdapat rel kereta
b. Tidak terdapat APILL
c. Fasilitas pejalan kaki yang buruk
d. Tidak ada Fly over
e. Tidak ada jembatan penyebrangan
f. Minim nya zebra cross
g. Tidak ada lahan parkir
h. Tidak ada lajur pesepeda
i. Tidak ada lajur cepat

4.2 Saran
Saran yang diberikan untuk menangani hal-hal yang masih kurang di sekitar
wilayah studi (Jl. Raya Pantura) dari depan pasar tambun sampai took bazar
bangunan tambun sebagai berikut :

1. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi terkait dengan pentingnya


keselamatan jalan dalam berkendara guna meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas.
2. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan secara berkala terkait dengan
fasilitas perlengkapan jalan pada ruas Jalan Kolonel Masturi sehingga
kondisi perlengkapan jalan tetap optimal dan berfungsi dengan baik.

38
3. Pihak yang bersangkutan dalam hal ini Dishub setempat melakukan
perbaikan kelengkapan jalan dalam hal ini pengecetan ulang marka jalan,
pemasangan rambu putar balik pada ruas jalan, penyediaan tempat
perhentian yang layak, pemberian fasilitas penyebrangan yang layak seperti
jembatan penyebrangan atau pelican
4. Pemberian APILL pada persimpangan, terdapat simpang yang
menghubungkan antara jalan sultan hasanudin dengan jalan inpeksi
kalimalang, pada simpang tersebut tidak tersedia rambu dan tidak tersedia
APILL yang mengakibatkan kemacetan

39

Anda mungkin juga menyukai