Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI

SURVEY LALU LINTAS


Lampu Merah Madukismo Jl. Ringroad selatan, Kasiha, Bantul,
Yogyakarta

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester (UAS) Semester
III mata kuliah Praktikum manajemen transportasi

Dosen Pengampu: Herman Wahyu Dwi Maelana, S.pd., M.M

Disusun Oleh:

Nama : Siti Ratnah Wati

Nim : 21004705

Kelas : D3

AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
karunia nikmat dan kesehatan,sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini, dan dapat
menimba ilmu di AMA yogyakarta.

Penulisan laporan ini merupakan sebuah tugas untuk memenuhi ujian akhir semester
(UAS) Semester III mata kuliah Praktikum manajemen transportasi. Adapun tujuan penulisan
laporan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang
dipelajari, agar saya menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya laporan ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan laporan ini, saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun
sendiri umumnya para pembaca laporan ini, terima kasih, wassalamu’alaikum.

Yogyakarta, 18 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Kajian Teori...............................................................................................................2
D. Waktu Observasi........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengamatan Kendaraan..............................................................................................4
B. Sarana dan Prasarana Lalu lintas...............................................................................5
C. Pelanggaran yang dilakukan......................................................................................7

BAB II PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................................xi

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Lalu Lintas diartikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di
Ruang Lalu Lintas Jalan. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diartikan sebagai satu kesatuan sistem yang
terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, jaringan Lalu Lintas dan angkutan Jalan, Prasarana
Lalu Lintas, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

Di Indonesia angkutan jalan darat sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat.


Transportasi sendiri berperan sebagai penggerak, penunjang juga pendorong bagi kemajuan
suatu daerah dalam hal pembangunan. Peranan tersebut merupakan suatu peranan vital,
sehingga dijadikan landasan pertimbangan dibentuknya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, sebagai pengganti Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Kendaraan dibagi menjadi dua macam, yaitu kendaraan Umum dan pribadi.
Kendaraan umum merupakan kendaraan yang digunakan untuk angkutan massal, baik itu
manusia maupun barang-barang. Contohnya bus, kereta api, angkutan umum adalah
merupakan kendaraan yang bersifat umum dan sering dipergunakan sebagai alat transporstasi
massal. Kendaraan pribadi adalah kendaraan yang digunakan sehari-hari untuk kepentingan
pribadi. Kendaraan itu berupa mobil dan motor sebagai alat transportasi pribadi yang sering
digunakan masyarakat.

Pesatnya kemajuan jaman, membuat kendaraan bermotor sangat dibutuhkan sebagai


media transportasi. Untuk mencapai suatu tujuan membutuhkan kendaraan, baik yang
digunakan secara pribadi maupun umum. Kendaraan bermotor membuat efisiensi waktu dan
tenaga karena diciptakan memang untuk membantu aktivitas manusia. Melihat kondisi saat
ini, kendaraan roda dua atau motor adalah pilihan yang praktis bagi orang yang memilih
berkendaraan pribadi. Selain praktis, motor adalah kendaraan yang bebas macet dan irit
BBM, sehingga motor merupakan kendaraan yang menjadi pilihan masyarakat luas.

Karena fungsinya sebagai alat transportasi yang praktis, kendaraan roda dua atau
motor menjadi pilihan favorit masyarakat. Motor dipilih karena harganya yang bisa dijangkau
oleh hampir semua kalangan masyarakat.

Selain itu untuk menunjang semua kegiatan transportasi, baik itu transpotrtasi umum
maupun pribadi, khususnya kendaraan bermotor, dibutuhkan sarana dan prasarana Lalu
Lintas, yang tentunya mempunyai tugas menunjang kegiatan transportasi dan kebutuhan

1
sarana prasarana keselamatan lalu lintas, serta melaksanakan manajemen rekayasa lalu lintas
serta penerangan jalan dan fasilitas umum.

Namun itu semua tidak terlepas dari pelanggaran yang terjadi di masyarakat. Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan jalan raya. Semakin
banyaknya pengguna jalan raya setiap hari, maka tidak luput dari permasalahan lalu lintas.
Pelanggaran lalu lintas merupakan segala perbuatan yang bertentangan dengan lalu lintas dan
peraturan pelaksanaannya, baik yang dapat ataupun tidak dapat menimbulkan kerugian jiwa
seperti kehilangan nyawa, kerugian yang tentunya merugikan banyak pihak lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian kendaraan?
2) Hasil pengamatan pengendara/pengemudi?
3) Apa pengertian sarana dan prasarana?
4) Sumber hukum sarana dan prasarana?
5) Hasil pengamatan sarana dan prasarana?
6) Apa pengertian pelanggaran?
7) Pelanggaran apa saja yang dilakukan pengendara/pengemudi?

C. KAJIAN TEORI
a) Pengertian kendaraan dan hasil pengamatan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
”Pengamatan kendaraan dilakukan pada pukul 10.30-11.30, dari hasil pengamatan
kami menemukan perbedaan mobilitas/ arus pergerakan pada setiap kendaraan.”
b) Pengertian sarana dan prasarana, Aturan hukum dan hasil pengamatan
Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan
perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas,
alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan
jalan, serta fasilitas pendukung.
Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP
79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.PP 79 tahun 2013
tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur tentang kepentingan
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat.
”Sarana dan prasarana lalu lintas ada berbagai macam, namun dari hasil
pengamatan kami di lampu merah Madukismo, sarana dan prasarana yang ada
tidak lengkap, namun masih dapat menunjang kegiatan pergerakan kendaraan
dengan baik.”

2
c) Pengertian pelanggaran dan hasil pengamatan
Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat
undang-undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi
pidana.
Menurut Hadiman, dalam bidang lalu lintas terdapat tiga masalah pokok yang
timbul, yaitu:  (1) kemacetan jalan, (2) pelanggaran, dan (3) kecelakaan lalu
lintas. 
”hasil pengamatan kami, pelanggaran yang dilakukan pengendara masih
dikategorikan pelanggaran ringan.”

D. WAKTU OBSERVASI

Observasi di lampu merah Madukismo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dilakukan pada:

Hari, tanggal : Sabtu.17 Desember 2022

Waktu : 10.30- 11.30 WIB

Tempat : Lampu Merah Madukismo

Alamat : Jl. Ringroad Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGAMATAN KENDARAAN

a) Pengertian Kendaraan

Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 1
angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka kendaraan dibedakan menjadi:

1. Kendaraan bermotor; adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan


mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel.

2. Kendaraan tidak bermotor; adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh


tenaga manusia dan/atau hewan.

Kendaraan bermotor dibedakan menjadi kendaraan bermotor pribadi/perseorangan


dan Kendaraan bermotor umum, maksud kendaraan bermotor umum adalah setiap
kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut
bayaran.

Pokok-pokok pikiran dalam uraian mengenai kendaraan berdasarkan Undang-


Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah sebagai
berikut:

1. Jenis dan fungsi kendaraan.

2. Persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor.

3. Pengujian kendaraan bermotor.

4. Perlengkapan kendaraan bermotor.

5. Bengkel umum kendaraan bermotor.

6. Kendaraan tidak bermotor.

7. Registrasi dan idenfikasi kendaraan bermotor.

8. Sanksi administratif.

4
Pokok-pokok pikiran tersebut diuraikan secara garis besar pada kesempatan ini
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.

b) Hasil pengamatan

Pengamatan kendaraan dilakukan pada pukul 10.30-11.30, dari hasil pengamatan


kami menemukan perbedaan mobilitas/arus pergerakan pada setiap kendaraan,
khusunya kendaraan sepeda motor solo yang saya amati, perbedaan tersebut sebagai
berikut:

1. Pada pukul 10.30 awal waktu pengamatan, mobilitas/arus kendaraan padat.


2. Pada pukul 11.00 kendaraan roda dua tidak terlalu padat/mulai berkurang
mobilitasnya.
3. Pada pukul 11.10 kendaraan roda dua semakin sedikit beroperasi daripada jam
10.30 awal pengamatan tadi.
4. Pada pukul 11.15 Penggunaan kendaraan sepeda motor berkurang drastis dari
keadaan awal, namun kendaraan roda empat masih lumayan banyak.

Tabel berikut sesuai pengamatan selama 1 jam :

NO Kendaraan Jumlah
1. Sepeda motor solo 481

2. Sepeda motor berbonceng 171

3. Mobil pribadi 357

4. Mobil barang bak terbuka/pick up 80

5. Mobil barang bak tertutup 45

6. Truk 72

7 Bus 24

B. SARANA DAN PRASARANA LALU LINTAS

a) Pengertian sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan
perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat
pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan,
serta fasilitas pendukung.

b) Aturan hukum mengenai sarana dan prasarana serta angkutan jalan

5
PP 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur
tentang kepentingan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat. PP tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
ini menggaris bawahi pentingnya perlengkapan jalan dan prasarana angkutan jalan
untuk memberi pelindungan dalam hal keselamatan, keamanan, ketertiban, dan
kelacaran lalu lintas dan angkutan jalan.

Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP 79
tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlengkapan jalan dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan tersebut diantaranya adalah:

1. Rambu Lalu Lintas,

2. Marka Jalan,

3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas,

4. Alat penerangan jalan,

5. Alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan,

6. Alat pengawasan dan pengamanan jalan,

7. Terminal penumpang,

8. Terminal barang untuk umum dan Terminal barang untuk kepentingan sendiri,

9. Fasilitas parkir umum,

10. Fasilitas pendukung yang terdiri atas trotoar, lajur sepeda, tempat
penyeberangan Pejalan Kaki, Halte, serta

11. Fasilitas pendukung bagi penyandang cacat, manusia usia lanjut, dan wanita
hamil.

Dalam PP 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
dijelaskan bahwa Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dipasang pada persimpangan
dan/atau ruas jalan serta dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan,
kamera, Display Information System (DIS) dan/atau teknologi informasi untuk
kepentingan lalu lintas yang menjadi bagian dari sistem Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas terkoordinasi (Area Traffic Control System/ATCS).

c) Hasil pengamatan sarana dan prasarana Lampu Merah Madukismo


Sarana dan prasarana lalu lintas ada berbagai macam, namun dari hasil
pengamatan kami di lampu merah Madukismo, sarana dan prasarana yang ada tidak
lengkap, namun masih dapat menunjang kegiatan pergerakan kendaraan dengan baik.
Dari yang saya amati, ada beberapa sarana dan prasarana yang dalam kondisi rusak,
namun tidak diganti, harusnya ketika sarana dan prasarana yang ada/tersedia diganti

6
bila sudah rusak, karena hal-hal kecil seperti ini pun dapat memicu kecelakaan pada
lalu lintas.

 Berikit tabel hasil pengamatan sarana dan prasarana lampu merah madukismo

NO Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Keterangan


1. Rambu lalu lintas 8 Baik  3 penunjuk arah
 3 dilarang parkir
 1 tanda satu jalur
 1 tanda dua jalur

2. Alat penunjuk isyarat lalu 3 Cukup Baik 2 masih bisa


Lintas (APILL) berfungsi namun 1
dalam kondisi
rusak

3. Marka Jalan 4 Kurang Baik Warna dari marka


jalan sudah pudar
bahkan sudah ada
yang terhapus

C. PELANGGARAN YANG DILAKUKAN

a) Pengertian pelanggaran
Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat
undang-undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi pidana.
Dalam bidang lalu lintas, pelanggaran sering merupakan suatu bentuk perbuatan yang
mendahului terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Pengguna jalan raya khususnya pengemudi kendaraan, sering kali tidak
menyadari bahwa pelanggaran yang dilakukan walaupun ringan, tetapi dapat
berakibat fatal bagi pengguna jalan lainnya. Oleh karena pelanggaran lalu lintas
hendaknya dihindari oleh setiap pengguna jalan raya guna menghindari bentuk tindak
pidana yang lebih berat berupa kecelakaan lalu lintas.
Menurut Hadiman, dalam bidang lalu lintas terdapat tiga masalah pokok yang
timbul, yaitu:  (1) kemacetan jalan, (2) pelanggaran, dan (3) kecelakaan lalu
lintas. Ketiga permasalahan pokok tersebut, pelanggaran merupakan salah satu
masalah pokok yang terus terjadi dan saling terkait dengan masalah-masalah pokok
lainnya. Pelanggaran lalu lintas dapat juga mempengaruhi masalah pokok lainnya,
misalnya karena seorang pengemudi melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan
kecelakaan, atau karena melanggar rambu-rambu lalu lintas yang ada mengakibatkan
jalan menjadi macet. Pelanggaran lalu lintas dibedakan atas 3 kelompok yaiu:

7
 Pelanggaran lalu lintas kategori ringan, antara lain:
1. Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas.
2. Pelanggaran terhadap ketentuan marka jalan.
3. Pelanggaran terhadap alat pemberi isyarat lalu lintas.

 Pelanggaran lalu lintas kategori sedang, terdiri dari:


1. Mengemudikan kendaraan tanpa memiliki SIM atau tidak dapat
menunjukkan SIM.
2. Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa dilengkapi dengan Surat Tanda
Kendaraan Bermotor (STNK).

 Sedangkan pelanggaran lalu lintas dengan kategori berat, misalnya melanggar


ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 308 UULLAJ 2009 Dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp
500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor Umum yang: a. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang
dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf a UULLAJ
2009; b. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang tidak dalam
trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf b UULLAJ 2009;
c. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan barang khusus dan alat berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf c UULLAJ 2009; atau d.
menyimpang dari izin yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173
UULLAJ 2009.

b) Hasil Pengamatan Pelanggaran


Dari hasil pengamatan kami, pelanggaran yang dilakukan pengendara masih
dikategorikan pelanggaran ringan, namun meskin pelanggaran ringan tetap saja
mengancam keselamatan diri sendiri maupun penumpang lain.
Berikut beberapa pelanggaran yang diakukan para pengendara, antara lain:
1. Penumpang yang tidak menggunakan helm 7 pengendara
2. Muatan yang terlalu berat/melebihi kapasitas kendaraan 3 pengendara
3. Motor yang harusnya berkapasitas 1 penumpang dinaiki 2 penumpang
(bonceng 3) berjumlah 3 pengendara
4. Melanggaran Aturan lalu lintas/tidak mematuhi lampu APILL

8
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Beikut kesimpulan mengenai pembahasan diatas:

1. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor
dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 7
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. Kendaraan bermotor dibedakan menjadi kendaraan bermotor pribadi/perseorangan
dan Kendaraan bermotor umum.
3. Pengamatan kendaraan dilakukan pada pukul 10.30-11.30, dari hasil pengamatan
kami menemukan perbedaan mobilitas/ arus pergerakan pada setiap kendaraan.
4. Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan perlengkapan
jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan
pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, serta fasilitas
pendukung
5. Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP 79
tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Sarana dan prasarana lalu lintas ada berbagai macam, namun dari hasil pengamatan
kami di lampu merah Madukismo, sarana dan prasarana yang ada tidak lengkap,
namun masih dapat menunjang kegiatan pergerakan kendaraan dengan baik.
7. Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat undang-
undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi pidana.
8. Pelanggaran lalu lintas dibedakan atas 3 kelompok yaiu:
a.Pelanggaran lalu lintas kategori ringan
b. Pelanggaran lalu lintas kategori sedang
c.pelanggaran lalu lintas dengan kategori berat.
9. hasil pengamatan kami, pelanggaran yang dilakukan pengendara masih dikategorikan
pelanggaran ringan, namun meskin pelanggaran ringan tetap saja mengancam
keselamatan diri sendiri maupun penumpang lain.

B. SARAN
Semoga kedepanya para pengedara/pengemudi memperhatikan faktor
keselamatan dan sebisa mungkin menghindari pelanggaran-pelanggaran yang ada,
khusunya untuk diri saya pribadi. Dan pemerintah memperhatikan hal- hal kecil yang
ada disekitar “lalu intas,” dan sebisa mungkin mengganti sarana dan prasarana yang
rusak, karena dari hal kecil pun dapat mengancam keselamatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://rendratopan.com/2020/03/11/kendaraan-menurut-undang-undang/

https://www.jogloabang.com/lingkungan/pp-79-2013-jaringan-lalu-lintas-
angkutan-jalan

https://info-hukum.com/2019/04/20/pelanggaran-lalu-lintas/

10
LAMPIRAN

xi
xii

Anda mungkin juga menyukai