Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester (UAS) Semester
III mata kuliah Praktikum manajemen transportasi
Disusun Oleh:
Nim : 21004705
Kelas : D3
Penulisan laporan ini merupakan sebuah tugas untuk memenuhi ujian akhir semester
(UAS) Semester III mata kuliah Praktikum manajemen transportasi. Adapun tujuan penulisan
laporan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang
dipelajari, agar saya menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya laporan ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan laporan ini, saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun
sendiri umumnya para pembaca laporan ini, terima kasih, wassalamu’alaikum.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengamatan Kendaraan..............................................................................................4
B. Sarana dan Prasarana Lalu lintas...............................................................................5
C. Pelanggaran yang dilakukan......................................................................................7
BAB II PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................................xi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Lalu Lintas diartikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di
Ruang Lalu Lintas Jalan. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diartikan sebagai satu kesatuan sistem yang
terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, jaringan Lalu Lintas dan angkutan Jalan, Prasarana
Lalu Lintas, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
Kendaraan dibagi menjadi dua macam, yaitu kendaraan Umum dan pribadi.
Kendaraan umum merupakan kendaraan yang digunakan untuk angkutan massal, baik itu
manusia maupun barang-barang. Contohnya bus, kereta api, angkutan umum adalah
merupakan kendaraan yang bersifat umum dan sering dipergunakan sebagai alat transporstasi
massal. Kendaraan pribadi adalah kendaraan yang digunakan sehari-hari untuk kepentingan
pribadi. Kendaraan itu berupa mobil dan motor sebagai alat transportasi pribadi yang sering
digunakan masyarakat.
Karena fungsinya sebagai alat transportasi yang praktis, kendaraan roda dua atau
motor menjadi pilihan favorit masyarakat. Motor dipilih karena harganya yang bisa dijangkau
oleh hampir semua kalangan masyarakat.
Selain itu untuk menunjang semua kegiatan transportasi, baik itu transpotrtasi umum
maupun pribadi, khususnya kendaraan bermotor, dibutuhkan sarana dan prasarana Lalu
Lintas, yang tentunya mempunyai tugas menunjang kegiatan transportasi dan kebutuhan
1
sarana prasarana keselamatan lalu lintas, serta melaksanakan manajemen rekayasa lalu lintas
serta penerangan jalan dan fasilitas umum.
Namun itu semua tidak terlepas dari pelanggaran yang terjadi di masyarakat. Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan jalan raya. Semakin
banyaknya pengguna jalan raya setiap hari, maka tidak luput dari permasalahan lalu lintas.
Pelanggaran lalu lintas merupakan segala perbuatan yang bertentangan dengan lalu lintas dan
peraturan pelaksanaannya, baik yang dapat ataupun tidak dapat menimbulkan kerugian jiwa
seperti kehilangan nyawa, kerugian yang tentunya merugikan banyak pihak lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian kendaraan?
2) Hasil pengamatan pengendara/pengemudi?
3) Apa pengertian sarana dan prasarana?
4) Sumber hukum sarana dan prasarana?
5) Hasil pengamatan sarana dan prasarana?
6) Apa pengertian pelanggaran?
7) Pelanggaran apa saja yang dilakukan pengendara/pengemudi?
C. KAJIAN TEORI
a) Pengertian kendaraan dan hasil pengamatan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
”Pengamatan kendaraan dilakukan pada pukul 10.30-11.30, dari hasil pengamatan
kami menemukan perbedaan mobilitas/ arus pergerakan pada setiap kendaraan.”
b) Pengertian sarana dan prasarana, Aturan hukum dan hasil pengamatan
Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan
perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas,
alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan
jalan, serta fasilitas pendukung.
Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP
79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.PP 79 tahun 2013
tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur tentang kepentingan
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat.
”Sarana dan prasarana lalu lintas ada berbagai macam, namun dari hasil
pengamatan kami di lampu merah Madukismo, sarana dan prasarana yang ada
tidak lengkap, namun masih dapat menunjang kegiatan pergerakan kendaraan
dengan baik.”
2
c) Pengertian pelanggaran dan hasil pengamatan
Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat
undang-undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi
pidana.
Menurut Hadiman, dalam bidang lalu lintas terdapat tiga masalah pokok yang
timbul, yaitu: (1) kemacetan jalan, (2) pelanggaran, dan (3) kecelakaan lalu
lintas.
”hasil pengamatan kami, pelanggaran yang dilakukan pengendara masih
dikategorikan pelanggaran ringan.”
D. WAKTU OBSERVASI
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGAMATAN KENDARAAN
a) Pengertian Kendaraan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 1
angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
8. Sanksi administratif.
4
Pokok-pokok pikiran tersebut diuraikan secara garis besar pada kesempatan ini
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
b) Hasil pengamatan
NO Kendaraan Jumlah
1. Sepeda motor solo 481
6. Truk 72
7 Bus 24
Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan
perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat
pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan,
serta fasilitas pendukung.
5
PP 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur
tentang kepentingan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat. PP tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
ini menggaris bawahi pentingnya perlengkapan jalan dan prasarana angkutan jalan
untuk memberi pelindungan dalam hal keselamatan, keamanan, ketertiban, dan
kelacaran lalu lintas dan angkutan jalan.
Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP 79
tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlengkapan jalan dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan tersebut diantaranya adalah:
2. Marka Jalan,
7. Terminal penumpang,
8. Terminal barang untuk umum dan Terminal barang untuk kepentingan sendiri,
10. Fasilitas pendukung yang terdiri atas trotoar, lajur sepeda, tempat
penyeberangan Pejalan Kaki, Halte, serta
11. Fasilitas pendukung bagi penyandang cacat, manusia usia lanjut, dan wanita
hamil.
Dalam PP 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
dijelaskan bahwa Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dipasang pada persimpangan
dan/atau ruas jalan serta dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan,
kamera, Display Information System (DIS) dan/atau teknologi informasi untuk
kepentingan lalu lintas yang menjadi bagian dari sistem Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas terkoordinasi (Area Traffic Control System/ATCS).
6
bila sudah rusak, karena hal-hal kecil seperti ini pun dapat memicu kecelakaan pada
lalu lintas.
Berikit tabel hasil pengamatan sarana dan prasarana lampu merah madukismo
a) Pengertian pelanggaran
Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat
undang-undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi pidana.
Dalam bidang lalu lintas, pelanggaran sering merupakan suatu bentuk perbuatan yang
mendahului terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Pengguna jalan raya khususnya pengemudi kendaraan, sering kali tidak
menyadari bahwa pelanggaran yang dilakukan walaupun ringan, tetapi dapat
berakibat fatal bagi pengguna jalan lainnya. Oleh karena pelanggaran lalu lintas
hendaknya dihindari oleh setiap pengguna jalan raya guna menghindari bentuk tindak
pidana yang lebih berat berupa kecelakaan lalu lintas.
Menurut Hadiman, dalam bidang lalu lintas terdapat tiga masalah pokok yang
timbul, yaitu: (1) kemacetan jalan, (2) pelanggaran, dan (3) kecelakaan lalu
lintas. Ketiga permasalahan pokok tersebut, pelanggaran merupakan salah satu
masalah pokok yang terus terjadi dan saling terkait dengan masalah-masalah pokok
lainnya. Pelanggaran lalu lintas dapat juga mempengaruhi masalah pokok lainnya,
misalnya karena seorang pengemudi melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan
kecelakaan, atau karena melanggar rambu-rambu lalu lintas yang ada mengakibatkan
jalan menjadi macet. Pelanggaran lalu lintas dibedakan atas 3 kelompok yaiu:
7
Pelanggaran lalu lintas kategori ringan, antara lain:
1. Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas.
2. Pelanggaran terhadap ketentuan marka jalan.
3. Pelanggaran terhadap alat pemberi isyarat lalu lintas.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor
dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 7
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. Kendaraan bermotor dibedakan menjadi kendaraan bermotor pribadi/perseorangan
dan Kendaraan bermotor umum.
3. Pengamatan kendaraan dilakukan pada pukul 10.30-11.30, dari hasil pengamatan
kami menemukan perbedaan mobilitas/ arus pergerakan pada setiap kendaraan.
4. Sarana dan prasarana lalu lintas adalah ruang lalu lintas, terminal, dan perlengkapan
jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan
pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, serta fasilitas
pendukung
5. Perlengkapan jalan dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam PP 79
tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Sarana dan prasarana lalu lintas ada berbagai macam, namun dari hasil pengamatan
kami di lampu merah Madukismo, sarana dan prasarana yang ada tidak lengkap,
namun masih dapat menunjang kegiatan pergerakan kendaraan dengan baik.
7. Pelanggaran (over tredingen), yakni suatu perbuatan yang oleh pembuat undang-
undang ditetapkan bertentangan dengan hukum dan diancam sanksi pidana.
8. Pelanggaran lalu lintas dibedakan atas 3 kelompok yaiu:
a.Pelanggaran lalu lintas kategori ringan
b. Pelanggaran lalu lintas kategori sedang
c.pelanggaran lalu lintas dengan kategori berat.
9. hasil pengamatan kami, pelanggaran yang dilakukan pengendara masih dikategorikan
pelanggaran ringan, namun meskin pelanggaran ringan tetap saja mengancam
keselamatan diri sendiri maupun penumpang lain.
B. SARAN
Semoga kedepanya para pengedara/pengemudi memperhatikan faktor
keselamatan dan sebisa mungkin menghindari pelanggaran-pelanggaran yang ada,
khusunya untuk diri saya pribadi. Dan pemerintah memperhatikan hal- hal kecil yang
ada disekitar “lalu intas,” dan sebisa mungkin mengganti sarana dan prasarana yang
rusak, karena dari hal kecil pun dapat mengancam keselamatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://rendratopan.com/2020/03/11/kendaraan-menurut-undang-undang/
https://www.jogloabang.com/lingkungan/pp-79-2013-jaringan-lalu-lintas-
angkutan-jalan
https://info-hukum.com/2019/04/20/pelanggaran-lalu-lintas/
10
LAMPIRAN
xi
xii