(Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas tatap muka mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 45 semester II)
Dosen pengampu: Dr. Rokhani, S.P, M.Si.
Oleh Kelompok 6:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tari Gandrung Sebagai
Identitas Nasional” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat menyelesaikan tugas tatap muka pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan kelas 45 Universitas Jember.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah yang telah dibuat. Maka
dari itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakan makalah ini kedepannya. Penulis berharap dengan adanya makalah
ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca dan berguna untuk berbagai
kalangan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud dari pengertian Identitas Nasional
2. Mengetahui faktor dan unsur pembentukan Identitas Nasional.
3. Mengetahui pengertian Tari Gandrung
4. Mengetahui sejarah perkembangan Tari Gandrung
5. Mengetahui filosofi dan makna Tari Gandrung Banyuwangi sebagai Identitas
Nasional.
6. Mengetahui cara melestarikan Tari Gandrung agar selalu menjadi Identitas
Nasional
7. Mengetahui peran kebudayaan sebagai Identitas Nasional
2
BAB 2 PEMBAHASAN
Identitas nasional berasal dari 2 gabungan kata yang memiliki arti berbeda yaitu
identitas dan nasional. Identitas berasal dari kata identity yang memiliki arti ciri khas,
tanda-tanda, dan kepribadian. Kata identitas dapat diartikan sebagai ciri khas atau
karakteristik pada suatu individu maupun kelompok yang tidak dimiliki oleh pihak lain.
Ciri khas yang dimaksud dapat menggambarkan keadaan yang berbeda dari keadaan
pada umumnya. Pada dasarnya setiap individu atau kelompok memiliki karakter dan
kepribadian masing-masing. Hal ini yang akan manjadi identitas atau jati diri. Identitas
dapat berupa ciri-ciri secara fisik dan juga keterangan tertulis (administatif). Sedangkan
nasional berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa. Bangsa meliputi kelompok
masyarakat di wilayah tertentu dengan persamaan karakter, latar belakang sejarah, dan
tujuan hidup bersama dalam satu kesatuan nasional (Hermana et al., 2020).
Identitas nasional dapat diartikan sebagai jati diri atau karakteristik suatu
bangsa sehingga dapat membedakan dengan bangsa yang lain. Identitas nasional dapat
dilihat dari kebudayaan yang berkembang di dalamnya. Kebudayaan setiap bangsa
akan memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Selain itu, watak masyarakat
dapat menjadi identitas suatu bangsa seperti masyarakat Indonesia yang terkenal akan
keramahan dan sopan santunnya. Sikap yang berkembang ini menunjukan bahwa
bangsa Indonesia memiliki keterbukaan dengan sesuatu yang datang atau baru untuk
dihormati keberadaannya.
3
dalam konteks negara lebih mengarah pada sistem politik dalam berbangsa dan
bernegara. Hal tersebut dapat berupa simbol-simbol kenegaraan seperti Pancasila,
dasar hukum UUD 1945, bahasa persatuan Indonesia dan sebagainya.
Pada kenyataannya identitas nasional tidak hanya bersifat statis tetapi juga
dinamis (Hermana et al., 2020). Hal ini berkaitan dengan arus globalisasi yang tidak
dapat dihindari. Globalisasi memberikan sifat dinamis bagi identitas nasional.
Globalisasi yang datang memberikan efek positif dan negatif. Salah satu dampak
positif dari globalisasi yaitu perkembangan teknologi yang berperan dalam
pengembangan kebudayaan nasional sehingga lebih dikenal dan dapat diakui
keberadaannya. Selain itu, globalisasi juga memberikan dampak negatif seperti
munculnya kebudayaan baru yang dapat mengancam kebudayaan nasional. Suatu
bangsa harus bisa mempertahankan identitas nasionalnya jika tidak ingin bangsanya
hilang dari peradaban. Hal tersebut diperlukan adanya pembinaan dalam meningkatkan
solidaritas untuk kebaikan suatu bangsa di masa yang akan datang.
4
salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam pembentukan identitas
nasional yaitu faktor historis. Adanya rasa senasib akibat penjajahan memberikan
kesadaran bagi masyarakat untuk bersatu dalam membentuk suatu bangsa dengan
karakteristik yang menjadi identitasnya. Hal tersebut juga melahirkan rasa solidaritas
antar anggota masyarakat untuk saling bahu-membahu membangun bangsa. Pada
akhirnya paham nasionalisme lahir sebagai wujud semangat dalam merealisasikan cita-
cita suatu bangsa yaitu masyarakat yang sejahtera. Sejarah memberikan pengalaman
dan pembelajaran untuk masa yang akan datang.
Adapun faktor sakral yang menjadi lambang kesucian dalam perjuangan, rela
berkorban dan cinta tanah air. Warna putih yang identik dengan kesucian
dilambangkan pada warna bendera. Sedangkan warna merah melambangkan suatu
perjuangan, ketangguhan, keberanian, dan kekuatan. Adat istiadat yang berkembang
begitu sakral dan mengikat secara turun menurun memberikan keterikatan antar
masyarakat untuk saling menghargai adat leluhur masing-masing. Hal tersebut dapat
menjaga sistem sosial budaya yang ada untuk dilestarikan keberadaannya. Beberapa
nilai tersebut terkandung dalam falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila.
Identitas nasional Indonesia yang menjadi ciri khas suatu bangsa juga tersusun
atas beberapa unsur pembentuk seperti :
· Unsur sejarah
· Unsur kebudayaan
5
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam di setiap daerah. Setiap
kebudayaan yang berkembang memiliki karakteristik yang berperan dalam
pembentukan identitas nasional, sehingga dapat dikenal oleh bangsa lain.
Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa yang memiliki keunikan masing-
masing. Perbedaan antar suku bangsa ini dapat disatukan oleh bhineka tunggal
ika dalam satu kesatuan NKRI. Keberagaman yang ada di Indonesia memberikan
warna dan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
· Unsur Agama
· Unsur Bahasa
Bahasa Indonesia lahir dari perjuangan kaum muda dalam wujud sumpah
pemuda dan telah diresmikan secara yuridis pada 18 Agustus 1945. Bahasa
Indonesia menjadi Bahasa persatuan yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia ini dapat menjadi identitas nasional yang dapat membedakan
dengan bangsa lain.
6
2.3 Pengertian Tari Gandrung
Tari gandrung merupakan salah satu budaya asli masyarakat di Jawa Timur
pulau jawa, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan KBBI, Tari Gandrung
berasal dari kata gandrung yang berarti tergila-gila atau cinta habis-habisan. Biasanya
tari gandrung dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setelah masa
panen. Tari gandrung sangat populer di wilayah Banyuwangi dan telah menjadi icon
dari wilayah tersebut. Tari gandrung merupakan kesenian tradisional masyarakat
Banyuwangi yang keberadaannya selalu diminati masyarakat sampai saat ini, serta
memiliki keunikan tersendiri, yaitu terpadunya gerakan tari yang dinamis dan
menggunakan instrumen yang beragam dengan diiri musik khas perpaduan budaya
Jawa dan Bali.
Pada seni tari gandrung, setiap penarinya selalu berpola Jejer, Paju dan
Seblang-seblang. Pola ini merpakan falsafah hidup tentang manusia. Falsafah tersebut
kemudian diekspresikan melalui tarian dan nyanyian atau lagu yang mengandung
pesan tentang hidup dan kehidupan, dengan segala suka dan dukanya. Pesan tentang
kehidupan ini disampaikan oleh penari kepada penonton melalui gendhing-gendhing
yang telah tertata rapi dan dimainkan mulai dari pembukaan sampai penutup.
7
tawanan para penjajah. Para penari akan menyelipkan seruan dalam bentuk syair lagu
yang digunakan untuk menyerang penjajah. Syair tersebut mengisyaratkan agar bisa
menyerang penjajah dengan strategi yang tepat dan mengetahui titik lemah mereka.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini digunakan sebagai ungkapan rasa syukur setelah
habis masa panen dan rasa terima kasih kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang
dianggap mensejahterakan bagi umat manusia.
2.5 Filosofi dan Makna Tari Gandrung Banyuwangi Sebagai Identitas Nasional
Tari Gandrung adalah kesenian tari dan pertunjukan yang sangat populer di
wilayah Banyuwangi, dan sudah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut. Kepopuleran
tari gandrung dibukrikan dengan terdapatnya banyak patung penari gandrung di
berbagai sudut kabupaten Banyuwangi, sehingga tidak diragukan lagi bahwa
Banyuwangi dijuluki sebagai kota gandrung.
Saat ini tari gandrung sering dipentaskan di berbagai acara, seperti pernikahan,
khitanan, tujuh belasan, serta acara-acara resmi sebagai penyambutan tamu
pemerintahan daerah Banyuwangi. Sampai saat ini kesenian tradisional tari gandrung
masih diminati oleh masyarakat Banyuwangi, keunikan tari gandrung dapat dilihat dari
terpadunya gerakan tari yang dinamis yang diperagakan oleh sekelompok orang, dan
diiringi oleh instrumen yang beragam.
Kesenian tari gandrung mengalami masa kejayaanya pada tahun 1970, dan
hampir semua acara kesenian yang ada di Banyuwangi berpusat pada tari gandrung.
Perkembangan tari gandrung tentu berdampak dan menjadikan tari gandrung sering
diundang untuk tampil di Istana Negara untuk tampil pada acara kenegaraan, dan tentu
saja dapat menarik perhatian para tamu yang berasal dari Negara lain.
Dengan adanya potensi daya tarik dari kesenian tari gandrung yang sangat luar
biasa dan dengan dukungan masyarakat Banyuwangi, pada 31 Desember 2002 melalui
Surat Keputusan Bupati Banyuwangi No 173 Tahun 2002 menyatakan bahwa tari
gandrung ditetapkan sebagai maskot pariwisata Banyuwangi, dan dengan
8
ditetapkannya tari gandrung sebagai maskot pariwisata Banyuwagi maka akan
berpengaruh terhadap pengembangan seni tari dan pertunjukan budaya Banyuwangi.
Dengan menjadikan tari gandrung sebagai maskot, selain mewakili kota Banyuwangi,
juga mewakili etnis osing (suku asli) Banyuwangi karena tari gandrung merupakan seni
budaya khas suku osing. Sampai saat ini tari gandung menempati posisi yang paling
tinggi diantara kesenian lain yang ada di Banyuwangi.
9
faktor ekonomi karena rendahnya PAD dan keluhan masyarakat yang merasa bahwa
penghasilannya kurang dari cukup (Dewi, 2019).
Selain adanya festival Gandrung Sewu, pelestarian tari gandrung dilakukan
oleh pemerintah Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan dengan cara membuat
sebuah program pusat pelatihan tari gandrung yang bertujuan untuk melestarikan serta
memberikan pengenalan terhadap generasi muda. Pelatihan ini dilakukan di sanggar
tari yang berada di setiap wilayah di Banyuwangi. Pelatihan ini terbuka untuk umum,
terutama bagi calon penari yang berminat untuk mempelajari tari gandrung.
Setelah melihat bahwa masyarakat dan generasi muda Banyuwangi memiliki
semangat dan antusiasisme terhadap pelatihan tari gandrung di setiap sanggar, maka
pemerintah Banyuwangi membuat program untuk sekolah-sekolah yang berada di
wilayah Banyuwangi agar mewajibkan setiap peserta didiknya dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas untuk mengikuti ekstrakulikuler kesenian tari gandrung.
10
dibutuhkan sebab ialah sumber dari kesempurnaan kehidupan berbangsa serta
bernegara (Rahayu, 2007).
Kenyataannya di masa globalisasi ini sesuatu negeri tidak bisa mengisolasi diri
dari negeri lain. Tiap negeri wajib sama- sama berkaitan serta tergantung pada negeri
lain supaya akibat yang ditimbulkan oleh keniscayaan kita bisa diperoleh. Globalisasi
yang didominasi oleh perkembangan ilmu wawasan serta teknologi informasi sudah
mengganti pola ikatan dampingi bangsa dalam bermacam pandangan serta
menghasilkan globalisasi selaku kejadian multidimensi. Negara- negara nampak tanpa
batasan, silih tergantung serta silih berkaitan dari satu negeri ke negeri lain. Dalam
kesejagatan antara faktor adat yang satu dengan faktor adat yang lain terjalin saling
kontak serta akibat( interaksi), dalam cara interaksi itu hendak mencuat kasus hal
pergantian adat, kekuasaan adat negeri maju atas negeri bertumbuh terus menjadi kuat
lewat skema gratis pasar dalam lingkup garis besar serta regional, ialah melemahnya
nilai- nilai adat mereka. Selaku bangsa serta negeri yang merdeka, Indonesia
berwawasan kepulauan.
11
namun menggunakan daya serta daya lain( tidak hanya tentara) yang terdapat dalam
sesuatu bangsa.
12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tari Gandrung adalah tarian khas Banyuwangi untuk menunjukkan eksistensi
masyarakat OSING, sekaligus bukti adanya kekayaan budaya yang harus dilestarikan
karena mengajarkan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk mencintai seni budaya
yang dimiliki, tidak hanya melihat dari tampilan atau pembawaan dari penarinya.
Tarian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan akan budaya yang
merupakan seni dari suku OSING di Banyuwangi.
3.2 Saran
Pentingnya melestarikan seni tari, Seni tari adalah sebuah seni yang
mempelajari tentang gerak tubuh berirama yang dilakukan ditempat dan waktu
tertentu. Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki banyak tarian tradisional,
tentunya tarian tradisional harus terus dilestarikan agar seni tari di Indonesia tidak
lenyap ditelan zaman. Jangan sampai juga seni tari milik Indonesia diakui oleh negara
lain hanya karena kita tidak melestarikan tarian tradisional.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adha, M. M., Perdana, D. R., & Supriyono. (2021). Nilai Pluralistik: Eksistensi
https://doi.org/10.22219/jch.v6i1.14931
http://ejournal.unira.ac.id/index.php/jurnal_aspirasi/article/view/316
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355
14
Hendrizal. (2020). Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini. Jurnal
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/download/7877/6763
15