Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TARI GANDRUNG BANYUWANGI SEBAGAI


IDENTITAS NASIONAL

(Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas tatap muka mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 45 semester II)
Dosen pengampu: Dr. Rokhani, S.P, M.Si.

Oleh Kelompok 6:

Muhammad Rizki Febriyanto 212110101008


Sausan Nurmida Azhar 212110101083
Devi Shal Syabila 212110101088
Nyuwandari Ardelia Wardani 212110101118
Aulia Rachma Safa Nugraha 212110101180

MATA KULIAH WAJIB KURIKULUM


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tari Gandrung Sebagai
Identitas Nasional” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat menyelesaikan tugas tatap muka pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan kelas 45 Universitas Jember.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Rokhani, selaku dosen


pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis. Begitu juga kepada anggota
kelompok dan anggota kelas yang telah memberikan informasi dan pendapat sehingga
dapat membantu penulis menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah yang telah dibuat. Maka
dari itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakan makalah ini kedepannya. Penulis berharap dengan adanya makalah
ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca dan berguna untuk berbagai
kalangan

Jember, 9 Juni 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Identitas Nasional .............................................................................. 3
2.2 Faktor dan Unsur Pembentukan Identitas Nasional ............................................ 4
2.3 Pengertian Tari Gandrung ................................................................................... 7
2.4 Sejarah Tari Gandrung ........................................................................................ 7
2.5 Filosofi dan Makna Tari Gandrung Banyuwangi Sebagai Identitas Nasional .... 8
2.6 Pelestarian Tari Gandrung Sebagai Identitas Nasional ....................................... 9
2.7 Kebudayaan Sebagai Identitas Nasional ........................................................... 10
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 13
3.2 Saran .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara memiliki identitas nasional yang unik. Hal ini mirip dengan
bagaimana manusia memiliki identitas yang berbeda untuk setiap individu. Identitas
ini tentu membantu membedakan setiap negara. Identitas ini dapat disebut sebagai sifat
atau identitas yang melekat pada sesuatu. Identitas nasional ini bersifat artifisial karena
dibuat dan disepakati oleh warga suatu bangsa sebagai identitasnya.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakekatnya merupakan
manifestasi dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan bangsa (negara).Suatu negara dengan ciri khas, dan ciri khas tersebut,
berbeda dalam kehidupannya dengan negara lain. Identitas nasional mencerminkan
nilai-nilai dan kepercayaan yang lazim dalam masyarakat di suatu negara, dan itu
adalah sesuatu yang selalu berkembang. Identitas nasional dalam konteks suatu bangsa
cenderung mengacu pada budaya, adat istiadat, dan karakter khas suatu negara.Seperti
bahasa daerah, tarian daerah, musik daerah, dll.
Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang beragam. Setiap daerah memiliki
beragam kebudayaan yang berbeda dan unik yang dapat dijadikan sebagai identitas
nasional. Tak terkecuali daerah Kabupaten Banyuwangi yang ada di Provinsi Jawa
Timur. Salah satu tarian daerah asal Banyuwangi tersebut adalah Tari Gandrung. Tari
Gandrung merupakan tradisi kuno yang masih dipraktekkan oleh masyarakat
Banyuwangi hingga saat ini. Tari Gandrung digunakan untuk merayakan musim panen
hari raya, resepsi pernikahan, dan khitanan.
Tari ini awalnya dibawakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat
Banyuwangi setelah panen. Tarian ini biasanya dilakukan secara berpasangan antara
perempuan (penari gandrung) dengan lelaki (pemaju) yang dikenal dengan paju. Ketika
dipentaskan, tarian ini diiringi dengan musik khas daerah Banyuwangi yaitu Gamelan
Osing.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari pengertian Identitas Nasional?


2. Apa saja yang menjadi faktor dan unsur pembentukan Identitas Nasional?
3. Apa yang dimaksud dengan Tari Gandrung?
4. Bagaimanakah sejarah berkembangnya Tari Gandrung?
5. Bagaimana filosofi dan makna Tari Gandrung Banyuwangi sebagai Identitas
Nasional?
6. Bagaimana cara melestarikan Tari Gandrung agar selalu menjadi Identitas
Nasional?
7. Bagaimana peran kebudayaan sebagai Identitas Nasional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud dari pengertian Identitas Nasional
2. Mengetahui faktor dan unsur pembentukan Identitas Nasional.
3. Mengetahui pengertian Tari Gandrung
4. Mengetahui sejarah perkembangan Tari Gandrung
5. Mengetahui filosofi dan makna Tari Gandrung Banyuwangi sebagai Identitas
Nasional.
6. Mengetahui cara melestarikan Tari Gandrung agar selalu menjadi Identitas
Nasional
7. Mengetahui peran kebudayaan sebagai Identitas Nasional

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional berasal dari 2 gabungan kata yang memiliki arti berbeda yaitu
identitas dan nasional. Identitas berasal dari kata identity yang memiliki arti ciri khas,
tanda-tanda, dan kepribadian. Kata identitas dapat diartikan sebagai ciri khas atau
karakteristik pada suatu individu maupun kelompok yang tidak dimiliki oleh pihak lain.
Ciri khas yang dimaksud dapat menggambarkan keadaan yang berbeda dari keadaan
pada umumnya. Pada dasarnya setiap individu atau kelompok memiliki karakter dan
kepribadian masing-masing. Hal ini yang akan manjadi identitas atau jati diri. Identitas
dapat berupa ciri-ciri secara fisik dan juga keterangan tertulis (administatif). Sedangkan
nasional berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa. Bangsa meliputi kelompok
masyarakat di wilayah tertentu dengan persamaan karakter, latar belakang sejarah, dan
tujuan hidup bersama dalam satu kesatuan nasional (Hermana et al., 2020).

Identitas nasional dapat diartikan sebagai jati diri atau karakteristik suatu
bangsa sehingga dapat membedakan dengan bangsa yang lain. Identitas nasional dapat
dilihat dari kebudayaan yang berkembang di dalamnya. Kebudayaan setiap bangsa
akan memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Selain itu, watak masyarakat
dapat menjadi identitas suatu bangsa seperti masyarakat Indonesia yang terkenal akan
keramahan dan sopan santunnya. Sikap yang berkembang ini menunjukan bahwa
bangsa Indonesia memiliki keterbukaan dengan sesuatu yang datang atau baru untuk
dihormati keberadaannya.

Identitas nasional dapat dibedakan menjadi 2 yaitu identitas nasional dalam


konteks bangsa (cultural unity) dan konteks negara (political unity) (Putra & Wajdi,
2021). Identitas nasional dalam konteks bangsa lebih mengarah pada kebudayaan dan
adat istiadat bangsa dalam kajian ilmu sosiologis dan antropologis. Identitas nasional

3
dalam konteks negara lebih mengarah pada sistem politik dalam berbangsa dan
bernegara. Hal tersebut dapat berupa simbol-simbol kenegaraan seperti Pancasila,
dasar hukum UUD 1945, bahasa persatuan Indonesia dan sebagainya.

Pada kenyataannya identitas nasional tidak hanya bersifat statis tetapi juga
dinamis (Hermana et al., 2020). Hal ini berkaitan dengan arus globalisasi yang tidak
dapat dihindari. Globalisasi memberikan sifat dinamis bagi identitas nasional.
Globalisasi yang datang memberikan efek positif dan negatif. Salah satu dampak
positif dari globalisasi yaitu perkembangan teknologi yang berperan dalam
pengembangan kebudayaan nasional sehingga lebih dikenal dan dapat diakui
keberadaannya. Selain itu, globalisasi juga memberikan dampak negatif seperti
munculnya kebudayaan baru yang dapat mengancam kebudayaan nasional. Suatu
bangsa harus bisa mempertahankan identitas nasionalnya jika tidak ingin bangsanya
hilang dari peradaban. Hal tersebut diperlukan adanya pembinaan dalam meningkatkan
solidaritas untuk kebaikan suatu bangsa di masa yang akan datang.

2.2 Faktor dan Unsur Pembentukan Identitas Nasional

Identitas nasional lahir dengan karakteristik dan keunikan masing-masing yang


dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pembentukan identitas nasional didukung oleh 2
faktor penting yaitu faktor primodial dan faktor kondisional (Hermana et al., 2020).
Faktor primodial bersifat objektif yang meliputi faktor geografis, ekologis dan
demografis. Kehidupan sosial, ekonomis, dan kultural bangsa Indonesia dapat
dipengaruhi oleh letak geografis yang berada pada persimpangan dari 2 benua dan 2
samudera. Faktor kondisional bersifat subjektif yang mempengaruhi pembentukan
identitas nasional seperti historis, sosial, politik, dan kebudayaan. Identitas nasional
yang terbentuk pada masyarakat bersumber dari adanya interaksi beberapa faktor
tersebut.

4
salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam pembentukan identitas
nasional yaitu faktor historis. Adanya rasa senasib akibat penjajahan memberikan
kesadaran bagi masyarakat untuk bersatu dalam membentuk suatu bangsa dengan
karakteristik yang menjadi identitasnya. Hal tersebut juga melahirkan rasa solidaritas
antar anggota masyarakat untuk saling bahu-membahu membangun bangsa. Pada
akhirnya paham nasionalisme lahir sebagai wujud semangat dalam merealisasikan cita-
cita suatu bangsa yaitu masyarakat yang sejahtera. Sejarah memberikan pengalaman
dan pembelajaran untuk masa yang akan datang.

Adapun faktor sakral yang menjadi lambang kesucian dalam perjuangan, rela
berkorban dan cinta tanah air. Warna putih yang identik dengan kesucian
dilambangkan pada warna bendera. Sedangkan warna merah melambangkan suatu
perjuangan, ketangguhan, keberanian, dan kekuatan. Adat istiadat yang berkembang
begitu sakral dan mengikat secara turun menurun memberikan keterikatan antar
masyarakat untuk saling menghargai adat leluhur masing-masing. Hal tersebut dapat
menjaga sistem sosial budaya yang ada untuk dilestarikan keberadaannya. Beberapa
nilai tersebut terkandung dalam falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila.

Identitas nasional Indonesia yang menjadi ciri khas suatu bangsa juga tersusun
atas beberapa unsur pembentuk seperti :

· Unsur sejarah

Kemerdekaan Indonesia yang lahir dari perjuangan para pahlawan yang


rela berkorban jiwa dan raga. Perjuangan dalam meraih kemerdekaan tidak
semuda membalikan telapak tangan. Perjuangan yang luar biasa menumbuhkan
semangat juang yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia.

· Unsur kebudayaan

5
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam di setiap daerah. Setiap
kebudayaan yang berkembang memiliki karakteristik yang berperan dalam
pembentukan identitas nasional, sehingga dapat dikenal oleh bangsa lain.

· Unsur suku bangsa

Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa yang memiliki keunikan masing-
masing. Perbedaan antar suku bangsa ini dapat disatukan oleh bhineka tunggal
ika dalam satu kesatuan NKRI. Keberagaman yang ada di Indonesia memberikan
warna dan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

· Unsur Agama

Keberagaman agama menjadi rahmat yang harus disyukuri oleh bangsa


Indonesia. Indonesia memiliki keterbukaan terhadap masuk dan
berkembangannya agama tanpa adanya tindak kekerasan. Latar belakang bangsa
yang sama menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama. Hal tersebut
menjadi suatu identitas nasional yang harus dipertahankan keberadaannya, agar
tercipta kehidupan yang damai.

· Unsur Bahasa

Bahasa Indonesia lahir dari perjuangan kaum muda dalam wujud sumpah
pemuda dan telah diresmikan secara yuridis pada 18 Agustus 1945. Bahasa
Indonesia menjadi Bahasa persatuan yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia ini dapat menjadi identitas nasional yang dapat membedakan
dengan bangsa lain.

6
2.3 Pengertian Tari Gandrung
Tari gandrung merupakan salah satu budaya asli masyarakat di Jawa Timur
pulau jawa, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan KBBI, Tari Gandrung
berasal dari kata gandrung yang berarti tergila-gila atau cinta habis-habisan. Biasanya
tari gandrung dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setelah masa
panen. Tari gandrung sangat populer di wilayah Banyuwangi dan telah menjadi icon
dari wilayah tersebut. Tari gandrung merupakan kesenian tradisional masyarakat
Banyuwangi yang keberadaannya selalu diminati masyarakat sampai saat ini, serta
memiliki keunikan tersendiri, yaitu terpadunya gerakan tari yang dinamis dan
menggunakan instrumen yang beragam dengan diiri musik khas perpaduan budaya
Jawa dan Bali.
Pada seni tari gandrung, setiap penarinya selalu berpola Jejer, Paju dan
Seblang-seblang. Pola ini merpakan falsafah hidup tentang manusia. Falsafah tersebut
kemudian diekspresikan melalui tarian dan nyanyian atau lagu yang mengandung
pesan tentang hidup dan kehidupan, dengan segala suka dan dukanya. Pesan tentang
kehidupan ini disampaikan oleh penari kepada penonton melalui gendhing-gendhing
yang telah tertata rapi dan dimainkan mulai dari pembukaan sampai penutup.

2.4 Sejarah Tari Gandrung


Terdapat beberapa versi mengenai sejarah munculnya kesenian tari gandrung,
diantaranya yaitu tari gandrung sebagai ucapan selamat datang dan rasa syukur, serta
terdapat versi lain yaitu tari gandrung sebagai kesenian pemersatu masyarakat
Blambangan. Menurut sejarah Tari Gandrung awalnya diperagakan oleh laki-laki yang
berdandan dan berpakaian seperti perempuan. Tari gandrung merupakan kesenian yang
diperagakan dengan sederhana serta diiringi oleh alat musik berupa kendang dan
rebana. Pada awalnya, fungsi gandrung digunakan sebagai salah satu strategi perang
melawan penjajah. Para penari akan menggelar pertunjukan dengan berkeliling desa
dan kemudian akan mendapat imbalan pangan yang nantinya akan diberikan kepada

7
tawanan para penjajah. Para penari akan menyelipkan seruan dalam bentuk syair lagu
yang digunakan untuk menyerang penjajah. Syair tersebut mengisyaratkan agar bisa
menyerang penjajah dengan strategi yang tepat dan mengetahui titik lemah mereka.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini digunakan sebagai ungkapan rasa syukur setelah
habis masa panen dan rasa terima kasih kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang
dianggap mensejahterakan bagi umat manusia.

2.5 Filosofi dan Makna Tari Gandrung Banyuwangi Sebagai Identitas Nasional
Tari Gandrung adalah kesenian tari dan pertunjukan yang sangat populer di
wilayah Banyuwangi, dan sudah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut. Kepopuleran
tari gandrung dibukrikan dengan terdapatnya banyak patung penari gandrung di
berbagai sudut kabupaten Banyuwangi, sehingga tidak diragukan lagi bahwa
Banyuwangi dijuluki sebagai kota gandrung.
Saat ini tari gandrung sering dipentaskan di berbagai acara, seperti pernikahan,
khitanan, tujuh belasan, serta acara-acara resmi sebagai penyambutan tamu
pemerintahan daerah Banyuwangi. Sampai saat ini kesenian tradisional tari gandrung
masih diminati oleh masyarakat Banyuwangi, keunikan tari gandrung dapat dilihat dari
terpadunya gerakan tari yang dinamis yang diperagakan oleh sekelompok orang, dan
diiringi oleh instrumen yang beragam.
Kesenian tari gandrung mengalami masa kejayaanya pada tahun 1970, dan
hampir semua acara kesenian yang ada di Banyuwangi berpusat pada tari gandrung.
Perkembangan tari gandrung tentu berdampak dan menjadikan tari gandrung sering
diundang untuk tampil di Istana Negara untuk tampil pada acara kenegaraan, dan tentu
saja dapat menarik perhatian para tamu yang berasal dari Negara lain.
Dengan adanya potensi daya tarik dari kesenian tari gandrung yang sangat luar
biasa dan dengan dukungan masyarakat Banyuwangi, pada 31 Desember 2002 melalui
Surat Keputusan Bupati Banyuwangi No 173 Tahun 2002 menyatakan bahwa tari
gandrung ditetapkan sebagai maskot pariwisata Banyuwangi, dan dengan

8
ditetapkannya tari gandrung sebagai maskot pariwisata Banyuwagi maka akan
berpengaruh terhadap pengembangan seni tari dan pertunjukan budaya Banyuwangi.
Dengan menjadikan tari gandrung sebagai maskot, selain mewakili kota Banyuwangi,
juga mewakili etnis osing (suku asli) Banyuwangi karena tari gandrung merupakan seni
budaya khas suku osing. Sampai saat ini tari gandung menempati posisi yang paling
tinggi diantara kesenian lain yang ada di Banyuwangi.

2.6 Pelestarian Tari Gandrung Sebagai Identitas Nasional


Saat ini, pertunjukan Tari Gandrung nampaknya sudah cukup diminati oleh
masyarakat, hal ini juga terbukti ketika masyarakat mempunyai hajat atau acara
kemudian mengadakan pentas seni tari gandrung, banyak masyarakat yang tertarik dan
menonton. Tetapi, dengan adanya era globalisasi dan modernisasi menyebabkan
banyak seni modern yang bermunculan dan tentu saja disukai oleh generasi muda saat
ini. Banyak masyarakat yang lebih tertarik pada budaya modern daripada budaya lokal,
tentu hal ini dapat berdampak negatif karena dapat menurunkan kegemaran dan
eksistensi budaya di suatu daerah tertentu. Padahal seharusnya generasi muda inilah
yang melestarikan kebudayan, seperti hal nya dengan tari gandrung. Untuk itu perlu
beberapa upaya untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya
yaitu kesenian tari gandrung.
Pemerintah Banyuwangi dan beberapa seniman membuat inovasi untuk
menarik minat masyarakatan dan generasi muda terhadap tari gandrung agar
eksistensinya tetap terjaga, yaitu dengan diadakannya Festival Gandrung Sewu.
Diadakannya festival tari gandrung ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, seperti
faktor sosial budaya yakni dari Paguyuban Pelatih Seni dan Tari Banyuwangi yang
ingin membuktikan bahwa Banyuwangi adalah Kota Gandrung. Faktor politik yaitu
datang dari pemerintah daerah yang selain ingin tetap melestarikan budaya tari
gandrung juga ingin mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Kemudian adanya

9
faktor ekonomi karena rendahnya PAD dan keluhan masyarakat yang merasa bahwa
penghasilannya kurang dari cukup (Dewi, 2019).
Selain adanya festival Gandrung Sewu, pelestarian tari gandrung dilakukan
oleh pemerintah Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan dengan cara membuat
sebuah program pusat pelatihan tari gandrung yang bertujuan untuk melestarikan serta
memberikan pengenalan terhadap generasi muda. Pelatihan ini dilakukan di sanggar
tari yang berada di setiap wilayah di Banyuwangi. Pelatihan ini terbuka untuk umum,
terutama bagi calon penari yang berminat untuk mempelajari tari gandrung.
Setelah melihat bahwa masyarakat dan generasi muda Banyuwangi memiliki
semangat dan antusiasisme terhadap pelatihan tari gandrung di setiap sanggar, maka
pemerintah Banyuwangi membuat program untuk sekolah-sekolah yang berada di
wilayah Banyuwangi agar mewajibkan setiap peserta didiknya dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas untuk mengikuti ekstrakulikuler kesenian tari gandrung.

2.7 Kebudayaan Sebagai Identitas Nasional


Identitas nasional ialah indikator ataupun identitas sesuatu bangsa yang bisa
melainkan ciri- cirinya dengan bangsa lain sebab karakteristik khas sesuatu bangsa
terdapat pada rancangan bangsa itu sendiri. Dengan cara etimologis, sebutan bukti diri
nasional berawal dari kata“ identitas” serta“ nasional”. Identitas berawal dari kata
identity yang berarti mempunyai ciri, karakteristik, ataupun identitas yang menempel
pada orang, golongan, ataupun suatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sebaliknya nasional berawal dari kata nation yang maksudnya bangsa (Winarno,
2013). Asal usul nasional berawal dari bangsa itu sendiri ataupun tercantum bangsa itu
sendiri, hingga identitas nasional Indonesia merupakan bukti diri yang membuat
bangsa, ialah bermacam kaum bangsa, agama, bahasa Indonesia, adat nasional,
nusantara, serta pandangan hidup pancasila. Identitas nasional merupakan keseluruhan
performa bangsa yang utuh dengan isi masyarakatnya alhasil bisa melainkan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Penguatan asli diri bangsa ialah usaha yang amat

10
dibutuhkan sebab ialah sumber dari kesempurnaan kehidupan berbangsa serta
bernegara (Rahayu, 2007).

Kenyataannya di masa globalisasi ini sesuatu negeri tidak bisa mengisolasi diri
dari negeri lain. Tiap negeri wajib sama- sama berkaitan serta tergantung pada negeri
lain supaya akibat yang ditimbulkan oleh keniscayaan kita bisa diperoleh. Globalisasi
yang didominasi oleh perkembangan ilmu wawasan serta teknologi informasi sudah
mengganti pola ikatan dampingi bangsa dalam bermacam pandangan serta
menghasilkan globalisasi selaku kejadian multidimensi. Negara- negara nampak tanpa
batasan, silih tergantung serta silih berkaitan dari satu negeri ke negeri lain. Dalam
kesejagatan antara faktor adat yang satu dengan faktor adat yang lain terjalin saling
kontak serta akibat( interaksi), dalam cara interaksi itu hendak mencuat kasus hal
pergantian adat, kekuasaan adat negeri maju atas negeri bertumbuh terus menjadi kuat
lewat skema gratis pasar dalam lingkup garis besar serta regional, ialah melemahnya
nilai- nilai adat mereka. Selaku bangsa serta negeri yang merdeka, Indonesia
berwawasan kepulauan.

Wawasan Nusantara merupakan pengetahuan kebangsaan yang berasal dari


Pancasila serta bersumber pada UUD 1945 ialah metode pandang serta tindakan bangsa
Indonesia kepada diri sendiri serta lingkungannya, dengan mengutamakan aliansi serta
kesatuan bangsa serta wilayah dalam pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
serta bernegara., satu kesatuan pandangan hidup, satu kesatuan politik, satu kesatuan
ekonomi, satu kesatuan sosial adat, serta satu kesatuan keamanan nasional.
Melemahnya komitmen masyarakat negeri kepada nilai- nilai dasar ideologis, politik,
ekonomi, serta sosial adat bakal menimbulkan demosi serta bias patriotisme, yang
menyebabkan terganggunya serta melemahnya daya tahan nasional. Daya tahan
nasional bisa diamati selaku pengganti serta konsepsi daya nasional. Konsepsi daya
nasional bertumpu pada daya, paling utama daya raga tentara dengan politik
kewenangan, sebaliknya daya tahan nasional tidak sekedar mengutamakan daya raga,

11
namun menggunakan daya serta daya lain( tidak hanya tentara) yang terdapat dalam
sesuatu bangsa.

Pertahanan negeri pada hakikatnya ialah konsepsi dalam pengaturan serta


pengaturan kelimpahan serta keselamatan dan pertahanan serta keamanan dalam
kehidupan berbangsa. Buat bisa menggapai tujuan nasional, sesuatu bangsa wajib
mempunyai daya, keahlian, energi kuat, serta kegigihan. Inilah yang diucap daya tahan
nasional( Ermaya, 2011). Buat menciptakan daya tahan nasional dalam mengalami
kesejagatan, membela negeri selaku bagian dari instrumen revolusi psikologis bisa
menguatkan asli diri bangsa dalam kondisi berbangsa( masyarakat negeri Indonesia).
Pemakaian sebutan revolusi oleh Kepala negara Republik Indonesia Joko Widodo tidak
kelewatan sebab Indonesia menginginkan inovasi adat dalam melaksanakan revolusi
psikologis, Kepala negara memakai rancangan Trisakti yang sempat dikatakan Bung
Karno dalam pidatonya tahun 1963: Indonesia merupakan Indonesia yang berkuasa
dengan cara politik, Indonesia yang mandiri dengan cara ekonomi, serta Indonesia yang
berkarakter adat. Revolusi Psikologis Kepala negara Joko Widodo buat lebih
memperkokoh independensi, tingkatkan energi saing serta memperkokoh aliansi
bangsa, pemaparan program ini lewat 9( 9) skedul prioritas Nawa Cita.

12
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tari Gandrung adalah tarian khas Banyuwangi untuk menunjukkan eksistensi
masyarakat OSING, sekaligus bukti adanya kekayaan budaya yang harus dilestarikan
karena mengajarkan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk mencintai seni budaya
yang dimiliki, tidak hanya melihat dari tampilan atau pembawaan dari penarinya.
Tarian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan akan budaya yang
merupakan seni dari suku OSING di Banyuwangi.

3.2 Saran
Pentingnya melestarikan seni tari, Seni tari adalah sebuah seni yang
mempelajari tentang gerak tubuh berirama yang dilakukan ditempat dan waktu
tertentu. Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki banyak tarian tradisional,
tentunya tarian tradisional harus terus dilestarikan agar seni tari di Indonesia tidak
lenyap ditelan zaman. Jangan sampai juga seni tari milik Indonesia diakui oleh negara
lain hanya karena kita tidak melestarikan tarian tradisional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adha, M. M., Perdana, D. R., & Supriyono. (2021). Nilai Pluralistik: Eksistensi

Jatidiri Bangsa Indonesia Dilandasi Aktualisasi Penguatan Identitas

Nasional. Jurnal Civic Hukum, 6(1), 10–20.

https://doi.org/10.22219/jch.v6i1.14931

Afifah, T. (2018). Identitas Nasional Di Tinjau dari Undang-Undang Dasar 1945

dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Ajudikasi : Jurnal Ilmu Hukum,

2(2), 187. https://doi.org/10.30656/ajudikasi.v2i2.903

Aristin, R. (2017). Revitalisasi Makna Identitas Nasional Di Kalangan Generasi

Muda. Patriotisme, Nasionalisme, Identitas Nasional., 2, 4–6.

http://ejournal.unira.ac.id/index.php/jurnal_aspirasi/article/view/316

Aulia, L. R., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Mengenal Indentitas

Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan

di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8549–8557.

https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355

Dewi, A. T. (2019). Issue 1 Februari 2019 GANDRUNG SEWU FESTIVAL IN

BANYUWANGI FROM. 3(2252), 90–103.

14
Hendrizal. (2020). Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini. Jurnal

PPPKn & Hukum, 15(1), 1–21.

https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/download/7877/6763

15

Anda mungkin juga menyukai