Septri Diana
Dept, Sharia Economy Low, Fculty of Sharia Islamic University Of Mataram
Jempong-Mataram
e-mail: 200201047.mhs@uinmataram.ac.id
Abstrak
Desa Kebon Ayu merupakan desa yang wilayahnya terdiri dari dataran
rendah dan dataran tinggi. Keadaan tanahnya cukup subur, yang mana untuk
dataran rendahnya diperuntukkan sebagai lahan pertanian yang dapat ditanami padi
dua kali setahun, lahan perkebunan rakyat, seperti: padi, kebun kelapa, kacang
tanah, mangga, pisang, jambu, tempat tanam tembakau dan lain-lain. Desa Kebon
Ayu memiliki beragam tradisi salah satunya yaitu ritual nyelametang gumi. Pada
kesempatan ini saya akan mencari tau, apa itu ritual nyelametang gumi? Bagaimana
proses perayaan ritual tersebut? Ritual ini dilaksanakan satu kali setahun. Dalam
ritual ini dirayakan dengan ratusan perempuan dengan tertib menyunggi dulang,
dibawa ke tempat ritual. Ada gadis-gadis cantik berpakaian lambung berjejer di
depan mereka. Sementara di lokasi, pembacaan hikayat sedang berlangsung. Setelah
itu dilanjutkan dengan ritual potong ayam dan zikir. Warga dengan khusyuk
mengikuti ritual ini hingga selesai. Dulang disantap bersama.
1
http://kebonayu.desa.id/sejarah-desa
2
Jumarsa, Kepala Desa Kebon Ayu. Wawancara. Sabtu 21 Mei 2022, Pukul 16.35.
masyarakat yang berpola pikir untuk lebih memajukan desa tersebut untuk
menjadikan masyarakatnya sebagai orang-orang berada atau mempunyai tenaga-
tenaga ahli yang bisa sebagai tulang pugung masyarakatnya, serta bangsa dan Negara.
Desa Kebon Ayu memiliki beberapa tempat untuk melakukan pendidikan baik itu
formal maupun non-formal yang cukup untuk masyarakat Desa Kebon Ayu.
PEMBAHASAN
A. SEJARAH DESA KEBON AYU
Desa Kebon Ayu adalah salah satu desa dari 11 Desa yang ada di wilayah
kecamatan gerung dilihat dari segi historisnya, Desa Kebon Ayu berasal dari
penggabungan dua Desa yaitu Desa Penarukan dan Desa Gunung Malang. Adapaun
kedua Desa ini berdiri sejak tahun 1916 dengan tiap-tiap Desa Membawahi 13 Dusun
untuk Desa Penarukan dan 5 Dusun untuk Dsa Gunung Malang. Pada zaman Hundia
Belanda, wilayah kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Onderafeling Van
West Lombok yang di pimpin oleh CONTROLUER.
Dengan lahurnya Stat Blat Nomor: 248 dan SK Gubernur Jendral tanggal 17
Agustus 1898 No. 19 itulah kemudian secara bertahap Desa-Desa di Lombok Barat
ini dibentuk antara lain dari Desa tersebut Desa Penarukan dan Desa Gunung Malang
dan pembentukannya setelah 18 tahun, peraturan tersebut diberlakukan yaitu pada
tahun 1916. Pada tahun 2010 Desa Kebon Ayu di mekarkan menjadi 2 (dua) Dsa
yaitu Desa Kebon Ayu dan Desa Taman Ayu (pemekaran).
Kata Kebon Ayu diambil dari sebuah nama lahan pertanian sekaligus
merupakan Kebon yang sudah ada sejak Tahun 1800, dan menurut sejarahnya lahan
itu dahulunya berupa sebuah Kebon yang penuh ditumbuhi oleh bunga-bunga yang
berwarna-warni dan buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya sehingga tempat itu
bernama KEBON AYU.3
Ritual nyelametang gumi memiliki nilai sosial dalam bentuk makan bersama
(Begibung) yang dimana makan bertujuan untuk mengingatkan untuk tetap saling
memberi atau berbagi rezeki antar sesama. Makan bersama (Begibung) memberikan
dampak yang positif bagi masyarakat Desa Kebon Ayu, yang dimana dampaknya
antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain dapat bertukar makanan dan
menumbuhkan rasa kebersamaan. Makan bersama (Begibung) sudah menjadi tradisi
sejak nenek moyang hingga sampai saat ini.
7
Ustad Dedi, Wawancara, pada tanggal 16 Mei 2022, pukul 16.00
manusia. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk mempercayai atau
memegang erat agama yang dianutnya sehingga memberikan penghormatan
kepada apa yang di anutnya.8
KESIMPULAN
8
J. Cassanova, Public Relegius In The Modern World, (Chicago : Chicago University Perss,
2008). Hlm. 87
Tradisi ritual nyelametang gumi merupakan warisan budaya yang luhur.
Warisan budaya ini tidak saja menjadi ritual warga setempat, namun ke depan bisa
menjadi salah satu objek wisata budaya yang bisa mendatangkan wisatawan.
Ritual nyelametang gumi memiliki nilai sosial, adapun nilai sosial yang
terkandung didalam nyelametang gumi yaitu: a) Nilai sosial gotong royong, adapun
nilai yang terkandung didalam gotong royong yaitu menyatukan seluruh masyarakat
atau nilai kebersamaan yang membuat masyarakat dapat mencapai tujuan bersama.
b) Makan bersama (begibung), makan bersama memiliki makna yakni saling berbagi
antara masyarakat yang lain.
Ritual nyelametang gumi memiliki nilai relegius. Adapun nilai relegius yang
terdapat di ritual nyelametang gumi antara lain yaitu: a) Nilai zikir dan do’a, dalam
ritual nyelametang gumi memiliki nilai religius yakni zikir dan do’a nilai ini memiliki
makna yakni mendektkan diri kepada Tuhan dan memohon agar hasil bumi melimpah
luah. b) Nilai toleransi, tentunya nilai toleransi memiliki makna yakni memberikan
pelajaran kepada masyarakat agar saling memahami dan saling menghormati antara
masyarakat setempat dan masyarakat yang lain.
SARAN
Dalam melestarikan budaya adat ritual perayaan nyelametang gumi tetep
memberikan pelajaran atau wawasan kepada generasi-generasi penerus. Masyarakat
dapat mempelajari dan mempertahankan budaya yang ditinggalkan oleh nenek
moyang di Desa Kebon Ayu. Menjadikan nilai-nilai ritual nyelametang gumi sebagai
sumber aturan yang ada dan harus dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kebon Ayu.
DAFTAR PUSTAKA
http://kebonayu.desa.id/sejarah-desa
https://jurnal.uns.ac.id/sepa/issue/download/1374/pdf3
https://www.suarantb.com/tradisi-nyelametang-gumi-di-lobar
https://peemdeskebonayu.blogspot.com/2019/11/tsakuran-nyelametang-gumi
J. Cassanova, Public Relegius In The Modern World, (Chicago : Chicago University
Perss, 2008).