Oleh :
HAFSOTUL MUNAWWAROH
NIM. 16.52.2.1.089
Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.
(HR. Muslim)
(Penulis)
ii
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang terimakasih atas segala nikmat dan kasih-Mu yang tiada
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Muchijan dan Ibu Wahyuti yang senantiasa
2. Keluarga kakak laki-lakiku (Mas Khadik dan Mba Ifah) yang selalu
3. Keluarga Kakak perempuanku (Mba Tri dan Mas Fachrudin), (Mba Yuli dan
Mas Kharis) yang selalu memberiku dukungan, motivasi baik moral maupun
spiritual.
4. Kakak perempuanku (Mba Nana dan Mba Omah) yang selalu memberiku
bandel.
6. Teruntuk Engkau yang kelak akan menjadi calon Imamku dan teman hidupku
tetap semangat.
iii
8. Teman dekatku Desynta Anjani dan Nilawati yang selalu memotivasi untuk
tetap semangat.
teman-teman seperjuangan.
10. Ibu kost (Bu Dwi) dan teman-teman kost sekaligus keluarga kedua syafira
D’Girls (Wiwin, Anis, Eka, Heni, Dek Siti, Dek Neneng, Dek Yohana, Dek
Riska).
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah, serta inayah-Nya yang tiada batasnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan field study ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada
junjungan agung Nabi Muhammad SAW yang senantiasa dinantikan syafaat nya
Management. Dalam penyusunan tidak lepas dari dukungan, bantuan, waktu, dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. Mudofir, S.Ag., M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak, CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sekaligus Dosen Pengampu Mata Kuliah
Akuntansi Management.
Penelitian Kualitatif.
v
6. Bapak Iwan Setiawan, selaku pemilik UMKM yang telah memberikan
7. Kedua orang tuaku, Bapak Muchijan dan IbuWahyti terimakasih atas doa,
kepada saya baik dalam bentuk material ataupun nonmaterialyang tidak ada
batasnnya.
9. Teman-temanku satu tim yang telah bekerja keras dan kerja samanya dalam
10. Serta teman-teman kelas yaitu Akuntansi Syariah 5C yang telah berbagi
saudara semua. Semoga Allah SWT membalas atas kebaikan kalian serta
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
vi
ABSTRACT
Primary data is data obtained directly from the resource person by going
directly to the field, for data collection techniques, namely survey, interview and
observation methods. Then the data obtained is classified, presents data and then
draws conclusions.
The results of the study indicate that the UMKM Batik'e Lek Iwon has
implemented inventory management. The results of the calculation on the cost of
storing the raw material for the night are lower than the total cost of the raw
material inventory for the night. In addition to taking into account the overall
storage costs does not affect inventory management. Because the old inventory is
reprocessed so that it gets additional capital. The storage costs are relevant. Thus
it does not reduce the risk of loss due to changes in inventory.
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN MOTTO.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................v
ABSTRACT................................................................................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
ix
2.2.2. Indikator-indikator dalam Biaya Penyimpanan.................. 12
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 18
4.1.1. Ketenagakerjaan................................................................. 19
x
4.5. Analisis dan Pembahasan............................................................. 26
BAB V PENUTUP...................................................................................... 29
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 29
5.3. Saran-saran................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 32
LAMPIRAN..................................................................................................34
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
terdapat diberbagai daerah. Usaha mikro kecil menengah bisa dikatakan sebagai
home industri, karena produksinya belum bersifat besar dan masih bersifat
tradisional. Salah satu UMKM tersebut yaitu UMKM Batik. Batik sebagai salah
satu karya tradisional Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi serta sejarah yang
tidak ternilai atau sebagai salah satu kebudayaan. Batik juga telah mampu
memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Hal tersebut tidak lain karena
hampir UMKM berawal dengan modal kecil, ada yang bermodal ketrampilan, dan
bahkan ada yang bermodal dari uang muka pelanggan yang pesan. Karena
UMKM termasuk ruang lingkup perusahaan yang kecil menengah yang masih
bersifat tradisional tidak salah apabila belum mempunyai banyak karyawan, atau
bisa jadi karyawannya bersifat dependen dalam artian masih dalam ikatan anggota
tersimpan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang
atau produk jadi yang tersedia di tangan, menunggu untuk digunakan atau
tidak ada pesanan maka mulai mempunyai stok persediaan tetapi tidak banyak.
penelitian itu padat penduduknya serta tanah ditempat tersebut merupakan tanah
keraton yang mana turun-temurun dari ahli waris sedangkan mayoritas penduduk
tempat produksi yang layak. Sehingga karyawannya pun ada yang diluar daerah
tersebut.
seperti kain mori, malam, pewarna dan berbagai alat seperti canting, kompor dan
lain-lain. Bahan baku tersebut disimpan tersendiri ditempat yang aman dan jauh
dari anak kecil. Karena mengkhawatirkan warna batik ada yang membahayakan
bagi kalangan anak-anak. Dalam hal tempat yang digunakan untuk memproduksi
batik itu tidak semua milik sendiri. Karena keterbatasan tempat produksi jalan
3
satu-satunya yaitu dengan menyewa tempat untuk dijadikan sebagai tempat untuk
memproduksi.
Hal tersebut tidak lepas dengan adanya biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan
maupun penanggungan baik secara fisik maupun yang berkaitan dengan data
khususnya di UMKM Batik yang peneliti teliti itu di dalam rumah yang mana di
ruang tersendiri. Namun kendalanya karena rumah tersebut masih milik orang tua,
dan ruangan tersebut tidak begitu luas maka mau tidak mau tetap ditempati selain
terjangkau. Dalam membeli bahan baku tersebut tidak hanya satu lembar kain atau
satu bungkus malam saja, tetapi dalam bentuk pcs atau gelondongan yang mana
sistemnya borongan.
persediaannya. Maka tema yang peneliti pilih dalam penelitian ini yaitu
Iwon merupakan UMKM Batik yang terkenal dengan kerajinan batik lukis.
yang kurang strategis dan dengan jumlah penduduk yang padat. Sehingga dalam
UMKM Batik dalam Batik’e Lek Iwon ini telah menerapkan management
persediaan batik yang cukup. Karena memiliki stok persediaan batik meskipun
persediaan bahan baku batik yang mana tempat menyimpannya masih di dalam
rumah dalam tempat yang tidak begitu besar. Dengan demikian masih
bahan baku batik. Hal ini yang akan peneliti lakukan yaitu mempertimbangkan
Batasan masalah ini dibuat agar peneliti tidak menyimpang jauh dari
2. Berapa biaya penyimpanan persediaan bahan baku batik malam pada UMKM
1. Manfaat Teoritis
baku batik. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkuat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
6
b. Bagi Penulis
3. Manfaat Akademis
pernyataan dari penelitian sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam tinjauan pustaka berisi tentang materi tema secara umum yang
dijadikan acuan dan landasan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
7
persediaan, apa itu persediaan, indikator-indikator apa saja yang termasuk dalam
biaya penyimpanan, selain itu juga membahas mengenai persediaan bahan baku.
penelitian, metode penelitian ini berisi mengenai jenis penelitian, sumber data,
lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan dan menjawab dari rumusan masalah yang
BAB V PENUTUP
rangkuman dari hasil penelitian yang disajikan secara ringkas dan jelas. Selain itu
bab ini juga berisi mengenai keterbatasan penelitian dan saran-saran dari peneliti
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
persediaan, dimana produksinya selalu berjalan agar menjadi daya tarik terhadap
oleh suatu perusahaan (Adawiyah, 2011). Manajemen persediaan adalah hal yang
sangat berfungsi dalam sebagian besar bisnis (Eleonora, 2014).Dalam hal ini
bahan baku batik seperti biaya pembelian bahan baku kain, malam, canting,
𝑷𝑫
𝑸
Keterangan :
persediaan bahan baku, seperti biaya ruang penyimpanan, biaya listrik ruang
𝑪𝑸
𝟐
10
Keterangan :
𝑷𝑫 𝐂𝐐
𝐓𝐂 = +
𝑸 𝟐
TC = P(D/Q) + C(Q/2)
pengamanan) adalah persediaan ekstra yang disimpan untuk menjaga jika terjadi
adalah agar proses produksi tidak terganggu oleh ketidak pastiaan bahwa bahan
baku serta keterlambatan dengannya bahan baku yang disebabkan oleh hal-hal
pengamanan.
untuk jual dalam kondisi bisnis normal atau barang yang digunakan dalam
produksi bisnis yang akan dijual. Persediaan seperti yang diungkapkan Handoko
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam
elemen aktiva yang tersimpan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal
atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan
komponen material, atau produk jadi yang tersedia di tangan, menunggu untuk
yang meliputibarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual suatu periode
Berdasarkan uraian Slamet (2007:155), jika dilihat dari segi fungsi, maka
1. Batch atau lot size inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
yang meningkat.
dalam ruang penyimpanan, maupun penanggungan baik secara fisik maupun yang
merupakan salah satu biaya yang termasuk dalam biaya persediaan. Biaya
penyimpanan juga salah satu cara yang digunakan untuk menetukan persediaan
peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang
penyimpanan persdiaan.
Bahan baku merupakan hal paling utama yang harus ada didalam
dari suatu proses produksi yang harus ada didalam perusahaan dan tidak dapat
dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik, sehingga harus
dikembalikan.
produksi.
keinginan langganan pada suatu saat dapat dipenuhi atau diberikan jaminan
kekuranganpersediaan yang
menghambatproses produksi.
3 Eleonora Pengelolaan Persediaan Hasil penelitiannya
Kontuš, (2014) di Perusahaan memberikan persamaan
model untuk menghitung
penghematan bersih dari
perubahan tingkat persediaan
serta model optimisasi
matematis baru. Dengan
model ini perusahaan bisa
mempertimbangkan laba
bersih dari perubahan tingkat
persediaan dan menetapkan
tingkat persediaan optimal
serta meningkatkan
profitabilitas.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
melihat keadaaan objek sehingga data yang diperoleh berupa kata-kata bukan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung tanpa melalui pihak lain yaitu
informan.
Lokasi dalam penelitian ini adalah UMKM Batik pada Batik’e Lek Iwon
dimulai dari survey lokasi pada Sabtu, 29 September 2018 dan mulai melakukan
digunakan menggunakan data primer. Ada dua metode yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data primer yaitu metode survei dan metode observasi
1. Metode survei
2. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan metode ini yaitu dengan observasi langsung
ke tempat yang menjadi objek dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini
yaitu UMKM Batik’e Lek Iwon di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk
3. Metode Wawancara
dengan data yang diperlukan. Salah satunya yaitu data yang berkaitan dengan
Dalam teknik analisis data, data yang diperoleh dari hasil wawancara,
analisis data ini bertujuan agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat
dipahami oleh semua pengguna informan. Teknik analisis data harus dilakukan
dengan cara sistematis dan terstruktur agar lebih mudah dalam mengambil
kesimpulan.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
UMKM Batik’e Lek Iwon didirikan pada tahun 1988 oleh Bapak Sinesius Iwan
Setiawan. Dalam memproduksi batik, beliau dibantu oleh ayah dan dua saudara
laki-laki. Pada UMKM ini tidak hanya memproduksi batik tulis saja, akan tetapi
juga menerima jasa kursus batik, mengadakan kegiatan outbound batik dan
pendirian UMKM Batik’e Lek Iwon adalah karena kondisi ekonomi dan pengaruh
kampung tamannya yang sangat terkenal dengan kerajian batiknya. Selain itu ciri
khas Batik Kampung Tamansari adalah Batik Lukis, yang alur prosesnya tetap
Modal awal UMKM Batik’e Lek Iwon berasal dari uang muka pelanggan
yang memesan batik. Pada awalnya ada tetangga yang memesan 5 batik dengan
ukuran 90 x 75 cm dan harga pada waktu itu masih Rp 5.000 sehingga itulah
yang menjadi modal awal atau utama. Dari modal awal itulah, seiring dengan
berjalannya waktu, Batik’e Lek Iwon dapat berkembang dan dapat bersaing
Tempat tersebut tidak jauh dari tempat tinggalnya. Namun tempat tersebut masih
menyewa, untuk menyewa tempat kerja yang dijadikan sebagai tempat produksi
selain ditempat tersebut UMKM Batik’e Lek Iwon dalam memproduksi batik juga
di rumahnya. Meskipun rumah tersebut bukan milik sendiri tetapi milik orang
tuanya.
premisima 7lembar yang birkolin 8 lembar. Dalam setiap satu kain membutuhkan
kurang lebih ¼ kg sampai dengan ½ kg. Hal tersebut tergantung dengan motif
4.1.1. Ketenagakerjaan
Batik, dalam Batik’e Lek Iwon tidak lain membutuhkan bantuan untuk kegiatan
4.1.2. Produk dan Kegiatan yang Terdapat di UMKM Batik’e Lek Iwon
Sebagai usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sudah berdiri sejak
1988 Batik’e Lek Iwon dari waktu ke waktu terus berkembang dan mengalami
peningkatan. Banyak produk dan kegiatan yang ada di Batik’e Lek Iwon
diantaranya :
1. Batik Lukis
Batik’e Lek Iwon yang terkenal dengan batik lukisnya bahwa batik ini 100%
batik lukis hasil dari karya beliau. Motif dalam batik lukis bermacam-macam.
Motif batik lukis tersebut mulai dari motif yang mudah sampai yang rumit.
2. Batik Course
Berdasarkan dalam brosur, Batik’e Lek Iwon membuka jasa kursus batik. Siapa
saja yang ingin belajar terkait membatik, dengan senang hati UMKM Batik’e Lek
Iwon akan siap melayani dan mengajarkannya. Bahkan kursus Batik ini juga
3. Outbond Batik
Berdasarkan dalam brosur, Outbond Batik pada Batik’e Lek Iwon ini sudah
menjuru ke berbagai lokasi. Mulai dari sekolah sampai umum, baik untuk pelajar
maupun mahasiswa.
4. Workshop
Workshop yang diadakan di UMKM Batik’e Lek Iwon ini bertujuan untuk
berbagi ilmu terkait dengan bagaimana cara membatik yang baik dan benar
21
sehingga menghasilkan batik yang bagus. Selain itu di workshop Batik’e Lek
Iwon menghadirkan nuansa serta motif Batik yang lain dari pada yang lain.
tersebut yaitu seperti alat dan bahan baku batik. Alat yang diperlukan untuk
membatik antara lain seperti canting, kompor, bambu atau kayu penumpu. Alat-
alat tersebut disimpan ditempat yang sekiranya aman dan jauh dari anak-anak
kecil. Karena apabila tidak dijauhkan dari anak kecil akan membahayakan dan
Sedangkan bahan baku yang diperlukan untuk membatik antara lain seperti
kain mori, malam, pewarna dan soda abu. Bahan kain mori tersebut bermacam-
macam, yang digunakan yaitu menggunakan merek premisima, birkolin dan lain-
lain. Untuk pewarna yang digunakan yaitu naptol, indigosol dan remasol. Bahan
baku tersebut juga disimpan ditempat yang aman, jauh dari kalangan anak-anak
kecil. Untuk pewarna dan soda abu disimpan pada toples dengan tutup yang rapat.
baku juga untuk menyimpan persediaan batik. Persediaan batik pada Batik’e Lek
Iwon tersebut di dalam rumah yaitu di ruangan dengan ukuran kurang lebih 1 x 2
22
m. Dalam ruangan tersebut masih ada tempat yaitu etalase dan kontener atau box,
selain itu drum besar plastik bekas cat yang digunakan untuk menyimpan bahan
biaya penyimpanan :
1. Biaya Etalase
menyimpan persediaan batik baik yang sudah jadi batik maupun bahan baku batik.
Bahan baku yang disimpan dalam etalase yaitu bahan baku kain batik. Biaya
berukuran 1 x 2 m.
Selain etalase, bahan baku batik juga disimpan dalam kontener atau box.
Namun, dalam kontener atau box digunakan untuk menyimpan alat batik yaitu
canting. Biaya perolehan kontener atau box tersebut sebesar Rp 35.000,00. Dalam
kontener atau box inilah tempat yang praktis untuk dijadikan tempat menyimpan
alat-alat batik.
3. Biaya Listrik
Dalam ruang penyimpanan tidak lepas dari adanya penerang, penerang yang
dipakai pada UMKM Batik’e Lek Iwon yaitu menggunakan lampu. Lampu yang
dipakai untuk penyimpanan persediaan batik yaitu philip dengan kekuatan daya 7
watt. Lampu tersebut pastinya mengeluarkan biaya, yang dikenal dengan biaya
23
listrik. Biaya listrik yang dikeluarkan Pak Iwon setiap bulannya kurang lebih
dialokasikan dengan cara mengubah batik lukis tersebut menjadi baju. Biaya
Keterangan :
a. Biaya etalase
c. Biaya listrik
malam datang langsung ke tokonya. Waktu yang ditempuh dari rumah sampai
tokonya apabila dengan berjalan kaki kurang lebih 10 menit. Sedangkan apabila
menggunakan transportasi motor jarak dari rumah sampai toko kurang lebih 0,5
km. Motor tersebut menggunakan BBM Pertalite. Harga pertalite saat ini kurang
lebih Rp8.000/liter. Untuk satu liter pertalite dapat ditempuh untuk 10-11 km. Jika
transportasi untuk membeli bahan baku malam yaitu Rp 800,00 x 0,5 km. Hal
dilakukan setiap bulan. Jadi biaya transportasi yang dikeluarkan sebesar Rp 4.800
per tahun.
Setiap kali pembelian bahan baku malam yaitu 7 kg sampai dengan 15 kg.
kurang lebih 15 unit. Jumlah pembelian bahan baku malam satu tahun adalah 84
25
kg sampai dengan 180 kg, dan jumlah pemakaiannya 45 kg sampai dengan 90 kg.
Namun yang menjadi acuan yaitu yang jumlah pembelian bahan baku malam satu
2xDxP
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶
2x45x4.800
𝐸𝑂𝑄 = √
201.400
TC = P(D/Q) + C(Q/2)
TC = Rp 4.800(45/1,5) + Rp 201.400(1,5/2)
TC = Rp 144.000 + Rp 151.050
TC = Rp 295.050,00
26
jaman. Dalam kerangka teori, hal ini termasuk dalam biaya penyimpanan karena
apabila barang yang stok persediaannya masih ada namun motif barang tersebut
sudah tidak lagi trend atau dalam artian lagi musimnya. Sehingga perlu
Sedangkan pada UMKM Batik’e Lek Iwon biaya karena ketinggalan jaman ini
diartikan dengan persediaan yang stoknya sudah lama dan belum laku terjual,
dalam hal tersebut langkah yang dilakukan UMKM Batik’e Lek Iwon yaitu
dengan menjahit persediaan batik menjadi baju. Biaya untuk menjahit baju
tersedia namun belum dibayarkan. Sehingga hal tersebut masih dalam tanggungan
biaya penyimpanan bagi perusahaan. Namun, pada UMKM Batik’e Lek Iwon
tidak melibatkan biaya penanganan bahan. Karena pemilik UMKM Batik’e Lek
Iwon setiap ada pemesanan dan ketika belum jadi tidak memperhitungkan biaya
penanganan batik dan ketika sudah selesai dikerjakan langsung diserahkan kepada
yang pemesan.
disimpan dalam ruangan tidak mungkin tersimpan dalam ruang terbuka. Biaya
ruang penyimpanan itu meliputi biaya listrik, biaya etalase, biaya kontener atau
sedikit atau bahkan tidak ada. Sementara itu, meminimalkan biaya pemesanan
sebesar Rp 16.790 per bulan dan Rp 201.400 per tahun. Hal tersebut menunjukkan
untuk biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya penyimpanan secara keseluruhan
sebesar tersebut. Sedangkan untuk total persediaan bahan baku malam sebesar Rp
295.050,00 dan untuk biaya penyimpanan persediaan bahan baku malam sebesar
Rp 151.050,00 dan untuk biaya penyimpanan persediaan bahan baku malam per
kg yaitu 4.475,55 dalam setahun dan 372,96 per bulan dibulatkan 375. Hal
tersebut menunjukkan bahwa biaya penyimpanan bahan baku malam lebih rendah
28
dari pada total biaya persediaan bahan baku malam. Apabila persediaan bahan
baku malam meningkat, biaya penyimpanannya pun juga meningkat. Karena hal
Selain itu setiap bulannya UMKM Batik’e Lek Iwon membatik dengan
rata-rata 15 lembar kain batik. Hal ini lah yang menjadikan UMKM Batik’e Lek
Iwon tetap mempunyai persediaan batik. Pesanan batik dengan persediaan batik
persediaan batik baik yang baru maupun persediaan yang lama dalam
penyimpanan itu tidak menjadi masalah. Selain itu, persediaan batik yang lama
pada tempat penyimpanan akan dialokasikan dengan cara dijahit untuk dijadikan
baju.
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Iwon didirikan pada tahun 1988 oleh Bapak Sinesius Iwan Setiawan. Pada
UMKM Batik’e Lek Iwon selain memproduksi batik juga mengadakan kegiatan
bulan dan Rp 201.400,00 per tahun. Hal tersebut menunjukkan untuk biaya
penyimpanan secara keseluruhan. Untuk total biaya persediaan bahan baku malam
bahan baku malam per kg yaitu sebesar 4.475,55 dalam setahun dan 372,96 per
bulan dibulatkan 375. Dari hasil perhitungan di atas bahwa biaya persediaan
terbukti dengan tidak hanya memproduksi batik jika ada pemesanan saja. Selain
itu setiap bulannya UMKM Batik’e Lek Iwon membatik dengan rata-rata 15
persediaan yang sudah lama kemudian diproses atau dialokasikan kembali dengan
cara dijahit yang kemudian dijadikan baju, dimana hal tersebut nantinya akan
30
perubahan.
Karena pihak UMKM nya tidak menunjukkan nota-nota yang terkait dengan
seperti biaya etalase, biaya kontener atau box, dan biaya listrik. Hal ini biaya
5.3. Saran-saran
asuransi persediaan yang mana hal tersebut merupakan salah satu indikator
2. Dalam pencatatan keuangan pada UMKM Batik’e Lek Iwon sebaiknya tidak
3. Pada UMKM Batik’e Lek Iwon sebaiknya memperluas atau menambah ruang
penyimpanannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Amrillah, Azmi Fahma., dkk. (2016). Analisis Metode Economic Order Quantity
(Eoq) Sebagai Dasar Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pembantu
(Studi Pada Pg. Ngadirejo Kediri - Pt. Perkebunan Nusantara X). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 33 No. 1 April.
Assauri, Sofyan. (1999). Manajemen produksi dan operasi. Edisi revisi. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.
Weygandt, Kieso., & Warfield. (2002). Akuntansi Intermediate. Edisi 11. Jakarta:
Erlangga.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1
PROGRES REPORT
Lampiran 2
Transkip Wawancara
55122.
Lampiran 3
Transkip Wawancara
Pewawancara : Jika harga bahan baku dan harga bahan pendukung naik,
apakah harga batik juga akan ikut naik?
Narasumber : Tidak, karena kualitas tetap dijaga keuntungan sudah di
banyak.
Pewawancara : Apakah semua anggota keluarga (kakak) membantu dalam
memproduksi batik?
Narasumber : Ya tentu. Semua saudara saya membantu saya dalam
pembuatan batik ini. Walaupun mereka juga membuat batik
tersediri. Tapi jika saya kekurangan tenaga saya meminta
bantuan mereka
Pewawancara : Jumlah saudara (kakak) bapak berapa? Yang ikut membantu
dalam pembuatan batik
Narasumber : Semua kakak saya ada 7 akan tetapi yang membantu dalam
pembuatan batik ada 5 6 beserta saya
Pewawancara : Apakah tanah yang digunakan untuk persediaan ini juga
dikenakan pajak?
Narasumber : Ya tentu. Walaupun tanah ini semua tanah kraton.
Pembayaran di lakukan oleh bapak saya tiap tahunnya.
Pewawancara : Sedangkan harga beli etalase itu berapa pak?
Narasumber : Sudah lama. Saya dulu membeli ada 3. Karena saya beli dari
rumah makan tutup, bangkrut. Trus itu tak borong.
Pewawancara : Sudah berapa tahun bapak membeli etalase tersebut?
Narasumber : 2 tahunan mungkin. Sudah lama sekali.
Pewawancara : Berapa kali bapak melakukan pembelian pewarna batik
dalam sebulan?
Narasumber : Paling saya membeli pewarna dalam sebulan sekali, itupun
hanya warna tertentu saja
Pewawancara : Dalam pembelian 1 pcs kain mori panjangnya berapa pak?
Narasumber : Ya sekitar 50 meter an, ada yang 50 ada yang 100. Tapi saya
memilih yang 100 meter. Itu saya beli tiga bulan sekali.
49
pak?
Narasumber : Iya itu terobosannya
Pewawancara : Berapa biaya awal (DP) yang bapak terapkan?
Narasumber : Saya minta 80%
Pewawancara : Apakah uang tersebut langsung di gunakan untuk
membelanjakan bahan yang digunakan dalam pembuatan
batik pemesanan?
Narasumber : Tidak. Karena biasanya bahan bahan tersebut masih ada
sisan dari pemesan yang sebelumnya.
Pewawancara : Apakah pemesan batik juga memilih kriteria bahan baku
yang akan digunakan?
Narasumber : Biasanya saya yang menawarkan, tetapi ada juga beberapa
pemesan yang sudah membawa atau meminta kriteria yang
mereka inginkan bagi yang sudah mengetahui tentang batik.
Pewawancara : Jika pemesan memilih kriteria tertentu, sedangkan dalam
persediaan bapak dan juga PT Medari tidak terdapat kriteria
tersebut, bagaimana cara mengatasinya?
Narasumber : Banyak, di area disini (taman sari dan pasar ngasem) banyak
yang jualan kriteria kriteria tersebut. Jika tidak ada di toko
yang satu maka ke toko yang lain. Akan tetapi dengan harga
yang berbeda. Selisih nya sekitar 50.000 per pcs
Pewawancara : Pewarna belinya dimana pak?
Narasumber : Banyak, di pasar ngasem ada banyak. Tetapi saya sering
dengan pelanggan saya yang jelas sudah terpercaya dengan
kualitasnya. Saya membelinya di Bantul dekat parangtritis
Pewawancara : Persediaan batik yang sudah menjadi batik dan sudah di beli
apakah di antar atau di ambil oleh pelanggan?
Narasumber : Saya menggunakan jasa gojek atau jasa pengiriman
Pewawancara : Kemudian bagaimana ongkos kirimnya?
Narasumber : Ongkos kirimnya di tanggung oleh pembeli
51
Lampiran 4
Dokumentasi Wawancara
Lampiran 5
Dokumentasi Wawancara