Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KELOMPOK TANI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Penyuluhan yang di ampu oleh :

Dr. Reni Suryanti, S.Pt, M.Si.

Disusun Oleh :

Fitriyah Haura Kaltsum Wartoyo

02.03.20.154

Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewam

Jurusan Peternakan

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok tani merupakan salah satu sarana kerjasama antara sesama petani
dalam kelompok tani dan antar kelompk tani serta hubungan dengan
pemerintah. Kelompok tani juga merupakan sarana untuk mengembangkan para
petani di Indonesia. Kesuksesan aktivitas di dalam kelompok tani akan tercapai
apabila anggota di dalamnya dapat berbaur dan melakukan pendekatan secara
kelompok. Pendekatan kelompok salah satunya juga dapat melibatkan aktivitas
penyuluhan pertanian (Nuryanti dan Swastika, 2011). Menyerap informasi dari
penyuluh pertanian secara bersamaan adalah satu fungsi dari adanya kelompok tani.
Proses pengambilan keputusan dalam kelompok juga terkait dengan persepsi
seseorang terhadap kelompoknya. Persepsi obyektif sangat dibutuhkan
seseorang untuk mengambil suatu keputusan karena persepsi merupakan dasar
dalam membentuk sikapdan perilaku (Yani,2010).
Kelompok tani merupakan wadah tempat bernaungnya beberapa
petani/peternak/pekebun sebagai tempat belajar, bekerjasama dan unit produksi
yang dibentuk atas dasar kesamaan domisili dan hamparan lahan pertanian
(RI, 2013). Tujuan dibentuknya kelompok tani supaya petani dapat menjalankan
usahataninya secara bersama-sama sehingga dapat meningkatkan dan
mengembangkan usahatani yang dijalankan oleh anggota dan kelompok
dengan beberapa prinsip kehidupan berkelompok di antaraya adalah prinisp
partisipatif (Mardikanto, 2009).
Kegiatan kerjasama antar Kelompok tani, merupakan salah satu faktor pelancar
pembangunan pertanian. Berkaitan dengan keberadaan Kelompok Tani, Mokhzani
Wong, 1979 mengemukakan adanya kecenderungan alami dari masyarakat petani
untuk melakukan kegiatan kerjasama yang bersifat cooper ative. Di lain pihak,
Sajogya 1978a memberikan 3 tiga alasan utama tentang pentingnya pembentukan
Kelompok Tani, yaitu: untuk memanfaatkan secara lebih baik optimal semua
sumberdaya pertanian yang tersedia dan dapat dimanfaatkan bagi perbaikan
usahatani dan kesejahteraan petani, adanya kepentingan pemerintah untuk
memanfaatkannya sebagai alat instrumen pembangunan, dan adanya idiologi yang
“mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu “amanat suci” yang harus
mereka amalkan melalui kelompoknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa alasan dibentuknya kelompok tani?
2. Bagaimana penumbuhan kelompok tani sesuai permentan?
3. Apa fungsi dan jenis kelompok tani dalam permentan?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui alasan dibentuknya kelompok tani.
2. Untuk mengetahui penumbuhan kelompok tani sesuai permentan.
3. Untuk mengetahui fungsi dan jenis kelompok tani sesuai permentan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alasan dibentuknya kelompok tani

60 Mosher 1969 mengemukakan bahwa adanya kegiatan kerjasama antar


Kelompok tani, merupakan salah satu faktor pelancar pembangunan pertanian.
Berkaitan dengan keberadaan Kelompok Tani, Mokhzani Wong, 1979
mengemukakan adanya kecenderungan alami dari masyarakat petani untuk
melakukan kegiatan kerjasama yang bersifat cooper ative. Di lain pihak,
Sajogya 1978a memberikan 3 tiga alasan utama tentang pentingnya
pembentukan Kelompok Tani, yaitu: a Untuk memanfaatkan secara lebih baik
optimal semua sumberdaya pertanian yang tersedia dan dapat dimanfaatkan
bagi perbaikan usahatani dan kesejahteraan petani, b Adanya kepentingan
pemerintah untuk memanfaatkannya sebagai alat instrumen pembangunan,
dan c Adanya idiologi yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu
“amanat suci” yang harus mereka amalkan melalui kelompoknya. Galeski
Wong, 1979 memandang perlu dibentuknya kelompok Tani “baru” guna
menaikkan kemakmuran masyarakat petani dari kenaikan produktivitas dan
kenaikan serta distribusi pendapatan yang lebih merata. Hal ini penting,
karena pembentukan Kelompok Tani terbukti memberikan beragam
keuntungan yang mencakup: semakin eratnya interaksi antar petani, dan
terbangunnya kepemimpinan Kelompok Tani, semakin terarahnya
peningkatan jiwa kerjasama antar petani, semakin cepatnya proses perembesan
inovasi yang berupa teknologi baru, semakin lancarnya tingkat pengembalian
pinjaman hutang petani, semakin meningkatnya orientasipasar, baik kaitannya
dengan input usaha tani maupun pemasaran hasilnya, semakin meratanya
pembagian air irigasi dan pengawasannya oleh sesama petani. Keberadaan
kelompok tani dalam perkembangan terakhir tidak cukup dilandasi oleh
kebutuhan pengembangan kelompok sosial untuk membangun solidaritas dan
kekompakan cohesiveness anggotanya , tetapi sekaligus juga dilandasi oleh
kebutuhan untuk mengembangkan unitusaha yang memiliki daya tawar dan
mampu membangun kemitraan yang sinergis dengan beragam kelembagaan
pembangunan pertanian yang lain.

2.2 Penumbuhan kelompok tani sesuai permentan

Berdasarkan Lampiran PerMenTan No : 273/Kpts/Ot.160/4/2007, Tanggal :


13 April 2007

1. Dasar Penumbuhan

a.penumbuhan Poktandapat dimulai dari kelompok-kelompok/organisasi


sosial yang ada di masyarakat, antara lainkelompok pengajian,
kelompokarisan, kelompok remaja desa, kelompok adat, selanjutnya
melalui kegiatan Penyuluhan Pertaniandidoronguntukmenumbuhkan
Poktan, sehinggaterikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam
meningkatkan produksi dan produktivitasserta pendapatan
dariusahataninya.

b.anggota Poktan harus memiliki kegiatan Usaha tani sebagai mata


pencaharian utama.

c.Poktan dapat ditumbuhkan dari Petani dalam satu wilayah satu


RW/dusun atau lebih, satu desa/kelurahan atau lebih, berdasarkan
domisili, hamparan/lahan Usaha tani atau jenis Usaha tani sesuai dengan
kebutuhan mereka di wilayahnya

d.Poktan ditumbuh kembangkan dari, oleh dan untuk Petanidengan jumlah


anggota antara 20 sampai dengan 30 orang Petaniatau disesuaikan
dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya

e.kegiatan Poktan yang dikelola berdasarkan kesepakatan anggota, sesuai


jenis usaha dan/atau unsur-unsur sub sistem agribisnis (pengadaan
sarana produksi Pertanian, budidaya/produksi, panen dan pasca
panen,pemasaran, pengolahan hasil Pertanian, dan lain-lain).Dalam
penumbuhan Poktan, yang perlu diperhatikan yaitu kesamaan kepentingan,
sumberdaya alam, sosial-ekonomi,keakraban, saling mempercayai, dan
keserasian hubungan antar anggota untuk kelestarian
kehidupanberkelompok, sehingga setiap anggota merasa memiliki
danmenikmati manfaat dari setiap kegiatan.

Penumbuhan kelompok tani didasarkan kepada prinsip-prinsip sebagai


berikut:

 Kebebasan, artinya menghargai kepada para individu para petani untuk


berkelompok sesuai keinginan dan kepentingannya. Setiap individu
memiliki kebebasan untuk menentukan serta memilih kelompok tani yang
mereka kehendaki sesuai dengan kepentingannya. Setiap individu bisa
tanpa atau menjadi anggota satu atau lebih kelompok tani;

 Keterbukaan, artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara


terbuka antara penyuluh dan pelaku utama serta pelaku usaha;

 Partisipatif, artinya semua anggota terlibat dan memiliki hak serta


kewajiban yang sama dalam mengembangkan serta mengelola
(merencanakan, melaksanakan serta melakukan penilaian kinerja)
kelompok tani;
 Keswadayaan artinya mengembangkan kemampuan penggalian potensi
diri sendiri para anggota dalam penyediaan dana dan sarana serta
pendayagunaan sumber daya guna terwujudnya kemandirian
kelompoktani;

 Kesetaraan artinya hubungan antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku


usaha yang harus merupakan mitra sejajar;

 Kemitraan artinya penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan


berdasarkan prinsip saling menghargai, saling menguntungkan, saling
memperkuat, dan saling membutuhkan antara pelaku utama dan pelaku
usaha yang difasilitasi oleh penyuluh.

 Proses Penumbuhan Kelompoktani

Penumbuhan kelompoktani dilaksanakan melalui langkah-langkah,


sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi, yang meliputi antara lain :

2. Tingkat pemahaman tentang organisasi petani;

3. Keadaan petani dan keluarganya;

4. Keadaan usaha tani yang ada;

5. Keadaan sebaran, domisili dan jenis usaha tani;

6. Keadaan kelembagaan masyarakat yang ada.

Penumbuhan/pembentukan kelompok tani dilakukan dalam pertemuan


atau musyawarah petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong desa,
penyuluh pertanian sebagai mitra kerja petani dan instansi terkait. Selanjutnya
kesepakatan membentuk kelompok tani dituangkan dalam berita acara
pembentukan kelompok tani. Pemilihan pengurus Kelompok dilakukan secara
musyawarah-mufakat dari anggota oleh seluruh anggotanya. Perangkat
kepengurusan kelompok tani sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.Penumbuhan kelompok tani yang mantap
memerlukan kesabaran sesuai dengan tingkat kesadaran para petani yang akan
membentuknya. Pembentukan kelompok tani yang terlalu cepat atau terlalu
lama dapat mengakibatkan turunnya minat calon anggota, dan hal ini harus
dihindarkan.Sebagai tindak lanjut dari penumbuhan/pembentukan kelompok
tani dan pemilihan pengurus maka diadakan pertemuan lanjutan yang dihadiri
seluruh angota untuk menyusun dan atau menetapkan rencana kerja kelompok.
2.3 Fungsi dan jenis kelompok tani dalam permentan

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016


tentang Pembinaan Kelembagaan Petani, maka pembinaan terhadap pelaku
utama dan pelaku usaha bidang pertanian dilaksanakan dalam wadah
kelembagaan kelompoktani. Menurut peraturan tersebut, yang harus
diperhatikan dalam pembentukan kelompoktani adalah kesamaan kepentingan,
sumber daya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai dan
keserasian hubungan antar anggota untuk kelestarian kehidupan berkelompok,
sehingga setiap anggota merasa memiliki dan menikmati manfaat dari setiap
kegiatan.

Kelompok tani memiliki beberapa fungsi yang mendasari penyusunan rencana


definitif kelompok dan kegiatan usahanya. Fungsi kelompok tani yang utama
adalah :

1. Kelas Belajar

Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota untuk


meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar tumbuh dan
berkembang menjadi usahatani yang mandiri melalui pemanfaatan dan akses
kepada sumber informasi dan teknologi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik.

2. Wahana Kerjasama

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama, baik di


antara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani maupun
dengan pihak lain, sehingga diharapkan usahatani lebih efisien dan mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, serta lebih menguntungkan.

3. Unit Produksi

Usahatani setiap anggota kelompoktani secara keseluruhan merupakan satu


kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi
usaha, dengan menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Upaya peningkatan kemampuan para petani sebagai anggota


kelompok tani meliputi :

 Menciptakan iklim yang kondusif agar para petani mampu untuk


membentuk dan menumbuhkembangkan kelompoknya secara partisipatif
(dari, oleh dan untuk petani).
 Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota kelompok tani
untuk memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi dan akses
permodalan yang tersedia.

 Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan


masalah serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi
dalam usahataninya.

 Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang


usaha serta menganalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki
untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna
memberikan keuntungan usaha yang lebih besar.

 Meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usahatani secara


komersial, berkelanjutan dan akrab lingkungan.

 Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing


masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada
permintaan pasar dilihat dari kuantitas, kualitas serta kontinuitas.

 Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi lokal spesifik,


mendorong dan mengadvokasi agar para petani mau dan mampu
melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan
modal usaha.

 Penyelenggaraan pengembangan kelompok tani dalam pengembangan


kelompoktani, pemerintah dan pemerintah daerah pada dasarnya berperan
menciptakan iklim untuk berkembangnya prakarsa dan inisiatif para
petani, memberikan bantuan kemudahan/fasilitas dan pelayanan infomasi
serta pemberian perlindungan hukum.

Pengembangan kelompok tani diselenggarakan di semua tingkatan :

1. Tingkat desa

Penanggung jawab pengembangan kelompok tani di tingkat desa


adalah kepala desa, sedang operasionalnya dilaksanakan oleh penyuluh
pertanian yang bertugas di wilayah tersebut dengan kegiatan-kegiatan,
yaitu : menghadiri pertemuan/musyawarah yang diselenggarakan oleh
kelompoktani;

1. Menyampaikan berbagai informasi dan teknologi usaha tani;

2. Memfasilitasi kelompok tani dalam melakukan pra, penyusunan


rencana definitif kelompok (rdk) dan rencana definitif kebutuhan
kelompok (rdkk);
3. Penyusunan programa penyuluhan pertanian desa/kelurahan;

4. Mengajarkan berbagai ketrampilan usaha tani serta melakukan


bimbingan penerapannya;

5. Membantu para petani untuk mengidentifikasi permasalahan


usahatani yang dihadapinya serta memilih alternatif pemecahan
yang terbaik;

6. Menginventarisir masalah masalah yang tidak dapat dipecahkan


oleh kelompoktani dan anggota untuk dibawa dalam pertemuan di
balai penyuluhan pertanian (bpp);

7. Melakukan pencatatan mengenai keanggotaan dan kegiatan


kelompok tani yang tumbuh dan berkembang di wilayah kerjanya;

8. Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan,


dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis
lainnya;

9. Memfasilitasi terbentuknya gabungan kelompoktani serta


pembinaannya;

10. Melaksanakan forum penyuluhan tingkat desa


(musyawarah/rembug kontak tani, temu wicara serta koordinasi
penyuluhan pertanian).

2. Tingkat kecamatan
Penanggung jawab pengembangan kelompok tani di tingkat
kecamatan adalah camat, sedang operasionalnya dilaksanakan oleh kepala
bpp atau koordinator penyuluh pertanian yang berada di wilayah
kecamatan dengan kegiatan kegiatan sebagai berikut :

Penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan yang disesuaikan


dengan programa penyuluhan pertanian desa dan atau unit kerja lapangan;

1. Memfasilitasi terselenggaranya programa penyuluhan pertanian


desa atau unit kerja lapangan di wilayah kerja bpp;

2. Memfasilitasi proses pembelajaran petani dan pelaku agribisnis


lainnya sesuai dengan kebutuhannya;

3. Menyediakan dan menyebarkan informasi dan teknologi usahatani,

4. Melaksanakan kaji terap dan percontohan usahatani yang


menguntungkan;
5. Mensosialisasikan rekomendasi dan mengihtiarkan akses kepada
sumber sumber informasi yang dibutuhkan petani;

6. Melaksanakan forum penyuluhan tingkat kecamatan


(musyawarah/rembug kontak tani, temu wicara serta koordinasi
penyuluhan pertanian);

7. Memfasilitasi kerja sama antara petani, penyuluh dan peneliti serta


pihak lain dalam pengembangan dan penerapan teknologi
usahatani yang menguntungkan serta akrab lingkungan;

8. Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan,


dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis
lainnya;

9. Menyediakan fasilitas pelayanan konsultasi bagi para petani dan


atau masyarakat lainnya yang membutuhkan;

10. Memfasilitasi terbentuknya gabungan kelompoktani serta


pembinaannya;

11. Menginventarisi kelompok tani dan kelembagaan tani lainnya yang


berada di wilayah kecamatan/balai penyuluhan pertanian.

3. Tingkat kabupaten/kota

Penanggung jawab pengembangan kelompoktani di tingkat kabupaten/kota


adalah bupati/walikota, sedang operasionalnya dilaksanakan oleh kepala
badan pelaksana penyuluhan pertanian kabupaten/kota dan dibantu oleh
kepala dinas/instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dengan kegiatan
sebagai berikut:

Penyusunan programa penyuluhan pertanian kabupaten/kota yang intinya


berisi rencana kegiataan penyuluhan secara langsung di kabupaten dan
memberikan dukungan kegiataan penyuluhan tingkat kecamatan/desa;

1. Melaksanakan pengumpulan bahan, pengolahan dan pengemasan


serta penyebaran berbagai bahan informasi dan teknologi yang
diperlukan petani dan pelaku agribisnis lainnya dalam
mengembangkan usahataninya;

2. Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani


baik non formal maupun formal serta terlaksananya berbagai forum
kegiatan;
3. Menginventarisasi kelompoktani, gapoktan dan kelembagaan tani
lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota;

4. Melakukan bimbingan dalam rangka pengembangan kelompoktani.

4. Tingkat provinsi
Penanggung jawab pengembangan kelompok tani di tingkat
provinsi  adalah gubernur, sedang penanggung jawab operasionalnya
dilaksanakan oleh sekretaris badan koordinasi penyuluhan pertanian
provinsi dan dibantu oleh dinas/instansi terkait di tingkat provinsi. Apabila
belum terbentuk badan koordinasi penyuluhan pertanian penanggung
jawab operasional pengembangan kelompok tani dilaksanakan oleh
dinas/instansi terkait dengan kegiatan sebagai berikut :

Penyusunan programa penyuluhan pertanian provinsi yang intinya berisi


rencana kegiataan penyuluhan secara langsung di provinsi dan
memberikan dukungan kegiataan penyuluhan tingkat kabupaten/kota;

1. Melakukan koordinasi, sinkronisasi lintas sektoral, optimalisasi


partisipasi masyarakat dalam menumbuhkembangkan
kelompoktani, gapoktan serta kelembagaan tani lainnya baik
formal maupun non formal;

2. Melakukan monitoring dan bimbingan teknis penumbuhan,


pembinaan kelompoktani, gapoktan serta kelembagaan tani
lainnya;

3. Menyampaikan informasi mengenai berbagai arahan dan petunjuk


pelaksanaan tentang penumbuhan dan pembinaan kelembagaan
tani pada khususnya, penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada
umumnya;

4. Menginventarisasi kelompoktani, gapoktan dan kelembagaan tani


lainnya yang berada di wilayah provinsi.

5. Tingkat pusat

Penanggung jawab pembinaan di tingkat pusat adalah menteri pertanian


dengan penanggung jawab operasional kepala badan pengembangan sdm
pertanian dengan kegiatan sebagai berikut:

Penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat yang intinya berisi


rencana kegiataan penyuluhan secara langsung di pusat dan memberikan
dukungan kegiataan penyuluhan tingkat provinsi;
1. Menetapkan kebijakan penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan tani.

2. Menyusun pedoman, menetapkan standar, norma dan kriteria


penilaian kelompoktani, gapoktan dan kelembagaan tani lainnya;

3. Menyelenggarakan bimbingan serta memfasilitasi pembinaan di


tingkat provinsi dan kabupaten/kota;

4. Melakukan identifikasi, pengolahan dan analisa data kelembagaan


tani serta melakukan berbagai kajian untuk penyempurnaan
penetapan kebijakan serta penyusunan pedoman, standar dan
kriteria penilaian kelembagaan tani;

5. Memfasilitasi pelatihan pengembangan kepemimpinan petani.

No Nama Luas lahan Status kepemilikan Umur


1 Adrawi 1,7 Ha Milik Sendiri 48 tahun

2 Ima 4.500 m Milik Sendiri 43 tahun

3 Ebo 1 Ha Milik Sendiri 40 tahun

4 Adi 7.500 m Milik Sendiri 38 tahun

5 Rojak 4.500 m Milik Sendiri 36 tahun

6 Rohim 3.240 m Milik Sendiri 35 tahun

7 Adi 4.300 m Milik Sendiri 32 tahun

8 Mamad sudiyat 9.600 m Milik Sendiri 37 tahun

9 Taslan rohim 3.640 m Milik Sendiri 40 tahun

10 Wawan adip 1,2 Ha Milik Sendiri 37 tahun

11 Endang 9.000 m Milik Sendiri 38 tahun

12 Ruslani 8.500 m Milik Sendiri 42 tahun

13 Sukarna 4.400 m Milik Sendiri 32 tahun

14 Rohim syaepul 7.600 m Milik Sendiri 31 tahun

15 Isan 1 Ha Milik Sendiri 35 tahun

16 Abdulah 7.600 m Milik Sendiri 35 tahun

17 Rustam 3. 200 m Milik Sendiri 34 tahun

18 Ahmad 2.340 m Milik Sendiri 42 tahun

19 Dede sukana 7.800 m Milik Sendiri 44 tahun

20 Mawardi 1,5 Ha Milik Sendiri 41 tahun

21 Dedi 4.200 m Milik Sendiri 40 tahun

22 Dayat suhaja 3.800 m Milik Sendiri 43 tahun

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Penguatan kelembagaan petani sangat diperlukan dalam rangka
perlindungan dan pemberdayaan petani. Oleh karena itu, petani dapat
menumbuh kembangkan kelembagaan dari, oleh, dan untuk petani guna
memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani itu sendiri sesuai
dengan perpaduan antara budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal petani.
Adanya sebuah kelompok tani ternak bukanlah sebuah
jaminan tercapainya hasil maksimal. Maka dari itu diperlukan sebuah
dorongan dengan memberikan motivasi kepada petani untuk
meningkatkan usaha tani mereka yang dilakukan dalam kelompok tani
ternak. Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang
untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Dengan kata lain motivasi
adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang
mempunyai motivasi berarti telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan.
Ada beberapa alasan mengapa keberadaan kelompok tani di pedesaan
relatif penting dalam menunjang pengembangan penyuluhan. Pertama,
dapat dikembangkan sebagai sarana media atau alat, baik bagi pemerintah
atau instansi terkait maupun lembaga-lembaga non pemerintah dalam
menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Kedua, dapat dimanfaatkan lebih
baik atau optimal semua sumber-sumber yang tersedia sehingga mampu
menjadi wahana belajar yang efektif

3.2 Saran
Pemerintah harus selalu turut andil dalam program kelompok tani akan
capaian mensejahterakan petani. Kelompok tani harus selalu diperhatikan agar
kelangsungan hidupnya tenteram dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/1y9r838ry-alasan-dibentuknya-kelompok-
tani.html

http://dpkp.fakfakkab.go.id/?p=183
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/56-pembentukan-kelompoktani.html

http://repository.ump.ac.id/10014/3/Abdullah%20Fajar_BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai