Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG

BERBEDA TERHADAP BERAT BADAN ANAK AYAM


KAMPUNG
KARYA ILMIAH

ADI SUPRIHADI (120511024)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Hipotesis Penelitian...................................................................................... 2
1.4 Tujuan Hasil Penelitian.................................................................................. 2
1.5 Manfaat Hasil Penelitian............................................................................... 2
II. KAJIAN PUSTAKA................................................................................................. 3
III. METODE PENELITIAN......................................................................................... 6
3.1 Alat & Bahan................................................................................................. 6
3.2 Prosedur Kerja.............................................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................. 7
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................. 7
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................7
V. PENUTUP.......................................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 10
5.2 Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini baik di daerah perkotaan maupun pedesaan banyak masyarakat
yang masih beternak ayam untuk di jual, terutama ayam kampung. Pada
1

umumnya mereka tidak mempunyai latar belakang pendidikan sebagai peternak.


Mereka beternak ayam dengan kemampuan yang mereka miliki tanpa
pengetahuan pendidikan peternakan ayam.
Beternak ayam menjadi mata pencaharian mereka, karena mereka tidak
memiliki keterampilan atau keahlian di bidang lain. Para peternak memelihara
ayam dan memberi pakan ayam dengan cara mereka sendiri dan cara yang
mereka ketahui. Sehingga terkadang hasil yang mereka peroleh dari beternak
ayam tidak sebanding dengan modal yang mereka keluarkan atau tidak sesuai
dengan harapan mereka. Karena mereka tidak tahu secara pasti cara merawat
yang baik dan pakanan apa yang baik untuk pertumbuhan ayam kampung, agar
hasil yang dicapai maksimal.
Di tempat saya bekerja yaitu di PT JAPFA COMFEED INDONESIA yang bergerak di
bidang industri pembuatan pakan ternak khususnya pakan ayam. Akhir akhir ini
sering mendapat masukan dari peternak ayam kampung bahwa pakan yang di
produksi tidak menghasilkan bobot ayam yang maksimal. Mereka terpaksa
mencampur voor (Pakan ayam) dengan sisa nasi bekas.
Oleh karena itu saya membuat karya ilmiah ini dan melakukan penelitian ini agar
dapat mengetahui jenis pakan apa yang cocok untuk anak ayam, terutama ayam
kampung agar cepat besar dan bisa cepat dijual dengan hasil yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa jenis pakan yang cocok untuk perkembangan dan pertumbuhan anak
ayam kampung?
2. Bagaimana cara memelihara anak ayam kampung dengan baik?

1.3 Hipotesis Penelitian


Pemberian jenis pakan yang berbeda mempengaruhi berat badan anak ayam
kampung.

1.4 Tujuan Hasil Penelitian


Mengamati pertambahan berat badan pada anak ayam kampung dengan
pemberian jenis pakan yang berbeda.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian


1. Dapat diketahui apa jenis pakan yang cocok untuk perkembangan dan
pertumbuhan anak ayam kampung.
2. Dapat meningkatkan produksi daging ayam kampung.

II. KAJIAN PUSTAKA


2

Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Sejak kecil
kita setiap hari bisa melihatnya. Walau saat ini ayam kampung dikota-kota besar
sudah jarang terlihat berkeliaran bebas, bukan berarti keberadaannya punah. Di
pinggiran kota masih banyak orang memelihara ayam kampung. Baik
dibudidayakan secara sungguh-sungguh maupun hanya sekedar peliharaan
untuk memanfaatkan sisa-sisa makanan yang sayang kalau dibuang begitu saja.
Ayam kampung mempunyai nilai gizi yang baik. Selain itu juga mempunyai rasa
yang lebih khas dan nikmat dibanding dengan jenis ayam pedaging maupun
petelur. Serat yang liat dan kenyal menjadi ciri utamaya. Bahkan setiap lebaran
ayam kampung identik dengan makanan yang wajib ada.
Ayam kampung mempunyai keistimewaan dibanding yang lain, diantaranya :
ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit, tahan dan mudah menyesuaikan
dengan cuaca di Indonesia, makanannya mudah, bahkan bila di pelihara ala
kadarnya cukup diberi makanan sisa-sisa, dapat dilepas secara bebas.
Tujuan utama orang memelihara ayam kampung adalah untuk diambil telur,
daging, dan untuk dikembangbiakkan. Ayam kampung juga siap membesarkan
anak-anaknya sendiri bila dilepas bebas.
Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas
atau istilahnya diliarkan dan yang kedua dibudidayakan. Keduanya mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang
tinggi. Kita bisa menghemat biaya makanan, karena ayam cukup diberi makan
pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul
secukupnya. Selebihnya ayam akan mencari makan sendiri disekitar rumah.
Namun cara ini juga ada kelemahannya. Ayam lambat untuk berkembang lebih
banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi. Waktu
mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. Kita kurang bisa
mengontrol keberadaan ayam, sehingga kemungkinan dimangsa predator
maupun hilang lebih tinggi.
Sedangkan bila kita membudidayakan dengan cara dikandangkan tentu lebih
banyak keunggulanya. Walau tentu masih juga ada kekurangannya. Ayam yang
dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaannya. Kita bisa mempercepat
populasinya dengan cara setiap ayam yang bertelur kita ambil dan kumpulkan
untuk ditetaskan secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas. Anak
ayam tidak harus ikut induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan dengan
pemberian panas cahaya listrik (untuk penghangat) dan makanan yang sesuai
(Nanang, 2010).
Kandang anak ayam terbuat dari kotak kayu. Untuk 10 ekor anak ayam buatlah
kandang ukuran 1 m. Kandang harus mempunyai lubang sirkulasi udara, agar
saat siang hari udara bisa keluar masuk secara sempurna.

Lubang sirkulasi udara harus lancar. Usahakan agar lubang-lubang tersebut tidak
terlalu lebar dan aman tidak dimasuki predator seperti kucing, garangan, luwak,
tikus dan sebagainya.
Sebagai penghangat tubuh pada malam hari agar anak ayam tidak mati
kedinginan, mutlak disediakan penghangat berupa lampu 40 60W didalam
kandang. Dengan adanya lampu tersebut, anak ayam akan mencari sendiri
tempat yang paling nyaman dan hangat sesuai kebutuhan (Anonim, 2009).
Pastikan kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air
dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang
panas berjalan dengan baik. Setelah itu baru siap menempatkan anak ayam
untuk dibesarkan.
Bila anak ayam telah dipisahkan dari induknya, secara lembut angkat mereka
dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan
begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang
masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan
di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( satu
liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100
anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu
dimana air berada (Anonim, 2002).
Makanan anak ayam pada minggu-minggu pertama adalah pakan jenis awal /
permulaan yang dapat dibeli toko-toko makanan ayam. Bila anda kesulitan
mencarinya, anda bisa membeli makanan ayam di toko makanan burung berupa
makanan jadi/ voor untuk anak ayam (biasanya penjual sudah tahu). Makan
tersebut harus terjamin ketersediaannya sampai anak ayam berusia 1-2 bulan.
Voor, apapun jenisnya, sebenarnya dibuat dari bahan dasar yang sama. Yaitu
jagung, kacang tanah (bungkil), dedak, kacang hijau, tepung ikan dan tepung
tulang, vitamin, dll. Hanya saja, komposisi tiap jenisnya berbeda tergantung
untuk apa fungsinya. Beberapa jenis tertentu ditambahkan bahan yang lain
untuk menunjang kebutuhan/fungsinya.
Butirannya juga dibuat beragam. Voor yang halus diperuntukan untuk anak ayam
yang masih kecil supaya tidak kesulitan makannya. Voor yg berbentuk lebih
kasar ditunjukan untuk ayam yang sudah lebih besar (Hermono, 2009).
Sediakan makanan dibeberapa tempat, agar ayam bisa makan sewaktu-waktu
tanpa berebutan. Usahakan makanan tidak terlalu penuh dalam satu wadah
untuk menghindari diacak-acak dan tidak terinjak-injak (Anonim, 2009).
Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas
yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan
pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak
ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang
berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk
mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan

sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah
makan dari tempat makan yang disediakan (Anonim, 2002),
Cek keadaan anak ayam setiap saat agar tidak mati karena kurang nyaman.
Biasanya kalau tempat kurang nyaman atau lapar anak ayam akan menciak
keras dan tak beraturan. Cek kelembaban kandang, kepanasan atau kedinginan,
makanan, ataupun sirkulasi udara, apakah sudah nyaman atau belum. Bila anak
ayam tenang dan bersuara / menciak dengan suara yang beraturan pertanda
anak ayam nyaman dalam kandang (Anonim, 2009).
Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam
telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan
kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera
dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru.
Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus
senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah
bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.
Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis
sehingga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan
kebutuhan dasar anak ayam agar kelak dapat memungut hasilnya (Anonim,
2002).

III. METODE PENELITIAN


3.1 Alat & Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Enam ekor anak ayam kampung yang baru ditetaskan


Tiga buah kardus
Lampu pijar 5 watt
Tempat pakan dan tempat minum
Voor (pakan ayam yang dijual di pasaran)
Menir
Pakan ayam buatan sendiri (voor dicampur dengan nasi sisa)
Timbangan

3.2 Prosedur Kerja


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dibuat kandang sederhana yang terbuat dari kardus


Dibuat penyinaran dan pemanasan sesuai dengan kebutuhannya
Disediakan pula tempat makan dan minumnya di dalam kardus tersebut
Dimasukkan anak ayam kampung ke dalam kardus tersebut, masingmasing kardus berisi dua anak ayam kampung
Diberi label pada setiap kardus
Dibuat kontrol dalam penelitian ini, yang menjadi kontrol adalah perlakuan
dengan memberi pakan voor
Diberikan pakan setiap pagi dan sore hari setelah anak ayam ditimbang
dan dicatat berat badannya
Dibuat sama jumlah pakan yang diberikan pada setiap perlakuan
Dilakukan pengamatan selama 10 hari dan dicatat hasilnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Hari/tanggal

Perlakuan 1
(yang diberi
voor)
A
B
20
20

17 Des 2015
Sore
18 Des 2015
30
Pagi
18 Des 2015
30
Sore
19 Des 2015
39
Pagi
19 Des 2015
40
Sore
20 Des 2015
40
Pagi
20 Des 2015
41
Sore
21 Des 2015
41
Pagi
21 Des 2015
40
Sore
22 Des 2015
41
Pagi
22 Des 2015
45
Sore
23 Des 2015
40
Pagi
23 Des 2015
40
Sore
24 Des 2015
40
Pagi
24 Des 2015
40
Sore
25 Des 2015
41
Pagi
25 Des 2015
41
Sore
26 Des 2015
41
Pagi
26 Des 2015
41
Sore
27 Des 2015
41
Pagi
Tabel 4.1 hasil pengamatan

Perlakuan 2
(yang diberi
menir)
A
B
20
20

Perlakuan 3
(yang diberi
voor+nasi sisa)
A
B
20
20

30

30

30

30

30

30

30

30

40

40

39

35

35

40

40

40

35

35

45

41

41

38

38

45

45

41

39

39

46

46

40

37

37

50

50

40

37

37

50

49

41

39

39

49

50

45

39

39

49

50

40

37

35

45

49

41

38

35

46

45

41

39

35

49

49

41

39

35

49

49

41

40

37

49

50

42

40

37

49

50

42

40

37

49

50

41

40

37

49

50

42

40

37

49

50

selama 10 hari
7

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga perlakuan. Perlakuan pertama
sebagai kontrol, yaitu anak ayam kampung yang diberi pakan voor (pakan ayam
yang dijual di pasaran). Perlakuan kedua adalah anak ayam kampung yang diberi
pakan menir, dan perlakuan ketiga yaitu anak ayam yang diberi pakan voor yang
dicampurkan dengan nasi sisa.
Setiap perlakuan dilakukan dengan memberi pakan dalam jumlah yang sama,
yaitu masing-masing tiga sendok. Tiga sendok voor, tiga sendok menir dan 1
sendok voor + 1 sendok nasi sisa.

Gambar 4.1 voor

Gambar 4.2 menir

Gambar 4.3 voor + nasi sisa


Ternyata hasil yang diperoleh didapat bahwa anak ayam kampung yang diberi
pakan voor yang dicampurkan dengan nasi jauh lebih berat daripada anak ayam
yang diberi voor dan diberi menir.
Anak ayam kampung membutuhkan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan
dan perkembangan mereka. Menurut Anonim (2008) anak ayam kampung
membutuhkan :
1. Protein, berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk
meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh
anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang
sedang dipersiapkan untuk diadu.
2. Lemak. Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh.
3. Karbohidrat
4. Vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator
dalam proses metabolisme. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan
untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan
tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
5. Air. Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain
digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut.
Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses
pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur
berbagai zat di dalam tubuh ayam.
Di dalam voor terdapat zat-zat yang dibutuhkan oleh anak ayam kampung untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Voor, apapun jenisnya, sebenarnya dibuat
dari bahan dasar yang sama. Yaitu jagung, kacang tanah (bungkil), dedak,
kacang hijau, tepung ikan dan tepung tulang, vitamin, dll. Hanya saja, komposisi
tiap jenisnya berbeda tergantung untuk apa fungsinya. Beberapa jenis tertentu
ditambahkan bahan yang lain untuk menunjang kebutuhan/fungsinya.
Butirannya juga dibuat beragam. Voor yang halus diperuntukan untuk anak ayam
yang masih kecil supaya tidak kesulitan makannya. Voor yang berbentuk lebih
kasar ditunjukan untuk ayam yang sudah lebih besar (Hermono, 2009).
Sehingga di dalam voor dapat ditemukan protein dan karbohidrat serta vitamin
yang dibutuhkan oleh anak ayam kampung. Menurut Anonim (2008) nasi
mengandung karbohidrat dengan kadar amilosanya sekitar 20 %. Sehingga jika
voor dicampurkan dengan nasi maka kandungan karbohidratnya akan lebih
besar dan dapat meningkatkan berat badan anak ayam. Selain itu, dengan
membuat pakan seperti ini bisa menghemat biaya dalam memelihara ayam
kampung dan nasi sisa pun tidak terbuang dengan sia-sia.
Menir sama dengan beras biasa mengandung pati (sekitar 80-85%). Menir juga
mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air
(Anonim, 2010).

Namun, karena struktur menir yang keras membuat anak ayam kampung sulit
mencernanya. Jadi anak ayam kampung yang diberi pakan menir badannya lebih
ringan daripada anak ayam yang diberi pakan voor dan campuran antara voor
dan nasi sisa.
Suhu, kebersihan kandang, kondisi kandang dan tempat makan dan minum
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ayam kampung. Dalam
penelitian ini, berat badan anak ayam ada yang turun dan ada yang naik,
mungkin karena suhu yang kurang hangat dan keadaan kandang yang kurang
nyaman bagi anak ayam tersebut.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Pakan yang cocok atau sesuai dengan anak ayam kampung adalah voor
yang dicampur dengan nasi sisa, karena anak ayam kampung lebih berat
daripada yang diberi pakan voor dan menir.
2. Anak ayam kampung dalam pertumbuhan dan perkembangannya
membutuhkan pakan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral, serta air.
3. Suhu, kebersihan kandang, kondisi kandang dan tempat makan dan
minum mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ayam
kampung.
4. Voor yang dicampur nasi sisa bisa menjadi alternatif pakan anak ayam
kampung.

5.2 Saran
1. Pembaca dapat melakukan penelitian yang sama dengan pemberian jenis
pakan yang berbeda dari yang telah dilakukan oleh penulis.
2. Diharapkan setelah membaca karya ilmiah ini pembaca dapat melakukan
penelitian dengan lebih baik daripada penulis karya ilmiah ini.

10

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Cara Memelihara Ayam Negeri. Diakses tanggal 28 Desember
2015. http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik03.html.
Anonim.
2008.
Nasi.
Diakses
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi.

tanggal

28

Desember

2010.

Anonim. 2008. Pakan Ayam Bangkok. Diakses tanggal 28 Desember 2015.


http://www.ayamlaga.com/forum?id=12&catid=2&func=fb_pdf.
Anonim. 2009. Cara Memelihara Anak Ayam Kampung. Diakses tanggal 28
Desember 2015. http://tumbuh.wordpress.com/2009/09/28/cara-memeliharaanak-ayam-kampung/.
Anonim.
2010.
Beras.
Diakses
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras 2010.

tanggal

29

Desember

2015.

Hermono.
2009.
Voor.
Diakses
tanggal
28
Desember
2015.
http://www.merpati.org/forum-burung-merpati/16-beternak--breeding/636tentang-voor.html?limit=8&start=8.
Nanang. 2010. Memelihara Ayam Kampung. Diakses tanggal 29 Desember 2015.
http://central-unggas.blogspot.com/2010/04/memelihara-ayam-kampung.html.

11

12

Anda mungkin juga menyukai