Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH

“Teknik Membuat Biogas”

Disusun Oleh :
Atqiya Abdullah 062119018
Fadhillah Rahma 062119019
Muhamad Chaerul Abdillah 062119022
Muhammad Dawan Syaefullah 062119025
Laila Maulidia Rosullina 062119040
Delfi Ramadani 062119041

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan


masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari
berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoranhingga rumah tangga. Hal
ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius.
Berbagai teknik pengolahanlimbah, baik cair maupun padat untuk menyisihkan
bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum
memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
diperlukansuatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan.
Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO- PROSES,
yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi
biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan
metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga
memiliki nilai guna/manfaat.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligusmengurangi volume limbah
buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada
batu bara, dan menghasilkanenergi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida
yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju yang meningkatkan penggunaan biogas yang
dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari
sistem pengolahan biologi mekanis pada tempatpengolahan limbah.
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan
limbah cair dan limbah padat, baik domestik maupun industri yang dibangun harus
dapat dioperasikan dandipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih
harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Teknik Pembuatan Biogas?
1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian biogas.
 Mengetahui kandungan biogas.
 Mengetahui teknik pembuatan biogas.
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biogas

Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkanoleh proses


fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat,
cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok untuk
sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makaan antara
lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke
dalam sistem biogas, sehinggalimbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan
di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal
dari bahan organik yang homogen.
Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti
yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini
dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas campuran
metan (CH4), karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur
dioksida, hidrogensulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah
pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk
manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya, bakteri dalam sistem
pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna selulosa. Biomassa yang
mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan
pangan cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas.
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena
menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi
kotoran ternak yaitu BOD
(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand), bakteri
patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di banyak negara berkembang kotoran
ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah
yang menjadi perhatian karena emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan
efek rumahkaca dan mempengaruhi perubahan iklim global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang
tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber
energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain


Bahan Bakar Jumlah
Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas Kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Sumber : Departemen Petanian (2009)
Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol) dan
karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi.
Pada literature lain komposisi biogas secara umum ditampilkan dalam tabel berikut
:
Komponen Presentase
Metana (CH4) 55 - 75%
Karbondioksida (CO2) 25 - 45%
Nitrogen (N2) 0 - 0,3%
Hidrogen (H2) 1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S) 0 - 3%
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5%
Tabel 1.2 Komposisi biogas secara umum
Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :
 Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, dan lain-lain;
 Limbah dan hasil produksi : minyak, gas, penggiling padi, limbahsagu;
 Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan
sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dantapioka,
limbah cair industri tahu;
 Limbah Perairan : tumbuh-tumbuhan air, eceng gondok;
 Limbah Peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran
unggas.

No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)


1 Kotoran Sapi 1 40
2 Kotoran Kerbau 1 30
3 Kotoran Babi 1 60
4 Kotoran Ayam 1 70
Tabel 1.3 Produksi Biogas Dari Berbagai Bahan Organik

No. Jenis Ternak Jml. Tinja Per Kandungan Air Bahan


hari/Kg (%) Kering
1 Sapi 28 80 20
2 Sapi Perah 28 80 20
3 Kerbau 35 83 17
4 Kambing 1.13 74 26
5 Domba 1.13 74 26
6 Babi 3.41 67 33
7 Ayam/kampung/ras 0.18 72 28
8 Itik 0.34 62 38
9 Manusia 0.15 77 23
Tabel 1.4 Perbandingan Jumlah Kotoran /Tinja Yang Dihasilkan Ternak DanManusia
2.2 Proses Pencernaan Anaerob

Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu
proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri
asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteriini secara alami terdapat dalam limbah
yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah
organik rumah tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi
lingkungan yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi
yang terbatas.

Parameter Nilai

Temperatur
Mesofilik 35o C

Termofilik 54o C
pH 7-8
Alkalinitas 2500 mg/L Minimum
Waktu retensi 10-30 hari
Laju terjenuhkan 0.15-0.35 kg.VS/m3/hari
Hasil biogas 4.5-11 m3/kg.VS
Kandungan metana 60-70 %
Tabel 1.5 Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerob

Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :


a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah
larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana;
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yangterbentuk
pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bakteri asam. Produk
akhir dari perombakan gula-gula sederhanaini yaitu asam asetat, propionat,
format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen
dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri
pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu untuk mereduksi sulfat
dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida.
Untuk lebih jelasnya proses pembentukan biogas dapat dilihatpada diagram alir
di bawah ini :

Selulosa

1. Hidrolisis (C6H10O5)n + nH2O n(C6H12O6)


Selulosa Glukosa

Glukosa

2. Pengasaman (C6H12O6)n + nH2O CH3CHOHCOOH


Glukosa Asam Laktat
CH3CH2CH2COOH + CO2 + H2
Asam Butirat
CH3CH2OH + CO2
Etanol
Asam Lemak dan Alkohol

4H2 + CO2 2H2O + CH4


3. Metanogenik CH3CH2OH + CO2 CH3COOH + CH4
CH3COOH + CO2 CO2 + CH4
CH3CH2CH2COOH + 2H2 + CO2 CH3COOH + CH4

Metana + CO2
Bakteri yang berperan dalam proses pencernaan anaerobik yaitu bakteri
hidrolitik yang memecah bahan organik menjadi gula dan asam amino, bakteri
fementatif yang mengubah gula dan asam amino menjadi asam organik, bakteri
asidogenik merubah asam organik menjadi hidrogen, karbondioksida dan asam
asetat, dan bakteri metanogenik yang menghasilkan gas metan dari asam asetat,
hidrogen, dan karbondioksida. Bakteri metanogenik akan menghasilkan biogas
yang bagus (kandungan gas metan tinggi) pada suhu 25 o-30o C. Di dalam digester
biogas terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan yaitu bakteri asidogenik dan
bakteri metanogenik. Kedua bakteri ini harus dipertahankan jumlahnya seimbang.
Bakteri-bakteri inilah yang merubah bahan organik menjadi gas metan dan gas
lainnya dalam siklushidupnya.
Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung pada jenis
bahan baku yang dipakai. Sebagai contoh komposisi biogas dapat dilihat pada
Table 1.6

Kotora Campuran Kotoran Sapi dan


Jenis Gas n Sampah
Sapi Pertanian
Metana (CH4) 65.7 55-70
Karbondioksida (CO2) 27.0 27-45
Nitrogen (N2) 2.3 0.5-3.0
Karbonmonoksida
0.0 0.1
(CO)
Oksigen (O2) 0.1 6.0
Propan (C3H8) 0.7 -
Hidrogen Sulfida Tidak
Sedikit sekali
(H2S) Terukur
Nilai Kalor (kkal/m3) 6513 4800-6700
Tabel 1.6 Kompisisi gas (%) dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak dan
sisa pertanian.
Kegagalan proses pencernaan anaerobik dalam digester biogas bisa
dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metanogenik terhadap bakteri
asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang
selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri metanogenik. Kondisi
keasaman yang optimal pada pencernaan anaerobik yaitu sekitar pH 6,8 sampai 8,
laju pencernaan akan menurun pada kondisi pH yang lebih tinggi atau rendah.
Bakteri yang terlibat dalam proses anaerobik membutuhkan beberapa
elemen sesuai dengan kebutuhan organisme hidup seperti sumber makanan dan
kondisi lingkungan yang optimum. Bakteri anaerob mengkonsumsi karbon sekitar
30 kali lebih cepat dibanding nitrogen. Hubungan antara jumlah karbon dan
nitrogen dinyatakan dengan rasio karbon/nitrogen (C/N), rasio optimum untuk
digester anaerobik berkisar 20 - 30. Jika C/N terlalu tinggi, nitrogen akan
dikonsumsi dengan cepat oleh bakteri metanogen untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhannya dan hanya sedikit yang bereaksi dengan karbon akibatnya gas
yang dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika C/N rendah, nitrogen akan
dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk amonia (NH 4) yang dapat
meningkatkan pH. Jika pH lebih tinggi dari 8,5 akan menunjukkan pengaruh negatif
pada populasi bakteri metanogen. Kotoran ternak sapi mempunyai rasio C/N sekitar
24.Hijauan seperti jerami atau serbuk gergaji mengandung persentase karbon yang
jauh lebih tinggi, dan bahan dapat dicampur untuk mendapatkan rasio C/N yang
diinginkan. Rasio C/N beberapa bahan yang umum digunakan sebagai bahan baku
biogas disajikan pada tabel1.7
Bahan Rasio C/N
Kotoran bebek 8
Kotoran manusia 8
Kotoran ayam 10
Kotoran kambing 12
Kotoran babi 18
Kotoran domba 19
Kotoran sapi/kerbau 24
Tabel 1.7 Rasio karbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan baku

Slurry kotoran sapi mengadung 1,8 - 2,4% nitrogen, 1,0 - 1,2% fosfor (P205), 0,6
- 0,8% potassium (K 20), dan 50 - 75% bahan organik. Kandungan solid yang paling
baik untuk proses anaerobik yaitu sekitar 8%. Untuk limbah kotoran sapi segar
dibutuhkan pengenceran 1 : 1 dengan air.
Jenis Kotoran Produksi Gas per Kg (m3)
Sapi/Kerbau 0.023-0.040
Babi 0.040-0.059
Unggas 0.065-0.116
Manusia 0.020-0.028
Tabel 1.8 Potensi produksi gas dari berbagai jenis kotoran hewan

2.3 Teknologi Digester


Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak
dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah, jenis,
jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Secara umum terdapat dua teknologi yang
digunakan untuk memperoleh biogas. Pertama, proses yang sangat umum yaitu
fermentasi kotoran ternak menggunakan digester yang didesain khusus dalam
kondisi anaerob. Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan
menangkap langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat
digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas
ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 1.2 Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas


Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyakdigunakan
antara lain :
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yangalami
b. Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan denganproses
kompos aerobik ataupun penumpukan sampah
c. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d. Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat
diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan lingkungan .
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida secara
signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99% sehingga
memperkecil kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau darisiklus ulang
proses
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup yang
disebut digester. Desain digester bermacam-macam sesuai denganjenis bahan baku
yang digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan konstruksi. Digester dapat
terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastikdan bentuknya dapat berupa seperti
silo, bak, kolam dan dapat diletakkan di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya
bervariasi dari4-35 m3. Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan
kotoran ternak 3 ekor sapi, 7 ekor babi atau 500 ekor unggas.

Gambar 1.3 Beberapa macam digester

Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampungplastik


atau digunakan langsung pada kompor untuk memasak, menggerakan
generator listrik, patromas biogas, penghangat ruang/kotak penetasan telur dll.
2.4 Cara Pembuatan Biogas
 Kotoran ternak

1. Cara Pembuatan

Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas


metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan
pupuk organik padat danpupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah
mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi
yang tidak bisa diperbaharui.

Berikut adalah langkah-langkahnya :

a. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur dengan


perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
mempermudah pemasukan kedalam digester
b. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada
pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan
lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada
pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang
banyak sampai digester penuh.
c. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter
dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas
ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
d. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-
14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi
CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
e. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api
pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah
bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak
berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur
kotoran ternak secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesanpemanfaatan biogas kotoran ternak
Untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas, diperlukan beberapa
syarat yang terkait dengan aspek teknis, infrastruktur, manajemen dan sumber daya
manusia. Bila faktor tersebut dapat dipenuhi, maka pemanfaatan kotoran ternak
menjadi biogas sebagai penyediaan energi dipedesaan dapat berjalan dengan
optimal.
Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi pemanfaatan
kotoran ternak menjadi biogas yaitu : (Dede Sulaeman, 2009)
a. Ketersediaan ternak
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat menjadi potensi
bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas dijalankan dengan
memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak yang dapat diproses menjadi
biogas berasal dari ternak ruminansia dan non ruminansia seperti sapi potong,
sapi perah dan babi; serta unggas.
Jenis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang dihasilkannya. Untuk
menjalankan biogas skala individual atau rumah tangga diperlukan kotoran
ternak dari 3 ekor sapi, atau 7 ekorbabi, atau 500 ekor ayam.
b. Kepemilikan Ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar pemilihan
jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat inibiogas kapasitas rumah
tangga terkecil dapat dijalankan dengankotoran ternak yang berasal dari 3 ekor
sapi atau 7 ekor babi atau 500 ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari
jumlah tersebut, makadapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar
(berbahanfiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.
c. Pola Pemeliharaan Ternak
Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat berfungsi
optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila ternak dipelihara dengan
cara dikandangkan dibandingkan dengan cara digembalakan.
d. Ketersediaan Lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang
luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas. Lahan yang dibutuhkan
untuk membangun biogas skala terkecil (skala rumah tangga) adalah 14 m2 (7m
x 2m). Sedangkan skala komunal terkecil membutuhkan lahan sebesar 40m2 (8m
x 5m).
e. Tenaga Kerja
Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang berasal dari
peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingatbiogas dapat berfungsi
optimal bila pengisian kotoran ke dalam reaktor dilakukan dengan baik serta
dilakukan perawatan peralatannya.
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak optimalnya
biogas disebabkan karena: pertama, tidak adanya tenagakerja yang menangani
unit tersebut; kedua, peternak/pengelola tidakmemiliki waktu untuk melakukan
pengisian kotoran karena memilikipekerjaan lain selain memelihara ternak.
f. Manajemen Limbah/Kotoran
Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan komposisi padat
cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkanbiogas, frekuensi pemasukan
kotoran, dan pengangkutan atau pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor.
Bahan baku (raw material) reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi
padatcairnya sesuai yaitu 1 berbanding 3. Pada peternakan sapi perah komposisi
padat cair kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun pada peternakan sapi
potong perlu penambahan air agar komposisinya menjadi sesuai.
Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan secara berkala setiap hari atau
setiap 2 hari sekali tergantung dari jumlah kotoran yang tersedia dan sarana
penunjang yang dimiliki. Pemasukan kotoran ini dapat dilakukan secara manual
dengan cara diangkut ataumelalui saluran.
g. Kebutuhan Energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik akan
menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan demikian,
kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus menjadi salah satu
faktor yang utama. Hal ini mengingat, bila energi lain berupa listrik, minyak
tanah atau kayu bakar mudah, murah dan tersedia dengan cukup di lingkungan
peternak, maka energi yang bersumber dari biogas tidak menarik untuk
dimanfaatkan. Bila energi dari sumber lain tersedia, peternak dapat diarahkan
untuk mengolah kotoran ternaknya menjadi kompos atau kompos cacing
(kascing).
h. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk
memasak, menyalakan petromak, menjalankan generator listrik, mesin
penghangat telur/ungas dll. Selain itu air panas yang dihasilkan dapat digunakan
untuk proses sanitasi sapi perah.
Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang ternak,
reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau jauh dan masih
memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran biogas. Karena secara umum
pemanfaatan energi biogas dilakukan di rumah peternak baik untuk memasak
dan keperluan lainnya.
i. Pengelolaan Hasil Samping Biogas
Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk memanfaatkannya
menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos). Pengeolahannya relatif
sederhana yaitu untuk pupuk cair dilakukan fermentasi dengan penambahan
bioaktivator agar unsur haranya dapat lebih baik, sedangkan untuk membuat
pupuk kompos hasil samping biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan
cara diendapkan, disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut dapat
digunakan sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat dan menjadi
sumber tambahan pandapatan bagi peternak.
j. Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari saluran
air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah
operasional dan perawatan instalasi biogas. Saluranair dapat digunakan untuk
mengalirkan kotoran ternak dari kandangke reaktor biogas sehingga kotoran
tidak perlu diangkut secara manual. Air digunakan untuk membersihkan
kandang ternak dan juga digunakan untuk membuat komposisi padat cair
kotoran ternak yang sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan/perawatan instalasi biogas.Selain
sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk, menjalankan instalasi
biogas dan merawatnya serta memanfaatkan energi biogas menjadi modal
utama dalam pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Tanpa adanya
kemauan peternak untuk secara aktif mengoptimalkan biogas, maka faktor-
faktor lain tidak akan cukum membantu dalam optimalisasi pemanfaatan
biogas.

2.5 Manfaat Biogas


Dalam perkembangannya Biogas di Indonesia mulai banyak dikembangkan
oleh penduduk desa mereka memanfaatkan sepertilimbah pertanian dan peternakan
yang mereka miliki menjadi bahan bakar gas. Pada umumnya,biogasdimanfaatkan
pada skala rumah tangga, namun tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan
pada skala yang lebih besar (komunitas). Beberapa keuntungan bagi rumah tangga
dan komunitas antara lain:
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu,dsb) oleh rumah
tangga atau komunitas;
2. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasilsampingan;
3. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi
pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai);
4. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar;
5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang
menguntungkan dalam jangka panjang.

Manfaat Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak Antara Lain :


1. Gas yang dihasilkan dapat mengganti fuel seperti LPG atau natural gas.
Pupuk sapi yang dihasilkan dari satu sapi dalamsatu tahun dapat dikonversi
menjadi gas metana yang setaradengan lebih dari 200 liter gasoline;
2. Gas yang dihasilka dapat digunakan untuk sumber energi menyalakan lampu,
dimana 1 m3 biogas dapat digunakan untukmenyalakn lampu 60 Watt selama 7
jam. Hal ini berarti bahwa1 m3 biogas menghasilkan energi = 60 W x 7 jam =
420 Wh = 0,42 kWh;
3. Limbah digetser biogas, baik yang padat maupun cair dapatdimanfaatkan
sebagai pupuk organik.

2.6 Kelebihan dan kekurangan Biogas

Selain beranfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlahkelebihan


yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,antara lain :
 Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikankayu bakar;
 Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan
asap.
 Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbahkotoran kandang
langsung dapat diolah;
 Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk
sehingga tidak mencemari lingkungan;
 Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu danbahan bakar minyak;
 Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
 Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb)
oleh rumah tangga atau komunitas;
 Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagaihasil sampingan;
 Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan(aliran air/sungai);
 Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar;
 Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang
menguntungkan dalam jangka panjang.
Adapun kekurangannya adalah :
 Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentukinstalasi biogas;
 Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadaiterutama dalam
proses produksi;
 Belum dikenal masyarakat;
 Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.
BAB III
KESIMPULAN
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya : kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampahbiodegradable atau setiap limbah organik
yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Biogas dapat diandalkan sebagai
bahan bakar hayati/terbarukan karena juga ramah terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai