Disusun oleh:
Kelompok A
Asisten:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas tersusunnya buku “Petunjuk
Praktikum Ilmu Ternak Unggas”.
Buku “Petunjuk Praktikum Ilmu Ternak Unggas” berisi panduan
praktikum dan materi-materi yang mendukung praktikum, serta diharapkan dapat
membantu kelancaran pelaksanaan praktikum Ilmu Ternak Unggas, sehingga
akan mempunyai gambaran dan bisa menguasai materi dan metode yang akan
dilaksanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam buku petunjuk
praktikum ini. Untuk itu, kami menerima segala kritik dan saran yang dapat
meningkatkan kualitas buku ini untuk masa yang akan datang dari seluruh peserta
praktikum. Semoga dengan tersusunnya “Petunjuk Praktikum Ilmu Ternak
Unggas” ini dapat memberikan manfaat bagi Mahasiswa peternakan dalam
manajemen perunggasan.
Magelang, 24 April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II ....................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH DAN MANFAAT........................................................
2.1 SISTEM DIGESTI AYAM...................................................................
2.2 SISTEM REPRODUKSI AYAM........................................................
2.3 CANDLING TELUR...........................................................................
BAB III....................................................................................................................3
MATERI DAN METODE.....................................................................................3
3.1 Materi.......................................................................................................3
3.2 Metode......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................5
4.1 Sistem Pencernaan..................................................................................5
4.2 Sistem Reproduksi...................................................................................9
4.3 Candling Telur.......................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................19
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................19
5.2 Saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Keterangan Jumlah
Telur awal 200
Telur fertil 165
Telur infertil 35
Telur menetas 155
Embrio mati 10
4.2 PEMBAHASAN
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan unggas terdiri dari beak (paruh), esophagus, crop
(tembolok), proventriculucus, pars muscularis atau gizzard, usus halus
(duodenum, jejenum, ileum), usus besar, dan kloaka. Sekilas tampak
bahwa alat pencernaannya mempunyai lambung jamak, namun dilihat
dari fungsinya ternyata beberapa lambung tersebut hanya merupakan
alat penyimpanan. Oleh karena itu berdasarkan alat pencernaan, sering
dikatakan bahwa unggas adalah hewan pseudopolygastric (Soeharsono,
2011).
Gambar Keterangan
1. Rongga mulut
1 2 3 5 7 10 12
2. Lidah
3. Krongkongan
4. Tembolok
5. Proventriculus
6. Hati
4 6 11 8 9 13 14 7. Kantung empedu
dd
8. Ampela
9. Pankreas
Gambar 1. Sistem Pencernaan Ayam 10. Duodenum
11. Usus halus
12. Caecum
13. Usus besar
14. Kloaka
Tabel 1. Sistem Pencernaan ayam
1. Mulut
Mulut pada ayam sebagai alat pengambilan pakan (prehension).
Ayam tidak mempunyai gigi sehingga fungsi pemecahan partikel
digantikan oleh paruh. Mulut hanya digunakan sebagai lewat
sesaat bahan pakan. Di dalam mulut terdapat lidah yang kaku
untuk membantu penelanan makanan. Didalam mulut juga
disekresikan enzim amylase atau ptyalin yang berfungsi mengubah
amilum yang terkandung dalam pakan menjadi gula yang lebih
sederhana. Secara umum di mulut terjadi pencernaan secara
enzimatis dan mekanik. Mulut menghasilkan saliva yang
mengandung amilase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan
pakan di mulut ini kecil sekali karena mulut hanya digunakan
untuk lewat sesaat. Saliva mulut, selain mengandung kedua enzim
tersebut, juga digunakan untuk membasahi pakan agar mudah
ditelan. Produksi saliva 7 sampai 30 ml/hari, tergantung pada jenis
pakan. Sekresi saliva dipacu oleh saraf parasimpatik (Yuwanta,
2014)
2. Oesophagus
Oesophagus adalah saluran pencernaan yang menghasilkan
mukosa berlendir yang berfungsi membantu melicinkan pakan
menuju tembolok (crop). Widodo (2019) menyatakan bahwa
oesophagusberfungsi sebagai penghubung antara mulut dengan
proventrikulus/lambung. Nasrin et al.(2012) menyatakan bahwa
panjang esophagus sebesar 13,75cm dan beratnya yaitu 4,13 gram.
3. Tembolok (Crop)
Crop atau tembolok berfungsi untuk menampung dan membasahi
pakan hingga menjadi lunak. Daya tampung pakan dari tembolok
sebesar 250 gram.Erina et al.(2019) menyatakan bahwa Tembolok
merupakan tempat penyimpanan pakan sementara seperti pakan
dan air. Nasrin et al.(2012) menyatakan bahwa panjang tembolok
atau crop sebesar 7-10 cm dan beratnya yaitu 8,3 gram.
4. Proventrikulus
Proventriculusberfungsi untuk mensekresikan pepsinogen da HCl
untuk mencerna protein dan lemak. Ilma et al(2016) menyatakan
bahwa proventriculusmemiliki dua kelenjar yaitu kelenjar tubular
yang mengeluarkan mukus, dan kelenjar gastrik yang
mensekresikan asam klorida (HCl) dan enzim pepsin. Mukus
disekresikan ketika mulai makan sedangkan HCl dan pepsin
disekresikan ketika pakan sampai di saluran proventriculus. Nasrin
et al.(2012) menyatakan bahwa panjang proventriculussebesar
3,7cm dan beratnya yaitu 6,25gram.
5. Gizzard
Gizzard atau ventriculus atau empedal berperan dalam pencernaan
secara mekanik yaitu memecah atau melumatkan pakan dengan
bantuan gritatau bebatuan, hasil dari proses pencernaan tersebut
dinamakan chymne. Gizzarddilapisi oleh lapisan coilinyang
berfungsi melindungi permukaan gizzardterhadap kerusakan yang
mungkin terjadi saat proses pencernaan secara mekanik. Ilma et al.
(2016) menyatakan bahwa. Nasrin et al.(2012) menyatakan bahwa
panjang gizzardsebesar 5,32 cm dan beratnya yaitu 40,2gram.
6. Usus Halus
Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu, duodenum,
jejunumdan ileum. Duodenumberfungsi sebagai tempat
mensekresikan enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati
sehingga sifat cairannya adalah asam. Jejunum berfungsi sebagai
tempat penyerapan nutrien terbesar. Ileum berfungsi menyerap
nutrien pakan yag belum diserap di dalam jejunum. Ibrahim (2011)
menyatakan bahwa,usus halus terdiri dari tiga segmen, yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum, sebagai organ pencernaan dan
penyerapan yang primer yang bervariasi kemampuannya.Nasrin et
al.(2012) menyatakan bahwapanjang duodenumsebesar 34,13cm
dan beratnya yaitu 13,2gram. Panjang jejunumsebesar 123,5cm dan
beratnya yaitu 46,53gram. Panjang ileumsebesar 31 cm dan
beratnya yaitu 11,75gram.
7. Caecum
Caecum sebagai tempat terjadinya proses pencernaan secara
mikrobiologik karena di dalamnya terdapat mikrobia untuk
mencerna serat kasar. Widodo (2018) menyatakan bahwa
coecumberfungsi untuk absorbsi air dan elektrolit, coecumterdapat
mikroflora yang mencerna secara fermentatif dari serat kasar
digesta yang tidak tercerna di dalam usus. Nasrin et al (2012)
menyatakan bahwa panjang coecum sebesar 18cm dan beratnya
yaitu 5,5gram.
8. Usus Besar
Usus besar atau rektum berfungsi sebagai tempat absorbsi air
kembali dan pembusukan pakan sebelum feses dikeluarkan dari
tubuh, sebagai tempat bermuaranya ureter dari ginjal untuk
membuangurin yang bercampur dengan feses sehingga feses
unggas dinamakan ekskreta. Widodo (2018) menyatakan bahwa
usus besar berfungsi dalam proses absorbsi air..
9. Kloaka
Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu cuprodeum merupakan
saluran pencernaan, urodeum merupakan saluran urin, dan
protodeum merupakan saluran reproduksi. Widodo (2018)
menyatakan bahwa kloaka berfungsi sebagai tempat pengeluaran
feses dan urin.
10. Asesoris Pencernaan
a. Hati
Hati berfungsiuntuk mensekresikan getah empedu yang
berfungsi menetralkan asam lambung (HCl), mengemulsikan
lemak sehingga lemak lebih mudah dicerna, dan membantu
absorbsi dan translokasi asam lemak.Fungsi lain dari hati yaitu
berperan dalam sistem imun. Nasrin et al.(2012) menyatakan
bahwa panjang hatisebesar 4,16cm dan beratnya yaitu 28,2
sampai 70,5gram
b. Pankreas
Pankreas berfungsi mensekresikan getah empedu yang
berfungsi dalam pencernaanzat pati, lemak dan protein. Fungsi
pankreas ada dua yaitu fungsi endokrin (sebagai penghasil
hormon insulin) dan fungsi eksokrin (sebagai peghasil getah
pencernaan yang mengandung enzim tripsin, amilase,dan
lipase). Nasrin, et al(2012) menyatakan bahwapanjang
pankreassebesar 10 sampai 15cm dan beratnya yaitu 2,5gram
c. Limpa/Spleen
Limfa berfungsi untuk membantu koordinasi dalam
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Nasrin et al.
(2012) menyatakan bahwapanjang limfasebesar 1,3cm dan
beratnya yaitu 1,54 sampai 2,1gram
2. Sistem Reproduksi
Reproduksi merupakan peristiwa penting dalam mendapatkan
keturunan. Sistem reproduksi ini dibagi menjadi dua yakni sistem
reproduksi betina dan sistem reproduksi jantan. Efek perbedaan
ukuran panjang maupun berat testis yaitu berdampak terhadap
produksi sperma yang ada pada unggas. Panjang dan berat testis jika
cenderung lebih panjang dan berat maka kualitas produksi sperma
yang dimiliki ayam semakin baik dan berlaku sebaliknya. Johari et
al. (2009) menyatakan bahwa abnormalitas ukuran testis berdampak
pada kualitas dan kuantitas spermatozoa sehingga dapat
menghambat produktivitas spermatozoa. Faktor yang menyebabkan
perbedaan ukuran organ testis yaitu umur, bangsa, dan juga pakan
yang diberikan ke unggas. Rirgiyensi et al. (2014) menyatakan
bahwa semakin bertambahnya umur maka akan meningkatkan
ukuran organ reproduksi, besar kecilnya testis juga dipengaruhi
faktor genetik. Rirgiyensi et al. (2014) juga menambahka bahwa
pemberian pakan yang kurang maupun lebih memberikan pengaruh
pada reproduksi, pemberian pakan kurang akan menurunkan volume
testis dan produksi spermatozoa, sedangkan pakan berlebih akan
mengurangi tingkat fertilitas spermatozoa.
Efek dari perbedaan ukuran ductus deferens terutama dikarenakan
panjang saluran saat dilewati sperma salah satunya yaitu dapat
membuat abnormalitas sperma. Fitriyah et al. (2019) menyatakan
bahwa abnormalitas ukuran ductus deferens dapat mengakibatkan
pemasakan dan menampungan spermatozoa terganggu. Salah satu
faktor yang menyebabkan perbedaan ukuran pada ductus deferens
adalah umur. Rirgiyensi et al. (2014) menyatakan bahwa umur
sangat mempengaruhi kualitas reproduksi karena adanya pengaruh
hormon testosteron yang akan memacu perkembangan organ
reproduksi, semakin bertambahnya umur maka akan meningkatkan
ukuran organ reproduksi, salah satunya ukuran ductus deferens.
Alat kopulasi pada ayam disebut juga dengan papilla (phallus)
yang mengalami rudimenter. Papilla berfungsi sebagai alat kopulasi
pada unggas terutama ayam. Efek perbedaan ukuran papilla ayam
yaitu kemampuan penyaluran cairan sperma kedalam alat reproduksi
betina menjadi terganggu. Fitriyah et al. (2019) menyatakan bahwa
jika papilla ayam terlalu kecil maka proses masuknya sperma ke
dalam orag reproduksi betina akan terganggu. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan panjang dan berat papilla diantaranya
adalah umur, berat, dan pakan. Rirgiyensi et al. (2014) menyatakan
bahwa faktor galur dan strain yang berbeda, umur ternak, serta
faktor ukuran atau bobot badan dapat menghasilkan perbedaan
bobot organ reproduksi salah satunya alat kopulasi. Besar kecilnya
alat kopulasi dipengaruhi faktor genetik karena mempunyai nilai
korelasi tinggi, sehingga dapat dijadikan kriteria seleksi untuk sifat
reproduksi.
Keterangan :
Testis
a. Ductus deferens
b. Papillae
c. Sistem reproduksi betina
Gambar Ovarium
Gambar Infundibulum
Gambar Magnum
Isthmus pada saat praktikum memiliki panjang dan berat yang
tidak sesuai dengan literatur. Efek dari perbedaan ukuran isthmus
yaitu bentuk telur yang dihasilkan ayam tersebut. Melviyanti et al.
(2013) menyatakan bahwa apabila diameter isthmus lebar maka
bentuk telur yang dihasilkan cenderung bulat, apabila diameter
isthmus sempit maka bentuk telur yang dihasilkan cenderung
lonjong. Perbedaan ukuran isthmus terjadi kemungkinan disebabkan
oleh faktor umur ayam, jenis kelamin, kesehatan ayam, dan bisa
juga disebabkan kekurang telitian praktikan saat memisahkan setiap
bagian organ reproduksi. Dirgahayu et al. (2016) menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan isthmus salah
satunya yaitu kemampuan metabolisme tubuh ayam. Kemampuan
metabolisme yang relatif sama menyebabkan perkembangan isthmus
juga relatif sama sehingga bentuk telur yang diproduksi juga sama.
Ayam jantan memiliki ukuran organ reproduksi yang lebih besar
dari pada ayam betina, sehingga ukuran infundibulum juga lebih
besar.
Gambar Isthmus
Uterus pada saat praktikum memiliki panjang dan berat yang tidak
sesuai dengan literatur yang didapat. Efek yang disebabkan oleh
perbedaan ukuran uterus yaitu pewarnaan atau pigmentasi kerabang
telur yang akan berbeda beda. Horhoruw (2012) menyatakan bahwa
perbedaan ukuran uterus ayam akan mempengaruhi mineralisasi
kerabang dan pewarnaan kerabang telur. Faktor yang menyebabkan
perbedaan ukuran uterus yaitu dari umur ayam yang sudah tidak
produktif untuk menghasilkan telur. Horhoruw (2012) menyatakan
bahwa panjang uterus dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme
mineral dalam tubuh terutama kalsium dan fosfor. Semakin tua
umur ayam maka akan berkurang kecepatan metabolismenya
sehingga ukuran uterus tidak tumbuh secara maksimal.
Gambar Uterus
Gambar Vagina
3. Candling Telur
Daya Tetas
Daya tetas merupakan presentase jumlah telur yang menetas dan
telur yang fertil. Terdapat korelasi antara daya tetas dengan
fertilitas, yang berarti bahwa telur yang fertilitasnya rendah akan
menghasilkan daya tetas yang rendah pula, sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhi fertilitas juga berpengaruh pula terhadap daya
tetasnya. Disamping itu daya tetas juga dipengaruhi oleh manajemen
penetasan. Menurut Rajab (2013), daya tetas dapat diartikan sebagai
banyaknya anak ayam yang berhasil menetas dari jumlah telur tetas
yang bertunas (fertil) dihitung dalam bentuk persentase.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum acara 1,2, dan 3 disimpuIkan bahwa organ
pencernaan ternak unggas ini terdiri dari beak (paruh), esophagus,
crop (tembolok), proventriculucus, pars muscularis atau gizzard, usus
halus (duodenum, jejenum, ileum), usus besar, dan kloaka.
Pencernaan pada unggas terjadi secara mekanik dan pencernaan
secara kimia/enzimatis. Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium
dan alat reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus,
uterus, dan vagina sedangkan organ reproduksi jantan terdiri dari
sepasang testis, ductus epididimis, sepasang ductus deferens, dan
sebuah alat kopulasi yang disebut phallus, yang seluruhnya terletak
pada rongga perut.Candling (peneropongan) yaitu suatuu cara yang
digunakan untuk memeriksa kondisi telur. Tujuan dari candling
sendiri ialah mengeluarkan telur infertil dan retak, mengeluarkan telur
yang embrionya mati pada awal penetasan dan mengeluarkan telur
yang embrionya mati pada akhir penetasan.
5.2 SARAN
Setelah melakukan praktikum Ilmu Ternak Unggas kami memberikan
saran kepada asdos praktikum yaitu sebaiknya jika menjelaskan suatu
materi disertakan contohnya atau dikasih video pembelajaran agar
praktikan tidak kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ilma, Z., R. Murwani, dan R. Muryani. 2016. Pengaruh pemberian larutan gula
kelapa dan jus umbi bit terhadap bobot organ usus halus, proventrikulus
dan ventrikulus pada anak ayam broiler. Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah. 14(2): 223-227
Seriti. 2016. Mengenal Sistem Reproduksi pada Ayam. [Internet]. [diunduh pada
2019 November 26]. Tersedia pada :
https://www.pertanianku.com/mengenal-sistem-reproduksi-pada-ayam/