Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TERNAK UNGGAS

ACARA 4 “CANDLING TELUR”

Disusun oleh:

Kelompok C2

Efa Radin Purnaweni 2010701071


Geget Fauziati Imani 2010701072
Anisa Anggraini 2010701073
Sabrina Iza Rifannisa 2010701074
Muhammad Reza 2010701075
Pahlawan
Eko Ahmad Hidayat 2010701076
Ari Sulistiyanto 2010701077
Muhamad Akram Mustafa 2010701079
Tiara Marliyan 2010701080

Asisten: Muhamad Fauzi

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
sementara praktikum yang merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi
tugas praktikum Mata Kuliah Ilmu Ternak Unggas di Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Tidar. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
nenyusun dan menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
khususnya kepada :
1. Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Mikael
Sihite, S.Pt., M.Si..
2. Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Ilmu Ternak Unggas,
Pradipta Bayuaji Pramono, S.Pt., M.Sc.
3. Tim Asisten Praktikum Ilmu Ternak Unggas
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir praktikum Ilmu
Ternak Unggas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Magelang, 25 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................2
BAB II MATERI DAN METODE.................................................................3
2.1 Materi.................................................................................................3
2.2 Metode ..............................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................4
3.1 Hasil...................................................................................................4
3.2 Pembahasan.......................................................................................7
BAB IV PENUTUP......................................................................................10
4.1 Kesimpulan......................................................................................10
4.2 Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan.............................................................................9


Tabel 2. Jenis Telur yang Digunakan.................................................................11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Telur yang sudah dilakukan candling ................................................9

Gambar 2. Jenis Telur yang Digunakan.........................................................11

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri peternakan unggas sangat erat kaitannya dengan telur. Karena
unggas berkembang biak dengan cara bertelur, selain itu unggas merupakan
komoditas ternak yang produknya digemari oleh masyarakat baik telur
maupun dagingnya (Sugiyono et al., 2015). Beberapa hewan yang tergolong
sebagai unggas yaitu ayam, itik, entok, kalkun, dan sejenisnya. Produksi dan
daya tetas telur sangat berpengaruh dalam industri peternakan unggas. Tidak
hanya untuk dikonsumsi oleh manusia, namun juga digunakan untuk
memperbanyak keturunan. sehingga pada industri seperti ayam broiler
pastinya akan sangat memperhatikan daya tetas telur.
Proses peneropongan (candling) pada telur merupakan suatu proses yang
dapat digunakan untuk melihat dan mengetahui kondisi dalam suatu telur.
Menurut
Dijaya et al. (2016) Candling adalah proses Analisa visual pada telur dengan
cara memberikan cahaya pada salah satu sisi telur di dalam ruangan yang
gelap. Candling telur sering digunakan dalam industri ternak unggas sebagai
metode untuk seleksi telur yang ingin ditetaskan. Penyeleksian yang
dilakukan dengan melihgat hasil candling tersebut apakah telur yang diamati
memiliki embrio yang sudah berkembang atau belum, atau bahkan tidak
memiliki embrio sama sekali. Selain itu embrio yang mati baik di awal
maupun di akhir juga dapat diamati dengan metode candling.
Telur yang memiliki embrio merupakan telur yang fertil, sedangkan telur
konsumsi umumnya bukan merupakan telur fertil. Hal ini dikarenakan telur
yang fertil merupakan telur yang telah dibuahi oleh sperma jantan (Hamiyati
et al., 2012). Telur yang tidak fertil tidak akan memiliki embrio di dalamnya.
Dalam praktikum ini akan dilakukan candling pada berbagai macam telur dan
melihat langsung perbedaan hasil candling telur yang fertil dan infertile.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari acara praktikum ini yaitu:
1 Mengetahui cara melakukan candling pada telur unggas
2 Mengetahui cara mengidentifikasi kualitas telur dari hasil candling

1.3 Manfaat
Manfaat dari acara praktikum ini yaitu:
1 Praktikan mampu melakukan candling pada telur unggas
2 Praktikan mampu mengidentifikasi kualitas telur dari hasil candling

2
BAB II
MATERI DAN METODE

2.1 Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Candling Telur, antara lain:
a) Candler atau senter hp e) Dua telur itik
b) Alat tulis f) Dua telur yang sudah
c) Dua telur ayam kampung dierami
segar g) Lembar kerja
d) Dua telur ayam ras
2.2 Metode
Metode yang digunakan pada Praktikum Sistem Digesti Unggas, antara lain:
a) Alat dan bahan yang dibutuhkan dipersiapkan
b) Telur diletakkan pada candler atau sumber cahaya
c) Proses candler telur didokumentasikan
d) Hasil candling digambar pada lembar kerja

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Gambar Keterangan

Telur bebek

Telur bebek

Ayam buras

Ayam buras

4
Ayam kampung

Ayam petelur

Ayam petelur

Telur fertil

Sumber: omkicau.com

5
Tabel 2. Jenis Telur yang Digunakan

Gambar Keterangan

Telur ayam kampung

Telur ayam petelur/buras 1

Telur ayam petelur/buras 2

Telur bebek

3.2 Pembahasan

6
Telur dibedakan menjadi 2 jenis yaitu telur fertil dan telur infertil. Telur

fertil merupakan telur yang dapat menetas karena pada telur ini terdapat suatu

perkembangan yang berbentuk nokta darah atau bisa disebut sebagai embrio

(Nurdiyah & Muwakhid, 2016). Sedangkan telur infertil merupakan jenis

telur yang tidak dapat ditetaskan karena tidak adanya perkembangan embrio

pada proses penetasan. Pada Dasarnya telur ini juga dibuahi oleh jantan

namun ketika proses penetasan, telur jenis ini ternyata tidak dapat menetas

(Isnawati, 2018).

Berdasarkan hasil praktikum acara 4 yaitu candling telur pada telur ayam

layer A dan B, telur ayam kampung A dan B, telur bebek A dan B, dan telur

yang kita bawa sendiri dari telur ayam kampung A dan B didapatkan hasil ke

delapan telur tersebut semuanya tidak fertil. Hal ini karena saat

candling/peneropongan tidak terlihat isi telur dan kosong. Selain itu, saat

penoropongan tidak terlihat nokta darah/pembuluh darah, maupun gumpalan

berbentuk embrio yang menunjukkan ciri suatu telur fertil. Hal ini terjadi

karena kemungkinan induk unggas yang menghasilkan telur tersebut tidak

mengalami perkawinan sehingga telur yang dihasilka tidak fertil.

Telur infertil dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan seperti

perbandingan antara pejantan dan induk yang kurang seimbang, gizi pejantan

dan induk kurang sempurna, umur pejantan atau induk ayam yang sudah

terlalu tua. Telur infertil memiliki kualitas fisik yang rendah karena putih

telur dan kuning telur menyatu meskipun masih layak dikonsumsi. Telur

tampak terang pada saat candling disebabkan karena telur infertil atau embrio

dalam telur mengalami mati dini. Telur infertil sendiri dapat disebabkan

7
karena perbandingan antara pejantan dan induk kurang seimbang pada saat

proses pembuahan, gizi pejantan dan induk ayam kurang sempurna (vitamin

A dan E), umur pejantan dan induk yang terlalu tua atau muda, dan kurang

aktif atau kualitas sperma kurang baik. Embrio di dalam telur mengalami mati

dini disebabkan karena faktor penyimpanan telur tetas yang kurang baik dan

penyimpanan terlalu lama, sehingga menyebabkan mikrobia masuk ke dalam

telur dan merusak isi telur serta fumigasi terlalu lama atau dosis fumigan

terlalu tinggi juga dapat menjadikan embrio telur mati dini (Nuryati et al.,

2012).

Lalu kemungkinan selanjutnya yaitu umur telur yang diperoleh masih

muda atau baru beberapa hari saja sehingga belum terlihat fertil. Namun

seharusnya candling yang dilakukan pada telur yang masih berumur beberapa

hari bisa terlihat nokta darah/embrionya karena menurut pendapat Sudjarwo

(2012) candling dilakukan setelah telur melewati masa kritis pertama. Masa

kritis merupakan waktu yang sangat penting dalam proses pembentukan dan

perkembangan embrio selama telur ditetaskan. Masa kritis pertama yang

terjadi pada hari ke 1 hingga ke 3 setelah telur dimasukkan ke dalam mesin

tetas.

Telur fertil dapat menetas karena di dalam telur tersebut memiliki sperma

dari ayam jantan sehingga telur-telur fertil bisa untuk dikonsumsi maupun

ditetaskan. Jika telur fertil dierami dengan suhu yang tepat maka

kemungkinan besar telur akan menetas. Namun, tidak semua jenis telur fertil

dapat menetas karena untuk proses penetasan ini telur harus melalui proses

inkubasi selama beberapa jam lalu disimpan pada suhu yang tepat agar

8
embrio berkembang dan kemudian menetas. Telur fertil biasanya akan

menetas selama kurang lebih 21 hari. Agar terhindar dari berbagai bakteri dan

penyakit pada telur fertil, penetasan telur membutuhkan benih berkualitas

agar ayam yang menetas dapat sehat dan tahan terhadap penyakit (Diantoro &

Santoso, 2017).

Untuk melihat suatu telur fertil atau infertil dengan menggunakan metode

candling/meneropong telur dapat dikatakan kurang efektif karena hanya

dengan meneropong cangkang telur atau disebut dengan candling tidak semua

orang/peternak mampu melihat dengan baik hasil dari candling tersebut

sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan prediksi (Firdaus, 2020).

9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan praktikum ini, yaitu candling (peneropongan)
adalah suatu cara yang digunakan untuk memeriksa kondisi telur. Tujuan
dari candling sendiri ialah mengeluarkan telur infertil dan retak,
mengeluarkan telur yang embrionya mati pada awal penetasan dan
mengeluarkan telur yang embrionya mati pada akhir penetasan.

4.2 Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum diberikan contoh cara
penerawangan atau candling yang benar dan cara mengetahui telur fertil
ataupun tidak fertil. Ada baiknya lagi diberikan video pembelajaran
terlebih dahulu agar praktikan dapat melakukan candling telur dengan baik
dan benar.

10
Daftar Pustaka
Diantoro, A., & Santoso, I. B. (2017). Classification of Egg Fertility on the Image
of Kampong Chicken Egg Using the Frequency Distribution Feature and
Naive Bayes Classifier Algorithm’s. Proceedings of the International
Conference on Green Technology, 8(1), 446–453.
Dijaya, R., Suciati, N., & Herumurti, D. (2016). Kombinasi Fitur Bentuk, Warna
dan Tekstur untuk Identifikasi Kesuburan Telur Ayam Kampung
Sebelum Inkubasi. Jurnal Buana Informatika, 7(3): 205-214.
Hamiyanti, A. A., Achmanu, A., Muharlien, M., & Putra, A. P. (2012). Pengaruh
Jumlah Telur terhadap Bobot Telur, Lama Mengeram, Fertilitas serta
Daya Tetas Telur Burung Kenari. TERNAK TROPIKA Journal of
Tropical Animal Production, 12(1), 95-101.
Isnawati, I. (2018). Klasifikasi Citra Candling Telur Ayam Kampung Dengan
Metode LVQ.
Muhammad Rizky Firdaus. 2020. Penerapan Algoritma Convolutional Neural
Network dalam Klasifikasi Telur Ayam Fertil dan Infertil Berdasarkan
Hasil Candling. Jurnal Informatika Universitas Pamulang. Vol. 5(4):
563-564.
Nuryati, T. Dan Sukarto. 2012. Sukses Menetaskan Telur. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sudjarwo (2012). The Influences of Dexamethasone Sodium Phosphate to Insulin
and Glucose Level in Young Male Rats Body (Mus musculus). Hal 1-2.
Sugiyono, S., Hindratiningrum, N., & Primandini, Y. (2015). Determinasi energi
metabolis dan kandungan nutrisi hasil samping pasar sebagai potensi
bahan pakan lokal ternak unggas. Jurnal Agripet, 15(1): 41-45.

11

Anda mungkin juga menyukai