Disusun oleh:
Kelompok C2
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
sementara praktikum yang merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi
tugas praktikum Mata Kuliah Ilmu Ternak Unggas di Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Tidar. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
nenyusun dan menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
khususnya kepada :
1. Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Mikael
Sihite, S.Pt., M.Si..
2. Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Ilmu Ternak Unggas,
Pradipta Bayuaji Pramono, S.Pt., M.Sc.
3. Tim Asisten Praktikum Ilmu Ternak Unggas
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir praktikum Ilmu
Ternak Unggas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Magelang, 25 April 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................2
BAB II MATERI DAN METODE.................................................................3
2.1 Materi.................................................................................................3
2.2 Metode ..............................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................4
3.1 Hasil...................................................................................................4
3.2 Pembahasan.......................................................................................7
BAB IV PENUTUP......................................................................................10
4.1 Kesimpulan......................................................................................10
4.2 Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari acara praktikum ini yaitu:
1 Mengetahui cara melakukan candling pada telur unggas
2 Mengetahui cara mengidentifikasi kualitas telur dari hasil candling
1.3 Manfaat
Manfaat dari acara praktikum ini yaitu:
1 Praktikan mampu melakukan candling pada telur unggas
2 Praktikan mampu mengidentifikasi kualitas telur dari hasil candling
2
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Candling Telur, antara lain:
a) Candler atau senter hp e) Dua telur itik
b) Alat tulis f) Dua telur yang sudah
c) Dua telur ayam kampung dierami
segar g) Lembar kerja
d) Dua telur ayam ras
2.2 Metode
Metode yang digunakan pada Praktikum Sistem Digesti Unggas, antara lain:
a) Alat dan bahan yang dibutuhkan dipersiapkan
b) Telur diletakkan pada candler atau sumber cahaya
c) Proses candler telur didokumentasikan
d) Hasil candling digambar pada lembar kerja
3
BAB III
3.1 Hasil
Gambar Keterangan
Telur bebek
Telur bebek
Ayam buras
Ayam buras
4
Ayam kampung
Ayam petelur
Ayam petelur
Telur fertil
Sumber: omkicau.com
5
Tabel 2. Jenis Telur yang Digunakan
Gambar Keterangan
Telur bebek
3.2 Pembahasan
6
Telur dibedakan menjadi 2 jenis yaitu telur fertil dan telur infertil. Telur
fertil merupakan telur yang dapat menetas karena pada telur ini terdapat suatu
perkembangan yang berbentuk nokta darah atau bisa disebut sebagai embrio
telur yang tidak dapat ditetaskan karena tidak adanya perkembangan embrio
pada proses penetasan. Pada Dasarnya telur ini juga dibuahi oleh jantan
namun ketika proses penetasan, telur jenis ini ternyata tidak dapat menetas
(Isnawati, 2018).
Berdasarkan hasil praktikum acara 4 yaitu candling telur pada telur ayam
layer A dan B, telur ayam kampung A dan B, telur bebek A dan B, dan telur
yang kita bawa sendiri dari telur ayam kampung A dan B didapatkan hasil ke
delapan telur tersebut semuanya tidak fertil. Hal ini karena saat
candling/peneropongan tidak terlihat isi telur dan kosong. Selain itu, saat
berbentuk embrio yang menunjukkan ciri suatu telur fertil. Hal ini terjadi
perbandingan antara pejantan dan induk yang kurang seimbang, gizi pejantan
dan induk kurang sempurna, umur pejantan atau induk ayam yang sudah
terlalu tua. Telur infertil memiliki kualitas fisik yang rendah karena putih
telur dan kuning telur menyatu meskipun masih layak dikonsumsi. Telur
tampak terang pada saat candling disebabkan karena telur infertil atau embrio
dalam telur mengalami mati dini. Telur infertil sendiri dapat disebabkan
7
karena perbandingan antara pejantan dan induk kurang seimbang pada saat
proses pembuahan, gizi pejantan dan induk ayam kurang sempurna (vitamin
A dan E), umur pejantan dan induk yang terlalu tua atau muda, dan kurang
aktif atau kualitas sperma kurang baik. Embrio di dalam telur mengalami mati
dini disebabkan karena faktor penyimpanan telur tetas yang kurang baik dan
telur dan merusak isi telur serta fumigasi terlalu lama atau dosis fumigan
terlalu tinggi juga dapat menjadikan embrio telur mati dini (Nuryati et al.,
2012).
muda atau baru beberapa hari saja sehingga belum terlihat fertil. Namun
seharusnya candling yang dilakukan pada telur yang masih berumur beberapa
(2012) candling dilakukan setelah telur melewati masa kritis pertama. Masa
kritis merupakan waktu yang sangat penting dalam proses pembentukan dan
tetas.
Telur fertil dapat menetas karena di dalam telur tersebut memiliki sperma
dari ayam jantan sehingga telur-telur fertil bisa untuk dikonsumsi maupun
ditetaskan. Jika telur fertil dierami dengan suhu yang tepat maka
kemungkinan besar telur akan menetas. Namun, tidak semua jenis telur fertil
dapat menetas karena untuk proses penetasan ini telur harus melalui proses
inkubasi selama beberapa jam lalu disimpan pada suhu yang tepat agar
8
embrio berkembang dan kemudian menetas. Telur fertil biasanya akan
menetas selama kurang lebih 21 hari. Agar terhindar dari berbagai bakteri dan
agar ayam yang menetas dapat sehat dan tahan terhadap penyakit (Diantoro &
Santoso, 2017).
Untuk melihat suatu telur fertil atau infertil dengan menggunakan metode
dengan meneropong cangkang telur atau disebut dengan candling tidak semua
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan praktikum ini, yaitu candling (peneropongan)
adalah suatu cara yang digunakan untuk memeriksa kondisi telur. Tujuan
dari candling sendiri ialah mengeluarkan telur infertil dan retak,
mengeluarkan telur yang embrionya mati pada awal penetasan dan
mengeluarkan telur yang embrionya mati pada akhir penetasan.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum diberikan contoh cara
penerawangan atau candling yang benar dan cara mengetahui telur fertil
ataupun tidak fertil. Ada baiknya lagi diberikan video pembelajaran
terlebih dahulu agar praktikan dapat melakukan candling telur dengan baik
dan benar.
10
Daftar Pustaka
Diantoro, A., & Santoso, I. B. (2017). Classification of Egg Fertility on the Image
of Kampong Chicken Egg Using the Frequency Distribution Feature and
Naive Bayes Classifier Algorithm’s. Proceedings of the International
Conference on Green Technology, 8(1), 446–453.
Dijaya, R., Suciati, N., & Herumurti, D. (2016). Kombinasi Fitur Bentuk, Warna
dan Tekstur untuk Identifikasi Kesuburan Telur Ayam Kampung
Sebelum Inkubasi. Jurnal Buana Informatika, 7(3): 205-214.
Hamiyanti, A. A., Achmanu, A., Muharlien, M., & Putra, A. P. (2012). Pengaruh
Jumlah Telur terhadap Bobot Telur, Lama Mengeram, Fertilitas serta
Daya Tetas Telur Burung Kenari. TERNAK TROPIKA Journal of
Tropical Animal Production, 12(1), 95-101.
Isnawati, I. (2018). Klasifikasi Citra Candling Telur Ayam Kampung Dengan
Metode LVQ.
Muhammad Rizky Firdaus. 2020. Penerapan Algoritma Convolutional Neural
Network dalam Klasifikasi Telur Ayam Fertil dan Infertil Berdasarkan
Hasil Candling. Jurnal Informatika Universitas Pamulang. Vol. 5(4):
563-564.
Nuryati, T. Dan Sukarto. 2012. Sukses Menetaskan Telur. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sudjarwo (2012). The Influences of Dexamethasone Sodium Phosphate to Insulin
and Glucose Level in Young Male Rats Body (Mus musculus). Hal 1-2.
Sugiyono, S., Hindratiningrum, N., & Primandini, Y. (2015). Determinasi energi
metabolis dan kandungan nutrisi hasil samping pasar sebagai potensi
bahan pakan lokal ternak unggas. Jurnal Agripet, 15(1): 41-45.
11