Oleh
NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
AST PEMBIMBING :
ANGGOTA :
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
HALAMAN KONSULTASI
No
Hari/tanggal Materi konsultasi Paraf
.
Nama Asisten
Nim.
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Adapun tujuan dari praktikum pengamatan pada ayam kampung ini adalah :
Salah satu sumber kekayaan genetik ternak local Indonesia adalah ayam
kampug. Ayam kampung memiliki kelebihan dibandingkan dengan ayam ras, antara
lain dapat diusahakan dengan modal yang sedikit maupun dengan modal yang
banyak dan perawatannya tidak sulit karena ayam kampung memiliki daya adaptasi
yang baik. Ayam kampung umumnya memiliki keunggulan dalam hal resistensi
terhadap penyakit, resistensi terhadap panas, serta memiliki kualitas daging dan telur
yang baik dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu ayam kampung juga memiliki
kelemahan yaitu sulitnya memperoleh bibit yang baikdan produktivitasnya yang
rendah, ditambah dengan dengan adanya fakor penyakit musiman seperti ND
( Newscastle Disease), sehingga dikhawatirkan populaasi ayam kampung akan
semakn menurun, bahkan ayam ayam kampung yang mempunyai sifat-sifat spesifik
tersebut akan punah ( Subekti dan Arlina 2011).
Alat yang dapat menunjang pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut
No Alat Kegunaan
1 Meteran Mengukur onjek pengamatan
2 Alat tulis ( buku dan fulpen ) Menulis hasil pengamatan
3 Kamera Hp Dokumentasi pengamatan (foto dan
video)
III.2.2.Bahan
Bahan yang dapat menunjang pada praktikum ini adalah ayam kampung
jantan dan betina sebagai objek pengamatan.
Prosedur kerja yang dilakukan dlam praktikum sifat kuantitatif dan tingkah
laku ayam adalah :
Hasil yang diperoleh dalam praktikum sifat kuantitatif dan tingkah laku ayam
dapat dilihat pada tabel berikut :
IV.2. Pembahasan
Pada praktikum ini ada lima ekor ayam kampung yakni 3 ekor ayam kampung
jantan dan 2 ekor ayam kampung betina yang dijadikan sebagai bahan pengamatan
dari pengukuran sifati kuantitatifnya. Akan tetapi untuk pengamatan tingkah laku
ayam digunakan ada 13 ekor ayam kampung yang diamati.
IV.2.1. Sifat kuantitatif ayam kampung
Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetic dan faktor
lingkungan dan variasi yang Terdapat pada suatu individu disebabkan oleh variasi
genetic dan lingkungan ( Subekti dan Arlina 2011 ).
Tingkah laku merupakan ekspresi suatu ternak yang disebabakan oleh semua
faktor yang mempengaruhinya seperti faktor ekternal maupun faktor internal yang
akan mempengaruhi perilaku asli dan modifikasi ayam tersebut ( Wardi, dkk 2019 ).
Tingkah laku mematuk yang kami amati adalah ketika ayam teersebut
mencari makan, ayam itu terlebih dahulu mengais-ngais tanah untuk mendapatkan
makanan tersebut. Kemudian ayam tersebut akan mematuk makanan yang didapatnya
dari tanah dan kembali lagi mengais-ngais tanah, begitulah seterusnya. Interval waktu
yang kami amati yaitu dengan 15 mematuk dalam kurung waktu 10 detik.Perbedaan
kecepatan mematuk pada tingka laku ayam dipengaruhi oleh faktor genetic, suhu
lingkungan, jenis makanan yang tersedia dan habitatnya ( Wardi, dkk 2019 ).
Aktivitas minum pada ayam umumya relative tinggi yang dipengaruhi oleh
penyinaran matahari. Tingkah laku meminum pada ayam kampung yang kami amati
adalah pertama, ayam akan menenggelamkan paruhnya pada tempat ia akan minum
kemudian ayam tersebut akan mengangkat kepalanya dengan membuka paruhnya,
keadaan ini dilakukan terus menerus selama ayam tersebut akan melakukan aktivitas
minum. Hal ini dapat didukung dengan pernyataan dari (Wardi, dkk 2019) bahwa
perilaku minum pada ayam biasanya dilakukan sambil menenggelamkan kepalanya
kedalam tempat minum, kemudian selang beberapa dtik ketika ayam meminum air
biasanya ayam tersebut mengangkat kepala sambil membuka paruhnya.
Tingkah laku kawin pada ayam kampung ini sangat unik dari hewan ternak
lainnya. Berdasarkan pengamatan proses kawinya didahului dengan beberapa tingkah
laku yakni pada ayam jantan dengan memancing ayam betina dengan berkokok lalu
kemudian menjulurkan salah satu sayapnya dan mengelilinginya. Tingka laku kawin
ini bersifat poligami dan dikendalikan oleh hormone.
Tingkah laku social pada ayam kampung yang kami amati adalah dimana
ayam tersebut berjalan secara bergerombol. Keadaan ini sering terjadi ketika kita
mendekati ayam tersebut.
Sedangkan pada tingkah laku kanibalisme pada ayam kampung tidak terdapat
dalam pengamatan ini.
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Tingkah laku pada ayam kampung yaitu tingkah laku mematuk dengan 15 kali
mematuk dalam 10 detik, tingkah laku meminum dengan yang relative tinggi akibat
pengaruh penyinaran matahari, tingkah laku kawin yang bersifat poligami dan
dikendalikan oleh hormone, tingkal laku social yang bergerombol, tingkah laku
bertarung yang meliputi menyerang dan menghindar. Sedangkan pada tingkah laku
kanibalisme tidak terlihat pada pengamatan praktikum ini.
V.2. Saran
Praktikan, alatmya dapat dilengkapi lagi dan bisa mengatur waktu dalam kegiatan
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA