Pengantar • Untuk mendapatkan mutu daging yang baik dapat diusahakan sebagai cara diantaranya adalah dengan breeding & pemeliharan yang baik. Menurut beberapa peneliti dikatakan bahwa 30% dari faktor yang menentukan kualitas daging adalah faktor genetik atau faktor keturunan dan 70% oleh lingkungan. • Termasuk faktor lingkungan adalah, penanganan pada ternak selama hidupnya, misalnya dengan pengemukan dan penanganan pasca panennya. • al. Proses rigor mortis dan pelayuan daging (maturasi) merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pasca panen dan erat kaitannya dengan perbaikan kualitas daging khususnya keempukan. • Secara umum untuk mengukur kualitas dari daging dapat diukur baik secara obyektif maupun subjektif. • penilaian kualitas secara objektif dapat dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat-alat laboratorium, meliputi komposisi kimia, tekstur, keempukan, warna, daya ikat air, imbangan tenunan pengikat, derajat keasaman (pH), dan kepualaman (marbling). • Sedangkan penilaian secara subjektif (secara organoleptik), merupakan taraf respon panca indera terhadap keempukan, aroma, warna, cita rasa, kebasahan dan penerimaan secara umum (general Acceptability). • Klasifikasi kualitas daging sapi atas 3 tingkatan yaitu kualitas primer, kualitas kedua, kualitas ketiga dengan nilai-nilai parameter pada Tabel 1. Tabel 1. Syarat Kualitas dan karakteristik Daging Sapi (akses sni tentang karkas dan daging. Parameter Kualitas I Kualitas II Kualitas III Warna Merah khas Merah khas Merah khas Daging segar Daging segar Daging segar Bau Khas daging segar Khas daging segar Khas daging segar Penampakan Kering Lembab Basah Konsistensi Kenyal Kurang Kenyal Lembek Total mikroba 0,5 0,5 0,5 (juta per gr) maksimum pH 5, 3 – 5, 8 5, 3 – 5, 8 5, 3 – 5, 8 Kepualaman +++ ++ + (marbling) Tenunan - + ++ Pengikat Bakteri 100 100 100 Coliform (ps/g) maksimum UPAYA-UPAYA PERBAIKAN MUTU DAGING • Disamping melalui breeding, upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu daging adalah memberikan pakan yang berkualitas serta mencukupi kebutuhan ternak baik untuk hidup pokok maupun untuk produksi, aplikasi zat perangsang tubuh, penggemukan, pemberantasan penyakit, perbaikan metode penyembelian, perbaikan kebersihan rumah potong hewan, alat angkut serta aplikasi zat pengempuk daging, dsb. • Perbaikan pakan ternak terutama dengan peningkatan energi dan menghasilkan peningkatan pertumbuhan dan nilai kepualaman daging. • Hasil penelitian di Bali, peningkatan energi metabolik pakan sapi bali dari 2,145 Kkal menjadi 2, 334 Kkal dan 2,575 Kkal per kg bahan kering meningkatkan pertumbuhan dari 197 gr menjadi 253 gr dan 388 gr per ekor per hari, serta kepualaman daging meningkat dari 0 menjadi 1,12 dan 1,46 yang diikuti meningkatnya nilai organoleptik aroma, keempukan dan cita rasa daging. • Penelitian lain: suplementasi konsentrat pada pakan menghasilkan daging dengan nilai organoleptik yang lebih unggul, terutama tingkat keempukannya bila dibandingkan dengan yang tanpa konsentrat. • Aplikasi hormon perangsang pertumbuhan, juga dapat meningkatkan bobot tubuh dan kualitas daging implantansi tiroksin subkutan dengan takaran 1 mg/kg berat tubuh, meningkatkan pertumbuhan sapi dari 400 gr menjadi 545 gr/ekor/hari, warna daging menjadi lebih cerah, kepualaman daging meningkat dari 0,40 menjadi 0,64 bila dibandingkan dengan yang tanpa implantasi. Hasil Penelitian Lain: • Pemberian gula aren sesaat sebelum sapi disembelih dapat memperbaiki kualitas daging. Pemberian gula aren ini dimaksudkan untuk mempercepat pulihnya kadar glikogen tubuh yang merosot akibat sapi menderita cekaman dan kepayahan. Kadar glikogen tubuh yang optimum akan menghasiklan pH daging yang lebih rendah dan warna yang lebih cerah. • pemberian gula aren 3-6 g/kg berat tubuh 17 jam sebelum sapi disembeli menutunkan pH daging dan 5,7 menjadi 5,6 dan warna daging dari coklat gelap menjadi merah cerah bila dibandingkan dengan yang tanpa diberikan gula aren upaya lain adalah pelayuan (aging). • Pelayuan karkas yang dihasilkan setelah pemotongan bertujuan memberikan kesempatan agar proses-proses biokimiawi yang terjadi pada daging setelah ternak disembeli dapat berlangsung secara sempurna sebelum daging tersebut dikonsumsi. • Pelayuan yang sempurna akan menghasilkan daging dengan keempukan denga cita rasa yang baik supaya tidak menjadi busuk pelayuan dilakukan pada suhu 3,6 sampai 4,4 selama sekitar 24 – 48 jam untuk karkas hewan besar (sapi) dan 12 – 24 jam untuk karkas hewan kecil. • Alternatif lainuntuk mengempukan daging yalah dengan aplikasi enzim papain. Enzim ini merupakan emzim proteolitik yang mampu memutuskan ikatan protein yang adal dalam daging sehingga daging menjadi empuk. • Jenis enzim proteolitik lain yang dapat mengempukan daging dan berasal dari tanaman adalah bromelin yang diambil dari nanas matang dan fisin dari ketah pohon ficus namun yang apaling murah dan mudah diperoleh adalah enzim papain yang berasal dari pepaya mudah. • Dengan teknologi yang sederhana getah pepaya dapat dikeringkan dam dibuat tepung sehingga diperoleh enzim papain kasar. Tepung tersebut dapat langsung dicamp[ur dengan daging yang akan dimasak dalam bentuk segar, proses pengempukan belum terjadi. Proses pengempukan daging dalam enzim papain akan berlangsung selama proses pemasakan (enzim ini kan aktif pada suhu pemasakan). • Selain itu papain dapat diberikan antemorten 1 – 2 jam sebelum disembelih dengan takaran 20 mg/kg berat badan dengan injeksi intra vena yang lebih umum ialah memberikan papain dengan menaburkannya pada daging 1 - 2 jam sebelum pemasakan. Ciri Daging Segar • Warna merah cerah • Tampak kering kilap • Konsistensi elastis/kenyal • Bau khas/normal • Berusaha dihinggapi lalat Daging Segar Diawetkan dgn es Batu
• Warna daging agak pucat.
• Organ dalam agak mengeras. • Bau khas daging berkurang. • Permukaan daging agak basah. Ciri Daging Bangkai • Bau khas bangkai. • Irisan leher / bekas pemotongan rapi. • Adanya darah yang membeku • Warna daging kehitaman ( 3 – 5 jam setelah kematian ). • Usus berwarna kebiruan. • Paru, jantung dan organ lain masih ada darah. • Konsistensi daging lama sekali bahkan sampai berlubang. • Darah terkumpul sesuai saat terjatuh.. Ciri Ayam Tiren • Warna kulit kasar terdapat bercak – bercak darah pada bagian kepala, ekor, punggung, sayap, dan dada. • Bau agak anyir. • Konsistensi otot dada dan paha lembek. • Serabut otot berwarna kemerahan. • Pembuluh darah di daerah leher dan sayap penuh darah. Lanjutan ayam tiren • Warna hati merah kehitaman. • Bagian dalam karkas berwarna kemerahan. • Ayam setelah di cabuti bulunya jika dimasukkan plastik akan keluar cairan memerah dalam plastik • Warna daging kebiruan dalam proses pembusukan. • Daging ayam setelah digoreng bila diumpankan ke kucing tidak mau dimakan. Ciri Daging Ayam Berformalin • Berwarna putih mengkilat • Konsistensi kenyal • Permukaan kulit tegang • Bau khas formalin • Biasanya tidak dihinggapi lalat Daging Di Gelonggong warnanya pucat (daging yang masih baik berwarna merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan), dan serat dagingnya menggelembung, kandungan air sangat tinggi/lebih berair/lembek, dan jika ditekan dengan jari atau digantung, akan mengeluarkan air,sehingga penipu tidak akan pernah menggantung daging yang dia jual. kondisinya agak rapuh sehingga tidak bisa dijadikan sejumlah produk olahan, seperti bakso, biasanya harganya lebih murah. kriteria kualitas daging 1. Keempukan atau kelunakan Keempukkan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua usia hewan, susunan jaringan ikat semakin banyak, sehingga daging yang dihasilkan semakin liat. daging yang sehat akan memiliki konsistensi kenyal/padat Alat ukur : • Penetrometer • Warner bratzer • organoleptik Kriteria Kualitas Daging 2. Kandungan Lemak/ Marbling Marbling adalah lemak yang terdapat diantara otot Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan. Marbling berpengaruh terhadap citarasa daging 3. Warna Warna daging bervariasi, tergantung dari jenis secara genetik dan usia. Misalnya daging sapi muda lebih pucat dari pada sapi dewasa Konika Minolta, kromameter Kriteria kualitas daging
• pH : Derajat keasaman daging antara 5,3 sd 5,9
diukur dengan alat pH meter • Kadar Air daging : 65-80% rataan 75% dapat diukur menggunkan alat DM300R digital • Susut masak : berat daging yang hilang selama proses pemasakan dapat dilakukan dengan metode CSIRO • Tugas : Buat makalah tentang Upaya memperbaiki kualitas daging!