Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LAMA PERENDAMAN BIJI ASAM UTUH DALAM LARUTAN


GARAM TERHADAP FRAKSI SERAT

OLEH

ETNA RAMBU RIJA KAPADUNG

172388044

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

KUPANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pakan merupakan salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan babi
,biaya pakan dalam perusahaan babi komersial mencapai 60-80% dari biaya produksi
sedangkan untuk peternakan babi yang berada di masyarakat sekitar 40-60%
(Aritonang dan silalahi, 1991 dan wea ,2004). Selanjutnya di nyatakan bahwa ternak
babi memerlukan nutrien dalam jumlah memadai agar mampu menunjukkan kinerja
yang optimal apabila terjadi kelebihan ,kekeurangan atau ketidakkeseimbangan
nutrien dalam ransum maka akan menimbulkan berbagai masalah yang berkaitan
dengan proses biokimia tubuh yang di tampilkan pada kinerja babi berupa
kesehatan ,pertumbuhan ,reproduksi dan efisiensi pakan .
Kualitas dan kuantitas pakan ternak babi sangat di perhatikan karena sekalian
ternak babi dapat tumbuh cepat namun sanagt terbatas dalam di manfaatkan serat
kasar karena memiliki lambung tunggal . pemberian pakan yang berkualitas akan
sangat penting bagi ketersedian nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak
babi pada saat masa pemiliharaan.
Biji asam adalah salah bahan ransum non-konvensional yang berasal dari
limbah tanaman asam yang cukup banyak tersedia di NTT dan mermiliki kualitas baik
tanaman asam(tamarindus indica)berasal dari bahasa arab yaitu tamar hindu yang
berarti kurma india (bayle 1993 dalam teru 2003 ) wiendiyanti (1995)menyatakan
bahwa pohon asam cocok tumbuh di semua jenis tanah sehingga sangat baik untuk
penghijauan dan penanaman di lereng gunung serta dapat tumbuh pada ketinggian 0-
100 nmeter dari permukaan laut.biji asam juga mengandung zat anti nutrisi tannin
yang di indisikan dengan rasa sepat (Wareham dkk, 1994).
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat di rumuskan dari penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh lama perendaman biji asam utuh dalam larutan garam terhadap fraksi serat ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan lama perendaman biji asam
dengan larutan garam terhadap fraksi serat
.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah
1) Penelitian ini di harapakan bermanfaat bagi peneliti untuk memperkaya ilmu
pengetahuan dalam bidang peternakan kandungan nutrisi biji asam
2) Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi masyarakat sebagai bahan acuan mengenai
pemnfaatan biji asam sebagai pakan ternak
3) Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang
kualitas biji asam

1.5 Hipotesis
Hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah
Terdapat pengaruh lama perendaman biji asam dalam larutan garam terhadap fraksi serat
(ADF ,NDF ,Selulosa ,Hemiselulosa lignin)

BAB II

KERANGKA DASAR TEORITIK


2.1 Deskripsi Biji Asam

Tanaman asam ( tamarinus indica l) merupakan kultivar yang terdapat


didaerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang
cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam
bertangkai panjang. Sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning
kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna cokelat dengan rasa khas asam.
Lebih lanjut di dalam buah plolong selain terdapat kulit yang terbungkus daging buah,
juga terdapat biji berjumlah 2-5 yang terbentuk pipih dengan warna cokelat agak
kehitaman (Ahira, 2011).

Biji asam (Tamarindus indica L) adalah hasil buah pohon asam di Indonesia
dikenal sebagai asam jawa, sedsangkan di NTT sikenal sebagai asam Timor, yang
berasal dari family leguminosa yang tumbuh menyebar di daerah topis meliputi Asia,
Afrika Selatan serta diduga juga Madagaskar dan sekarang sedang dikembangkan di
Australia(Anonimus, 1999 dalam Decalue dkk., 2010. Klasifikasi pohon asam
menurut Soemardji (2007) adalah:

Rhegnum : Plantae
Sub Regnum : Tracheobionta
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Risidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpinieceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L.
Biji asam merupakan salah satu linmbah pertaniuan yang dihasilkan dari
tanaman asam, yang telah diambil daging buahnya. Biji asam merupakan salah stu
limbah pertanian yang selama ini telah digunbakanj oleh masyarakat Nusa Tenggara
Timur sebagai salah satu bahan pakan khususnya untuk ternak babi. Asam dapat
digunakan 7,5% atau sebanyak 15% pengganti jagung dalam ransum broiler (Koni
dkk., 2007)
2.3. Fraksi Serat Bahan Pakan

Tanaman asam (biji asam merupakan salah satu pakan ternak yang
mengandung fraksi serat yang komplit seperti Neutral Detergent Fiber (NDF) Acid
Detergent Fiber (ADF) ,lingnin,selulosa dan hemiselulosa .

2.3.1 Neutral Detergent Fiber ( NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF)

Neutral Detergent Fiber merupakan salah satu bagian dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam detergent netral yang menjadi komposisi utamanya adalah
komponen dinding sel yang terdiri dari sesulosa hemiselulosa ,lignin,polioronat
,pektin dan silika (Benerjee,1978) . Van soest( 1994) menyatakan bahwa 98% fraksi
yang tidak dapat di serat , fraksi serat ini sangat penting bagi ternak ruminansia dan
sejumlah bagian makanan yang larut dan benar-benar terurai oleh mikroba rumen.

Pada analisis Van soest larutan detergent membagi bahan makanan menjadi isi
sel dan dinding sel ,awalnya bahan makanan di masak dalam larutan detergen asam .
kelarutan suatu bahan makanan di uji dalam larutan detergen asam .pemasakan
dengan menggunakan larutan detergent asam membagi dinding sel menjadi fraksi
yang larut yaitu hemiselulosa ,dann sedikit protein dinding sel .Fraksi ini tidak dapat
larut adalah lignoselulosa (ADF) Fraksi ADF di bagi menjadi 2 yaitu fraksi selulosa
dan lignin . Kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) hijauan pakan erat hubungannya
dengan bahan makanan bagi ternak (Sutardi ,1980).

Acid Detergent Fiber juga merupakan bagian lain dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam larutan asam . Acid Detergent Fiber ( ADF ) tersusun atas
selulosa dan lignin (Van soest , 1994) . apabila kadar bahan makanan tinggi akan serat
terutama lignin, maka koefesien cerna bahan makanan itu rendah. Arora ( 1989)
menyatakan bahwa ADF terdiri dari lignin silika , substansi nitrogen terikat .

Winugroho dkk .(1983) menyatakan bahwa tingginya kandungan serat kasar


dalam suatu ransum umumnya kurang mendukung produksi ternak akibat dari
konsumsi ransum yang rendah . ternak tidak menghasilkan ensim untuk mencerna
selulosa dan hemiselulosa. Akan tetapi mikroorganisme dalam suatu saluran
pencernaan menghasilkan selulosa dan hemiselulosa yang dapat mencerna selulosa
dan juga dapat mencerna pati dan karbohidrat yang larut dalam air menjadi asam-
asam asetat , propionat dan butirat sebagai non spesifik energi. Namun lignin tidak
dapat cerna baik oleh ruminansia maupun mikroorganisme ( Tillman dkk, 1989).

Dalam saluran pencernaan ,fungsi hemiselullosa dan selulosa tidak spesifik ,


tetapi penting dalam meningkatkan gerak peristaltik pada pencernaan hewan
golongan non-ruminansia ,sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dalam
lambung dan sebagai bahan pengisi lambung. Golongan lignin tidak tidak memiliki
hasil akhir dari proses pencernaan pada ternak(Tillman dkk,1989).

2.3.2 Selulosa

Selulosa merupakan salah satu bahan organik yang kebanyakan terdapat


dengan jumlah banyak di alam dan juga sebagai sumber energi yang sangat potensial
bagi ruminansia ( Arora ,1989) . Irawadi ( 1990) menyatkan bahwa selulosa juga
membentuk dinding sel tanaman . selulosa terdapat pada tanaman antara lain dari
kayu , rumput – rumputan ,alang –alang jerami serta sisa – sisa perkebunan .

Zamora (2005) mengemukakan bahwa , selulosa merupakan polimer dari β-D-


glukosa dan gugus atas dan bawahnya di hubungkan dengan CH2OH selulosa murni
adalah homoglycan yang tinggi dari berat molekul dengan unit selanjutnya berbentuk
selobiosa .

2.3.3 Hemiselulosa

Tillman dkk (1989)menyatakan bahwa hemiselulosa yang terhidrolisis akan


menghasilkan heksosa, pentosa dan asam uronat . hemiselulosa di hidrolisa oleh jasa
drenik (mikroba ) dalam saluran pencernaan dengan ensim hemiselulosa dan akhir
fermentasi adalah VFA .( Gong ,1981 dalam Sa’id ,1994) juga menyatakan bahwa
hidrolisis hemiselulosa dan menghasilkan tiga jenis monosakarida yaitu xilan dan
arabinosa dalam jumlah yang lebih banyak dan glukosa dalam jumlah yang lebih
sedikit.

2.3.4 Lignin

Lignin terdapat di setiap jaringan tumbuhan ,umumnya diantara sel dengan sel
tetapi juga ditemukan di laur sel dan pada dinding sel . pada tanaman ,lignin berfungsi
menebalkan dinding sel dan menjaga agar tanaman tidak mudah tumbang ,serta
mengatur aliran cairan . selain itu juga memungkinkan pohon (tanaman) untuk
tumbuh tinggi (McCrady 1991)

Lignin sangat tahan terhadap setiap degradasi kimia ,termasuk degradasi


ensimatik (Lora ,2006) . kadar lignin bertambah dengan bertambahnya umur tanaman
sehingga menyebabkan daya cerna yang makin rendah dengan bertambahnya
lignifikasi (Tillman dkk ,1989) .selama masa pemasakan tanaman kadar lignin akan
bertambah secara beranggsur- angsur dan kecernaan dinding sel secara cepat akan
menurun . Penurunan kecernaan dinding sel di tentukan oleh deposisi lignin . Lignin
dapat mempengaruhi proses pencernaan hanya jika berada dalam dinding sel(Liyama ,
2000 dan Arora ,19890).

2.3.5 Larutan Garam

Garam merupakan benda padat berwarna putih berbentuk kristal yang


merupakan kumpulan seyawa dengan bagian terbesar natrium chlorida (>80%) serta
senyawa lainnya seperti magnesium chlorida magnesium sulfat ,calsium chlorida
(Herman dan Joetra ,2015).

Menurut Rismana dan Nizar (2014) , garam merupakan salah satu bahan kimia
yang banyak di gunakan dalam industri kimia , fermentasi pangan dan kebutuhan
sehari –hari. garam adalah senyawa yang komponen utamanya mengandung natrium
klorida ( NaCI), Senyawa air ,ion magnesium,ion calsium dan ion sulfat. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air ,bulk
density ( tingkat kepadatan) sebesar 0,8 -0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 ℃ (
Burhanuddin ,2001) garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya di
perkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCI) Padatan
cristal berwarna putih , berasa asin tidak higroskopis ,bila mengandung MgCI2 ‘
menjadi beras agak pahit dan higroskopis terutama sebagai bahan pengawetan
( Mulyono,2009).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 . Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian di rencanakan akan berlansung selama 3 bulan yang di mulai dari


bulan oktober sampai dengan desember 2020 dan bertempat laboratorium nutrisi
politeknik pertanian negeri kupang.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital


berkapasitas 200 gram ,wajan, stoples gelas ukur, termometer ,ph di gital koran
,kertas label ,alat tulis ,kompor dn ember. Sedangkan Bahan yang akan di gunakan
dalam penelitian adalah biji asam dan larutan garam.

3.3 Variabel yang diamati

Variabel yang di amati dalam penelitian ini dalah fraksi serat terdiri dari
kandungan ADF.NDF, Selulosa ,hemiselulosa dan lignin yang akan di analisis di
laboratorium .

1. ADF (Acid Detergent Fiber ) merupakan bagian lain dari bahan kering yang tidak
dapat larut
Kadar Acid Detergent Fiber (ADF) =

2. NDF ( Newtral Detergent Fiber) merupakan salah satu bagian dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam detergent netral .NDF di peroleh menggunakan rumus berikut

NDF=

3. Selulosa merupakan salah satu bahan organik yang umumnya terdapat dengan jumlah
bnyak di alam dan berperan sebagai sumber energi yang sangat potensial bagi
ruminansia . selulosa diperoleh menggunakan rumus

Selulosa =
4. Hemiselulosa merupakan polimer dari monomer glukosa (gula-gula anhidro )
penyusun yang dapat dikelompokkan dengan heksosa ,pentosa ,asam heksuronat dan
dioksi heksosa . rantai utama hemiselulosa terdiri dari suatu macam monomer saja
atau dua atau lebih monomer ( heteropolimer )
Hemiselulosa di peroleh menggunakan rumus berikut

Hemiselulosa
5. Lignin terdapat di setiap jaringan tumbuhan, umumnya diantara sel dengan sel tetapi
dapat juga di temukan di luar sel dan pada dinding sel .lignin di peroleh menggunakan
rumus berikut ;
Lignin =

3.4 Prosedur penelitian

1) Tahap persiapan
Menyiapkan bahan yang terdiri dari biji asam sebanyak 20 kg dan larutan
garam sebanyak 3000 ml, serta alat yang di gunakan yaitu toples ,timbangan
digital ,ember ,kompor, wajan,gelas ukur ,ph digital koran ,thermometer,kertas
label dan alat tulis menulis.
3.5 tahap pelaksanaan
1. pengambilan biji asam dari kota kupang kecamatan kelapa lima kelurahan
oesapa sebanyak 20 kg
2. penyortiran biji asam berguna untuk memisahkan benda-benda asing yang
terdapat pada biji asam.
3. Perendaman biji asam dengan air dan mengambil biji asam yang tenggelam
untuk di jadikan bahan penelitian lalu di keringkan di bawah sinar matahari
sampai ainya kering.
4. Selanjutnya pengambilan larutan garam penimbangan biji asam dan
pengukuran larutan garam perlakuan
5. Campurkan larutan garam dengan biji asam dalam ember , masukan dalam
stoples kemudian di beri label sesuai perlakuan kemudian di tutup rapat biji
asam yang sudah tercampur dengan larutan garam tersebut
6. Lalu di simpan selama 21 hari biji asam di bungkus, di timbang dan
mengamati kualitas secara fisik dan di lanjutkan dengan pengukaran ph
7. Setelah pemeraman, biji asam di kemas dengan koran lalu di keringkan di
bawah sinar matahari selama 3 hari atau sampai beratnya tidak berubah.
8. Pengambilan sampel pengemasan dan pemberian kode untuk dianalisiss
9. Sampel kemudian dianalisis di laboratorium nutrisi dan pakan ternak jurusan
peternakan politeknik pertanian negeri kupang
3.6 Tahap Akhir
Setelah memperoleh tahap analisis di lanjutkan dengan tabulasi dan penyiapan
laporan.
3.7 Rancangan percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang di desain menggunakan
Rancangan Acak Lengkap ( RAL) terdiri dari empat (4) perlakuan dan lima (5)
ulangan
Adapun perlakuanyang akan di berikan dalam penelitian ini sebangai berikut
P0 : perendaman biji asam tanpa larutan garam
P1 : perendaman biji asam dengan larutan garam 5%
P2 : perendaman biji asam dengan larutan garam 10%
P3 : perendaman biji asam dengan larutan garam 15%
3.8 Analisis Data
Data hasil penelitian akan di analisis dengan analisis varian ( Anova ) dan jika
terjadi perbedaan nyata akan di lanjutkan dengan uji duncan’s sesuai petunjuk
( Gaspersz ,1991
3.9 Jadwal Penelilitian
Penelitian akan di lakukan sesuai jadwal seperti yang tercantum pada tabel 1
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, A 2011.Asam jawa sebagai Obat. www . Biji asam (Tamarindus Indica L) .com ( 30
februari 2011).

Aggorodi ,H.R. 1994 .Ilmu Makanan Ternak Unggas . Universitas Indonesia Jakarta

Anda mungkin juga menyukai