OLEH
172388044
JURUSAN PETERNAKAN
KUPANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Hipotesis
Hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah
Terdapat pengaruh lama perendaman biji asam dalam larutan garam terhadap fraksi serat
(ADF ,NDF ,Selulosa ,Hemiselulosa lignin)
BAB II
Biji asam (Tamarindus indica L) adalah hasil buah pohon asam di Indonesia
dikenal sebagai asam jawa, sedsangkan di NTT sikenal sebagai asam Timor, yang
berasal dari family leguminosa yang tumbuh menyebar di daerah topis meliputi Asia,
Afrika Selatan serta diduga juga Madagaskar dan sekarang sedang dikembangkan di
Australia(Anonimus, 1999 dalam Decalue dkk., 2010. Klasifikasi pohon asam
menurut Soemardji (2007) adalah:
Rhegnum : Plantae
Sub Regnum : Tracheobionta
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Risidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpinieceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L.
Biji asam merupakan salah satu linmbah pertaniuan yang dihasilkan dari
tanaman asam, yang telah diambil daging buahnya. Biji asam merupakan salah stu
limbah pertanian yang selama ini telah digunbakanj oleh masyarakat Nusa Tenggara
Timur sebagai salah satu bahan pakan khususnya untuk ternak babi. Asam dapat
digunakan 7,5% atau sebanyak 15% pengganti jagung dalam ransum broiler (Koni
dkk., 2007)
2.3. Fraksi Serat Bahan Pakan
Tanaman asam (biji asam merupakan salah satu pakan ternak yang
mengandung fraksi serat yang komplit seperti Neutral Detergent Fiber (NDF) Acid
Detergent Fiber (ADF) ,lingnin,selulosa dan hemiselulosa .
2.3.1 Neutral Detergent Fiber ( NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF)
Neutral Detergent Fiber merupakan salah satu bagian dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam detergent netral yang menjadi komposisi utamanya adalah
komponen dinding sel yang terdiri dari sesulosa hemiselulosa ,lignin,polioronat
,pektin dan silika (Benerjee,1978) . Van soest( 1994) menyatakan bahwa 98% fraksi
yang tidak dapat di serat , fraksi serat ini sangat penting bagi ternak ruminansia dan
sejumlah bagian makanan yang larut dan benar-benar terurai oleh mikroba rumen.
Pada analisis Van soest larutan detergent membagi bahan makanan menjadi isi
sel dan dinding sel ,awalnya bahan makanan di masak dalam larutan detergen asam .
kelarutan suatu bahan makanan di uji dalam larutan detergen asam .pemasakan
dengan menggunakan larutan detergent asam membagi dinding sel menjadi fraksi
yang larut yaitu hemiselulosa ,dann sedikit protein dinding sel .Fraksi ini tidak dapat
larut adalah lignoselulosa (ADF) Fraksi ADF di bagi menjadi 2 yaitu fraksi selulosa
dan lignin . Kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) hijauan pakan erat hubungannya
dengan bahan makanan bagi ternak (Sutardi ,1980).
Acid Detergent Fiber juga merupakan bagian lain dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam larutan asam . Acid Detergent Fiber ( ADF ) tersusun atas
selulosa dan lignin (Van soest , 1994) . apabila kadar bahan makanan tinggi akan serat
terutama lignin, maka koefesien cerna bahan makanan itu rendah. Arora ( 1989)
menyatakan bahwa ADF terdiri dari lignin silika , substansi nitrogen terikat .
2.3.2 Selulosa
2.3.3 Hemiselulosa
2.3.4 Lignin
Lignin terdapat di setiap jaringan tumbuhan ,umumnya diantara sel dengan sel
tetapi juga ditemukan di laur sel dan pada dinding sel . pada tanaman ,lignin berfungsi
menebalkan dinding sel dan menjaga agar tanaman tidak mudah tumbang ,serta
mengatur aliran cairan . selain itu juga memungkinkan pohon (tanaman) untuk
tumbuh tinggi (McCrady 1991)
Menurut Rismana dan Nizar (2014) , garam merupakan salah satu bahan kimia
yang banyak di gunakan dalam industri kimia , fermentasi pangan dan kebutuhan
sehari –hari. garam adalah senyawa yang komponen utamanya mengandung natrium
klorida ( NaCI), Senyawa air ,ion magnesium,ion calsium dan ion sulfat. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air ,bulk
density ( tingkat kepadatan) sebesar 0,8 -0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 ℃ (
Burhanuddin ,2001) garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya di
perkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCI) Padatan
cristal berwarna putih , berasa asin tidak higroskopis ,bila mengandung MgCI2 ‘
menjadi beras agak pahit dan higroskopis terutama sebagai bahan pengawetan
( Mulyono,2009).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel yang di amati dalam penelitian ini dalah fraksi serat terdiri dari
kandungan ADF.NDF, Selulosa ,hemiselulosa dan lignin yang akan di analisis di
laboratorium .
1. ADF (Acid Detergent Fiber ) merupakan bagian lain dari bahan kering yang tidak
dapat larut
Kadar Acid Detergent Fiber (ADF) =
2. NDF ( Newtral Detergent Fiber) merupakan salah satu bagian dari bahan kering yang
tidak dapat larut dalam detergent netral .NDF di peroleh menggunakan rumus berikut
NDF=
3. Selulosa merupakan salah satu bahan organik yang umumnya terdapat dengan jumlah
bnyak di alam dan berperan sebagai sumber energi yang sangat potensial bagi
ruminansia . selulosa diperoleh menggunakan rumus
Selulosa =
4. Hemiselulosa merupakan polimer dari monomer glukosa (gula-gula anhidro )
penyusun yang dapat dikelompokkan dengan heksosa ,pentosa ,asam heksuronat dan
dioksi heksosa . rantai utama hemiselulosa terdiri dari suatu macam monomer saja
atau dua atau lebih monomer ( heteropolimer )
Hemiselulosa di peroleh menggunakan rumus berikut
Hemiselulosa
5. Lignin terdapat di setiap jaringan tumbuhan, umumnya diantara sel dengan sel tetapi
dapat juga di temukan di luar sel dan pada dinding sel .lignin di peroleh menggunakan
rumus berikut ;
Lignin =
1) Tahap persiapan
Menyiapkan bahan yang terdiri dari biji asam sebanyak 20 kg dan larutan
garam sebanyak 3000 ml, serta alat yang di gunakan yaitu toples ,timbangan
digital ,ember ,kompor, wajan,gelas ukur ,ph digital koran ,thermometer,kertas
label dan alat tulis menulis.
3.5 tahap pelaksanaan
1. pengambilan biji asam dari kota kupang kecamatan kelapa lima kelurahan
oesapa sebanyak 20 kg
2. penyortiran biji asam berguna untuk memisahkan benda-benda asing yang
terdapat pada biji asam.
3. Perendaman biji asam dengan air dan mengambil biji asam yang tenggelam
untuk di jadikan bahan penelitian lalu di keringkan di bawah sinar matahari
sampai ainya kering.
4. Selanjutnya pengambilan larutan garam penimbangan biji asam dan
pengukuran larutan garam perlakuan
5. Campurkan larutan garam dengan biji asam dalam ember , masukan dalam
stoples kemudian di beri label sesuai perlakuan kemudian di tutup rapat biji
asam yang sudah tercampur dengan larutan garam tersebut
6. Lalu di simpan selama 21 hari biji asam di bungkus, di timbang dan
mengamati kualitas secara fisik dan di lanjutkan dengan pengukaran ph
7. Setelah pemeraman, biji asam di kemas dengan koran lalu di keringkan di
bawah sinar matahari selama 3 hari atau sampai beratnya tidak berubah.
8. Pengambilan sampel pengemasan dan pemberian kode untuk dianalisiss
9. Sampel kemudian dianalisis di laboratorium nutrisi dan pakan ternak jurusan
peternakan politeknik pertanian negeri kupang
3.6 Tahap Akhir
Setelah memperoleh tahap analisis di lanjutkan dengan tabulasi dan penyiapan
laporan.
3.7 Rancangan percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang di desain menggunakan
Rancangan Acak Lengkap ( RAL) terdiri dari empat (4) perlakuan dan lima (5)
ulangan
Adapun perlakuanyang akan di berikan dalam penelitian ini sebangai berikut
P0 : perendaman biji asam tanpa larutan garam
P1 : perendaman biji asam dengan larutan garam 5%
P2 : perendaman biji asam dengan larutan garam 10%
P3 : perendaman biji asam dengan larutan garam 15%
3.8 Analisis Data
Data hasil penelitian akan di analisis dengan analisis varian ( Anova ) dan jika
terjadi perbedaan nyata akan di lanjutkan dengan uji duncan’s sesuai petunjuk
( Gaspersz ,1991
3.9 Jadwal Penelilitian
Penelitian akan di lakukan sesuai jadwal seperti yang tercantum pada tabel 1
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A 2011.Asam jawa sebagai Obat. www . Biji asam (Tamarindus Indica L) .com ( 30
februari 2011).
Aggorodi ,H.R. 1994 .Ilmu Makanan Ternak Unggas . Universitas Indonesia Jakarta