Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikan penulisan laporan praktikum ini.
Pembuatan buku pedoman penyuluhan ini merupakan salah satu bentuk hasil
kegiatan pembuatan silase serta kajian berbagai pustaka terkait guna menunjang dan
menambah informasi tentang pembuata silase..
Kami berharap buku pedoman penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Serta saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan pembuatan buku pedoman ini.

Kupang, Desember 2016

Penulis

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketersediaan pakan hijauan yang cukup dengan nutrisi yang baik dan
berkesinambungan

sepanjang

tahun

untuk

memenuhi

kebutuhan

hidup

pokok,pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia merupakan faktor yang


sangatpenting

dalam

keberhasilan

pengembangan

ternak

ruminansia.

Hijauanmerupakan pakan utama ternak ruminansia tersedia secara melimpah pada


musimhujan

namun

demikian

akan

menurun

produksinya

pada

musim

kemarau.Pemenuhan kebutuhan hijauan merupakan hal yang selalu menjadi masalah


terutama di wilayah Nusa Tenggara Barat, hal ini disebabkan karena lahanpeternakan
yang sudah mulai sempit serta faktor iklim dimana produksi hijauannya pada musim
hujan tinggi dan melimpah namun akan terjadi penurunan produksi pada musim
kemarau sehingga keadaan ini menyulitkan peternak untuk memenuhi kebutuhan
ternak mereka. Melihat kondisi dan masalah di atas maka perlu dilakukan sebuah
terobosan yaitu dengan cara teknologi konservasi (pengawetan). Teknologi ini
bertujuan untuk mengawetkan kelebihan hijauan pada musim hujan sehingga
kebutuhan ternak ruminansia dapat terpenuhi pada musim kemarau. Salah satu
konservasi yang sudah dikenal yaitu teknologi silase dimana teknologi ini bertujuan
untuk mengawetkan hijauan serta mencegah kehilangan nutrisi hijauan melalui proses
fermentasi mikroba secara anaerob. Pengawetan ini. memiliki banyak kelebihan
dibandingkan dengan teknologi konservasi yang lain. kelebihan silase diantaranya

yaitu hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen, tidak banyak daun
yang terbuang, silase umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan karoten
dalam hijauan lebih terjaga dengan dibuat silase dibanding hay.

1.2 Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui apa yng dimaksud dengan silase.

Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan silase

II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Silase

Silase adalah makanan ternak yang dihasilkan melalui proses fermentasi hijauan
pakan dengan kandungan air yang tinggi. Silase adalah pakan yang telah diawetkan
yang di proses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri
pertanian, serta bahan pakan alami lainya, dengan jumlah kadar / kandungan air pada
tingkat tertentu kemudian di masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap
udara, yang biasa disebut dengan Silo, selama sekitar tiga minggu. Tujuan pembuatan
silase adalah 1). Memanfaatkan hijauan pada kondisi pertumbuhan yang tertinggi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas, 2). Menyediakan hijauan pakan yang
berkualitas tinggi bagi ternak ruminansia dan 3). Mempertahankan atau
meningkatkan produksi. Tempaeratur yang baik untuk silase berkisar 27 0C hingga
350C. pada temperature tersebut, kualitas silase yang dihasilkan sangat baik. Kualitas
tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yaitu: mempunyai tekstur segar,
berwarna kehijau-hijauan, tidak berbau busuk, disukai ternak, tidak berjamur, tidak
menggumpal.

2.2. Prinsip dasar fermentasi silase


2.2.1. Respirasi
Sebelum sel-sel di dalam tumbuhan mati atau tidak mendapatkan oksigen,
maka mereka melakukan respirasi untuk membentuk energi yang di butuhkan dalam
aktivitas normalnya. Respirasi ini merupakan konversi karbohidrat menjadi energi.
Respirasi ini di bermanfaat untuk menghabiskan oksigen yang terkandung, beberapa
saat setelah bahan di masukan dalam silo. Namun respirasi ini mengkonsumsi
karbohidrat dan menimbulkan panas, sehingga waktunya harus sangat di batasi,
seperti reaksi dibawah ini :
C2H12O6 + 6O26CO 2+ 6H2O + panas.
Respirasi yang berkelamaan di dalam bahan baku silase, dapat mengurangi kadar
karbohidrat, yang pada ahirnya bisa menggagalkan proses fermentasi. Pengurangan
kadar oksigen yang berada di dalam bahan baku silase, saat berada pada ruang yang
kedap udara yg disebut dengan Silo, adalah cara terbaik meminimumkan masa
respirasi ini.
2.2.2.Fermentasi
Setelah kadar oksigen habis , maka proses fermentasi di mulai. Fermentasi
adalah menurunkan kadar pH di dalam bahan baku silase sampai dengan kadar pH
dimana tidak ada lagi organisme yang dapat hidup dan berfungsi di dalam silo.
Penurunan kadar pH ini dilakukan oleh lactic acid ( asam laktat ) yang di hasilkan
oleh bakteri Lactobacillus. Lactobasillus itu sendiri sudah berada didalam bahan baku
silase, dan dia akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sampai bahan baku

terfermentasi. Bakteri ini akan mengkonsumsi karbohidrat untuk kebutuhan energinya


dan mengeluarkan asam laktat. Bakteri ini akan terus memproduksi asam laktat dan
menurunkan kadar pH di dalam bahan baku silase sampai pada tahap kadar pH
yangrendah, dimana tidak lagi memungkinkan bakteri ini beraktivitas, sehingga silo
berada pada keadaan stagnant, atau tidak ada lagi perubahan yang terjadi, dan bahan
baku silase berada pada keadaan yang tetap. Keadaan inilah yang di sebut keadaan
terfermentasi, dimana bahan baku berada dalam keadaan tetap , yang disebut dengan
menjadi awet. Pada keadaan ini maka silase dapat di simpan bertahun-tahun selama
tidak ada oksigen yang menyentuhnya.
2.4.Bahan yang digunakan
2.4.1. Rumput gajah
Rumput gajah merupakan keluarga rumput-rumputan (graminae) yang telah
dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (ruminansia) yang alamiah
di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh
pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau
dan sapi atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan
hijauan dengan cara silase dan hay. Di Indonesia, rumput gajah merupakan tanaman
hijauan utama pakan ternak. Rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan
yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi
batang
tanaman ini dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter
batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Rumput

gajah tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Rumput gajah
mempunyai produksi bahan kering 40 ton/ ha/ thn, dengan kandungannya yaitu
protein kasar 13,5%, lemak 3,4%, NDF 64,28%, abu 15,8 %, Ca 0,13%, dan fosfor
0,37%. Rumput gajah pada umur 43 hari sampai dengan 56 hari mengandung air 82,5
(%), protein 9,3 (%), lemak 2,1 (%), serat kasar 32,9 (%), BETN 42,8 (%), Abu 15,2
(%), Ca 0,52 (%), dan fosfor 0,31 (%).
Rumput gajah merupakan salah satu dari banyak rumput tropis yang
digunakan sebagai silase. Faktor-faktor yang mendukung sehingga rumput gajah
banyak dikomsumsi oleh ternak ruminansia dan mempunyai palatabilitas yang cukup
tinggi dan mudah dikembangkan dengan waktu pemotongan berulang yang tidak
terlalu lama, yaitu 4-5 minggu pada musim hujan dan 6-7 minggu pada musim
kemarau
2.4.3.Stater (molases)
Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan wujud
bentuk cair. Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula
didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik.
Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1%; serat kasar 0,6 %; BETN 83,5 %;
lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %. kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 25 %
dan cairan tersebut berwarna hitam serta berupa sirup manis. dalam pembuatan silase
molases digunakan sebagai stater (aditif). telah dilakukan pengujian pada pengaruh
penambahan additive yang berbeda terhadap kualitas fisik dan derajat keasaman

silase rumput raja additive yang digunkana adalah molases, dedak jagung, gula merah
dan gula pasir dan ada pula yang tidak di tambhakan additive
penambahan jenis additif seperti dedak jagung, dedak padi, gula merah,
molasses dan gula pasir menghasilkan warna coklat muda dan coklat tua.
penambahan additif ini bertujuan untuk mempercepat proses anaerob sehingga bakteri
penghahasil asam laktat memanfaatkan karbohidrat mudah larut ini untuk
menurunkan ph silase sehingga menjadikan warna silase rumput raja menjadi warna
coklat muda dan coklat tua. silase rumput raja (pennisetum purphureophoides) tanpa
penambahan additif menghasilkan warna agak kehitaman. silase berubah warna
menjadi kehitaman hal ini disebabkan karena pada saat silase dimasukkan kedalam
silo, jaringan tanaman masih hidup dan melakukan respirasi secara aktif dan
menghasilkan air, co2 dan panas. menyatakan bahwa respirasi terjadi pada awal
pembuatan silase yang akan menghasilkan co2, air dan panas, jika proses ini terjadi
terlalu lama maka temperatur di dalam silo akan tinggi sehingga akan merusak warna
hijauan
Penambahan additif dedak jagung, gula merah dan molasses tidak
mengnghasilkan jamur namun pada gula pasir menghasilkan sedikit jamur. mcdonald
(1981) menyatakan bahwa salah satu tujuan penambahan akselerator dalam proses
ensilase adalah untuk menghambat pertumbuhan jamur tertentu. jika dibandingkan
dengan silase rumput raja (pennisetum purphureophoides) tanpa additif menghasilkan
jamur yang cukup hal ini disebabkankan karena proses anaerobik terjadi secara

lambat untuk menghasilkan bakteri penghasil asam laktat serta kandungan nutrisi dari
bahan
additif tersebut

penambahan molases memberikan bau asam dan lebih baik dibandingkan


dengan jenis additif yang lain (dedak jagung, gula merah dan gula pasir) hal ini
disebabkan karena molasses mengandung karbohidrat (sukrosa) yang merupakan
golongan disakarida. mikroba akan menghasilkan asam laktat yang menyebabkan ph
rendah dan bau asam yang dihasilkan berasal dari bakteri asam laktat tersebut.
sementara pada silase tanpa penambahan additif menghasilkan bau yang busuk
karena bakteri asam laktat kurang mendapatkan karbohidrat mudah larut untuk
memproduksi asam laktat sehingga

2.5. proses pembuatan silase


alat: golok
nampan
talenan
timbangan
vakum
Bakteri yang dihasilkan yaitu bakteri clostridium. bakteri ini akan memecah
asam amino menjadi ammonia, asam organic, asam amine dan co2. bakteri ostridium
akan tumbuh subur pada ph 5.

bahan:
2 kg rumput gajah

2 kg rumput raja
3% molases dari total rumput raja dan rumput gajah
prosesdur:
cacah rumput gajah dan rumput raja 3-5 cm.
timbang 3% molases dari total bahan.
campurkan rumput gajah, rumput raja dan molases, lalu aduk
hingga rata.
masukan campuran rumput gajah, rumput raja dan molases, yang
telah di aduk hingga rata ke dalam plastik putih.
lalu gunakan vakum untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
plastik.
masukan ke dalam kantung hitam untuk menjegah silase terkena
cahaya matahari langsung.
dan simpan silase di tempat yang aman serta tidak terkena sinar
mata Hari Langsung

Anda mungkin juga menyukai