Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikan penulisan laporan praktikum ini.
Pembuatan buku pedoman penyuluhan ini merupakan salah satu bentuk hasil
kegiatan pembuatan silase serta kajian berbagai pustaka terkait guna menunjang dan
menambah informasi tentang pembuata silase..
Kami berharap buku pedoman penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Serta saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan pembuatan buku pedoman ini.
Penulis
I
PENDAHULUAN
sepanjang
tahun
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
dalam
keberhasilan
pengembangan
ternak
ruminansia.
namun
demikian
akan
menurun
produksinya
pada
musim
yaitu hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen, tidak banyak daun
yang terbuang, silase umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan karoten
dalam hijauan lebih terjaga dengan dibuat silase dibanding hay.
II
PEMBAHASAN
Silase adalah makanan ternak yang dihasilkan melalui proses fermentasi hijauan
pakan dengan kandungan air yang tinggi. Silase adalah pakan yang telah diawetkan
yang di proses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri
pertanian, serta bahan pakan alami lainya, dengan jumlah kadar / kandungan air pada
tingkat tertentu kemudian di masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap
udara, yang biasa disebut dengan Silo, selama sekitar tiga minggu. Tujuan pembuatan
silase adalah 1). Memanfaatkan hijauan pada kondisi pertumbuhan yang tertinggi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas, 2). Menyediakan hijauan pakan yang
berkualitas tinggi bagi ternak ruminansia dan 3). Mempertahankan atau
meningkatkan produksi. Tempaeratur yang baik untuk silase berkisar 27 0C hingga
350C. pada temperature tersebut, kualitas silase yang dihasilkan sangat baik. Kualitas
tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yaitu: mempunyai tekstur segar,
berwarna kehijau-hijauan, tidak berbau busuk, disukai ternak, tidak berjamur, tidak
menggumpal.
gajah tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Rumput gajah
mempunyai produksi bahan kering 40 ton/ ha/ thn, dengan kandungannya yaitu
protein kasar 13,5%, lemak 3,4%, NDF 64,28%, abu 15,8 %, Ca 0,13%, dan fosfor
0,37%. Rumput gajah pada umur 43 hari sampai dengan 56 hari mengandung air 82,5
(%), protein 9,3 (%), lemak 2,1 (%), serat kasar 32,9 (%), BETN 42,8 (%), Abu 15,2
(%), Ca 0,52 (%), dan fosfor 0,31 (%).
Rumput gajah merupakan salah satu dari banyak rumput tropis yang
digunakan sebagai silase. Faktor-faktor yang mendukung sehingga rumput gajah
banyak dikomsumsi oleh ternak ruminansia dan mempunyai palatabilitas yang cukup
tinggi dan mudah dikembangkan dengan waktu pemotongan berulang yang tidak
terlalu lama, yaitu 4-5 minggu pada musim hujan dan 6-7 minggu pada musim
kemarau
2.4.3.Stater (molases)
Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan wujud
bentuk cair. Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula
didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik.
Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1%; serat kasar 0,6 %; BETN 83,5 %;
lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %. kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 25 %
dan cairan tersebut berwarna hitam serta berupa sirup manis. dalam pembuatan silase
molases digunakan sebagai stater (aditif). telah dilakukan pengujian pada pengaruh
penambahan additive yang berbeda terhadap kualitas fisik dan derajat keasaman
silase rumput raja additive yang digunkana adalah molases, dedak jagung, gula merah
dan gula pasir dan ada pula yang tidak di tambhakan additive
penambahan jenis additif seperti dedak jagung, dedak padi, gula merah,
molasses dan gula pasir menghasilkan warna coklat muda dan coklat tua.
penambahan additif ini bertujuan untuk mempercepat proses anaerob sehingga bakteri
penghahasil asam laktat memanfaatkan karbohidrat mudah larut ini untuk
menurunkan ph silase sehingga menjadikan warna silase rumput raja menjadi warna
coklat muda dan coklat tua. silase rumput raja (pennisetum purphureophoides) tanpa
penambahan additif menghasilkan warna agak kehitaman. silase berubah warna
menjadi kehitaman hal ini disebabkan karena pada saat silase dimasukkan kedalam
silo, jaringan tanaman masih hidup dan melakukan respirasi secara aktif dan
menghasilkan air, co2 dan panas. menyatakan bahwa respirasi terjadi pada awal
pembuatan silase yang akan menghasilkan co2, air dan panas, jika proses ini terjadi
terlalu lama maka temperatur di dalam silo akan tinggi sehingga akan merusak warna
hijauan
Penambahan additif dedak jagung, gula merah dan molasses tidak
mengnghasilkan jamur namun pada gula pasir menghasilkan sedikit jamur. mcdonald
(1981) menyatakan bahwa salah satu tujuan penambahan akselerator dalam proses
ensilase adalah untuk menghambat pertumbuhan jamur tertentu. jika dibandingkan
dengan silase rumput raja (pennisetum purphureophoides) tanpa additif menghasilkan
jamur yang cukup hal ini disebabkankan karena proses anaerobik terjadi secara
lambat untuk menghasilkan bakteri penghasil asam laktat serta kandungan nutrisi dari
bahan
additif tersebut
bahan:
2 kg rumput gajah
2 kg rumput raja
3% molases dari total rumput raja dan rumput gajah
prosesdur:
cacah rumput gajah dan rumput raja 3-5 cm.
timbang 3% molases dari total bahan.
campurkan rumput gajah, rumput raja dan molases, lalu aduk
hingga rata.
masukan campuran rumput gajah, rumput raja dan molases, yang
telah di aduk hingga rata ke dalam plastik putih.
lalu gunakan vakum untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
plastik.
masukan ke dalam kantung hitam untuk menjegah silase terkena
cahaya matahari langsung.
dan simpan silase di tempat yang aman serta tidak terkena sinar
mata Hari Langsung