1 (Januari 2022)
Halaman: 72-86
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/sohum DOI:
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a relationship between academic stress and
academic procrastination in students in the city of Padang. This research is correlational
quantitative research. So that the data collection uses a scale of academic stress and academic
procrastination. The sample in this study amounted to 171 people. The data analysis technique
in this study uses product-moment correlation test analysis. The results of the hypothesis test show
that there is a significant relationship between academic stress and academic procrastination in
students in the city of Padang. With a correlation coefficient (r) of 0.515 and a significance (p) =
0.000 (p < 0.01).
Keywords: Academic Stress, Academic Procrastination, Students
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara stres
akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Sehingga
pengumpulan data menggunakan skala stres akademik dan prokrastinasi akademik.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 171 orang. Teknik analisis data di dalam
penelitian ini menggunakan analisis uji korelasi product-moment. Hasil uji hipotesis
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang. Dengan koefisien
korelasi (r) sebesar 0,515 dan signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,01).
Kata Kunci: Stres Akademik, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa
Andre Revendra, Duryati 73
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…
PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang telah terdaftar di sebuah
perguruan tinggi. Mereka memiliki tanggung jawab selama perkuliahan dan
harus menyelesaikan studi mereka. Undang-undang sistem pendidikan
nasional pada pasal pertama mengatakan bahwa pendidikan dikatakan
sebagai bentuk usaha yang sadar serta terencana dalam menciptakan
suasana belajar, guna menciptakan peserta didik yang aktif, cerdas secara
intelektual, kompetitif, dan berperilaku baik. Sebagai seorang peserta didik
mahasiswa memiliki berbagai macam aktivitas rutin yang harus
dijalankanya, seperti belajar dalam menyiapkan tugas yang diberikan,
mencari berbagai referensi guna menyiapkan bahan perkuliahan dan lain
sebagainya (Presiden Republik Indonesia, 2003). Namun beberapa dari
mahasiswa ada yang kurang mampu dalam mengelola waktu, ketika
mahasiswa tidak mampu mengelola waktu dengan baik, mahasiswa akan
kesulitan dalam melakukan aktivitas nya, yang akan membuat banyak
pekerjaan menjadi tertunda-tunda dan hal ini dikenal dengan istilah
prokrastinasi (Prasetyo & Handayani, 2019).
Prokrastinasi merupakan perilaku dalam menunda-nunda memulai,
melaksanakan dan mengakhiri sebuah kegiatan, dan prokrastinasi akademik
diartikan sebagai penundaan yang dilakukan dalam bidang akademik
(Retno, Handayani, & Abdullah, 2016). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Basri (2017) mengatakan bahwa banyak mahasiswa menunda dan terus
melakukan prokrastinasi dalam pengerjaan tugasnya.
Prokrastinasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yaitu
prokrastinasi akademik dan non akademik, penundaan akademik ialah
sebuah penundaan yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik, seperti
tugas kampus, tugas kelompok, dan lain sebagainya. Di samping itu
penundaan non akademik adalah sebuah penundaan yang terkait pada
aktivitas keseharian yang dilakukan, seperti mengerjakan pekerjaan dirumah
maupun di luar rumah (Ilyas & Suryadi, 2017). Salah satu penelitian yang
dilakukan Gultom, Wardani, & Fitrikasari (2018) menggambarkan tentang
prokrastinasi pada mahasiswa kedokteran dan berada pada tingkatan yang
cukup tinggi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Arifah, Setiyani, & Arief
(2018) menjelaskan penundaan akademik mahasiswa akuntansi berada pada
level tinggi disebabkan sangat sering melakukan prokrastinasi. Handayani &
Prasetyo (2019) juga mengatakan bahwa ada prokrastinasi yang tinggi pada
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja disebabkan sangat sering melakukan
penundaan akademik dan lebih memilih pekerjaan. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Sagita, Daharnis, & Syahniar (2017) adanya tingkat
74 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Penelitian ini bersifat
korelasional yang akan melihat hubungan antara stres akademik dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang. Variabel bebas
76 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86
dalam penelitian ini adalah stres akademik dan variabel terikatnya adalah
prokrastinasi akademik.
Mahasiswa yang berkuliah dikota padang adalah populasi dalam
penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan insidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 171
orang mahasiswa yang berkuliah di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan google form.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Instrumen penelitian ini terdiri dari skala stres akademik yang diadaptasi
dari penelitian Shiddiq & Rizal (2021), dan skala prokrastinasi akademik
yang diadaptasi dari penelitian Astuti (2020).
Pada skala prokrastinasi akademik terdiri dari 25 item, dan setelah
dilakukan uji coba terdapat 7 item yang gugur dan 18 item yang diterima.
Sementara itu pada skala stres akademik terdiri dari 29 item, dan setelah
dilakukan uji coba terdapat 5 item yang gugur dan 24 item yang diterima.
Analisi yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada skala stres
akademik dan prokrastinasi akademik pada penelitian ini menggunakan
Cronbach alpha dengan menggunakan bantuan SPSS untuk mendapatkan
koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas pada skala stres akademik
memperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,875, sementara itu pada skala
prokrastinasi akademik memperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,722.
Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa terdapat 136 subyek tergolong ke
dalam kategori sedang, 18 subyek tergolong ke dalam kategori rendah, dan
17 subyek tergolong ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan uji linearitas
skala prokrastinasi akademik dan stres akademik pada mahasiswa dikota
padang diperoleh F-linearity dengan nilai F = 64,442 yang memiliki p =
0,211 (p>0,05). Maka artinya asumsi linear dalam temuan terpenuhi. Hasil
uji normalitas pada variabel prokrastinasi akademik diperoleh nilai p =
0,064 (p>0,05) dengan nilai K-SZ = 0,066 dan untuk variabel stres
akademik memiliki nilai K-SZ = 0,062 dan p = 0,200 (p>0,05). Oleh
karena itu dapat diberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini kedua
variabel terdistribusi secara normal dan hasil dapat diamati dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 3.
Hasil Uji Normalitas Stres Akademik dan Prokrastinasi Akademik (N = 171)
No Variabel SD Mean K-SZ p Keterangan
1. Stres Akademik 10,64 61,21 0,062 0,200 Normal
2. Prokrastinasi 8,06 36,90 0,066 0,064 Normal
Akademik
Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa nilai K-SZ stres akademik = 0,062
dan K-SZ prokrastinasi akademik 0,066. Dan nilai p pada stres akademik =
0,200 dan nilai p pada prokrastinasi akademik 0,064 (p > 0,05).
Tabel 4.
Deskripsi Data Penelitian Stres Akademik dan Prokrastinasi Akademik
No Variabel Skor Hipotetik Skor Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
1. Stres 24 96 60 12 27 96 61,21 10,64
Akademik
2. Prokrastinasi 18 72 45 9 18 55 36,90 8,06
Akademik
78 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86
ini pada beberapa aspek yang ada sudah bagus dalam menangani stres
akademik di antaranya pada aspek results stress, dan time management stress.
Namun di beberapa aspek lain mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian
ini masih mengalami masalah, seperti teachers stress, tests stress, studying in groups
stress, peer stress, dan self inflicted stress.
Pengukuran prokrastinasi akademik pada penelitian ini diadaptasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2020) yang disusun berdasarkan
aspek-aspek prokrastinasi akademik dari Ferrari et al. (1995) terdiri dari 4
aspek yaitu penundaan untuk memulai dan mengerjakan tugas,
keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana
dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Pada aspek pertama, yaitu penundaan untuk memulai dan
menyelesaikan tugas, secara umum skor subyek berada pada kategori
sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian ini memiliki
tingkat penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas yang bervariasi
dalam tiap-tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada
kategori rendah, sedang dan tinggi
Pada aspek kedua, yaitu keterlambatan dalam mengerjakan tugas,
secara umum subyek berada pada kategori rendah, artinya tingkat
keterlambatan dalam mengerjakan tugas tidak menjadi permasalahan bagi
mahasiswa di Kota Padang, dan subyek mampu dalam mengatasi aspek ini
dan mengerjakan tugas tepat pada waktunya.
Pada aspek ketiga, yaitu kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
aktual, secara umum subyek berada pada kategori rendah, artinya tingkat
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual tidak menjadi
permasalahan terhadap mahasiswa di Kota Padang, dan subyek dalam
penelitian ini dapat dikatakan mampu dalam mengatasi permasalahan
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Pada aspek keempat yaitu melakukan aktivitas yang menyenangkan,
secara umum subyek berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang
diteliti di dalam penelitian ini memiliki tingkat melakukan aktivitas yang
menyenangkan yang bervariasi dalam tiap-tiap indikator atau item yang
tersedia ada yang berada pada kategori rendah, sedang dan tinggi.
Pengukuran stres akademik pada penelitian ini diadaptasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Shiddiq & Rizal (2021) yang disusun
berdasarkan aspek-aspek stres akademik dari Lin & Chen (2009) terdiri dari
7 aspek di antaranya, teachers stress, results stress, tests stress, studying in groups
stress, peer stress, time management stress, self inflicted stress.
Andre Revendra, Duryati 81
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…
Pada aspek pertama, yaitu teachers stress, secara umum skor subyek
berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat teacher stress yang bervariasi dalam tiap-tiap
indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah,
sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) guru sering kali
menekankan pada pengetahuan, sehingga sering mengabaikan perasaan
emosional siswa selama proses belajar. Hal ini dapat berdampak pada
masalah dalam proses pembelajaran. Salah satu masalah belajar adalah
prokrastinasi. Peneliti dalam proses analisa keterkaitan antara stres pengajar
terhadap prokrastinasi menemukan bahwa, dalam penelitian Fauziah (2015)
menemukan bahwa yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang diteliti salah satunya adalah berkaitan dengan cara dosen
memberi intruksi dan mengajar dalam kelas yang tidak jelas dapat menjadi
pemicu terjadinya prokrastinasi akademik.
Pada aspek kedua, yaitu results tests, secara umum skor subyek berada
pada kategori rendah, artinya mahasiswa yang diteliti dalam penelitian ini
memiliki tingkat results test yang rendah. Menurut Lin & Chen (2009) jenis
stres pada aspek ini dapat berupa stres yang berasal dari orang tua yang
berekspektasi terlalu tinggi dengan pencapaian anaknya. Sehingga
mahasiswa seringkali merasa kekhawatiran jika terjadi penurunan nilai.
Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik, menurut Burka & Yuen
(2008) faktor yang dapat menyebabkan prokrastinasi salah satunya adalah
takut untuk gagal yang disebabkan dari otoritas orang tua dan prokrastinasi
sebagai bentuk pembangkangan terhadap otoritas orang tua.
Pada aspek ketiga, yaitu tests stress, artinya mahasiswa yang diteliti di
dalam penelitian ini memiliki tingkat tests stress yang bervariasi dalam tiap-
tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah,
sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) aspek ini berkaitan dengan
kekhawatiran dalam mepersiapkan ujian dan ketakutan terhadap mengulang
mata kuliah wajib. Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik,
Fauziah (2015) mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh penumpukan
tugas, referensi yang sulit ditemukan, dan aktivitas lain di luar akademik.
Menurut Ferrari et al. (1995) prokrastinasi akademik dapat terjadi ketika
individu yang berada pada lingkungan yang memberikan penghargaan
maupun penilaian dari hasil akhir. Sehingga individu akan cenderung lebih
suka melakukan penundaan dibandingkan individu yang berada pada
lingkungan yang lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil.
Pada aspek keempat, yaitu studying in groups stress, secara umum skor
subyek berada pada kategori sedang artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat studying in groups stress yang bervariasi dalam
tiap-tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori
82 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86
rendah, sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) aspek ini berkaitan
dengan kinerja dalam kelompok. Ketika dihadapkan pada situasi kelompok
yang tidak diinginkan, mahasiswa cenderung akan khawatir dengan kinerja
dalam kelompok. Namun, dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik
dalam penelitian Fauziah (2015) menemukan bahwa saling bergantung
antar anggota kelompok menyebabkan suatu tugas kelompok tidak dapat
dikerjakan tepat waktu.
Pada aspek kelima, yaitu peer stress, secara umum skor subyek berada
pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian ini
memiliki tingkat peer stress yang bervariasi dalam tiap-tiap indikator atau
aitem yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah, sedang dan
tinggi. Aspek ini berkaitan dengan kompetisi antar teman dan adanya
gangguan yang berasal dari teman (Lin & Chen, 2009). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Herdiana & Zamalb (2021) menemukan bahwa
tekanan dari teman dan intensitas kompetisi antara teman membuat
terjadinya ketidakjujuran akademik yang kemudian berkaitan dengan tingkat
prokrastinasi akademik.
Pada aspek keenam, yaitu time management stress artinya mahasiswa yang
diteliti dalam penelitian ini memiliki tingkat time management stress yang
rendah. Hal ini diungkapkan dalam penelitian Fauziah (2015) yang
mengatakan bahwa penumpukan tugas dan ketikmampuan membagi waktu
menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik.
Pada aspek ketujuh yaitu self inflicted stress, secara umum skor subyek
berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat self inflicted stress yang bervariasi dalam tiap-
tiap indikator atau atem yang tersedia ada yang berada pada kategori
rendah, sedang dan tinggi. Lin & Chen (2009) mengatakan bahwa aspek ini
disebabkan oleh adanya harapan yang terlalu tinggi terhadap diri sehingga
sehingga jika tidak sesuai dengan realita maka akan menghasilkan stres.
Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik, mahasiswa menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen tepat pada satu hari dengan waktu
pengumpulan, awalnya beranggapan bahwasannya tugas ini dapat
diselesaikan dalam kurun waktu beberapa jam saja, namun ketika telah
memulai ternyata banyak hambatan yang dilalui, sehingga tidak sesuai
dengan ekspektasi di awal, kondisi seperti ini juga bisa membuat mahasiswa
menjadi stres.
Barseli, Ifdil, & Nikmarijal (2017), mengatakan bahwasanya salah satu
faktor penyebab stres akademik berasal dari faktor internal dan eksternal, di
mana dalam faktor internal tedapat poin pola pikir dan kepribadian,
seseorang yang memiliki pola pikir pesimis akan menimbulkan perilaku
Andre Revendra, Duryati 83
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat stres akademik pada mahasiswa yang diteliti
berada pada kategori sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi dalam
tiap-tiap aspek yang ada, sebagian aspek memiliki skor yang tinggi, skor
yang sedang, dan skor yang rendah; 2) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang
diteliti berada pada kategori sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi
dalam tiap-tiap aspek yang ada, sebagian aspek memiliki skor yang tinggi,
sedang, dan skor yang rendah; dan 3) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara stres akademik
dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang.
REFERENSI
A’yunina, H., & Abdurrohim, A. (2019). Hubungan antara Stres Akademik
dan Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang. In D. Wijayanti,
A. Sugiono, D. Kurniadi, & C. Anwar (Eds.), Prosiding Konstelasi Ilmiah
Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira. Semarang: Unissula
Press. Retrieved from
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kimuhum/article/view/8209
84 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86
Retrieved from
https://psikovidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/psikovidya/article
/view/15
Ruhmadi, E., Suwartika, I., & Nurdin, A. (2014). Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Stress Akademik Mahasiswa Reguler
Program Studi D III Keperawatan Cirebon Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya. JKS: Jurnal Keperawatan Soedirman, 9(3), 173–189.
https://doi.org/10.20884/1.jks.2014.9.3.612
Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017). Hubungan Self Efficacy,
Motivasi Berprestasi, Prokrastinasi Akademik dan Stres Akademik
Mahasiswa. Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling: Teori Dan Praktik), 1(2),
43–52. https://doi.org/10.26740/bikotetik.v1n2.p43-52
Setyaningrum, L. W. (2020). Hubungan antara Tingkat Stres dengan Tingkat
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Semarang
(Universitas Islam Sultan Agung Semarang). Universitas Islam Sultan
Agung Semarang. Retrieved from
http://repository.unissula.ac.id/17761/
Shiddiq, D. A., & Rizal, G. L. (2021). Hubungan Self Regulated Learning
dengan Stress Akademik Siswa SMA Kota Bukittinggi pada Masa
Pandemi Covid-19. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(2), 171–
181. https://doi.org/10.32507/attadib.v5i2.1024
Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2019). Hubungan Self-Efficacy dan Stres
Akademik Mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu
Keagamaan, 6(2), 91–95.
https://doi.org/10.37064/consilium.v6i2.6386
Triyono, T., & Khairi, A. M. (2018). Prokrastinasi Akademik Siswa SMA
(Dampak Psikologis dan Solusi Pemecahannya dalam Perspektif
Psikologi Pendidikan Islam). Jurnal Al Qalam: Jurnal Kependidikan,
19(2), 57–74. Retrieved from https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/al-
qalam/article/view/517