Anda di halaman 1dari 15

Socio Humanus Vol. 4 No.

1 (Januari 2022)
Halaman: 72-86
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/sohum DOI:

ISSN (Online): 2746-7546

HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK


DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA DI KOTA PADANG

Andre Revendra1,(*), Duryati1


1
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
(*)
andrerevendra09@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a relationship between academic stress and
academic procrastination in students in the city of Padang. This research is correlational
quantitative research. So that the data collection uses a scale of academic stress and academic
procrastination. The sample in this study amounted to 171 people. The data analysis technique
in this study uses product-moment correlation test analysis. The results of the hypothesis test show
that there is a significant relationship between academic stress and academic procrastination in
students in the city of Padang. With a correlation coefficient (r) of 0.515 and a significance (p) =
0.000 (p < 0.01).
Keywords: Academic Stress, Academic Procrastination, Students

ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara stres
akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Sehingga
pengumpulan data menggunakan skala stres akademik dan prokrastinasi akademik.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 171 orang. Teknik analisis data di dalam
penelitian ini menggunakan analisis uji korelasi product-moment. Hasil uji hipotesis
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang. Dengan koefisien
korelasi (r) sebesar 0,515 dan signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,01).
Kata Kunci: Stres Akademik, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa
Andre Revendra, Duryati 73
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang telah terdaftar di sebuah
perguruan tinggi. Mereka memiliki tanggung jawab selama perkuliahan dan
harus menyelesaikan studi mereka. Undang-undang sistem pendidikan
nasional pada pasal pertama mengatakan bahwa pendidikan dikatakan
sebagai bentuk usaha yang sadar serta terencana dalam menciptakan
suasana belajar, guna menciptakan peserta didik yang aktif, cerdas secara
intelektual, kompetitif, dan berperilaku baik. Sebagai seorang peserta didik
mahasiswa memiliki berbagai macam aktivitas rutin yang harus
dijalankanya, seperti belajar dalam menyiapkan tugas yang diberikan,
mencari berbagai referensi guna menyiapkan bahan perkuliahan dan lain
sebagainya (Presiden Republik Indonesia, 2003). Namun beberapa dari
mahasiswa ada yang kurang mampu dalam mengelola waktu, ketika
mahasiswa tidak mampu mengelola waktu dengan baik, mahasiswa akan
kesulitan dalam melakukan aktivitas nya, yang akan membuat banyak
pekerjaan menjadi tertunda-tunda dan hal ini dikenal dengan istilah
prokrastinasi (Prasetyo & Handayani, 2019).
Prokrastinasi merupakan perilaku dalam menunda-nunda memulai,
melaksanakan dan mengakhiri sebuah kegiatan, dan prokrastinasi akademik
diartikan sebagai penundaan yang dilakukan dalam bidang akademik
(Retno, Handayani, & Abdullah, 2016). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Basri (2017) mengatakan bahwa banyak mahasiswa menunda dan terus
melakukan prokrastinasi dalam pengerjaan tugasnya.
Prokrastinasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yaitu
prokrastinasi akademik dan non akademik, penundaan akademik ialah
sebuah penundaan yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik, seperti
tugas kampus, tugas kelompok, dan lain sebagainya. Di samping itu
penundaan non akademik adalah sebuah penundaan yang terkait pada
aktivitas keseharian yang dilakukan, seperti mengerjakan pekerjaan dirumah
maupun di luar rumah (Ilyas & Suryadi, 2017). Salah satu penelitian yang
dilakukan Gultom, Wardani, & Fitrikasari (2018) menggambarkan tentang
prokrastinasi pada mahasiswa kedokteran dan berada pada tingkatan yang
cukup tinggi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Arifah, Setiyani, & Arief
(2018) menjelaskan penundaan akademik mahasiswa akuntansi berada pada
level tinggi disebabkan sangat sering melakukan prokrastinasi. Handayani &
Prasetyo (2019) juga mengatakan bahwa ada prokrastinasi yang tinggi pada
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja disebabkan sangat sering melakukan
penundaan akademik dan lebih memilih pekerjaan. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Sagita, Daharnis, & Syahniar (2017) adanya tingkat
74 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

penundaan yang sedang pada mahasiswa bimbingan konseling disebabkan


kadang-kadang melakukan prokrastinasi dan kadang-kadang tidak.
Prokrastinasi akademik dapat diartikan sebagai suatu bentuk
penundaan yang berulang-ulang kali untuk menyegerakan suatu pekerjaan
maupun tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara melakukan
berbagai aktivitas lain yang tidak memiliki hubungan yngg relevan terhadap
pengerjaan dalam menyelesaikan tugas pokoknya (Arifah et al., 2018).
Prokrastinasi disebabkan oleh situasi diri yang dimiliki, prokrastinasi akan
berkurang sejalan bertambahnya tingkat pendidikan orang tua dan
bertambah sejalan banyaknya jumlah saudara kandung dan pendidikan
(Handaru, Lase, & Parimita, 2014). Pemaparan tersebut diperkuat dengan
sebuah penelitian dan menemukan bahwasanya terdapat 17,2% siswa
sekolah menengah pertama di Yogyakarta berada pada tingkat prokrastinasi
yang tinggi, 77,1% sedang, dan 5,7% rendah. Mayoritas siswa memiliki
tingkat prokrastinasi yang tinggi ditandai dengan perilaku yang sering sekali
melakukan penundaan (Munawaroh, Alhadi, & Saputra, 2017).
Triyono & Khairi (2018) mengatakan bahwasanya prokrastinasi
memiliki dampak yang mengganggu proses belajar dan mengajar, semua ini
terjadi diakibatkan banyaknya dari individu yang tidak menggunakan waktu
secara maksimal, mengerjakan tugas asal-asalan dan apabila mengerjakan
pun hasilnya tidak maksimal. Prokrastinasi dapat terjadi karena
mendapatkan nilai akademik yang rendah dan berada pada kondisi yang
kurang sehat. Ferrari, Johnson, & Mccown (1995) membagi faktor yang
memengaruhi prokrastinasi dalam 2 sektor, yaitu faktor internal dan
eksternal, faktor internal terdiri dari konsdisi fisik dan kondisi psikologis,
mereka dengan kondisi psikologis yang tidak baik biasanya mengalami stres
dan dengan stres yang dialaminya inilah membuat mereka suka menunda-
nunda dan bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas. Burka & Yuen
(2008) pernah berpendapat bahwasannya penundaan dapat meningkatkan
stres dan begitupun sebaliknya, dinamika seperti ini sangat sulit dihentikan
sehingga memberikan efek negatif pada masa yang akan datang ditandai
kerusakan di bagian tubuh dan sulit untuk bekerja secara baik dan benar.
Stres menjadi suatu pola reaksi yang meliputi pola reaksi fisik, seperti
peningkatan adrenalin dalam darah, dan pola reaksi psikis, seperti timbulnya
rasa cemas, sangat mengganggu dalam keseimbangan tubuh dan dapat
menyebabkan seseorang mudah lelah sehingga memerlukan energi besar
untuk memulihkan kembali keadaannya seperti semula (Retno et al., 2016).
Stres juga dapat diartikan tidak sinkronnya antara kondisi yang diharapkan
dengan kondisi psikologis, biologis, dan sistem sosial. Begitupun dengan
stres akademik meliputi pandangan mahasiswa terhadap banyaknya jenis
ilmu yang harus dikuasai dan pandangan terhadap keluwesan durasi dalam
Andre Revendra, Duryati 75
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

pengembangannya (Siregar & Putri, 2019). Sebuah penelitian yang


dilakukan oleh Hatmanti & Septianingrum (2019) menemukan bahwasanya
ada 62% Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya mengalami stres berat.
Stres akademik menyebabkan turun rendahnya daya tahan tubuh dan
mudah terkena penyakit apabila secara terus-menerus berada pada waktu
yang lama. Mulya & Indrawati (2016) mengatakan stres akademik terjadi
karena tidak harmonisnya emosi dan fisiologis, seperti adanya kecemasan,
rasa tertekan, dan khawatir yang disebabkan oleh tuntutan dari dosen
maupun orang tua agar mendapatkan skor yang baik dan dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu. Stres akademik terjadi karena adanya
academic stressor, yaitu faktor stres yang berawal dari proses pembelajaran
seperti adanya tekanan dalam mendapatkan nilai yang baik, panjangnya
durasi belajar, jumlah tugas yang banyak, nilai yang rendah atau minimnya
prestasi, serta rasa cemas ketika hendak mengikuti ujian (Harahap, Harahap,
& Harahap, 2020). Berhubungan dengan penelitian Ruhmadi, Suwartika, &
Nurdin (2014) terdapat 31,2% mahasiswa mengalami tingkat stres yang
berat, 55,8% dalam kategori sedang, dan 10,4% berada pada kategori
rendah pemicu dari ini semua bermula dari jadwal perkuliahan yang terlalu
padat sehingga menimbulkan penundaan dalam megerjakan tugas
akademik.
Penelitian mengenai hubungan stres akademik dengan prokrastinasi ini
sebenarnya sudah pernah dilakukan dengan subyek yang berbeda, beberapa
di antaranya dengan subyek guru-guru paud yang dilakukan oleh Retno et
al. (2016). Hasilnya menunjukkan bahwasannya ada korelasi yang signifikan
antara stres akademik dengan prokrastinasi yang ditunjukkan oleh hasil uji
regresi pada tabel konstanta = 69,709 dan koefiisien regresi = 0,168.
Penelitian yang dilakukan oleh Retno et al. (2016) dapat menjadi sebagai
bahan acuan oleh peneliti untuk melakukan penelitian yang sama dengan
subyek yang berbeda. Peneliti melihat perlu adanya penelitian pada
mahasiswa terkait dua variabel ini. Maka dengan ini peneliti ingin meneliti
dengan subyek yang berbeda dengan judul “Hubungan Stres Akademik
dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa di Kota Padang”.

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Penelitian ini bersifat
korelasional yang akan melihat hubungan antara stres akademik dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang. Variabel bebas
76 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

dalam penelitian ini adalah stres akademik dan variabel terikatnya adalah
prokrastinasi akademik.
Mahasiswa yang berkuliah dikota padang adalah populasi dalam
penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan insidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 171
orang mahasiswa yang berkuliah di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan google form.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Instrumen penelitian ini terdiri dari skala stres akademik yang diadaptasi
dari penelitian Shiddiq & Rizal (2021), dan skala prokrastinasi akademik
yang diadaptasi dari penelitian Astuti (2020).
Pada skala prokrastinasi akademik terdiri dari 25 item, dan setelah
dilakukan uji coba terdapat 7 item yang gugur dan 18 item yang diterima.
Sementara itu pada skala stres akademik terdiri dari 29 item, dan setelah
dilakukan uji coba terdapat 5 item yang gugur dan 24 item yang diterima.
Analisi yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada skala stres
akademik dan prokrastinasi akademik pada penelitian ini menggunakan
Cronbach alpha dengan menggunakan bantuan SPSS untuk mendapatkan
koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas pada skala stres akademik
memperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,875, sementara itu pada skala
prokrastinasi akademik memperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,722.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa subyek di dalam
penelitian ini memiliki tingkat prokrastinasi akademik dan stres akademik
yang tergolong dalam kategori sedang dari 171 subyek yang diteliti. Hasil
kategorisasi tersebut dicantumkan pada tabel berikut.
Tabel 1.
Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik (N = 171)
No Rumus Skor Kategorisasi F Persentase (%)
1. ( µ + 1,0 σ ) ≤ X 54 ≤ X Tinggi 1 0,6 %
2. ( µ - 1,0 σ ) ≤ X 36 ≤ X < Sedang 95 55,6 %
< ( µ + 1,0 σ ) 54
3. X < ( µ - 1,0 σ ) X < 36 Rendah 75 43,9 %
Total 171 100 %
Andre Revendra, Duryati 77
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa terdapat 95 subyek yang tergolong


ke dalam kategori sedang, 75 subyek tergolong ke dalam kategori rendah,
dan 1 subyek tergolong ke dalam kategori tinggi.
Tabel 2.
Kategorisasi Skor Stres Akademik (N = 171)
No Rumus Skor Kategorisasi F Persentase (%)
1. ( µ + 1,0 σ ) ≤ X 72 ≤ X Tinggi 17 9,9 %
2. ( µ - 1,0 σ ) ≤ X < ( µ + 1,0 σ 48 ≤ X < Sedang 136 79,5 %
) 72
3. X < ( µ-1,0 σ ) X < 48 Rendah 18 10,5 %
Total 171 100 %

Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa terdapat 136 subyek tergolong ke
dalam kategori sedang, 18 subyek tergolong ke dalam kategori rendah, dan
17 subyek tergolong ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan uji linearitas
skala prokrastinasi akademik dan stres akademik pada mahasiswa dikota
padang diperoleh F-linearity dengan nilai F = 64,442 yang memiliki p =
0,211 (p>0,05). Maka artinya asumsi linear dalam temuan terpenuhi. Hasil
uji normalitas pada variabel prokrastinasi akademik diperoleh nilai p =
0,064 (p>0,05) dengan nilai K-SZ = 0,066 dan untuk variabel stres
akademik memiliki nilai K-SZ = 0,062 dan p = 0,200 (p>0,05). Oleh
karena itu dapat diberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini kedua
variabel terdistribusi secara normal dan hasil dapat diamati dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 3.
Hasil Uji Normalitas Stres Akademik dan Prokrastinasi Akademik (N = 171)
No Variabel SD Mean K-SZ p Keterangan
1. Stres Akademik 10,64 61,21 0,062 0,200 Normal
2. Prokrastinasi 8,06 36,90 0,066 0,064 Normal
Akademik

Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa nilai K-SZ stres akademik = 0,062
dan K-SZ prokrastinasi akademik 0,066. Dan nilai p pada stres akademik =
0,200 dan nilai p pada prokrastinasi akademik 0,064 (p > 0,05).
Tabel 4.
Deskripsi Data Penelitian Stres Akademik dan Prokrastinasi Akademik
No Variabel Skor Hipotetik Skor Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
1. Stres 24 96 60 12 27 96 61,21 10,64
Akademik
2. Prokrastinasi 18 72 45 9 18 55 36,90 8,06
Akademik
78 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui rata-rata empiris dari variabel


prokrastinasi akademik (36,90) terlihat lebih kecil daripada rata-rata
hipotetiknya (45) ini berarti bahwa rata-rata sampel dalam penelitian ini
memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang lebih rendah dari pada
populasinya. Sebaliknya, rata-rata empiris dari variabel stres akademik
(61,21) lebih tinggi dari pada rata-rata hipotetiknya, yaitu sebesar (60), ini
berarti bahwa rata-rata sampel dalam penelitian ini memiliki stres akademik
yang lebih tinggi dari pada populasinya.
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan product-moment mendapatkan
hasil dari koefesien korelasi (r) sebesar 0,515 dan nilai sig p = 0,000
(p<0,01) yang menandakan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Hasil ini
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres
akademik dengan prokrastinasi pada mahasiswa di Kota Padang.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademik
dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang, dan
mendeskripsikan hubungan antara stres akademik dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa di Kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang signifikan antara stres akademik dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa di Kota Padang. Artinya semakin tinggi tingkat stres akademik
mahasiswa di Kota Padang, maka semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi
akademiknya, dan semakin rendah tingkat stres akademik mahasiswa di
Kota Padang, maka semakin rendah pula tingkat prokrastinasi
akademiknya.
Dan hasil penelitian ini bermakna bahwa ketika seorang mahasiswa
mengalami tekanan dalam bahan ajar, hasil pembelajaran, ketika hendak
melaksanakan ujian, belajar di dalam kelompok, hubungan yang buruk
dengan teman sebaya, dan tidak mampu mengelola waktu dengan baik. Hal
ini akan membuat mahasiswa menjadi menunda-nunda dalam memulai,
melakukan, dan mengakhiri tugas, lamban dalam mengerjakan tugas,
melakukan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, serta
membuat mahasiswa lebih memilih melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan dibandingkan mengerjakan tugas.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ernita (2021) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara stres
akademik dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang
diteliti. Dengan kategorisasi pada prokrastinasi akademik tergolong ke
dalam kategori rendah artinya mahasiswa yang diteliti memiliki tingkat
prokrastinasi akademik yang rendah, dan kategorisasi pada stres akademik
Andre Revendra, Duryati 79
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

tergolong ke dalam kategori sedang artinya dalam aspek-aspek yang ada


pada stres akademik mahasiswa yang diteliti memiliki nilai atau kategorisasi
yang bervariasi pada setiap aspek, ditandai dengan adanya dalam salah satu
aspek tinggi, rendah, ataupun sedang.
Penelitian yang dilakukan oleh Ernita (2021) ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Elvira (2021) yang menemukan
bahwasannya terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres
akademik dengan prokrastinasi akademik. Dengan kategorisasi pada
prokrastinasi akademik dan stres akademik tergolong ke dalam kategori
sedang, artinya di sebagian aspek subyek yang diteliti sudah bagus, namun
di beberapa aspek masih mengalami masalah dan perlu diminimalisir ke
tingkat yang rendah agar tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
subyek yang diteliti.
Hal ini mengonfirmasi penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum
(2020) dan penelitian yang dilakukan oleh Arifiani & Lestari (2021) serta
penelitian yang dilakukan A’yunina & Abdurrohim (2019) yang menemukan
bahwa terdapat hubungan positif antara stres akademik dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang diteliti.
Penelitian serupa pun dilakukan oleh Retno et al. (2016) dalam
penelitiannya tentang hubungan antara stres dan prokrastinasi pada
mahasiswa menjelaskan bahwa prokrastinasi dapat meningkatkan derajat
stres pada mahasiswa. Sebaliknya tingkat stres juga dapat menyebabkan
penundaan terjadi. Keterkaitan prokrastinasi dan stres tersebut dapat
menyebabkan kelelahan karena ketidakmampuan bekerja secara efektif.
Selanjutnya, akan mengakibatkan perasaan gugup, khawatir dan tertekan.
Kondisi yang menyebakan munculnya stres akan menyebabkan
terganggunya fungsi dan peran individu, salah satunya adalah
kecenderungan untuk prokrastinasi.
Di dalam penelitian ini mahasiswa yang diteliti memiliki tingkat
prokrastinasi akademik yang sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi
dalam tiap-tiap aspek yang ada, dan bermakna bahwa mahasiswa yang
diteliti dalam penelitian ini pada beberapa aspek yang ada sudah bagus
dalam menangani prokrastinasi akademik diantaranya pada aspek
kelambanan dalam mengerjakan tugas, dan kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual. Namun di beberapa aspek lain mahasiswa yang
diteliti di dalam penelitian ini masih mengalami masalah, seperti penundaan
terhadap tugas, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Dan tingkat stres akademik pada mahasiswa yang diteliti berada pada
kategori sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi dalam tiap-tiap aspek
yang ada, dan bermakna bahwa mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian
80 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

ini pada beberapa aspek yang ada sudah bagus dalam menangani stres
akademik di antaranya pada aspek results stress, dan time management stress.
Namun di beberapa aspek lain mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian
ini masih mengalami masalah, seperti teachers stress, tests stress, studying in groups
stress, peer stress, dan self inflicted stress.
Pengukuran prokrastinasi akademik pada penelitian ini diadaptasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2020) yang disusun berdasarkan
aspek-aspek prokrastinasi akademik dari Ferrari et al. (1995) terdiri dari 4
aspek yaitu penundaan untuk memulai dan mengerjakan tugas,
keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana
dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Pada aspek pertama, yaitu penundaan untuk memulai dan
menyelesaikan tugas, secara umum skor subyek berada pada kategori
sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian ini memiliki
tingkat penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas yang bervariasi
dalam tiap-tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada
kategori rendah, sedang dan tinggi
Pada aspek kedua, yaitu keterlambatan dalam mengerjakan tugas,
secara umum subyek berada pada kategori rendah, artinya tingkat
keterlambatan dalam mengerjakan tugas tidak menjadi permasalahan bagi
mahasiswa di Kota Padang, dan subyek mampu dalam mengatasi aspek ini
dan mengerjakan tugas tepat pada waktunya.
Pada aspek ketiga, yaitu kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
aktual, secara umum subyek berada pada kategori rendah, artinya tingkat
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual tidak menjadi
permasalahan terhadap mahasiswa di Kota Padang, dan subyek dalam
penelitian ini dapat dikatakan mampu dalam mengatasi permasalahan
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Pada aspek keempat yaitu melakukan aktivitas yang menyenangkan,
secara umum subyek berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang
diteliti di dalam penelitian ini memiliki tingkat melakukan aktivitas yang
menyenangkan yang bervariasi dalam tiap-tiap indikator atau item yang
tersedia ada yang berada pada kategori rendah, sedang dan tinggi.
Pengukuran stres akademik pada penelitian ini diadaptasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Shiddiq & Rizal (2021) yang disusun
berdasarkan aspek-aspek stres akademik dari Lin & Chen (2009) terdiri dari
7 aspek di antaranya, teachers stress, results stress, tests stress, studying in groups
stress, peer stress, time management stress, self inflicted stress.
Andre Revendra, Duryati 81
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

Pada aspek pertama, yaitu teachers stress, secara umum skor subyek
berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat teacher stress yang bervariasi dalam tiap-tiap
indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah,
sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) guru sering kali
menekankan pada pengetahuan, sehingga sering mengabaikan perasaan
emosional siswa selama proses belajar. Hal ini dapat berdampak pada
masalah dalam proses pembelajaran. Salah satu masalah belajar adalah
prokrastinasi. Peneliti dalam proses analisa keterkaitan antara stres pengajar
terhadap prokrastinasi menemukan bahwa, dalam penelitian Fauziah (2015)
menemukan bahwa yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang diteliti salah satunya adalah berkaitan dengan cara dosen
memberi intruksi dan mengajar dalam kelas yang tidak jelas dapat menjadi
pemicu terjadinya prokrastinasi akademik.
Pada aspek kedua, yaitu results tests, secara umum skor subyek berada
pada kategori rendah, artinya mahasiswa yang diteliti dalam penelitian ini
memiliki tingkat results test yang rendah. Menurut Lin & Chen (2009) jenis
stres pada aspek ini dapat berupa stres yang berasal dari orang tua yang
berekspektasi terlalu tinggi dengan pencapaian anaknya. Sehingga
mahasiswa seringkali merasa kekhawatiran jika terjadi penurunan nilai.
Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik, menurut Burka & Yuen
(2008) faktor yang dapat menyebabkan prokrastinasi salah satunya adalah
takut untuk gagal yang disebabkan dari otoritas orang tua dan prokrastinasi
sebagai bentuk pembangkangan terhadap otoritas orang tua.
Pada aspek ketiga, yaitu tests stress, artinya mahasiswa yang diteliti di
dalam penelitian ini memiliki tingkat tests stress yang bervariasi dalam tiap-
tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah,
sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) aspek ini berkaitan dengan
kekhawatiran dalam mepersiapkan ujian dan ketakutan terhadap mengulang
mata kuliah wajib. Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik,
Fauziah (2015) mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh penumpukan
tugas, referensi yang sulit ditemukan, dan aktivitas lain di luar akademik.
Menurut Ferrari et al. (1995) prokrastinasi akademik dapat terjadi ketika
individu yang berada pada lingkungan yang memberikan penghargaan
maupun penilaian dari hasil akhir. Sehingga individu akan cenderung lebih
suka melakukan penundaan dibandingkan individu yang berada pada
lingkungan yang lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil.
Pada aspek keempat, yaitu studying in groups stress, secara umum skor
subyek berada pada kategori sedang artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat studying in groups stress yang bervariasi dalam
tiap-tiap indikator atau item yang tersedia ada yang berada pada kategori
82 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

rendah, sedang dan tinggi. Menurut Lin & Chen (2009) aspek ini berkaitan
dengan kinerja dalam kelompok. Ketika dihadapkan pada situasi kelompok
yang tidak diinginkan, mahasiswa cenderung akan khawatir dengan kinerja
dalam kelompok. Namun, dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik
dalam penelitian Fauziah (2015) menemukan bahwa saling bergantung
antar anggota kelompok menyebabkan suatu tugas kelompok tidak dapat
dikerjakan tepat waktu.
Pada aspek kelima, yaitu peer stress, secara umum skor subyek berada
pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam penelitian ini
memiliki tingkat peer stress yang bervariasi dalam tiap-tiap indikator atau
aitem yang tersedia ada yang berada pada kategori rendah, sedang dan
tinggi. Aspek ini berkaitan dengan kompetisi antar teman dan adanya
gangguan yang berasal dari teman (Lin & Chen, 2009). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Herdiana & Zamalb (2021) menemukan bahwa
tekanan dari teman dan intensitas kompetisi antara teman membuat
terjadinya ketidakjujuran akademik yang kemudian berkaitan dengan tingkat
prokrastinasi akademik.
Pada aspek keenam, yaitu time management stress artinya mahasiswa yang
diteliti dalam penelitian ini memiliki tingkat time management stress yang
rendah. Hal ini diungkapkan dalam penelitian Fauziah (2015) yang
mengatakan bahwa penumpukan tugas dan ketikmampuan membagi waktu
menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik.
Pada aspek ketujuh yaitu self inflicted stress, secara umum skor subyek
berada pada kategori sedang, artinya mahasiswa yang diteliti di dalam
penelitian ini memiliki tingkat self inflicted stress yang bervariasi dalam tiap-
tiap indikator atau atem yang tersedia ada yang berada pada kategori
rendah, sedang dan tinggi. Lin & Chen (2009) mengatakan bahwa aspek ini
disebabkan oleh adanya harapan yang terlalu tinggi terhadap diri sehingga
sehingga jika tidak sesuai dengan realita maka akan menghasilkan stres.
Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik, mahasiswa menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen tepat pada satu hari dengan waktu
pengumpulan, awalnya beranggapan bahwasannya tugas ini dapat
diselesaikan dalam kurun waktu beberapa jam saja, namun ketika telah
memulai ternyata banyak hambatan yang dilalui, sehingga tidak sesuai
dengan ekspektasi di awal, kondisi seperti ini juga bisa membuat mahasiswa
menjadi stres.
Barseli, Ifdil, & Nikmarijal (2017), mengatakan bahwasanya salah satu
faktor penyebab stres akademik berasal dari faktor internal dan eksternal, di
mana dalam faktor internal tedapat poin pola pikir dan kepribadian,
seseorang yang memiliki pola pikir pesimis akan menimbulkan perilaku
Andre Revendra, Duryati 83
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

bermalas-malasan atau suka menunda-nunda dalam mengerjakan tugas


akademiknya atau sering dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik merupakan prokrastinasi yang terjadi pada
lingkungan akademik, seperti lingkungan di kampus yang berkaitan dengan
tugas-tugas kuliah (Fauziah, 2015).
Menurut Sagita et al. (2017) tugas yang banyak dan menumpuk
membuat prokrastinator menjadi malas dalam mengerjakan tugas. Tugas
yang tidak terselesaikan selanjutnya akan memunculkan stres pada
mahasiswa. Hal ini menjadi alasan mengapa hasil penelitian ini menjadi
relevan. Bahwa tindakan menunda-nunda tugas akan selanjutnya
menyebabkan mahasiswa menjadi tertekan ketika memiliki waktu yang
sedikit dalam mengerjakan tugas dan tuntutan akademik. Selain itu, perilaku
menunda-nunda tugas tentu akan memengaruhi tingkat keberhasilan
akademik dan pada akhirnya berimplikasi terhadap stres akademik pada
setiap aspek-aspeknya yang diuraikan di atas tadi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat stres akademik pada mahasiswa yang diteliti
berada pada kategori sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi dalam
tiap-tiap aspek yang ada, sebagian aspek memiliki skor yang tinggi, skor
yang sedang, dan skor yang rendah; 2) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang
diteliti berada pada kategori sedang, artinya terdapat skor yang bervariasi
dalam tiap-tiap aspek yang ada, sebagian aspek memiliki skor yang tinggi,
sedang, dan skor yang rendah; dan 3) Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara stres akademik
dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Padang.

REFERENSI
A’yunina, H., & Abdurrohim, A. (2019). Hubungan antara Stres Akademik
dan Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang. In D. Wijayanti,
A. Sugiono, D. Kurniadi, & C. Anwar (Eds.), Prosiding Konstelasi Ilmiah
Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira. Semarang: Unissula
Press. Retrieved from
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kimuhum/article/view/8209
84 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

Arifah, W., Setiyani, R., & Arief, S. (2018). Pengaruh Prokrastinasi,


Tekanan Akademik, Religiusitas, Locus of Control terhadap Perilaku
Ketidakjujuran Akademik Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Unnes.
Economic Education Analysis Journal, 7(1), 106–119. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/22860
Arifiani, D., & Lestari, R. (2021). Hubungan Persepsi Sistem Pembelajaran
Daring dan Prokrastinasi Akademik dengan Stres Akademik pada Mahasiswa
(Universitas Muhammadiyah Surakarta). Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/92311/
Astuti, T. W. (2020). Kontribusi Kecanduan Bermain Game Online
terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. SOcio Humanus,
2(2), 127–136.
https://doi.org/https://ejournal.pamaaksara.org/index.php/sohum/
article/view/215
Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik
Siswa. Jurnal Konseling Dan Pendidikan (JKP), 5(3), 143–148.
https://doi.org/10.29210/119800
Basri, A. S. H. (2017). Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Ditinjau dari
Religiusitas. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam,
14(2), 54–77. https://doi.org/10.14421/hisbah.2017.142-05
Burka, J. B., & Yuen, L. M. (2008). Procrastination: Why You Do It, What To
Do About It. Cambridge, MA: Da Capo Press.
Elvira, F. (2021). Hubungan antara Stress Akademik dengan Prokrastinasi
Akademik pada Siswa SMA Sederajat Dimasa Pandemi Covid-19
(Universitas Muhammadiyah Malang). Universitas Muhammadiyah
Malang. Retrieved from https://eprints.umm.ac.id/77952/
Ernita, K. J. (2021). Hubungan antara Stress Akademik dengan Prokrastinasi
Akademik pada Mahasiswa Perantau (Universitas Sanata Dharma).
Universitas Sanata Dharma. Retrieved from
https://repository.usd.ac.id/40739/
Fauziah, H. H. (2015). Fauziah, H. (2015). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Ilmiah Psikologi,
2(2), 123-132. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 123–132.
https://doi.org/10.15575/psy.v2i2.453
Ferrari, J., Johnson, J., & Mccown, W. (1995). Procrastination and Task
Avoidance Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.
Gultom, S. A., Wardani, N. D., & Fitrikasari, A. (2018). Hubungan Adiksi
Internet dengan Prokrastinasi Akademik. Diponegoro Medical Journal
(Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(1), 330–347.
https://doi.org/10.14710/dmj.v7i1.19392
Handaru, A. W., Lase, E. P. S., & Parimita, W. (2014). Analisis Perbedaan
Andre Revendra, Duryati 85
Hubungan antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa…

Tingkat Prokrastinasi Ditinjau dari Gender, Socio-Personal, Locus of


Control, serta Kecerdasan Emosional: Studi pada Mahasiswa Program
Studi Manajemen FE UNJ. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia, 5(2), 243–263. Retrieved from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/813
Harahap, A. C. P., Harahap, D. P., & Harahap, S. R. (2020). Analisis
Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak
Jauh Dimasa Covid-19. Biblio Couns: Jurnal Kajian Konseling Dan
Pendidikan, 3(1), 10–14.
https://doi.org/10.30596%2Fbibliocouns.v3i1.4804
Hatmanti, N. M., & Septianingrum, Y. (2019). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Stres Akademik Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 5(1), 40–46.
https://doi.org/10.33023/jikep.v5i1.217
Herdiana, H., & Zamalb, S. N. (2021). Is Academic Dishonesty Related to
Academic Procrastination in Student College. Education, Sustainability
& Society (ESS), 4(2), 62–65.
https://doi.org/10.26480/ss.02.2021.62.65
Ilyas, M., & Suryadi, S. (2017). Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa di
SMA Islam Terpadu (IT) Boarding School Abu Bakar Yogyakarta.
An-Nida’, 4(1), 71–82. https://doi.org/10.24014/an-nida.v41i1.4638
Lin, Y. M., & Chen, F. S. (2009). Academic Stress Inventory of Students at
Universities and Colleges of Technology. World Transactions on
Engineering and Technology Education, 7(2), 157–162. Retrieved from
http://www.wiete.com.au/journals/WTE&TE/Pages/Vol.7, No.2
(2009)/8-03-Lin-Y.M.pdf
Mulya, H., & Indrawati, E. (2016). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi
dengan Stres Akademik pada Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal EMPATI, 5(2),
296–302. https://doi.org/10.14710/empati.2016.15224
Munawaroh, M., Alhadi, S., & Saputra, W. (2017). Tingkat Prokrastinasi
Akademik Siswa Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 9
Yogyakarta. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 2(1), 26–31.
https://doi.org/10.17977/um001v2i12017p026
Prasetyo, I., & Handayani, N. S. (2019). Prokrastinasi Akademik dan
Kecurangan Akademik pada Mahasiswa yang Kuliah Sambil Bekerja.
Jurnal Psikologi, 12(1), 22–30.
https://doi.org/10.35760/psi.2019.v12i1.1913
Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. , Pub. L. No. 20 (2003). Indonesia.
Retno, S. W., Handayani, I., & Abdullah, A. (2016). Hubungan Stress
dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa. PSIKOVIDYA, 20(1), 32–39.
86 Socio Humanus 4 (1) Januari 2022
72-86

Retrieved from
https://psikovidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/psikovidya/article
/view/15
Ruhmadi, E., Suwartika, I., & Nurdin, A. (2014). Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Stress Akademik Mahasiswa Reguler
Program Studi D III Keperawatan Cirebon Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya. JKS: Jurnal Keperawatan Soedirman, 9(3), 173–189.
https://doi.org/10.20884/1.jks.2014.9.3.612
Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017). Hubungan Self Efficacy,
Motivasi Berprestasi, Prokrastinasi Akademik dan Stres Akademik
Mahasiswa. Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling: Teori Dan Praktik), 1(2),
43–52. https://doi.org/10.26740/bikotetik.v1n2.p43-52
Setyaningrum, L. W. (2020). Hubungan antara Tingkat Stres dengan Tingkat
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Semarang
(Universitas Islam Sultan Agung Semarang). Universitas Islam Sultan
Agung Semarang. Retrieved from
http://repository.unissula.ac.id/17761/
Shiddiq, D. A., & Rizal, G. L. (2021). Hubungan Self Regulated Learning
dengan Stress Akademik Siswa SMA Kota Bukittinggi pada Masa
Pandemi Covid-19. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(2), 171–
181. https://doi.org/10.32507/attadib.v5i2.1024
Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2019). Hubungan Self-Efficacy dan Stres
Akademik Mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu
Keagamaan, 6(2), 91–95.
https://doi.org/10.37064/consilium.v6i2.6386
Triyono, T., & Khairi, A. M. (2018). Prokrastinasi Akademik Siswa SMA
(Dampak Psikologis dan Solusi Pemecahannya dalam Perspektif
Psikologi Pendidikan Islam). Jurnal Al Qalam: Jurnal Kependidikan,
19(2), 57–74. Retrieved from https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/al-
qalam/article/view/517

Anda mungkin juga menyukai