Regulasi Diri
Brown (dalam Purnamasari, 2014) self regulation atau regulasi diri adalah
kemampuan individu untuk merencanakan, mengarahkan, dan memonitor
perilaku untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melibatkan unsur
fisik, kognitif, emosional, dan social.
Menurut Schunk & Zimmerman (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011)
terdapat tiga aspek dari belajar berdasarkan regulasi diri yaitu :
a. Metakognisi
b. Motivasi
c. Perilaku
Hipotesis Ha : Terdapat hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi
akademik pada mahasisa KSR PMI di Universitas Negeri Padang.
H0 : Tidak terdapat hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi
akademik pada mahasisa KSR PMI di Universitas Negeri Padang.
Metode penelitian Pendekatan kuantitatif survei (korelasi) dengan melakukan uji korelasi
(hubungan).
Subjek penelitian Populasi : Mahasiswa KSR PMI di Universitas Negeri Padang, yang
berjumlah 300 mahasiswa.
Sampel : Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dengan
kriteria Mahasiswa angkatan 2014 yang masih aktif dalam kegiatan
organisasi KSR PMI di Universitas Negeri Padang. Jumlah sampel yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa KSR PMI di
Universitas Negeri Padang berjumlah 40 orang.
Teknik sampling : Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unusur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Alat ukur Menggunakan skala regulasi diri dan skala prokrastinasi akademik. Skala
ini terdiri dari pertanyaan yang bersifat favourabel dan unfavourabel yang
masing-masing terdiri dari empat alternatif jawaban. Subjek diminta untuk
memberikan penilaian dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban
yang disediakan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS)
dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Reliabilitas : diperoleh nilai koefisien reliabilitas pada skala regulasi diri
sebesar 0,920 dan hasil uji reliabilitas pada skala prokrastinasi akademik
diperoleh koefisien sebesar 0,932.
Analisis data Menggunakan uji statistik pearson product moment dan menghasilkan nilai
r = -0,378 dengan taraf signifikansi p = 0,016
Hasil penelitian Hipotesis (Ha) penelitian diterima. Berdasarkan hasil uji korelasi, terlihat
korelasi yang signifikan antara skala regulasi diri dan prokrastinasi
akademik, yaitu sebesar r = -0,378 dengan taraf signifikansi p = 0,016. Hal
ini menunjukkan korelasi yang negatif, berarti jika regulasi diri tinggi,
maka prokrastinasi akademik Mahasiswa organisasi KSR PMI UNP akan
rendah dan sebaliknya jika regulasi diri rendah, maka prokrastinasi
akademik Mahasiswa organisasi KSR PMI UNP tersebut akan tinggi. Hal
ini diperkuat dengan hasil uji signifikansi yang didapatkan p = 0,016 <
0,05 level of significant (α), yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara regulasi diri dengan prokrastinasi akademik Mahasiswa
Organisasi KSR PMI Universitas Negeri Padang.
Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa KSR PMI di UNP dengan arah
negatif, hal ini berarti semakin tinggi regulasi diri, maka semakin rendah
prokrastinasi akademik. Sebaliknya, semakin rendah regulasi diri, maka
semakin tinggi prokrastinasi akademik, dengan demikian hipotesis
diterima. Besarnya sumbangan efektif regulasi diri terhadap prokrastinasi
akademik adalah sebesar 14%, sedangkan 86% yang lain.
Tugas Review Jurnal Studi Korelasi Kausal
Strategi Coping
Santrock (2007) mengungkapkan strategi coping adalah upaya untuk
mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk memecahkan
masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi atau mengurangi
stres.
Manajemen Waktu
Forsyth (2009) mengatakan bahwa manajemen waktu adalah cara
bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin
terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktivitas.
Hipotesis Ha : Terdapat pengaruh strategi coping dan manajemen waktu terhadap
prokrastinasi akademik.
H0 : Tidak terdapat pengaruh strategi coping dan manajemen waktu
terhadap prokrastinasi akademik.
Metode penelitian Pendekatan kuantitatif survei (korelasi kausal) dengan melakukan uji
pengaruh.
Subjek penelitian Populasi : Mahasiswa jurusan kebidanan di Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Sampel : Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dengan
kriteria mahasiswa kebidanan D3 dan D4 yang menjalani perkuliahan pada
semester 4 ke atas, mahasiswa aktif dalam kegiatan perkuliahan dan
terdata melakukan perilaku menunda-nunda tugas pada data hasil
screening. Jumlah sampel yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
82 mahasiswa.
Teknik sampling : Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Alat ukur Menggunakan skala prokrastinasi akademik, skala strategi coping, dan
skala manajemen waktu. Skala yang disusun menggunakan bentuk Likert,
skala tersebut dikelompokkan dalam pernyataan favorable dan unfavorable
dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Analisis data Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini yaitu analisis regresi
berganda dan bertahap. Hasil uji analisis regresi bertahap didapatkan hasil
bahwa terdapat pengaruh negatif antara strategi coping dengan
prokrastinasi akademik dengan beta (β) = -0.822, t hitung = -14.511 dan
nilai p = 0.000. Hasil analisis regresi bertahap pada manajemen waktu
dengan prokrastinasi akademik memiliki pengaruh negatif dengan beta (β)
= -0.150, t hitung = -2.653 dan nilai p = 0.010. Dengan nilai f hitung
sebesar 261.938 lebih besar daripada f tabel sebesar 3.11 dan nilai p
sebesar 0.000 (p < 0.05).
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping dan manajemen
waktu berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kaltim, dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar
261.938 lebih besar daripada f tabel sebesar 3.11 dan nilai p sebesar 0.000
(p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian
ini H1 diterima H0 ditolak. Kontribusi pengaruh (R2) strategi coping dan
manajemen waktu terhadap prokrastinasi akademik adalah sebesar 0.869,
hal ini menunjukkan bahwa 86.9 persen dari variasi prokrastinasi
akademik dapat dijelaskan oleh strategi coping dan manajemen waktu.
Sedangkan sisanya 13.1 persen dijelaskan oleh variabel lain atau sebab-
sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik seperti faktor internal
meliputi; kondisi fisik individu dan kondisi psikologis individu, serta
faktor eksternal meliputi; gaya pengasuhan orangtua dan kondisi
lingkungan (Ghufron, 2010).
Kesimpulan Kesimpulan
Pada bagian ini peneliti memaparkan dan menjelaskan simpulan
berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat oleh peneliti
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh strategi coping dan manajemen waktu terhadap
prokrastinasi akademik mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kaltim. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
2. Terdapat pengaruh negatif strategi coping terhadap prokrastinasi
akademik mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Kaltim.
3. Terdapat pengaruh negatif manajemen waktu terhadap
prokrastinasi akademik mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kaltim.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas dan dengan menyadari adanya keterbatasan
yang ada dalam hasil penelitian, maka disarankan:
1. Mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Kaltim perlu lebih
meningkatkan kemampuan strategi coping menggunakan problem
focused coping dengan cara fokus terhadap masalah untuk mencari
jalan keluar atau mencari support dari teman dan orang-orang
terdekat.
2. Poltekes Kemenkes Kaltim disarankan untuk mengadakan
pelatihan atau seminar sehubungan dengan manajemen waktu dan
strategi coping bagi mahasiswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan hal
sebagai berikut:
a. Mengkaji lebih banyak jurnal sejenis yang terkait dengan
prokrastinasi akademik, strategi coping, maupun manajemen
waktu.
b. Mengukur prokrastinasi akademik dengan variabel yang
berbeda dengan penelitian ini misalnya dengan variabel stres
akademik, sehingga akan mendukung dan menyumbangkan
pengembangan ilmiah baru dalam bidang ilmu psikologi.
Tugas Review Jurnal Uji Komparasi
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa disarankan untuk
memanfaatkan waktu secara baik untuk memenuhi target yang telah
direncanakan, membuat prioritas, mampu mengatur waktu, kecepatan
belajar, dan rencana penyelesaian tugas yang baik. Secara umum laki-
laki dan perempuan sama-sama dituntut untuk dapat belajar secara lebih
mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan mampu mengerjakan
tugas-tugas akademik dengan sebaik mungkin. Kepada peneliti
selanjutnya yang berminat meneliti proktrastinasi akademik dapat
melihat variabel lain seperti manajemen stres, keterlibatan orang tua,
stres akademik dan adversity quotient, untuk mendapatkan hasil yang
lebih komprehensif.
Tugas Review Jurnal Studi Eksperimen
Self-Regulated Learning
Menurut Zimmerman (1989, 2000) self-regulated learning adalah suatu
strategi belajar dimana siswa secara metakognitif mempunyai motivasi
atau dorongan untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar
mandiri. Zimmerman (2000) memberikan gambaran dan ciri-ciri siswa
yang menerapkan strategi self-regulated learning, diantaranya adalah
adanya partisipasi aktif dalam belajar dari segi metakognitif, motivasi, dan
perilaku.
Hipotesis Ha : Strategi self-regulated learning efektif untuk menurunkan tingkan
prokrastinasi siswa.
H0 : Strategi self-regulated learning tidak efektif untuk menurunkan
tingkan prokrastinasi siswa.
Metode penelitian Pendekatan kuantitatif eksperimen (kuasi eksperimen) dengan
menggunakan desain nonequivalent (pretest dan posttest) control group
design, yaitu dengan melakukan pengukuran sebanyak dua kali sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan.
Subjek penelitian Populasi : Siswa kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2015-2016 yang
berjumlah 82 siswa.
Sampel : Sampel penelitian berjumlah 68 siswa yang dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen sebanyak
34 siswa diberikan perlakuan berupa strategi self-regulated learning,
sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol yang tidak
mengikuti strategi self-regulated learning yakni sebanyak 34 siswa.
Teknik sampling : Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Alat ukur Untuk mengukur variabel bebas dalam penelitian ini, digunakan skala
perilaku prokrastinasi akademik dengan model Likert yang menggunakan
lima alternatif jawaban, yang merupakan hasil pengembangan yang
diadaptasi berdasarkan indikator prokrastinasi akademik dari
Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk., 1995).
Analisis data Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini yaitu menggunakan
statistik non-parametrik Uji U yaitu teknik Mann Whitney. Berdasarkan
hasil analisis uji hipotesis dengan nilai signifikansi penelitian sebesar
0,009, yang mana nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (α
<0,05).
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi self-regulated learning
efektif untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik siswa, yang
artinya hipotesis (Ha) diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji
statistik bahwa tingkat prokrastinasi akademik siswa SMAN 1 Ngamprah
pada kelompok eksperimen yang diberikan strategi self-regulated learning
mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak diberikan strategi self-regulated learning.
Hasil uji Mann-Whitney memperlihatkan nilai signifikansi (sig.) sebesar
0.009 lebih kecil dari α = 0.05, yang berarti bahwa strategi self-regulated
learning efektif untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik siswa.
Siswa yang menjalankan strategi pengelolaan penggunaan waktu akan
berusaha berkomitmen untuk menepati tujuan dan rencana yang telah
dibuat. Siswa akan memperkirakan waktu yang dibutuhkannya untuk
mengerjakan tugas.
Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa strategi self-regulated learning dalam
penelitian ini terbukti efektif untuk menurunkan tingkat prokrastinasi
akademik siswa. Artinya tingkat prokrastinasi akademik siswa pada
kelompok eksperimen yang diberikan strategi self-regulated learning
mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak diberikan strategi self-regulated learning.
Penurunan tersebut juga berlaku dalam setiap aspek prokrastinasi
akademik siswa yaitu: penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan
tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kerja aktual, melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan, takut gagal, dan kurang motivasi.
Saran
Diharapkan para pendidik dapat menerapkan strategi self-regulated
learning sebagai alternatif pemecahan masalah prokrastinasi akademik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prokrastinasi akademik dapat
diturunkan dengan melakukan strategi self-regulated learning sehingga
para pelajar disarankan untuk dapat menguasai proses-proses regulasi diri.
Bagi para akademisi dan peneliti selanjutnya yang akan mengungkap
masalah prokrastinasi akademik hendaknya menggunakan strategi lain
baik itu yang menyangkut self-regulated learning secara lebih khusus
maupun strategi yang berbeda sehingga dapat menambah alternatif
pemecahan masalah yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik