Anda di halaman 1dari 35

Seminar Hasil Skripsi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN


PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA FK UNS

GANTAR RINA DEWI PRAMUSHINTA

Pembimbing utama : Drs Hardjono


Pembimbing pendamping : Anik Lestari, dr., M.Kes
Penguji Utama : Prof. DR. Endang Sutisna Sulaeman, dr. M.kes
Latar Belakang

• Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi.
Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir yang
memasuki dewasa awal yaitu usia 18-24 tahun(Milgram et al.,2014)

• Mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa perkembangannya, termasuk


memiliki tanggung jawab terhadap kehidupannya untuk memasuki masa dewasa
(Putri,et al., 2018). Lestari(2010) mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan yang
dihadapi mahasiswa adalah ketidak disiplinan dalam mengelola waktu yang
ditunjukkan dengan lamanya kelulusan karena kebiasaan menunda pekerjaan.

• Pada dunia akademis penundaan tugas akademis ini sering disebut dengan istilah
prokrastinasi akademik (Ozer, et al., 2019).
• Penundaan yang relatif berat pada mahasiswa adalah penundaan kelulusan dari
perguruan tinggi karena makin lama kuliah makin berat derajat kecenderungan
menunda. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas
menulis sebesar 46%(Solomon, et al., 2019)

• Terdapat dua faktor yang mempengaruhi munculnya prokrastinasi pada mahasiswa


maupun pelajar umumnya(Ferrari, et al., 2015)

• Faktor pertama adalah faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri individu itu sendiri, meliputi kondisi fisik dan psikologis.

• Faktor kedua adalah faktor ekternal, merupakan faktor penyebab yang berasal dari
luar diri individu, meliputi gaya pengasuhan orang tua, kondisi lingkungan yang
rendah pengawasan, serta kondisi lingkungan.
• Bernard mengungkapkan beberapa faktor dilakukannya prokrastinasi diantaranya
kecemasan, pencelaan terhadap diri sendiri, tidak teraturnya waktu, pendekatan yang
lemah terhadap tugas, perasaan tertekan dan kelelahan (Catrunada, et al., 2018).

• Kecemasan sama juga seperti dengan pesan karena tubuh akan memberikan tanda
ketika ada sesuatu yang salah. Nevid (2013) menjelaskan bahwa kecemasan adalah
suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera
terjadi.

• Kecemasan terhadap lingkungan pendidikan sering dialami oleh mahasiswa dan


kecemasan yang di rasakan oleh mahasiswa sering disebut dengan kecemasan
akademik (Safitri, 2011).

• Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat


kecemasan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa FK UNS.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prokrastinasi
akademik mahasiswa FK UNS?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
kecemasan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa FK UNS.
Manfaat penelitian

1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya
terkait dengan tingkat kecemasan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa FK UNS.
2. Aspek Praktis
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi latihan penerapan teori yang telah diperoleh
melalui pembelajaran di dunia perkuliahan. Hasil dari penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang juga memiliki tema
sejenis.
Bagi Masyarakat
Melalui penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mengetahui
dampak dari hubungan prokastinasi akademis dengan tingkat kecemasan dalam
menentukan penggunaan startegi prokastinasi yang tepat bagi dirinya, sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari aspek kejiwaan. 
Kerangka pemikiran
Pelaksanaan penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Adaupn kriteria inklsi maupun eksklusi sebagai berikut:

Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa aktif dalam kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
b. Angkatan 2019
c. Bersedia menjadi responden

Kriteria Eksklusi adalah mengecualikan atau mengecualikan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena
berbagai alasan dari penelitian, sehingga tidak dapat dijadikan sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria
eksklusi penelitian ini adalah memiliki riwayat penyakit berat, sedang mengonsumsi obat-obatan, mahasiswa yang
tidak bersedia menjadi partisipan dan tidak mengisi kuesioner secara lengkap
Pada penelitian ini menggunakan probability (random) sampling dengan teknik
simple random sampling.

Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi (50 orang)
e = Margin of error (e = 5% = 0,05)
= 61,6 (dibulatkan menjadi 62)
Hipotesis

● H1: Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan prokrastinasi akademik


mahasiswa FK UNS
Desain penelitian
Penilaian Kecemasan

● Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)


Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) merupakan sebuah quesioner dengan 50 butir
pertanyaan terstruktur yang pada akhirnya akan menentukan klasifikasi kecemasan
menjadi tiga, yaitu kecemasan ringan (total skor < 20), kecemasan sedang (total skor 20
– 25), dan kecemasan berat (total skor > 25) (Hadi dkk, 2019)
Penilaian Prokrastinasi

penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
BAB 4
Karakteristik Responden
Hasil uji kuisioner

● TMAS Taylor Manifest Anxiety Scale


A. Uji validitas

Seluruh item pernyataan memiliki koefisien korelasi item total dengan nilai ≥0,3.
berdasarkan ketentuan dari Sugiyono tahun 2013 dinyatakan valid.
B. Uji Rehabilitas

Pada uji reliabilitas didapatkan pada kedua domain item pernyataan memiliki koefisien Cronbach Alpha
sebesar ≥ 0,7 yaitu sebesar 0,969. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria dari Sugiyono tahun 2013 dapat
disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan reliabel.
● Prokrastinasi Akademik
A. Ui Validitas

Didapatkan seluruh item pernyataan memiliki koefisien korelasi item total dengan nilai ≥ 0,3, yaitu dalam
rentang 0.550-0.968. Sehingga berdasarkan ketentuan dari Sugiyono tahun 2013, maka seluruh item
pertanyaan dinyatakan valid.
B. Uji Rehabilitas

Didapatkan pada kedua domain item pernyataan memiliki koefisien Cronbach Alpha sebesar ≥ 0,7 yaitu
0.964. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria dari Sugiyono tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa seluruh
item pernyataan reliabel
Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas, Variable Tingkat Kecemasan dan Prokastinasti Akademik menggunakan uji
korelasi Spearman untuk menilai hubungan antara dua variable.
A. Analisis Bivariat Variabel Penelitian

Tabel 4.11. menujukkan hasil analisis bivariate dalam mengetahui hubungan Tingkat Kecemasan dan
Prokastinasti Akademik pada mahasiswa FK UNS angkatan 2019. Hasil analisis bivariat menggunakan uji
korelasi Spearman's rho memiliki nilai p = 0,000 dan nilai r sebesar 0,671 yang menandakan bahwa terdapat
hubungan yang kuat dengan arah korelasi yang positif antara variable Tingkat Kecemasan dengan
Prokastinasti Akademik pada mahasiswa FK UNS angkatan 2019.
Bab V pembahasan

Analisis Univariat Penelitian

● Responden umur 21 tahun sebanyak 32 responden (51,7%)


● Responden umur 20 tahun sebanyak 18 responden (29,0%)
● Responden umur 19 tahun sebanyak 8 responden (14,0%)
● Responden umur 17 tahun dan 18 tahun dengan total responden masing masing kelompok sebanyak 2
responden (7,7%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa responden paling banyak berada pada usia rentang 18-20 tahun dimana range
usia tersebut sesuai dengan kelompok usia mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi yang berada di
semester 7 Angkatan 2019.

● Responden jenis kelamin Laki-laki sebanyak 21 orang (33,9%)


● Responden jenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang (66,1%)

Mengenai status perkawinan, semua responden penelitian ini belum menikah.


Analisis Bivariat Penelitian

Semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa maka semakin tinggi pula
tingkat kecemasannya dan sebaliknya. Dalam Ahmaini (2020), Young berpendapat ada
beberapa karakteristik individu yang melakukan prokrastinasi akademik, antara lain:
● kurang dapat mengatur waktu
● percaya diri yang rendah
● menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas
● keras kepala dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksanya untuk
mengerjakan tugas
● memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap pekerjaan tidak dapat
dilakukan tanpanya
● menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan, merasa dirinya
sebagai korban yang tidak memahami mengapa tidak dapat mengerjakan sesuatu
yang dapat dikerjakan orang lain.
Lambannya seseorang dalam mengerjakan tugas dapat menjadi ciri utama dari
prokrastinasi akademik. Kesenjangan waktu antara rencana dengan kesenjangan
kinerja aktual, seorang prokrastinator kesulitan untuk melakukan suatu tugas dengan
batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya, ia juga sering mengalami
keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana yang telah ditentukan oleh dirinya sendiri. Seorang prokrastinator
sudah menentukan waktunya sendiri untuk mengerjakan tugas, akan tetapi ketika
saatnya tiba ia tidak mengerjakan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan sehingga
menyebabkan keterlambatan bahkan kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara
memadai.

Dengan mengurangi perilaku menunda pada tugas, diharapkan mahasiswa dapat


mengontrol diri mereka agar lebih disiplin dalam mengatur waktu dan membuat
kualitas hidup yang lebih baik terlebih untuk mengurangi kecemasan dalam diri
mahasiswa.
Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan akan karakteristik keluarga yang meliputi


pendidikan, pekerjaan, pemdapatan, dan jumlah anggota keluarga tidak dilakukan
analisis oleh peneliti. Selain itu, peneliti tidak mempertimbangkan indikator kuantitatif
tingkat kecemasan dalam pengukuran tingkat prokastinasti individu, serta masih
dilakukan pada sampel populasi yang kecil.
BAB 6 PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat dengan arah korelasi yang positif antara tingkat kecemasan dan
prokastinasti akademik pada mahasiswa FK UNS angkatan 2019. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan individu makin tinggi tingkat
prokastinasti individu.

B. SARAN

1.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi kepada mahasiswa
tentang tingkat kecemasan dan prokastinasti akademik pada mahasiswa, dimana
mahasiswa merupakan peran utama untuk membangun bangsa dan negara dalam
mengendalikan masalah kesehatan fisik dan mental.
2.Sebaiknya penelitian dilakukan pada populasi yang lebih luas untuk memperluas
generalisasi hasil penelitian dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih terpercaya dan
akurat.
DATAR PUSTAKA
Andayani TR, Karyanta NA (2011). Model pembelajaran regulasi diri untuk menurunkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
Wacana, 3(6):137-152.
Aryani BS (2017). Hubungan kecanduan smartphone terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa kedokteran semester VI Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Bian M & Leung L (2014). Linking loneliness, shyness, smartphoneaddiction and patterns of smartphone use to capital. Journal: Social
Science Computer Review,1-19.
Chiu, Shao-I (2014). The relationship between life stress and smartphone addiction on taiwanese university student: A meditation model
of learning self efficacy and social efficacy. Computers in Human Behavior, 34:49-57.
Collins English Dictionary (2012). Collins English Dictionary - Complete & Unabridged 10th Edition. Harper Collins
Publishers. http://www.dictionary.com/browse/smartphone - Diakses: Desember 2017.
Dahlan MS (2010). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika, pp: 25-33
Díaz-Morales JF, Ferrari JR, Cohen J R (2008). Indecision and avoidant procrastination: The role of morningness—eveningness and time
perspective in chronic delay lifestyles. The journal of general psychology, 135(3):228-240.
Faizah SRI (2015. Hubungan Antara Self-Directed Learning Readiness (SDLR) dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (2016). Buku pedoman program studi kedokteran fakultas kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ferrari JR, Johnson JL, McCown W (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Plenum.

Freeman EK, Cox-Fuenzalida LE, Stoltenberg I (2011). Extraversion and arousal procrastination: Waiting for the kicks. Current Psychology, 30(4):375-382.

Gafni R, Geri N (2010). Time management: Procrastination tendency in individual and collaborative tasks. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge,
and Management, 5(1):15-125

Ghufron NM (2003). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Universitas Gajah Mada.
Tesis.
Kwon M, Lee JY, Won WY, Park JW, Min JA, Hahn C, Gu X, Choi JH, Kim DJ (2013). Development and validation of a smartphone addiction scale (SAS).
PLOS ONE, 8(2).

Karuniawan A, Cahyanti IY (2013). Hubungan antara academic stress dengan smartphone addiction pada mahasiswa pengguna smartphone. Jurnal Psikologi
Klinis dan Kesehatan Mental. 2(1):16-21.

Lin YH, Chiang CL, Lin PH, Chang LR, Ko CH, Lee YH, Lin SH (2016). Proposed diagnostic criteria for smartphoneaddiction. PLOS ONE, 11(11).

Mok JY, Choi SW, Kim DJ, ChoiJ.S, Lee J, Ahn H, Choi EJ, Song WY (2014). Latent class analysis on internet and smartphone addiction in college students.
Neuropsychiatric Disease and Treatment, 10:817-828.
Notoatmodjo S (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, p:115 Oxford Dictionary. (2016). English Oxford Living Dictionary. Oxford
University Press. https://en.oxforddictionaries.com/definition/smartphone - Dipetik November 2017

Putri AK (2014). Hubungan lingkungan belajar di Institusi pendidikan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program studi D III kebidanan
STIKES Aisyah Surakarta. Surakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Tesis.

Rozental A, Carlbring P (2014). Understanding and treating procrastination: A review of a common self-regulatory failure. Psychology, 5(13):1488-1502.

Rumiani (2006). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan stres mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(2):37-48.

Salehan M, Neghaban A (2013). Social networking on smartphone: When mobile phone become addictive. Computers in Human Behavior, 34:2632-2639.

Semiun Y (2010). Neurosis. Dalam: Semium (eds). Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius, pp: 335-352

Steel P (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin. 133(1):65–94.

Ursia NR, Siaputra IB, Sutanto N (2013). Prokrastinasi akademik dan self-control pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Makara Seri
Sosial Humaniora, 17(1): 1-18.

Van Deursen AJ, Bolle CL, Hegner SM, Kommers PA (2015). Modeling habitual and addictive smartphone behavior: The role of smartphone usage types, emotional
intelligence, social stress, self-regulation, age, and gender. Computers in human behavior, 45:411-420.

Wolters CA (2003). Understanding procrastination from a self-regulated learning perspective. Journal of Educational Psychology, 95(1):179-187.
Zakiyah N, Hidayati FNR, Setyawan I (2010). Hubungan antara penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik siswa sekolah berasrama SMP N 3 Jombang.
Jurnal Psikologi.8(2): 156-167.

Deskyanty, G. 2009. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Magister Profesi Psikologi UII. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Yogyakarta : Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Dewi, E.N., & Rustam, A. 2008. Perbedaan Kecemasan Menghadapi SPMB Antara Siswa Kelas Akselerasi dengan Kelas Reguler. Jurnal Manahasa, 55-65.

Ferrari, J.R., Johnson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination and Task Avoidance. New York : Plenum Press.

Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol 3, no 2, 37-48.
LAMPIRAN EC
(ETHICAL CLEARANCE)
INFORMED CONSENT
KUESIONER TMAS
KUESIONER PROKRASTINASI AKADEMIK

Anda mungkin juga menyukai