Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA


TINGKAT AKHIR

Arina Mujahidah, Mudjiran


Universitas Negeri Padang
email: arina.mujahidah26@gmail.com

Abstract: The correlation between fear of failure and academic procrastination in final year
students. This study aims to examine the correlation between fear of failure and academic
procrastination in final year students. The design of this study is quantitative correlational,
with the study population namely final level students at the Psychology Department, Padang
State University. The sampling technique used was purposive sampling, with the number of
study participants as many as 100 people. Data collection was carried out using an academic
procrastination scale consisting of 47 items and a scale of fear of failure that was modified
from Conroy's Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) with 48 items. The analysis
technique used is product moment correlation. The results showed that r xy = -0.616 and p=
0.000 (p<0.01), which meant that there was a very significant negative correlation between
fear of failure and academic procrastination in final year students.

Keywords: Academic procrastination, fear of failure, final year students.

Abstrak: Hubungan antara ketakutan akan kegagalan dengan prokrastinasi akademik


pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara
ketakutan akan kegagalan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir.
Desain penelitian ini adalah kuantitatif korelasional, dengan populasi penelitian yaitu
mahasiswa tingkat akhir di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah partisipan penelitian
sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala prokrastinasi
akademik yang terdiri dari 47 item dan skala ketakutan akan kegagalan yang di modifikasi dari
Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) dari Conroy dengan jumlah item sebanyak
48 butir. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil penelitian
menunjukkan r xy = -0,616 dan p=0.000 (p<0,01), yang berarti terdapat hubungan negatif sangat
signifikan antara ketakutan akan kegagalan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
tingkat akhir.

Kata kunci: Prokrastinasi akademik, ketakutan akan kegagalan, mahasiswa tingkat akhir.
PENDAHULUAN
Mahasiswa tingkat akhir merupakan Dr. Bagus Saputra, S.Psi. (dalam Ubaya
mahasiswa yang dituntut untuk menyelesaikan News, 2011) yang merupakan dosen Fakultas
berbagai tugas sebagai syarat kelulusan, salah Psikologi Universitas Surabaya mengatakan
satunya adalah tugas skripsi. Banyak bahwa paling sedikit 100 ribu mahasiswa
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi melakukan penundaan terhadap skripsi tiap
merasa diberi beban yang berat. Hal itu semesternya. Muyana (2018) dalam
mengakibatkan kesulitan-kesulitan yang penelitiannya menunjukkan hasil bahwa semua
dirasakan berkembang menjadi perasaan mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik.
negatif yang akhirnya dapat menimbulkan Hal ini menunjukkan bahwa prokrastinasi
keputusan untuk tidak menyelesaikan akademik merupakan salah satu fenomena
skripsinya dalam kurun beberapa waktu yang melekat di kalangan mahasiswa.
(Mu’tadin, 2002). Fenomena penundaan terhadap tugas
Perilaku menunda pengerjaan tugas skripsi juga dapat terlihat pada mahasiswa
skripsi termasuk dalam perilaku penundaan Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang.
terhadap tugas akademik yang disebut dengan Hasil wawancara peneliti terhadap salah satu
prokrastinasi akademik, Ferrari (dalam Setyadi pimpinan jurusan menunjukkan bahwa tidak
& Mastuti, 2014). Ellis dan Knaus (dalam tercapainya target jurusan untuk jumlah
Solomon & Rothblum, 1984) memperkirakan wisudawan di periode September 2018.
bahwa 85 persen mahasiswa melakukan Dimana target utamanya adalah mahasiswa-
prokrastinasi. Banyak peneliti yang telah mahasiswa tingkat akhir yang sudah menginjak
mengkaji presentase perilaku penundaan tugas masa pendidikan melebihi empat tahun dapat
di bidang akademis pada mahasiswa mulai 46 wisuda dan mahasiswa tingkat akhir dapat
persen sampai 95 persen, sehingga hasil final lulus masa pendidikan empat tahun dengan
menunjukkan hampir 70 persen dari persentase 35-40 persen, namun target tersebut
mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik tidak tercapai yakni hanya 24 persen jauh dari
(Solomon & Rothblum; Ellis & Knaus; dalam target yang ditetapkan (TU Psikologi UNP,
Basri, 2017). Hasil penelitian ini juga 2018).
menunjukkan bahwa mahasiswa lebih banyak Asri dan Dewi (2014), dan Van Wyk
melakukan penundaan terhadap tugas menulis (dalam Ningmastutik, 2017) dalam hasil
salah satunya yaitu tugas skripsi. penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat
beberapa faktor penyebab seseorang perilaku penundaan, (Burka & Yuen dalam
melakukan prokrastinasi, salah satu Ningmastutik, 2017).
penyebabnya adalah ketakutan akan Ketakutan akan kegagalan tidak selalu
kegagalan. Menurut Atkinson (dalam Conroy, berujung kepada perilaku penundaan.
Kaye & Fifer, 2007) fear of failure atau Penelitian yang dilakukan oleh Jiao, Voseles,
ketakutan akan kegagalan merupakan sebuah Collins dan Onwuegbuzie (2011)
bentuk dorongan untuk menghindari kegagalan menunjukkan hasil bahwa antara faktor
terutama konsekuensi negatif kegagalan ketakutan akan kegagalan dan keengganan
berupa rasa malu, menurunnya konsep diri akan tugas (task aversiveness), faktor prediktor
individu, dan hilangnya pengaruh sosial. yang paling mempengaruhi prokrastinasi
Solomon dan Rothblum (dalam Ferrari, akademik subjek adalah keengganan akan
Johnson & McGown, 1995) mengatakan tugas (task aversiveness) bukan ketakutan akan
bahwa diperkirakan 6-14 persen dari pelajar kegagalan. Hal ini dikarenakan ketakutan akan
yang menunda-nunda juga menunjukkan kegagalan hanya dimiliki oleh beberapa
tingkat ketakutan yang tinggi terhadap karakter subjek yang memiliki target
kegagalan. pencapaian dan motivasi berprestasi yang
Ketakutan akan kegagalan dapat tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Setyadi
menyebabkan kehilangan motivasi dan dan Mastuti (2014) menunjukkan hasil bahwa
berujung kepada ketidakinginan dalam pada siswa yang melakukan prokrastinasi, 36,9
mengerjakan tugas akademik khususnya tugas persen dari mereka menunjukkan ketakutan
yang paling dianggap sulit yakni tugas akhir akan kegagalan yang tinggi dimana mereka
skripsi, Nainggolan (dalam Sebastian, 2013). juga menunjukkan motivasi berprestasi dalam
Mahasiswa mempersepsikan bahwa dengan katergori tinggi pula. Berdasarkan beberapa
menunda dan menjauhi tugas skripsi maka paparan fenomena, hasil penelitian serta
ketakutan akan kegagalan yang mereka melihat berbagai konsekuensi negatif yang
rasakan dapat berkurang dengan menjauhi ditimbulkan maka peneliti tertarik untuk
sumber ketakutan tersebut. Pola pemikiran meneliti mengenai “hubungan antara ketakutan
takut gagal pada mahasiswa yang sedang akan kegagalan dengan prokrastinasi akademik
menyelesaikan skripsi membuat mereka pada mahasiswa tingkat akhir di Jurusan
cenderung menganggap stress yang dialami Psikologi Universitas Negeri Padang.”
saat proses penyelesaian skripsi sebagai hal
yang negatif dan menyebabkan timbulnya METODE
Penelitian ini menggunakan metode Sementara pada skala ketakutan akan
kuantitatif dengan desain penelitian kegagalan didapatkan 48 item valid dengan
korelasional. Adapun variabel dalam penelitian koefisien korelasi item bergerak antara 0,311-
ini adalah prokrastinasi akademik sebagai 0,719 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,748.
variabel terikat dan ketakutan akan kegagalan Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi
sebagai variabel bebas. Sedangkan populasi product moment.
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
tingkat akhir di Jurusan Psikologi Universitas HASIL DAN PEMBAHASAN
Negeri Padang. Sampel penelitian berjumlah
100 orang dengan menggunakan teknik Hasil
purposive sampling dengan kriteria mahasiswa Sampel dalam penelitian ini berjumlah
tingkat akhir angkatan 2013, 2014, dan 2015, 100 orang responden. Berdasarkan jenis
dan memiliki Indeks Kumulatif (IPK) minimal kelamin, 17 orang berjenis kelamin laki-laki
3.00. dengan persentase 17% dan 83 orang berjenis
Pengumpulan data dilakukan dengan kelamin perempuan dengan persentase 83%.
menggunakan skala prokrastinasi akademik Berdasarkan tahun masuk, 4 orang adalah
item dan skala ketakutan akan kegagalan yang mahasiswa jurusan psikologi angkatan 2013
di modifikasi dari Performance Failure dengan persentase 4%, 14 orang adalah
Appraisal Inventory (PFAI) dari Conroy, mahasiswa jurusan psikologi angkatan 2014
Poczwardowski & Henschen, (2001). Kedua dengan persentase 14%, dan 82 orang adalah
instrumen telah diuji coba kepada 113 orang mahasiswa jurusan psikologi angkatan 2015
mahasiswa sehingga didapatkan validitas dan dengan persentase 82%. Dengan persentase
reliabilitasnya. Pada skala prokrastinasi dimana jumlah responden angkatan 2015 lebih
akademik didapatkan 47 item valid dengan banyak dari pada responden angkatan 2013 dan
koefisien korelasi item bergerak antara 0,252- 2014. Berikut tabel deskripsi data dalam
0,740 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,913. penelitian ini.

Tabel 1. Rerata Hipotetik dan Rerata Empiris Skala Prokrastinasi Akademik dan Ketakutan akan
Kegagalan
Skor Hipotetik Skor Empiris
Variabel
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Prokrastinasi Akademik 0 188 94 31.3 12 133 69.75 24.83
Ketakutan akan Kegagalan 0 192 96 32 5 176 95.25 30.16
Berdasarkan tabel di atas, dapat (21%) berada dikategori rendah dan (74%)
diketahui deskripsi data dalam penelitian ini berada pada kategori sedang. Selanjutnya pada
dilihat dari rerata hipotetik dan rerata empiris aspek kesenjangan waktu antara rencana dan
dari variabel prokrastinasi akademik dan kinerja aktual (45%) berada dikategori rendah
ketakutan akan kegagalan. Rerata empiris dari dan (54%) berada pada kategori sedang. Aspek
variabel prokrastinasi akademik lebih kecil melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan
dari pada rerata hipotetiknya yaitu 69.75 (45%) berada dikategori rendah, dan (54%)
berbanding 94, berarti rata-rata sampel dalam berada pada kategori sedang.
penelitian ini memiliki perilaku prokrastinasi Berdasarkan hasil kategori skala
akademik lebih rendah dibandingkan ketakutan akan kegagalan dan distribusi skor
populasinya. Selanjutnya, rerata empiris dari subjek diperoleh bahwa rata-rata subjek juga
variabel ketakutan akan kegagalan terlihat berada pada kategori sedang cenderung tinggi
tidak jauh berbeda dari rerata hipotetiknya yakni sebanyak 68 orang (68%) sedang dan 18
yaitu 95.25 berbanding 96, berarti rata-rata orang (18%) tinggi. Kemudian skor ketakutan
sampel dalam penelitian ini memiliki akan kegagalan di kategori sedang pada
ketakutan akan kegagalan yang tidak jauh masing-masing aspek, yaitu aspek ketakutan
berbeda dari pada populasinya. akan penghinaan dan rasa malu (60%), aspek
Masing-masing variabel dan aspeknya ketakutan akan penurunan estimasi diri
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu individu (59%), aspek ketakutan akan
rendah, sedang, dan tinggi. Pada variabel hilangnya pengaruh sosial terdapat (72%),
prokrastinasi akademik, rata-rata subjek berada aspek ketakutan akan ketidakpastian masa
di kategori cenderung rendah yakni sebanyak depan (61%), dan aspek ketakutan akan
52 orang (52%) dalam kategori sedang dan 45 mengecewakan orang yang penting (55%).
orang (45%) dalam kategori rendah. Kemudian berdasarkan skor ketakutan akan
Berdasarkan aspeknya rata-rata subjek kegagalan berdasarkan jenisnya menunjukkan
penelitian berada di kategori cenderung rendah hasil bahwa rata-rata subjek penelitian berada
pada masing-masing aspek prokrastinasi di kategori sedang pada masing-masing jenis,
akademik yaitu aspek penundaan untuk yaitu ketakutan akan kegagalan menyelesaikan
memulai dan menyelesaikan skripsi (42%), skripsi tepat waktu (73%) dan ketakutan akan
dan (51%) berada pada kategori sedang. Aspek kegagalan menyelesaikan skripsi yang
keterlambatan dalam mengerjakan skripsi berkualitas baik (67%).
Uji asumsi dilakukan sebelum uji nol (H 0 ) diterima dan hipotesis kerja (H a )
hipotesis. Uji asumsi yang dilakukan antara ditolak.
lain uji normalitas dan uji linearitas. Hasil uji
normalitas yang di dapat pada variabel Pembahasan
prokrastinasi akademik K-SZ yang diperoleh Penelitian ini menunjukkan bahwa
sebesar 0,677 dengan p=0,749 (p>0,05) yang terdapat hubungan negatif yang signifkan
menandakan data berdistribusi normal. antara ketakutan akan kegagalan dengan
Sedangkan untuk variabel ketakutan akan prokrastinasi akademik mahasiswa tingkat
kegagalan diperoleh hasil K-SZ sebesar 0,729 akhir di Jurusan Psikologi Universitas Negeri
dengan p=0,662 (p>0,05) yang menandakan Padang. Taraf korelasi penelitian ini
bahwa data pada variabel ini terdistribusi berdasarkan Sugiyono (2013) berada pada taraf
secara normal. Dengan demikian asumsi signifikansi kategori kuat, artinya terdapat
normalitas telah terpenuhi. Sementara pada uji hubungan yang kuat antara ketakutan akan
linearitas, diperoleh nilai F=0,848 dan nilai kegagalan dengan prokrastinasi akademik.
p=0,041 (p<0,05) sehingga asumsi linearitas Adapun seberapa besar pengaruh yang
dalam penelitian ini terpenuhi. diberikan oleh ketakutan akan kegagalan
Hasil analisis korelasi mengenai terhadap prokrastinasi akademik yaitu kurang
hubungan ketakutan akan kegagalan dengan dari empat puluh persen dan sisanya
prokrastinasi akademik diperoleh koefisien dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi
korelasi (r) sebesar -0,616 dan p=0,000 (p< fisik, karakteristik kepribadian, faktor kognitif,
0,01) bahwa terdapat korelasi negatif yang kepercayaan diri dan motivasi, persepsi
sangat signifikan antara ketakutan akan terhadap masa depan, serta kondisi lingkungan
kegagalan dengan prokrastinasi akademik. Hal sosial (Ferrari, Johnson & McGown, 1995).
ini berarti semakin tinggi ketakutan akan Hasil penelitian ini bertentangan dengan
kegagalan mahasiswa tingkat akhir maka teori dari Solomon dan Rothblum (dalam
semakin rendah prokrastinasi akademik Ferrari, Johnson & McGown, 1995) mengenai
terhadap skripsi, begitupun apabila semakin prokrastinasi akademik yang mengatakan
rendah ketakutan akan kegagalan mahasiswa bahwa pelajar dengan ketakutan akan
tingkat akhir maka semakin tinggi kegagalan merupakan salah satu faktor
prokrastinasi akademik terhadap skripsi. individu melakukan perilaku prokrastinasi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan
sebaliknya bahwa mahasiswa tingkat akhir akademik yaitu aspek kesenjangan waktu
yang memiliki ketakutan akan kegagalan tidak antara rencana dan kinerja aktual dalam
akan menghambat mereka dalam mengambil mengerjakan skripsi. Artinya mahasiswa
resiko intelektual, mencapai prestasi, ataupun cenderung tidak mengalami kesulitan untuk
dalam menerima tantangan yang sulit. mengerjakan skripsi sesuai dengan batas waktu
Ketakutan akan kegagalan tidak mencegah yang telah ditentukan sebelumnya baik yang ia
mereka dalam mengambil resiko intelektual tentukan sendiri maupun yang ditentukan oleh
dan menerima tantangan yang sulit, sehingga dosen, dan tidak mengalami keterlambatan
hal itu tidak akan mengganggu proses memenuhi deadline seperti pengumpulan
penyelesaian tugas skripsi demi mencapai revisi skripsi yang telah ditentukan sesuai
tujuan mereka. Mereka menganggap kegagalan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya
sebagai suatu tantangan bagi dirinya sendiri. (Asri & Dewi, 2014).
Kegagalan atau kesalahan yang diperbuat juga Aspek rendah lainnya yang dimiliki
dapat memberikan manfaat karena mereka mahasiswa adalah aspek melakukan aktivitas
dapat belajar dari kesalahan tersebut. Hal ini yang lebih menyenangkan. Artinya mahasiswa
sesuai dengan hasil penelitian Setyadi dan tingkat akhir di Jurusan Psikologi UNP
Matstuti (2014) bahwa dengan memiliki cenderung menggunakan waktu yang mereka
ketakutan akan kegagalan pelajar bisa berusaha miliki untuk menyelesaikan tugas skripsi
memperbaiki agar tidak mengalami kegagalan dibandingkan melakukan aktivitas lain yang
yang sama di kemudian hari. Dengan perasaan dipandang lebih menyenangkan dan
ketakutan akan kegagalan mampu mendorong mendatangkan hiburan, seperti membaca
keinginan mereka untuk berhasil dalam proses (koran, majalah, atau buku cerita lainnya),
belajar. Oleh karena itu, perasaan takut akan nonton, berbincang, jalan, mendengarkan
kegagalan belum tentu dapat mendorong musik, dan sebagainya, sehingga menyita
mereka untuk melakukan prokrastinasi waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas
akademik ataupun mengganggu proses skripsi yang harus segera dituntaskan.
penyelesaian tugas. Penelitian yang dilakukan oleh Orellana-
Pengukuran prokrastinasi akademik Damacela, Tindalem& Suarez-Balcazar,
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (2000) menemukan bahwa mahasiswa yang
aspek yang paling rendah dibandingkan tidak menunjukkan perilaku prokrastinasi lebih
dengan tiga aspek lainnya dalam prokrastinasi mampu mengontrol diri untuk tetap fokus
dalam penyelesaian tugas dan dapat menahan penelitian ini cenderung tidak memerlukan
keinginan melakukan kegiatan yang waktu yang lebih lama daripada waktu yang
menyenangkan di waktu luang. dibutuhkan pada umumnya. Mereka tidak
Aspek prokrastinasi akademik yang menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
cukup rendah berikutnya yang dimiliki mempersiapkan diri secara berlebihan, tidak
mahasiswa yaitu penundaan untuk memulai melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan
dan menyelesaikan skripsi. Tidak terlalu dalam penyelesaian tugas skripsi karena dapat
banyak mahasiswa yang menunda-nunda memperhitungkan keterbatasan waktu yang
untuk mulai mengerjakan skripsi atau dimilikinya. Tindakan tersebut membantu
menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai mahasiswa berhasil menyelesaikan revisi
tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan skripsi secara memadai. Hal ini sesuai dengan
sebelumnya. Hal ini dikarenakan mahasiswa hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri dan
tersebut mengetahui bahwa skripsi merupakan Dewi (2014) bahwa kelambanan, dalam arti
tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu. lambannya kerja seseorang dalam melakukan
Hal ini juga dikarenakan motivasi dari luar suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama
seperti banyaknya mahasiswa lain yang sudah dalam prokrastinasi akademik. Apabila
seminar yang mendorong mahasiswa untuk individu mampu mengurangi kelambanan
tidak menunda. Hal ini sesuai dengan hasil dalam bekerja dapat membantu individu
penelitian Sebastian (2013) bahwa seseorang tersebut menyelesaikan tugas tepat waktu.
akan mengurangi tindakan penundaan apabila Pengukuran ketakutan akan kegagalan
ada motivasi atau dorongan-dorongan dari luar dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan aspek ketakutan akan mengecewakan orang
teman sebaya. yang penting pada mahasiswa tingkat akhir
Aspek keterlambatan dalam jika gagal dalam pengerjaan skripsi lebih tinggi
mengerjakan skripsi merupakan aspek yang bila dibandingkan dengan empat aspek
cukup tinggi dimiliki mahasiswa dibandingkan ketakutan akan kegagalan yang lainnya.
tiga aspek prokrastinasi akademik lainnya. Artinya mahasiswa memiliki ketakutan yang
Artinya beberapa subjek dalam mengerjakan cukup tinggi akan mengecewakan dan
skripsi membutuhkan waktu yang cukup lama mendapat kritikan dari orang-orang yang
dalam proses memulai dan menyelesaikan dianggapnya penting dalam hidunya apabila
skripsi. Namun sebagaian besar subjek dalam gagal dalam menyelesaikan skripsi nanti.
Seperti orang tua misalnya. Hal ini kemudian yang telah dipersiapkannya untuk masa depan,
akan berdampak pada performansi mahasiswa baik jangka pendek maupun jangka panjang
dalam mengerjakan skripsi. Hal ini sesuai (Conroy, Kaye & Fifer, 2007).
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aspek ketakutan akan kegagalan
Setyadi dan Mastuti (2014) bahwa ketakutan berikutnya yang dimiliki mahasiswa tingkat
akan mengecewakan orang lain yang penting akhir yaitu ketakutan akan penurunan estimasi
dalam hidup kerap menjadi ketakutan terbesar diri jika gagal menyelesaikan skripsi. Tidak
yang dimiliki mahasiswa tingkat akhir jika ia terlalu banyak mahasiswa yang memiliki aspek
gagal menyelesaikan suatu tugas. ketakutan ini dibandingkan tiga aspek
Aspek ketakutan yang cukup tinggi sebelumnya. Artinya ada beberapa mahasiswa
berikutnya adalah ketakutan akan penghinaan yang beranggapan bahwa jika ia gagal
dan rasa malu. Artinya mahasiswa tingkat menyelesaikan skripsi ia akan memiliki rasa
akhir di Jurusan Psikologi UNP cenderung kurang dan tidak mampu dalam diri seperti
memiliki ketakutan akan mempermalukan diri merasa tidak cukup pintar, berbakat, dan
sendiri yang tinggi, apalagi jika banyak orang berkompeten. Hasil penelitian Rahmat dan
yang mengetahui kegagalannya dalam Hartiani (2013) mengatakan bahwa untuk
menyelesaikan skripsi. Dimana mahasiswa mengatasi rasa ketakutan akan kegagalan,
kerap kali merasakan kecemasan terhadap apa mahasiswa memerlukan kepercayan diri yang
yang orang lain pikirkan tentang dirinya terkait memadai agar merasa mampu untuk
dengan rasa malu dan penghinaan yang akan melakukan tugas dan terhindar dari kegagalan.
diperoleh ketika mengalami kegagalan dalam Aspek ketakutan akan kegagalan
penyelesaian tugas skripsi (Conroy, Kaye & terendah yang dimiliki mahasiswa tingkat
Fifer, 2007). akhir adalah ketakutan akan hilangnya
Ketakutan yang cukup tinggi berikutnya pengaruh sosial. Beberapa mahasiswa tingkat
pada mahasiswa tingkat akhir yaitu aspek akhir menunjukkan ketakutan akan hilangnya
ketakutan akan ketidakpastian masa depan. pengaruh sosial jika gagal dalam
Tidak sedikit mahasiswa yang menganggap menyelesaikan skripsi. Artinya ada mahasiswa
bahwa masa depannya akan menjadi tidak pasti yang memiliki ketakutan akan penilaian orang
apabila ia gagal dalam menyelesaikan skripsi. lain terhadap dirinya jika ia gagal
Mereka percaya bahwa kegagalan dalam menyelesaikan skripsi. Mereka takut apabila
menyelesaikan skripsi akan merubah rencana dirinya gagal dalam menyelesaikan skripsi
akan menyebabkan orang lain yang penting disimpulkan bahwa:
tidak akan peduli lagi padanya, cenderung 1. Prokrastinasi akademik mahasiswa tingkat
menjauhinya, tidak mau menolongnya. Mereka akhir di Jurusan Psikologi Universitas
merasa nilai dirinya akan menurun di mata Negeri Padang berada pada taraf cenderung
orang lain di lingkungan sosial jika mereka rendah. Artinya mahasiswa cenderung
gagal menyelesaikan skripsi apalagi tidak tepat tidak menunjukkan perilaku penundaan
waktu (Rahmat & Hartiani, 2013). Hal ini terhadap pengerjaan tugas skripsi.
dikarenakan kegagalan dalam menyelesaikan 2. Ketakutan akan kegagalan yang dimiliki
skripsi tepat waktu lebih mudah diketahui mahasiswa tingkat akhir di Jurusan
orang lain dibandingkan kegagalan dalam Psikologi Universitas Negeri Padang
menyelesaikan skripsi dengan kualitas yang berada pada kategori cenderung tinggi.
baik. Walaupun begitu, aspek ini tidak banyak Artinya mahasiswa memiliki ketakutan
dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir di akan kegagalan yang cukup tinggi apabila
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang. gagal dalam menyelesaikan skripsi.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa 3. Hasil penelitian dan pengujian hipotesis,
jenis ketakutan akan kegagalan dalam maka dapat diambil kesimpulan bahwa
menyelesaikan skripsi yakni ketakutan akan terdapat hubungan negatif yang sangat
kegagalan dalam menyelesaikan skripsi tepat signifikan antara ketakutan akan kegagalan
waktu dan ketakutan akan kegagalan dalam dengan prokrastinasi akademik pada
menyelesaikan skripsi dengan kualitas yang mahasiswa tingkat akhir di Jurusan
baik sama-sama dalam kategori sedang. Psikologi Universitas Negeri Padang.
Artinya mahasiswa memiliki ketakutan akan Artinya semakin tinggi ketakutan akan
kegagalan yang sama-sama sedang baik jika kegagalan mahasiswa maka semakin
gagal menyelesaikan tepat waktu maupun rendah prokrastinasi akademik terhadap
gagal menyelesaikan dengan kualitas yang skripsi dan semakin rendah ketakutan akan
baik. kegagalan mahasiswa maka semakin tinggi
prokrastinasi akademik terhadap skripsi.
SIMPULAN DAN SARAN Adapun pengaruh ketakutan akan
kegagalan terhadap prokrastinasi akademik
Simpula mahasiswa yaitu kurang dari empat puluh
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat persen, yang berarti prokrastinasi
akademik pada mahasiswa tingkat akhir di a. Bagi subjek, untuk dapat tetap
Jurusan Psikologi Universitas Negeri mempertahankan perilaku tidak
Padang juga di pengaruhi oleh faktor lain menunda terhadap tugas skripsi dengan
selain ketakutan akan kegagalan. menjadikan rasa ketakutan akan
kegagalan sebagai faktor pendorong
Saran penyelesaian skripsi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan b. Bagi dosen khususnya dosen
maka dapat diberikan saran baik teoritis pembimbing diharapkan untuk
maupun praktis, antara lain: memberikan bimbingan kepada
1. Saran Teoritis mahasiswa tingkat akhir agar tetap
Bagi peneliti lain, penilitan ini dapat mampu mengatasi rasa ketakutan akan
dijadikan dasar teoritis lanjutan untuk kegagalan dengan tetap mengerjakan
meneliti mahasiswa tingkat akhir mengenai skripsi tepat waktu.
prokrastinasi akademik maupun ketakutan c. Bagi pimpinan jurusan terkait yakni
akan kegagalan pada populasi yang lebih Jurusan Psikologi Universitas Negeri
luas dan beragam. Serta bagi peneliti lain, Padang dapat memberikan program
disarankan untuk memperhatikan item- bimbingan terhadap mahasiswa tingkat
item alat ukur masing-masing skala akhir guna mengatasi permasalahan
terkhusus untuk modifikasi dari alat ukur terkait prokrastinasi akademik terhadap
yang sudah ada guna mengantisipasi skripsi agar jumlah mahasiswa yang
banyaknya jumlah aitem yang gugur. wisuda tepat waktu dapat bertambah.
2. Saran Praktis

DAFTAR RUJUKAN

Asri, D. N., & Dewi, N. K. (2014). HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling


Prokrastinasi akademik mahasiswa dan Dakwah Islam, 14(2), 54-77.
program studi bimbingan dan konseling
ikip pgri madiun ditinjau dari efikasi diri, Conroy, D. E., Poczwardowski, A., &
fear of failure, gaya pengasuhan orang Henschen, K. P. (2001). Evaluative
tua, dan iklim akademik. Jurnal LPPM, criteria and consequences associated
2(2), 32-37. with failure and success for elite athletes
and performing artists. Journal of
Basri, A. S. H. (2017). Prokrastinasi akademik Applied Sport Psychology, 13, 300-322.
mahasiswa ditinjau dari religiusitas.
Conroy, D. E., Kaye, M. P., & Fifer, A. M. Personality and Social Behavior, 15,
(2007). Cognitive links between fear of 225-238.
failure and perfectionism. Journal of
Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Rahmat, F., & Hartiani, F. (2013). Hubungan
Therapy, 25(4), 237-253. antara hope for success dan fear of failure
dengan prokrastinasi pada mahasiswa
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McGown, W. universitas indonesia dalam mengerjakan
G. (1995). Procrastination and task skripsi. Naskah Publikasi. Universitas
avoidance: Theory, research, and Indonesia, Jakarta.
treatment. New York, NY: Plenum Press.
Sebastian, I. (2013). Hubungan antara fear of
Jiao, Q. G., Voseles, D. A., Collins, K. M. T., failure dan prokrastinasi akademik.
& Onwuegbuzie, A. J. (2011). Academic Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
procrastination and the performance of Surabaya, 2(1), 1-8.
graduate-level cooperative groups
research methods courses. Journal of the Setyadi, P., & Mastuti, E. (2014). Pengaruh
Scholarship of Teaching and Learning, fear of failure dan motivasi berprestasi
11(1), 119-138. terhadap prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang berasal dari program
Mu’tadin, Z. (2002). Kesulitan menulis skripsi. akselerasi. Jurnal Psikologi Pendidikan
[Online Journal] [diunduh pada 6 Juni dan Perkembangan, 3(01), 12-20.
2016]. Tersedia dari: http://www.e-
psikologi.com/lain-lain/zainun.htm. Solomon, L. J., & Rothblum, E.D. (1984).
Academic procrastination: Frequency
Muyana, S. (2018). Prokrastinasi akademik and cognitive-behavioral correlates.
Journal of Counseling Psychology,
dikalangan mahasiswa program studi
31(4), 503-509.
bimbingan dan konseling. Jurnal Ilmiah
Counsellia, 8(1), 45-52. Sugiyono. (2013). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Ningmastutik, B. P. (2017). Hubungan antara Bandung: Alfabeta.
takut gagal dengan prokrastinasi skripsi
pada mahasiswa fakultas teknik elektro TU Psikologi UNP. (2018). Data Wisudawan
universitas kristen satya wacana. Skripsi. Periode September 2018. Bukittinggi.
Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga. Ubaya News. (2011). Orang Indonesia Suka
Menunda-nunda Pekerjaan. Diambil 5
Orellana-Damacela, L. E., Tindale, R. S., & November 2018
Suarez-Balcazar, Y. (2000). The impact dari http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news
of self-descrepancies on people's _detail/668/Orang-Indonesia-Suka-
tendency to procrastinate. Journal of Menunda-nunda-Pekerjaan.html.

Anda mungkin juga menyukai